2. Tujuan pembelajaran
Kognitif / Produk
•Setelah menerima penjelasan guru, siswa dapat
memahami gambar teknik proyeksi.
•Setelah menerima penjelasan guru, siswa dapat
memahami teknik perancangan gambar teknik proyeksi.
Kognitif / Proses
•Setelah menerima presentasi citra contoh gambar teknik
proyeksi, siswa dapat memahami konsep dan gagasan
gambar teknik proyeksi.
•Setelah menerima demonstrasi perancangan gambar
teknik dari guru, siswa mampu memahami teknik
perancangan gambar teknik proyeksi.
5. Scene setting
Konklusi/ kesimpulan
• merupakan gambar 2
dimensi, yaitu dengan ciri-ciri
hanya mempunyai dua ruas x • Merupakan gambar 2 dimensi yang
(horisontal) dan ruas y telah diproses dalam teknik proyeksi
(vertikal) sehingga menjadi 3 dimensi, dimana
•Gambar tidak memenuhi gambar terdiri dari ruas x,y dan z.
unsur ruang, karena bersifat
datar/ flat
6. Definisi
PROYEKSI
Kata proyeksi secara umum
berarti bayangan. Gambar
proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang
berasal dari benda nyata atau
imajiner yang dituangkan dalam
bidang gambar menurut cara-
cara tertentu.
7. Kategori Proyeksi
PROYEKSI, terdiri dari:
Proyeksi Ortogonal (Eropa)
Proyeksi dari sudut pertama (kuadran pertama)
sehingga menampilkan pandangan atas, depan dan
samping.
Proyeksi Aksonometri
Proyeksi paralel, dimana menampilkan gambar
pandangan atas, depan dan samping dalam satu
kesatuan gambar.
Proyeksi Perspektif
Proyeksi terpusat (sentral)
8. PROYEKSI ORTOGONAL
Ciri-ciri gambar proyeksi ortogonal :
1.Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari
pemroyeksian pada ruang atau sudut pertama
(first angel).
2.Terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III.
Bidang I berfungsi untuk menampilkan
bayangan benda tampak dari atas, bidang II
untuk bayangan benda tampak depan, dan
bidang III untuk bayangan benda tampak dari
samping kiri. (multiview drawing)
12. Kategori Proyeksi Perspektif
Sistem perspektif ini digunakan
untuk menggambar obyek (benda)
yang terletak relatif dekat dengan
mata. Karena letak obyek yang
cukup dekat, akibatnya mata
memiliki sudut pandang yang
sempit, sehingga garis-garis batas
benda akan menuju satu titik lenyap
saja, kecuali bila sejajar dengan
horizon dan tegak lurus
terhadapnya.
13. Kategori Proyeksi Perspektif
Sistem gambar ini digunakan
untuk menggambarkan benda-
benda yang letaknya relatif jauh
dan letaknya tidak sejajar
(serong) terhadap mata
pengamat. Karena posisi
pengamat jauh dengan obyek
maka sudut pandang mata
melebar, akibatnya garis-garis
batas benda akan menuju titik
lenyap sebelah kiri dan kanan.
14. Kategori Proyeksi Perspektif
Gambar perspektif ini muncul
akibat benda/obyek yang
diamati jauh di bawah atau ke
atas horizon. Oleh karenanya
sudut pandang mata melebar
ke segala arah. Perspektif ini
banyak digunakan untuk
menggambar arsitektur
bangunan yang serba tinggi.
Sumber:
- Syafi,i. 2002. Proyeksi-Perspektif 1. Paparan Perkuliahan
Mahasiswa.Semarang: UNNES Press.
15. PROYEKSI AKSONOMETRI
1. Proyeksi Aksonometri tergolong jenis
proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Dalam proyeksi
2. Aksonometri diupayakan untuk penampilan
tampak atas, depan, dan samping dalam
satu kesatuan gambar.
3. Aksonometri menampilkan objek gambar
baik yang kongkret maupun imajiner ke
dalam bayangan tiga dimensi, oleh karena
itu aksonometri tergolong jenis proyeksi
piktorial.
17. Kategori Proyeksi Aksonometri
Proyeksi isometri adalah jenis
proyeksi aksonometri
berpenampilan tiga dimensi
atau piktorial dengan besaran
sudut masing-masing 120 0, dan
perbandingan masing-masing
ukuran tinggi, panjang, dan
dalam yaitu 1:1:1. Besar sudut
sumbu 1200 dapat digunakan
alternatif dibuat sudut
300 terhadap horisontal (baik
sudut kanan maupun kiri)
18. Kategori Proyeksi Aksonometri
Pada dimetri perbandingan
yang sama terdapat pada
dimensi tinggi dan panjang.
Perbandingan yang lazim
digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1
Perbandingan ini diikuti dengan
konsekuensi pada sudut objek
yang digambar terhadap garis
horizon yaitu 40 derajat untuk
sudut sebelah kanan dan 10
derajat untuk sudut sebelah kiri.
19. Kategori Proyeksi Aksonometri
Pada proyeksi miring, sumbu x
berhimpit dengan garis
horisontal/mendatar dan sumbu
y mempunyai sudut 45° dengan
garis
mendatar. Skala pada proyeksi
miring sama dengan skala pada
proyeksi
dimetri,
yaitu skala pada sumbu x = 1 :
1, dan pada sumbu y = 1 : 2,
sedangkan
pada sumbu z = 1 : 1.