1. PASIR KUARSA
Bahan Galian Pasir
Sedimentasi pada hakekatnya merupakan hasil suatu interaksi antara atmosfir dan
hidrosfir pada kerak bumi. Di kerak bumi disusun oleh mineral-mineral batuan beku, mudah
sekali dirusak oleh udara dan air. Batuan beku terbentuk pada temperatur tinggi, dan kadang-
kadang juga pada tekanan tinggi sehingga tidak bisa stabil di bawah kondisi yang jauh
berbeda pada permukaan bumi. Dari mineral-mineral utama batuan beku, hanyalah kuarsa
yang paling tahan terhadap proses pelapukan. Semua mineral-mineral lainnya cenderung
untuk berubah oleh reaksi oksigen, carbonic acid dan air, sehingga terbentuklah mineral-
mineral baru yang lebih stabil di bawah kondisi baru itu. Batuan yang lapuk di remah-remah
(crumbles) di bawah efek mekanis dari erosi dan bahan-bahan tersebut ditranspot oleh angin,
air atau es serta diendapkan kembali sebagai sedimen atau tetap tinggal dalam larutan.
Persoalan pertama dalam mineralogi dari batuan ialah pecahnya secara kimiawi
beberapa mineral dan pembentukan mineral-mineral baru yang lain. Silika merupakan
pembentuk lebih dari 90% dari kerak bumi (termasuk kuarsa sebagai silikat), maka
kestabilannya di dalam lingkungan sedimentasi merupakan faktor dasar (a basic factor). Di
antara mineral-mineral silikat, terdapat perbedaan-perbedaan yang menonjol dalam
ketahanannya terhadap “chemical broak down” karena pelapukan. Dari mineral-mineral
batuan beku mineral-mineral ferromagnesium (piroksin, olivin dan lain sebagainya) lebih
mudah lapuk dari pada kuarsa; di dalam felspar group, plagioklas lebih cepat mengurai dari
pada alkali felspar.
Setiap orang mengenal pasir entah pasir yang berasal dari laut atau dari kali. Tentu
saja kegunaannya juga sangat banyak. Tanpa pasir gedung-gedung tidak dapat berdiri tegak,
tanpa pasir jembatan tidak begitu kokoh dan baik. Bahkan setiap rumah di lantainya, di
dindingnya, banyak mengandung pasir. Pasir yang akan diuraikan berikut ini adalah pasir
kuarsa dan pasir gunung api.
Pasir pada saat ini berasal bari berbagai jenis batuan seperti batuan beku, sedimen
maupun metamorf. Setiap batuan asal akan mencerminkan jenis pasir yang tersendiri. Dapat
pula pasir berasal dari satu jenis batuan asal atau lebih. Pada Tabel 8.1 diperlihatkan
terbentuknya pasir dari berbagai jenis batuan asal.
Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa di Indonesia lebih dikenal dengan nama pasir putih karena terdiri dari
yang berwarna putih. Pasir kuarsa adalah endapan letakan (placer/aluvial) terjadi dari hasil
pelapukan batuan yang banyak mengandung mineral-mineral kuarsa (SiO2) selanjutnya
mengalami transportasi alam, terbawa oleh media trasportasi (air/es) yang kemudian
terendapkan dan terakmulasi di cekungan-cekungan (danau, pantai dan lain-lain). Kristal
kuarsa yang asli di alam karena kekerasannya, tahan terhadap asam maupun basa.
2. Sebagai endapan letakan (placer) pasir kuarsa dapat berupa material-material yang
lepas-lepas sebagai pasir, dan dapat pula terus mengalami suatu proses selanjutnya ialah
terkonsolidasi menjadi batupasir dengan kandungan silika yang tinggi, misalnya protokuarsit
(75- 95 % kuarsa) dan orthokuarsit (>95 % kuarsa)
Pasir kuarsa letakan di Banten merupakan pasir kuarsa lepas yang umumnya
berasosiasi dengan endapan aluvial. Pasir kuarsa jenis ini karena rombakan batuan asal seperti
granit, granodiorit dan dasit, atau batupasir kuarsa yamg berumur lebih tua.
Sifat Fisik
Butiran Pasir Kuarsa
Kekerasan : 7,0
Berat jenis : 2,60 - 2,66
Warna : Tak berwarna dan tergantung dari pada pengotorannya.
Goresan : Putih
Kilap : Vitrious/kaca
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Conchoidal
Titik lebur : 1715 °C
Analisa kimia pasir kuarsa menghasilkan :
UNSUR PORSEN (%)
SiO2 65,00 – 96,68
Fe2O3 0,07 - 4,00
A12O3 0,71 – 7,18
K2O 0,09 – 0,36
Na2O
MgO
0,02 - 0,36
0,01 – 0,08
Analisa butir pasir kuarsa
Mineral Porsen (%)
Kuarsa
Plagioklas
K-Felspar
Muskovit
Biotit
Mineral Bijih
3. Pasir standar untuk menguji semen portland dan fly harus digunakan pasir kwarsa
alam. Berbentuk ulat, bersih, keras, serta memenuhi ketentuan tersebut di bawah ini :
♦ Kadar silika (SiO2); minimum 95,0 %
♦ Kadar silika (SiO2); yang larut dalam HCI maksimum 0,25 %
♦ Kadar zat organik, dibanding dengan standar warna: lebih jernih dari warna standar
♦ Kadar lumpur : 0,0 %
♦ Susunan butir, antara lobang 1,2 dan 0,6 mm, jumlahnya 100 ± 2 %
Kegunaan :
Pasirkuarsa, terutama digunakan dalam industri gelas, optik, keramik dan abrasif.
Pasir kuarsa tanpa semen dipergunakan sebagai dasar atau bahan tambahan pada pembuatan
jalan tol dan airport, juga untuk pembuatan jalan raya, bahan bangunan dan aspal.
Penyebaran :
Endapan pasir kuarsa jenis ini di Banten terdapat di daerah Bayah, Panggarangan dan
Banjarsari. Endapan yang terdapat di daerah-daerah itu mempunyai mutu kimia cukup baik,
maupun pemilahan kurang seragam.