SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I 
PENDAHULUAN 
ii 
A. Latar Belakang Masalah 
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya 
alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak 
penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya 
ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, 
sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar 
terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi 
keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena 
itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat 
berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi 
keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, 
maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi 
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, 
sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan 
misinya yang telah derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan 
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. 
Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap orang untuk 
mencapainya. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang 
akan dapat menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan 
materill dan spirituilnya, tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera setiap individu 
didalamnya akan mendapat kesempatan seluas- luasnya untuk berkembang sesuai dengan 
potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki. 
Dalam agama Islam, keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga 
sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang dipahami dari 
ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai 
ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta 
mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana 
aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan 
yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.
Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep 
keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis 
akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama. 
ii 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan pemaparan penulis dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan 
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 
1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum? 
2. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits? 
3. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam? 
4. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam? 
C. Tujuan Penulisan 
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah : 
1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum 
2. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits 
3. Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam 
4. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam
BAB II 
PEMBAHASAN 
ii 
A. Konsep Keluarga Berencana 
1. Pengertian Keluarga Berencana 
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga 
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari 
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, 
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan 
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. 
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang 
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya 
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan 
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan 
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk 
menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. 
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur 
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta 
keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung 
dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang 
kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar 
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. 
2. Tujuan Keluarga Berencana 
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: 
1. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan 
2. menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan 
menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 
per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan 
kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang 
ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah 
penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan 
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. 
3. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama 
dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan 
kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. 
4. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari 
satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk 
tercapainya keluarga bahagia. 
5. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan 
menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan 
pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan 
berkualitas. 
6. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Ba hagia dan 
Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu 
keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan 
produktif dari segi ekonomi. 
ii 
3. Sasaran Keluarga Berencana 
1. Sasaran Langsung 
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena 
kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap 
kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi 
peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi. 
2. Sasaran Tidak Langsung 
a. Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target 
untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang 
beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat 
reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif 
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi. 
b. Organisasi-organisasi, lembaga- lembaga kemasyarakatan, instansi- instansi pemerintah 
maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang 
diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.
c. Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi 
ii 
4. Macam-macam Alat Kontrasepsi 
Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya 
ialah: 
 Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk 
mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium. 
 Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi 
ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan 
lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis. 
 Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit 
lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama 
dengan suntik. 
 AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load 
terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat 
lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita. 
 Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran 
pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang 
sperma menjelang diejakulasi) bagi laki- laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama 
pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari 
sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya. 
 Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang 
dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat 
tradisional seperti jamuan, urut dsb.
B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits 
1. Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana 
Dalam al-Q ur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan 
dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah : 
ii 
Surat An-Nisa’ ayat 9: 
وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم 
فليتقواالله واليقولوا سديدا 
“Dan hendak lah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan 
dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan 
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka 
mengucapkan perkataan yang benar”. 
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB 
diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 
53, dan at-Thalaq: 7. 
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu 
dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan 
anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga. 
2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana 
Dalam Hadits Nabi diriwayatkan: 
إنك تدر ورثك أغنياء خير من أن تدرهم عالة لتكففون الناس )متفق عليه( 
“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan 
berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang 
banyak.” 
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah 
tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi 
orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.
C. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam 
1. Menurut al-Qur’an dan Hadits 
Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau 
memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada 
kaidah hukum Islam, yaitu: 
الا صل فى الأشياء الاباحة حتى يدل على الدليل على تحريمها 
Tetapi dalam al-Q ur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti 
program KB, yakni karena hal-hal berikut: 
a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah: 
) ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة )البقرة : 591 
“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”. 
b. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai dengan 
ii 
hadits Nabi: 
كادا الفقر أن تكون كفرا 
“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”. 
c. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat 
sebagai mana hadits Nabi: 
ولا ضرر ولا ضرار 
“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain. 
2. Menurut Pandangan Ulama’ 
a. Ulama’ yang memperbolehkan 
Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh 
Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti 
progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari 
kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan 
keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin 
mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al- 
Mu’minun ayat: 12, 13, 14.
2) Ulama’ yang melarang 
Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof. 
Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu 
termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah: 
ولا تقتلوا أولادكم من إملق نحن نرزقكم وإياهم 
“Dan janganlah kamu membunuh anak -anak kamu karena takut (kemisk inan) kami akan 
memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”. 
D. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam 
1 Cara yang diperbolehkan 
Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain, 
menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini 
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan 
kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi : 
كنا نعزل على عهد وسول االله ص. م. فلم ينهها )رواه مسلم ( 
Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya. 
2) Cara yang dilarang 
Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah 
atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara 
lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang 
tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan. 
ii
BAB III 
PENUTUP 
ii 
A. Kesimpulan 
Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan 
yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut 
dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang 
disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. 
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah 
kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri 
olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh 
orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat 
ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang 
halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan. 
Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria 
tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak 
bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi 
semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan 
keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) 
hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi 
kesepakatan para ulama dalam forum- forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun 
Internasional (ijma’al-majami). 
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang 
dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha 
pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami- isteri karena situasi dan kondisi 
tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. 
Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud 
menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh 
sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. 
Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya 
kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan 
dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam
ii 
B. Saran 
Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam maka 
penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan 
kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat 
kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan 
ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA 
 mas say loros. (2011). dalam as-sunnah edisi 01/tahun v/2001m/1421h] termuat dalam 
: http://kanal3.wordpress.com/2011/02/13/bagaimanakah-hukum-keluarga-berencana-kb- 
ii 
dalam-pandangan- islam/ 
 drs.h. aminudin yakub,ma-wakil sekretaris komisi fatwa mui 
pusat http://keluargaberencanadalamislam.blogspot.com/2009/12/pandangan-hukum-islam- 
tentang-keluarga.html 
 tu’nas fuaidah. (2009). http://8tunas8.wordpress.com/keluarga-berencana-kb-dalam-pandangan- 
islam/ 
 surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at- 
Thalaq: 7. 
 http://windahidayatulhabibah.blogspot.com/2012/05/makalah-keluarga-berencana-dalam. 
html 
 http://hukumberkbdalampandanganislam.blogspot.com/
KATA PENGANTAR 
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat 
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan 
tepat waktu. 
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul 
“ PANDANGAN ISLAM TENTANG KB ” 
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman 
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau 
menyinggu perasaan pembaca. 
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan 
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. 
ii 
Raha, November 2013 
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i 
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ...................................................................................................1 
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2 
C. Tujuan..................................................................................................................2 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Konsep KB ........................................................................................................3 
B. KB dalam pandangan Al-Quran Hadits ..............................................................6 
C. Hukum KB dalam Islam......................................................................................7 
D. Cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Islam ..............................8 
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan.......................................................................................................9 
B. Saran.................................................................................................................10 
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11 
ii
MAKALAH 
PANDANGAN ISLAM TENTANG 
KELUARGA BERENCANA (KB) 
DI SUSUN OLEH: 
NAMA : RATMA NINGSIH 
NIM : 2013.IB.0030 
TINGKAT : I A. 
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA 
KABUPATEN MUNA 
2013 / 2014 
ii

More Related Content

What's hot

Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iudOperator Warnet Vast Raha
 
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...pjj_kemenkes
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganSeptian Muna Barakati
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibueka f
 
Kb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agamaKb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agamaAinur
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
Pengorganisasian Praktek Asuhan KebidananGrhasta Dian
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidananaisyaahhh
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananbayu agustina
 
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidanKepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidansri emilda
 

What's hot (20)

ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILANASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
 
Hubungan agama dan profesi kebidanan
Hubungan agama dan profesi kebidananHubungan agama dan profesi kebidanan
Hubungan agama dan profesi kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan dengan
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Pernikahan dini
Pernikahan diniPernikahan dini
Pernikahan dini
 
Kb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agamaKb dalam pandangan agama
Kb dalam pandangan agama
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
Teori jean ball
Teori jean ballTeori jean ball
Teori jean ball
 
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidanan
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidanan
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidanKepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
 

Viewers also liked

94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...Ahmad Adnan
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaiskawia
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Ai Ela Ayu Ningsih
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIGhian Velina
 

Viewers also liked (7)

Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Jurnal ilmiah
Jurnal ilmiahJurnal ilmiah
Jurnal ilmiah
 
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
 
Makalah pmdi
Makalah pmdiMakalah pmdi
Makalah pmdi
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
 

Similar to OPTIMALKANKELUARGABERENCANADALAMPANDANGANALQURAN

Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamYadhi Muqsith
 
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptxGIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptxKakHepatitisB
 

Similar to OPTIMALKANKELUARGABERENCANADALAMPANDANGANALQURAN (20)

Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Kb dalam perspektif agama
Kb dalam perspektif agamaKb dalam perspektif agama
Kb dalam perspektif agama
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
 
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptxGIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

OPTIMALKANKELUARGABERENCANADALAMPANDANGANALQURAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN ii A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misinya yang telah derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap orang untuk mencapainya. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang akan dapat menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan materill dan spirituilnya, tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera setiap individu didalamnya akan mendapat kesempatan seluas- luasnya untuk berkembang sesuai dengan potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Dalam agama Islam, keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang dipahami dari ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.
  • 2. Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama. ii B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan penulis dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum? 2. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits? 3. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam? 4. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum 2. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits 3. Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam 4. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam
  • 3. BAB II PEMBAHASAN ii A. Konsep Keluarga Berencana 1. Pengertian Keluarga Berencana Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. 2. Tujuan Keluarga Berencana Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: 1. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan 2. menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan
  • 4. bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. 3. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. 4. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. 5. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. 6. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Ba hagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. ii 3. Sasaran Keluarga Berencana 1. Sasaran Langsung Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi. 2. Sasaran Tidak Langsung a. Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi. b. Organisasi-organisasi, lembaga- lembaga kemasyarakatan, instansi- instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.
  • 5. c. Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ii 4. Macam-macam Alat Kontrasepsi Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya ialah:  Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.  Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis.  Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama dengan suntik.  AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita.  Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki- laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.  Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb.
  • 6. B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits 1. Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana Dalam al-Q ur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah : ii Surat An-Nisa’ ayat 9: وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقواالله واليقولوا سديدا “Dan hendak lah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7. Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga. 2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana Dalam Hadits Nabi diriwayatkan: إنك تدر ورثك أغنياء خير من أن تدرهم عالة لتكففون الناس )متفق عليه( “sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak.” Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.
  • 7. C. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam 1. Menurut al-Qur’an dan Hadits Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam, yaitu: الا صل فى الأشياء الاباحة حتى يدل على الدليل على تحريمها Tetapi dalam al-Q ur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut: a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah: ) ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة )البقرة : 591 “Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”. b. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai dengan ii hadits Nabi: كادا الفقر أن تكون كفرا “Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”. c. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi: ولا ضرر ولا ضرار “Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain. 2. Menurut Pandangan Ulama’ a. Ulama’ yang memperbolehkan Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al- Mu’minun ayat: 12, 13, 14.
  • 8. 2) Ulama’ yang melarang Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah: ولا تقتلوا أولادكم من إملق نحن نرزقكم وإياهم “Dan janganlah kamu membunuh anak -anak kamu karena takut (kemisk inan) kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”. D. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam 1 Cara yang diperbolehkan Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi : كنا نعزل على عهد وسول االله ص. م. فلم ينهها )رواه مسلم ( Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya. 2) Cara yang dilarang Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan. ii
  • 9. BAB III PENUTUP ii A. Kesimpulan Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan. Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum- forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun Internasional (ijma’al-majami). Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami- isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam
  • 10. ii B. Saran Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam maka penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA  mas say loros. (2011). dalam as-sunnah edisi 01/tahun v/2001m/1421h] termuat dalam : http://kanal3.wordpress.com/2011/02/13/bagaimanakah-hukum-keluarga-berencana-kb- ii dalam-pandangan- islam/  drs.h. aminudin yakub,ma-wakil sekretaris komisi fatwa mui pusat http://keluargaberencanadalamislam.blogspot.com/2009/12/pandangan-hukum-islam- tentang-keluarga.html  tu’nas fuaidah. (2009). http://8tunas8.wordpress.com/keluarga-berencana-kb-dalam-pandangan- islam/  surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at- Thalaq: 7.  http://windahidayatulhabibah.blogspot.com/2012/05/makalah-keluarga-berencana-dalam. html  http://hukumberkbdalampandanganislam.blogspot.com/
  • 12. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ PANDANGAN ISLAM TENTANG KB ” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. ii Raha, November 2013 Penulis
  • 13. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................................................i DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..............................................................................................2 C. Tujuan..................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep KB ........................................................................................................3 B. KB dalam pandangan Al-Quran Hadits ..............................................................6 C. Hukum KB dalam Islam......................................................................................7 D. Cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Islam ..............................8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................................9 B. Saran.................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11 ii
  • 14. MAKALAH PANDANGAN ISLAM TENTANG KELUARGA BERENCANA (KB) DI SUSUN OLEH: NAMA : RATMA NINGSIH NIM : 2013.IB.0030 TINGKAT : I A. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013 / 2014 ii