Dokumen tersebut membahas tentang konsep hukum syar'i dalam Islam, termasuk definisi, jenis, dan unsur-unsur pentingnya seperti al-hakim, mahkum 'alaih, dan mahkum fihi. Secara ringkas, hukum syar'i menurut ahli fiqh adalah perintah Allah yang mengatur tindakan manusia, baik berupa perintah, izin, atau ketetapan. Allah adalah sumber hukum tunggal dan manusia adalah
2. Makna Hukum Syar'i
Hukum syar’I menurut para ahli usul fiqh adalah Khitab Syar’I yang berhubungan dengan
perbuatan orang mukalaf, baik bersifat iqtida(tuntutan),takhyir(membolehkan),maupun
wad’i(menetapkan).
A. Khitab Allah adalah firman Allah secara langsung (Al-Quran)/dengan perantara, yaitu segala
hal yang kembali pada kalam-Nya,baik berupa sunnah,ijmak,maupun semua dalil syar’iah yang
digariskan oleh syar’I untuk diketahui hukumnya.
B Iqtida adalah tuntutan,baik menuntut untuk melakukan maupun meninggalkan,baik melalui jalan
ilzam maupun tarjih.
C.Takhyir adalah menyamakan antara melakukan sesuatu/meninggalkannya,tanpa men-tarjih salah
satunya/membolehkan kedua hal tersebut dari seorang mukalaf.
D. Wad’I adalah menetapkan sesuatu sebagai sebab yang lain/syarat yang lain/mani’ yang lain
3. Macam-macam Hukum Syar’I
A. Hukum Taklifi (Segala sesuatu yang menghendaki tuntutan untuk
mengerjakan,meninggalkan,atau pilihan antara keduanya.
B. Hukum Wad’I (suatu ketetapan yang menghendaki sesuatu menjadi sebab
yang lain/menjadi syarat/penghalang bagi sesuatu yang lain.
4. Al Hakim dalam hukum Islam
Al-Hakim adalah zat yang mengeluarkan hukum. Dialah sumber hukum, serta
yang menyuruh, melarang, mewajibkan, mengharamkan, dan memberi
pahala/siksa. Dengan demikian, Al-Hakim adalah Allah. Tidak ada hukum
kecuali apa yang diputuskan-Nya. Tidak ada syariat kecuali apa yang
disyariatkan-Nya.
5. Metode Mengetahui Hukum Allah
a. Mazhab Asy’ariyah
Golongan ini berpendapat bahwa hukum-hukum Allah tentang perbuatan orang mukalaf
tidak mungkin diketahui, kecuali dengan perantaraan para rasul dan kitab-kitab-Nya.
b. Mazhab Muktazilah
Golongan ini berpendapat bahwa hukum-hukum Allah tentang perbuatan orang mukalaf dapat
diketahui dengan akal tanpa Perantaraan para Rasul dan Kitab-kitab-Nya.
6. Kedudukan Al-Hakim dalam Hukum Islam
Kedudukan hakim dalam hal inj Allah Swt adalah sebagai pembuat, sekaligus
yang menetapkan hukum untuk dipatuhi oleh setiap Mukallaf (Mahkum ‘Alaih).
Mahkum ‘Alaih adalah mukallaf yang menjadi objek tuntutan hukum syarak.
Adapun ara ulama usul fiqh bersepakat bahwa mahkum ‘alaih adalah seseorang
yang perbuatannya dikenal Khitab Allah.
7. Mahkum Fih dalam hukum Islam
Pengertian Mahkum Fih
Menurut Ushuliyyin, Mahkum Fih adalah objek hukum,
yaitu perbuatan seorang mukallaf yang terkait dengan
perintah Allah dan Rasul-Nya, baik yang bersifat tuntutan
mengerjakan,meninggalkan,maupun memilih suatu
pekerjaan
8. Syarat-syarat Mahkum Fih
a. Mukalaf harus mengetahui perbuatan yang akan dilakukan sehingga
tujuannya dapat ditangkap dengan jelas dan daat dilaksanakan.
b. Mukallaf harus mengetahui sumber taklif
c. Perbuatan harus mungkin untuk dilaksanakan atau ditinggalkan
9. Macam-macam Mahkum Fih
a. Semata-mata hak Allah, yakni sesuatu yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan.
Hak ini semata-mata hak Allah, yang terbagi menjadi 8 macam :
- Ibadah Mahdah (murni)
- Ibadah yang di dalamnya mengandung makna pemberian dan ssantunan
- Bantuan/santunan yang mengandung makna ibadah
- Biaya/santunan yang mengandung makna hukuman
- Hukuman secara sempurna dalam berbagai tindak pidana
- Hukuman yang tidak sempurna
- Hukuman yang mengandung makna ibadah
- Hak-hak yang harus dibayarkan
10. Lanjutan :
b. Hak Hamba yang terkait dengan kepentingan pribadi seseorang,seperti
ganti rugi harta seseorang yang dirusak
c. Komproni antara hak Allah dan Hak hamba, te TTS api hak Allah di
dalamnya lebih dominan, seperti hukuman untuk tindak pidana
d. Komproni antara hak Allah dan hak hamba, tetapi hak hamba lebih
dominan, seperti masalah Qisas
11. Mahkum ’Alaih dalam hukum Islam
Menurut Ushuliyyin, Mahkum ‘Alaih secara bahasa adalah seseorang yang
perbuatannya dikenai khitab Allah Swt,disebut juga dengan mukalaf. Dalam arti
bahasa, Mahkum ‘Alaih adalah yang dibebani hukum. Sedangkan dalam
Istilah Usul Fiqh, Mukallaf sering disebut Subjek Hukum.
12. Syarat-syarat Taklif
A. Mampu memahami Khitab Syar’I (tuntutan Syarak) yang terkandung dalam
Al-Quran dan sunnah, baik secara langsung maupun melalui orang lain
B. Mampu bertindak hukum atau dalam usul Fiqh disebut Ahliyyah
Secara Harfiah, ahliyyah adalah kecakapan menangani sesuatu urusan. Adapun
ahliyyah secara terminologi adalah suatu sifat yang dimiliki seseorang yang
dijadikan ukuran oleh syar’I untuk menentukan seseorang telah cakap dikenal
tuntutan syarak