SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Perkembangan Desa, Kecamatan dan Kabupaten pada Masyarakat
Sekitar TNRAW

                                                 Sejarah Pembentukkan Provinsi dan
                                                 Kabupaten

                                                 Pasca Indonesia merdeka tahun 1945,
                                                 Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi
                                                 satu-kesatuan dengan wilayah di
                                                 Sulawesi lainnya dalam cakupan
                                                 administrasi Provinsi Sulawesi.
                                                 Perubahan terjadi pada era demokrasi
                                                 terpimpin tahun 1960, ketika dilakukan
                                                 pemekaran wilayah provinsi yang terlalu
                                                 luas tersebut menjadi Provinsi Sulawesi
                                                 Selatan dan Sulawesi Utara. Pada saat
                                                 itu, Sulawesi Tenggara masih
                                                 menginduk pada Provinsi Sulawesi
                                                 Selatan. Sementara Provinsi Sulawesi
                                                 Tengah masih menginduk pada Provinsi
                                                 Sulawesi Utara.

                                                Baru pada tahun 1964, Sulawesi
                                                Tenggara ditetapkan sebagai Provinsi
                                                tersendiri dengan ibukota di Bau-bau.
                                                Provinsi ini berpisah dari Provinsi
                                                Sulawesi Selatan dengan
dikeluarkannya Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Sebagai Gubernur
pertama ditunjuk J. Wayong. Untuk menghormati namanya, Wayong ditetapkan sebagai
salah satu nama jalan di Kota Kendari.

Pada perkembangan selanjutnya, pada tahun yang sama ibu kota Sulawesi Tenggara
berpindah dari Bau-bau ke Kendari. Sebagai daerah yang baru mekar, Sultra hanya terdiri
atas 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Kendari (ibu kota di Unaaha), Kabupaten Kolaka
(ibu kota di Kolaka), Kabupaten Muna (ibu kota di Raha) dan Kabupaten Buton (ibu kota di
Bau-bau).

Wilayah yang saat ini ditempati oleh TN Rawa Aopa Watumohai dahulu sangat dikenal oleh
masyarakat karena berada pada segitiga Bukari (Buton-Kolaka-Kendari). Ketiga kabupaten
tersebut bertemu di satu titik yaitu di puncak gunung Mendoke (790 mdpl). Gunung
Mendoke adalah gunung tertinggi di TN Rawa Aopa Watumohai.

Sebelum TN Rawa Aopa Watumohai terbentuk, khususnya pada era 1980-an, TNRAW
dikenal sebagai kawasan PPA (Perlindungan dan Pelestarian Alam). Penyebutan itu hingga
kini masih bertahan, bahkan bagi sebagian orang lebih dikenal daripada nama TN Rawa
Aopa Watumohai itu sendiri.

Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012)                            Page 1
Pada tahun 1970-an dan 1980-an, kawasan di sekitar hutan PPA saat itu masih
berpenduduk sangat jarang. Sebagian kawasan di sekitar PPA lalu dikembangkan sebagai
kawasan transmigrasi. Penduduk transmigran didatangkan terutama dari suku Bali, Jawa
dan Sunda. Mereka membangun pemukiman yang sebelumnya hanya ditempati oleh suku
asli Sulawesi Tenggara (Moronene dan Tolaki) serta sebagian suku Bugis.

Wilayah yang baru mereka tempati itu dikenal sebagai wilayah SP (satuan Pemukiman).
Begitu banyak wilayah transmigrasi dibangun di sekitar PPA (TNRAW) saat itu, hingga kini
kawasan TNRAW sendiri hampir terkelilingi oleh pemukiman masyarakat transmigran dan
juga penduduk pendatang berasal dari Sulawesi Selatan (terutama suku Bugis).

Tidak semua warga transmigran mampu bertahan hingga sekarang, sebagian memilih
menjual lahan yang diperuntukkan bagi mereka atau bahkan dengan sukarela mereka
tinggalkan untuk memilih kembali hidup di daerah asalnya. Namun demikian, program
transmigrasi di sekitar PPA (TNRAW) secara umum cukup berhasil. Wilayah transmigrasi
yang dahulu dibangun di daerah-daerah sulit dan sepi berdekatan dengan kawasan PPA
(TNRAW), kini telah berkembang menjadi daerah yang ramai. Bahkan sebagian diantaranya
telah menjadi ibu kota kecamatan. Sebagai contoh adalah Desa Atari Jaya yang telah
menjadi ibu kota Kecamatan Lalembuu atau Desa Lantari sebagai ibu kota Kecamatan
Lantari Jaya.

Wilayah administrasi dengan komposisi 3 Kabupaten masih bertahan hingga penetapan
kawasan TN Rawa Aopa Watumohai tahun 1990 melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan nomor 756 tahun 1990 dengan luas 105.194 ha. Kawasan TNRAW sebenarnya
bukan merupakan kawasan yang baru ditunjuk sebagai kawasan hutan. Sebelumnya,
kawasan ini telah difungsikan sebagai kawasan hutan/ kawasan lindung. Status sebelumnya
adalah kawasan Suaka Margasatwa, Taman Buru dan Cagar Alam.

Pasca Reformasi tahun 1997/1998, dikeluarkannya UU Otonomi daerah tahun 1999. Eforia
pemekaran wilayah menjadi marak di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Pada tahun 2003, terjadi pemekaran wilayah kabupaten di bumi anoa ini.
Kawasan TNRAW yang pada mulanya berada pada 3 kabupaten (Buton, Kolaka, Kendari)
mekar menjadi 4 Kabupaten (Bombana, Kolaka, Konawe dan Konawe Selatan). Kabupaten
Bombana (ibu kota Rumbia) merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Buton.
Sedangkan Kabupaten Konawe Selatan (ibu kota Andoolo) dimekarkan dari Kabupaten
Kendari.

Kabupaten Kendari sendiri akhirnya berubah nama menjadi Kabupaten Konawe dengan ibu
kotanya masih di Unaaha. Perubahan nama Kabupaten Kendari ini mulai berlaku pada
tanggal 28 September 2004 dengan dikeluarkannya PP Nomor 26 tahun 2004. Sementara
untuk pembentukkan Kabupaten Konawe Selatan menggunakan dasar hukum UU Nomor 4
tahun 2003 dan Kabupaten Bombana dengan UU nomor 29 tahun 2003.

Sejarah Perkembangan Kecamatan dan Desa

Sampai pemekaran wilayah kabupaten tahun 2003, telah terbentuk 10 kecamatan di sekitar
kawasan TN Rawa Aopa Watumohai. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan


Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012)                             Page 2
Tinanggea, Angata, Puriala, Lambuya, Tirawuta, Ladongi, Lambandia, Tanggetada,
Watubangga, dan Rarowatu.

Dengan berkembangnya waktu dan kebutuhan pengembangan wilayah, sampai tahun 2012
telah terjadi kembali pemekaran wilayah kecamatan di sekitar TNRAW. Saat ini
teridentifikasi 16 kecamatan bersinggungan langsung dengan kawasan TN Rawa Aopa
Watumohai. Diantara kecamatan-kecamatan tersebut, kecamatan terluas adalah Kecamatan
Mata Usu (456,17 km2) sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Polinggona
(46,65 km2). Daftar luas masing-masing kecamatan tersebut selengkapnya sebagaimana
tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan di Sekitar TN Rawa Aopa Watumohai

KABKOT               No KECAMATAN IBU KOTA                 LUAS (km2)
                     1.   Lantari Jaya   Lantari           285,01
BOMBANA
                     2.   Matausu        Kolumbi Mata Usu 456,17
                     3.   Ladongi        Atula             194,43
                     4.   Lambandia      Penanggo Jaya     308,63
                     5.   Loea           Loea              107,94
KOLAKA               6.   Polinggona     Polinggona        46,65
                     7.   Tanggetada     Anaiwoi           409,91
                     8.   Tirawuta       Rate-rate         206,80
                     9.   Watubangga     Watubangga        388,79
                     10. Onembute        Onembute          99,13
KONAWE
                     11. Puriala         Watundehoa        236,85
                     12. Angata          Motaha            330,00
                     13. Basala          Basala            106,00
KONAWE SELATAN 14. Benua                 Benua             138,31
                     15. Lalembuu        Atari Jaya        204,82
                     16. Tinanggea       Tinanggea         354,74

Sumber : KCDA BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2012)

Pada radius kurang lebih 3 km, teridentifikasi setidaknya 96 desa memiliki posisi cukup
dekat dengan kawasan TN Rawa Aopa Watumohai. Terdapat pula desa-desa berlokasi
cukup jauh namun masih masuk dalam katagori desa penyangga bernilai penting karena
memiliki interaksi cukup erat dengan kawasan taman nasional khususnya melalui jalur laut,
seperti Desa Akuni dan Desa Bungin Permai. Keduanya berada pada wilayah administratif
Kecamatan Tinanggea. Apabila digabungkan, maka secara keseluruhan desa terkait erat
dengan kawasan taman nasional karena kedekatannya berjumlah 98 desa, yang terletak
pada 16 kecamatan dan 4 kabupaten.




Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012)                              Page 3
Berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka BPS Sulawesi Tenggara tahun 2012, total
penduduk pada 98 desa di sekitar TNRAW berjumlah 100.622 jiwa dan terbagi ke dalam
24.226 KK. Desa Ladongi Jaya tercatat sebagai desa dengan penduduk terbanyak, yaitu
3.976 jiwa dari 882 kepala keluarga. Sedangkan jumlah penduduk terendah dimiliki oleh
Desa Ahuawali dengan total penduduk 245 jiwa dari 59 kepala keluarga. Data nama-nama
desa sekitar TNRAW selengkapnya disajikan pada tabel 2.

    Tabel 2. Daftar Nama Desa-desa Sekitar Kawasan TN Rawa Aopa Watumohai

           KABUPATEN            KECAMATAN       NO DESA
                                                1.   Morengke
                                MATAUSU
                                                2.   Lamuru
                                                3.   Lantari
                                                4.   Passare Apua
           BOMBANA                              5.   Lomba Kasih
                                LANTARI JAYA 6.      Langkowala
                                                7.   Rarongkeu
                                                8.   Watu-Watu
                                                9.   Tinabite
                                WATUBANGGA 10. Mataosu
                                                11. Tondowolio
                                TANGGETADA 12. Popalia
                                                13. Pewisoa Jaya
                                POLINGGONA 14. Plasma Jaya
                                                15. Gunung Jaya
                                                16. Lembah Subur
                                                17. Dangia
                                                18. Raraa
                                LADONGI         19. Welala
           KOLAKA
                                                20. Ladongi Jaya
                                                21. Wande
                                                22. Wungguloko
                                                23. Pombeyoha
                                                24. Penanggoosi
                                                25. Mokupa
                                                26. Lowa
                                LAMBANDIA
                                                27. Atolanu
                                                28. Aere
                                                29. Bou


Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012)                           Page 4
30. Lere Jaya
                                                31. Iwoi Mea Jaya
                                                32. Pekorea
                                                33. Taore
                                                34. Tumbudadio
                                TIRAWUTA        35. Lara
                                                36. Roko-Roko
                                                37. Iwoikondo
                                LOEA
                                                38. Peatoa
                                                39. Puriala
                                                40. Watusa
                                                41. Tetehaka
                                                42. Poanaha
                                                43. Ahuawali
                                                44. Watandehoa
                                                45. Sonai
                                                46. Wonua Morome
                                PURIALA
                                                47. Puusangi
                                                48. Lalonggatu
           KONAWE                               49. Tetewatu
                                                50. Mokaleleo
                                                51. Unggulino
                                                52. Puuhopa
                                                53. Lalo Onaha
                                                54. Wawo Sanggula
                                                55. Trimulya
                                                56. Napoosi
                                ONEMBUTE        57. Kasumeia
                                                58. Suka Maju (Ulu Meraka)
                                                59. Mataiwoi
                                                60. Pudambu
                                                61. Matabondu
                                                62. Angata
           KONAWE SELATAN ANGATA                63. Mataiwoi
                                                64. Aopa
                                                65. Pewutaa
                                                66. Puulipu


Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012)                       Page 5
67. Boloso
                                                68. Lere
                                                69. Tombekuku
                                                70. Iwoi Mendoro
                                BASALA          71. Epeesi
                                                72. Basala
                                                73. Lipu Masagena
                                                74. Polo-Pololi
                                                75. Uelawa
                                                76. Puunggawu Kawu
                                                77. Horodopi
                                                78. Benua Utama
                                BENUA
                                                79. Puosu
                                                80. Lamara
                                                81. Waworaha
                                                82. Tapundoi
                                                83. Atari Indah
                                                84. Atari Jaya
                                                85. Lambodi Jaya
                                                86. Potuho Jaya
                                LALEMBUU        87. Makupa Jaya
                                                88. Sumber Jaya
                                                89. Lambandia
                                                90. Mandoke
                                                91. Padaleu
                                                92. Tinanggea
                                                93. Bungin Permai
                                                94. Lanowulu
                                TINANGGEA       95. Roraya
                                                96. Telutu Jaya
                                                97. Tatangge
                                                98. Akuni

Ke depan, komposisi kabupaten di sekitar TNRAW masih berpotensi berubah dengan
adanya usulan pemekaran wilayah pada Kabupaten Kolaka. Calon kabupaten baru tersebut
direncanakan bernama Kabupaten Kolaka Timur dengan anggota Kecamatan Lambandia,
Loea, Ladongi dan sekitarnya. Pemekaran juga dapat terjadi pada level pemerintahan desa
maupun kecamatan. Dari sisi tujuan, pemekaran merupakan salah satu cara untuk lebih


Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012)                           Page 6
meningkatkan pelayanan pada masyarakat, mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah
serta meningkatkan taraf hidup warganya.

Referensi :

1. BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, 2012.

2. www.id.wikipedia.org, diakses tanggal 4 Nopember 2012.




Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012)                       Page 7

More Related Content

Viewers also liked

Analysing cover 2
Analysing cover 2Analysing cover 2
Analysing cover 2asmediac12
 
Front cover analysis 3 – top of the pops
Front cover analysis 3 – top of the popsFront cover analysis 3 – top of the pops
Front cover analysis 3 – top of the popsasmediac12
 
Analysing nme dizzee cover prep for blog done.
Analysing  nme dizzee cover prep for blog done.Analysing  nme dizzee cover prep for blog done.
Analysing nme dizzee cover prep for blog done.asmediac12
 
A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...
A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...
A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...Cristina Pressutto
 
Double page spread analysis
Double page spread analysisDouble page spread analysis
Double page spread analysisasmediac12
 
Analysis of double page spreads
Analysis of double page spreadsAnalysis of double page spreads
Analysis of double page spreadsasmediac12
 
Evaluation Question 7
Evaluation Question 7Evaluation Question 7
Evaluation Question 7asmediac12
 
Main Brief and Mood Board
Main Brief and Mood BoardMain Brief and Mood Board
Main Brief and Mood Boardasmediac12
 
Main brief and mood board
Main brief and mood boardMain brief and mood board
Main brief and mood boardasmediac12
 
Apex entrepreneurship club
Apex entrepreneurship clubApex entrepreneurship club
Apex entrepreneurship clubSunita Thapaliya
 
Términos básicos en estadística
Términos básicos en estadísticaTérminos básicos en estadística
Términos básicos en estadísticaGabriel Marval'
 
Taller de informatica
Taller de informaticaTaller de informatica
Taller de informaticakenin merchan
 
Velocity-EHF for Android
Velocity-EHF for AndroidVelocity-EHF for Android
Velocity-EHF for Androidmichaeljfawcett
 

Viewers also liked (20)

Analysing cover 2
Analysing cover 2Analysing cover 2
Analysing cover 2
 
Front cover analysis 3 – top of the pops
Front cover analysis 3 – top of the popsFront cover analysis 3 – top of the pops
Front cover analysis 3 – top of the pops
 
Analysing nme dizzee cover prep for blog done.
Analysing  nme dizzee cover prep for blog done.Analysing  nme dizzee cover prep for blog done.
Analysing nme dizzee cover prep for blog done.
 
Evalutation
EvalutationEvalutation
Evalutation
 
Q6
Q6Q6
Q6
 
A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...
A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...
A experiência do adoecimento é muito difícil não só para o paciente, mas tamb...
 
Double page spread analysis
Double page spread analysisDouble page spread analysis
Double page spread analysis
 
Analysis of double page spreads
Analysis of double page spreadsAnalysis of double page spreads
Analysis of double page spreads
 
Evaluation Question 7
Evaluation Question 7Evaluation Question 7
Evaluation Question 7
 
Bab 2 reproduksi
Bab 2 reproduksiBab 2 reproduksi
Bab 2 reproduksi
 
Affix 'ter'
Affix 'ter'Affix 'ter'
Affix 'ter'
 
Q3
Q3Q3
Q3
 
Main Brief and Mood Board
Main Brief and Mood BoardMain Brief and Mood Board
Main Brief and Mood Board
 
Focus group
Focus groupFocus group
Focus group
 
Main brief and mood board
Main brief and mood boardMain brief and mood board
Main brief and mood board
 
Apex entrepreneurship club
Apex entrepreneurship clubApex entrepreneurship club
Apex entrepreneurship club
 
Términos básicos en estadística
Términos básicos en estadísticaTérminos básicos en estadística
Términos básicos en estadística
 
Task 6
Task 6Task 6
Task 6
 
Taller de informatica
Taller de informaticaTaller de informatica
Taller de informatica
 
Velocity-EHF for Android
Velocity-EHF for AndroidVelocity-EHF for Android
Velocity-EHF for Android
 

Similar to SEJARAH PEMBENTUKAN (20)

Karakteristik Pulau Papua.pptx
Karakteristik Pulau Papua.pptxKarakteristik Pulau Papua.pptx
Karakteristik Pulau Papua.pptx
 
Kabupaten bombana
Kabupaten bombanaKabupaten bombana
Kabupaten bombana
 
Kabupaten bombana
Kabupaten bombanaKabupaten bombana
Kabupaten bombana
 
Karakteristik Pulau Papua.pptx
Karakteristik Pulau Papua.pptxKarakteristik Pulau Papua.pptx
Karakteristik Pulau Papua.pptx
 
Laporan hasil kkn
Laporan hasil kknLaporan hasil kkn
Laporan hasil kkn
 
TOWEA PULAU TERLUPAKAN
TOWEA PULAU TERLUPAKANTOWEA PULAU TERLUPAKAN
TOWEA PULAU TERLUPAKAN
 
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli TengahPotensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Tapanuli Tengah
 
Formasi batubara di sumatera utara
Formasi batubara di sumatera utaraFormasi batubara di sumatera utara
Formasi batubara di sumatera utara
 
Daftar Provinsi Indonesia
Daftar Provinsi IndonesiaDaftar Provinsi Indonesia
Daftar Provinsi Indonesia
 
KABUPATEN NIAS SELATAN
KABUPATEN NIAS SELATANKABUPATEN NIAS SELATAN
KABUPATEN NIAS SELATAN
 
Profil buton 2017
Profil buton 2017Profil buton 2017
Profil buton 2017
 
Kliping NTB
Kliping NTBKliping NTB
Kliping NTB
 
Kode pos kabupaten muna
Kode pos kabupaten munaKode pos kabupaten muna
Kode pos kabupaten muna
 
Kode pos kabupaten muna
Kode pos kabupaten munaKode pos kabupaten muna
Kode pos kabupaten muna
 
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan SelatanKapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
 
Sumatera utara 2
Sumatera utara 2Sumatera utara 2
Sumatera utara 2
 
Sulbar
SulbarSulbar
Sulbar
 
Makrab
MakrabMakrab
Makrab
 
Pulau sumatera utara
Pulau sumatera utaraPulau sumatera utara
Pulau sumatera utara
 
Pulau sumatera utara
Pulau sumatera utaraPulau sumatera utara
Pulau sumatera utara
 

SEJARAH PEMBENTUKAN

  • 1. Perkembangan Desa, Kecamatan dan Kabupaten pada Masyarakat Sekitar TNRAW Sejarah Pembentukkan Provinsi dan Kabupaten Pasca Indonesia merdeka tahun 1945, Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi satu-kesatuan dengan wilayah di Sulawesi lainnya dalam cakupan administrasi Provinsi Sulawesi. Perubahan terjadi pada era demokrasi terpimpin tahun 1960, ketika dilakukan pemekaran wilayah provinsi yang terlalu luas tersebut menjadi Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Pada saat itu, Sulawesi Tenggara masih menginduk pada Provinsi Sulawesi Selatan. Sementara Provinsi Sulawesi Tengah masih menginduk pada Provinsi Sulawesi Utara. Baru pada tahun 1964, Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Provinsi tersendiri dengan ibukota di Bau-bau. Provinsi ini berpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan dengan dikeluarkannya Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Sebagai Gubernur pertama ditunjuk J. Wayong. Untuk menghormati namanya, Wayong ditetapkan sebagai salah satu nama jalan di Kota Kendari. Pada perkembangan selanjutnya, pada tahun yang sama ibu kota Sulawesi Tenggara berpindah dari Bau-bau ke Kendari. Sebagai daerah yang baru mekar, Sultra hanya terdiri atas 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Kendari (ibu kota di Unaaha), Kabupaten Kolaka (ibu kota di Kolaka), Kabupaten Muna (ibu kota di Raha) dan Kabupaten Buton (ibu kota di Bau-bau). Wilayah yang saat ini ditempati oleh TN Rawa Aopa Watumohai dahulu sangat dikenal oleh masyarakat karena berada pada segitiga Bukari (Buton-Kolaka-Kendari). Ketiga kabupaten tersebut bertemu di satu titik yaitu di puncak gunung Mendoke (790 mdpl). Gunung Mendoke adalah gunung tertinggi di TN Rawa Aopa Watumohai. Sebelum TN Rawa Aopa Watumohai terbentuk, khususnya pada era 1980-an, TNRAW dikenal sebagai kawasan PPA (Perlindungan dan Pelestarian Alam). Penyebutan itu hingga kini masih bertahan, bahkan bagi sebagian orang lebih dikenal daripada nama TN Rawa Aopa Watumohai itu sendiri. Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) Page 1
  • 2. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, kawasan di sekitar hutan PPA saat itu masih berpenduduk sangat jarang. Sebagian kawasan di sekitar PPA lalu dikembangkan sebagai kawasan transmigrasi. Penduduk transmigran didatangkan terutama dari suku Bali, Jawa dan Sunda. Mereka membangun pemukiman yang sebelumnya hanya ditempati oleh suku asli Sulawesi Tenggara (Moronene dan Tolaki) serta sebagian suku Bugis. Wilayah yang baru mereka tempati itu dikenal sebagai wilayah SP (satuan Pemukiman). Begitu banyak wilayah transmigrasi dibangun di sekitar PPA (TNRAW) saat itu, hingga kini kawasan TNRAW sendiri hampir terkelilingi oleh pemukiman masyarakat transmigran dan juga penduduk pendatang berasal dari Sulawesi Selatan (terutama suku Bugis). Tidak semua warga transmigran mampu bertahan hingga sekarang, sebagian memilih menjual lahan yang diperuntukkan bagi mereka atau bahkan dengan sukarela mereka tinggalkan untuk memilih kembali hidup di daerah asalnya. Namun demikian, program transmigrasi di sekitar PPA (TNRAW) secara umum cukup berhasil. Wilayah transmigrasi yang dahulu dibangun di daerah-daerah sulit dan sepi berdekatan dengan kawasan PPA (TNRAW), kini telah berkembang menjadi daerah yang ramai. Bahkan sebagian diantaranya telah menjadi ibu kota kecamatan. Sebagai contoh adalah Desa Atari Jaya yang telah menjadi ibu kota Kecamatan Lalembuu atau Desa Lantari sebagai ibu kota Kecamatan Lantari Jaya. Wilayah administrasi dengan komposisi 3 Kabupaten masih bertahan hingga penetapan kawasan TN Rawa Aopa Watumohai tahun 1990 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 756 tahun 1990 dengan luas 105.194 ha. Kawasan TNRAW sebenarnya bukan merupakan kawasan yang baru ditunjuk sebagai kawasan hutan. Sebelumnya, kawasan ini telah difungsikan sebagai kawasan hutan/ kawasan lindung. Status sebelumnya adalah kawasan Suaka Margasatwa, Taman Buru dan Cagar Alam. Pasca Reformasi tahun 1997/1998, dikeluarkannya UU Otonomi daerah tahun 1999. Eforia pemekaran wilayah menjadi marak di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2003, terjadi pemekaran wilayah kabupaten di bumi anoa ini. Kawasan TNRAW yang pada mulanya berada pada 3 kabupaten (Buton, Kolaka, Kendari) mekar menjadi 4 Kabupaten (Bombana, Kolaka, Konawe dan Konawe Selatan). Kabupaten Bombana (ibu kota Rumbia) merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Buton. Sedangkan Kabupaten Konawe Selatan (ibu kota Andoolo) dimekarkan dari Kabupaten Kendari. Kabupaten Kendari sendiri akhirnya berubah nama menjadi Kabupaten Konawe dengan ibu kotanya masih di Unaaha. Perubahan nama Kabupaten Kendari ini mulai berlaku pada tanggal 28 September 2004 dengan dikeluarkannya PP Nomor 26 tahun 2004. Sementara untuk pembentukkan Kabupaten Konawe Selatan menggunakan dasar hukum UU Nomor 4 tahun 2003 dan Kabupaten Bombana dengan UU nomor 29 tahun 2003. Sejarah Perkembangan Kecamatan dan Desa Sampai pemekaran wilayah kabupaten tahun 2003, telah terbentuk 10 kecamatan di sekitar kawasan TN Rawa Aopa Watumohai. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) Page 2
  • 3. Tinanggea, Angata, Puriala, Lambuya, Tirawuta, Ladongi, Lambandia, Tanggetada, Watubangga, dan Rarowatu. Dengan berkembangnya waktu dan kebutuhan pengembangan wilayah, sampai tahun 2012 telah terjadi kembali pemekaran wilayah kecamatan di sekitar TNRAW. Saat ini teridentifikasi 16 kecamatan bersinggungan langsung dengan kawasan TN Rawa Aopa Watumohai. Diantara kecamatan-kecamatan tersebut, kecamatan terluas adalah Kecamatan Mata Usu (456,17 km2) sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Polinggona (46,65 km2). Daftar luas masing-masing kecamatan tersebut selengkapnya sebagaimana tersaji pada tabel 1. Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan di Sekitar TN Rawa Aopa Watumohai KABKOT No KECAMATAN IBU KOTA LUAS (km2) 1. Lantari Jaya Lantari 285,01 BOMBANA 2. Matausu Kolumbi Mata Usu 456,17 3. Ladongi Atula 194,43 4. Lambandia Penanggo Jaya 308,63 5. Loea Loea 107,94 KOLAKA 6. Polinggona Polinggona 46,65 7. Tanggetada Anaiwoi 409,91 8. Tirawuta Rate-rate 206,80 9. Watubangga Watubangga 388,79 10. Onembute Onembute 99,13 KONAWE 11. Puriala Watundehoa 236,85 12. Angata Motaha 330,00 13. Basala Basala 106,00 KONAWE SELATAN 14. Benua Benua 138,31 15. Lalembuu Atari Jaya 204,82 16. Tinanggea Tinanggea 354,74 Sumber : KCDA BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2012) Pada radius kurang lebih 3 km, teridentifikasi setidaknya 96 desa memiliki posisi cukup dekat dengan kawasan TN Rawa Aopa Watumohai. Terdapat pula desa-desa berlokasi cukup jauh namun masih masuk dalam katagori desa penyangga bernilai penting karena memiliki interaksi cukup erat dengan kawasan taman nasional khususnya melalui jalur laut, seperti Desa Akuni dan Desa Bungin Permai. Keduanya berada pada wilayah administratif Kecamatan Tinanggea. Apabila digabungkan, maka secara keseluruhan desa terkait erat dengan kawasan taman nasional karena kedekatannya berjumlah 98 desa, yang terletak pada 16 kecamatan dan 4 kabupaten. Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) Page 3
  • 4. Berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka BPS Sulawesi Tenggara tahun 2012, total penduduk pada 98 desa di sekitar TNRAW berjumlah 100.622 jiwa dan terbagi ke dalam 24.226 KK. Desa Ladongi Jaya tercatat sebagai desa dengan penduduk terbanyak, yaitu 3.976 jiwa dari 882 kepala keluarga. Sedangkan jumlah penduduk terendah dimiliki oleh Desa Ahuawali dengan total penduduk 245 jiwa dari 59 kepala keluarga. Data nama-nama desa sekitar TNRAW selengkapnya disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Daftar Nama Desa-desa Sekitar Kawasan TN Rawa Aopa Watumohai KABUPATEN KECAMATAN NO DESA 1. Morengke MATAUSU 2. Lamuru 3. Lantari 4. Passare Apua BOMBANA 5. Lomba Kasih LANTARI JAYA 6. Langkowala 7. Rarongkeu 8. Watu-Watu 9. Tinabite WATUBANGGA 10. Mataosu 11. Tondowolio TANGGETADA 12. Popalia 13. Pewisoa Jaya POLINGGONA 14. Plasma Jaya 15. Gunung Jaya 16. Lembah Subur 17. Dangia 18. Raraa LADONGI 19. Welala KOLAKA 20. Ladongi Jaya 21. Wande 22. Wungguloko 23. Pombeyoha 24. Penanggoosi 25. Mokupa 26. Lowa LAMBANDIA 27. Atolanu 28. Aere 29. Bou Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) Page 4
  • 5. 30. Lere Jaya 31. Iwoi Mea Jaya 32. Pekorea 33. Taore 34. Tumbudadio TIRAWUTA 35. Lara 36. Roko-Roko 37. Iwoikondo LOEA 38. Peatoa 39. Puriala 40. Watusa 41. Tetehaka 42. Poanaha 43. Ahuawali 44. Watandehoa 45. Sonai 46. Wonua Morome PURIALA 47. Puusangi 48. Lalonggatu KONAWE 49. Tetewatu 50. Mokaleleo 51. Unggulino 52. Puuhopa 53. Lalo Onaha 54. Wawo Sanggula 55. Trimulya 56. Napoosi ONEMBUTE 57. Kasumeia 58. Suka Maju (Ulu Meraka) 59. Mataiwoi 60. Pudambu 61. Matabondu 62. Angata KONAWE SELATAN ANGATA 63. Mataiwoi 64. Aopa 65. Pewutaa 66. Puulipu Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) Page 5
  • 6. 67. Boloso 68. Lere 69. Tombekuku 70. Iwoi Mendoro BASALA 71. Epeesi 72. Basala 73. Lipu Masagena 74. Polo-Pololi 75. Uelawa 76. Puunggawu Kawu 77. Horodopi 78. Benua Utama BENUA 79. Puosu 80. Lamara 81. Waworaha 82. Tapundoi 83. Atari Indah 84. Atari Jaya 85. Lambodi Jaya 86. Potuho Jaya LALEMBUU 87. Makupa Jaya 88. Sumber Jaya 89. Lambandia 90. Mandoke 91. Padaleu 92. Tinanggea 93. Bungin Permai 94. Lanowulu TINANGGEA 95. Roraya 96. Telutu Jaya 97. Tatangge 98. Akuni Ke depan, komposisi kabupaten di sekitar TNRAW masih berpotensi berubah dengan adanya usulan pemekaran wilayah pada Kabupaten Kolaka. Calon kabupaten baru tersebut direncanakan bernama Kabupaten Kolaka Timur dengan anggota Kecamatan Lambandia, Loea, Ladongi dan sekitarnya. Pemekaran juga dapat terjadi pada level pemerintahan desa maupun kecamatan. Dari sisi tujuan, pemekaran merupakan salah satu cara untuk lebih Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) Page 6
  • 7. meningkatkan pelayanan pada masyarakat, mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah serta meningkatkan taraf hidup warganya. Referensi : 1. BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, 2012. 2. www.id.wikipedia.org, diakses tanggal 4 Nopember 2012. Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) Page 7