2. PENDAHULUAN
Jumlah balita Gizi buruk per kabupaten / kota di tahun 2012
Pengertian Gizi buruk
Gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi berdasarkan
pengukuran antropometri.
Beberpa tanda-tanda klinis gizi buruk diatas menurut (Gibson,
2005), sebagai berikut:
Marasmus :
1). Badan nampak sangat kurus
2). Wajah seperti orang tua
3). Cengeng dan rewel
4). Kulit tampak keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sampai tidak
ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/
”baggy pants”)
5). Perut cekung;
6). Iga gambang;
7). Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis) dan diare
3. LANJUTAN
Kwashiorkor :
1). Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki
2). Wajah membulat (moon face) dan sembab
3). Pandangan mata sayu
4). Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit dan mudah rontok
5). Perubahan status mental, apatis, dan rewel
6). Pembesaran hati
7). Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau
duduk
8). Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
9). Sering disertai penyakit infeksi (akut), anemia dan diare.
Marasmus Kwashiorkor:
Merupakan gabungan dari beberapa gejala klinis marasmus dan kwashiorkor.
4. faktor penyebab gizi buruk ini (Soekirman, 2000). Dengan model
tersebut, penyebab masalah gizi dibagi dalam tiga tahap, yaitu
penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab
mendasar.
Terdapat dua penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang
kurang dan penyakit infeksi.
Terdapat 3 faktor pada penyebab tidak langsung, yaitu tidak cukup
pangan, pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih/
pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai.
Penyebab mendasar/akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis
ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang
mempengaruhi ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan
pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai, yang pada
akhirnya mempengaruhi status gizi balita.
5. DATA GIZI BURUK PERKABUPATEN DI TAHUN 2012
NO KABUPATEN/KOTA % BALITA GIZI BURUK 2012
1. SUKABUMI 0,65
2. CIREBON 1,48
3. BEKASI 0,84
4. DEPOK 0,11
5. CIMAHI 0,91