SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1 
KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO 
Sifat Umum 
Lumpur Sidoarjo merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi, berasal dari 
bagian sedimentasi formasi Kujung, formasi Kalibeng dan formasi Pucangan. 
Sedimen formasi Kujung terdiri atas bagian sedimen yang kaya klastik, sedimen 
bagian transgresi dari air dangkal mengandung karbonat dan serpihan batu yang 
mengandung zat kapur dengan karbonat terkumpul dan dilokalisir melalui 
daerah dataran tinggi. Rata–rata porositasnya adalah 20 – 30% dan 
permeabilitasnya adalah 160 ‐ 194 mD. 
Lumpur ini dicirikan oleh kandungan napal dan batu lempung napalan, 
berwarna abu–abu kehijauan, kuning kecoklatan dengan sisipan batu gamping 
bioklastik yang keras. Kandungan biota umumnya foraminifera besar dan 
ganggang. Bagian atas formasi Kujung berubah menjadi batu gamping bioklastik 
dan reef. Batuan napal abu–abu dari formasi Kujung dicirikan oleh kandungan 
fosil foraminifera kecil, plankton, maupun benthon yang melimpah. Hal ini 
menunjukkan batuan diendapkan pada lingkungan laut terbuka dengan 
kedalaman berkisar antara 200 – 500 meter. 
Sifat Fisik Lumpur 
Beberapa uji yang dilakukan terkait dengan sifat fisika lumpur antara lain adalah 
pengujian densitas lumpur, analisa keseragaman butir, pengujian gambaran 
susunan partikel secara mikro dari lumpur. 
Hasil pengujian densitas lumpur menunjukkan bahwa lumpur cukup berat 
(berkisar 1,24 – 1,37) karena adanya kandungan oksida dan ukuran partikelnya. 
Oksida silika, kalsium, natrium dan kalium mempunyai densitas yang berat dan 
menyebabkan lumpur juga mempunyai densitas yang berat. Di samping itu, 
secara fisik lumpur mempunyai ukuran partikel yang halus, sehingga ruang yang 
ditempati akan semakin kecil, dan jarak antar partikel semakin kecil, sehingga 
dalam satuan volume tertentu akan ditempati partikel lebih banyak. 
Hasil analisa keseragaman butir (grain size) menggambarkan bahwa komponen 
terbesar adalah clay (sekitar 81,5%) yang berarti bahwa butiran lumpur sangat 
halus. Karena ukuran partikel sangat halus, maka sesama partikel dapat 
menyusun diri sangat rapat sehingga tidak mudah diintroduksi oleh molekul lain 
(misalnya molekul air). Tetapi dengan pengadukan, interaksi antar partikel akan
terlepas, sehingga apabila ada aliran alir yang cukup kuat, secara perlahan 
lumpur akan tergerus. 
Pengujian sifat fisika lainnya adalah pengujian untuk memperoleh gambaran 
susunan partikel lumpur secara mikro dengan menggunakan foto Scanning 
Electron Microscope (SEM). Pengujian dilakukan dengan perbesaran 150, 600, 
1.000, 2.500, 5000, 10.000, dan 20.000 kali. 
2 
Gambar 1. Perbesaran Lumpur 150, 600, 1.000 dan 2.500 kali 
Penampang lumpur dengan perbesaran 1.000 kali mulai menunjukkan 
gambaran bahwa struktur kristalnya merupakan lempeng dalam satuan 10 μm 
dan mulai kelihatan adanya poros. 
Perbesaran penampang partikel sampai 2.500 kali memperlihatkan bahwa 
partikel lumpur mempunyai bentuk kristal berupa lempeng. Pada perbesaran ini 
belum dapat diukur tebal lempengnya, tetapi sudah jelas adanya poros di antara 
lempeng.
3 
Gambar 2. Perbesaran Lumpur 5.000 dan 10.000 kali 
Perbesaran 5.000 kali memperlihatkan dengan jelas bentuk struktur partikel 
lumpur. Diperkirakan ketebalan lempeng partikel kurang dari 1 μm dan lebar 
lempeng kristal dapat mencapai lebih dari 5 μm. Rongga antar lempeng terlihat 
cukup besar dibandingkan dengan ketebalan lempeng. Berdasarkan data ini 
dapat diperkirakan bahwa pergerakan antar lempeng dapat terjadi bila ada 
energi, minimal 50 kali lebih besar dari energi yang dibutuhkan apabila 
kristalnya berbentuk kubus. 
Perbesaran 10.000 kali menunjukkan bahwa ketebalan lempeng kurang dari 1 
μm dan lebarnya ada yang mencapai lebih dari 5 μm. 
Perbesaran 20.000 kali menunjukkan bahwa ketebalan lempeng partikel 
berkisar antara 0,01 – 0,05 μm dan lebar lempeng dapat mencapai 5 μm. Hal ini 
menunjukkan bahwa gaya tarik antar partikel sangat besar. 
Gambar 3. Perbesaran Lumpur 20.000 kali
Ada dua hal yang menyebabkan lumpur sulit dipindahkan, yaitu besarnya 
densitas dan lebarnya lempeng partikel. Hal yang lain yang dapat diketahui 
adalah bahwa porositasnya dapat mencapai lebih dari 30%, berarti paling 
kurang ada ruang sebesar 30% material yang dapat disusupi air. 
Melihat susunan partikel lumpur sampai dengan perbesaran 20.000 kali, dapat 
diperoleh informasi bahwa antar partikel lumpur tidak melekat atau masih ada 
rongga yang memungkinkan dilewati cairan. Bentuk kristal yang pipih dan luas 
menyulitkan untuk terjadinya pergeseran posisi antar lempeng kristal karena 
adanya gaya tarik‐menarik antar lempeng partikel. Bentuk lempeng yang tipis 
dan luas membutuhkan energi yang besar untuk memisahkan antar lempengnya 
dan apabila tidak ada energi, maka antar lempeng akan merapat. 
Jadi secara makro, lumpur tidak akan mengendap menjadi seperti semen 
(cementing), tetapi karena lempeng kristalnya tipis dan permukaannya luas, 
maka dibutuhkan energi sebesar luas permukaan lempeng dikalikan dengan 
ketebalan lempeng kali lipat dibanding dengan bentuk kristal kubus. Adanya 
rongga paling kurang 30% memungkinkan air menyusup ke dalam rongga. Atas 
dasar ini, untuk menghanyutkan lumpur dengan air adalah upaya yang 
masuk akal. 
4 
Gambar 4. Kondisi Kali Porong pada bulan Oktober 2007 (kiri) dan 
bulan Juli 2009 (kanan) 
Gambar 5. Kondisi Kali Porong pada bulan September 2007 (kiri) dan bulan Juli 2009 
(kanan) ­Lokasi: 
Hilir jembatan ex. Tol Gempol – Porong
Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah air dan kecepatan harus lebih besar 
dari rongga yang ada atau jumlah air untuk menghanyutkan lumpur minimal 
harus lebih besar dari 30% dari jumlah lumpur ditambah dengan faktor densitas 
sekitar 1,35 kali berat lumpur. 
Sifat Kimiawi Lumpur 
Berdasarkan komposisi kimia (kandungan oksida dan logam), dapat 
disimpulkan bahwa lumpur Sidoarjo: 
ƒ Mempunyai kecenderungan untuk semakin tinggi kadar SiO2 maka 
5 
semakin rendah kandungan aluminanya. 
ƒ Mengandung alumina yang tinggi (sekitar 19% Al2 
O3), yang dapat 
ditafsirkan sebagai lumpur yang kaya akan mineral felspar. 
ƒ Mempunyai kadar besi oksida yang berkisar antara 4,95 ‐ 6,02% Fe2O3, 
menunjukkan adanya jenis serpih merah (red shales) atau batu lempung 
besi/ kamosit (rata‐rata dalam batuan serpih/lempung merah sekitar 5%). 
Apabila kandungan besinya melebihi 12% merupakan sesuatu yang tidak 
normal. Kandungan pirit Fe2O3 yang tinggi terbentuk pada lingkungan 
reduksi, kondisi anaerobis, genangan air tenang yang mungkin terdapat di 
tempat yang dalam dan terputus hubungannya dengan atmosfer oleh 
stratifikasi yang disebabkan oleh perbedaan densitas air yaitu perlapisan 
air tawar yang terdapat di atas air asin. 
ƒ Menunjukkan adanya kandungan Cu dan Zn yang ekstrim. Adanya kadar 
Cu yang ekstrim ini, kemungkinan ditafsirkan sebagai akibat adanya 
mineralisasi Cu dalam “closed environment”. Sedangkan adanya Zn yang 
ekstrim kemungkinan berasal dari batuan sumber yang kaya akan 
kandungan logam, yang kemungkinan berupa serpih bituminous. 
Untuk menjelaskan perubahan sifat kimiawi lumpur karena berkurangnya 
kandungan air akibat mengeringnya lumpur dapat dibandingkan dengan 
susunan kandungan semen. 
Secara garis besar, perbedaan komposisi unsur kimia berbagai jenis semen dan 
lumpur Sidoarjo adalah sebagai berikut: 
Unsur 
Kimia 
Semen 
Portland Ciment Fondu 
Semen 
High­alumina 
Lumpur Sidoarjo 
CaO (%) 60 – 66 35 – 38 26 – 29 1,78 – 2,67 
Al2O3 (%) 5 – 9 38 – 40 70 – 72 17,96 – 19,96 
SiO2 (%) 19 – 25 4 – 6 < 1 44,49 – 49,72 
Fe2O3 (%) 2 – 4 14 – 18 < 1 4,95 – 6,02
Dari data tersebut, diketahui perbandingan komposisi kimiawi lumpur Sidoarjo 
dan komposisi kimiawi semen sehingga dapat dijelaskan bahwa kandungan CaO 
pada lumpur sangat kecil dibanding dengan kebutuhan kandungan CaO semen. 
Sebaliknya, kandungan SiO2 lumpur Sidoarjo relatif besar dibandingkan dengan 
kebutuhan SiO2 pada semen. 
Dengan demikian, kemungkinan lumpur menjadi kaku (cementing) pada saat 
lumpur kehilangan kandungan air tidaklah mudah, apalagi untuk mencapai sifat 
sepereti “semen” yang memerlukan panas tinggi untuk proses kalsinasi. 
Komposisi oksida pada lumpur Sidoarjo cukup berbeda dengan komposisi 
semen, sehingga adopsi sifat semen tidak terjadi (lumpur tidak mengalami 
reaksi kimia ketika bercampur dengan air), artinya lumpur hanya mengalami 
interaksi antar partikel dan tidak terjadi reaksi kimia 
Pada kasus lumpur Sidoarjo, setelah lumpur mengering akibat penumpukan 
yang agak lama, tidak akan terjadi pengikatan antar partikel secara kimia, 
atau tidak terjadi reaksi kimia. Antar partikel yang halus hanya terjadi gaya 
antar partikel secara fisika dan dapat dipisahkan secara fisika pula. 
Kesimpulan 
ƒ Sebagian besar lumpur Sidoarjo terdiri atas jenis “clay” (sekitar 81%) 
6 
dimana kandungan komponen silikatnya lebih rendah dari kaolin. 
ƒ Ukuran partikel lumpur “halus” dan pada sebagian lumpur tidak ditemukan 
partikel berukuran “gravel”, sehingga porositas lumpur sangat halus dan 
massa jenisnya besar. 
ƒ Pergerakan lumpur sangat tergantung pada porositas, karena semakin besar 
porositas semakin memudahkan pergerakan air. 
ƒ Lumpur yang mengendap dan mengering tidak mengalami reaksi kimia 
(tidak seperti adonan beton) yang berarti tidak mengalami proses kimiawi, 
dan hanya mengalami proses fisika (pelepasan molekul air dari pori dan 
pengurangan jarak antar partikel lumpur). Apabila pada lumpur yang 
mengering diberikan air, maka air akan segera memasuki pori‐pori antar 
partikel, berarti akan terjadi pergerakan partikel lumpur. Karena 
gravitasinya besar, maka diperlukan energi yang cukup besar untuk 
mengalirkan lumpur. 
ƒ Bentuk partikel yang pipih menyulitkan untuk memisahkan antar partikel, 
apalagi dengan berat jenis yang besar. Dengan masih adanya rongga antar 
partikel sebesar paling kurang 30%, maka lumpur masih mungkin 
dihanyutkan oleh air dengan tenaga yang lebih besar. 
(Kontr. AHR ­Infra, 
Sumber: Basic Design PLS).

More Related Content

What's hot

Materi Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMateri Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMario Yuven
 
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)Nurul Afdal Haris
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimenWahidin Zuhri
 
Sedimentary rocks, presentasi geologi
Sedimentary rocks, presentasi geologiSedimentary rocks, presentasi geologi
Sedimentary rocks, presentasi geologiArief Charismw
 
Igneous and metamorf rock "UPN pangea"
Igneous and metamorf rock "UPN pangea"Igneous and metamorf rock "UPN pangea"
Igneous and metamorf rock "UPN pangea"Hardika Abrianto
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 
Materi Geologi : Batuan beku
Materi Geologi : Batuan bekuMateri Geologi : Batuan beku
Materi Geologi : Batuan bekuMario Yuven
 
Klasifikasi struktur batuan beku
Klasifikasi struktur batuan bekuKlasifikasi struktur batuan beku
Klasifikasi struktur batuan bekuArdi Alam
 
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan SedimenSistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan SedimenElita Anggraini Setyobudi
 
Batuan & Tektonisme Geografi Kelas X
Batuan & Tektonisme Geografi Kelas XBatuan & Tektonisme Geografi Kelas X
Batuan & Tektonisme Geografi Kelas XFiddiena
 
Pembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimenPembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimenTomy Santoso
 
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan PemanfaatannyaMacam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan Pemanfaatannyasangdamar
 

What's hot (20)

Rudaceous rock
Rudaceous rockRudaceous rock
Rudaceous rock
 
Materi Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMateri Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimen
 
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Sedimentary rocks, presentasi geologi
Sedimentary rocks, presentasi geologiSedimentary rocks, presentasi geologi
Sedimentary rocks, presentasi geologi
 
Igneous and metamorf rock "UPN pangea"
Igneous and metamorf rock "UPN pangea"Igneous and metamorf rock "UPN pangea"
Igneous and metamorf rock "UPN pangea"
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
Batuan sediment
Batuan sedimentBatuan sediment
Batuan sediment
 
Materi Geologi : Batuan beku
Materi Geologi : Batuan bekuMateri Geologi : Batuan beku
Materi Geologi : Batuan beku
 
sifat fisik tanah
sifat fisik tanah sifat fisik tanah
sifat fisik tanah
 
Klasifikasi struktur batuan beku
Klasifikasi struktur batuan bekuKlasifikasi struktur batuan beku
Klasifikasi struktur batuan beku
 
Partikel sedimen 1
Partikel sedimen 1Partikel sedimen 1
Partikel sedimen 1
 
02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
Batuan beku
Batuan bekuBatuan beku
Batuan beku
 
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan SedimenSistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
 
Batuan & Tektonisme Geografi Kelas X
Batuan & Tektonisme Geografi Kelas XBatuan & Tektonisme Geografi Kelas X
Batuan & Tektonisme Geografi Kelas X
 
Pembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimenPembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimen
 
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan PemanfaatannyaMacam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
 

Viewers also liked

1.3 census tftn fusaro
1.3 census tftn fusaro1.3 census tftn fusaro
1.3 census tftn fusaroKSI Koniag
 
Mf System
Mf SystemMf System
Mf Systemeddyvos
 
Ian Mc Kenna Article Tales From The Encrypt (12)
Ian Mc Kenna Article   Tales From The Encrypt (12)Ian Mc Kenna Article   Tales From The Encrypt (12)
Ian Mc Kenna Article Tales From The Encrypt (12)stilettogolf
 
SHOULD WE BUY THIS
SHOULD WE BUY  THISSHOULD WE BUY  THIS
SHOULD WE BUY THISINCUBATOR
 
Nominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry Smits
Nominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry SmitsNominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry Smits
Nominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry SmitsCROW
 
Insurance Division
Insurance DivisionInsurance Division
Insurance DivisionVOICE1
 
Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...
Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...
Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...C. J. Navas
 
Simple solution e8
Simple solution e8Simple solution e8
Simple solution e8Electro 8
 
2010 Hyundai Genesis ebrochure
2010 Hyundai Genesis ebrochure2010 Hyundai Genesis ebrochure
2010 Hyundai Genesis ebrochureKeffer Hyundai
 
FUMC Elgin VBS 2010
FUMC Elgin VBS 2010FUMC Elgin VBS 2010
FUMC Elgin VBS 2010jimmy0329
 
2010 Honda Accord Coupe Buffalo
2010 Honda Accord Coupe Buffalo2010 Honda Accord Coupe Buffalo
2010 Honda Accord Coupe BuffaloWest Herr Honda
 

Viewers also liked (20)

1.3 census tftn fusaro
1.3 census tftn fusaro1.3 census tftn fusaro
1.3 census tftn fusaro
 
Mf System
Mf SystemMf System
Mf System
 
Ian Mc Kenna Article Tales From The Encrypt (12)
Ian Mc Kenna Article   Tales From The Encrypt (12)Ian Mc Kenna Article   Tales From The Encrypt (12)
Ian Mc Kenna Article Tales From The Encrypt (12)
 
New York
New YorkNew York
New York
 
Quien es el culpable
Quien es el culpableQuien es el culpable
Quien es el culpable
 
Reliability
ReliabilityReliability
Reliability
 
SHOULD WE BUY THIS
SHOULD WE BUY  THISSHOULD WE BUY  THIS
SHOULD WE BUY THIS
 
4 CYLINDER ENGINE
4 CYLINDER ENGINE4 CYLINDER ENGINE
4 CYLINDER ENGINE
 
Presentacion Paul Fuentes
Presentacion Paul FuentesPresentacion Paul Fuentes
Presentacion Paul Fuentes
 
Latin Energy 12/2005
Latin Energy 12/2005Latin Energy 12/2005
Latin Energy 12/2005
 
Nominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry Smits
Nominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry SmitsNominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry Smits
Nominatie en prijsuitreiking Ideeënprijsvraag - Ferry Smits
 
Insurance Division
Insurance DivisionInsurance Division
Insurance Division
 
Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...
Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...
Mutualidades de Previsión Social (Montepíos) en España - Panorama del Sector ...
 
Digitalcontrolsystems
DigitalcontrolsystemsDigitalcontrolsystems
Digitalcontrolsystems
 
Simple solution e8
Simple solution e8Simple solution e8
Simple solution e8
 
Oasis Replica Plant Displays
Oasis Replica Plant DisplaysOasis Replica Plant Displays
Oasis Replica Plant Displays
 
Cumple o se va
Cumple o se vaCumple o se va
Cumple o se va
 
2010 Hyundai Genesis ebrochure
2010 Hyundai Genesis ebrochure2010 Hyundai Genesis ebrochure
2010 Hyundai Genesis ebrochure
 
FUMC Elgin VBS 2010
FUMC Elgin VBS 2010FUMC Elgin VBS 2010
FUMC Elgin VBS 2010
 
2010 Honda Accord Coupe Buffalo
2010 Honda Accord Coupe Buffalo2010 Honda Accord Coupe Buffalo
2010 Honda Accord Coupe Buffalo
 

Similar to KARAKTERISTIK

PEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptx
PEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptxPEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptx
PEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptxdarmadi ir,mm
 
PPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptx
PPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptxPPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptx
PPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptxkurniawan714171
 
ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IP
ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IPANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IP
ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IPFenty Maretta
 
Sedimentary Rocks
Sedimentary RocksSedimentary Rocks
Sedimentary RocksDedy Aslam
 
Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI fikrul islamy
 
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptR_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptMuhammadAlifFA
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Sylvester Saragih
 
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asamKerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asamMĕĭsűt Ōudzil
 
Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindodabol_ajah
 
228943048-Lumpur-Pemboran.pdf
228943048-Lumpur-Pemboran.pdf228943048-Lumpur-Pemboran.pdf
228943048-Lumpur-Pemboran.pdfNaniaGustri
 

Similar to KARAKTERISTIK (20)

PEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptx
PEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptxPEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptx
PEMAHAMAN SINGKAT FENOMENA LONGSOR PADA BATUAN EKSPANSIF.pptx
 
PPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptx
PPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptxPPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptx
PPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptx
 
132943480 rock-work
132943480 rock-work132943480 rock-work
132943480 rock-work
 
ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IP
ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IPANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IP
ANALISIS PETROFISIKA MENGGUNAKAN IP
 
Sedimentary Rocks
Sedimentary RocksSedimentary Rocks
Sedimentary Rocks
 
Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI
 
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptR_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Pkm ai050409
Pkm ai050409Pkm ai050409
Pkm ai050409
 
Igneous Rock.pptx
Igneous Rock.pptxIgneous Rock.pptx
Igneous Rock.pptx
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
lapisan bumi
lapisan bumilapisan bumi
lapisan bumi
 
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asamKerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindo
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
228943048-Lumpur-Pemboran.pdf
228943048-Lumpur-Pemboran.pdf228943048-Lumpur-Pemboran.pdf
228943048-Lumpur-Pemboran.pdf
 
Pertemuan 1.pdf
Pertemuan 1.pdfPertemuan 1.pdf
Pertemuan 1.pdf
 
Resume genesa batubara
Resume   genesa batubaraResume   genesa batubara
Resume genesa batubara
 

KARAKTERISTIK

  • 1. 1 KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO Sifat Umum Lumpur Sidoarjo merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi, berasal dari bagian sedimentasi formasi Kujung, formasi Kalibeng dan formasi Pucangan. Sedimen formasi Kujung terdiri atas bagian sedimen yang kaya klastik, sedimen bagian transgresi dari air dangkal mengandung karbonat dan serpihan batu yang mengandung zat kapur dengan karbonat terkumpul dan dilokalisir melalui daerah dataran tinggi. Rata–rata porositasnya adalah 20 – 30% dan permeabilitasnya adalah 160 ‐ 194 mD. Lumpur ini dicirikan oleh kandungan napal dan batu lempung napalan, berwarna abu–abu kehijauan, kuning kecoklatan dengan sisipan batu gamping bioklastik yang keras. Kandungan biota umumnya foraminifera besar dan ganggang. Bagian atas formasi Kujung berubah menjadi batu gamping bioklastik dan reef. Batuan napal abu–abu dari formasi Kujung dicirikan oleh kandungan fosil foraminifera kecil, plankton, maupun benthon yang melimpah. Hal ini menunjukkan batuan diendapkan pada lingkungan laut terbuka dengan kedalaman berkisar antara 200 – 500 meter. Sifat Fisik Lumpur Beberapa uji yang dilakukan terkait dengan sifat fisika lumpur antara lain adalah pengujian densitas lumpur, analisa keseragaman butir, pengujian gambaran susunan partikel secara mikro dari lumpur. Hasil pengujian densitas lumpur menunjukkan bahwa lumpur cukup berat (berkisar 1,24 – 1,37) karena adanya kandungan oksida dan ukuran partikelnya. Oksida silika, kalsium, natrium dan kalium mempunyai densitas yang berat dan menyebabkan lumpur juga mempunyai densitas yang berat. Di samping itu, secara fisik lumpur mempunyai ukuran partikel yang halus, sehingga ruang yang ditempati akan semakin kecil, dan jarak antar partikel semakin kecil, sehingga dalam satuan volume tertentu akan ditempati partikel lebih banyak. Hasil analisa keseragaman butir (grain size) menggambarkan bahwa komponen terbesar adalah clay (sekitar 81,5%) yang berarti bahwa butiran lumpur sangat halus. Karena ukuran partikel sangat halus, maka sesama partikel dapat menyusun diri sangat rapat sehingga tidak mudah diintroduksi oleh molekul lain (misalnya molekul air). Tetapi dengan pengadukan, interaksi antar partikel akan
  • 2. terlepas, sehingga apabila ada aliran alir yang cukup kuat, secara perlahan lumpur akan tergerus. Pengujian sifat fisika lainnya adalah pengujian untuk memperoleh gambaran susunan partikel lumpur secara mikro dengan menggunakan foto Scanning Electron Microscope (SEM). Pengujian dilakukan dengan perbesaran 150, 600, 1.000, 2.500, 5000, 10.000, dan 20.000 kali. 2 Gambar 1. Perbesaran Lumpur 150, 600, 1.000 dan 2.500 kali Penampang lumpur dengan perbesaran 1.000 kali mulai menunjukkan gambaran bahwa struktur kristalnya merupakan lempeng dalam satuan 10 μm dan mulai kelihatan adanya poros. Perbesaran penampang partikel sampai 2.500 kali memperlihatkan bahwa partikel lumpur mempunyai bentuk kristal berupa lempeng. Pada perbesaran ini belum dapat diukur tebal lempengnya, tetapi sudah jelas adanya poros di antara lempeng.
  • 3. 3 Gambar 2. Perbesaran Lumpur 5.000 dan 10.000 kali Perbesaran 5.000 kali memperlihatkan dengan jelas bentuk struktur partikel lumpur. Diperkirakan ketebalan lempeng partikel kurang dari 1 μm dan lebar lempeng kristal dapat mencapai lebih dari 5 μm. Rongga antar lempeng terlihat cukup besar dibandingkan dengan ketebalan lempeng. Berdasarkan data ini dapat diperkirakan bahwa pergerakan antar lempeng dapat terjadi bila ada energi, minimal 50 kali lebih besar dari energi yang dibutuhkan apabila kristalnya berbentuk kubus. Perbesaran 10.000 kali menunjukkan bahwa ketebalan lempeng kurang dari 1 μm dan lebarnya ada yang mencapai lebih dari 5 μm. Perbesaran 20.000 kali menunjukkan bahwa ketebalan lempeng partikel berkisar antara 0,01 – 0,05 μm dan lebar lempeng dapat mencapai 5 μm. Hal ini menunjukkan bahwa gaya tarik antar partikel sangat besar. Gambar 3. Perbesaran Lumpur 20.000 kali
  • 4. Ada dua hal yang menyebabkan lumpur sulit dipindahkan, yaitu besarnya densitas dan lebarnya lempeng partikel. Hal yang lain yang dapat diketahui adalah bahwa porositasnya dapat mencapai lebih dari 30%, berarti paling kurang ada ruang sebesar 30% material yang dapat disusupi air. Melihat susunan partikel lumpur sampai dengan perbesaran 20.000 kali, dapat diperoleh informasi bahwa antar partikel lumpur tidak melekat atau masih ada rongga yang memungkinkan dilewati cairan. Bentuk kristal yang pipih dan luas menyulitkan untuk terjadinya pergeseran posisi antar lempeng kristal karena adanya gaya tarik‐menarik antar lempeng partikel. Bentuk lempeng yang tipis dan luas membutuhkan energi yang besar untuk memisahkan antar lempengnya dan apabila tidak ada energi, maka antar lempeng akan merapat. Jadi secara makro, lumpur tidak akan mengendap menjadi seperti semen (cementing), tetapi karena lempeng kristalnya tipis dan permukaannya luas, maka dibutuhkan energi sebesar luas permukaan lempeng dikalikan dengan ketebalan lempeng kali lipat dibanding dengan bentuk kristal kubus. Adanya rongga paling kurang 30% memungkinkan air menyusup ke dalam rongga. Atas dasar ini, untuk menghanyutkan lumpur dengan air adalah upaya yang masuk akal. 4 Gambar 4. Kondisi Kali Porong pada bulan Oktober 2007 (kiri) dan bulan Juli 2009 (kanan) Gambar 5. Kondisi Kali Porong pada bulan September 2007 (kiri) dan bulan Juli 2009 (kanan) ­Lokasi: Hilir jembatan ex. Tol Gempol – Porong
  • 5. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah air dan kecepatan harus lebih besar dari rongga yang ada atau jumlah air untuk menghanyutkan lumpur minimal harus lebih besar dari 30% dari jumlah lumpur ditambah dengan faktor densitas sekitar 1,35 kali berat lumpur. Sifat Kimiawi Lumpur Berdasarkan komposisi kimia (kandungan oksida dan logam), dapat disimpulkan bahwa lumpur Sidoarjo: ƒ Mempunyai kecenderungan untuk semakin tinggi kadar SiO2 maka 5 semakin rendah kandungan aluminanya. ƒ Mengandung alumina yang tinggi (sekitar 19% Al2 O3), yang dapat ditafsirkan sebagai lumpur yang kaya akan mineral felspar. ƒ Mempunyai kadar besi oksida yang berkisar antara 4,95 ‐ 6,02% Fe2O3, menunjukkan adanya jenis serpih merah (red shales) atau batu lempung besi/ kamosit (rata‐rata dalam batuan serpih/lempung merah sekitar 5%). Apabila kandungan besinya melebihi 12% merupakan sesuatu yang tidak normal. Kandungan pirit Fe2O3 yang tinggi terbentuk pada lingkungan reduksi, kondisi anaerobis, genangan air tenang yang mungkin terdapat di tempat yang dalam dan terputus hubungannya dengan atmosfer oleh stratifikasi yang disebabkan oleh perbedaan densitas air yaitu perlapisan air tawar yang terdapat di atas air asin. ƒ Menunjukkan adanya kandungan Cu dan Zn yang ekstrim. Adanya kadar Cu yang ekstrim ini, kemungkinan ditafsirkan sebagai akibat adanya mineralisasi Cu dalam “closed environment”. Sedangkan adanya Zn yang ekstrim kemungkinan berasal dari batuan sumber yang kaya akan kandungan logam, yang kemungkinan berupa serpih bituminous. Untuk menjelaskan perubahan sifat kimiawi lumpur karena berkurangnya kandungan air akibat mengeringnya lumpur dapat dibandingkan dengan susunan kandungan semen. Secara garis besar, perbedaan komposisi unsur kimia berbagai jenis semen dan lumpur Sidoarjo adalah sebagai berikut: Unsur Kimia Semen Portland Ciment Fondu Semen High­alumina Lumpur Sidoarjo CaO (%) 60 – 66 35 – 38 26 – 29 1,78 – 2,67 Al2O3 (%) 5 – 9 38 – 40 70 – 72 17,96 – 19,96 SiO2 (%) 19 – 25 4 – 6 < 1 44,49 – 49,72 Fe2O3 (%) 2 – 4 14 – 18 < 1 4,95 – 6,02
  • 6. Dari data tersebut, diketahui perbandingan komposisi kimiawi lumpur Sidoarjo dan komposisi kimiawi semen sehingga dapat dijelaskan bahwa kandungan CaO pada lumpur sangat kecil dibanding dengan kebutuhan kandungan CaO semen. Sebaliknya, kandungan SiO2 lumpur Sidoarjo relatif besar dibandingkan dengan kebutuhan SiO2 pada semen. Dengan demikian, kemungkinan lumpur menjadi kaku (cementing) pada saat lumpur kehilangan kandungan air tidaklah mudah, apalagi untuk mencapai sifat sepereti “semen” yang memerlukan panas tinggi untuk proses kalsinasi. Komposisi oksida pada lumpur Sidoarjo cukup berbeda dengan komposisi semen, sehingga adopsi sifat semen tidak terjadi (lumpur tidak mengalami reaksi kimia ketika bercampur dengan air), artinya lumpur hanya mengalami interaksi antar partikel dan tidak terjadi reaksi kimia Pada kasus lumpur Sidoarjo, setelah lumpur mengering akibat penumpukan yang agak lama, tidak akan terjadi pengikatan antar partikel secara kimia, atau tidak terjadi reaksi kimia. Antar partikel yang halus hanya terjadi gaya antar partikel secara fisika dan dapat dipisahkan secara fisika pula. Kesimpulan ƒ Sebagian besar lumpur Sidoarjo terdiri atas jenis “clay” (sekitar 81%) 6 dimana kandungan komponen silikatnya lebih rendah dari kaolin. ƒ Ukuran partikel lumpur “halus” dan pada sebagian lumpur tidak ditemukan partikel berukuran “gravel”, sehingga porositas lumpur sangat halus dan massa jenisnya besar. ƒ Pergerakan lumpur sangat tergantung pada porositas, karena semakin besar porositas semakin memudahkan pergerakan air. ƒ Lumpur yang mengendap dan mengering tidak mengalami reaksi kimia (tidak seperti adonan beton) yang berarti tidak mengalami proses kimiawi, dan hanya mengalami proses fisika (pelepasan molekul air dari pori dan pengurangan jarak antar partikel lumpur). Apabila pada lumpur yang mengering diberikan air, maka air akan segera memasuki pori‐pori antar partikel, berarti akan terjadi pergerakan partikel lumpur. Karena gravitasinya besar, maka diperlukan energi yang cukup besar untuk mengalirkan lumpur. ƒ Bentuk partikel yang pipih menyulitkan untuk memisahkan antar partikel, apalagi dengan berat jenis yang besar. Dengan masih adanya rongga antar partikel sebesar paling kurang 30%, maka lumpur masih mungkin dihanyutkan oleh air dengan tenaga yang lebih besar. (Kontr. AHR ­Infra, Sumber: Basic Design PLS).