2. Peraturan yang terkait
SLIDE 2
Rumah Negara
UU No. 1 Tahun 2011
Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
PP No. 31 Tahun 2005
Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 1994
Tentang Rumah Negara
PP No. 27 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan
Barang Milik
Negara/Daerah
PP No. 14 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Peraturan
Presiden
PerPres No. 11 Tahun 2008
Tata Cara Pengadaan, Penetapan
Status, Pengalihan Status, dan
Pengalihan Hak Atas Rumah Negara
UU
PP PP PP
3. Peraturan yang terkait
SLIDE 3
Rumah Negara
PerPres No. 11 Tahun 2008
Tata Cara Pengadaan, Penetapan
Status, Pengalihan Status, dan
Pengalihan Hak Atas Rumah Negara
Peraturan Menteri PU Nomor :
22/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Teknis Pengadaan, Pendaftaran,
Penetapan Status, Penghunian,
Pengalihan Status, Dan
Pengalihan Hak Atas Rumah
Negara
Perpres
Peraturan
Menteri
Peraturan
Menteri
Peraturan
Menteri
Peraturan
Pemerintah
Daerah
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 138/PMK.06/ 2010
tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara berupa Rumah
Negara
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 52/PMK.06/2016 tentang
Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
244/PMK.06/2012 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pengawasan
dan Pengendalian Barang Milik
Negara
Keputusan
Menteri
Kepmen
Kimpraswil No
373/KPTS/2001
tentang Sewa
Rumah Negara
Kepmen PU No. 379/KPTS/1998 tentang
Pola Perhitungan Harga Taksiran dan
Penilaian Pengaliohan Hak Rumah
Negara Golongan III Beserta Ganti Rugi
Atas Tanahnya
4. SLIDE 4
Definisi Rumah Negara Menurut
1. UU No. 1 Tahun 2011
2. PP No. 31 Tahun 2005
3. PP No. 27 Tahun 2014
4. Pepres No. 11 Tahun 2008
5. PermenKeu No.
138/PMK.06/2010
6. PermenPU No.
22/PRT/M/2008
Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki negara dan
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga serta penunjang
pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.
5. Pembangunan Rumah Negara
SLIDE 5
Undang-Undang No 1 Tahun 2011
1. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah bertanggung jawab dalam pembangunan
rumah negara.
2. Pembangunan rumah negara dibiayai melalui anggaran pendapatan dan belanja
negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
3. Rumah negara menjadi barang milik negara/daerah dikelola sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PP No. 31 Tahun 2005
1. Pengadaan Rumah Negara dapat dilakukan dengan cara pembangunan, pembelian, tukar
menukar, tukar bangun atau hibah.
2. Pembangunan Rumah Negara diselenggarakan berdasarkan tipe dan kelas bangunan,
pengkat dan golongan Pegawai Negeri pada suatu lokasi tertentu di atas tanah yang sudah
jelas status haknya.
6. Pengadaan Rumah Negara
SLIDE 6
Perpres No. 11 Tahun 2008 dan Permen PU No. 22 Tahun 2008
1. Pengadaan Rumah Negara dapat dilakukan dengan cara Pembangunan,
Pembelian, Tukar Menukar/Tukar Bangun, Hibah
2. Pengadaan tersebut dapat dilakukan secara langsung dengan masyarakat atau
Badan Usaha
3. Pengadaan Rumah Negara dengan Tukar Menukar atau Tukar Bangun dilakukan
terhadap bangunan dan/ atau tanah milik negara pada Instansi Pengguna
Barang
4. Pengadaan Rumah Negara dengan cara pembangunan, pembelian, tukar
menukar atau tukar bangun harus sesuai dengan standar tipe dan kelas Rumah
Negara bagi Pejabat atau Pegawai Negeri
+
7. 1 2 3
Pembagian Rumah Negara
SLIDE 7
Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3
Rumah negara yang
dipergunakan bagi pemegang
jabatan tertentu dan karena
sifat jabatannya harus
bertempat tinggal di rumah
tersebut serta hak
penghuniannya terbatas
selama pejabat ybs masih
memegang jabatan tertentu
tersebut
Rumah negara yang
mempunyai hubungan yang
tidak dapat dipisahkan dari
suatu instansi dan hanya
disediakan untuk didiami oleh
PNS dan apabila telah
berhenti atau pensiun, rumah
dikembalikan kepada Negara
Rumah negara yang tidak
termasuk Golongan I dan
Golongan II, yang dapat dijual
kepada penghuninya
Ketentuan Pembagian Rumah Negara terdapat dalam:
1. PP No. 31 Tahun 2005
2. Perpres No. 11 Tahun 2008
3. PermenKeu No. 138/PMK.06/2010
4. Permen PU No. 22/PRT/M/2008
8. Standar & Tipe Rumah Negara
SLIDE 8
1. Tipe Khusus
Diperuntukkan bagi Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Kepala Lembaga Tinggi
Negara dan Pejabat setingkat Menteri, dengan luas bangunan 400 m2 dan luas tanah 1000 m2
2. Tipe A
Diperuntukkan bagi Pejabat Eselon I atau Pejabat setingkat Eselon I, atau PNS Golongan IV/e
dan IV/d, dengan luas bangunan 250 m2 dan luas tanah 600 m2
3. Tipe B
Diperuntukkan bagi Pejabat Eselon II atau Pejabat setingkat Eselon II, atau PNS golongan IV/d
dan IV/e, dengan luas bangunan 120 m2 dan luas tanah 350 m2
4. Tipe C
Diperuntukkan bagi Pejabat Eselon III atau Pejabat setingkat Eselon III, atau PNS Golongan IV/a
sampai dengan IV/c, dengan luas bangunan 70 m2 dan luas tanah 200 m2
5. Tipe D
Diperuntukkan bagi Pejabat Eselon IV atau Pejabat setingkat Eselon IV, atau PNS Golongan III/a
sampai dengan III/b, dengan luas bangunan 50m2 dan luas tanah 120 m2
6. Tipe E
Diperuntukkan bagi Kepala Sub Seksi, PNS golongan II/d kebawah, dengan luas bangunan 36 m2
dan luas tanah 100 m2
Permen PU No. 22/PRT/M/2008
9. Rumah Negara
SLIDE 9
Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3
Menteri
PP No. 31 Tahun 2005, Perpres
11 Tahun 2008, Permen PU No.
22 Tahun 2008
Pengguna Barang Rumah Negara Gol. III
PermenKeu No.
138/PMK.06/2010
Persyaratan Penghunian
- Menduduki jabatan di
lingkungan instansi ybs
- Mendapatkan surat ijin
penghunian dari pimpinan
instansi ybs
- Berstatus PNS
- Mendapatkan surat ijin
penghunian
- belum pernah
membeli/memperoleh
fasilitas rumah dan/atau
tanah dari negara
- tidak sedang
menghuni rumah
negara Gol. II lainnya
atau rumah negara Gol.
III atas nama suami-istri
- Pegawai negeri, pensiunan pegawai
negeri, Pejabat Negara, janda/duda
pegawai negeri/pahlawan/pejabat negara
- Dalam hal penghuni telah meninggal
dunia, surat ijin penghunian diberikan
kepada anak sah yang ditetapkan sesuai
peraturan yang berlaku
- Mendapatkan Surat Ijin penghunian dari
pejabat yang berwenang
- belum pernah membeli atau
memperoleh fasilitas rumah dan/atau
tanah dari negara
- tidak menghuni rumah negara Gol. II
lainnya
Permen PU No. 22 Tahun 2008
Rumah Negara
Pimpinan Instansi yang bersangkutan
Ket
Pengguna Barang
Penetapan Status
+
10. Pengalihan Status Rumah Negara SLIDE 10
Rumah Negara Golongan II dapat dialihkan statusnya menjadi Rumah Negara Golongan III, kecuali
Rumah Negara yang berfungsi sebagai mess/asrama sipil dan TNI/Polri, serta Rumah Negara yang
masih dalam sengketa
Persyaratan pengalihan Status Rumah Negara Gol. II menjadi Rumah Negara Gol. III sbb :
a. Umur rumah negara minimal 10 tahun sejak dimiliki oleh negara / sejak ditetapkan perubahan
fungsinya sebagai rumah negara
b. Rumah dan tanah tidak dalam keadaan sengketa
c. Penghuninya telah memiliki masa kerja sebagai pegawai negeri minimal 10 tahun
d. Penghuni rumah memiliki Surat Ijin Penghunian yang sah dan suami-istri ybs belum pernah
membeli/memperoleh fasilitas rumah dan/tanah negara.
Rumah Negara Golongan II dapat diubah statusnya menjadi Rumah Negara Golongan I dalam
rangka memenuhi kebutuhan rumah jabatan.
Rumah Negara Gol. I yang golongannya tidak sesuai lagi karena adanya
perubahan/panggabungan organisasi serta sudah tidak memenuhi fungsi sebagaimana ditetapkan
semula, maka dapat diubah status golongan rumahnya menjadi Rumah Negara Gol. II oleh
pimpinan Instansi ybs setelah mendapat persetujuan dari Menteri.
1. Perpres No. 11 Tahun 2008
2. Permen PU No. 22/PRT/M/2008
11. Pengalihan Hak Rumah Negara SLIDE 11
Pengalihan Hak
Rumah negara yang dapat dialihkan haknya adalah Rumah Negara Golongan III, kecuali Rumah Negara yang
masih dalam sengketa atau Rumah Negara yang berbentuk rumah susun yang belum mempunyai perhimpunan
penghuni
• Rumah negara yang dapat dialihkan haknya adalah rumah negara yang telah berumur paling singkat 10 tahun
sejak dimiliki oleh negara atau sejak ditetapkan fungsinya sebagai rumah negara.
• Pengalihan Hak dilakukan dengan cara sewa beli dengan jangka waktu paling lama 20 tahun dan paling singkat 5
tahun sesuai dengan ketentuan perundangan.
• Taksiran harga Rumah Negara Golongan III berpedoman pada nilai biaya yang digunakan untuk membangun
rumah yang bersangkutan pada waktu penaksiran dikurangi penyusutan menurut umur bangunan.
• Penetapan taksiran harga tanah berpedoman pada Nilai Jual Objek Pajak pada waktu penaksiran.
• Harga Rumah Negara Golongan III ditetapkan sebesar 50 % (lima puluh perseratus) dari harga taksiran dan
penilaian yang dilakukan oleh Panitia.
1. Perpres No. 11 Tahun 2008
2. Permen PU No. 22/PRT/M/2008
12. Pemindahtanganan Rumah Negara SLIDE 12
Pemindahtanganan
• Pemindahtanganan BMN Rumah Negara dilakukan dengan mekanisme Penjualan, Tukar Menukar, Hibah atau
Penyertaan Modal Pemerintah Pusat.
• Pemindahtanganan dengan mekanisme penjualan hanya dapat dilakukan terhadap Rumah Negara Golongan III
• Pemindahtanganan dengan mekanisme tukar menukar, hibah dan penyertaan modal pemerintah pusat dapat
dilakukan terhadap BMN berupa rumah negara Golongan III setelah dikembalikan statusnya menjadi rumah
negara Golongan II (khusus untuk rumah negara Golongan III yang belum mendapatkan persetujuan penjualan
dari pengelola barang, belum dilakukan proses sewa beli kepada penghuni dan belum ada penetapan pengalihan
hak dari pengguna barang rumah negara Gol. III)
• Penjualan berupa rumah negara dilakukan kepada penghuni yang sah dan tidak dilakukan secara lelang serta
rumah negara tidak dalam keadaan sengketa
• Tukar menukar rumah negara harus memperoleh penggantian berupa rumah negara yang Jumlah dan Tipenya
sama dengan rumah negara yang dilepas
• Hibah rumah negara dilakukan kepada Pemda dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
lembaga sosial, keagamaan atau organisasi kemanusiaan
• Penyertaan modal pemerintah pusat atas rumah negara hanya dapat diberikan kepada BUMN/BUMD atau BHMN
PermenKeu No. 138/PMK.06/2010
+
13. Surat Ijin Penghunian SLIDE 13
Permen PU No. 22 Tahun 2008
• Penghunian rumah negara hanya dapat diberikan kepada Pejabat atau Pegawai Negeri
• Surat ijin penghunian diberikan oleh Pimpinan Instansi atau Pejabat yang ditunjuk setelah calon penghuni
mengajukan permohonan
• Masa berlakunya Surat Ijin Penghunian adalah 3 tahun dan dapat diperpanjang/dicabut setelah dievaluasi
oleh pejabat eselon I di lingkungan instansi yang bersangkutan
• Surat ijin penghunian sewaktu-waktu dapat dibatalkan apabila ada permintaan dari penghuni yang
bersangkutan, rumah yang tidak ditempati oleh yang berhak atau penghuni tidak berhak lagi menempati
rumah negara
• Penghuni rumah negara Golongan I yang tidak lagi memegang jabatan tertentu, harus mengosongkan
rumah negara yang dihuni selambat-lambatnya 2 bulan sejak tidak memegang jabatan tersebut.
• Penghuni rumah negara Golongan II yang berhenti karena pensiun, diberhentikan dengan hormat maupun
tidak hormat, meninggal dunia, mutasi ke daerah/instansi, berhenti atas kemauan sendiri, melanggar
larangan penghunian rumah negara, Ijin Penghuniannya wajib dicabut dan yang bersangkutan wajib
mengosongkan rumah negara selambat-lambatnya 2 bulan sejak pencabutan ijin penghunian
+
14. Surat Ijin Penghunian SLIDE 14
Permen PU No. 22 Tahun 2008
• Penghuni rumah negara golongan III yang diberhentikan tidak hormat, maka ijin
penghuniannya dicabut dan wajib mengosongkan rumah negara selambat-lambatnya 2
bulan sejak pencabutan ijin.
• Pencabutan ijin penghunian dilakukan oleh :
a.Pencabutan ijin Rumah negara Golongan I oleh pimpinan instansi yang bersangkutan
atau pejabat yang ditunjuk
b.Pencabutan ijin Rumah negara Golongan II oleh pejabat eselon I atau pejabat yang
ditunjuk
c.Pencabutan ijin Rumah negara Golongan III oleh Direktur Penataan Bangunan dan
Lingkungan untuk rumah negara yang terletak di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang
dan Bekasi
Kepala Dinas PU/Dinas Teknis provinsi untuk rumah negara yang berada di luar lokasi
yang telah disebutkan.
+
15. Pemeliharaan dan Perbaikan SLIDE 15
UU No. 1 Tahun 2011
• Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Barang untuk BMN dan Kepala Satker atau Kuasa Pengguna
Barang bertanggungjawab untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan BMN berupa Rumah Negara Rumah
Golongan I dan II
• Menteri Pekerjaan Umum selaku Pengguna Barang untuk BMN berupa Rumah Negara Golongan III memiliki
tanggung jawab melakukan penatausahaan BMN berupa Rumah Negara Golongan III
PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas PP No. 40 Tahun 1994
Penghuni Rumah Negara Wajib: membayar sewa rumah, memelihara rumah
dan memanfaatkan rumah sesuai dengan fungsinya.
Penghuni Rumah Negara Dilarang: menyerahkan sebagian atau seluruh
rumah kepada pihak lain; mengubah sebagian atau seluruh bentuk rumah,
menggunakan rumah tidak sesuai dengan fungsinya
PermenKeu No. 138/PMK.06/2010
• Pemeliharaan dan Perbaikan rumah wajib dilakukan oleh setiap orang.
16. Pemeliharaan dan Perbaikan SLIDE 16
Permen PU No. 22 Tahun 2008
• Penghuni dilarang mengubah atau menambah bangunan rumah tanpa izin (dari Pimpinan instansi
atau pejabat yang ditunjuk).
• Pemegang Surat Izin Penghunian Rumah Negara wajib memelihara sebaik-baiknya Rumah
Negara tersebut.
• Pemegang Surat Izin Penghunian Rumah Negara wajib membayar sewa Rumah Negara,
membayar pajak-pajak, retribusi dan lain-lain yang berkaitan dengan penghunian rumah negara
dan membayar biaya pemakaian daya listrik, telepon, air, dan/atau gas.
• Pemegang Surat Izin Penghunian Rumah Negara bertanggung jawab atas segala biaya untuk
memperbaiki kerusakan yang terjadi sebagai akibat kesalahan/kelalaiannya.
+
17. Perhitungan Sewa Rumah Negara
SLIDE 17
KepMen Permukiman & Prasarana Wilayah No 373/KPTS/2001 Tentang Sewa Rumah Negara
• Perhitungan sewa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II
dilakukan oleh Bendaharawan Gaji dan Kantor/Satuan Kerja penghuni Rumah
Negara yang bersangkutan.
• Perhitungan sewa Rumah Negara Golongan III dilakukan oleh:
a.Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman, atau pejabat yang ditunjuk
olehnya untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, wilayah yang berbatasan
Kabupaten Bogor, Tangerang dan Bekasi.
b.Kepala Dinas yang membidangi urusan Rumah Negara Propinsi/Dinas yang
membidangi urusan Rumah Negara Kabupaten/Kota untuk daerah lainnya.
+