Dokumen tersebut membahas tentang desain pengembangan kurikulum operasional madrasah yang meliputi 6 komponen utama yaitu: 1) Analisis karakteristik madrasah, 2) Menyelaraskan visi, misi, dan tujuan madrasah, 3) Pengorganisasian pembelajaran, 4) Perencanaan pembelajaran, 5) Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional, 6) Lampiran. Dokumen ini memberikan panduan bagi madrasah dalam menyusun k
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Â
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
02. DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM OPERASIONAL MADRASAH-ZURNI.pptx
1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
DESAIN PENGEMBANGAN
KURIKULUM OPERASIONAL MADRASAH (KOM)
Diadaptasi Oleh : Dra. Ida Safiaturahma, M.Pd.I
Pokjawas Madrasah Nasional
2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 2
PENGALAMAN PROFESIONAL:
ī Master Trainer PKB tahun 2017
ī Juara 1 Anugerah Pengawas Berprestasi Nasional Tahun 2019
ī Short Course Pendidikan di Turki Tahun 2019
ī Tim Penyusun Pedoman dan Modul Pengawas, Juknis, Panduan
ī Instruktur Nasional PKB
ī Asesor BAN SM
ī Tim Penyusun Kurikulum Merdeka
ī Tim Pengembang PKB
ī Pengurus Pokjawas Provinsi Jawa Timur
ī Pengurus Pokjawas Nasional
ī Fasilitator Nasional Moderasi Beragama
ī Penggerak Agen Moderasi Beragama Perempuan Kemenag Kab. Trenggalek
ī Juara 1 Perempuan Inspiratif Pembangunan 2022 Jawa Timur
NAMA : Dra. Ida Safiaturahma, M.Pd.I
Jabatan : Pengawas Sekolah Madya
Intansi : Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lamongan
No WA : 082139303035
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA
Memahami
Pengembangan
Projek Penguatan
Pelajar Pancasila
dan Profil Pelajar
Rahmatan lil
Alamin
Memahami
Pengembangan
Kurikulum
Operasional
Madrasah
Memahami
Pembelajar
an dan
Asesmen
Memahami
Garis Besar
Kurikulum
Merdeka
6. Prinsip
pengembangan
kurikulum
operasional di
Madrasah
1. Berpusat pada peserta didik, pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,
kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil
Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil aalamiin selalu menjadi rujukan pada
semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional madrasah.
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,
konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus MA Kejuruan
dan Katerampilan), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik
berkebutuhan khusus (khusus Inklusi)
3. Esensial, semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemegang
kepentingan tentang kurikulum yang digunakan Madrasah dapat diperoleh di dokumen
tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang
sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran
Kepmendikbud, Keputusan Menteri Agama, Kepdirjen Pendis seperti CP, struktur, dll.,
dalam dokumen kurikulum operasional
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum oerasionam
madrasah melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan
antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK,
di bawah koordinasi dan supervisi kantor kementerian agama yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
7. Prinsip
pengembangan
kurikulum
operasional di
Madrasah
1. Berpusat pada peserta didik, pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,
kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil
Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil aalamiin selalu menjadi rujukan pada
semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional madrasah.
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,
konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus MA Kejuruan
dan Katerampilan), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik
berkebutuhan khusus (khusus Inklusi)
3. Esensial, semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemegang
kepentingan tentang kurikulum yang digunakan Madrasah dapat diperoleh di dokumen
tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang
sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran
Kepmendikbud, Keputusan Menteri Agama, Kepdirjen Pendis seperti CP, struktur, dll.,
dalam dokumen kurikulum operasional
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum oerasionam
madrasah melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan
antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK,
di bawah koordinasi dan supervisi kantor kementerian agama yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
8.
9.
10. 10
P ulau Cukir
P o r o s
Alief Desain
Komponen Kurikulum Operasional Pada Satuan Pendidikan
05
Pendampinga
n & Evaluasi
04
Rencana
Pembelajara
n
03
Pengorganis
asian
Pembelajara
n
02
Visi, Misi
dan
Tujuan
01
Karakteristik
Satuan
Pendidikan
01
Lampiran
06
11. 11
P ulau Cukir
P o r o s
Alief Desain
Analisis Karakteristik Madrasah
Analisis
karakteristik
madrasah
Dari analisis konteks terhadap data/ kondisi riil saat ini, dirumuskan karakteristik
madrasah yang menggambarkan keunikan madrasah dalam hal Peserta didik,
Sosial Budaya, Guru dan TenagaKependidikan, Kemitraan madrasah
ī§ Melibatkan perwakilan warga madrasah.
ī§ Menggunakan data yang diperoleh dari situasi nyata kondisi madrasah.
ī§ Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan,
pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data.
ī§ Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk
mengembangkan strategi atau solusi.
Komponen.
1
ī§ Kuesioner
ī§ Wawancara
ī§ Diskusi kelompok terpimpin (FGD)
ī§ Observasi
Prinsip analisis
karakteristik
madrasah
Cara
pengumpulan
data
16. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 16
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Madrasah menyusun pembelajaran yang meliputi:
Intrakurikuler
Pembelajaran berisi muatan
mata pelajaran dan muatan
tambahan lainnya jika ada
(mulok), penetapan konsentrasi,
penetapan mata pelajaran yang
akan diujikan utk MA Kejuruan
dan MA Plus Keterampilan
Kokurikuler
Projek penguatan profil pelajar Pancasila
rahmatan lil aalamin
Kegiatan kokurikuler yang dirancang terpisah
dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya
pencapaian kompetensi dan karakter sesuai
dengan profil pelajar Pancasila, atau dapat
dirancang secara terpadu dengan intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler
Kegiatan kurikuler yang
dilakukan di luar jam belajar di
bawah bimbingan dan
pengawasan satuan
pendidikan. Tujuan untuk
mengembangkan minat bakat,
kemampuan, kepribadian,
Kerjasama, mandiri peserta
didik
17. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 17
Komponen 3: Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan secara
terintegrasi
03
â Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata
pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching).
â Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk
merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen
untuk suatu pembelajaran yang terpadu.
â Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan
Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi.
Pendekatan tematik
02
â Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi
kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
â Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema.
â MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran
menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.
Pendekatan mata
pelajaran
01
â Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu
mapel dengan mapel lainnya.
â Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu,
dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang
ditetapkan oleh masing-masing madrasah
berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.
Pendekatan secara
bergantian dalam blok
waktu terpisah
04
â Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan
berbagai macam pengelompokkan.
â Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPAS akan
diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam semester 1. Contoh lain,
mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan
Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah.
18. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 18
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran meliputi:
1. Ruang lingkup Madrasah- Perumusan dan penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran atau silabus mata
pelajaran berfungsi mengarahkan Madrasah dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi
pembelajaran secara keseluruhan sehingga Capaian Pembelajaran dapat diperoleh secara sistematis,
konsisten, dan terukur.
2. Ruang lingkup kelas -penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanan pembelajaran. Untuk dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, madrasah dapat menggunakan,
memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan
beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang
mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
MA Kejuruan/MA Plus Keterampilan dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
Memahami Capaian
Pembelajaran (CP)
Merumuskan Tujuan
Pembelajaran (TP)
Merancang
Pembelajaran
Menyusun Alur
Tujuan
Pembelajaran (ATP)
dari TP
19. 19
P ulau Cukir
P o r o s
Alief Desain
KOMPONEN Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan
Profesional
5
20. 20
P ulau Cukir
P o r o s
Alief Desain
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan
Profesional
Evaluasi
īļ Merumuskan evaluasi pembelajaran untuk mengukur keberhasilan
pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran
īļ Melakukan diskusi dengan sesama pendidik terkait strategi
pembelajaran yang sudah dilakukan dan kendala-kendala yang
dihadapi
īļ Untuk satuan pendidikan yang sudah menyusun KOSP sebelumnya bisa
melakukan evaluasi dokumen KOSP yang sudah disusun.
Pendampingan
dan
Pengembangan
Profesional
īļ Kepala madrasah atau pengawas memberikan pendampingan dengan
strategi coaching untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
īļ Membuat jadwal diskusi untuk memperoleh solusi atas kendala-kendala
yang dihadapi.
21. 21
P ulau Cukir
P o r o s
Alief Desain
Prinsip
Evaluasi
ī§ Evaluasi Pembelajaran dilakukan secara mandiri dan
berkala oleh Madrasah agar
ī§ Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengukur
keberhasilan pendidik dalam memfasilitasi
pembelajaran
ī§ Evaluasi kurikulum operasional Madrasah
dilakukan untuk mengukur apakah visi, misi dan
tujuan Madrasah telahtercapai terjadi peningkatan
kualitas secara berkelanjutan di Madrasah
Sasaran
evaluasi
ī§ Sasaran evaluasi pembelajaran adalah peserta
didik dan pendidik,
ī§ Sasaran evaluasi kurikulum operasional
Madrasah adalah kepala Madrasah dan pendidik
22. 22
P ulau Cukir
P o r o s
Alief Desain
Waktu
pelaksanaan
Evaluasi
ī§ Per-hari. Guru membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana
proses belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta
didik merespon proses kegiatan belajar.
ī§ Per-Unit Belajar. Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun
tim, guru bisa mereview proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan
perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar.
ī§ Per-Semester. Setelah 1 semester selesai, guru dan tim bisa melihat kontinum
ī§ pencapaian, Dialog Data.
ī§ Per-Tahun. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu tahun dan bagaimana
Sumber
informasi
evaluasi
īˇ Hasil asesmen peserta didik per unit.
īˇ Artefak peserta didik: projek peserta didik, portofolio peserta didik,
pameran karya, pertunjukan, dan sebagainya.
īˇ Survei lulusan
īˇ Refleksi proses belajar oleh pendidik Observasi kepala madrasah
ī§ Rapor Pendidikan
23. 23
P ulau Cukir
P o r o s
Alief Desain
KOMPONEN
5
Cara
mengumpulkan
Informasi
Melakukan asesmen berupa observasi dan refleksi mandiri secara individual terhadap
kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan
FGD untuk menganalisis masalah dan menarikkesimpulan, serta mengambil keputusan
untuk melakukan perbaikan.
Kuesioner peserta didik. Mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses belajar,
kualitas sarana prasarana, materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik memaknai
hasilbelajarnya
Kuesioner orang tua. Mengumpulkan persepsi orang tua
Cara
melakukan
evaluasi
īˇKolaboratif: Melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peserta didik.
īˇReflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan
berdasarkan bukti.
īˇBerdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan dari
berbagaisumber dan yang ditelaah secara seksama.
īˇBerpusat pada peserta didik: Mengedepankan kepentingan peserta didik dalam
mengambilkesimpulan maupun keputusan.
īˇFokus pada perbaikan dan pengembangan kualitas pembelajaran peserta didik.
Kapan evaluasi kurikulum operasional di satuan
pendidikan dilakukan?