SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Bioteknologi Tanaman
Somaklonal, embrio rescue
S2 Agroteknologi
11 November 2022
Kultur kalus
• membiakan sekelompok sel yg berasal dr jaringan
tanaman
• medium hara : an organik, sumber karbon (sukrosa),
auksin dan sitokinin
• zat hara hrs merangsang pertumbuhan sel dgn cepat
• keseimbangan auksin dan sitokinin dlm medium akan
menentukan pembentukan kalus
• Perubahan keseimbangan hormon akan menentukan arah
perkembangan kalus menjadi tunas atau akar
• sub kultru kalus biasanya 2 – 8 minggu
• kegunaan sub kultur utk mempertahankan toti[otensi sel
• Tujuan kultur kalus: memperoleh kalus
dr eksplan dan ditumbuhkan dalam
lingkungan yg terkendali
• Tujuan kultur sel:
1. Mendapatkan tanaman yg berasal dari
sel tunggal
2. Membuat mutasi yg seragam kemudian
diseleksi
3. Mendapatkan ekstrak senyawa
sekunder
4. Penggandaan kromosom
• Kalus memperbanyak diri secara terus
menerus
• Sel penyusun kalus adalah sel-sel parenkhym
yg mempunyai ikatan renggang satu sama
lain
• Di alam kalus terbentuk karena pelukaan
(infeksi bakteri, gigitan serangga) atau stress
• Invitro: diinduksi dr eksplan yg aktif
membelah hypocotyl, kotiledon,
embrio muda, daun muda, batang muda
• Bagian-bagian yg mudah terjadinya
dedifrensiasi kalus
• Ciri-ciri kalus:
1. Sel yg tdk mengalami defrensiasi
2. Bentuknya tdk teratur
3. Ukuran kecil
4. Inti sel besar
5. Sitoplasma kental
6. Masih dijumpai sel-sel yg masih dalam proses
membelah (belum terjadi sitokinesis, inti tdk satu)
Kultur suspensi sel
• Sel-sel tunggal atau agregat-agregat kecil dlm sel
• Wadah kulur dirotasikan atau di goyang=goyang
• Gunanya utk mempertahankan penyebaran sel dan
pertukaran gas antar sel-sel
• Kultur kalus maupun suspensi sel secara sitologis sering
tidak stabil
• Sel-sel dapat kehilangan semua atau sebagian
kromosomnya
• Ketidak stbilan kromosom dapat digunakan sbg sumber
mutan baru yg berharga
• Kultur sel telah digunakan secara besar-
besaran utk seleksi genotipa-genotipa yg
diinginkan
• Bahan kimia atau produk metabolit dapat
ditambahkan ke dalam medium sbg agensia
selektip utk menghilangkan sel-sel yg peka
dlm sel-sel yang tahan atau toleran
• Mis : tan alfa diberi NaCl utk mendapatkan
tanaman yg toleran terhadap salinitas
Tujuan kultur (sel) :
1. Mendapatkan klon tanaman yg berasal dr sel
tunggal
2. Utk membuat mutasi yg seragam kemudian
diseleksi
3. Mendapatkan ekstrak senyawa sekunder
4. Penggandaan kromosom
• Kalus diharapkan dapat memperbanyak dirinya
(massa selnya) secara terus menerus.
• Sel-sel penyusun kalus berupa sel parenkim
yang mempunyai ikatan yang renggang dengan
sel-sel lain.
• eksplan: kambium vaskular, parenkim cadangan makanan,
perisikle, kotiledon, mesofil daun dan jaringan provaskular.
• Kalus mempunyai pertumbuhan yang abnormal dan
berpotensi untuk berkembang menjadi akar, tunas dan
embrioid yang nantinya akan dapat membentuk plantlet.
• kalus ada yang mengalami lignifikasi sehingga kalus
mempunyai tekstur yang keras dan kompak.
• kalus yang tumbuh terpisah-pisah menjadi fragmen-
fragmen yang kecil, kalus yang demikian dikenal dengan
kalus remah (friable).
• Warna kalus dapat bermacam-macam tergantung dari
jenis sumber eksplan itu diambil, seperti warna kekuning-
kuningan, putih, hijau, kuning kejingga-jingaan (karena
adanya pigmen antosianin ini terdapat pada kalus kortek
umbi wortel).
• Untuk memperoleh kalus yang homogen
maka harus menggunakan eksplan jaringan
yang mempunyai sel-sel yang seragam
• eksplan kambium tidak dibutuhkaan ZPT
untuk menginduksi kalus pada
jaringan berkambium yang mengalami luka
akan tumbuh kalus untuk menutupi luka
yang terbuka
Berdasarkan kebutuhan akan zat pengatur tumbuh
Untuk membentuk kalus,jaringan tanaman
Digolongkan dalam 4 kelompok:
• Jaringan membutuhkan hanya auksin seperti: umbi
artichoke.
• Jaringan memerlukan auksin dan sitokinin seperti:
empulur tembakau.
• Jaringan yang tidak perlu auksin dan sitokinin,
seperti: jaringan kambium.
• Jaringan yang membentuk hanya sitokinin, seperti
parenkim dan xylem akar.
• tidak semua sel dalam jaringan asal membentuk
kalus, tetapi hanya sel di lapisan perifer
• Faktor-faktor yang menyebabkan inisiasi
pembelahan sel hanya terbatas di lapisan luar dari
jaringan kalus, karena:
• Ketersediaan oksigen yang lebih tinggi.
• Keluarnya gas CO2.
• Kesediaan hara yang lebih banyak.
• Penghambat yang bersifat folatik lebih cepat
menguap.
• Cahaya.
• Dalam proses pembentukan kalus, akan didapat
Lapisan-lapisan sel yang berbeda diantaranya:
• Lapisan luar dengan sel-sel yang pecah.
• Lapisan kedua terdiri dari dua lapisan sel dorman.
• Lapisan dengan sel yang aktif membelah, terdiri dari
1-6 lapis.
• Lapisan tengah (core) yang sel-selnya tidak
membelah.
• Induksi kalus dalam jaringan wortel ini karena aktifitas enzim-
enzim NAD-diaphorase succinic dehydrogenase dan cytochrome
oxidase yang meningkat.
• Kenaikan aktifitas enzim terutama dalam lapisan sel yang
sedang membelah.
• juga ditemukan aktifitas asam fosfatase. Pada kultur artichoke,
enzim fosfatase dideteksi pada permukaan sel-sel yang tidak
membelah.
• Menurut Yeoman (1970) asam fosfatase berhubungan dengan
sel rusak dan enzim, ini adalah index autolysis sel. Pada sel yang
rusak tapi tidak pecah di lapisan perifer, terjadi autolisis dan sel-
sel yang rusak tersebut mengeluarkan senyawa yang dapat
memacu pembelahan sel di lapisan berikutnya.
• Eksplan batang, akar dan daun menghasilkan kalus
yang heterogen.
• jaringan yang kelihatannya seragam histologinya
seperti pembuluh tembakau, ternyata
menghasilkan kalus dengan sel yang mempunyai
DNA yang berbeda yang mencerminkan level ploidi
yang berbeda
• pada kultur akar, kalus yang dihasilkan dapat
berupa campuran sel dengan tingkat ploidi yang
berbeda.
• Sel-sel yang heterogen dari jaringan yang komplek
menunjukkan pertumbuhan yang berbeda.
• Sel heterogen berasal dari
1. materi asal yang heterogen
2. karena massa kultur yang panjang melalui sub
kultur yang berkali-kali.
• Perubahan yang terjadi dapat merupakan:
• Aberasi kromosom
• endo-reduplikasi yang menghasilkan poloploidi
• Amplifikasi gen: jumlah gen untuk suatu sifat
tertentu per genome haploid bertambah.
• Hilangnya suatu gen (deletion)
• Mutasi gen.
• Transposisi urutan DNA (DNA sequences
transposition).
• Kecepatan perubahan dalam kromosom kalus ini,
tergantung
1. macam media yang digunakan
2. jenis tanamannya.
• Ketidak-stabilan kromosom menyulitkan aplikasi
kultur kalus untuk perbanyakan tanaman maupun
untuk produksi bahan-bahan/ persenyawaan
sekunder.
• Sebaliknya ketidak-stabilan tersebut dapat
dipergunakan dalam seleksi dan pemuliaan in
vitro, untuk memperoleh sifat-sifat baru yang
menguntungkan seperti resistensi terhadap
penyakit, hilangnya morfologi yang memang tidak
diinginkan seperti duri atau warna pada bunga.
• Massa kultur yang ditumbuhkan terlalu lama dalam
media yang tetap, akan menyebabkan terjadinya
kehabisan hara dan air.
• Kehabisan hara dan air dapat terjadi karena selain
terhisap untuk pertumbuhan juga karena media
menguapkan air dari masa ke masa.
• Kalus juga mengeluarkan senyawa-senyawa hasil
metabolisme yang menghambat pertumbuhan
kalus itu sendiri
• Untuk menjaga kehidupan dan perbanyakan yang
berkesinambungan, kalus yang dihasilkan perlu
disubkulturkan.
• waktu yang tepat untuk memindahkan kultur, tergantung dari
kecepatan pertumbuhan kalus. Massa kalus ada 2 macam yaitu
massa yang remah (friable) dan kompak.
• kalus remah cukup dilakukan dengan mengambil kalus dengan
spatula atau skapel lasung disubkultur ke media baru.
• kalus kompak dipindah ke petridish steril untuk dipotong-
potong dengan skapel baru disubkultur ke media baru.
• Kalur yang sudah mengalami nekrosis (pencoklatan) sebaiknya
tidak ikut disubkultur karena tidak akan tumbuh dengan baik.
Variasi somaklon
• Keragaman genetik
• berasal dari materi asalnya,
• akibat periode kultur yang panjang melalui proses
subkultur yang berkali-kali.
• Media dan bahan kimia tertentu
• Perubahan yang terjadi dapat merupakan aberasi
kromosom, mutasi gen, poliploidi
• Keragaman Somaklon, protoklon, gametoklon
• Keragaman somaklon bermanfaat
mendapatkan tanaman unik dan bermanfaat
bagi pemuliaan konvensional
• Setiap siklus regenerasi menghasilkan 1-3 %
variasi somaklonal
• Variasi somaklon disebabkan terjadinya
perubahan kromosom maupun gen
Somaclonal Variation
• Sel tumbuhan mengalami berbagai tingkat sitologi dan perubahan genetik
selama pertumbuhan in vitro.
• Beberapa perubahan berasal dari yang sudah ada sebelumnya sel-sel
menyimpang dalam eksplan yang digunakan untuk kultur
• Gangguan fisiologis sementara dan gangguan perkembangan yang
disebabkan oleh lingkungan budibudaya.
• hasil dari perubahan epigenetik, yang bisa relatif stabil tetapi tidak
ditransmisikan ke keturunannya.
• Beberapa variasi adalah hasil dari perubahan genetik tertentu atau mutasi
dan ditransmisikan ke keturunan
• Variabilitas yang dikendalikan secara genetik seperti itu dikenal sebagai
variasi somaklonal. V
• ariasi somaklonal memberi keuntungan maupun kerugian dalam kultur
jaringan.
• menghambat perbanyakan klonal, tetapi pada saat yang sama
menghasilkan varian somaklonal yang diinginkan yang dapat dipilih untuk
pengembangan lini2 sel baru
• Variabilitas genetik somaklonal yang diinduksi
kalus dapat menimbulkan variabel genetik
planletyang diregenerasi dari kalus dan sangat
penting dalam pengembangan dan pemilihan
berbagai sel toleran stres. Toleran garam
(Ochatt et al. 1999), toleran logam berat
(Chakravarty dan Srivastava 1997), tahan
penyakit (Jones 1990), dan tahan herbisida
(Smith dan Chaleff 1990) line2 sel telah dipilih
melalui mutasi somaklonal menggunakan
jaringan kalus
Keragaman somaklonal:
• keragaman yang mewaris ( “heritable ” ) yang
dikendalikan secara genetik biasanya stabil dan
dapat diturunkan secara seksual ke generasi
selanjutnya
• keragaman yang tidak mewaris yang dikendalikan
secara epigenetik akan hilang ketika tanaman
diperbanyak secara seksual
• manfaat kultur jaringan bagi pemuliaan tanaman
adalah menginduksi keragaman genetik dan
mempertahankan kestabilan genetik
• Terjadinya variasi somaklonal dalam kultur in vitro
disebabkan oleh :
a.jenis zat pengatur tumbuh
b.konsentrasi yang digunakan
c. lamanya fase pertumbuhan kalus
d.tipe kultur yang digunakan, (sel, protoplasma, kalus,
jaringan),
e.serta digunakan atau tidaknya media selektif dalam
kultur in vitro
• Perubahan kromosom akibat
1. mutasi genom (poliploid)
2. mutasi kromosom
3. mutasi gen
4. mutasi di luar inti
1. mutasi genom
1. Poliploidi pada tanaman mencerminkan bahwa satu atau lebih set
kromosom ditambahkan pada kromosom diploid misalnya triploid
disimbolkan 2x+x=3x, tetraploid 2x+2x=4x (dimana x adalah jumlah
kromosom dasar).
2. Haploidi (dari diploidi) atau polihaploidi (dari poliploidi)
mencerminkan status tanaman yang memiliki separuh dari jumlah
kromosom normal misalnya 2x-->x, 4x-->2x dan seterusnya.
3. Aneuploidi mencerminkan status tanaman yang memiliki
penambahan atau pengurangan kromosom dari pasangan normalnya,
misalnya 2x+1, 2x–1, 3x+1, 4x–1, 4x+2 dan sebagainya.
2. Mutasi Kromosom (Chromosome Mutation)
• pecahnya benang kromosom (chromosome
breakage atau chromosome aberation).
• Pecahnya benang kromosom dibagi dalam 4
kelompok yaitu
translokasi (translocations),
inversi (inversions),
duplikasi (duplications),
defisiensi ( deficiencies )
Kultur embrio
• Berguna dalam menyelamatkan hsl persilangan
seksual antara spesies atau genera yg berkerabat
jauh yg sering kali gagal karena embrio hibridanya
mengalami keguguran
• disebut dengan embrio rescue
• Persilangan antara spesie atau genera seringkali
mengalami kegagalam perkembangan mebrioniknya
karena kromosomnya tdk kompatibel
• Kultur embrio lain adalah menanam mebrio yg
tidak bisa tumbuh secara alami
• Embrio yg mengalami masa dormansi
• Embrio yg tidak punya endosperm
• Misalnya anggrek
• Ada 2 type perkembangan embrio
1. Kultur embrio berasal dr biji muda. Utk menyelamatkan
embrio pd permulaan perkembangannya. Perkerjaan nya sulit:
- pada saat diseksi
- media yg cocok utk perkembangan embrio
2. Embrio di ambil dr biji yg sudah tua
pengkulturannya lebih mudah, pengambilan embrio mudah,
kebutuhan zat hara tdk sulit, media yg dibutuhkan sederhana,
yaitu media agar dgn pemberian gula dan mineral dasar
• teknik penyelamatan embrio dikenal juga teknik
kultur embrio (embryo culture), yaitu penanaman
embrio dewasa pada media buatan secara aseptis
• Aplikasi kultur embrio:
1. perbanyakan tanaman
2. pematahan dormansi untuk mempercepat
program pemuliaan
3. perbanyakan tanaman yang sulit berkecambah
secara alami, misalnya anggrek.
• Embrio 'Maiden of Promise Besar‘
dikecambahkan yang berasal dari kotiledon
menjadi embriogenik.
• Faktor-faktor yg mempengaruhi kultur embrio
1. Genotipe
2. Fase perkembangan embrio
3. Kondisi tanaman induk
4. Zat hara dalam media
5. Zat pembakar (O2)
6. Cahaya
7. suhu
Bulb growth progeny crossings Lily
Offspring Lily
• Berdasarkan tujuan dan jenis embrio yang dikulurkan,
kultur embrio digolongkan menjadi:
• 1. Kultur Embrio Muda (Immature Embryo Culture).
• Tujuan mengkulturkan embrio muda ini adalah
menanam embrio yang terdapat pada buah muda
sebelum buah tersebut gugur (mencegah kerusakan
embrio akibat buah gugur) sehingga teknik ini disebut
sebagai Embryo Rescue (Penyelamatan Embrio).
• sering dijumpai pada buah hasil persilangan, dimana
absisi buah kerap kali dijumpai setelah penyerbukan
dan pembuahan
• Contoh persilangan anggrek Vanda spathulata gugur
buah pada saat buah masih muda (3 bulan) setelah
persilangan padahal buah anggrek Vanda spp. masak
penuh setelah berumur 6 bulan
• Bila tidak diselamatkan dikecambahkan maka tidak akan
diperoleh buah hasil persilangan.
• Perkecambahan biji yang masih muda di lapangan sangat
sulit bahkan pada beberapa kasus hampir tidak mungkin
bisa terjadi. Oleh karena itu, buah yang belum tua (2 – 4
bulan) pada anggrek Vanda tersebut kemudian dipanen dan
dikecambahkan secara in-vitro.
• Budidaya embrio muda ini lebih sulit Embrio yang
terdapat dalam biji belum sepenuhnya berkembang dan
belum membentuk radicula dan plumula yang
sempurna.
• biji belum memiliki endosperm dalam mendukung
perkembangan dan perkecambahan embrio.
• perlu disediakan media kultur yang bagi perkembangan
embrio muda ini.
• kadangkala dijumpai embrio masih dorman sehingga
perlu ditambahkan hormon tanaman yang bisa
memecahkan dormansi biji ini, misalnya Giberellin.
2. Kultur Embryo Dewasa (Mature
Embryo Culture)
• membudidayakan embrio yang telah dewasa.
• diambil dari buah yang telah masak penuh
• tujuan merangsang perkecambahan dan
menumbuhkan embrio tersebut secara in-vitro.
embryo culture dan embryo rescue dilakukan untuk
tujuan,
1. Mematahkan dormansi.
Beberapa spesies tanaman memiliki masa dormansi
yang panjang, misalnya cherry, hazel nut, menghasilkan
biji namun tidak dapat dikecambahkan secara normal di
alam misalnya Musa balbislana.
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka biji
tanaman ini dapat dikecambahkan secara in-vitro.
Dormansi fisik dapat dipatahkan dengan cara
mengisolasi embrio dari biji lalu mengecambahkannya,
sedangkan dormansi fisiologis dapat dipecahkan dengan
perlakuan kimia seperti penambahan giberellin (GA3) ke
dalam media kultur.
2. Memperpendek siklus pemuliaan tanaman
• Dormansi biji dapat menghambat program
pemuliaan tanaman.
• Pemecahan dormansi dengan kultur embrio
(embryo culture) merupakan upaya untuk
mempercepat perkecambahan biji hasil pemuliaan
sehingga bisa mempercepat proses pemuliaan
tanaman
3. Produksi tanaman haploid lewat penyelamatan
embrio hasil persilangan antar jenis tertentu
Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh tanaman
haploid adalah silangan antar spesies tertentu.
Contohnya adalah persilangan antara Hordeum vulgare
dengan H. bulbosum.
Setelah penyilangan yang kemudian diikuti oleh pembuahan,
kromosom H. bulbosum tereliminasi sehingga hanya
kromosom H. bulbosum yang terekspresi, sehingga dapat
dihasilkan biji haploid dari silangan ini.
biasanya persilangan ini mengakibatkan embrio
gugur (buah gugur) sebelum buah tersebut dewasa.
Hasil silangan ini (buah haploid) tidak akan dapat
diperoleh apabila buah muda tersebut tidak
diselamatkan dengan cara memanennya sebelum
gugur lalu mengecambahkan embrio muda (teknik
embryo rescue) ini secara in-vitro.
4. Produksi tanaman haploid lewat penyelamatan
embrio hasil persilangan antar jenis tertentu
Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh tanaman
haploid adalah silangan antar spesies tertentu.
Contohnya adalah persilangan antara Hordeum vulgare
dengan H. bulbosum.
Setelah penyilangan yang kemudian diikuti oleh pembuahan,
kromosom H. bulbosum tereliminasi sehingga hanya
kromosom H. bulbosum yang terekspresi, sehingga dapat
dihasilkan biji haploid dari silangan ini.
biasanya persilangan ini mengakibatkan embrio
gugur (buah gugur) sebelum buah tersebut dewasa.
Hasil silangan ini (buah haploid) tidak akan dapat
diperoleh apabila buah muda tersebut tidak
diselamatkan dengan cara memanennya sebelum
gugur lalu mengecambahkan embrio muda (teknik
embryo rescue) ini secara in-vitro.
5. Mencegah gugurnya buah (embrio) pada buah
• Gugurnya buah sebelum buah dewasa sangat
umum ditemukan pada persilangan.
• Berbegai macam faktor dapat menyebabkan buah
tersebut gugur sebelum masak.
6. Mencegah kehilangan biji setelah persilangan
(interspesific)
• Persilangan antara varietas tanaman dalam satu spesies
seringkali menghasilkan buah dengan endosperm yang
miskin atau embrio lemah dan berukuran kecil.
• Biji-biji dengan kondisi demikian seringkali sulit atau tidak
bisa dikecambahkan dalam kondisi normal.
• Teknik kultur embrio dapat digunakan untuk membantu
perkecambahannya. Hal ini telah dilakukan pada tomat,
padi, barley, kapas, phaseolus

More Related Content

Similar to kuliah 1 bioteknologi S2.pptx

Organisasi sel naufal
Organisasi sel   naufalOrganisasi sel   naufal
Organisasi sel naufalNaufal Putra
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdfadoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdfDebbyUstari1
 
kulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptx
kulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptxkulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptx
kulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptxPoppyFransiscaAmelia
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdfThekomixRomix
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdfThekomixRomix
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.pptProdiD3Keperawatan
 
sel dan jaringan
sel dan jaringansel dan jaringan
sel dan jaringantalithss
 
P3 2 bakteriologi
P3 2 bakteriologiP3 2 bakteriologi
P3 2 bakteriologiMoch Lutvie
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptAgathaHaselvin
 
COURSES BIOLOGI.pptx
COURSES BIOLOGI.pptxCOURSES BIOLOGI.pptx
COURSES BIOLOGI.pptxAisyah52
 
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan FitriDamayanti9
 
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppthendro prasetyo
 
Biologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPABiologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPAIkha Mardiyah
 
S T R U K T U R S E L
S T R U K T U R  S E LS T R U K T U R  S E L
S T R U K T U R S E LMartinus
 

Similar to kuliah 1 bioteknologi S2.pptx (20)

Organisasi sel naufal
Organisasi sel   naufalOrganisasi sel   naufal
Organisasi sel naufal
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Sel
SelSel
Sel
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdfadoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
 
kulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptx
kulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptxkulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptx
kulturisasi dan diferensiasi stem cell.pptx
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
 
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf1. ANATOMI SEL 2022.pdf
1. ANATOMI SEL 2022.pdf
 
Sel
SelSel
Sel
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
 
sel dan jaringan
sel dan jaringansel dan jaringan
sel dan jaringan
 
P3 2 bakteriologi
P3 2 bakteriologiP3 2 bakteriologi
P3 2 bakteriologi
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
COURSES BIOLOGI.pptx
COURSES BIOLOGI.pptxCOURSES BIOLOGI.pptx
COURSES BIOLOGI.pptx
 
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
 
Biologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPABiologi kelas XII IPA
Biologi kelas XII IPA
 
S T R U K T U R S E L
S T R U K T U R  S E LS T R U K T U R  S E L
S T R U K T U R S E L
 

Recently uploaded

MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 

Recently uploaded (12)

MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 

kuliah 1 bioteknologi S2.pptx

  • 1. Bioteknologi Tanaman Somaklonal, embrio rescue S2 Agroteknologi 11 November 2022
  • 2.
  • 3. Kultur kalus • membiakan sekelompok sel yg berasal dr jaringan tanaman • medium hara : an organik, sumber karbon (sukrosa), auksin dan sitokinin • zat hara hrs merangsang pertumbuhan sel dgn cepat • keseimbangan auksin dan sitokinin dlm medium akan menentukan pembentukan kalus • Perubahan keseimbangan hormon akan menentukan arah perkembangan kalus menjadi tunas atau akar • sub kultru kalus biasanya 2 – 8 minggu • kegunaan sub kultur utk mempertahankan toti[otensi sel
  • 4. • Tujuan kultur kalus: memperoleh kalus dr eksplan dan ditumbuhkan dalam lingkungan yg terkendali • Tujuan kultur sel: 1. Mendapatkan tanaman yg berasal dari sel tunggal 2. Membuat mutasi yg seragam kemudian diseleksi 3. Mendapatkan ekstrak senyawa sekunder 4. Penggandaan kromosom
  • 5. • Kalus memperbanyak diri secara terus menerus • Sel penyusun kalus adalah sel-sel parenkhym yg mempunyai ikatan renggang satu sama lain • Di alam kalus terbentuk karena pelukaan (infeksi bakteri, gigitan serangga) atau stress • Invitro: diinduksi dr eksplan yg aktif membelah hypocotyl, kotiledon, embrio muda, daun muda, batang muda • Bagian-bagian yg mudah terjadinya dedifrensiasi kalus
  • 6. • Ciri-ciri kalus: 1. Sel yg tdk mengalami defrensiasi 2. Bentuknya tdk teratur 3. Ukuran kecil 4. Inti sel besar 5. Sitoplasma kental 6. Masih dijumpai sel-sel yg masih dalam proses membelah (belum terjadi sitokinesis, inti tdk satu)
  • 7.
  • 8. Kultur suspensi sel • Sel-sel tunggal atau agregat-agregat kecil dlm sel • Wadah kulur dirotasikan atau di goyang=goyang • Gunanya utk mempertahankan penyebaran sel dan pertukaran gas antar sel-sel • Kultur kalus maupun suspensi sel secara sitologis sering tidak stabil • Sel-sel dapat kehilangan semua atau sebagian kromosomnya • Ketidak stbilan kromosom dapat digunakan sbg sumber mutan baru yg berharga
  • 9. • Kultur sel telah digunakan secara besar- besaran utk seleksi genotipa-genotipa yg diinginkan • Bahan kimia atau produk metabolit dapat ditambahkan ke dalam medium sbg agensia selektip utk menghilangkan sel-sel yg peka dlm sel-sel yang tahan atau toleran • Mis : tan alfa diberi NaCl utk mendapatkan tanaman yg toleran terhadap salinitas
  • 10. Tujuan kultur (sel) : 1. Mendapatkan klon tanaman yg berasal dr sel tunggal 2. Utk membuat mutasi yg seragam kemudian diseleksi 3. Mendapatkan ekstrak senyawa sekunder 4. Penggandaan kromosom • Kalus diharapkan dapat memperbanyak dirinya (massa selnya) secara terus menerus. • Sel-sel penyusun kalus berupa sel parenkim yang mempunyai ikatan yang renggang dengan sel-sel lain.
  • 11. • eksplan: kambium vaskular, parenkim cadangan makanan, perisikle, kotiledon, mesofil daun dan jaringan provaskular. • Kalus mempunyai pertumbuhan yang abnormal dan berpotensi untuk berkembang menjadi akar, tunas dan embrioid yang nantinya akan dapat membentuk plantlet. • kalus ada yang mengalami lignifikasi sehingga kalus mempunyai tekstur yang keras dan kompak. • kalus yang tumbuh terpisah-pisah menjadi fragmen- fragmen yang kecil, kalus yang demikian dikenal dengan kalus remah (friable). • Warna kalus dapat bermacam-macam tergantung dari jenis sumber eksplan itu diambil, seperti warna kekuning- kuningan, putih, hijau, kuning kejingga-jingaan (karena adanya pigmen antosianin ini terdapat pada kalus kortek umbi wortel).
  • 12. • Untuk memperoleh kalus yang homogen maka harus menggunakan eksplan jaringan yang mempunyai sel-sel yang seragam • eksplan kambium tidak dibutuhkaan ZPT untuk menginduksi kalus pada jaringan berkambium yang mengalami luka akan tumbuh kalus untuk menutupi luka yang terbuka
  • 13. Berdasarkan kebutuhan akan zat pengatur tumbuh Untuk membentuk kalus,jaringan tanaman Digolongkan dalam 4 kelompok: • Jaringan membutuhkan hanya auksin seperti: umbi artichoke. • Jaringan memerlukan auksin dan sitokinin seperti: empulur tembakau. • Jaringan yang tidak perlu auksin dan sitokinin, seperti: jaringan kambium. • Jaringan yang membentuk hanya sitokinin, seperti parenkim dan xylem akar.
  • 14. • tidak semua sel dalam jaringan asal membentuk kalus, tetapi hanya sel di lapisan perifer • Faktor-faktor yang menyebabkan inisiasi pembelahan sel hanya terbatas di lapisan luar dari jaringan kalus, karena: • Ketersediaan oksigen yang lebih tinggi. • Keluarnya gas CO2. • Kesediaan hara yang lebih banyak. • Penghambat yang bersifat folatik lebih cepat menguap. • Cahaya.
  • 15. • Dalam proses pembentukan kalus, akan didapat Lapisan-lapisan sel yang berbeda diantaranya: • Lapisan luar dengan sel-sel yang pecah. • Lapisan kedua terdiri dari dua lapisan sel dorman. • Lapisan dengan sel yang aktif membelah, terdiri dari 1-6 lapis. • Lapisan tengah (core) yang sel-selnya tidak membelah.
  • 16. • Induksi kalus dalam jaringan wortel ini karena aktifitas enzim- enzim NAD-diaphorase succinic dehydrogenase dan cytochrome oxidase yang meningkat. • Kenaikan aktifitas enzim terutama dalam lapisan sel yang sedang membelah. • juga ditemukan aktifitas asam fosfatase. Pada kultur artichoke, enzim fosfatase dideteksi pada permukaan sel-sel yang tidak membelah. • Menurut Yeoman (1970) asam fosfatase berhubungan dengan sel rusak dan enzim, ini adalah index autolysis sel. Pada sel yang rusak tapi tidak pecah di lapisan perifer, terjadi autolisis dan sel- sel yang rusak tersebut mengeluarkan senyawa yang dapat memacu pembelahan sel di lapisan berikutnya.
  • 17. • Eksplan batang, akar dan daun menghasilkan kalus yang heterogen. • jaringan yang kelihatannya seragam histologinya seperti pembuluh tembakau, ternyata menghasilkan kalus dengan sel yang mempunyai DNA yang berbeda yang mencerminkan level ploidi yang berbeda • pada kultur akar, kalus yang dihasilkan dapat berupa campuran sel dengan tingkat ploidi yang berbeda. • Sel-sel yang heterogen dari jaringan yang komplek menunjukkan pertumbuhan yang berbeda.
  • 18. • Sel heterogen berasal dari 1. materi asal yang heterogen 2. karena massa kultur yang panjang melalui sub kultur yang berkali-kali. • Perubahan yang terjadi dapat merupakan: • Aberasi kromosom • endo-reduplikasi yang menghasilkan poloploidi • Amplifikasi gen: jumlah gen untuk suatu sifat tertentu per genome haploid bertambah. • Hilangnya suatu gen (deletion) • Mutasi gen. • Transposisi urutan DNA (DNA sequences transposition).
  • 19. • Kecepatan perubahan dalam kromosom kalus ini, tergantung 1. macam media yang digunakan 2. jenis tanamannya. • Ketidak-stabilan kromosom menyulitkan aplikasi kultur kalus untuk perbanyakan tanaman maupun untuk produksi bahan-bahan/ persenyawaan sekunder. • Sebaliknya ketidak-stabilan tersebut dapat dipergunakan dalam seleksi dan pemuliaan in vitro, untuk memperoleh sifat-sifat baru yang menguntungkan seperti resistensi terhadap penyakit, hilangnya morfologi yang memang tidak diinginkan seperti duri atau warna pada bunga.
  • 20. • Massa kultur yang ditumbuhkan terlalu lama dalam media yang tetap, akan menyebabkan terjadinya kehabisan hara dan air. • Kehabisan hara dan air dapat terjadi karena selain terhisap untuk pertumbuhan juga karena media menguapkan air dari masa ke masa. • Kalus juga mengeluarkan senyawa-senyawa hasil metabolisme yang menghambat pertumbuhan kalus itu sendiri • Untuk menjaga kehidupan dan perbanyakan yang berkesinambungan, kalus yang dihasilkan perlu disubkulturkan.
  • 21. • waktu yang tepat untuk memindahkan kultur, tergantung dari kecepatan pertumbuhan kalus. Massa kalus ada 2 macam yaitu massa yang remah (friable) dan kompak. • kalus remah cukup dilakukan dengan mengambil kalus dengan spatula atau skapel lasung disubkultur ke media baru. • kalus kompak dipindah ke petridish steril untuk dipotong- potong dengan skapel baru disubkultur ke media baru. • Kalur yang sudah mengalami nekrosis (pencoklatan) sebaiknya tidak ikut disubkultur karena tidak akan tumbuh dengan baik.
  • 22. Variasi somaklon • Keragaman genetik • berasal dari materi asalnya, • akibat periode kultur yang panjang melalui proses subkultur yang berkali-kali. • Media dan bahan kimia tertentu • Perubahan yang terjadi dapat merupakan aberasi kromosom, mutasi gen, poliploidi • Keragaman Somaklon, protoklon, gametoklon
  • 23. • Keragaman somaklon bermanfaat mendapatkan tanaman unik dan bermanfaat bagi pemuliaan konvensional • Setiap siklus regenerasi menghasilkan 1-3 % variasi somaklonal • Variasi somaklon disebabkan terjadinya perubahan kromosom maupun gen
  • 24. Somaclonal Variation • Sel tumbuhan mengalami berbagai tingkat sitologi dan perubahan genetik selama pertumbuhan in vitro. • Beberapa perubahan berasal dari yang sudah ada sebelumnya sel-sel menyimpang dalam eksplan yang digunakan untuk kultur • Gangguan fisiologis sementara dan gangguan perkembangan yang disebabkan oleh lingkungan budibudaya. • hasil dari perubahan epigenetik, yang bisa relatif stabil tetapi tidak ditransmisikan ke keturunannya. • Beberapa variasi adalah hasil dari perubahan genetik tertentu atau mutasi dan ditransmisikan ke keturunan • Variabilitas yang dikendalikan secara genetik seperti itu dikenal sebagai variasi somaklonal. V • ariasi somaklonal memberi keuntungan maupun kerugian dalam kultur jaringan. • menghambat perbanyakan klonal, tetapi pada saat yang sama menghasilkan varian somaklonal yang diinginkan yang dapat dipilih untuk pengembangan lini2 sel baru
  • 25. • Variabilitas genetik somaklonal yang diinduksi kalus dapat menimbulkan variabel genetik planletyang diregenerasi dari kalus dan sangat penting dalam pengembangan dan pemilihan berbagai sel toleran stres. Toleran garam (Ochatt et al. 1999), toleran logam berat (Chakravarty dan Srivastava 1997), tahan penyakit (Jones 1990), dan tahan herbisida (Smith dan Chaleff 1990) line2 sel telah dipilih melalui mutasi somaklonal menggunakan jaringan kalus
  • 26. Keragaman somaklonal: • keragaman yang mewaris ( “heritable ” ) yang dikendalikan secara genetik biasanya stabil dan dapat diturunkan secara seksual ke generasi selanjutnya • keragaman yang tidak mewaris yang dikendalikan secara epigenetik akan hilang ketika tanaman diperbanyak secara seksual • manfaat kultur jaringan bagi pemuliaan tanaman adalah menginduksi keragaman genetik dan mempertahankan kestabilan genetik
  • 27. • Terjadinya variasi somaklonal dalam kultur in vitro disebabkan oleh : a.jenis zat pengatur tumbuh b.konsentrasi yang digunakan c. lamanya fase pertumbuhan kalus d.tipe kultur yang digunakan, (sel, protoplasma, kalus, jaringan), e.serta digunakan atau tidaknya media selektif dalam kultur in vitro
  • 28. • Perubahan kromosom akibat 1. mutasi genom (poliploid) 2. mutasi kromosom 3. mutasi gen 4. mutasi di luar inti
  • 29. 1. mutasi genom 1. Poliploidi pada tanaman mencerminkan bahwa satu atau lebih set kromosom ditambahkan pada kromosom diploid misalnya triploid disimbolkan 2x+x=3x, tetraploid 2x+2x=4x (dimana x adalah jumlah kromosom dasar). 2. Haploidi (dari diploidi) atau polihaploidi (dari poliploidi) mencerminkan status tanaman yang memiliki separuh dari jumlah kromosom normal misalnya 2x-->x, 4x-->2x dan seterusnya. 3. Aneuploidi mencerminkan status tanaman yang memiliki penambahan atau pengurangan kromosom dari pasangan normalnya, misalnya 2x+1, 2x–1, 3x+1, 4x–1, 4x+2 dan sebagainya.
  • 30. 2. Mutasi Kromosom (Chromosome Mutation) • pecahnya benang kromosom (chromosome breakage atau chromosome aberation). • Pecahnya benang kromosom dibagi dalam 4 kelompok yaitu translokasi (translocations), inversi (inversions), duplikasi (duplications), defisiensi ( deficiencies )
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35. Kultur embrio • Berguna dalam menyelamatkan hsl persilangan seksual antara spesies atau genera yg berkerabat jauh yg sering kali gagal karena embrio hibridanya mengalami keguguran • disebut dengan embrio rescue • Persilangan antara spesie atau genera seringkali mengalami kegagalam perkembangan mebrioniknya karena kromosomnya tdk kompatibel
  • 36. • Kultur embrio lain adalah menanam mebrio yg tidak bisa tumbuh secara alami • Embrio yg mengalami masa dormansi • Embrio yg tidak punya endosperm • Misalnya anggrek
  • 37. • Ada 2 type perkembangan embrio 1. Kultur embrio berasal dr biji muda. Utk menyelamatkan embrio pd permulaan perkembangannya. Perkerjaan nya sulit: - pada saat diseksi - media yg cocok utk perkembangan embrio 2. Embrio di ambil dr biji yg sudah tua pengkulturannya lebih mudah, pengambilan embrio mudah, kebutuhan zat hara tdk sulit, media yg dibutuhkan sederhana, yaitu media agar dgn pemberian gula dan mineral dasar
  • 38. • teknik penyelamatan embrio dikenal juga teknik kultur embrio (embryo culture), yaitu penanaman embrio dewasa pada media buatan secara aseptis • Aplikasi kultur embrio: 1. perbanyakan tanaman 2. pematahan dormansi untuk mempercepat program pemuliaan 3. perbanyakan tanaman yang sulit berkecambah secara alami, misalnya anggrek.
  • 39. • Embrio 'Maiden of Promise Besar‘ dikecambahkan yang berasal dari kotiledon menjadi embriogenik.
  • 40.
  • 41. • Faktor-faktor yg mempengaruhi kultur embrio 1. Genotipe 2. Fase perkembangan embrio 3. Kondisi tanaman induk 4. Zat hara dalam media 5. Zat pembakar (O2) 6. Cahaya 7. suhu
  • 42.
  • 43.
  • 44. Bulb growth progeny crossings Lily
  • 46. • Berdasarkan tujuan dan jenis embrio yang dikulurkan, kultur embrio digolongkan menjadi: • 1. Kultur Embrio Muda (Immature Embryo Culture). • Tujuan mengkulturkan embrio muda ini adalah menanam embrio yang terdapat pada buah muda sebelum buah tersebut gugur (mencegah kerusakan embrio akibat buah gugur) sehingga teknik ini disebut sebagai Embryo Rescue (Penyelamatan Embrio). • sering dijumpai pada buah hasil persilangan, dimana absisi buah kerap kali dijumpai setelah penyerbukan dan pembuahan • Contoh persilangan anggrek Vanda spathulata gugur buah pada saat buah masih muda (3 bulan) setelah persilangan padahal buah anggrek Vanda spp. masak penuh setelah berumur 6 bulan
  • 47. • Bila tidak diselamatkan dikecambahkan maka tidak akan diperoleh buah hasil persilangan. • Perkecambahan biji yang masih muda di lapangan sangat sulit bahkan pada beberapa kasus hampir tidak mungkin bisa terjadi. Oleh karena itu, buah yang belum tua (2 – 4 bulan) pada anggrek Vanda tersebut kemudian dipanen dan dikecambahkan secara in-vitro.
  • 48. • Budidaya embrio muda ini lebih sulit Embrio yang terdapat dalam biji belum sepenuhnya berkembang dan belum membentuk radicula dan plumula yang sempurna. • biji belum memiliki endosperm dalam mendukung perkembangan dan perkecambahan embrio. • perlu disediakan media kultur yang bagi perkembangan embrio muda ini. • kadangkala dijumpai embrio masih dorman sehingga perlu ditambahkan hormon tanaman yang bisa memecahkan dormansi biji ini, misalnya Giberellin.
  • 49. 2. Kultur Embryo Dewasa (Mature Embryo Culture) • membudidayakan embrio yang telah dewasa. • diambil dari buah yang telah masak penuh • tujuan merangsang perkecambahan dan menumbuhkan embrio tersebut secara in-vitro.
  • 50. embryo culture dan embryo rescue dilakukan untuk tujuan, 1. Mematahkan dormansi. Beberapa spesies tanaman memiliki masa dormansi yang panjang, misalnya cherry, hazel nut, menghasilkan biji namun tidak dapat dikecambahkan secara normal di alam misalnya Musa balbislana. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka biji tanaman ini dapat dikecambahkan secara in-vitro. Dormansi fisik dapat dipatahkan dengan cara mengisolasi embrio dari biji lalu mengecambahkannya, sedangkan dormansi fisiologis dapat dipecahkan dengan perlakuan kimia seperti penambahan giberellin (GA3) ke dalam media kultur.
  • 51. 2. Memperpendek siklus pemuliaan tanaman • Dormansi biji dapat menghambat program pemuliaan tanaman. • Pemecahan dormansi dengan kultur embrio (embryo culture) merupakan upaya untuk mempercepat perkecambahan biji hasil pemuliaan sehingga bisa mempercepat proses pemuliaan tanaman
  • 52. 3. Produksi tanaman haploid lewat penyelamatan embrio hasil persilangan antar jenis tertentu Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh tanaman haploid adalah silangan antar spesies tertentu. Contohnya adalah persilangan antara Hordeum vulgare dengan H. bulbosum. Setelah penyilangan yang kemudian diikuti oleh pembuahan, kromosom H. bulbosum tereliminasi sehingga hanya kromosom H. bulbosum yang terekspresi, sehingga dapat dihasilkan biji haploid dari silangan ini.
  • 53. biasanya persilangan ini mengakibatkan embrio gugur (buah gugur) sebelum buah tersebut dewasa. Hasil silangan ini (buah haploid) tidak akan dapat diperoleh apabila buah muda tersebut tidak diselamatkan dengan cara memanennya sebelum gugur lalu mengecambahkan embrio muda (teknik embryo rescue) ini secara in-vitro.
  • 54. 4. Produksi tanaman haploid lewat penyelamatan embrio hasil persilangan antar jenis tertentu Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh tanaman haploid adalah silangan antar spesies tertentu. Contohnya adalah persilangan antara Hordeum vulgare dengan H. bulbosum. Setelah penyilangan yang kemudian diikuti oleh pembuahan, kromosom H. bulbosum tereliminasi sehingga hanya kromosom H. bulbosum yang terekspresi, sehingga dapat dihasilkan biji haploid dari silangan ini.
  • 55. biasanya persilangan ini mengakibatkan embrio gugur (buah gugur) sebelum buah tersebut dewasa. Hasil silangan ini (buah haploid) tidak akan dapat diperoleh apabila buah muda tersebut tidak diselamatkan dengan cara memanennya sebelum gugur lalu mengecambahkan embrio muda (teknik embryo rescue) ini secara in-vitro.
  • 56. 5. Mencegah gugurnya buah (embrio) pada buah • Gugurnya buah sebelum buah dewasa sangat umum ditemukan pada persilangan. • Berbegai macam faktor dapat menyebabkan buah tersebut gugur sebelum masak.
  • 57. 6. Mencegah kehilangan biji setelah persilangan (interspesific) • Persilangan antara varietas tanaman dalam satu spesies seringkali menghasilkan buah dengan endosperm yang miskin atau embrio lemah dan berukuran kecil. • Biji-biji dengan kondisi demikian seringkali sulit atau tidak bisa dikecambahkan dalam kondisi normal. • Teknik kultur embrio dapat digunakan untuk membantu perkecambahannya. Hal ini telah dilakukan pada tomat, padi, barley, kapas, phaseolus