SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
TUGAS KDPK
“Dasar Eliminasi”

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 4

DEWI SARTINA
HUSNIATI
MERRY ANDRIANA
RITA FEBRIANTI
SRI WAHYUNINGSI
WD.SITTI ZUHRIA

KELAS :1A

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang kebutuhan dasar eliminasi.
Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan
materieliminasi.Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi
anggota, dll.Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi
pada manusia.
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh
pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi temanteman dan kami khususnya.

Penulis

Raha,6 Desember 2012
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................................. i
Daftar isi ....................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... …1
B. Ruang Lingkup Penulisan ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1
D. Metode Penulisan .................................................................................................. 2
E. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian eliminasi .............................................................................................. 3
B. Fisiologi dalam eliminasi ...................................................................................... 3
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi ........................................................ 8
D. Asuhan keperawatan eliminasi .............................................................................13
E. Tindakan dalam upaya pemenuhan eliminasi .......................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................................16
B. Saran ....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A,Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang diciptakan tuhanYang Maha
Esa.Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses makanan
tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang tidak lagi bermanfaat bagi tubuh manusia itu
sendiri.Proses pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa dinamakan proses pencernaan
yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh manusia.Sedangkan proses pengeluaran
kotoran tersebut dinamakan eliminasi.

B. Ruang Lingkup Penulisan
Makalah ini menyajikan materi antara lain:
a. Pengertian eliminasi
b. Fisiologi dalam eliminasi
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
d. Asuhan keperawatan eliminasi
e. Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses eliminasi
dan asuhan keperawatannya demi terciptanya perawat yang sesuai dengan dasar-dasar tugas
sebagai seorang perawat.
D. Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi
kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca pustaka tentang sistem pelayanan
keperawatan.Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.

E. Sistematika Penulisan
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Ruang Lingkup Penulisan
.Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian eliminasi
B. Fisiologi eliminasi
C.Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
D.Asuhan keperawatan eliminasi
E.Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B.Saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Eliminasi
Menurut

kamus

bahasa

Indonesia,

eliminasi

adalah

pengeluaran,

penghilangan,penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses
pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem
pencernaan (Dianawuri, 2009).
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini
sering disebut buang air kecil.

B. Fisiologi Dalam Eliminasi
1.Fisiologi Defekasi
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai
kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama
setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan
pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di
dalam usus terangsang, merambat ke kolon,dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu
malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak
peristaltik keras terjadidi dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intraabdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot
abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir .
ELEMINASI BOWEL
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang
tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam
pembuangan eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampai
anus.
Anatomi dan Fisiologi
1. Saluran Gastrointestinal Bagian Atas
Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi dimulut dan di lambung
dengan bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chyme
didorong ke usus halus.
2. Saluran Gastrointesrinal Bagia Bawah
Saluran Gastrointestinal bawah meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas
Duodenum, Yeyenum, dan Ileum yana panjangnya kira-kira 6 meter dan diameter 2,5 cm. Usus
besar terdiri atas cecum, colon, dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Penjang usus
besar sekitar 1,5 meter dan diameternya kira-kira 6 cm. Usus menerima zat makanan yang sudah
berbentuk cyme (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorpsi air, nutrien dan elektrolit.
Usus sendiri mensekresi mucus, potassium, bikarbonat dan enzim.
Cyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar.
Dari kita makan samapai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon
terbagi menjadi 3 yaitu : Haustral Shuffing adalah gerakan mencapur cyme untuk membantu
absorpsi air, Kontraksi Haustral adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semipadat
sepanjang colon, Gerakan Peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju menuju anus.

Proses Defekasi
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan
flatus yang berasal dari saluran pencernaan melaului anus. Dalam proses Defekasi terjadi dalam
2 macam refleks yaitu :
1. Refleks Defekasi Intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum,
yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan
peristaltic. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah
defekasi.
2. Reflek Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal
cord. Dari spindal cord kemudian alikan ke colon desenden, sigmoid dan rektum yang
menyebabkan intesifnya peristaltik, relaksasi spinter internal maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma, dan
kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Gas
yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7 – 10 liter/ 24 jam. Jenis gas yang
dikeluarkan adalah CO2, Metana, H2S dan Nitrogen.
Feses terdiri atas 75 % air dan 25% materi padat. Feses normalnya berwarna coklat karena
pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensinya lembek namun berbentuk.
Masalah Eleminasi defekasi
1. Konstipasi
Gangguan eleminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus
besar. Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang
lama, stres, psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas, usia.
2. Fecal Infaction
Masa keras yang dilipatan rektum yang mengakibatkan oleh retensi dan akumulasi
material feses yang berkepanjangan.
3. Diare
Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi BAB akibat cepatnya chyme melewati
usus, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air.
4. Inkontinensia Alvi
Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui
saraf spinter anus
5. Kembung
Flatus yang berlebihan didaerah intestinal sehingga menyebabkan disetnsi intestinal, dapat
disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-obatan dan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung gas.
6. Hemorroid
Pelebaran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan didaerah tersebut

B.Fisiologi Miksi

Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks
saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan
kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan
keinginan untuk berkemih.

ELEMINASI URINE
Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat
bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan
uretra.Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke
bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian
dikeluarkan melalui uretra.

Anatomi dan fisiologi Ginjal
Ginjal adalah dua organ kecil berbentuk seperti kacang buncis yang terletak pada sisi-sisi
abdomen antara tulang rusuk kedua belas dan tulan belakanglumbal ketiga. Ginjal kanan terletak
lebih rendah daripada ginjal kiri karena hati menekannya kebawah. Ginjal terdiri atas kapsul
ginjal, cortex renalis (kulit luar) medulla renalis, dan sinus renalis. Cortex renalis adalah bagian
luar anteriorn kapsul ginjal. Bagian ini berwarna pucat dan memiliki permukaan berbintik-bintik
kecil. Nephron terletak pada bagian ini. Medulla renalis adalah bagian pusat dan biasanya
disebut dengan pyramid ginjal. Piramid pada bagina inim meruncing dengan dasar menghadap
cortex dan puncak menghadap bagian tengah ginjal. Bagian nephron dan tubulus renal terletak
pada ruang ini. Renal sinus merupakan bagian interior yang terhubungkan dengan takik ginjal
yang disebut dengan hilum.
Nephron adalah unit fungsional ginjal. Masing-masing ginjal mengandung sekitar 1 juta nephron
(Burtucci, 1995). Nephron ikut terlibat dalam pembentukan urin. Nephron ini mengandung
Corpuscolus renalis, tubulus renalis, dan duktus kolektif renalis. Corpusculus renalis
mengandung glumerulus dan kapsul bowman. Tubulus renalis terdiri atas tubule konvolusi
proksimal, loop hense dan tubule konvolusi distal. Duktus kolektif terletak didalam nephron.
Ureter adalah kelanjutan pelvis renal pada hilum dan menghubungkan ginjal dengan kencing
kemih. Ureter melakukan gerakan renstaltis otot polos yang diaktifkan oleh sisti saraf simpatis.
Terdapat function ureterovosical dalam ureter yang mencegah agar urin tidak kembali masuk
kedalam ginjal.
Ketika darah mengalir melalui kapiler glumelrulus, pada saat yang sama terjadi filtrasi plasma
ginjal menerima sekitar 20% cardiac output, sekitar 1200 ml/mut aliran darah. Proses filtrasi ini
disebut ultrafiltrasi. Volume glumerulus melakukan filtrasi kurang lebih 180ml/hari, dan 99%
diantaranya diserap kembali oleh ginjal. Tingkat filtrasi glumerular (Gfn) adalah ukuran proses
ini, Gfn dewasa rata-rata adalah 125 ml/jam.
Ketika darah yang telah terfilter memasuki kapsul Bowman glomeluri, maka terbentuklah urin
primitive. Ketika ultrafiltrasi ini mengalir melalui nephron yang lainnya terjadi penyerapan
kembali dan sekresi untuk memproduksi urin yang kita keluarkan Tubuke konklusi proksimal
menyerap kembali seabagian besar air yang sudah terfilter dan juga elektrolot Loop Henle
menyerap kemabali sodium. Tubule Konvolusi distal dan duktus kolektif menbentuk urin yang
kemudian dialirkan kedaalm ureter. Ureter kemudian mengangkut urin menuju kandung kemih
dengan gelombang peristaltis otot halus.
Kandung kemih merupakan tempat penampungan urine. Terletak pada dasar panggul pada
daerah retroperidontal dan terdiri atas otot-otot yang dapat mengecil. Kandung kemih terdiri atas
2 bagian yaitu bagian fundus / body yang merupakan otot lingkar, terdiri dari otot detrusor dan
bagian leher yang berhubungan langsung dengan uretra. Pada leher kandung kemih terdapat
spinter inerna. Spinter ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Kandung kemih dapat menampung
300 sampai 400 ml urine.
Kemudian dari ureter urine dialirkan ke uretra yang merupakan saluran pembuangan yang
langsung keluar dari tubuh. Panjang uretra perempuan lebih pendek yaitu 3,7 cm sedangkan pada
laki-laki panjangnya 20 cm. Sehingga perempuan lebih beresiko untuk terjadi infeksi saluran
kemih.

Refleks Miksi
Kandung kemih dipersyarafi oleh saraf sacral 2 (S-2) dan sacral 3 (S-3). Saraf sensorik
dari kandung kemih dikirim ke medula spinalis bagian sacral 2 sampai sacral 4 kemudian
diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pada miksi mengirimkan sinyal kepada otak
kendung kemih (detrusor) agar berkontraksi. Pada saat detrusor berkontraksi spinter interna
relaksasi dan spinter eksterna yang dibawah control kesadaran akan berperan. Apakah mau miksi
atau ditahan. Pada saat miksi otot abdominal berkontraksi bersama meningkatnya otot kandung
kemih.

Pola Eleminasi Normal
Pola eleminasi urine sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja,
makan atau bangun tidur. Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali.

Karekteristik Urine Normal
Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochorome. Namun
demikian, warna urine tergantung pada intake cairan, keadaa dehidrasi konsentrasinya menjadi
lebih pekat dan kecokletan, penggunaan obat-obatan tertentu seperti multivitamin dan preparat
besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.
Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan urea oleh bakteri.
Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urine.
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan, dan status kesehatan. Pada
orang dewasa sekitar 1.200-1.500 ml per hari atau 150-600 ml per sekali miksinya.

Masalah-masalah Eleminasi Urine

1. Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine dalam blabber dan ketidakmampuan bladder untuk
mengkosongkan kandung kemih.
2. Inkontinensia Urine
Merupakan ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol
ekskesi urine.
3. Enuresis
Merupakan ketidaksanggupan manahan kemih (mengompol) yang diakibatkan ketidakmampuan
untuk mengendalikan spinter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak dan juga pada orang
jompo.

Perubahan Pola Berkemih
1. Frekuensi
2. Urgency
3. Dysuria
4. Polyuria
5. Urinary Suppresion

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi antara lain:
1. UMUR
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya.
Anak-anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskular
berkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalami
perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung. Di
antaranya adalah atony (berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos
colon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya
(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkan
tekanan selama proses pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga

mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak
pada proses defekasi.
2. DIET
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnya
selulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan
tertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini
berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan
feses. Makan yang teratur mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapat
mengganggu keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu yang sama
setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan
makanan dan keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon.
3. CAIRAN
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairan
yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk
beberapa alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia
lewat di sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal,
menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairan
memperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan
reabsorbsi cairan dari chyme.
4. TONUS OTOT
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.
Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chyme
sepanjang colon. Otot-otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekanan
intraabdominal selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-otot
yang lemah merupakan akibat dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas atau
gangguan fungsi syaraf.
5. FAKTOR PSIKOLOGI
Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit tertentu
termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponen
psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah dapat
meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang yagn
depresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.
6. GAYA HIDUP
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang air
besar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur,
seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yang
ireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan
akan privacy juga mempengaruhi pola eliminasi feses. Klien yang berbagi satu
ruangan dengan orang lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak ingin
menggunakan bedpan karena privacy dan kegelisahan akan baunya.
7. OBAT-OBATAN
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasi
yang normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari
tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein,
menyebabkan konstipasi.Beberapa obat secara langsung mempengaruhi eliminasi.
Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan eliminasi
feses. Obat-obatan ini melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan
tertentu seperti dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas peristaltik
dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare.
8.AKTIVITAS
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi. Gerakan
peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepnjang colon.
9. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Klien yang akan dilakukan diagnostik biasanya dipuaskan atau dilakukan klisma dahulu agar
tidak BAB kecuali setelah makan.
10. PENYAKIT
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi.
11. ANESTESI DAN PEMBEDAHAN
Anestesi umum dapat menghalangi impuls parasimpatis, sehingga kadang-kadang dapat
menyebabkan ileus usus. Kondisi ini dapat berlangsung selama 24-48 jam.
12. NYERI
Pengalaman nyeri waktu BAB seperti adanya hemoroid, faktur ospubis, epesiotomi akan
menghalangi keinginan untuk BAB.
13. KERUSAKAN SENSORIK DAN MOTORIK
Kerusakan spinal cord dan injury kepala akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk
defekasi.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Miksi.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Sosiokultural
3. Psikologis
4. Kebiasaan seseorang
5. Tonus otot
6. Intake cairan dan makanan
7. Kondisi penyakit
8. Pembedahan
9. Pengobatan
10. Pemeriksaan Diagnostik
Selain itu juga di pengaruhi oleh
1. Jumlah air yang diminum Semakin banyak air yang diminum jumlah urin
semakin banyak. Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan
air ke dalam darah sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebih
banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabila
sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan
banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih
kuning .
2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah
Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka
pengeluaran urin semakin banyak.
3. Konsentrasi hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin. Kasus
ini terjadi pada orang yang menderita kencing manis.
4. Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah
sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam
ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat
dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air,
maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya
penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan
jumlahnya banyak.
5. Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga
suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga
darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal.
Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka
pengeluaran air kencing pun banyak.
6. Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan
meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat
orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi.
Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.
7. Minuman alkohol dan kafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Seseorang
yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan
meningkat.
D. Asuhan keperawatan eliminasi
Pengkajian Eliminasi Urine
a. Frekuensi
Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang-orang
berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak
memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari. Orang-orang biasanya berkemih :
pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
b. Volume
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.
Usia Jumlah / hari
1. Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 – 60 ml
2. Hari ketiga – kesepuluh dari kehidupan 100 – 300 ml
3. Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250 – 400 ml
4. Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml
5. 1 – 3 tahun 500 – 600 ml
6. 3 – 5 tahun 600 – 700 ml
7. 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml
8. 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml
9. 14 tahun – dewasa 1500 ml
10. Dewasa tua 1500 ml / kurang
Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang
dewasa, maka perlu lapor.
c. Warna
Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan dapat mengubah warna urine
seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya
penyakit.
d. Bau
Normal urine berbau aromatik yang memusingka. Bau yang merupakan indikasi adanya
masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
e. Berat jenis
Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume
yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling
adalah 1, 009 ml dan normal berat jenis : 1010 – 1025
f. Kejernihan :
Normal urine terang dan transparan.Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau
pus.
g. pH :
Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5).Urine yang telah melewati temperatur ruangan
untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri
Vegetarian urinennya sedikit alkali.
h. Protein :
Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin,
tidak tersaring melalui ginjal —- urine

Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring urine.Adanya
protein didalam urine disebut proteinuria, adanya albumin dalam urine disebut
albuminuria.
i. Darah :
Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.Adanya darah dalam
urine disebut hematuria.
j. Glukosa :
Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat
sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak menetap pada pasien
DM.Sistem yang Berperan dalam Eliminasi Alvi Sistem tubuh berperan dalam proses
eliminasi alvi (buang air besar) adalah sistem
gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.
E. Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi
Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)
1. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
2. Membantu pasien buang air besar dengan pispot
3. Memberikan huknah rendah
4. Memberikan huknah tinggi
5. Memberikan gliserin
6. Mengeluarkan feses dengan jari.

Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi dengan

1. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi
2. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi
3. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti sayuran,
buah-buahan, nasi; mempertahankan minum 2 – 3 liter/hari
4. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien
5. Positioning
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan
buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). Organ yang
berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih dan uretra. Dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih. Berkemih
merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-faktor
yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan awal
untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi.

B. Saran
1. Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi dalam
kehidupan kita sehari-hari.
2. Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine dan alvi.

More Related Content

What's hot

Rpp peredaran darah inkuiri
Rpp peredaran darah inkuiriRpp peredaran darah inkuiri
Rpp peredaran darah inkuiriDody Perdana
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineSulistia Rini
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaGoogle
 
Persedian mengajar 2
Persedian mengajar 2Persedian mengajar 2
Persedian mengajar 2Masya201
 
Rpp luring kelas 9 sistem reproduksi
Rpp luring kelas 9 sistem reproduksiRpp luring kelas 9 sistem reproduksi
Rpp luring kelas 9 sistem reproduksiMily Sudjatmiko
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5ANastiti Rahajeng
 
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem EkskresiRPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresidinas iriandana
 

What's hot (9)

Rpp peredaran darah inkuiri
Rpp peredaran darah inkuiriRpp peredaran darah inkuiri
Rpp peredaran darah inkuiri
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Sains Tingkatan 2 (Nutrisi)
Sains Tingkatan 2 (Nutrisi)Sains Tingkatan 2 (Nutrisi)
Sains Tingkatan 2 (Nutrisi)
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
 
Persedian mengajar 2
Persedian mengajar 2Persedian mengajar 2
Persedian mengajar 2
 
Rpp kelas kontrol
Rpp kelas kontrolRpp kelas kontrol
Rpp kelas kontrol
 
Rpp luring kelas 9 sistem reproduksi
Rpp luring kelas 9 sistem reproduksiRpp luring kelas 9 sistem reproduksi
Rpp luring kelas 9 sistem reproduksi
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
 
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem EkskresiRPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
RPP IPA SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab Sistem Ekskresi
 

Similar to Dasar eliminasi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA

Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaanpjj_kemenkes
 
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada ManusiaMakalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada Manusiaumfha
 
MAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIA
MAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIAMAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIA
MAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIAumfha
 
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiaMakalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiamiamirna
 
Diare pada bayi
Diare pada bayiDiare pada bayi
Diare pada bayiprikitw
 
Alam sekitar ipa terpadu kelas 9
Alam sekitar ipa terpadu kelas 9Alam sekitar ipa terpadu kelas 9
Alam sekitar ipa terpadu kelas 9mustain04
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNJulia Dewi Puspita
 
Sistem pencernaa pada manusia
Sistem pencernaa pada manusiaSistem pencernaa pada manusia
Sistem pencernaa pada manusiaMaesuri Syata
 
Ipa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusia
Ipa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusiaIpa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusia
Ipa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusiaSMPK Stella Maris
 
Penulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanPenulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanSyafiqah Mohamed Noor
 
Sistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiSistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiRegina Oktaviana
 
Tugas tik world
Tugas tik worldTugas tik world
Tugas tik worldristieprtw
 
Elearning topik6
Elearning topik6Elearning topik6
Elearning topik6Dewilianp
 
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009junaidah12
 
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009junaidah12
 

Similar to Dasar eliminasi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA (20)

Tik makalah[1]
Tik makalah[1]Tik makalah[1]
Tik makalah[1]
 
Tik makalah[1]
Tik makalah[1]Tik makalah[1]
Tik makalah[1]
 
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
 
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada ManusiaMakalah IPA Sistem organ pada Manusia
Makalah IPA Sistem organ pada Manusia
 
MAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIA
MAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIAMAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIA
MAKALAH IPA SISTEM ORGAN PADA MANUSIA
 
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiaMakalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
 
Diare pada bayi
Diare pada bayiDiare pada bayi
Diare pada bayi
 
Alam sekitar ipa terpadu kelas 9
Alam sekitar ipa terpadu kelas 9Alam sekitar ipa terpadu kelas 9
Alam sekitar ipa terpadu kelas 9
 
Word eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifasWord eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifas
 
Tugas tik erliana
Tugas tik erlianaTugas tik erliana
Tugas tik erliana
 
Tugas tik erliana
Tugas tik erlianaTugas tik erliana
Tugas tik erliana
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
 
Sistem pencernaa pada manusia
Sistem pencernaa pada manusiaSistem pencernaa pada manusia
Sistem pencernaa pada manusia
 
Ipa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusia
Ipa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusiaIpa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusia
Ipa8 kd5-sruktur dan fungsi sistem pencernaan makanan pada manusia
 
Penulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanPenulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaan
 
Sistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiSistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsi
 
Tugas tik world
Tugas tik worldTugas tik world
Tugas tik world
 
Elearning topik6
Elearning topik6Elearning topik6
Elearning topik6
 
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
 
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
Alam sekitar ipa_terpadu_kelas_9_diana_puspita_iip_rohima_2009
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Dasar eliminasi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA

  • 1. TUGAS KDPK “Dasar Eliminasi” DISUSUN OLEH:KELOMPOK 4 DEWI SARTINA HUSNIATI MERRY ANDRIANA RITA FEBRIANTI SRI WAHYUNINGSI WD.SITTI ZUHRIA KELAS :1A AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang kebutuhan dasar eliminasi. Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materieliminasi.Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll.Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi pada manusia. Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi temanteman dan kami khususnya. Penulis Raha,6 Desember 2012
  • 3. DAFTAR ISI Kata pengantar ............................................................................................................................. i Daftar isi ....................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................... …1 B. Ruang Lingkup Penulisan ...................................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1 D. Metode Penulisan .................................................................................................. 2 E. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian eliminasi .............................................................................................. 3 B. Fisiologi dalam eliminasi ...................................................................................... 3 C. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi ........................................................ 8 D. Asuhan keperawatan eliminasi .............................................................................13 E. Tindakan dalam upaya pemenuhan eliminasi .......................................................15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................................16 B. Saran ....................................................................................................................16
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A,Latar Belakang Manusia merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang diciptakan tuhanYang Maha Esa.Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang tidak lagi bermanfaat bagi tubuh manusia itu sendiri.Proses pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa dinamakan proses pencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh manusia.Sedangkan proses pengeluaran kotoran tersebut dinamakan eliminasi. B. Ruang Lingkup Penulisan Makalah ini menyajikan materi antara lain: a. Pengertian eliminasi b. Fisiologi dalam eliminasi c. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi d. Asuhan keperawatan eliminasi e. Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses eliminasi dan asuhan keperawatannya demi terciptanya perawat yang sesuai dengan dasar-dasar tugas sebagai seorang perawat.
  • 5. D. Metode Penulisan Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca pustaka tentang sistem pelayanan keperawatan.Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet. E. Sistematika Penulisan Kata pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan A.Latar Belakang B.Ruang Lingkup Penulisan .Tujuan Penulisan D. Metode Penulisan BAB II Pembahasan A. Pengertian eliminasi B. Fisiologi eliminasi C.Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi D.Asuhan keperawatan eliminasi E.Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB III Penutup A. Kesimpulan B.Saran
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Eliminasi Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan,penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Defekasi Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan (Dianawuri, 2009). 2. Miksi Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil. B. Fisiologi Dalam Eliminasi 1.Fisiologi Defekasi Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon,dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadidi dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intraabdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir .
  • 7. ELEMINASI BOWEL Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam pembuangan eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampai anus. Anatomi dan Fisiologi 1. Saluran Gastrointestinal Bagian Atas Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi dimulut dan di lambung dengan bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chyme didorong ke usus halus. 2. Saluran Gastrointesrinal Bagia Bawah Saluran Gastrointestinal bawah meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas Duodenum, Yeyenum, dan Ileum yana panjangnya kira-kira 6 meter dan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri atas cecum, colon, dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Penjang usus besar sekitar 1,5 meter dan diameternya kira-kira 6 cm. Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk cyme (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorpsi air, nutrien dan elektrolit. Usus sendiri mensekresi mucus, potassium, bikarbonat dan enzim. Cyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari kita makan samapai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon terbagi menjadi 3 yaitu : Haustral Shuffing adalah gerakan mencapur cyme untuk membantu absorpsi air, Kontraksi Haustral adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semipadat sepanjang colon, Gerakan Peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju menuju anus. Proses Defekasi Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melaului anus. Dalam proses Defekasi terjadi dalam 2 macam refleks yaitu : 1. Refleks Defekasi Intrinsik Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltic. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi. 2. Reflek Defekasi Parasimpatis Feses yang masuk akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spindal cord kemudian alikan ke colon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intesifnya peristaltik, relaksasi spinter internal maka terjadilah defekasi. Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma, dan kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7 – 10 liter/ 24 jam. Jenis gas yang dikeluarkan adalah CO2, Metana, H2S dan Nitrogen. Feses terdiri atas 75 % air dan 25% materi padat. Feses normalnya berwarna coklat karena
  • 8. pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensinya lembek namun berbentuk. Masalah Eleminasi defekasi 1. Konstipasi Gangguan eleminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stres, psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas, usia. 2. Fecal Infaction Masa keras yang dilipatan rektum yang mengakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan. 3. Diare Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi BAB akibat cepatnya chyme melewati usus, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air. 4. Inkontinensia Alvi Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui saraf spinter anus 5. Kembung Flatus yang berlebihan didaerah intestinal sehingga menyebabkan disetnsi intestinal, dapat disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-obatan dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas. 6. Hemorroid Pelebaran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan didaerah tersebut B.Fisiologi Miksi Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. ELEMINASI URINE Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke
  • 9. bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra. Anatomi dan fisiologi Ginjal Ginjal adalah dua organ kecil berbentuk seperti kacang buncis yang terletak pada sisi-sisi abdomen antara tulang rusuk kedua belas dan tulan belakanglumbal ketiga. Ginjal kanan terletak lebih rendah daripada ginjal kiri karena hati menekannya kebawah. Ginjal terdiri atas kapsul ginjal, cortex renalis (kulit luar) medulla renalis, dan sinus renalis. Cortex renalis adalah bagian luar anteriorn kapsul ginjal. Bagian ini berwarna pucat dan memiliki permukaan berbintik-bintik kecil. Nephron terletak pada bagian ini. Medulla renalis adalah bagian pusat dan biasanya disebut dengan pyramid ginjal. Piramid pada bagina inim meruncing dengan dasar menghadap cortex dan puncak menghadap bagian tengah ginjal. Bagian nephron dan tubulus renal terletak pada ruang ini. Renal sinus merupakan bagian interior yang terhubungkan dengan takik ginjal yang disebut dengan hilum. Nephron adalah unit fungsional ginjal. Masing-masing ginjal mengandung sekitar 1 juta nephron (Burtucci, 1995). Nephron ikut terlibat dalam pembentukan urin. Nephron ini mengandung Corpuscolus renalis, tubulus renalis, dan duktus kolektif renalis. Corpusculus renalis mengandung glumerulus dan kapsul bowman. Tubulus renalis terdiri atas tubule konvolusi proksimal, loop hense dan tubule konvolusi distal. Duktus kolektif terletak didalam nephron. Ureter adalah kelanjutan pelvis renal pada hilum dan menghubungkan ginjal dengan kencing kemih. Ureter melakukan gerakan renstaltis otot polos yang diaktifkan oleh sisti saraf simpatis. Terdapat function ureterovosical dalam ureter yang mencegah agar urin tidak kembali masuk kedalam ginjal. Ketika darah mengalir melalui kapiler glumelrulus, pada saat yang sama terjadi filtrasi plasma ginjal menerima sekitar 20% cardiac output, sekitar 1200 ml/mut aliran darah. Proses filtrasi ini disebut ultrafiltrasi. Volume glumerulus melakukan filtrasi kurang lebih 180ml/hari, dan 99% diantaranya diserap kembali oleh ginjal. Tingkat filtrasi glumerular (Gfn) adalah ukuran proses ini, Gfn dewasa rata-rata adalah 125 ml/jam. Ketika darah yang telah terfilter memasuki kapsul Bowman glomeluri, maka terbentuklah urin primitive. Ketika ultrafiltrasi ini mengalir melalui nephron yang lainnya terjadi penyerapan kembali dan sekresi untuk memproduksi urin yang kita keluarkan Tubuke konklusi proksimal
  • 10. menyerap kembali seabagian besar air yang sudah terfilter dan juga elektrolot Loop Henle menyerap kemabali sodium. Tubule Konvolusi distal dan duktus kolektif menbentuk urin yang kemudian dialirkan kedaalm ureter. Ureter kemudian mengangkut urin menuju kandung kemih dengan gelombang peristaltis otot halus. Kandung kemih merupakan tempat penampungan urine. Terletak pada dasar panggul pada daerah retroperidontal dan terdiri atas otot-otot yang dapat mengecil. Kandung kemih terdiri atas 2 bagian yaitu bagian fundus / body yang merupakan otot lingkar, terdiri dari otot detrusor dan bagian leher yang berhubungan langsung dengan uretra. Pada leher kandung kemih terdapat spinter inerna. Spinter ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Kandung kemih dapat menampung 300 sampai 400 ml urine. Kemudian dari ureter urine dialirkan ke uretra yang merupakan saluran pembuangan yang langsung keluar dari tubuh. Panjang uretra perempuan lebih pendek yaitu 3,7 cm sedangkan pada laki-laki panjangnya 20 cm. Sehingga perempuan lebih beresiko untuk terjadi infeksi saluran kemih. Refleks Miksi Kandung kemih dipersyarafi oleh saraf sacral 2 (S-2) dan sacral 3 (S-3). Saraf sensorik dari kandung kemih dikirim ke medula spinalis bagian sacral 2 sampai sacral 4 kemudian diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pada miksi mengirimkan sinyal kepada otak kendung kemih (detrusor) agar berkontraksi. Pada saat detrusor berkontraksi spinter interna relaksasi dan spinter eksterna yang dibawah control kesadaran akan berperan. Apakah mau miksi atau ditahan. Pada saat miksi otot abdominal berkontraksi bersama meningkatnya otot kandung kemih. Pola Eleminasi Normal Pola eleminasi urine sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali. Karekteristik Urine Normal Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochorome. Namun demikian, warna urine tergantung pada intake cairan, keadaa dehidrasi konsentrasinya menjadi
  • 11. lebih pekat dan kecokletan, penggunaan obat-obatan tertentu seperti multivitamin dan preparat besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman. Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan urea oleh bakteri. Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urine. Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan, dan status kesehatan. Pada orang dewasa sekitar 1.200-1.500 ml per hari atau 150-600 ml per sekali miksinya. Masalah-masalah Eleminasi Urine 1. Retensi Urine Merupakan penumpukan urine dalam blabber dan ketidakmampuan bladder untuk mengkosongkan kandung kemih. 2. Inkontinensia Urine Merupakan ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskesi urine. 3. Enuresis Merupakan ketidaksanggupan manahan kemih (mengompol) yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan spinter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak dan juga pada orang jompo. Perubahan Pola Berkemih 1. Frekuensi 2. Urgency 3. Dysuria 4. Polyuria 5. Urinary Suppresion C. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi a. Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi antara lain: 1. UMUR Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya.
  • 12. Anak-anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskular berkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalami perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung. Di antaranya adalah atony (berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos colon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya (mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkan tekanan selama proses pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak pada proses defekasi. 2. DIET Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnya selulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan tertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan feses. Makan yang teratur mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapat mengganggu keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon. 3. CAIRAN Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat di sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal, menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairan memperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan reabsorbsi cairan dari chyme. 4. TONUS OTOT Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi. Aktivitasnya juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chyme sepanjang colon. Otot-otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekanan
  • 13. intraabdominal selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-otot yang lemah merupakan akibat dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas atau gangguan fungsi syaraf. 5. FAKTOR PSIKOLOGI Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit tertentu termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponen psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah dapat meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang yagn depresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi. 6. GAYA HIDUP Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang air besar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur, seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yang ireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan akan privacy juga mempengaruhi pola eliminasi feses. Klien yang berbagi satu ruangan dengan orang lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak ingin menggunakan bedpan karena privacy dan kegelisahan akan baunya. 7. OBAT-OBATAN Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasi yang normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein, menyebabkan konstipasi.Beberapa obat secara langsung mempengaruhi eliminasi. Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan eliminasi feses. Obat-obatan ini melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu seperti dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas peristaltik dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare. 8.AKTIVITAS Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepnjang colon. 9. PROSEDUR DIAGNOSTIK Klien yang akan dilakukan diagnostik biasanya dipuaskan atau dilakukan klisma dahulu agar
  • 14. tidak BAB kecuali setelah makan. 10. PENYAKIT Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi. 11. ANESTESI DAN PEMBEDAHAN Anestesi umum dapat menghalangi impuls parasimpatis, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan ileus usus. Kondisi ini dapat berlangsung selama 24-48 jam. 12. NYERI Pengalaman nyeri waktu BAB seperti adanya hemoroid, faktur ospubis, epesiotomi akan menghalangi keinginan untuk BAB. 13. KERUSAKAN SENSORIK DAN MOTORIK Kerusakan spinal cord dan injury kepala akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk defekasi. a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Miksi. 1. Pertumbuhan dan Perkembangan 2. Sosiokultural 3. Psikologis 4. Kebiasaan seseorang 5. Tonus otot 6. Intake cairan dan makanan 7. Kondisi penyakit 8. Pembedahan 9. Pengobatan 10. Pemeriksaan Diagnostik Selain itu juga di pengaruhi oleh 1. Jumlah air yang diminum Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak. Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan
  • 15. banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning . 2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin semakin banyak. 3. Konsentrasi hormon insulin Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi pada orang yang menderita kencing manis. 4. Hormon antidiuretik (ADH) Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak. 5. Suhu lingkungan Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak. 6. Gejolak emosi dan stress Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil. 7. Minuman alkohol dan kafein Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Seseorang yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan meningkat.
  • 16. D. Asuhan keperawatan eliminasi Pengkajian Eliminasi Urine a. Frekuensi Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari. Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan. b. Volume Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi. Usia Jumlah / hari 1. Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 – 60 ml 2. Hari ketiga – kesepuluh dari kehidupan 100 – 300 ml 3. Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250 – 400 ml 4. Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml 5. 1 – 3 tahun 500 – 600 ml 6. 3 – 5 tahun 600 – 700 ml 7. 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml 8. 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml 9. 14 tahun – dewasa 1500 ml 10. Dewasa tua 1500 ml / kurang Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang dewasa, maka perlu lapor. c. Warna Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit. d. Bau Normal urine berbau aromatik yang memusingka. Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu. e. Berat jenis
  • 17. Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml dan normal berat jenis : 1010 – 1025 f. Kejernihan : Normal urine terang dan transparan.Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus. g. pH : Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5).Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri Vegetarian urinennya sedikit alkali. h. Protein : Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal —- urine Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring urine.Adanya protein didalam urine disebut proteinuria, adanya albumin dalam urine disebut albuminuria. i. Darah : Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.Adanya darah dalam urine disebut hematuria. j. Glukosa : Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak menetap pada pasien DM.Sistem yang Berperan dalam Eliminasi Alvi Sistem tubuh berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar) adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.
  • 18. E. Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar) 1. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan 2. Membantu pasien buang air besar dengan pispot 3. Memberikan huknah rendah 4. Memberikan huknah tinggi 5. Memberikan gliserin 6. Mengeluarkan feses dengan jari. Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi dengan 1. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi 2. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi 3. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti sayuran, buah-buahan, nasi; mempertahankan minum 2 – 3 liter/hari 4. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien 5. Positioning
  • 19. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). Organ yang berperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih. Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi. B. Saran 1. Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi dalam kehidupan kita sehari-hari. 2. Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine dan alvi.