SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAMA
Tugas disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media PAI
Dosen Pengampu: Dr. Sukiman M.Pd.
Penyusun:
Minan Zuhri (13410225)
M Faruq Amna (13410227)
Endar Riyanti (13410228)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam dijadikan salah satu materi pelajaran pokok di semua
jenjang pendidikan di Indonesia karena agama islam merupakan agama
mayoritas yang di peluk oleh sebagian besar masyarakat nusantara. Dengan di
ajarkannya Pendidikan Agama Islam di semua jenjang pendidikan diharapkan
dapat memberikan pedoman pada siswa supaya dapat berperilaku sesuai
dengan syari’at Islam dan membentuk kepribadian siswa, supaya menjadi
siswa yang berbudi pekerti luhur. Untuk itu, dalam pembelajaran agama Islam
disekolah tidak hanya mendengarkan guru berceramah tanpa melibatkan
aktifitas siswa dalam setiap materi yang diajarkan. Untuk menunjang
keefektifan siswa dalam belajar Agama Islam, oleh karena itu diharapkan
setiap guru PAI dapat menggunakan laboratorium Agama Islam, supaya siswa
dapat lebih memahami dan praktik ibadah langsung, sehingga hal ini dapat
membiasakan siswa beribadah diluar jam pelajaran dan melaksanakan apa
yang dianjurkan oleh Islam. Secara tidak langsung, hal ini dapat memberikan
kesadaran bahwa mengelola laboratorium sangat penting. Pengelolaan masjid
harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid
hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami
kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid.
b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Laboratorium Agama?
2. Apa sajakah konsep yang digunakan dalam Pengelolaan Laboratorium
Agama?
3. Bagaimanakah prosedur dalam penggunaan Laboratorium Agama?
4. Apa fungsi dan tujuan dengan di sediakannya Laboratorium Agama
dalam pendidikan?
5. Adakah kelelmahan dan kelebihan dengan adanya Laboratorium
Agama?
6. Seperti apakah pemanfaatan masjid sebagai Laboratorium Agama?
c. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Media
dan Sumber Belajar PAI
2. Untuk mengetahui konsep pengelolaan laboratorium agama.
3. Untuk mengetahui pengertian laboratorium agama.
4. Untuk mengetahui prodesur penggunaan laboratorium agama sebagai
media pendidikan.
5. Untuk mengetahui fungsi laboratorium agama.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan laboratorium
agama sebagai media pendidikan.
7. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari masjid sebagai
Laboratorium Agama dalam pendidikan.
II. Pembahasan
a. Pengertian Laboratorium Agama
Sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang apa itu laboratorium
agama hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu media pendidikan dalam
agama, karena seperti kita tahu bahwa laboratorium agama adalah salah satu
dari media dalam pembelajaran agama di dunia pendidikan. Media pendidikan
agama sendiri merupakan semua aktivitas yang ada hubungannya dengan
materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat dipragakan
maupun teknik atau metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru
agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan
agama Islam. 1Dengan demikian media pendidikan agama merupakan segala
sesuatu, baik berupa benda ataupun tempat dimana benda atau tempat tersebut
dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang ada kaitannya dengan
pendidikan agama, selain itu juga sebagai usaha yang ditujukan untuk
memudahkan siswa dalam mempelajari pengajaran agama.. Misalnya: papan
tulis, buku pelajaran, radio pendidikan, karyawisata, masjid, dan lain
sebagainya.
1 Basyiruddin Usman, Media Pendidikan Agama, (Jakarta: CiputatPers, 2002),hal.117
2Laboratorium Agama merupakan segala macam tempat yang dapat
memungkinkan untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk
siswa. Tempat yang dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun
dapat di masjid, musholla, dan tempat-tempat lainnya. Dalam tingkat sekolah
dan perguruan tinggi laboraturium agama ini biasanya berbentuk mushola
ataupun masjid yang digunakan untuk tempat ibadah, untuk pendidikan lebih
mengenai keagamaan. Untuk tingkat Perguruan Tinggi terutama di Jurusan
Tarbiyah laboratorium ini sangat berfungsi untuk menunjang kegiatan-
kegiatan dalam pengajaran. Terdiri dari peralatan Micro Teaching dan kelas
untuk praktek mengajar. Selain itu juga menjadi media untuk melakukan
eksperimen teori serta program-program yang ditemukan oleh para dosen.
Laboratorium ini dikelola oleh seorang dosen dan asistennya.
b. Konsep dalam Pengelolaan Laboratorum Agama
Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan diantaranya3 :
1. Pembinaan bidang Idarah (manajemen)
Dengan luasnya fungsi masjid, pengelolaan masjid harus dilakukan dengan
manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara
tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan
tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan
meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan
pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi sehingga
tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam kepengurusan.
2. Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid)
Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang
mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT.
3. Pembinaan bidang Riayah (pemeliharaan masjid)
2 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan pembuatannya, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo,2009), hal.214
3 http://arienurdiansyah.wordpress.com/2012/01/03/4/.Di unduh pada tanggal 10 Desember 2014,pukul
11.00 WIB
Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih,
indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan
menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah
didalamnya.
c. Prosedur dalam Penggunaan Laboratorium Agama
Langkah persiapan
Tanpa perencanaan yang matang, kegiatan belajar siswa bisa menjadi tak
terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak
melakukan kegiatan kegiatan belajar yang diharapkan
1. Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh
para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media
dan sumber belajar.
2. Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Penentuan objek
harus dipertimbangkan atas relevansinya terhadap tujuan belajar, akses
mudah, tersedia sumber- sumber belajar, keamanan bagi siwa dalam
mempelajarinya, menungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa.
3. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misal:
mencatat, observasi
4. Mempersiapkan perizinan bila diperlukan
5. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar
Langkah pelaksanaan
melakukan kegiatan belajar di tempat yang telah di tentukan sesuai dengan
rencana yang telah dipersiapkan.
Tindak lanjut
kegiatan belajar dikelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan.
d. Fungsi Laboratorium Agama
Secara umum fungsi semua laboratorium adalah antara lain :
1. Sebagai tempat dilakukannya percobaan
Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin
semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan
di dalam laboratorium. Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas.
Dengan adanya kegiatan pembalajaran di laboratorium, siswa dapat
mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung
dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.
2. Sebagai tempat display / pameran
Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau
display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan,
agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk penelitian
atau percobaan yang lebih baik.
3. Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka
Dengan adanya koleksi sejumlah species memudahkan siswa
mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit untuk
menemukannya.
4. Sebagai museum kecil
Hasil-hasil penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan
diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai
museum kecil.
Adapun tujuan dengan adanya laboratorium agama bagi siswa maupun
mahasiswa yaitu :
1. Digunakan untuk tempat ibadah
2. Untuk memberikan pemahaman lebih dalam keagamaan
3. Untuk kegiatan para siswa seperti pengajian
4. Untuk kegiatan Rohis
5. Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar pada mahasiswa
6. Membuat media pembelajaran agama
7. Mengevaluasi proses belajar mengajar di PAI dan mengembangkannya
Untuk kegiatan di laboratorium agama dalam tingkat SD, SMP dan SMA
masih sebatas dengan sholat berjamaah, pendalaman ilmu tentang agama,
pengajian dan juga untuk kegiatan anak-anak. Sedangkan untuk jenjang
Perguruan Tinggi kegiatannya adalah:
1. Mengatur kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching.
2. Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembekalan PPL.
3. Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI.
4. Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori
pengajaran dan pendidikan agama.
5. Membuat modul dan media pengajaran agama Islam.
e. Kelebihan dan Kekurangan Laboratorium Agama dalam Pembelajaran
Pengunaan laboratorium agama sebagai media pendidikan
dilaksanakan pada saat jam pelajaran berlangsung atau di luar jam pelajaran,
atau sebagai penugasan. Namun penggunaan laboratorium agama ini memiliki
beberapa kelemahan dan kelebihan, diantaranya adalah:
 Kelebihan
Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam
proses belajar-mengajar:
1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di
kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kayak serta lebih faktual
sehingga kebenarannya lebih akurat.
4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya, atau
wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta,
dan lain-lain.
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat
dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan
alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang
ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta
lingkungan.4
4 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan…hal.209
 Kelemahan
Sedangkan kelemahannya biasanya bekisar pada pengaturan waktu dan
kegiatan, misalnya:
1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan
pada waktu siwa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar
yang diharapkan, sehingga ada kesan main-main.
2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari
lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga
menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar mengajar hanya
terjadi di dalam kelas. Tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam
kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu
di antaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan
lingkungannya.
f. Masjid Sebagai Media Pembelajaran Agama (Laboratorium)
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam
proses belajar dan mengajar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan
sebagai tempat penerima dan memberi pesan. Dengan adanya media
pembelajaran maka dapat memudahkan guru mengajar dan siswa belajar.
Sebagai alternatif fungsi edukasi, masjid memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi
religi, fungsi sosial, dan fungsi pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada fungsinya
sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain :
1. Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis Ta’lim)
Dewasa ini, masyarakat melihat bahwa keberadaan majelis ta’lim
merupakan salah satu alternatif bagi pembinaan mental keagamaan,
sesuatu yang selama ini kurang dapat diberikan oleh lembaga
pendidikan formal melalui kurikulum yang bersifat intrakurikuler.
Pada saat lembaga-lembaga pendidikan formal, baik umum maupun
agama, yang dilaksanakan pemerintah maupun swasta mulai dirasa
kurang mampu membina mental keagamaan dan penguasaan terhadap
tuntutan praktis dan ajaran agama secara memuaskan. Lembaga-
lembaga pendidikan umum dan agama, sulit menghasilkan lulusan
yang betul-betul memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
agama dengan baik. Mereka tidak dapat membaca ayat-ayat al-Quran
dengan baik, melaksanakan ibadah shalat dengan baik, kurang giat
melakukan ibadah ritual, kurang dapat menjiwai ajaran dan nilai-nilai
ajaran agama serta mulai merosot akhlaknya.
Munculnya fenomena tersebut telah banyak dicarikan akar
penyebabnya. Di antaranya, kurangnya jam pelajaran agama,
kurangnya perhatian dan waktu pembinaan yang dilakukan orang tua
di rumah, tidak sebandingnya bekal agama yang dimiliki para peserta
didik dengan tantangan arus budaya global yang berdampak negatif,
lingkungan yang kurang sehat, dan bergesernya konsep pendidikan
menjadi konsep pengajaran yang lebih menekankan pada pengisian
otak si anak dengan berbagai pengetahuan.
Sejumlah alasan tersebut memberikan peluang sangat luas dan
terbuka bagi majelis taklim untuk menampilkan keberadaannya
sebagai wahana dan metode pembelajaran agama yang dinamis dan
demokratis, di tengah-tengah keformalan dan keterbatasan metode
pembelajaran agama secara klasikal dan konvensional di sekolah
sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya
2. Melibatkan para pemuda
Tidak diragukan lagi bahwa para pemuda memiliki peran yang
sangat penting dalam tatanan kehidupan manusia secara umum dan
masyarakat kaum muslimin secara khusus, karena jika mereka pemuda
yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam maka merekalah yang
akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi
nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan
dunia dan akhirat. Hal ini dikarenakan Allah telah memberikan kepada
mereka kekuatan badan dan kecemerlangan pemikiran untuk dapat
melaksanakan semua hal tersebut.
Masjid dalam hal ini tentu saja juga memiliki peran dan posisi
yang strategis guna mengawal golongan generasi muda tersebut
melewati masa peralihannya yang penuh gejolak itu dengan baik, yaitu
utamanya dalam wadah organisasi remaja masjid. Tercatat, saat ini
telah mulai banyak berdiri organisasi remaja masjid di banyak masjid
dan menjadi bagian resmi dari struktur organisasi kepengurusan
masjid. Di dalam organisasi ini, para anggota remaja Islam dibina dan
dibentuk karakter kepribadian dan kecerdasannya sehingga kelak
mampu menjalani kehidupan yang lebih Islami. Caranya, lewat
berbagai macam metode dan kegiatan, di mana minat, bakat, dan
kemampuan positif yang dimiliki para remaja tetap dapat diakomodasi
dan disalurkan.
Bagi masjid sendiri, keberadaan organisasi remaja masjid
sejatinya juga penting dalam mendukung tercapainya kemakmuran
masjid yang dicita-citakan. Pasalnya, kendati tanpa remaja kegiatan
masjid tetap bisa berjalan, namun secara jangka panjang tidak ada
jaminan hal tersebut akan terus berlangsung, bahkan menjadi lebih
baik dan bermutu. Bagaimanapun, keadaan masjid pada sepuluh, dua
puluh, atau tiga puluh tahun mendatang, salah satu tolok ukurnya
adalah bagaimana kondisi remajanya pada masa sekarang. Bila tidak
ada pembinaan dan proses pengkaderan yang terstruktur, berjenjang,
dan berkesinambungan sejak dini, bisa dipastikan masa depan masjid
bersangkutan akan suram.
Hal demikian kiranya yang masih kurang dipahami oleh
sementara kalangan pemimpin masjid. Tidak heran, kalaupun terdapat
organisasi remaja masjid, proses awal pembentukkannya tidak
melibatkan kalangan remaja secara aktif dan luas. Sementara, dalam
praktiknya pun organisasi ini hanya ditempatkan sekadar “pelengkap
penderita”, yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi atau digerakkan
oleh kalangan tua untuk membantu merealisasikan aneka kegiatan
masjid. Semisal, yang kerap terjadi, dalam penyelenggaraan PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam) dan kerja bakti di masjid
3. Membangun perpustakaan masjid[1]
Salah satu faktor penyebab mundurnya peradaban dan umat
Islam adalah jauhnya umat Islam dari ilmu pengetahuan (baca: buku).
Pembinaan umat yang selama ini berjalan cenderung hanya
menggunakan pendekatan komunikasi lisan satu arah yang justru
membuat para jamaah terbiasa dengan budaya dengar. Pembinaan
terpusat pada dai, ustadz, atau juru dakwah semata. Alhasil, jamaah
tidak termotivasi, tidak mandiri, dan menjadi pasif dalam mendalami
ajaran Islam.
Membaca merupakan bagian paling penting dari proses
menuntut ilmu. Dengan membaca kita jadi tahu apa yang selama ini
tidak kita ketahui. Dengan membaca inilah ilmu kita dapatkan, amal
bisa kita tegakkan, dan dakwah bisa kita suarakan, Perpustakaan
masjid sebagai perpustakaan komunitas bisa menjadi sebuah alternatif
yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. Bayangkan, jika setiap
masjid di kampung dan desa mempunyai perpustakaan, tentu akan
semakin mudah bagi masyarakat untuk mengakses bahan-bahan
bacaan, Perpustakaan masjid akan menjadi sumber bacaan yang lebih
merakyat karena tidak membutuhkan birokrasi yang rumit. Namun
kenyataannya, praktek di lapangan sering berbeda dengan kondisi ideal
yang diinginkan.
III. Kesimpulan
Laboratorium Agma merupakan salah satu media dalam pembelajaran di dunia
pendidikan yaitu merupakan segala macam tempat yang dapat memungkinkan
untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk siswa. Tempat yang
dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun dapat di masjid,
musholla, dan tempat-tempat lainnya.
Ada tiga bidang pembinaan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan
laboratorium agama diantaranya: Pembinaan bidang Idarah (manajemen),
Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid), Pembinaan bidang Riayah
(pemeliharaan masjid). Prosedur penggunaannya terbagi menjadi tahap persiapan,
langkah pelaksanaan dan tindak lanjut.
Kegunaan dari laboratorium agama sendiri yaitu: Mengatur kegiatan beberapa
perkuliahan di Micro Teaching., Mengatur dan melaksanakan kegiatan
pembekalan PPL, Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen
PAI., Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran
dan pendidikan agama, Membuat modul dan media pengajaran agama Islam.
Dalam laboratorium agama ada kekurangan dan kelebihannya, cara
pengelolaannya sendiri bisa dilakukan dengan cara mengintensifkan kajian-kajian
keIslaman (Majelis Ta’lim), Melibatkan para pemuda dan Membangun
perpustakaan masjid
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pendidikan Agama. Jakarta: Ciputat Pers.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran: Penggunaan dan Pembuatannya.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nurcholish madjid, Kaki langit Peradaban Islam, 2009. Paramadina : Jakarta.
http://arienurdiansyah.wordpress.com/2012/01/03/4/. Di unduh pada tanggal 10 Desember
2014, pukul 11.00 WIB
https://alwiimawanblog.wordpress.com/2013/01/09. Di unduh pada tanggal 10 Desember
2014, pukul 11.15 WIB

More Related Content

What's hot

2. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa2016
2. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa20162. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa2016
2. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa2016mulyadi wahid
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Feni Prasetiya
 
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG ILAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG IMAY NURHAYATI
 
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAFEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAMAY NURHAYATI
 
Manajemen pengelolaan pondok pesantren copy
Manajemen pengelolaan pondok pesantren   copyManajemen pengelolaan pondok pesantren   copy
Manajemen pengelolaan pondok pesantren copycindhi martha
 
Sesudah bab sistem_pembelajaran_pendidik
Sesudah bab sistem_pembelajaran_pendidikSesudah bab sistem_pembelajaran_pendidik
Sesudah bab sistem_pembelajaran_pendidikLaluDeny
 
RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)
RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)
RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)izar jk
 
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroLAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroYoollan MW
 
Modul penuh mentor mentee
Modul penuh mentor menteeModul penuh mentor mentee
Modul penuh mentor menteeAzrini Adam
 
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswaSyarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswaSyarifudin Amq
 

What's hot (15)

2. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa2016
2. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa20162. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa2016
2. to r-workshop-e-journal_mpi_uinsa2016
 
Lembaga
LembagaLembaga
Lembaga
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren
 
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG ILAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
 
Pigpm 2019
Pigpm  2019Pigpm  2019
Pigpm 2019
 
RPP Puasa Wajib dan Sunnah
RPP Puasa Wajib dan SunnahRPP Puasa Wajib dan Sunnah
RPP Puasa Wajib dan Sunnah
 
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAFEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
 
Manajemen pengelolaan pondok pesantren copy
Manajemen pengelolaan pondok pesantren   copyManajemen pengelolaan pondok pesantren   copy
Manajemen pengelolaan pondok pesantren copy
 
Isi laporan
Isi laporanIsi laporan
Isi laporan
 
Sesudah bab sistem_pembelajaran_pendidik
Sesudah bab sistem_pembelajaran_pendidikSesudah bab sistem_pembelajaran_pendidik
Sesudah bab sistem_pembelajaran_pendidik
 
Book
Book Book
Book
 
RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)
RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)
RENCANA PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Format Kelompok)
 
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroLAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
 
Modul penuh mentor mentee
Modul penuh mentor menteeModul penuh mentor mentee
Modul penuh mentor mentee
 
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswaSyarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswa
 

Similar to Makalah ku-perjuangan

Metodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaMetodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaAzhar Yufran
 
Media Pembelajaran
Media Pembelajaran Media Pembelajaran
Media Pembelajaran Lia Lestari
 
Pembuatan program kerja laboratorium
Pembuatan program kerja  laboratoriumPembuatan program kerja  laboratorium
Pembuatan program kerja laboratoriumDzikriani Yugi
 
Media pembelajaran kel.12 edit
Media pembelajaran kel.12 editMedia pembelajaran kel.12 edit
Media pembelajaran kel.12 editihsanma8
 
ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docx
ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docxADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docx
ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docxMegaZanquin
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiancciran
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiancciran
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiancciran
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranFirman Anz
 
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02Luqman Irfan
 
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptxKADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptxDimasBagusSaputro
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMakalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMythaChan
 
Makalahmpi 160502052026
Makalahmpi 160502052026Makalahmpi 160502052026
Makalahmpi 160502052026Ruli Budiyanto
 

Similar to Makalah ku-perjuangan (20)

Laboratorium agama
Laboratorium agamaLaboratorium agama
Laboratorium agama
 
Ppt ku
Ppt kuPpt ku
Ppt ku
 
Metodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaMetodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agama
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Media Pembelajaran
Media Pembelajaran Media Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Ptkbahasaarabm ts n
Ptkbahasaarabm ts nPtkbahasaarabm ts n
Ptkbahasaarabm ts n
 
Pembuatan program kerja laboratorium
Pembuatan program kerja  laboratoriumPembuatan program kerja  laboratorium
Pembuatan program kerja laboratorium
 
Proposal sekripsi
Proposal sekripsi Proposal sekripsi
Proposal sekripsi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Media pembelajaran kel.12 edit
Media pembelajaran kel.12 editMedia pembelajaran kel.12 edit
Media pembelajaran kel.12 edit
 
ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docx
ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docxADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docx
ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.docx
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran pai
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran pai
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran pai
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaran
 
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
Tugasmetodepembelajaranpai 100613214056-phpapp02
 
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptxKADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMakalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
 
Makalahmpi 160502052026
Makalahmpi 160502052026Makalahmpi 160502052026
Makalahmpi 160502052026
 

More from Santri Ndableeg

More from Santri Ndableeg (6)

Wudu media-gambar
Wudu media-gambarWudu media-gambar
Wudu media-gambar
 
Modul media pembelajaran kelas vii
Modul media pembelajaran kelas viiModul media pembelajaran kelas vii
Modul media pembelajaran kelas vii
 
Makalah ku-perjuangan
Makalah ku-perjuanganMakalah ku-perjuangan
Makalah ku-perjuangan
 
Wudu media-gambar
Wudu media-gambarWudu media-gambar
Wudu media-gambar
 
Review radio
Review radioReview radio
Review radio
 
Naskah drama
Naskah dramaNaskah drama
Naskah drama
 

Makalah ku-perjuangan

  • 1. PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAMA Tugas disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media PAI Dosen Pengampu: Dr. Sukiman M.Pd. Penyusun: Minan Zuhri (13410225) M Faruq Amna (13410227) Endar Riyanti (13410228) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
  • 2. I. Pendahuluan a. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam dijadikan salah satu materi pelajaran pokok di semua jenjang pendidikan di Indonesia karena agama islam merupakan agama mayoritas yang di peluk oleh sebagian besar masyarakat nusantara. Dengan di ajarkannya Pendidikan Agama Islam di semua jenjang pendidikan diharapkan dapat memberikan pedoman pada siswa supaya dapat berperilaku sesuai dengan syari’at Islam dan membentuk kepribadian siswa, supaya menjadi siswa yang berbudi pekerti luhur. Untuk itu, dalam pembelajaran agama Islam disekolah tidak hanya mendengarkan guru berceramah tanpa melibatkan aktifitas siswa dalam setiap materi yang diajarkan. Untuk menunjang keefektifan siswa dalam belajar Agama Islam, oleh karena itu diharapkan setiap guru PAI dapat menggunakan laboratorium Agama Islam, supaya siswa dapat lebih memahami dan praktik ibadah langsung, sehingga hal ini dapat membiasakan siswa beribadah diluar jam pelajaran dan melaksanakan apa yang dianjurkan oleh Islam. Secara tidak langsung, hal ini dapat memberikan kesadaran bahwa mengelola laboratorium sangat penting. Pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid. b. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Laboratorium Agama? 2. Apa sajakah konsep yang digunakan dalam Pengelolaan Laboratorium Agama? 3. Bagaimanakah prosedur dalam penggunaan Laboratorium Agama? 4. Apa fungsi dan tujuan dengan di sediakannya Laboratorium Agama dalam pendidikan? 5. Adakah kelelmahan dan kelebihan dengan adanya Laboratorium Agama? 6. Seperti apakah pemanfaatan masjid sebagai Laboratorium Agama? c. Tujuan Penulisan
  • 3. 1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar PAI 2. Untuk mengetahui konsep pengelolaan laboratorium agama. 3. Untuk mengetahui pengertian laboratorium agama. 4. Untuk mengetahui prodesur penggunaan laboratorium agama sebagai media pendidikan. 5. Untuk mengetahui fungsi laboratorium agama. 6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan laboratorium agama sebagai media pendidikan. 7. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari masjid sebagai Laboratorium Agama dalam pendidikan. II. Pembahasan a. Pengertian Laboratorium Agama Sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang apa itu laboratorium agama hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu media pendidikan dalam agama, karena seperti kita tahu bahwa laboratorium agama adalah salah satu dari media dalam pembelajaran agama di dunia pendidikan. Media pendidikan agama sendiri merupakan semua aktivitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat dipragakan maupun teknik atau metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan agama Islam. 1Dengan demikian media pendidikan agama merupakan segala sesuatu, baik berupa benda ataupun tempat dimana benda atau tempat tersebut dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang ada kaitannya dengan pendidikan agama, selain itu juga sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pengajaran agama.. Misalnya: papan tulis, buku pelajaran, radio pendidikan, karyawisata, masjid, dan lain sebagainya. 1 Basyiruddin Usman, Media Pendidikan Agama, (Jakarta: CiputatPers, 2002),hal.117
  • 4. 2Laboratorium Agama merupakan segala macam tempat yang dapat memungkinkan untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk siswa. Tempat yang dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun dapat di masjid, musholla, dan tempat-tempat lainnya. Dalam tingkat sekolah dan perguruan tinggi laboraturium agama ini biasanya berbentuk mushola ataupun masjid yang digunakan untuk tempat ibadah, untuk pendidikan lebih mengenai keagamaan. Untuk tingkat Perguruan Tinggi terutama di Jurusan Tarbiyah laboratorium ini sangat berfungsi untuk menunjang kegiatan- kegiatan dalam pengajaran. Terdiri dari peralatan Micro Teaching dan kelas untuk praktek mengajar. Selain itu juga menjadi media untuk melakukan eksperimen teori serta program-program yang ditemukan oleh para dosen. Laboratorium ini dikelola oleh seorang dosen dan asistennya. b. Konsep dalam Pengelolaan Laboratorum Agama Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan diantaranya3 : 1. Pembinaan bidang Idarah (manajemen) Dengan luasnya fungsi masjid, pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam kepengurusan. 2. Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid) Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT. 3. Pembinaan bidang Riayah (pemeliharaan masjid) 2 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan pembuatannya, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2009), hal.214 3 http://arienurdiansyah.wordpress.com/2012/01/03/4/.Di unduh pada tanggal 10 Desember 2014,pukul 11.00 WIB
  • 5. Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah didalamnya. c. Prosedur dalam Penggunaan Laboratorium Agama Langkah persiapan Tanpa perencanaan yang matang, kegiatan belajar siswa bisa menjadi tak terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan kegiatan belajar yang diharapkan 1. Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar. 2. Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Penentuan objek harus dipertimbangkan atas relevansinya terhadap tujuan belajar, akses mudah, tersedia sumber- sumber belajar, keamanan bagi siwa dalam mempelajarinya, menungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa. 3. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misal: mencatat, observasi 4. Mempersiapkan perizinan bila diperlukan 5. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar Langkah pelaksanaan melakukan kegiatan belajar di tempat yang telah di tentukan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Tindak lanjut kegiatan belajar dikelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. d. Fungsi Laboratorium Agama Secara umum fungsi semua laboratorium adalah antara lain : 1. Sebagai tempat dilakukannya percobaan
  • 6. Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium. Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas. Dengan adanya kegiatan pembalajaran di laboratorium, siswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada. 2. Sebagai tempat display / pameran Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik. 3. Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka Dengan adanya koleksi sejumlah species memudahkan siswa mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit untuk menemukannya. 4. Sebagai museum kecil Hasil-hasil penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil. Adapun tujuan dengan adanya laboratorium agama bagi siswa maupun mahasiswa yaitu : 1. Digunakan untuk tempat ibadah 2. Untuk memberikan pemahaman lebih dalam keagamaan 3. Untuk kegiatan para siswa seperti pengajian 4. Untuk kegiatan Rohis 5. Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar pada mahasiswa 6. Membuat media pembelajaran agama 7. Mengevaluasi proses belajar mengajar di PAI dan mengembangkannya Untuk kegiatan di laboratorium agama dalam tingkat SD, SMP dan SMA masih sebatas dengan sholat berjamaah, pendalaman ilmu tentang agama, pengajian dan juga untuk kegiatan anak-anak. Sedangkan untuk jenjang Perguruan Tinggi kegiatannya adalah:
  • 7. 1. Mengatur kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching. 2. Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembekalan PPL. 3. Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI. 4. Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran dan pendidikan agama. 5. Membuat modul dan media pengajaran agama Islam. e. Kelebihan dan Kekurangan Laboratorium Agama dalam Pembelajaran Pengunaan laboratorium agama sebagai media pendidikan dilaksanakan pada saat jam pelajaran berlangsung atau di luar jam pelajaran, atau sebagai penugasan. Namun penggunaan laboratorium agama ini memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan, diantaranya adalah:  Kelebihan Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar-mengajar: 1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. 2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. 3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kayak serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat. 4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya, atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain. 5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain. 6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.4 4 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan…hal.209
  • 8.  Kelemahan Sedangkan kelemahannya biasanya bekisar pada pengaturan waktu dan kegiatan, misalnya: 1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siwa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan, sehingga ada kesan main-main. 2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. 3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar mengajar hanya terjadi di dalam kelas. Tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu di antaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungannya. f. Masjid Sebagai Media Pembelajaran Agama (Laboratorium) Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam proses belajar dan mengajar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai tempat penerima dan memberi pesan. Dengan adanya media pembelajaran maka dapat memudahkan guru mengajar dan siswa belajar. Sebagai alternatif fungsi edukasi, masjid memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi religi, fungsi sosial, dan fungsi pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada fungsinya sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain : 1. Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis Ta’lim) Dewasa ini, masyarakat melihat bahwa keberadaan majelis ta’lim merupakan salah satu alternatif bagi pembinaan mental keagamaan, sesuatu yang selama ini kurang dapat diberikan oleh lembaga pendidikan formal melalui kurikulum yang bersifat intrakurikuler. Pada saat lembaga-lembaga pendidikan formal, baik umum maupun agama, yang dilaksanakan pemerintah maupun swasta mulai dirasa kurang mampu membina mental keagamaan dan penguasaan terhadap
  • 9. tuntutan praktis dan ajaran agama secara memuaskan. Lembaga- lembaga pendidikan umum dan agama, sulit menghasilkan lulusan yang betul-betul memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama dengan baik. Mereka tidak dapat membaca ayat-ayat al-Quran dengan baik, melaksanakan ibadah shalat dengan baik, kurang giat melakukan ibadah ritual, kurang dapat menjiwai ajaran dan nilai-nilai ajaran agama serta mulai merosot akhlaknya. Munculnya fenomena tersebut telah banyak dicarikan akar penyebabnya. Di antaranya, kurangnya jam pelajaran agama, kurangnya perhatian dan waktu pembinaan yang dilakukan orang tua di rumah, tidak sebandingnya bekal agama yang dimiliki para peserta didik dengan tantangan arus budaya global yang berdampak negatif, lingkungan yang kurang sehat, dan bergesernya konsep pendidikan menjadi konsep pengajaran yang lebih menekankan pada pengisian otak si anak dengan berbagai pengetahuan. Sejumlah alasan tersebut memberikan peluang sangat luas dan terbuka bagi majelis taklim untuk menampilkan keberadaannya sebagai wahana dan metode pembelajaran agama yang dinamis dan demokratis, di tengah-tengah keformalan dan keterbatasan metode pembelajaran agama secara klasikal dan konvensional di sekolah sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya 2. Melibatkan para pemuda Tidak diragukan lagi bahwa para pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam tatanan kehidupan manusia secara umum dan masyarakat kaum muslimin secara khusus, karena jika mereka pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam maka merekalah yang akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini dikarenakan Allah telah memberikan kepada mereka kekuatan badan dan kecemerlangan pemikiran untuk dapat melaksanakan semua hal tersebut. Masjid dalam hal ini tentu saja juga memiliki peran dan posisi yang strategis guna mengawal golongan generasi muda tersebut melewati masa peralihannya yang penuh gejolak itu dengan baik, yaitu
  • 10. utamanya dalam wadah organisasi remaja masjid. Tercatat, saat ini telah mulai banyak berdiri organisasi remaja masjid di banyak masjid dan menjadi bagian resmi dari struktur organisasi kepengurusan masjid. Di dalam organisasi ini, para anggota remaja Islam dibina dan dibentuk karakter kepribadian dan kecerdasannya sehingga kelak mampu menjalani kehidupan yang lebih Islami. Caranya, lewat berbagai macam metode dan kegiatan, di mana minat, bakat, dan kemampuan positif yang dimiliki para remaja tetap dapat diakomodasi dan disalurkan. Bagi masjid sendiri, keberadaan organisasi remaja masjid sejatinya juga penting dalam mendukung tercapainya kemakmuran masjid yang dicita-citakan. Pasalnya, kendati tanpa remaja kegiatan masjid tetap bisa berjalan, namun secara jangka panjang tidak ada jaminan hal tersebut akan terus berlangsung, bahkan menjadi lebih baik dan bermutu. Bagaimanapun, keadaan masjid pada sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun mendatang, salah satu tolok ukurnya adalah bagaimana kondisi remajanya pada masa sekarang. Bila tidak ada pembinaan dan proses pengkaderan yang terstruktur, berjenjang, dan berkesinambungan sejak dini, bisa dipastikan masa depan masjid bersangkutan akan suram. Hal demikian kiranya yang masih kurang dipahami oleh sementara kalangan pemimpin masjid. Tidak heran, kalaupun terdapat organisasi remaja masjid, proses awal pembentukkannya tidak melibatkan kalangan remaja secara aktif dan luas. Sementara, dalam praktiknya pun organisasi ini hanya ditempatkan sekadar “pelengkap penderita”, yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi atau digerakkan oleh kalangan tua untuk membantu merealisasikan aneka kegiatan masjid. Semisal, yang kerap terjadi, dalam penyelenggaraan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan kerja bakti di masjid 3. Membangun perpustakaan masjid[1] Salah satu faktor penyebab mundurnya peradaban dan umat Islam adalah jauhnya umat Islam dari ilmu pengetahuan (baca: buku). Pembinaan umat yang selama ini berjalan cenderung hanya menggunakan pendekatan komunikasi lisan satu arah yang justru
  • 11. membuat para jamaah terbiasa dengan budaya dengar. Pembinaan terpusat pada dai, ustadz, atau juru dakwah semata. Alhasil, jamaah tidak termotivasi, tidak mandiri, dan menjadi pasif dalam mendalami ajaran Islam. Membaca merupakan bagian paling penting dari proses menuntut ilmu. Dengan membaca kita jadi tahu apa yang selama ini tidak kita ketahui. Dengan membaca inilah ilmu kita dapatkan, amal bisa kita tegakkan, dan dakwah bisa kita suarakan, Perpustakaan masjid sebagai perpustakaan komunitas bisa menjadi sebuah alternatif yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. Bayangkan, jika setiap masjid di kampung dan desa mempunyai perpustakaan, tentu akan semakin mudah bagi masyarakat untuk mengakses bahan-bahan bacaan, Perpustakaan masjid akan menjadi sumber bacaan yang lebih merakyat karena tidak membutuhkan birokrasi yang rumit. Namun kenyataannya, praktek di lapangan sering berbeda dengan kondisi ideal yang diinginkan.
  • 12. III. Kesimpulan Laboratorium Agma merupakan salah satu media dalam pembelajaran di dunia pendidikan yaitu merupakan segala macam tempat yang dapat memungkinkan untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk siswa. Tempat yang dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun dapat di masjid, musholla, dan tempat-tempat lainnya. Ada tiga bidang pembinaan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan laboratorium agama diantaranya: Pembinaan bidang Idarah (manajemen), Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid), Pembinaan bidang Riayah (pemeliharaan masjid). Prosedur penggunaannya terbagi menjadi tahap persiapan, langkah pelaksanaan dan tindak lanjut. Kegunaan dari laboratorium agama sendiri yaitu: Mengatur kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching., Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembekalan PPL, Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI., Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran dan pendidikan agama, Membuat modul dan media pengajaran agama Islam. Dalam laboratorium agama ada kekurangan dan kelebihannya, cara pengelolaannya sendiri bisa dilakukan dengan cara mengintensifkan kajian-kajian keIslaman (Majelis Ta’lim), Melibatkan para pemuda dan Membangun perpustakaan masjid
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pendidikan Agama. Jakarta: Ciputat Pers. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran: Penggunaan dan Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nurcholish madjid, Kaki langit Peradaban Islam, 2009. Paramadina : Jakarta. http://arienurdiansyah.wordpress.com/2012/01/03/4/. Di unduh pada tanggal 10 Desember 2014, pukul 11.00 WIB https://alwiimawanblog.wordpress.com/2013/01/09. Di unduh pada tanggal 10 Desember 2014, pukul 11.15 WIB