SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
UTS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEBIJAKAN
PERUMAHAN
Rafdi Nurwahid Zikri
1231800008
Pendahuluan
Studi Kasus
01
03
Teori
02
Kebijakan 04
Pendahuluan
Berdasarkan undang-undang, telah
diatur mengenai perumahan dan
kawasan pemukiman untuk
menjamin hak bertempat tinggal
setiap orang sebagai kebutuhan
dasar. Pemerintah telah mengatur
hal tersebut dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Di dalam undang-undang
tersebut telah diatur
mengenai hal-hal yang
terkait dengan rumah
yang dikuasai oleh
Negara.
Rumah negara dalam Kawasan Pusat
Penelitian Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (PUSPIPTEK) diperuntukkan
bagi pegawai negeri sipil yang bekerja di
Kawasa PUSPIPTEK
Kebijakan yang mengatur rumah negara
yang ada di Kawasan PUSPIPTEK adalah
PERATURAN MENTERI RISET,
TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2017 TENTANG PENGHUNIAN
RUMAH NEGARA
Namun dalam
pelaksanaannya masuh
banyak pegawai yang
melanggar ketentuan
yang telah ditetapkan
dalam kebijakan tersebut.
Teori
• Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki
negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga serta
menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau
Pegawai Negeri.
• Rumah Negara Golongan I adalah Rumah Negara
yang dipergunakan bagi pemegang jabatan
tertentu dan karena sifat jabatannya harus
bertempat tinggal di rumah tersebut serta hak
penghuniannya terbatas selama pejabat yang
bersangkutan masih memegang jabatan tertentu
tersebut.
Kebijakan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Tata
Cara Pengadaan, Penetapan Status, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak
atas Rumah Negara
Dalam pasal 3 disebutkan bahwa:
• Pengadaan Rumah Negara dapat dilakukan dengan cara
o pembangunan;
o pembelian;
o tukar menukar atau tukar bangun; atau
o hibah.
• Pengadaan Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pengadaan Rumah Negara dengan cara pembelian, tukar menukar, tukar bangun, atau hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan
huruf d dapat dilakukan secara langsung dengan masyarakat atau badan usaha.
• Pengadaan Rumah Negara dengan cara tukar menukar atau tukar bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan terhadap bangunan
dan/atau tanah milik negara pada instansi pengguna barang.
• Dalam hal bangunan dan/atau tanah milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang akan dipertukarkan berupa Rumah Negara beserta
tanahnya, bangunan penggantinya diperuntukan kembali untuk Rumah Negara sesuai dengan status golongan semula dan selebihnya dapat berupa
rumah dan/atau bangunan lainnya.
• Pengadaan Rumah Negara dengan cara pembangunan, pembelian, tukar menukar atau tukar bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
huruf b, dan huruf c harus sesuai dengan standar tipe dan kelas Rumah Negara bagi pejabat dan Pegawai Negeri.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai standar tipe dan kelas Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri.
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH NEGARA
GOLONGAN I DI KAWASAN PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI
Dalam pasal 2 disebutkan bahwa:
• Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki
negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga serta
menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau
Pegawai Negeri.
• Rumah Negara Golongan I adalah Rumah Negara
yang dipergunakan bagi pemegang jabatan
tertentu dan karena sifat jabatannya harus
bertempat tinggal di rumah tersebut serta hak
penghuniannya terbatas selama pejabat yang
bersangkutan masih memegang jabatan tertentu
tersebut.
Kebijakan
Dalam peraturan Menteri ini juga disebut kan
larangan-larangan dan ketentuan apa saja yang
berlaku bagi penghuni rumah negara golongan I yang
ada di Kawasan Puspiptek, Kecamatan Setu, Kota
Tangerang Selatan. Dan juga syarat apa saja yang
dibutuhkan untuk menempati rumah negara ini.
Pasal 3 menyebutkan tipe-tipe
rumah apa saja dan peruntukannya
sesuai dengan jabatan yang dimiliki
oleh penghuni Rumah Negara
Golongan I di Kawasan Puspiptek
Kebijakan • tipe A dengan luas bangunan 160 m2 (seratus enam puluh meter
persegi) dan luas tanah 600 m2 (enam ratus meter persegi)
diperuntukkan bagi jabatan pimpinan tinggi utama, jabatan pimpinan
tinggi madya, dan jabatan fungsional golongan IV/e dan IV/d;
• tipe B dengan luas bangunan 120 m2 (seratus dua puluh meter
persegi) dan luas tanah 350 m2 (tiga ratus lima puluh meter persegi)
diperuntukkan bagi jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan
fungsional golongan IV/c dan IV/b;
• tipe C dengan luas bangunan 98 m2 (sembilan puluh delapan meter
persegi) dan luas tanah 200 m2 (dua ratus meter persegi)
diperuntukkan bagi administrator, jabatan fungsional dan pelaksana
golongan IV/a;
• tipe D dengan luas bangunan 70 m2 (tujuh puluh meter persegi) dan
luas tanah 200 m2 (dua ratus meter persegi) diperuntukkan bagi
pengawas, jabatan fungsional, dan pelaksana golongan III/d; dan
• tipe E dengan luas bangunan 50 m2 (lima puluh meter persegi) dan
luas tanah 100 m2 (seratus meter persegi) diperuntukkan bagi jabatan
fungsional dan pelaksana golongan III/d ke bawah yang karena tugas
dan fungsinya dibutuhkan setiap saat.
Pasal 11 menyebutkan tenggang
waktu untuk mengosongkan Rumah
Negara Golongan I dan hal apa saja
yang dapat membuat penghuni
mengosongkan Rumah Negara
Golongan I
Kebijakan a. Dalam hal surat izin penghunian telah berakhir,
penghuni harus mengosongkan Rumah Negara
Golongan I paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak
berakhirnya surat izin penghunian.
b. Dalam hal penghuni Rumah Negara Golongan I dimutasi
ke luar kawasan Puspiptek, penghuni harus
mengosongkan Rumah Negara golongan I paling lama 1
(satu) bulan terhitung sejak tanggal mutasi.
c. Dalam hal penghuni Rumah Negara Golongan I pensiun,
penghuni harus mengosongkan Rumah Negara
Golongan I paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal pensiun.
d. Dalam hal penghuni tidak mengosongkan Rumah
Negara Golongan I dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Sekretaris
Jenderal dapat melakukan upaya paksa dibantu oleh
instansi berwenang.
Studi Kasus
• Dalam pelaksanaannya, kebijakan
yang telah dibuat oleh pemerintah
bertujuan untuk mengatur tentang
Rumah Negara Golongan I di
Kawasan Puspiptek, Kecamatan Setu,
Kota Tangerang Selatan.
• Namun, pada kenyataanya masih
banyak penghuni-penghuni Rumah
Negara yang ada di Kawasan
Puspiptek yang melanggar
ketententuan yang telah ditetapkan
pada kebijakan tersebut.
• Dalam kenyataanya masih ditemukan
penghuni rumah yang melanggar, seperti
menyewakan rumah negara, tidak
meninggalkan rumah negara walau telah
dikategorikan kedalam penghuni yang
sudah tidak dapat menempati Rumah
Negara Golongan I berdasarkan
kebijakanyang telah ditetapkan
• Hal ini menajdi masalah untuk
ketersediaan ruma bagi pegawai negri sipil
yang bekerja di Kawasan Puspitek. Karena
pegawai yang sudah tidak aktif lagi bekerja
di Kawasan Puspiptek masih menempati
Rumah Negara yang berada di Kawasan
tersebut.
Pada Tahun 2020 telah terjadi
penolakan oleh warga penghuni
perumahan PUSPIPTEK terkait
dengan pengosongan rumah dinas di
Perumahan PUSPIPTEK, Setu, Kota
Tangerang Selatan
Dikutip dari Merdeka.com, bidang sarana kawasan Puspiptek, merencanakan melakukan pemutusan saluran air bersih
ke seluruh warga pensiunan Perumahan Puspiptek. Langkah tersebut dilakukan setelah upaya permintaan pengosongan
rumah dinas kepada pensiunan pegawai Puspiptek tidak kunjung membuahkan hasil. Namun, warga menolah keputusan
yang telah dilakukan oleh pihak pengelola kawasan perumahan Puspiptek karena dinilai keputusan ini adalah keputusan
sepihak. Pensiunan pegawai Batan menegaskan bahwa tindakan bidang sarana Puspiptek terhadap warga pensiunan,
merupakan bentuk intimidasi negara terhadap rakyat.
Studi Kasus
Kesimpulan
Pada pelaksanaanya kebijakan yang telah dibuat tidak sesuai dengan
yang telah ditentukan, masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang
ditemukan pada Kawasan perumahan di PUSPIPTEK yang dibiarkan
saja dan tidak diberikan sanksi.
Pemerintah juga telah berupaya dengan melakukan penertiban
terhadap penguhi rumah negara yang sudah di kategorikan tidak
dapat lagi menempati rumah tersebut namun warga merasa telah
sangat berjasa selama menjadi pegawai dan menuntut untuk
diberikan penghormatan dengan tetap menempati perumahan dinas
Puspitek tersebut.

More Related Content

Similar to OPTIMASI KEIJAKAN PERUMAHAN

Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanPerda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanmuhfidzilla
 
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptxptcig
 
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhPermen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhHerminingrum Andana Warih
 
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.pptPERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.pptssuser8c914e
 
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaanPERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaanNorain Binti Jaafar
 
Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015
Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015
Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015Bagus ardian
 
1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).doc
1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).doc1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).doc
1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).dochasmuranhamzah1
 
1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx
1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx
1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptxridwanmaulana92
 
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaPaparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaBagus ardian
 
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...infosanitasi
 
Bab e rumah dan bangunan pejabat kerajaan
Bab e   rumah dan bangunan pejabat kerajaanBab e   rumah dan bangunan pejabat kerajaan
Bab e rumah dan bangunan pejabat kerajaanuhisyam sriib
 
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptxDOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptxChrisPutra1
 

Similar to OPTIMASI KEIJAKAN PERUMAHAN (12)

Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanPerda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
 
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
 
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhPermen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
 
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.pptPERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
 
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaanPERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
PERINTAH AM BAB E : Rumah & bangunan pejabat kerajaan
 
Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015
Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015
Draft Raperda Kumuh Kota Surakarta 131015
 
1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).doc
1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).doc1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).doc
1505230136567-KAK Verifikasi RTM 2017 Pkt 4(16 MARET).doc
 
1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx
1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx
1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx
 
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaPaparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
 
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
 
Bab e rumah dan bangunan pejabat kerajaan
Bab e   rumah dan bangunan pejabat kerajaanBab e   rumah dan bangunan pejabat kerajaan
Bab e rumah dan bangunan pejabat kerajaan
 
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptxDOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
 

OPTIMASI KEIJAKAN PERUMAHAN

  • 1. UTS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEBIJAKAN PERUMAHAN Rafdi Nurwahid Zikri 1231800008
  • 3. Pendahuluan Berdasarkan undang-undang, telah diatur mengenai perumahan dan kawasan pemukiman untuk menjamin hak bertempat tinggal setiap orang sebagai kebutuhan dasar. Pemerintah telah mengatur hal tersebut dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Di dalam undang-undang tersebut telah diatur mengenai hal-hal yang terkait dengan rumah yang dikuasai oleh Negara.
  • 4. Rumah negara dalam Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil yang bekerja di Kawasa PUSPIPTEK Kebijakan yang mengatur rumah negara yang ada di Kawasan PUSPIPTEK adalah PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH NEGARA Namun dalam pelaksanaannya masuh banyak pegawai yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan tersebut.
  • 5. Teori • Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau Pegawai Negeri. • Rumah Negara Golongan I adalah Rumah Negara yang dipergunakan bagi pemegang jabatan tertentu dan karena sifat jabatannya harus bertempat tinggal di rumah tersebut serta hak penghuniannya terbatas selama pejabat yang bersangkutan masih memegang jabatan tertentu tersebut.
  • 6. Kebijakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan Status, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak atas Rumah Negara Dalam pasal 3 disebutkan bahwa: • Pengadaan Rumah Negara dapat dilakukan dengan cara o pembangunan; o pembelian; o tukar menukar atau tukar bangun; atau o hibah. • Pengadaan Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Pengadaan Rumah Negara dengan cara pembelian, tukar menukar, tukar bangun, atau hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d dapat dilakukan secara langsung dengan masyarakat atau badan usaha. • Pengadaan Rumah Negara dengan cara tukar menukar atau tukar bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan terhadap bangunan dan/atau tanah milik negara pada instansi pengguna barang. • Dalam hal bangunan dan/atau tanah milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang akan dipertukarkan berupa Rumah Negara beserta tanahnya, bangunan penggantinya diperuntukan kembali untuk Rumah Negara sesuai dengan status golongan semula dan selebihnya dapat berupa rumah dan/atau bangunan lainnya. • Pengadaan Rumah Negara dengan cara pembangunan, pembelian, tukar menukar atau tukar bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c harus sesuai dengan standar tipe dan kelas Rumah Negara bagi pejabat dan Pegawai Negeri. • Ketentuan lebih lanjut mengenai standar tipe dan kelas Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri.
  • 7. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH NEGARA GOLONGAN I DI KAWASAN PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Dalam pasal 2 disebutkan bahwa: • Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau Pegawai Negeri. • Rumah Negara Golongan I adalah Rumah Negara yang dipergunakan bagi pemegang jabatan tertentu dan karena sifat jabatannya harus bertempat tinggal di rumah tersebut serta hak penghuniannya terbatas selama pejabat yang bersangkutan masih memegang jabatan tertentu tersebut. Kebijakan Dalam peraturan Menteri ini juga disebut kan larangan-larangan dan ketentuan apa saja yang berlaku bagi penghuni rumah negara golongan I yang ada di Kawasan Puspiptek, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Dan juga syarat apa saja yang dibutuhkan untuk menempati rumah negara ini.
  • 8. Pasal 3 menyebutkan tipe-tipe rumah apa saja dan peruntukannya sesuai dengan jabatan yang dimiliki oleh penghuni Rumah Negara Golongan I di Kawasan Puspiptek Kebijakan • tipe A dengan luas bangunan 160 m2 (seratus enam puluh meter persegi) dan luas tanah 600 m2 (enam ratus meter persegi) diperuntukkan bagi jabatan pimpinan tinggi utama, jabatan pimpinan tinggi madya, dan jabatan fungsional golongan IV/e dan IV/d; • tipe B dengan luas bangunan 120 m2 (seratus dua puluh meter persegi) dan luas tanah 350 m2 (tiga ratus lima puluh meter persegi) diperuntukkan bagi jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan fungsional golongan IV/c dan IV/b; • tipe C dengan luas bangunan 98 m2 (sembilan puluh delapan meter persegi) dan luas tanah 200 m2 (dua ratus meter persegi) diperuntukkan bagi administrator, jabatan fungsional dan pelaksana golongan IV/a; • tipe D dengan luas bangunan 70 m2 (tujuh puluh meter persegi) dan luas tanah 200 m2 (dua ratus meter persegi) diperuntukkan bagi pengawas, jabatan fungsional, dan pelaksana golongan III/d; dan • tipe E dengan luas bangunan 50 m2 (lima puluh meter persegi) dan luas tanah 100 m2 (seratus meter persegi) diperuntukkan bagi jabatan fungsional dan pelaksana golongan III/d ke bawah yang karena tugas dan fungsinya dibutuhkan setiap saat.
  • 9. Pasal 11 menyebutkan tenggang waktu untuk mengosongkan Rumah Negara Golongan I dan hal apa saja yang dapat membuat penghuni mengosongkan Rumah Negara Golongan I Kebijakan a. Dalam hal surat izin penghunian telah berakhir, penghuni harus mengosongkan Rumah Negara Golongan I paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak berakhirnya surat izin penghunian. b. Dalam hal penghuni Rumah Negara Golongan I dimutasi ke luar kawasan Puspiptek, penghuni harus mengosongkan Rumah Negara golongan I paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal mutasi. c. Dalam hal penghuni Rumah Negara Golongan I pensiun, penghuni harus mengosongkan Rumah Negara Golongan I paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal pensiun. d. Dalam hal penghuni tidak mengosongkan Rumah Negara Golongan I dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Sekretaris Jenderal dapat melakukan upaya paksa dibantu oleh instansi berwenang.
  • 10. Studi Kasus • Dalam pelaksanaannya, kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk mengatur tentang Rumah Negara Golongan I di Kawasan Puspiptek, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. • Namun, pada kenyataanya masih banyak penghuni-penghuni Rumah Negara yang ada di Kawasan Puspiptek yang melanggar ketententuan yang telah ditetapkan pada kebijakan tersebut. • Dalam kenyataanya masih ditemukan penghuni rumah yang melanggar, seperti menyewakan rumah negara, tidak meninggalkan rumah negara walau telah dikategorikan kedalam penghuni yang sudah tidak dapat menempati Rumah Negara Golongan I berdasarkan kebijakanyang telah ditetapkan • Hal ini menajdi masalah untuk ketersediaan ruma bagi pegawai negri sipil yang bekerja di Kawasan Puspitek. Karena pegawai yang sudah tidak aktif lagi bekerja di Kawasan Puspiptek masih menempati Rumah Negara yang berada di Kawasan tersebut.
  • 11. Pada Tahun 2020 telah terjadi penolakan oleh warga penghuni perumahan PUSPIPTEK terkait dengan pengosongan rumah dinas di Perumahan PUSPIPTEK, Setu, Kota Tangerang Selatan Dikutip dari Merdeka.com, bidang sarana kawasan Puspiptek, merencanakan melakukan pemutusan saluran air bersih ke seluruh warga pensiunan Perumahan Puspiptek. Langkah tersebut dilakukan setelah upaya permintaan pengosongan rumah dinas kepada pensiunan pegawai Puspiptek tidak kunjung membuahkan hasil. Namun, warga menolah keputusan yang telah dilakukan oleh pihak pengelola kawasan perumahan Puspiptek karena dinilai keputusan ini adalah keputusan sepihak. Pensiunan pegawai Batan menegaskan bahwa tindakan bidang sarana Puspiptek terhadap warga pensiunan, merupakan bentuk intimidasi negara terhadap rakyat. Studi Kasus
  • 12. Kesimpulan Pada pelaksanaanya kebijakan yang telah dibuat tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang ditemukan pada Kawasan perumahan di PUSPIPTEK yang dibiarkan saja dan tidak diberikan sanksi. Pemerintah juga telah berupaya dengan melakukan penertiban terhadap penguhi rumah negara yang sudah di kategorikan tidak dapat lagi menempati rumah tersebut namun warga merasa telah sangat berjasa selama menjadi pegawai dan menuntut untuk diberikan penghormatan dengan tetap menempati perumahan dinas Puspitek tersebut.