SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
i
Kata pengantar
Segala puji bagi yang Maha Esa yang telah meyertai kami dalam menyelesaikan
laporan FISIKA ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik
Laporan FISIKA ini di susun agar pembaca dapat memperluas Ilmu tentang
PengukuranDasar Pada Benda Padat yang kami sajikan dari berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.Laporan FISIKA ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang dating dari diripenyusun maupun yang
dating dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya laporan FISIKA ini dapat terselesaikan.
Laporan FISIKA ini memuat tentang Pengukuran Dasar Pada Benda Padat,
walaupun laporan FISIKA ini mungkin kurang sempurna, tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada asisten dosen yang telah
membimbingpenyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun laporan.
Semoga laporan FISIKA ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun laporan FISIKA ini, memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon saran dankritiknya. Terimakasih.
Bogor, 14 Oktober 2011
Penyusun
ii
Daftar isi
Kata pengantar..........................................................................................................i
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................1
a. Tujuan Praktikum.............................................................................................1
B. Dasar Teori........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
ALAT DAN BAHAN.................................................................................................2
a. Alat........................................................................................................................2
b. Bahan....................................................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................3
METODE PERCOBAAN .........................................................................................3
Cara Statis :..............................................................................................................3
Cara Dinamis ............................................................................................................3
BAB IV.....................................................................................................................4
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN.......................................................4
A. Data Pengamatan...............................................................................................4
Perhitungan ..............................................................................................................8
BAB V....................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 12
BAB VI ................................................................................................................... 14
KESIMPULAN....................................................................................................... 14
LAMPIRAN............................................................................................................ 15
Tugas Akhir............................................................................................................ 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
a. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian
B. Dasar Teori
Pengukuran akurat saat ini merupakan suatu bagian terpenting dalam fisika, tetapi
tidak ada pengukuran yang dapat secara mutlak dan ada suatu ketidakpastian yang
terkait dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian timbul dari berbagai sumber yang
berbeda diantara yang terpenting selain kesalahan karena kesembronoan1 adalah
keterbatasan ketelitian setiap instrumen pengukur dan ketidakmampuan untuk
membaca instrumen di luar sekian fraksi pembagian skala terkecil yang
ditunjukkan,
Alasannya sulit bagi seseorang pengamat untuk menginterpolasi diantara bagian
terkecil dan mistar itu sendiri boleh jadi tidak dibuat dengan ketelitian yang lebih
baik dari ini.2
Pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fisis yang
dimiliki benda dengan nilai besaran fisis alat ukur yang sesuai. Pengukuran
besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran besaran massa
memerlukan alat ukur massa, dan sebagainya.3
membaca skala jangka sorong yaitu dengan menambahkan skala utama dengan
skala nonius yang dikalikan skala terkecil4
1 Kecerobohan
2 Menurut Giancoli ,1997 FISIKA DASAR 1 , Bandung : ITB
3 Menurut Abdullah , 2016 FISIKA 1 DASAR 4 , JAKARTA : ERLANGGA
4 Menurut Tipler , 1998 FISIKA : UNTUK SAINS DAN TEKNIK , JAKARTA : ERLANGGA
2
BAB II
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Bangku Penumpu
2. Bejana Gelas
3. Jangka Sorong
4. Mikrometer Skrup
5. Neraca Teknis
6. Thermometer
b. Bahan : Balok , Silinder , kunci
3
BAB III
METODE PERCOBAAN
Cara Statis :
1. Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan.
Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk table masing-masing tersendiri.
2. Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup 5juga seperti No. 1.
3. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diukur benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing
penyimpangan.
Cara Dinamis :
1. Ditentukan massa benda padat dengan cara ditimbang.
2. Ditimbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis.
3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya
dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar
bejana6.
4. Dicatat suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.
5 Alat ukur
6 Benda yang berongga yang dapatdiisi dengan cairan atau serbuk dan digunakan sebgai wadah
4
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Data Pengamatan
Nama Percobaan : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
Tanggal Percobaan : 11 Oktober 2018
Nama Asisten : 1. Anggun A. Sulis,S.Si
2. M. Iqbal Luthfi, S.Farm
3. Naural Fahira
4. Deska F. Anjani
5. Sofia Annisa N.
Nama Mahasiswa : 1. Nazli Rizqiani / 066118253
2. Widia Wati / 06611825
5
Keadaan ruangan P(cm)Hg T(℃) C(%)
Sebelum percobaan
755,5 mmHg
77,5 5 cmHg
25℃ 50%
Setelah Percobaan
760 mmHg
76 cmHg
25℃ 49%
1. Cara Statis
Balok Kuningan m: 33,2 g
No. p (cm) l (cm) t (cm) V (cm³) ρ (g/cm³)
1. 2,495 cm 1,6 cm 0,988 cm 3,944 cmΒ³ 8,417 g/cmΒ³
2. 2,5 cm 1,6 cm 0,988 cm 3,952 cmΒ³ 8,400 g/cmΒ³
6
3. 2,5 cm 1,595 cm 0,985 cm 3,927 cmΒ³ 8,454 g/cmΒ³
π‘₯ 2,498 cm 1,598 cm 0,987 cm 7,288 cmΒ³ 8,423 g/cmΒ³
βˆ†π‘₯ - - - - 0,03864 𝑔/π‘π‘šΒ³
Silinder Alumunium m: 13 g
No. D (cm) r (cm) t (cm) V (cm³) ρ (g/cm³)
1. 1,565 cm 0,782 cm 2,5 cm 4,800 cmΒ³ 2,7 g/cmΒ³
2. 1,568 cm 0,784 cm 2,5 cm 4,825 cmΒ³ 2,7 g/cmΒ³
3. 1,62 cm 0,81 cm 2,6 cm 5,356 cmΒ³ 2,4 g/cmΒ³
π‘₯ 1,584 cm 0,792 cm 2,53 cm 4,99 cmΒ³ 2,6 g/cmΒ³
βˆ†π‘₯ - - - - 0,1 𝑔/π‘π‘šΒ³
7
2. Cara Dinamis
Kunci
No. Nama Benda π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž (gr) π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘Žπ‘–π‘Ÿ (gr) V (cmΒ³) ρ (g/cmΒ³)
1. Kunci 13,29 gr 11,2 gr 2 cmΒ³ 6,6 g/cmΒ³
8
Perhitungan
Literatur
P Tembaga : 8,9 g/cmΒ³
P Kuningan : 8,9 g/cmΒ³
P Besi : 7,9 g/cmΒ³
Alumunium : 2,7 g/cmΒ³
Balok Kuningan
1. Panjang (Pengukuran Jamak)
P1 : 2,495 cm
P2 : 2,5 cm
P3 : 2,5 cm
π‘₯ =
P1+P2+P3
3
π‘₯ =
2,495 cm+2,5cm+2,5cm
3
π‘₯ = 2,498 cm
2. Lebar (Pengukuran Majemuk)
L1 = 1,6
L2 = 1,6
L3 = 1,595
π‘₯ =
L1+L2+L3
3
π‘₯ =
1,6 π‘π‘š+1,6 π‘π‘š+1,595 π‘π‘š
3
π‘₯ = 1,598 π‘π‘š
3. Tinggi ( Pengukuran Majemuk)
T1 = 0,988 cm
T2 = 0,988 cm
T3 = 0,985 cm
π‘₯ =
𝑇1+𝑇2+𝑇3
3
π‘₯ =
0,988 π‘π‘š+0,988 π‘π‘š+0,985 π‘π‘š
3
π‘₯ = 0,987 π‘π‘š
4. Volume (Pengukuran Majemuk)
V1 = 3,944 cmΒ³
9
V2 = 3,952 cmΒ³
V3 = 3,927 cmΒ³
π‘₯ =
𝑉1+𝑉2+𝑉3
3
π‘₯ =
3,944𝑐 π‘š3
+3,952 π‘π‘š3
+3,937 π‘π‘š3
3
π‘₯ = 7,288 π‘π‘šΒ³
5. 𝜌 (Pengukuran Jamak)
𝜌1 = 8,417 𝑔/π‘π‘šΒ³
𝜌2 = 8,400 𝑔/π‘π‘šΒ³
𝜌3 = 8,454 𝑔/π‘π‘šΒ³
π‘₯ =
𝜌1 + 𝜌2 + 𝜌3
3
π‘₯ =
8,417
𝑔
π‘π‘š3 + 8,400
𝑔
π‘π‘š3 + 8,454
𝑔
π‘π‘š3
3
π‘₯ = 8,423 𝑔/π‘π‘šΒ³
βˆ†π‘₯ = βˆšβˆ‘
( π‘₯βˆ’π‘₯𝑖 )Β²
𝑁 (π‘βˆ’1)
= √
( π‘‹βˆ’π‘‹1)2
+ ( π‘₯βˆ’π‘₯2)2
+ (π‘₯βˆ’π‘₯3)Β²
3(3βˆ’1)
βˆ†π‘₯ = √
(8,423βˆ’8,417)Β²+ (8,423βˆ’8,400)Β²+ ( 8,423 βˆ’8,454 )Β²
6
βˆ†π‘₯ = √0,00014 𝑔/π‘π‘šΒ³
βˆ†π‘₯ = 0,0118 𝑔/π‘π‘šΒ³
Ketelitian = [1 βˆ’ |
π‘ƒπ‘™π‘–π‘‘βˆ’π‘ƒπ‘π‘Ÿπ‘’
𝑃𝑙𝑖𝑑
| Γ— 100%]
= [1 βˆ’ |
8,6βˆ’8,423
8,6
| Γ— 100%]
= [1 βˆ’ |0,020| Γ— 100%]
= 0,98 Γ— 100%
= 98 %
ο‚· Silinder Alumunium
1. Diameter (Pengukuran Majemuk)
D1 : 1,565 cm
D2 : 1,568 cm
D3 : 1,65 cm
10
π‘₯ =
D1+D2+D3
3
π‘₯ =
1,565 cm+1,568cm+1,65cm
3
π‘₯ = 1,584 cm
2. Jari-Jari (Perhitungan Majemuk)
R1 : 0,783 cm
R2 : 0,784 cm
R3 : 0,81 cm
π‘₯ =
R1+R2+R3
3
π‘₯ =
0,783 cm+0,784cm +0,81cm
3
π‘₯ = 0,792 cm
3. Tinggi (Perhitungan Majemuk)
T1 : 2,5 cm
T2 : 2,5 cm
T3 : 2,6 cm
π‘₯ =
𝑇1+𝑇2+𝑇3
3
π‘₯ =
2,5 cm+2,5cm+2,6cm
3
π‘₯ = 2,53 cm
4. Volume (Pengukuran Jamak)
V1 = 4,918 cmΒ³
V2 = 4,928 cmΒ³
V3 = 5,091 cmΒ³
π‘₯ =
𝑉1+𝑉2+𝑉3
3
π‘₯ =
4,918𝑐 π‘š3
+4,928 π‘π‘š3
+5,091 π‘π‘š3
3
π‘₯ = 4,979 cmΒ³
5. 𝜌 (Pengukuran Jamak)
𝜌1 = 2,7 𝑔/π‘π‘šΒ³
𝜌2 = 2,6 𝑔/π‘π‘šΒ³
𝜌3 = 2,4 𝑔/π‘π‘šΒ³
π‘₯ =
𝜌1+𝜌2+𝜌3
3
π‘₯ =
2,7
𝑔
π‘π‘š3 + 2,6
𝑔
π‘π‘š3+ 2,4
𝑔
π‘π‘š3
3
π‘₯ = 2,5 𝑔/π‘π‘šΒ³
βˆ†π‘₯ = βˆšβˆ‘
( π‘₯βˆ’π‘₯𝑖 )Β²
𝑁 (π‘βˆ’1)
= √
( π‘‹βˆ’π‘‹1)2
+ ( π‘₯βˆ’π‘₯2)2
+ (π‘₯βˆ’π‘₯3)Β²
3(3βˆ’1)
11
βˆ†π‘₯ = √
(2,5βˆ’2,7)Β²+ (2,5βˆ’2,6)Β²+ ( 2,5βˆ’2,4)Β²
6
βˆ†π‘₯ = √0,01 𝑔/π‘π‘šΒ³
βˆ†π‘₯ = 0,1 𝑔/π‘π‘šΒ³
12
BAB V
PEMBAHASAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran untuk mendapatkan satuan
yang dibutuhkan dengan menggunakan alat pengukur. Alat pengukur adalah alat yang
digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Setiap alat ukur mempunyai
ketelitian yang berbeda-beda, misal jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm sedangkan
mikrometer skrup mempunyai ketelitian 0,01 mm. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan
hasil pengukuran antar alat yang satu dengan lainnya. Di dalam alat ukur yang mempunyai
ketelitian tinggi terdapat skala nonius. Tujuan dari skala nonius adalah agar alat ukur memiliki
ketelitian yang lebih tinggi karena jarak antar skala lebih kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah
satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran
dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Pada percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan
melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian.
Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan pengukuran dimensi
atau memiliki bentuk beraturan disebut pengukuran statis dan untuk yang memiliki bentuk
tidak beraturan menggunakan hukum Archimedes disebut pengukuran dinamis.
Pengukuran statis memiliki tingkat ketelitian yang sangat besar, karena pengukuran
dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memilik i
13
ketelitian yang signifikan. Pada saat menghitung tingkat ketelitian, percobaan dengan
menggunakan pengukuran statis akan lebih teliti dibandingkan pengukuran dinamis.
14
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu benda yang diukur
dengan alat ukur yang di gunakan sebagai satuan. Pengukuran harus dilakukan dengan
kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran
meminimalisirkan kesalahan.
Alat ukur mikrometer skrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda,
sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang serta lebar suatu benda.
Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu statis dan dinamis.
Statis untuk pengukuran benda yang memiliki bentuk beraturan, seperti balok dan silinder.
Dinamis untuk pengukuran benda yang memiliki bentuk tidak beraturan seperti kunci.
Ketelitian pengukuran statis lebih besar dan lebih teliti daripada pengukuran dinamis.
Dari hasil pengukuran statis, yaitu balok didapatkan rata-rata angka ketidakpastian
sebesar 0,03864 𝑔/π‘π‘šΒ³ dan standar deviasi 98%, sedangkan hasil percobaan silinder
didapatkan rata-rata angka ketidakpastian sebesar 0,1 𝑔/π‘π‘šΒ³ dan standar deviasi 92,6%.
Dari hasil pengukuran dinamis, yaitu kunci didapatkan massa udara 13,29 gr, massa air
11,2 gr, volume 2 cm3 dan ρ 6,6 g/cm3
15
LAMPIRAN
Tugas Akhir
1. Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong,
melainkan dengan mikrometer skrup?
Jawab :
Mikrometer skrup digunakan untuk mengukur tebal suatu bahan yang tipis
karena ketelitian mikrometer skrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01
mm. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm, maka
mikrometer skrup lah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk
mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 mm.
2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%?
Jawab :
Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1% karena
massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran.
3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
Jawab :
οƒ˜ Cara Statis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk teratur, dihitung dengan
menghitung volume benda secara matematis. Contoh: rumus volume tabung
πœ‹π‘Ÿ2
t.
οƒ˜ Cara Dinamis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk tidak teratur seperti kunci,
yaitu dengan menghitung volume fluida yang dipindahkan ketika benda
16
dimasukkan ke dalam fluida tersebut. Menghitung massa benda di udara dan
massa benda di fluida, volume benda merupakan selisih massa di udara dan
massa fluida,
4. Dari kedua cara di atas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
Jawab : Cara statis memiliki pengamatan teliti karena pengukuran dengan cara ini
memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang
signifikan.
5. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut!
Jawab :
Massa jenis benda yang diukur adalah sebagai berikut:
ο‚· Massa Jenis Balok =
π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž
π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’
=
33,6 π‘”π‘Ÿ
4,194 π‘π‘š3
= 8,011 π‘”π‘Ÿ/π‘π‘š3
ο‚· Massa Jenis Silinder =
π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž
π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’
=
38,8 π‘”π‘Ÿ
5,278 π‘π‘š3
= 7,351π‘”π‘Ÿ/π‘π‘š3
ο‚· Massa Jenis Kunci =
π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž
π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’
=
π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘’π‘‘π‘Ž π‘Ÿπ‘Ž
π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž βˆ’π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘Žπ‘–π‘Ÿ
=
18 π‘”π‘Ÿ
18,9 π‘”π‘Ÿβˆ’16 π‘”π‘Ÿ
= 6,5 π‘”π‘Ÿ/π‘π‘š3
6. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!
Jawab :
ο‚· Balok merupakan kuningan
ο‚· Silinder merupakan alumunium
ο‚· Kunci merupakan besi
7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu ̊ C, langkah 6!
Jawab :
Pada temperatur 25 ̊ C :
Volume Balok = 7,288 cmΒ³
Volume Silinder = 4,99 cmΒ³
Volume Kunci = 2 cmΒ³
17

More Related Content

Similar to PengukuranDasarPadaBendaPadat

PENGENALAN KPD SAINS.pptx
PENGENALAN  KPD SAINS.pptxPENGENALAN  KPD SAINS.pptx
PENGENALAN KPD SAINS.pptxssuser7a4eff
Β 
Kelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan PengamatannyaKelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan PengamatannyaOkta Harti
Β 
Sains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxSains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxsayang1985
Β 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERNimroatul_Chasanah
Β 
Bab 1. objek ipa dan pengamatan
Bab 1. objek ipa dan pengamatanBab 1. objek ipa dan pengamatan
Bab 1. objek ipa dan pengamatanardon simbolon
Β 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
Β 
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxBAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxRizkiMardiana4
Β 
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...AbdulKhodir8
Β 
Pengenalan alatbahanbio sh
Pengenalan alatbahanbio shPengenalan alatbahanbio sh
Pengenalan alatbahanbio shSunaryo Saja
Β 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)GGM Spektafest
Β 
FOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdf
FOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdfFOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdf
FOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdfMohd Nizam
Β 
Praktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster IPraktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster IWayan Permadi
Β 
OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxOBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxReynoldPanjaitan2
Β 
BESARAN DAN PENGUKURAN.pptx
BESARAN DAN PENGUKURAN.pptxBESARAN DAN PENGUKURAN.pptx
BESARAN DAN PENGUKURAN.pptxarma54
Β 
Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13
Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13
Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13Ajeng Rizki Rahmawati
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padatyudhodanto
Β 
Laporan praktikum simriver - Protista
Laporan praktikum simriver - ProtistaLaporan praktikum simriver - Protista
Laporan praktikum simriver - ProtistaDewi Ayu Maryati
Β 

Similar to PengukuranDasarPadaBendaPadat (20)

PENGENALAN KPD SAINS.pptx
PENGENALAN  KPD SAINS.pptxPENGENALAN  KPD SAINS.pptx
PENGENALAN KPD SAINS.pptx
Β 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
Β 
Kelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan PengamatannyaKelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Kelas 7: Objek IPA dan Pengamatannya
Β 
Sains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxSains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptx
Β 
Sains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxSains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptx
Β 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
Β 
Bab 1. objek ipa dan pengamatan
Bab 1. objek ipa dan pengamatanBab 1. objek ipa dan pengamatan
Bab 1. objek ipa dan pengamatan
Β 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Β 
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxBAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
BAB 1. OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
Β 
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Presentasi Materi IPA Kelas VII SMP semester 1 bulan Juli tahun 2023, BAB 1. ...
Β 
Pengenalan alatbahanbio sh
Pengenalan alatbahanbio shPengenalan alatbahanbio sh
Pengenalan alatbahanbio sh
Β 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Β 
FOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdf
FOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdfFOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdf
FOKUS EKSPERIMEN ESEI NO 11 SPM 2022.pdf
Β 
Praktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster IPraktikum fisika Semster I
Praktikum fisika Semster I
Β 
OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptxOBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
OBJEK IPA DAN PENGAMATAN.pptx
Β 
PENGUKURAN
PENGUKURANPENGUKURAN
PENGUKURAN
Β 
BESARAN DAN PENGUKURAN.pptx
BESARAN DAN PENGUKURAN.pptxBESARAN DAN PENGUKURAN.pptx
BESARAN DAN PENGUKURAN.pptx
Β 
Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13
Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13
Rpp smp pertemuan 1 materi suhu dan kalor k13
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
Β 
Laporan praktikum simriver - Protista
Laporan praktikum simriver - ProtistaLaporan praktikum simriver - Protista
Laporan praktikum simriver - Protista
Β 

PengukuranDasarPadaBendaPadat

  • 1. i Kata pengantar Segala puji bagi yang Maha Esa yang telah meyertai kami dalam menyelesaikan laporan FISIKA ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik Laporan FISIKA ini di susun agar pembaca dapat memperluas Ilmu tentang PengukuranDasar Pada Benda Padat yang kami sajikan dari berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Laporan FISIKA ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang dating dari diripenyusun maupun yang dating dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan FISIKA ini dapat terselesaikan. Laporan FISIKA ini memuat tentang Pengukuran Dasar Pada Benda Padat, walaupun laporan FISIKA ini mungkin kurang sempurna, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada asisten dosen yang telah membimbingpenyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun laporan. Semoga laporan FISIKA ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun laporan FISIKA ini, memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon saran dankritiknya. Terimakasih. Bogor, 14 Oktober 2011 Penyusun
  • 2. ii Daftar isi Kata pengantar..........................................................................................................i BAB I........................................................................................................................1 PENDAHULUAN .....................................................................................................1 a. Tujuan Praktikum.............................................................................................1 B. Dasar Teori........................................................................................................1 BAB II.......................................................................................................................2 ALAT DAN BAHAN.................................................................................................2 a. Alat........................................................................................................................2 b. Bahan....................................................................................................................2 BAB III.....................................................................................................................3 METODE PERCOBAAN .........................................................................................3 Cara Statis :..............................................................................................................3 Cara Dinamis ............................................................................................................3 BAB IV.....................................................................................................................4 DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN.......................................................4 A. Data Pengamatan...............................................................................................4 Perhitungan ..............................................................................................................8 BAB V....................................................................................................................... 12 PEMBAHASAN.......................................................................................................... 12 BAB VI ................................................................................................................... 14 KESIMPULAN....................................................................................................... 14 LAMPIRAN............................................................................................................ 15 Tugas Akhir............................................................................................................ 15
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN a. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur 2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat 3. Menggunakan teori ketidakpastian B. Dasar Teori Pengukuran akurat saat ini merupakan suatu bagian terpenting dalam fisika, tetapi tidak ada pengukuran yang dapat secara mutlak dan ada suatu ketidakpastian yang terkait dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian timbul dari berbagai sumber yang berbeda diantara yang terpenting selain kesalahan karena kesembronoan1 adalah keterbatasan ketelitian setiap instrumen pengukur dan ketidakmampuan untuk membaca instrumen di luar sekian fraksi pembagian skala terkecil yang ditunjukkan, Alasannya sulit bagi seseorang pengamat untuk menginterpolasi diantara bagian terkecil dan mistar itu sendiri boleh jadi tidak dibuat dengan ketelitian yang lebih baik dari ini.2 Pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fisis yang dimiliki benda dengan nilai besaran fisis alat ukur yang sesuai. Pengukuran besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran besaran massa memerlukan alat ukur massa, dan sebagainya.3 membaca skala jangka sorong yaitu dengan menambahkan skala utama dengan skala nonius yang dikalikan skala terkecil4 1 Kecerobohan 2 Menurut Giancoli ,1997 FISIKA DASAR 1 , Bandung : ITB 3 Menurut Abdullah , 2016 FISIKA 1 DASAR 4 , JAKARTA : ERLANGGA 4 Menurut Tipler , 1998 FISIKA : UNTUK SAINS DAN TEKNIK , JAKARTA : ERLANGGA
  • 4. 2 BAB II ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. Bangku Penumpu 2. Bejana Gelas 3. Jangka Sorong 4. Mikrometer Skrup 5. Neraca Teknis 6. Thermometer b. Bahan : Balok , Silinder , kunci
  • 5. 3 BAB III METODE PERCOBAAN Cara Statis : 1. Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan. Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk table masing-masing tersendiri. 2. Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup 5juga seperti No. 1. 3. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja. 4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan. 5. Diukur benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing penyimpangan. Cara Dinamis : 1. Ditentukan massa benda padat dengan cara ditimbang. 2. Ditimbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis. 3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar bejana6. 4. Dicatat suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan. 5. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain. 5 Alat ukur 6 Benda yang berongga yang dapatdiisi dengan cairan atau serbuk dan digunakan sebgai wadah
  • 6. 4 BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. Data Pengamatan Nama Percobaan : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat Tanggal Percobaan : 11 Oktober 2018 Nama Asisten : 1. Anggun A. Sulis,S.Si 2. M. Iqbal Luthfi, S.Farm 3. Naural Fahira 4. Deska F. Anjani 5. Sofia Annisa N. Nama Mahasiswa : 1. Nazli Rizqiani / 066118253 2. Widia Wati / 06611825
  • 7. 5 Keadaan ruangan P(cm)Hg T(℃) C(%) Sebelum percobaan 755,5 mmHg 77,5 5 cmHg 25℃ 50% Setelah Percobaan 760 mmHg 76 cmHg 25℃ 49% 1. Cara Statis Balok Kuningan m: 33,2 g No. p (cm) l (cm) t (cm) V (cmΒ³) ρ (g/cmΒ³) 1. 2,495 cm 1,6 cm 0,988 cm 3,944 cmΒ³ 8,417 g/cmΒ³ 2. 2,5 cm 1,6 cm 0,988 cm 3,952 cmΒ³ 8,400 g/cmΒ³
  • 8. 6 3. 2,5 cm 1,595 cm 0,985 cm 3,927 cmΒ³ 8,454 g/cmΒ³ π‘₯ 2,498 cm 1,598 cm 0,987 cm 7,288 cmΒ³ 8,423 g/cmΒ³ βˆ†π‘₯ - - - - 0,03864 𝑔/π‘π‘šΒ³ Silinder Alumunium m: 13 g No. D (cm) r (cm) t (cm) V (cmΒ³) ρ (g/cmΒ³) 1. 1,565 cm 0,782 cm 2,5 cm 4,800 cmΒ³ 2,7 g/cmΒ³ 2. 1,568 cm 0,784 cm 2,5 cm 4,825 cmΒ³ 2,7 g/cmΒ³ 3. 1,62 cm 0,81 cm 2,6 cm 5,356 cmΒ³ 2,4 g/cmΒ³ π‘₯ 1,584 cm 0,792 cm 2,53 cm 4,99 cmΒ³ 2,6 g/cmΒ³ βˆ†π‘₯ - - - - 0,1 𝑔/π‘π‘šΒ³
  • 9. 7 2. Cara Dinamis Kunci No. Nama Benda π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž (gr) π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘Žπ‘–π‘Ÿ (gr) V (cmΒ³) ρ (g/cmΒ³) 1. Kunci 13,29 gr 11,2 gr 2 cmΒ³ 6,6 g/cmΒ³
  • 10. 8 Perhitungan Literatur P Tembaga : 8,9 g/cmΒ³ P Kuningan : 8,9 g/cmΒ³ P Besi : 7,9 g/cmΒ³ Alumunium : 2,7 g/cmΒ³ Balok Kuningan 1. Panjang (Pengukuran Jamak) P1 : 2,495 cm P2 : 2,5 cm P3 : 2,5 cm π‘₯ = P1+P2+P3 3 π‘₯ = 2,495 cm+2,5cm+2,5cm 3 π‘₯ = 2,498 cm 2. Lebar (Pengukuran Majemuk) L1 = 1,6 L2 = 1,6 L3 = 1,595 π‘₯ = L1+L2+L3 3 π‘₯ = 1,6 π‘π‘š+1,6 π‘π‘š+1,595 π‘π‘š 3 π‘₯ = 1,598 π‘π‘š 3. Tinggi ( Pengukuran Majemuk) T1 = 0,988 cm T2 = 0,988 cm T3 = 0,985 cm π‘₯ = 𝑇1+𝑇2+𝑇3 3 π‘₯ = 0,988 π‘π‘š+0,988 π‘π‘š+0,985 π‘π‘š 3 π‘₯ = 0,987 π‘π‘š 4. Volume (Pengukuran Majemuk) V1 = 3,944 cmΒ³
  • 11. 9 V2 = 3,952 cmΒ³ V3 = 3,927 cmΒ³ π‘₯ = 𝑉1+𝑉2+𝑉3 3 π‘₯ = 3,944𝑐 π‘š3 +3,952 π‘π‘š3 +3,937 π‘π‘š3 3 π‘₯ = 7,288 π‘π‘šΒ³ 5. 𝜌 (Pengukuran Jamak) 𝜌1 = 8,417 𝑔/π‘π‘šΒ³ 𝜌2 = 8,400 𝑔/π‘π‘šΒ³ 𝜌3 = 8,454 𝑔/π‘π‘šΒ³ π‘₯ = 𝜌1 + 𝜌2 + 𝜌3 3 π‘₯ = 8,417 𝑔 π‘π‘š3 + 8,400 𝑔 π‘π‘š3 + 8,454 𝑔 π‘π‘š3 3 π‘₯ = 8,423 𝑔/π‘π‘šΒ³ βˆ†π‘₯ = βˆšβˆ‘ ( π‘₯βˆ’π‘₯𝑖 )Β² 𝑁 (π‘βˆ’1) = √ ( π‘‹βˆ’π‘‹1)2 + ( π‘₯βˆ’π‘₯2)2 + (π‘₯βˆ’π‘₯3)Β² 3(3βˆ’1) βˆ†π‘₯ = √ (8,423βˆ’8,417)Β²+ (8,423βˆ’8,400)Β²+ ( 8,423 βˆ’8,454 )Β² 6 βˆ†π‘₯ = √0,00014 𝑔/π‘π‘šΒ³ βˆ†π‘₯ = 0,0118 𝑔/π‘π‘šΒ³ Ketelitian = [1 βˆ’ | π‘ƒπ‘™π‘–π‘‘βˆ’π‘ƒπ‘π‘Ÿπ‘’ 𝑃𝑙𝑖𝑑 | Γ— 100%] = [1 βˆ’ | 8,6βˆ’8,423 8,6 | Γ— 100%] = [1 βˆ’ |0,020| Γ— 100%] = 0,98 Γ— 100% = 98 % ο‚· Silinder Alumunium 1. Diameter (Pengukuran Majemuk) D1 : 1,565 cm D2 : 1,568 cm D3 : 1,65 cm
  • 12. 10 π‘₯ = D1+D2+D3 3 π‘₯ = 1,565 cm+1,568cm+1,65cm 3 π‘₯ = 1,584 cm 2. Jari-Jari (Perhitungan Majemuk) R1 : 0,783 cm R2 : 0,784 cm R3 : 0,81 cm π‘₯ = R1+R2+R3 3 π‘₯ = 0,783 cm+0,784cm +0,81cm 3 π‘₯ = 0,792 cm 3. Tinggi (Perhitungan Majemuk) T1 : 2,5 cm T2 : 2,5 cm T3 : 2,6 cm π‘₯ = 𝑇1+𝑇2+𝑇3 3 π‘₯ = 2,5 cm+2,5cm+2,6cm 3 π‘₯ = 2,53 cm 4. Volume (Pengukuran Jamak) V1 = 4,918 cmΒ³ V2 = 4,928 cmΒ³ V3 = 5,091 cmΒ³ π‘₯ = 𝑉1+𝑉2+𝑉3 3 π‘₯ = 4,918𝑐 π‘š3 +4,928 π‘π‘š3 +5,091 π‘π‘š3 3 π‘₯ = 4,979 cmΒ³ 5. 𝜌 (Pengukuran Jamak) 𝜌1 = 2,7 𝑔/π‘π‘šΒ³ 𝜌2 = 2,6 𝑔/π‘π‘šΒ³ 𝜌3 = 2,4 𝑔/π‘π‘šΒ³ π‘₯ = 𝜌1+𝜌2+𝜌3 3 π‘₯ = 2,7 𝑔 π‘π‘š3 + 2,6 𝑔 π‘π‘š3+ 2,4 𝑔 π‘π‘š3 3 π‘₯ = 2,5 𝑔/π‘π‘šΒ³ βˆ†π‘₯ = βˆšβˆ‘ ( π‘₯βˆ’π‘₯𝑖 )Β² 𝑁 (π‘βˆ’1) = √ ( π‘‹βˆ’π‘‹1)2 + ( π‘₯βˆ’π‘₯2)2 + (π‘₯βˆ’π‘₯3)Β² 3(3βˆ’1)
  • 13. 11 βˆ†π‘₯ = √ (2,5βˆ’2,7)Β²+ (2,5βˆ’2,6)Β²+ ( 2,5βˆ’2,4)Β² 6 βˆ†π‘₯ = √0,01 𝑔/π‘π‘šΒ³ βˆ†π‘₯ = 0,1 𝑔/π‘π‘šΒ³
  • 14. 12 BAB V PEMBAHASAN Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran untuk mendapatkan satuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat pengukur. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Setiap alat ukur mempunyai ketelitian yang berbeda-beda, misal jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm sedangkan mikrometer skrup mempunyai ketelitian 0,01 mm. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil pengukuran antar alat yang satu dengan lainnya. Di dalam alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi terdapat skala nonius. Tujuan dari skala nonius adalah agar alat ukur memiliki ketelitian yang lebih tinggi karena jarak antar skala lebih kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Pada percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian. Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan pengukuran dimensi atau memiliki bentuk beraturan disebut pengukuran statis dan untuk yang memiliki bentuk tidak beraturan menggunakan hukum Archimedes disebut pengukuran dinamis. Pengukuran statis memiliki tingkat ketelitian yang sangat besar, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memilik i
  • 15. 13 ketelitian yang signifikan. Pada saat menghitung tingkat ketelitian, percobaan dengan menggunakan pengukuran statis akan lebih teliti dibandingkan pengukuran dinamis.
  • 16. 14 BAB VI KESIMPULAN Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu benda yang diukur dengan alat ukur yang di gunakan sebagai satuan. Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan. Alat ukur mikrometer skrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang serta lebar suatu benda. Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu statis dan dinamis. Statis untuk pengukuran benda yang memiliki bentuk beraturan, seperti balok dan silinder. Dinamis untuk pengukuran benda yang memiliki bentuk tidak beraturan seperti kunci. Ketelitian pengukuran statis lebih besar dan lebih teliti daripada pengukuran dinamis. Dari hasil pengukuran statis, yaitu balok didapatkan rata-rata angka ketidakpastian sebesar 0,03864 𝑔/π‘π‘šΒ³ dan standar deviasi 98%, sedangkan hasil percobaan silinder didapatkan rata-rata angka ketidakpastian sebesar 0,1 𝑔/π‘π‘šΒ³ dan standar deviasi 92,6%. Dari hasil pengukuran dinamis, yaitu kunci didapatkan massa udara 13,29 gr, massa air 11,2 gr, volume 2 cm3 dan ρ 6,6 g/cm3
  • 17. 15 LAMPIRAN Tugas Akhir 1. Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong, melainkan dengan mikrometer skrup? Jawab : Mikrometer skrup digunakan untuk mengukur tebal suatu bahan yang tipis karena ketelitian mikrometer skrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 mm. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm, maka mikrometer skrup lah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 mm. 2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%? Jawab : Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1% karena massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran. 3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara! Jawab : οƒ˜ Cara Statis Untuk volume benda yang memiliki bentuk teratur, dihitung dengan menghitung volume benda secara matematis. Contoh: rumus volume tabung πœ‹π‘Ÿ2 t. οƒ˜ Cara Dinamis Untuk volume benda yang memiliki bentuk tidak teratur seperti kunci, yaitu dengan menghitung volume fluida yang dipindahkan ketika benda
  • 18. 16 dimasukkan ke dalam fluida tersebut. Menghitung massa benda di udara dan massa benda di fluida, volume benda merupakan selisih massa di udara dan massa fluida, 4. Dari kedua cara di atas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti? Jawab : Cara statis memiliki pengamatan teliti karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan. 5. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut! Jawab : Massa jenis benda yang diukur adalah sebagai berikut: ο‚· Massa Jenis Balok = π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ = 33,6 π‘”π‘Ÿ 4,194 π‘π‘š3 = 8,011 π‘”π‘Ÿ/π‘π‘š3 ο‚· Massa Jenis Silinder = π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ = 38,8 π‘”π‘Ÿ 5,278 π‘π‘š3 = 7,351π‘”π‘Ÿ/π‘π‘š3 ο‚· Massa Jenis Kunci = π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ = π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘’π‘‘π‘Ž π‘Ÿπ‘Ž π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž βˆ’π‘šπ‘Žπ‘ π‘ π‘Ž π‘Žπ‘–π‘Ÿ = 18 π‘”π‘Ÿ 18,9 π‘”π‘Ÿβˆ’16 π‘”π‘Ÿ = 6,5 π‘”π‘Ÿ/π‘π‘š3 6. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut! Jawab : ο‚· Balok merupakan kuningan ο‚· Silinder merupakan alumunium ο‚· Kunci merupakan besi 7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu ̊ C, langkah 6! Jawab : Pada temperatur 25 ̊ C : Volume Balok = 7,288 cmΒ³ Volume Silinder = 4,99 cmΒ³ Volume Kunci = 2 cmΒ³
  • 19. 17