SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
TUGAS
KEPERAWATAN KRITIS
DOSEN PENGAMPU : NS. DIA LIAWATI, S.KEP
KELOMPOK 4 :
1. AMRIANDA EKA RAMADHON
2. LINDA IKASARI
3. SITI HARDIYANTI
4. SUCI ANGGRAINI LESTARI
5. TITIN
MYASTENIA GRAVIS
Definisi
• Miastenia gravis (kelemahan otot yang parah) adalahmerupakan suatu penyakit
gangguan autoimun yangmengganggu sistem sambungan saraf (synaps)
atauneuromuscular junction berfungsi secara tidak normal danmenyebabkan
kelemahan otot menahun.
• Pada penderita miastenia gravis, sel antibodi tubuh ataukekebalan akan
menyerang sambungan saraf yangmengandung acetylcholine (ACh), yaitu
neurotransmiter yang mengantarkan rangsangan dari saraf satu ke saraf lainnya.
KLASIFIKASI
1.Kelompok I Myasthenia Okular
2.Kelompok II Myasthenia Umum
• Myasthenia umum ringan
• Myasthenia umum sedang
• Myasthenia umum berat
fulminan akut
lanjut
ETIOLOGI
• Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibodi yang menyerang reseptor
acetylcholine belum diketahui. Secara teoritis, gangguan ini dapat disebabkan
oleh reaksi autoimun atau gangguan pada aktivitas neurotransmiter.
• penyebab lain adalah adanya kemungkinan peranan kelenjar thymus. Hubungan
antara kelenjar thymus dan Myasthenia gravis masih belum sepenuhnya
dimengerti. Para ilmu'an percaya bahwa kelenjar thymus mungkin memberikan
instruksi yang salah mengenai produksi antibodi reseptor asetil kolin sehingga
malah menyerang transmisi neuromuskular
LANJUTAN
Pada banyak kasus, faktor penyebab penyakit Myasthenia&ravis ini masih
bersifat idiopatik atau belum jelas. Namun, ada beberapa faktor yang
diduga memicu penyakit ini,
Misalnya :
• Antibodi AChR
• Obat-obatan, antara lain: antibiotik (aminoglycosides,ampicillin), Beta-
adrenergic receptor blocking agents, Lithium, Procainamide, Verapamil,
Quinidine, Chloro/uine,anticholinergics dan timolol. Penicillamine, obat
ini didugamemicu penyakit-penyakit autoimun termasuk myasthenia
gravis
PATOFISIOLOGI
Dalam kasus Myasthenia Gravis terjadi penurunan jumlah Acetyl
Choline Receptor (AChR). Kondisi ini mengakibakan Acetyl
Choline(ACh) yang tetap dilepaskan dalam jumlah normal tidak
dapat mengantarkan potensial aksi menuju membran post-synaptic.
Kekurangan reseptor dan kehadiran ACh yang tetap pada jumlah
normal akan mengakibatkan penurunan jumlah serabut saraf yang
diaktifkan oleh impulster tentu sehingga komunikasi antara sel saraf
dan otot terganggu dan menyebabkan kelemahan dan kelelahan
otot-otot rangka akibat defisiensi reseptor asetil kolin pada
sambungan neuromuskular.
MANIFESTASI KLINIS
Myasthenia gravis ditandai dengan kelemahan pada otot, yang memburuk
digerakkan dan membaik ketika beristirahat, kemudian kelemahan otot
ke otot-otot okular, fascial dan otot-otot bulbar dalam rentang minggu sampai
bulan, gejala ini sering menjadi gejala awal dari penyakit ini.
kelopak mata turun sebelah atau layu (asimetrik ptosis)
Penglihatan ganda
Kelemahan otot pada jari-jari, tangan dan kaki
Gangguan menelan
Gangguan bicara
Dan gejala berat berupa melemahnya otot pernapasan (respiratory paralysis),
DIAGNOSIS MG
Diagnosa Myasthenia Gravis pada awalnya didasarkan pada gambaran klinis,
selain dengan melihat gambaran klinis, ada beberapa test yang dapat
dilakukan untuk diagnose penyakit ini. Test-test yang dapat dilakukan itu
antara lain :
1. Test Wartenberg
2. Test Edrophonium Chloride (Tensilon)
3. Test Single Fiber Electromyography (EMG)
4. Test Darah
5. Computed Tomography Scan (CT Scan) atau Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
6. Pulmory FunCtion Test (Test Fungsi Paru-paru)
PENATALAKSANAAN
Myasthenia Gravis bisa dikontrol dengan beberapa terapi yang ada,
yang dirasakan cukup efektif untuk membantu para penderita.
Terapi-tterapi tersebut bisa berupa :
1. Obat-obatan
• Anticholinesterase
• Corticosteroid dan Immunosuppressant
2. Tindakan medis
• Immunoglobulin
• Plasmapheresis
• Thymectomy
KOMPLIKASI
 Gagal nafas
 Krisis miastenik dan Krisis cholinergic akibat terapi yang tidak
diawasi
 Penggunaan steroid yang lama :
• Osteoporosis, katarak, hiperglikem
• Gastritis, penyakit peptic ulcer
• Pneumocystis carinii
Terima Kasih

More Related Content

Similar to ppt kelompok 4 kep kritis.pptx

Similar to ppt kelompok 4 kep kritis.pptx (20)

Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
makalah-neuropati
makalah-neuropatimakalah-neuropati
makalah-neuropati
 
Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
 
164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila
 
Ppt imun
Ppt imunPpt imun
Ppt imun
 
Modul-Fungsional-Edit.pdf
Modul-Fungsional-Edit.pdfModul-Fungsional-Edit.pdf
Modul-Fungsional-Edit.pdf
 
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITISLAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
 
SGB
SGBSGB
SGB
 
neuropati diabetik ku.ppt
neuropati diabetik ku.pptneuropati diabetik ku.ppt
neuropati diabetik ku.ppt
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
 
Ppt myelin
Ppt myelinPpt myelin
Ppt myelin
 
Askep multiplesklerosi
Askep multiplesklerosiAskep multiplesklerosi
Askep multiplesklerosi
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 
Kelainan sistem koordinasi
Kelainan sistem koordinasiKelainan sistem koordinasi
Kelainan sistem koordinasi
 
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
 
Askep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosisAskep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosis
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 

ppt kelompok 4 kep kritis.pptx

  • 1. TUGAS KEPERAWATAN KRITIS DOSEN PENGAMPU : NS. DIA LIAWATI, S.KEP KELOMPOK 4 : 1. AMRIANDA EKA RAMADHON 2. LINDA IKASARI 3. SITI HARDIYANTI 4. SUCI ANGGRAINI LESTARI 5. TITIN
  • 2. MYASTENIA GRAVIS Definisi • Miastenia gravis (kelemahan otot yang parah) adalahmerupakan suatu penyakit gangguan autoimun yangmengganggu sistem sambungan saraf (synaps) atauneuromuscular junction berfungsi secara tidak normal danmenyebabkan kelemahan otot menahun. • Pada penderita miastenia gravis, sel antibodi tubuh ataukekebalan akan menyerang sambungan saraf yangmengandung acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmiter yang mengantarkan rangsangan dari saraf satu ke saraf lainnya.
  • 3. KLASIFIKASI 1.Kelompok I Myasthenia Okular 2.Kelompok II Myasthenia Umum • Myasthenia umum ringan • Myasthenia umum sedang • Myasthenia umum berat fulminan akut lanjut
  • 4. ETIOLOGI • Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibodi yang menyerang reseptor acetylcholine belum diketahui. Secara teoritis, gangguan ini dapat disebabkan oleh reaksi autoimun atau gangguan pada aktivitas neurotransmiter. • penyebab lain adalah adanya kemungkinan peranan kelenjar thymus. Hubungan antara kelenjar thymus dan Myasthenia gravis masih belum sepenuhnya dimengerti. Para ilmu'an percaya bahwa kelenjar thymus mungkin memberikan instruksi yang salah mengenai produksi antibodi reseptor asetil kolin sehingga malah menyerang transmisi neuromuskular
  • 5. LANJUTAN Pada banyak kasus, faktor penyebab penyakit Myasthenia&ravis ini masih bersifat idiopatik atau belum jelas. Namun, ada beberapa faktor yang diduga memicu penyakit ini, Misalnya : • Antibodi AChR • Obat-obatan, antara lain: antibiotik (aminoglycosides,ampicillin), Beta- adrenergic receptor blocking agents, Lithium, Procainamide, Verapamil, Quinidine, Chloro/uine,anticholinergics dan timolol. Penicillamine, obat ini didugamemicu penyakit-penyakit autoimun termasuk myasthenia gravis
  • 6. PATOFISIOLOGI Dalam kasus Myasthenia Gravis terjadi penurunan jumlah Acetyl Choline Receptor (AChR). Kondisi ini mengakibakan Acetyl Choline(ACh) yang tetap dilepaskan dalam jumlah normal tidak dapat mengantarkan potensial aksi menuju membran post-synaptic. Kekurangan reseptor dan kehadiran ACh yang tetap pada jumlah normal akan mengakibatkan penurunan jumlah serabut saraf yang diaktifkan oleh impulster tentu sehingga komunikasi antara sel saraf dan otot terganggu dan menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot-otot rangka akibat defisiensi reseptor asetil kolin pada sambungan neuromuskular.
  • 7. MANIFESTASI KLINIS Myasthenia gravis ditandai dengan kelemahan pada otot, yang memburuk digerakkan dan membaik ketika beristirahat, kemudian kelemahan otot ke otot-otot okular, fascial dan otot-otot bulbar dalam rentang minggu sampai bulan, gejala ini sering menjadi gejala awal dari penyakit ini. kelopak mata turun sebelah atau layu (asimetrik ptosis) Penglihatan ganda Kelemahan otot pada jari-jari, tangan dan kaki Gangguan menelan Gangguan bicara Dan gejala berat berupa melemahnya otot pernapasan (respiratory paralysis),
  • 8. DIAGNOSIS MG Diagnosa Myasthenia Gravis pada awalnya didasarkan pada gambaran klinis, selain dengan melihat gambaran klinis, ada beberapa test yang dapat dilakukan untuk diagnose penyakit ini. Test-test yang dapat dilakukan itu antara lain : 1. Test Wartenberg 2. Test Edrophonium Chloride (Tensilon) 3. Test Single Fiber Electromyography (EMG) 4. Test Darah 5. Computed Tomography Scan (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) 6. Pulmory FunCtion Test (Test Fungsi Paru-paru)
  • 9. PENATALAKSANAAN Myasthenia Gravis bisa dikontrol dengan beberapa terapi yang ada, yang dirasakan cukup efektif untuk membantu para penderita. Terapi-tterapi tersebut bisa berupa : 1. Obat-obatan • Anticholinesterase • Corticosteroid dan Immunosuppressant 2. Tindakan medis • Immunoglobulin • Plasmapheresis • Thymectomy
  • 10. KOMPLIKASI  Gagal nafas  Krisis miastenik dan Krisis cholinergic akibat terapi yang tidak diawasi  Penggunaan steroid yang lama : • Osteoporosis, katarak, hiperglikem • Gastritis, penyakit peptic ulcer • Pneumocystis carinii