1. i
Kata pengantar
Segala puji bagi yang Maha Esa yang telah meyertai kami dalam menyelesaikan
laporan FISIKA ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik
Laporan FISIKA ini di susun agar pembaca dapat memperluas Ilmu tentang
PengukuranDasar Pada Benda Padat yang kami sajikan dari berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.Laporan FISIKA ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang dating dari diripenyusun maupun yang
dating dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya laporan FISIKA ini dapat terselesaikan.
Laporan FISIKA ini memuat tentang Pengukuran Dasar Pada Benda Padat,
walaupun laporan FISIKA ini mungkin kurang sempurna, tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada asisten dosen yang telah
membimbingpenyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun laporan.
Semoga laporan FISIKA ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun laporan FISIKA ini, memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon saran dankritiknya. Terimakasih.
Bogor, 14 Oktober 2011
Penyusun
2. ii
Daftar isi
Kata pengantar..........................................................................................................i
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................1
a. Tujuan Praktikum.............................................................................................1
B. Dasar Teori........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
ALAT DAN BAHAN.................................................................................................2
a. Alat........................................................................................................................2
b. Bahan....................................................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................3
METODE PERCOBAAN .........................................................................................3
Cara Statis :..............................................................................................................3
Cara Dinamis ............................................................................................................3
BAB IV.....................................................................................................................4
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN.......................................................4
A. Data Pengamatan...............................................................................................4
Perhitungan ..............................................................................................................8
BAB V....................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 12
BAB VI ................................................................................................................... 14
KESIMPULAN....................................................................................................... 14
LAMPIRAN............................................................................................................ 15
Tugas Akhir............................................................................................................ 15
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
a. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian
B. Dasar Teori
Pengukuran akurat saat ini merupakan suatu bagian terpenting dalam fisika, tetapi
tidak ada pengukuran yang dapat secara mutlak dan ada suatu ketidakpastian yang
terkait dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian timbul dari berbagai sumber yang
berbeda diantara yang terpenting selain kesalahan karena kesembronoan1 adalah
keterbatasan ketelitian setiap instrumen pengukur dan ketidakmampuan untuk
membaca instrumen di luar sekian fraksi pembagian skala terkecil yang
ditunjukkan,
Alasannya sulit bagi seseorang pengamat untuk menginterpolasi diantara bagian
terkecil dan mistar itu sendiri boleh jadi tidak dibuat dengan ketelitian yang lebih
baik dari ini.2
Pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fisis yang
dimiliki benda dengan nilai besaran fisis alat ukur yang sesuai. Pengukuran
besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran besaran massa
memerlukan alat ukur massa, dan sebagainya.3
membaca skala jangka sorong yaitu dengan menambahkan skala utama dengan
skala nonius yang dikalikan skala terkecil4
1 Kecerobohan
2 Menurut Giancoli ,1997 FISIKA DASAR 1 , Bandung : ITB
3 Menurut Abdullah , 2016 FISIKA 1 DASAR 4 , JAKARTA : ERLANGGA
4 Menurut Tipler , 1998 FISIKA : UNTUK SAINS DAN TEKNIK , JAKARTA : ERLANGGA
4. 2
BAB II
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Bangku Penumpu
2. Bejana Gelas
3. Jangka Sorong
4. Mikrometer Skrup
5. Neraca Teknis
6. Thermometer
b. Bahan : Balok , Silinder , kunci
5. 3
BAB III
METODE PERCOBAAN
Cara Statis :
1. Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan.
Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk table masing-masing tersendiri.
2. Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup 5juga seperti No. 1.
3. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diukur benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing
penyimpangan.
Cara Dinamis :
1. Ditentukan massa benda padat dengan cara ditimbang.
2. Ditimbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis.
3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya
dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar
bejana6.
4. Dicatat suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.
5 Alat ukur
6 Benda yang berongga yang dapatdiisi dengan cairan atau serbuk dan digunakan sebgai wadah
6. 4
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Data Pengamatan
Nama Percobaan : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
Tanggal Percobaan : 11 Oktober 2018
Nama Asisten : 1. Anggun A. Sulis,S.Si
2. M. Iqbal Luthfi, S.Farm
3. Naural Fahira
4. Deska F. Anjani
5. Sofia Annisa N.
Nama Mahasiswa : 1. Nazli Rizqiani / 066118253
2. Widia Wati / 06611825
7. 5
Keadaan ruangan P(cm)Hg T(β) C(%)
Sebelum percobaan
755,5 mmHg
77,5 5 cmHg
25β 50%
Setelah Percobaan
760 mmHg
76 cmHg
25β 49%
1. Cara Statis
Balok Kuningan m: 33,2 g
No. p (cm) l (cm) t (cm) V (cmΒ³) Ο (g/cmΒ³)
1. 2,495 cm 1,6 cm 0,988 cm 3,944 cmΒ³ 8,417 g/cmΒ³
2. 2,5 cm 1,6 cm 0,988 cm 3,952 cmΒ³ 8,400 g/cmΒ³
8. 6
3. 2,5 cm 1,595 cm 0,985 cm 3,927 cmΒ³ 8,454 g/cmΒ³
π₯ 2,498 cm 1,598 cm 0,987 cm 7,288 cmΒ³ 8,423 g/cmΒ³
βπ₯ - - - - 0,03864 π/ππΒ³
Silinder Alumunium m: 13 g
No. D (cm) r (cm) t (cm) V (cmΒ³) Ο (g/cmΒ³)
1. 1,565 cm 0,782 cm 2,5 cm 4,800 cmΒ³ 2,7 g/cmΒ³
2. 1,568 cm 0,784 cm 2,5 cm 4,825 cmΒ³ 2,7 g/cmΒ³
3. 1,62 cm 0,81 cm 2,6 cm 5,356 cmΒ³ 2,4 g/cmΒ³
π₯ 1,584 cm 0,792 cm 2,53 cm 4,99 cmΒ³ 2,6 g/cmΒ³
βπ₯ - - - - 0,1 π/ππΒ³
9. 7
2. Cara Dinamis
Kunci
No. Nama Benda πππ π π π’ππππ (gr) πππ π π πππ (gr) V (cmΒ³) Ο (g/cmΒ³)
1. Kunci 13,29 gr 11,2 gr 2 cmΒ³ 6,6 g/cmΒ³
10. 8
Perhitungan
Literatur
P Tembaga : 8,9 g/cmΒ³
P Kuningan : 8,9 g/cmΒ³
P Besi : 7,9 g/cmΒ³
Alumunium : 2,7 g/cmΒ³
Balok Kuningan
1. Panjang (Pengukuran Jamak)
P1 : 2,495 cm
P2 : 2,5 cm
P3 : 2,5 cm
π₯ =
P1+P2+P3
3
π₯ =
2,495 cm+2,5cm+2,5cm
3
π₯ = 2,498 cm
2. Lebar (Pengukuran Majemuk)
L1 = 1,6
L2 = 1,6
L3 = 1,595
π₯ =
L1+L2+L3
3
π₯ =
1,6 ππ+1,6 ππ+1,595 ππ
3
π₯ = 1,598 ππ
3. Tinggi ( Pengukuran Majemuk)
T1 = 0,988 cm
T2 = 0,988 cm
T3 = 0,985 cm
π₯ =
π1+π2+π3
3
π₯ =
0,988 ππ+0,988 ππ+0,985 ππ
3
π₯ = 0,987 ππ
4. Volume (Pengukuran Majemuk)
V1 = 3,944 cmΒ³
14. 12
BAB V
PEMBAHASAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran untuk mendapatkan satuan
yang dibutuhkan dengan menggunakan alat pengukur. Alat pengukur adalah alat yang
digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Setiap alat ukur mempunyai
ketelitian yang berbeda-beda, misal jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm sedangkan
mikrometer skrup mempunyai ketelitian 0,01 mm. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan
hasil pengukuran antar alat yang satu dengan lainnya. Di dalam alat ukur yang mempunyai
ketelitian tinggi terdapat skala nonius. Tujuan dari skala nonius adalah agar alat ukur memiliki
ketelitian yang lebih tinggi karena jarak antar skala lebih kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah
satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran
dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Pada percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan
melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian.
Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan pengukuran dimensi
atau memiliki bentuk beraturan disebut pengukuran statis dan untuk yang memiliki bentuk
tidak beraturan menggunakan hukum Archimedes disebut pengukuran dinamis.
Pengukuran statis memiliki tingkat ketelitian yang sangat besar, karena pengukuran
dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memilik i
15. 13
ketelitian yang signifikan. Pada saat menghitung tingkat ketelitian, percobaan dengan
menggunakan pengukuran statis akan lebih teliti dibandingkan pengukuran dinamis.
16. 14
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu benda yang diukur
dengan alat ukur yang di gunakan sebagai satuan. Pengukuran harus dilakukan dengan
kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran
meminimalisirkan kesalahan.
Alat ukur mikrometer skrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda,
sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang serta lebar suatu benda.
Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu statis dan dinamis.
Statis untuk pengukuran benda yang memiliki bentuk beraturan, seperti balok dan silinder.
Dinamis untuk pengukuran benda yang memiliki bentuk tidak beraturan seperti kunci.
Ketelitian pengukuran statis lebih besar dan lebih teliti daripada pengukuran dinamis.
Dari hasil pengukuran statis, yaitu balok didapatkan rata-rata angka ketidakpastian
sebesar 0,03864 π/ππΒ³ dan standar deviasi 98%, sedangkan hasil percobaan silinder
didapatkan rata-rata angka ketidakpastian sebesar 0,1 π/ππΒ³ dan standar deviasi 92,6%.
Dari hasil pengukuran dinamis, yaitu kunci didapatkan massa udara 13,29 gr, massa air
11,2 gr, volume 2 cm3 dan Ο 6,6 g/cm3
17. 15
LAMPIRAN
Tugas Akhir
1. Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong,
melainkan dengan mikrometer skrup?
Jawab :
Mikrometer skrup digunakan untuk mengukur tebal suatu bahan yang tipis
karena ketelitian mikrometer skrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01
mm. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm, maka
mikrometer skrup lah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk
mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 mm.
2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%?
Jawab :
Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1% karena
massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran.
3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
Jawab :
ο Cara Statis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk teratur, dihitung dengan
menghitung volume benda secara matematis. Contoh: rumus volume tabung
ππ2
t.
ο Cara Dinamis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk tidak teratur seperti kunci,
yaitu dengan menghitung volume fluida yang dipindahkan ketika benda
18. 16
dimasukkan ke dalam fluida tersebut. Menghitung massa benda di udara dan
massa benda di fluida, volume benda merupakan selisih massa di udara dan
massa fluida,
4. Dari kedua cara di atas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
Jawab : Cara statis memiliki pengamatan teliti karena pengukuran dengan cara ini
memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang
signifikan.
5. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut!
Jawab :
Massa jenis benda yang diukur adalah sebagai berikut:
ο· Massa Jenis Balok =
πππ π π
π£πππ’ππ
=
33,6 ππ
4,194 ππ3
= 8,011 ππ/ππ3
ο· Massa Jenis Silinder =
πππ π π
π£πππ’ππ
=
38,8 ππ
5,278 ππ3
= 7,351ππ/ππ3
ο· Massa Jenis Kunci =
πππ π π
π£πππ’ππ
=
πππ π π π’ππ ππ
πππ π π π’ππππ βπππ π π πππ
=
18 ππ
18,9 ππβ16 ππ
= 6,5 ππ/ππ3
6. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!
Jawab :
ο· Balok merupakan kuningan
ο· Silinder merupakan alumunium
ο· Kunci merupakan besi
7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu Μ C, langkah 6!
Jawab :
Pada temperatur 25 Μ C :
Volume Balok = 7,288 cmΒ³
Volume Silinder = 4,99 cmΒ³
Volume Kunci = 2 cmΒ³