1. Alat pengukur tekanan darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri
akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan
saat jantungberistirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk
mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik,
dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam
satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami
masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah
yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
[sunting]Tekanan sistolik
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung.
[1]
Istilah ini secara khusus
digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari
jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.
Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai
contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg.
[sunting]Tekanan diastolik
Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada
kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik
denyut jantung.
Tabel Nilai Normal Tekanan Darah
More About : tekanan darah normal pada lansia
Nilai Normal Tekanan Darah Sistolik
Neonatal
Laki-laki
Perempuan
1 th – 13 th
87-105
16-105
13 th – 18 th
105-124
105-124
124-136
124-127
Nilai Normal Tekanan Darah Diastolik
Neonatal
Laki-laki
Perempuan
1 th – 13 th
68-69
60-67
13 th – 18 th
69-79
67-80
77-84
78-80
Nilai Normal Tekanan Darah
Umur
Neonate
Sistolik (mmHg)
75-105
Diastolik (mmHg)
45-75
2. 2-6 tahun
7 tahun
8 tahun
9 tahun
10 tahun
11 tahun
12 tahun
13 tahun
14 tahun
80-110
85-120
90-120
90-120
95-130
95-135
95-135
100-140
105-140
50-80
50-80
55-85
55-85
60-85
60-85
60-85
60-90
65-90
Sumber:http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2104136-tabel-nilai-normal-tekanan-darah/#ixzz2AyFwzyWx
anda-Tanda Vital dan Pemeriksaan Fisik pada Bayi
16 November 2011 oleh freyadefunk
Tanda-tanda vital seorang manusia antara lain:
1. Tekanan darah
2. Nadi / pols
3. Suhu Tubuh / temperatur
4. Pernapasan
TEKANAN DARAH
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
- Bayi usia di bawah 1 bulan
- Usia 1 – 6 bulan
- Usia 6 – 12 bulan
: 85/15 mmHg
: 90/60 mmHg
: 96/65 mmHg
- Usia 1 – 4 tahun
: 99/65 mmHg
- Usia 4 – 6 tahun
: 160/60 mmHg
- Usia 6 – 8 tahun
: 185/60 mmHg
- Usia 8 – 10 tahun
: 110/60 mmHg
- Usia 10 – 12 tahun
: 115/60 mmHg
- Usia 12 – 14 tahun
: 118/60 mmHg
- Usia 14 – 16 tahun
: 120/65 mmHg
- Usia 16 tahun ke atas
- Usia lanjut
: 130/75 mmHg
: 130-139/85-89 mmHg
Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:
* Hypertensi rendah : 140 – 159/ 90-99 mmHg
* Hypertensi sedang : 160 – 169/100-109 mmHg
* Hypertensi berat
: 180 – 209/110-119 mmHg
Seseorang dikatakan hypotensi jika tekanan darahnya lebih kecil dari 110/70 mmHg
Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:
- Lengan atas
- Pergelangan kaki
NADI
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol
dan gystole dari jantung.
Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
- Bayi baru lahir
: 140 kali per menit
- Umur di bawah umur 1 bulan
- Umur 1 – 6 bulan
: 110 kali per menit
: 130 kali per menit
- Umur 6 – 12 bulan
: 115 kali per menit
- Umur 1 – 2 tahun
: 110 kali per menit
- Umur 2 – 6 tahun
: 105 kali per menit
- Umur 6 – 10 tahun
: 95 kali per menit
- Umur 10 – 14 tahun
: 85 kali per menit
- Umur 14 – 18 tahun
: 82 kali per menit
- Umur di atas 18 tahun
- Usia Lanjut
: 60 – 100 kali per menit
: 60 -70 kali per menit
3. Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi.
Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.
Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang adalah:
* Untuk mengetahui kerja jantung
* Untuk menentukan diagnosa
* Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan pada seseorang
Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:
- Ateri radalis
: Pada pergelangan tangan
- Arteri temporalis
- Arteri caratis
- Arteri femoralis
: Pada tulang pelipis
: Pada leher
: Pada lipatan paha
- Arteri dorsalis pedis
- Arteri politela
: Pada punggung kaki
: pada lipatan lutut
- Arteri bracialis
: Pada lipatan siku
- Ictus cordis
: pada dinding iga, 5 – 7
SUHU
Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:
- Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan sekitar 10 – 15 menit
- Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3 – 5 menit
- Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 2 – 3 menit
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36oC – 37,5oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
- Demam : Jika bersuhu 37,5 oC – 38oC
- Febris : Jika bersuhu 38oC – 39oC
- Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC
PERNAPASAN
Pola pernapasan adalah:
- Pernapasan normal (euphea)
- Pernapasan cepat (tachypnea)
- Pernapasan lambat (bradypnea)
- Sulit/sukar bernapas (oypnea)
Jumlah pernapasan seseorang adalah:
- Bayi : 30 – 40 kali per menit
- Anak : 20 – 50 kali per menit
- Dewasa : 16 – 24 kali per menit
A. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian
terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila
suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
1. PRINSIP PEMERIKSAAN PADA BAYI BARU LAHIR
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
Pastikan pencahayaan baik
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang
pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
a) Kapas
b) Senter
c) Termometer
4. d) Stetoskop
e) selimut bayi
f) bengkok
g) timbangan bayi
h) pita ukur/metlin
i) pengukur panjang badan
3.PROSEDUR
Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu
(maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
Susun alat secara ergonomis
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
Memakai sarung tangan
Letakkan bayi pada tempat yang rata
2
4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
a). Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan.
Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
b). Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
c). Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
d). Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui
kedua puting susu)
5. PEMERIKSAAN FISIK
a). Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang
berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah
diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar
dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan
yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior
dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
b). wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi
bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3
c). Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.
Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya
5. defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia
dan menyebabkan kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
d). Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis kongenital
Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan
e). Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl
atau gigi
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
4
f). Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas
ginjal
g). Leher
Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran
kelenjar tyroid dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
h). Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
i). Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka
dan perdarahan
j). Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal
6. dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
5
k). Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas.
Kaji adanya pembengkakan
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten
l). Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium
tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon ibu (withdrawl bedding)
m). Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar
kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
n). Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya
dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
p). Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
q). Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan
6
B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK
Diagnosis fisik cara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih)
tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk
anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic
Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD
1. ANAMNESIS
Wawancara langsung pasien (Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis)
dimana Diagnosis penyakit anak + 80 % dari anamnesis sehingga hal ini Merupakan bagian yang
sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Pemeriksa harus waspada akan terjadinya “Bias”.
Menggunakan bahasa awam, Harus dilakukan pada saat yang tepat dan suasana yang
memungkinkan. Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat dengan anak. Pemeriksa
7. harus bersikap empati, menyesuaikan diri dengan yang diwawancarai, Pada kasus gawat darurat
anamnesis terbatas pada keadaan umum dan yang penting saja, anak harus segera ditolong,
Anamnesis harus diarahkan oleh pemeriksa, supaya tidak ngelantur
2. IDENTITAS
Supaya tidak keliru anak lain berakibat fatal
a) Nama, Umur
b) Jenis kelamin
c) Nama orang tua (ayah, ibu)
d) Alamat (lengkap)
e) Umur, Pendidikan Orang tua
f) Pekerjaan Orang tua
g) Agama, Suku bangsa
3. RIWAYAT PENYAKIT
a) Keluhan Utama
Keluhan yang menyebabkan anak dibawa berobat
Tidak selalu keluhan yang pertama diucapkan orang tua/pengantar
Keluhan utama harus sejalan dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas
Dimulai dengan perincian keluhan utama
Diperinci mengenai gejala sebelum keluhan utama sampai anak berobat
7
b) Perincian gejala mencakup
Lamanya keluhan
Terjadinya gejala-gejala mendadak, terus menerus, hilang timbul
Berat ringannya keluhan menetap, bertambah berat
Keluhan baru pertama atau pernah sebelumnya
Apakah ada saudara/serumah yang mempunyai keluhan sama
Upaya pengobatan yang dilakukan dan obat yang diberikan
Keluhan utama yang sering dijumpai: Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, kejang, tidak
sadar, bengkak, kuning, perdarahan
Dari riwayat penyakit diperoleh gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding
4. RIWAYAT KEHAMILAN
Kesehatan Ibu selama hamil
Kunjungan antenatal
Imunisasi TT
Obat yang diminum
Makanan ibu
Kebiasaan merokok, minuman keras
5. RIWAYAT KELAHIRAN
Siapa yang menolong
Cara kelahiran, masa hamil
Tempat melahirkan
Keadaan setelah lahir (nilai APGAR)
BB & Panjang badan Lahir
Keadaan anak minggu I setelah lahir
6. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Dilihat kurva BB terhadap Umur (KMS)
Dapat mendeteksi riwayat penyakit kronik,
7. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik halus, sosial, bahasa
8. RIWAYAT IMUNISASI
Status imunisasi ditanya BCG, Hep B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur waktu imunisasi
Imunisasi lain ditanya kalau ada
8. 9. RIWAYAT MAKANAN
Ditanyakan makanan mulai bayi lahir sampai sekarang
Harus dapat gambaran tentang kwantitas dan kwalitas makanan
10. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Untuk mengetahui hubungan penyakit sekarang dengan penyakit yang diderita sebelumnya
8
15. TANDA VITAL
a). Frekwensi Nadi
Paling baik dihitung dalam keadaan tidur / tenang
Meraba A.Radialis dengan ujung jari II, III, IV tangan kanan, ibu jari berada di bagian dorsal tangan
anak
Pada bayi dengan penghitungan Heart Rate (denyut jantung)
Penghitungan 1 menit penuh
Tekanan darah
Anak berbaring telantang dengan lengan lurus disamping badan atau duduk dengan lengan bawah
diatas meja Lengan atas setinggi jantung
Alat sfignomanometer air raksa
Lebar manset 1/2 – 2/3 panjang lengan atas
Pasang manset melingkari lengan atas dengan batas bawah kira-kira 3 cm dari siku
10
Manset dipompa sampai denyut a. brakhialis difossa cubiti tidak terdengar dengan stetoskop.
Teruskan pompa sampai 20 – 30 mmHg lagi, kosongkan manometer pelan-pelan dengan kecepatan
2 – 3 mm/detik
Pada penurunan air raksa akan terdengar bunyi korotkof
Bunyi korotkof I : bunyi pertama yang terdengar Tekanan sistolik
Tekanan Diastolik : saat mulai terdengarnya bunyi korotkof IV yaitu bunyi tiba-tiba melemah
b). Frekwensi pernapasan
Dihitung satu menit penuh melalui inspeksi/palpasi/auskultasi
Bayi tipe abdominal
Anak tipe torakal
Takipneu
Pernapasan yang cepat
Dispneu
Kesulitan bernapas
Didapatkan Pch, Retraksi interkostal suprasternal
Disertai takipneu, sianosis
Ortopneu
Sulit bernapas bila berbaring, berkurang bila duduk
Pernapasan Kussmaul
Napas cepat dan dalam
Frekuensi pernapasan normal per menit
Umur Range Rata-rata waktu tidur
Neonatus 30 – 60 35
1 bulan – 1 tahun 30 – 60 30
1 tahun – 2 tahun 25 – 50 25
3 tahun – 4 tahun 20 – 30 22
5 tahun – 9 tahun 15 – 30 18
10 tahun atau lebih 15 – 30 15
c). Tekanan Darah Pada Bayi dan Anak
Usia Sistolik ±SD Diastolik ±SD
Neonatus 80 ± 16 46 ± 16
6 – 12 bulan 89 ± 29 60 ± 10
1 tahun 96 ± 30 66 ± 25
2 tahun 99 ± 25 64 ± 25
9. 3 tahun 100 ± 25 67 ± 23
4 tahun 99 ± 20 65 ± 20
5 – 6 tahun 94 ± 14 55 ± 9
6 – 7 tahun 100 ± 15 56 ± 8
7 – 8 tahun 102 ± 15 56 ± 8
8 – 9 tahun 105 ± 16 57 ± 9
9 – 10 tahun 107 ± 16 57 ± 9
10 – 11 tahun 111 ± 17 58 ± 10
11
11 – 12 tahun 113 ± 18 59 ± 10
12 – 13 tahun 115 ± 18 59 ± 10
13 – 14 tahun 118 ± 19 60 ± 10
d). Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Frekuensi denyut per menit
Umur Istirahat Istirahat Aktif
(bangun) (tidur) /demam
Baru lahir 100 – 180 80 – 160 sampai 220
1 mgg – 3 bln 100 – 220 80 – 200 sampai 220
3 bln – 2 thn 80 – 150 70 – 120 sampai 200
2 thn – 10 thn 70 – 110 60 – 90 sampai 200
> 10 tahun 55 – 90 50 – 90 sampai 200
e). Suhu Tubuh
Menggunakan termometer badan
Umumnya suhu axilla
Sebelumnya air raksa diturunkan < 35 0C dengan mengibaskan termometer
Dikepitkan di axilla ± 3 menit
Normal 36 – 37 0C
Suhu rektum core temperatur lebih tinggi 1 0C > tinggi dari suhu Axilla ato 0,5 0C > tinggi dari
suhu mulut
MACAM-MACAM CAIRAN INFUS BESERTA FUNGSINYA
JUMAT, APRIL 09, 2010
INFUS
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi
mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan
bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari
mikroorganisme
hanya
dapat
diduga
atas
dasar
proyeksi
kinetis
angka
kematian
mikroba.
(Lachman,hal1254
).
Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau
untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada
umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk
mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa
penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain.
Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas
partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk
menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena biasanya mengandung zatzatseperti
asam
amino,dekstrosa,elektrolit
danvitamin.
Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh
darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan
hipertonis
diberikan
dalam
kecepatan
yang
lambat.
Persyaratan
1. Sesuai kandungan bahan obat yang dinyatakan didalam etiket dan yang ada dalam sediaan; terjadi pengurangan efek selama
penyimpanan
akibat
perusakan
obat
secara
kimia.
2. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan sediaan tetap steril tetapi juga mencegah terjadinya
interaksi
bahan
obat
dengan
material
dinding
wadah.
3.
Tersatukan
tanpa
terjadi
reaksi.
untuk
itu,
beberapa
faktor
yang
paling
banyak
menentukan
adalah:
10. a)bebaskuman
b)bebaspirogen
c)bebaspelarutyangsecarafisiologistidaknetral
disotonis
e)isohidris
f)bebasbahanmelayang
Keuntungan pemberian infus intravena adalah menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan cara-cara pemberian lain dan
tidak menyebabkan masalah terhadap absorbsi obat. Sedangkan kerugiannya yaitu obat yang diberikan sekali lewat intravena
maka obat tidak dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya dengan
cara
dimuntahkan
Pembahasan:
Infus tidak perlu pengawetkarena volume sediaan besa. Jika ditambahkan pengawet maka jumlah pengawet yang dibutuhkan
besar
sehingga
dapat
menimbulkan
efek
toksis
INFUS
IV
Ca
GLUKONAT
/
GLUKONAT
Dalam percobaan ini akan dibuat sediaan infus intravena kalsium glukonat yang merupakan larutan supersaturasi yang
distabilkan dengan penambahan 35 mg kalsium D-saccharate, dan harus disimpan pada suhu kamar. Laju infus maksimum
yang
disarankan
adalah
200
mg/menit.
Farmakologi
:
Kalsium merupakan mineral yang penting untuk pemeliharaan kesempurnaan fungsi susunan saraf, otot, sistem rangka, dan
permeabilitas membran sel. Kalsium adalah aktivator yang penting pada beberapa reaksi enzimatis dan berperan dalam proses
fisiologi yang mencakup transmisi rangsangan oleh saraf, kontraksi jantung, otot polos dan otot rangka, fungsi renal,
pernafasan dan koagulasi darah. Kalsium juga berperan dalam reaksi pelepasan dan penyimpanan neurotransmiter dan hormon,
pengambilan
dan
pengikatan
asam
amino,
absorbsi
vitamin
B12
dan
sekresi
asam
lambung.
Farmakokinetik
:
Injeksi garam kalsium langsung masuk kedalam pembuluh darah. Setelah diinjeksi, kalsium darah meningkat dengan cepat dan
kembali turun dalam 30 menit sampai 2 jam, terdistribusi cepat dalam jaringan serta dieliminasi melalui urine.
INFUS
IV
DEKSTRAN
Kehilangan darah, sejauh jumlahnya tidak melampaui 10% dari jumlah total, tubuh masih dapat menyeimbangkannya kembali.
Jika kehilangannya lebih besar, harus disuplai cairan pengganti darah untuk mengisi plasma melalui jalan infus ke dalam
tubuh. Hal tersebut dibutuhkan juga pada syok perdarahan, akibat luka (kebakaran, luka dalam) pada sakit perut atau muntah
yang
berkepanjangan.
Infus dextran 70 merupakan larutan makromolekul yang memiliki waktu tinggal yang lebih panjang dalam pembuluh darah,
karena tidak atau sedikit mengalami difusi, juga airnya terikat secara hidratasi. Yang menentukan dextran 70 sebagai bahan
pengganti plasma adalah berat molekulnya diatas 20.000. Pengisisan volume darah dapat dilakukan dengan larutan NaCl
fisiologis atau dengan larutan elektrolit, namun jumlah cairan yang dimasukkan tersebut hanya sebentar berada dalam
peredaran
darah,
untuk
kemudian
segera
dieliminasi
keluar
tubuh
melalui
ginjal
INFUS
IV
ELEKTROLIT
UNTUK
DEHIDRASI
Fungsi larutan elektrolit secara klinis digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau penyimpangan jumlah normal elektrolit
dalam
darah.
Ada
2
jenis
kondisi
plasma
yang
menyimpang,
yaitu
:
1.Asidosis
Kondisi plasma
2.Alkalosis
Kondisi
plasma
darah
yang
yang
terlampau
terlampau
basa
asam
akibat
akibat
ion
adanya
Na,
ion
K,
klorida
Ca
dalam
dalam
jumlah
berlebih.
jumlah
berlebih
Kehilangan natrium disebut hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi, kekurangan HCO3 disebut asidosis,
metabolic dan kekurangan K+ disebut hipokalemia. (Formulasi Steril, Stefanus Lukas, hal. 62)
Dehidrasi adalah hilangnya elektrolit lebih rendah secara disproporsional dibandingkan dengan hilangnnya air. Dehidrasi
sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotic cairan tubuh akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang
hilang
dengan
cukup
(Dorlan
ed.
26,
hal.
498)
Pada pasien yang tidak sadar atau mengalami gangguan keseimbangan elektrolit akut, sehingga harus segera diberikan ion-ion
Ca2+, Na+, K+, Ce- dan HCO3-, dan sebagai sumber kalori dimana pengganti cairan dan kalori dibutuhkan, karena ion-ion
tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk memnuhi kebutuhan elektrolit tubuh pada ekstrasel dan intrasel. Cairan ekstrasel baik
plasma darah maupun cairan intrsel mengandung ion natrium dan klorida dalam jumlah yang besar, ion bilarbonat dalam
jumlah yang agak besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion kalium, magnesium phospat, sulfat, dan asam organic.disamping itu
11. plasma mengandung protein dalam jumlah yang besar, sedangkan cairan intrasel hanya mengandung protein dalm jumlah
protein
yang
leih
kecil.
Cairan intasel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida serta hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi ia
mengandung ion kalium dan phospat dalam jumlah besar serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup besar, semuanya
hanya
ada
dalam
konsentrasi
yang
kecil
dalam
cairan
ekstrasel.
Bahan-bahan yang digunakan (NaCl, KCl, NaHCO3, CaCl2) mudah larut dalam air, sehingga dapat digunakan air sebagai
pembawanya. Air yang digunakan harus bebas pirogen. Pirogen merupakan produk metabolisme m.o (umumnya bakteri,
kapang dan virus). Secara kimiawi, pirogen adalah zat lemak yang berhubungan dengan suatu molekul pembawa yang
biasanya
merupakan
polisakarida,
tapi
bisa
juga
peptide.
Pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata, demam, sakit badan, kenaikan tekanan darah arteri, kira-kira 1 jam
setelah injeksi. Pirogen dapat dihilangkan dari larutan dengan absorbsi menggunakan absorban pilihan. (Lachman, hal. 12951296). Ion-ion ini diberikan dalam bentuk injeksi iv karena diharapkan dapat segera memberikan efek.
INFUS
IV
GLUKOSA
NaCl
/
GLUKOSA
10%
Pada umumnya larutan glukosa untuk injeksi digunakan sebagai pengganti kehilangan cairan tubuh, sehingga tubuh kita
mempunyai energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan juga sebagai sumber kalori. Dosis glukosa adalah 2,5-11,5
% (Martindale), pada umumnya digunakan 5 %. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya diapat larutan yang isotonis,
dimana glukosa disini bersifat hipotonis. Dalam pembuatan aqua p.i ditambahkan H2O2 yang dimaksudkan untuk
menghilangkan pirogen, serta di dalam pembuatan formula ini ditambahkan norit untuk menghilangkan kelebihan H2O2.
INFUS
IV
MENGANDUNG
Na,
Ca,
K
Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk
mengatur
keseimbangan
asam-basa
serta
isotonis
sel.
Natrium klorida (NaCl), natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada
regulasi
tekanan
osmotisnya.
Sering
digunakan
dalam
infus
dengan
elektrolit
lain.
Equvalent
elektrolit
(Steril
Dosage
Form,
hal
250)
:
Na+
=
135
mEq
K+
=
5
mEq
Ca+
=
5
mEq
Mg+
=
2
mEq
Kesetaraan
ekuivalen
elektrolit
(Martindale)
:
1g
NaCl
~
17,1
mEq
Na+
E1
=
1,00
1g
KCl
~
13,4
mEq
K+
E1
=
0,76
1g
CaCl
~
13,6
mEq
Ca+
E1
=
0,51
1g
MgCl
~
9,8
mEq
Mg+
E1
=
0,45
INFUS
IV
NaCl
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan
osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial ( listrik ) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di
syaraf.
Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak berkeringat dan banyak minum air
tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian juga
kejang
otot
lengan
dan
perut.
Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam fisiologis ) dan dalam infus dengan
elektrolit
lain.
INFUS
Air
Cairan
beserta
IV
unsur-unsur
tubuh
PENGGANTI
didalamnya
yang
dibagi
diperlukan
CAIRAN
untuk
menjadi
kesehatan
dua
sel
TUBUH
disebut
cairan
yaitu
tubuh.
:
1. Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi
cairan ini mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup besar.
2. Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah
besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium, Magnesium, Posfat, Sulfat,dan asam-asam organik (Guyton hal 309).
12. Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan.
Penyesuaian dibuat dengan penambahan / pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat.
Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk dalam bentuk minuman maupun
makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca,
dan Cl. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infuse pengganti cairan tubuh yaitu infuse Ringers.
Injeksi Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium klorida dalam air untuk obat suntik. Kadar
ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan
elektrolit
yang
diperlukan
tubuh
(Ansel
hal
408).
INFUS
IV
PROTEIN
UNTUK
DBD
Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai tetapi tidak dapat melalui saluran cerna. Indikasi cara ini
biasanya digunakan untuk persiapan bedah pada penderita kurang gizi, persiapan kemoterapi radioterapi dan kelainan saluran
cerna berat. Nutrisi parenteral total memerlukan larutan yang mengandung asam amino; glukosa; lemak; elektrolit; dan
vitamin.
Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai, tapi bila tiap harinya diberikan lebih dari 180 g maka harus ada
monitoring kadar gula darah. Bila mungkin diperlukan insulin. Glukosa dengan ragam kekuatan 10 – 50 % harus di infus
melalui kateter vena central. Untuk menghindari trombosis (gumpalan darah yang terbentuk pembuluh darah).
Jumlah volume infuse intravena biasanya 500 mL dan 250 mL mengandung zat-zat sebagai nutrisi, penambah darah, elektrolit,
asam amino, antibiotik, dan obat yang umumnya diberikan lewat jarum yang dibiarkan di vena atau kateter dengan diteteskan
terus menerus. Tetesan atau kecepatan mengalir dapat diatur oleh dokter atau perawat sesuai dengan kebutuhan pasien.
Umumnya
2-3
mL
permenit.
Untuk Infus, intravena jarum/kateter biasanya ditusukkan divena yang menonjol di lengan atau kaki dan diikat erat di tempat
tersebut sehingga tidak akan bergeser dari tempat selama diinfus. Bahaya utama infus intravena ialah kemungkinan
terbentuknya
trombus
akibat
rangsang
tusukan
jarum
pada
dinding
vena.
Trombus akan lebih mungkin terjadi bila larutan infus bersifat mengiritasi jaringan tubuh. Trombus adalah gumpalan darah
yang terbentuk dalam pembuluh darah (atau jantung) yang umumnya disebabkan oleh melambatnya aliran atau perubahan
darah atau pembuluh darah. Bila gumpalan darah itu beredar maka gumpalan tersebut menjadi embolus, dibawa oleh aliran
darah sampai tersangkut di pembuluh darah, menghalangi dan mengakibatkan hambatan atau sumbatan yang disebut emboli.
Suatu hambatan dapat sangat berbahaya tergantung pada tempat dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat yang diberikan
lewat intravena biasanya harus berupa larutan air, bercampur dengan darah dan tidak mengendap. Keadaan tertentu dapat
menimbulkan terjadinya trombus dan kemudian menghalangi aliran darah. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat,
Howard
C
Ansel,
hal
402)
Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV, disertai demam 5-7 hari gejala-gejala
perdarahan,
dan
bila
timbul
syok:
angka
kematian
cukup
tinggi.
Gejala
1.
dan
panas
5-7
tanda
hari,
gejala
:
umum
tidak
khas
2. perdarahan spontan (petekie, ekimosa, epistaksis , derajat hematemesis, melena, perdarahan gusi, uterus, telinga, dll)
3. ada gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120/menit), tekanan nadi sempit (<>
4. nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung > 140/menit, acral dingin, berkeringat, kulit biru
Gejala
1.
Lain
Hati
membesar,
nyeri
:
spontan
dan
pada
2.
perabaan
Asites
3.
Cairan
4.
dalam
Ensepalopati:
rongga
kejang,
Prinsip
pleura
gelisah,
(kanan)
sopor,
penatalaksanaan
1.
:
Memperbaiki
2.
Mencegah
keadaan
keadaan
koma
yang
umum
lebih
parah
3. Memperbaiki syok dan perdarahan (pen: rehidrasi sampai hari ke 7, namun hati-hati pada hari ke 6 dapat terjadi arus balik
cairan
intersitiel
ke
pembuluh
darah)
INFUS
IV
UNTUK
MEMPERTAHANKAN
KESEIMBANGAN
ASAM
TUBUH
Pembuatan infus ini mengacu pada penggunaannya sebagai cairan infus yang dapat menstabilkan jumlah elektrolit-elektrolit
13. yang sama kadarnya dalam cairan fisiologis normal, sehingga diharapkan pasien dapat mempertahankan kondisi elektrolitnya
agar sesuai dengan batas-batas atau jumlah elektrolit yang normal pada plasma. Selain itu, digunakan pengisotonis dekstrosa
yang diharapkan mampu menambah kalori bagi pasien serta meningkatkan stamina karena biasanya kondisi pasien yang
kekurangan
elektrolit
dalam
keadaan
lemas
(sehingga
perlu
diinfus).
Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati hiponatremia, karena kekurangan
ion
tersebut
dapat
mencegah
retensi
air
sehingga
dapat
menyebabkan
dehidrasi.
Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk
mengatur
keseimbangan
asam-basa
serta
isotonis
sel.
Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses penyembuhan luka pada rangsangan
neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.
Ion Magnesium (Mg2+) juga diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat
dan
protein.
Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat yang diberikan secara parenteral diharapkan dapat memberikan tambahan kalori yang
diperlukan
untuk
menambah
energi
pada
tubuh.
Batas
konsentrasi
normal
elektrolit
dalam
plasma
(Steril
Dosage
Form,
hal
251-252)
:
Na+
=
135-145
mEq/L
K+
=
3,5-5
mEq/L
Ca2+
=
5
mEq/L
Mg2+
=
2
mEq/L
INFUS
IV
UNTUK
PENGELOLAAN
DEHIDRASI
Sekitar 60% berat badan manusia terdiri dari cairan. Setiap hari sekitar 1,7 liter cairan di dalam tubuh keluar melalui urin, tinja,
keringat dan pernapasan. Cairan yang keluar tersebut akan digantikan oleh cairan yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan dan minuman, yakni sebanyak 3 liter perhari. Jika cairan yang keluar dai tubuh terjadi secara berlebihan dan tidak
diimbangi
dengan
cairan
yang
masuk,
maka
terjadilah
dehidrasi
(kekurangan
cairan
tubuh).
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh, karena terjadi pengeluaran yang lebih banyak
daripada pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Zat
eletrolit yang diperlukan tubuh terdiri dari anion dan kation antara lain Na+, K+, Ca2+, SO42-, dan Cl-.
Dehidrasi
a.
terdiri
Absolut
:Kandungan
dari
air
dibawah
normal
:
atau
dibawah
standar.
b. Hypenatermic : Keadaan hilangnya elektrolit lebih rendah secara disproporsional dibandingkan dengan hilangnya air.
c.
Relatif
:
Dehidrasi
sebagai
akibat
meningkatnya
tekanan
osmotik
cairan
tubuh.
d. Voluntari : Akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang dengan cukup.
INFUS
MENGANDUNG
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan bahan bakar utama (sumber energi) bagi tubuh yang didalam makanan terdapat sebagai monosakarida,
disakarida dan polisakarida. Selain sumber energi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa,
pembentukan struktur sel, jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai
tetapi tidak dapat melalui saluran cerna atau mengalami gangguan saluran cerna seperti diare maka sumber energi utama yakni
karbohidrat
dapat
diberikan
melalui
infus
yang
mengandung
karbohdrat.
Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai dan salah satu senyawa yang penting didalam tubuh sebagai
sumber
energi.
INFUS
Na
BIKARBONAT
UNTUK
ASIDOSIS
METABOLIK
Asidosis metabolic adalah suatu keadaan dimana pH arterial bersifat asam dan konsentrasi bikarbonat plasma dibawah normal.
Pada asidosis metabolic akut, pH arterial dibawah 7,1-7,2 dan konsentrasi bikarbonat plasma, <8>
Farmakologi
Na.bikarbonat merupakan agen pengalkali yang berdisosiasi membentuk ion bikarbonat. Bikarbonat merupakan komponen
basa konjugasi dari buffer ekstraseluler utama yang ada di tubuh,yaitu buffer bikarbonat-asam karbonat. Pada kondisi normal
buffer ini menjaga pH plasma yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi gangguan pada system buffer ini maka pH plasma dapat naik
ataupun turun. pH plasma yang dibawah normal mengindikasikan terjadinya asidosis metabolic. Pemberian Na.bikarbonat
akan menigkatkan konsentrasi bikarbonat plasma dan meningkatkan pH plasma sehingga pH plasma normal kembali (DI 2003
hal
2472-2473).
14. INFUS
PROTEIN
Protein merupakan makromolekul yang pada hidrolisa hanya menghasilkan asam amino. Sel hidup menghasilkan berbagai
macam makromolekul (protein, asam nukleat dan polisakarida) yang berfungsi sebagai komponen struktural, biokatalisator,
hormon, reseptor dan sebagai tempat penyimpanan informasi genetik. Makromolekul ini merupakan biopolimer yang dibentuk
dari
unit
monomer
atau
bahan
pembangun.
Asam
amino
dibagi
menjadi
dua
bagian
yaitu:
1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat disintesis dalam tubuh sehingga harus
diperoleh dari luar. Contoh : Arginin, histidin, isoleusin, lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.
2. Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dapat disintesa didalam tubuh. Contoh: Alanin, asparagin, asam aspartat,
sistein,
asam
glutamate,
glutamin,
glisin,
prolin,
hidroksiprolin,
serin,
dan
tirosin.
Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam amino, yaitu meningkatkan stimulan hormon pertumbuhan, prolaktin, dan
glukosa darah. Arginin dapat menambah konsentrasi glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi
asam
amino
yang
berkualitas.(DI
hal
1341)
INFUS
IV
Farmakologi
DEKSTROSA
(DI,
hal
1427)
Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan menambah kalori. Dekstrosa dapat
menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan kehilangan nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan mengurangi
atau mencegah ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetabolisme menjadi CO2 dan air, maka larutan dekstrosa
dan air dapat mengganti cairan tubuh yang hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume
pemberian
tergantung
kondisi
klinis
pasien.
LARUTAN
PENCUCI
PADA
OPERASI
LAMBUNG
Larutan irigasi adalah larutan steril, bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan pencucian dan pembilasan. Sodium Klorida (
NaCl ) secara umum digunakan untuk irigasi ( seperti irigasi pada rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi NaCl
hipotonis 0,45% dapat digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain. Larutan irigasi NaCl 0,9% dapat
digunakan
untuk
mengatasi
iritasi
pada
luka.
(
DI
2003
hal
2555
)
Larutan irigasi dimaksudkan untuk mencuci dan merendam luka atau lubang operasi, sterilisasi pada sediaan ini sangat penting
karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi
dengan
mudah.(
Ansel
hal
399
)
INFUS
PENDERITA
DIARE
BERAT
(LOCKE
RINGER)
Locke – Ringer mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-elektrolit dan karbohidrat sesuai untuk penderita
diare
berat
Digunakan norit, yaitu untuk menyerap pirogen dan mengurangi kelebihan H2O2. Cara sterilisasi yang digunakan adalah
dengan
teknik
otoklaf
karena
bahan-bahan
yang
digunakan
tahan
panas
Pembahasan
:
INFUS
hipertonis
UNTUK
(harap
diperhatikan
PENGELOLAAN
laju
tetesan
METABOLIK
per
menit)
ALKALOSIS
Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Alkaosis
metabolik terjadi jika tubuh kehilangan banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama
periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang
dilakukan
di
rumah
sakit,
terutama
setelah
pembedahan
perut)
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan
seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bia kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang
banyak
mempengaruhi
kemampuan
ginjal
dalam
mengendalikan
keseimbangan
asam
basa
darah.
Penyebab
utama
1.
Penggunaan
2.
3.
Kehilangan
Kelenjar
Gejala
adrenal
alkalosis
diuretik
asam
yang
terlalu
(tiazid,
karena
aktif
furosemid,
muntah
(sindroma
metabolik
cushing
atau
atau
asam
:
etakrinat)
pengosongan
akibat
lambung
penggunaan
kortikosteroid).
:
1. Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot, atau tanpa gejala
sama
sekali.
15. 2. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
3.
Diagnosa
dilakukan
pemeriksaan
darah
arteri
untuk
menunjukkan
darah
dalam
keadaan
basa.
Pengobatan
Biasanya
:
alkalosis
metabolik
diatasi
INFUS
dengan
pemberian
cairan
LARUTAN
dan
elektrolit
(natrium
IRIGASI
dan
kalium)
GLISIN
Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besr. Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tapi digunakan di luar
sistem peredaran darah dan umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik yang dipatahkan, sehingga
memungkinkan pengisian larutan dengan cepat. Larutan ini digunakan untuk merendam atau mencuci luka2. Sayatan bedah
atau
jaringan
tubuh
dan
dapat
pula
mengurangi
pendarahan.
Persyaratan
larutan
irigasi
adalah
sbb
:
1.
Isotonik
2.
Steril
3.
Tidak
4.
disbsorpsi
bukan
5.
larutan
Tidak
elektrolit
mengalami
6.
metabolisme
Cepat
7.
Mempunyai
diekskresi
tekanan
8.
osmotik
bebas
diuretik
pirogen
Larutan irigasi glisin digunakan selama operasi kelenjar prostat dan prosedur transuretral lainnya. Larutan yg digunakan untuk
luka
dan
kateter
uretra
yg
mengenai
jaringan
tubuh
hrs
disterilkan
dgn
cara
aseptis.
INFUS
IV
YG
MGD
NUTRISI
Glukosa termasuk monosakarida dimana sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati,
monosakarida mengalami proses sintetis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk
dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yg memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan
organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lbh lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yg
dihasilkan oleh kelnjar pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa dalam darah merupakan
faktor
yg
sgt
penting
utk
kelancaran
kerja
tubuh.
INFUS
IV
RINGER
LAKTAT
Jika untuk mengatasi kondisi kekurangan volume darah, larutan natrium klorida 0,9% - 1,0% menjadi kehilangan maka secara
terapeutik sebaiknya digunakan larutan ringer, larutan ini mengandung KCl dan CaCl2 disamping NaCl. Beberapa larutan
modifikasi jg mengandung NaHCO3 maka larutan dapat disterilakan dengan panas yang stabil. Pengautoklafan larutan natrium
hidrogen
karbonat
hanya
diproses
mempunyai
penyaringan
kuman.
Pembahasan : larutan ini bersifat hipertonis. Harap diperhatikan laju tetesan per menit. Laju tetesan maksimal 5 ml per menit
INFUS
IV
(PENDAHULUANNYA
SAMA
AMMONIUM
DENGAN
KLORIDA
ALKALOSIS
METABOLIK)
Ammonium klorida digunakan sebagai z.a yang dapat berkhasiat untuk pengobatan gangguan metabolisme alkalosis dalam
tubuh
serta
menggantikan
ion
klorida
yang
hilang
dalam
tubuh.
INFUS
IV
MENGANDUNG
ELEKTROLIT
DAN
KARBOHIDRAT
Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh
darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan
hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.
Mengukur suhu:
1. Pastikan sebelum mengukur suhu,air raksa didalam thermometer dalam posisi 35 °c dengan mlihatnya sejajar
mata pemeriksa
2. Bersikan/keringkan areea axilla yang akan diukur dengan menggunakan tisue.
3. Letakan ujung thermometer tepat di midaxilla dan di amankan selama 10-15 menit
16. 4. Selma menunggu hasil pengukuran,lakukan pemeriksaan nadi dan penapasan
5. Setelah 10-15 mnt ambil termometer dan lihat asilnya dengan posisi termimeter air raksa sejajar dengan mata
pemeriksa
6. Bersikan ujung thermometer, melalui 3 tahap:
• Masukan thermometer ke botol yang erisi air sabun kemudiaan dikeringkan dengan kassa
• Masukan thermometer ke dalam botol berisi cairan disenfektan kemudian keringkan dengan kassa
• Masukan thermometer ke dalam botol berisi air bersih kemudian keringkan dengan kassa
7. Catat hasilnya dengan menggunakan pulpen biru dan buat grafiknya
Mengukur nadi:
1. Kaji pulpasi nadai radialis pasien dengan menggunakan tangan dominan pemeriksaan
2. Liat jam tangan untuk mengukur pulpasi nadi tersebut selama 1 menit dengan meletakan tangan pasien yang di
periksa di atas abdomen pasien
3. Catat hasil pengukuran nadi dilembar catatan dengan menggunakan pulpen berwarna merah dan buat grafiknya
Mengukur pernafasan:
1. Lakukan pengukuran pernapasan pasien dengan mata pemeriksa melihat pergerakan dada pasien pada saat
inspirasi selama 1 menit
2. 2Catat hasil pengukuran di lembar catatan dengan menggunakan pulpen berwarna hitam.
Mengukur Tekanan darah:
1. Pasang manset 1/3 lengan atas pasien
2. Kaji pulsasi nadi branchialis dan radialis
3. Letakan diafragma stetoskop tepat di atas terabanya nadi branchialis pasien
4. Kunci panelbalon pada spignomanometer dan lakukan pengisian manset dengan memompa balon tersebut
sambil meraba nadi radialis pasien sampai pulsasi pada nadi radialis tidak meraba lagi
5. Lihat batas air raksa pada scala di spignomanometer atau arah jarum kemudia naikkan 2-3 strip diatas batas
tersebut
6. Letakan tangan pemeriksa menahan diafragma stetoskop di nadi branchialis pasien tersebut
7. Buka terus panel balon secara perlahan-lahan( setiap 20-30 mmHg) dan dengarkan bunyi plsasi pertama pada
batas scala yang di tunjukkan oleh tepi atas air raksa atau arah jarum sebagai nilai sistolik
8. Buka terus panel balon sampai bunyi pulsasi tidak terdengar lagi sambil melihat batas bunyi tersebut
menghilangsebagai nilai diastolic
9. Ulangi prosedur pemeriksaan ini dari awal denga menggempiskan manset apabila pemeriksa tidak yakin degan
hasil yang didapat
10. Catat hasil pemeriksaan tersebut dilembar catatan dengan menggunakan pulpen berwarna hitam dan bua
grafiknya
Post Tindakan:
1.Rapihkan alat
2.Cucikan tngan
Pemasangan selang NGT
Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung.
Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke
dalam lambung.
PERALATAN
1 Slang nasogastrik (ukuran 14-18 fr)
17. 2 Pelumas/ jelly
3 Kateter tip
4 Stetoskop
5 lampu senter/ pen light
6 pinset anatomi
7 pengalas
8 bengkok
9 air dalam gelas
10 Handuk kecil
11 Tissue
12 Spatel lidah
13 Sarung tangan dispossible
14 Plester
15 Gunting
16 Bak instrumen
TUJUAN
• memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
• memungkinkan evakuasi isi lambung
• menghilangkan mual
HASIL YANG DIHARAPKAN
• Klien menambah berat badannya 1/2 sampai 1 kg per minggu
• Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah
1.
2.
3.
Anak : 8-10 French(Fr)
Wanita : 14.-16 Fr
Laki-laki: 16-18 Fr
Indikasi Pemasangan Kateter
Kateter diindikasikan untuk beberapa alasan. Pemasangan kateter dalam jangka waktu yang pendek akan meminimalkan
infeksi, metode pemsangan kateter sementara adalah metode yang paling baik.
1.
Kateter sementara
Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi Vesika Urinaria
Pengambilan urine residu setelah pengosongan Vsika Urinaria
2.
Kateter tetap jangka pendek
Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti vesika urinaria, urethra dan organ sekitarnya.
Preventif pada obstruksi urethra dari perdarahan
Untuk memantau output urine
Irigasi Vesika Urinaria
3.
Kateter tetap jangka panjang
Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI
Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine
Klien dengan penyakit terminal
Pemasangan kateter
1.
Pemasangan kateter dilakukan atas program dari dokter
2.
Prinsip pemasangan kateter menggunakan teknik aseptic/steril
3.
Kateter tetap dan sementara menggunakan prinsip yang sama, perbedaannya adalah pada kateter tetap difiksasai dengan balon
4.
Setelah pemasangan kateter perawat menjaga system drainage untuk meminimalkan resiko infeksi
18. 5.
Urine bag terbuat dari plastic yang dapat menampung 1000-1500 ml urine. Urine bag harus digantung pada tepi tempat tidur
atau kursi roda tanpa menyentuh lantai. Jangan pernah menggantungkan urine bag pada posisi lebih tinggi dari abdomen. Jika
klien berjalan, klien atau perawat membawa urine bag di bawah lutut klien.
6.
Karena urine dapat menjadi media bagi tumbuhnya mikroorganisme, maka pengosongan urine bag dilakukan setiap 6-8 jam
sekali.
Perawatan kateter
Klien yang terpasang kateter memerlukan perawatan khusus, yang ditujukan terutama untuk mencegah infeksi dan
mempertahankan agar aliran urine tetap lancer (mencegah obstruksi).
Sekresi yang banyak dan timbulnya kerak di sekitar kateter merupakan sumber timbulnya iritasi dan infeksi. Mempertahankan
system drainage urine tertutup sangat penting untuk mengontrol infeksi. Kerusakan system pemasangan kateter dapat
meningkatkan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
Tempat- tempat yang berisiko untuk masuknya mikroorganisme:
1.
Site of chateter insertion
2.
Drainage bag/ urine bag
3.
Spigot
4.
Tube injection
5.
The junction of the tube and the bag
Program perawatan kateter dilakukan 2-3 kali sehari dan setelah defekasi untuk meminimalkan ketidaknyamanan dan infeksi.
Petunjuk perawatan kateter
1.
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan kateter
2.
Jangan biarkan spigot/klep pada system drainage tersentuh area yang terkontaminasi
3.
Jangan biarkan hubungan sisitem drainage terbuka/ terputus
4.
Jika selang pada system drainage terputus, jangan sentuh bagian ujung kateter atau selang. Usapkan antimicrobial solution
sebelum selang atau ujung kateter dihubungkan kembali.
5.
Cegah terjadinya refluks urine ke bladder (letakkan kantong urine di bawah bladder, jika melakukan transfer klien klem selang
kateter terlebih dahulu, sebelum melakukan latihan atau ambulasi lakukan pengosongan urine yang ada di selang)
6.
Kosongkan kantong urine setiap 8 jam atau jika sudah penuh
7.
Ganti kateter sesuai rencana keperawatan / 3-4 hari sekali
8.
Lakukan perineal hygiene secara rutin sesuai dengan kebijakan RS dan setelah defekasi