PERATURAN MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA REV-2

MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA (M S I)
Indonesian Cassava Society ( I C S)
Secretariat : “Pondok Ratna Farm" Jl. Raya Tapos Cibedug, KM.5, No. 10, RT.01/RW. 02, Kp.Cukanggaleuh,
Ds. Jambuluwuk, Kec. Ciawi, Kab. Bogor, Jawa Barat, 16720, Indonesia
Telp / fax : 0251-8245263 , Email : organicmart@yahoo.com Email2 : suharyohusen13@gmail.com

PERATURAN

MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA

TENTANG

PERAN SERTA MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA PUSAT,
MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA PROPINSI, DAN
MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA KABUPATEN/KOTA

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENGAWASAN
PROYEK KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU
DISELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA.

NOMOR : 01/Pr/MSI/VIII/2011

PENDAHULUAN :

1. Singkong atau ketela pohon adalah komoditas internasional;
2. Singkong memiliki multifungsi : pangan, pakan, energi, plastik
organik, parmasi, kertas, industri lainnya;
3. Produk-produk berbasis singkong diperdagangkan secara
internasional;
4. Singkong menghidupi keluarga petani dalam jumlah besar;
5. Singkong bahan baku pangan non beras dan non gandum ,
pendukung diversifikasi pangan;
6. Budidaya singkong relatif mudah dan banyak dilakukan oleh para
petani;
7. Singkong dan produk-produk berbahan baku singkong sangat
dikenal masyarakat luas;
8. Tanaman singkong dapat tumbuh disemua tipe tanah ( dataran
tinggi, dataran rendah );
9. Tanaman singkong tidak banyak penyakitnya.

VISI : SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ( SSB )

1


MISI :

1. Mensejahterakan petani dan pelaku agribisnis singkong lainnya;
2. Meningkatkan pendapatan petani, buruh tani, dan pemuda/pemudi
tani diperdesaan;
3. Membuka lapangan pekerjaan/menyerap tenaga kerja
diperdesaan;
4. Melalui manajemen dan modernisasi pengolahan lahan,
pemupukan dan penyuburan tanah , singkong dapat menyuburkan
lahan;
5. Menjaga kelestarian lingkungan/ramah lingkungan;
6. Meningkatkan nilai tambah dari hulu sampai hilir;
7. Mensuplai kebutuhan bahan baku industri secara berkelanjutan;
8. Mendukung diversifikasi pangan;
9. Meningkatkan pendapatan asli daerah;
10. Meningkatkan penerimaan devisa negara ;
11. Mencerdaskan bangsa.

PROGRAM :

Meningkatkan pendapatan , mengentaskan kemiskinan, membuka
lapangan kerja dan mengurangi urbanisasi ke-perkotaan.

PROYEK : Pengembangan Klastering Industri Agro Singkong
Terpadu .

1. Luas lahan untuk 1 klaster : 300-1000 Ha
2. Luas lahan yang dikelola oleh setiap KK adalah 2,5 – 5,0 hektar;
3. Bibit singkong yang dianjurkan untuk ditanam : Darul Hidayah dan
Manggu yang produktivitasnya , diatas 100 ton/hektar .
4. Pelaku proyek dan Pemanfaat/Benefisiaries : Patani, buruh tani,
pemuda/pemudi tani/masyarakat perdesaan/kelompok
tani/gabungan kelompok tani/koperasi pertanian;
5. Pendanaan dari Bank dengan jaminan dari Perum Jamkrindo;

2


6. Pemasaran produk melalui sistem kontrak dengan : Indofood,
pabrik-pabrik kertas, pabrik-pabrik bioethanol, pabrik pakan, pabrik
plastik organik, perusahaan farmasi, pabrik pupuk, pembeli asing :
RRC, EU, Korsel, Taiwan, Jepang, USA, dsb.

PERAN MSI PUSAT, PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

1. Pembinaan budidaya dan pengolahan;
2. Pendidikan dan latihan;
3. Advokasi manajemen, diklat, tehnologi budidaya dan pengolahan,
pembiayaan, promosi dan pemasaran,
konperensi/seminar/workshop/lokakarya/pameran;
4. Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan proyek
sejak awal proyek;
5. Mensuplai kebutuhan petani peserta klaster baik yang
berhubungan dengan proyek maupun kebutuhan keluarga
petani;
6. Penelitian dan pengembangan ( khusus MSI Pusat dan
MSI Propinsi ).

PENERIMAAN JASA MSI PUSAT, MSI PROPINSI DAN
MSI KABUPATEN/KOTA
1. MSI Pusat, MSI Propinsi dan MSI Kabupaten/Kota berhak
menerima jasa atas pelayanan yang diberikan kepada
Klaster Industri Agro Singkong Terpadu;
2. Ada 2 (dua) opsi penerimaan jasa oleh MSI :
2.1. Persentase dari hasil usaha Klaster :
a) 5 ( lima ) persen dari hasil bersih penjualan produk yang
dihasilkan petani peserta klaster yang dibagikan kepada :
2% MSI Kabupaten/Kota; 1,5% MSI Propinsi; dan 1,5%
MSI Pusat;

3


Contoh perhitungan : Dari klaster 300 Ha dengan
produktivitas 100 ton singkong segar/Ha atau 30 ton
chips/Ha umur tanaman10 bulan , maka tiap bulan 30 Ha
a’30 Ton Chips/Ha = 900 Ton chips a’ RP 2000,-/Kg = Rp
1,8M – Rp 0,9 M (biaya produksi) = Rp 0,9 M/Bulan
(penerimaan bersih petani). Maka penerimaan MSI
Kab./Kota = 2% x Rp0,9 M = Rp 18 juta/bulan; MSI
Propinsi = 1,5% x Rp 0,9 M = Rp 13,5 juta/bulan; dan MSI
Pusat = 1,5% x Rp 0,9 M = Rp 13,5 juta/bulan.
b) 5 (lima) persen dari hasil bersih penjualan produk yang
dihasilkan oleh pabrik pengolahan yang dibagikan kepada
: 2% MSI Kabupaten/Kota; 1,5% MSI Propinsi ; dan 1,5%
MSI Pusat.
Contoh perhitungan: Dari 1 klaster 300 Ha a’ 100 ton
singkong segar/Ha atau 30 ton chips/Ha atau sekitar 25
ton Mocaf/Ha, umur tanaman 10 bulan, maka tiap bulan
30 Ha akan menghasilkan Mocaf = 30 x 25 Ton Mocaf =
750 Ton Mocaf/Bulan x Rp 300/Kg (keuntungan bersaih
pabrik) = Rp 225 juta/bulan. Maka penerimaan MSI
Kab/Kota = 2%xRp 225 juta = Rp 4.500.000,-/bulan;
penerimaan MSI Propinsi = 1,5%xRp 225 juta = Rp
3.375.000,-/bulan; dan MSI Pusat = 1,5%xRp 225 juta =
Rp 3.375.000,-/bulan.
ATAU

4


2.2. Presentase dari luasan klaster yang dikelola oleh
MSI Kabupaten/Kota atas nama MSI Pusat, MSI
Propinsi dan MSI Kabupaten/Kota :
a) 6 persen dari luas klaster yang dibagikan kepada : 2%
MSI Kab./Kota; 2% MSI Propinsi; dan 2% MSI Pusat.
b) Keuntungan bersih dari lahan yang dikelola oleh MSI
Kab./Kota dibagikan kepada : 50% MSI Kab/Kota;
25%MSI Propinsi; dan 25%MSI Pusat.
Contoh perhitungan : Dari 1 Klaster 600 Ha, maka 6% nya
untuk MSI Kab/Kota, MSI Propinsi dan MSI Pusat = 36 Ha
yang dikelola oleh MSI Kab/Kota. Apabila produktivitas 100
Ton Singkong/Ha atau 30 ton Chips/Ha a’Rp 2000/Kg = Rp
60 juta/Ha. Maka penerimaan MSI Kab/Kota = 50%xRp60
juta/Ha = RP 30 juta/Ha , maka untuk 36 Ha/10 bulan = 36 X
Rp 30 juta = Rp 1.080.000.000/10 bulan atau Rp 108
juta/bulan; penerimaan MSI Propinsi = 25% x Rp
60juta/Ha= Rp 15 juta/Ha atau per 10 bulan = 36 Ha x Rp 15
juta = Rp 540 juta/10 bulan atau Rp 54 juta/bulan; dan
penerimaan MSI Pusat = 25% x Rp 60 juta = Rp 15 juta/Ha
atau per 10 bulan = 36 Ha X Rp 15 juta = Rp 540 juta/10
bulan atau Rp 54 juta/bulan.

5


PENUTUP .
1. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan;
2. Apabila dikemudian hari ada kekeliruan atau kekurangan,
akan dibenarkan dan dilengkapi sebagaimana mestinya
dan merupakan addendum dari Peraturan ini yang
keberadaannya tidak dapat dipisahkan dengan Peraturan
ini.
3. Peraturan ini akan dinyatakan tidak berlaku lagi apabila
ditetapkan demikian oleh pimpinan Masyarakat Singkong
Pusat.

Ditetapkan : Di Ciawi – Kab. Bogor, Pada tanggal: 15 Agustus 2011
MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA (MSI)

KETUA UMUM KETUA I

DR. MARWAH DAUD H. SUHARYO HUSEN BSc, SE,
IBRAHIM MBA

6

PERATURAN MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA REV-2

Recommended

Recommended

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Similar to PERATURAN MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA REV-2

Similar to PERATURAN MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA REV-2 (20)

PERATURAN MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA REV-2