1. Pengetian Globalisasi
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi Dampak Globalisasi
1. 1. Lilypad Kota Mengambang (seperti daun )
Lilypad didesign oleh Vincent sebagai antisipasi untuk tahun 2100 yang digambarkkan
bahwa akan banyak sekali jumlah para pengungsi dunia akibat terjadinya pemanasan global.
Dia mengemukakan bahwa prinsip Archimedes bahwa cairnya es tidak akan merubah
peningkatan permukaan air. Sama halnya dengan mencairnya es di dalam air di gelas. Namun
ada dua sumber air raksasa yang tidak berada diatas air yang akan mencair dan langsung
menuju ke laut yang menyebabkan naiknyapermukaan air laut. Hal ini berhubungan dengan
gunung es di Antartika dan Greenland disisi lain, serta benua es. Hal lain yang menyebabkan
naiknya permukaan laut tidak ada sangkut pautnya dengan mencairnya es, tetapi dilatasi air
yang terjadi akibat pengaruh suhu udara.
Menurut ramalan GIEC (Intergovernmental group on the evolution of the climate), kenaikan
permukaan laut akan mencapai 20 hingga 90 cm selama abad ke-21. Setiap kenaikan suhu
1°C akan mengakibatkan air naik 1 meter. Kenaikan air ini akan mempengaruhi 0.05% di
Uruguay, 1% di Mesir, 6% di Belanda, 17.5% di Bangladesh dan lebih dari 80% di daerah
atoll Majuro di Marshall dan pulau-pulau Kiribati hingga pulau-pulau di Maldives. Negara-negara
seperti Vietnam, Mesir, Bangladesh, Guyana atau Bahamas akan melihat tempat-tempat
tinggal masyarakatnya kebanjiran dan genangan Lumpur air asin dari laut. New York,
Bombay, Calcutta, Hô Chi Minh City, Shanghai, Miami, Lagos, Abidjan, Jakarta, Alexandria
dan lebih dari 250 juta pengungsi dari negara lain akibat perubahan suhu udara. Itulah
sebabnya Lilypad, sebagai prototipe kota yang dibuat mengapung diatas air dan dapat
menampung sebanyak 50.000 penduduk. Dan didalamnya dikembangkan kehidupan flora dan
fauna disekitar danau dengan air yang ditampung dari air hujan. Lilypad kota yang akrab
dengan lingkungan dapat mengapung dari dari Monaco di Eropa hingga ke daerah bagian
Atol Polenesia.Desain yang sangat modern dalam antisipasi pengungsi akibat
pemanasan global. Inspirasi dari daun lilypad Amazonia Victoria Regia, dari keluarga
Nympheas, tanaman air yang ditemukan oleh ahli tanaman Jerman Thaddeaus
Haenke. Lilypad kota lingkungan yang mengapung dengan zero emisi udara. Melalui
teknologi energi dari matahari (solar), angin, gelombang laut dan biomass. Bahkan
dapat memperoses gas CO2 di adalam atmosfer dan meresap ke kulitnya (atap) yang
terbuat dari titanium
2. 2.Desain Tenda Meniru Sebuah Daun
Struktur urat daun menginspirasi bentuk tenda ini oleh
desainer Ondrej Vaclavik, secara teoritis memperkuat desain
melalui penempatan strategis dari tiang tenda. Ini tentu
membuat untuk kemah yang menarik, yang hampir lebih
mengingatkan kita pada 'bug daun' dari daun itu sendiri.
3. 3 esplanade
Esplanade adalah bangunan yang terletak di tepi sungai enam hektar
lahan di sepanjang tepi laut Marina Bay dekat dengan muara
Singapore River. Tujuannya dibangun untuk menjadi pusat
pertunjukkan seni bagi bangsa pulau Singapura.
Bangunan ini dirancang oleh dua firma arsitektur bekerja sama : oleh
DP Architect ( DPA ) dari Singapura dan berbasis London Michael
Wilford & Partners ( mwp ). Desain Arsitektur yang unik pada
bangunan ini terlihat dari atap pada bangunan tersebut yang
menyerupai seperti buah durian. Beberapa orang Singapura merujuk
ke Esplanade sebagai ” Durian ” atau ” The Big Durian ” atau juga ”
Shell Durian ”