Tekstur batuan sedimen mengacu pada karakteristik fisik dan struktur dari partikel sedimen yang membentuk batuan. Tekstur ini mencakup ukuran partikel, bentuk partikel, susunan partikel, dan hubungan antara partikel-partikel tersebut. Tekstur batuan sedimen memberikan informasi penting tentang asal usul, transportasi, dan pengendapan sedimen. Berikut adalah beberapa komponen utama dalam tekstur batuan sedimen:
1. Ukuran partikel: Ukuran partikel sedimen dapat bervariasi dari sangat halus (seperti lumpur) hingga sangat kasar (seperti kerikil atau bahkan batu besar). Ukuran partikel dapat diukur menggunakan skala granulometri, seperti skala Wentworth, yang mencakup fraksi lumpur (<0,0625 mm), pasir (0,0625-2 mm), kerikil (2-64 mm), dan batu besar (>64 mm).
2. Bentuk partikel: Bentuk partikel sedimen dapat bervariasi dari bulat hingga sudut tajam. Partikel-partikel bulat sering kali terjadi karena adanya proses abrasion dan transportasi yang lama, sedangkan partikel-partikel sudut tajam sering kali menunjukkan sumber batuan yang dekat atau proses pengendapan yang cepat. Bentuk partikel juga dapat memberikan petunjuk tentang jenis batuan asalnya.
3. Susunan partikel: Susunan partikel sedimen menggambarkan bagaimana partikel-partikel tersebut tersusun dalam batuan sedimen. Susunan partikel dapat berupa susunan berlapis (lamination), susunan silang (cross-bedding), atau susunan tak teratur (unstratified). Susunan partikel dapat mengungkapkan informasi tentang arah aliran air atau angin yang membawa sedimen, serta kondisi lingkungan pengendapan.
4. Hubungan antar partikel: Hubungan antara partikel-partikel sedimen dalam batuan dapat memberikan petunjuk tentang tingkat konsolidasi dan ikatan antar partikel. Batuan sedimen yang terkonsolidasi dengan baik biasanya memiliki partikel-partikel yang saling terikat erat, sedangkan batuan sedimen yang kurang terkonsolidasi mungkin memiliki partikel-partikel yang kurang terikat atau lebih mudah bergerak.
Tekstur batuan sedimen merupakan hasil dari interaksi antara proses pembentukan sedimen, transportasi, dan pengendapan. Dengan menganalisis tekstur batuan sedimen, geolog dapat memahami lebih baik sejarah geologi suatu daerah, kondisi lingkungan pengendapan, dan perubahan geologis yang terjadi seiring waktu.
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PPT Tekstur Batuan Sedimen 3.pptx
1. TEKSTUR BATUAN
SEDIMEN 3
~ Muhammad
Kurniawan
Laboratorium Sedimentologi
dan Stratigrafi
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2023
4. Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume
rongga dan volume keseluruhan dari satu batuan.
Dalam hal ini dapat dipakai istilah-istilah kualitatif yang
merupakan fungsi daya serap batuan terhadap cairan.
Porositas ini dapat diuji dengan meneteskan cairan.
Istilah-istilah yang dipakai adalah Porositas dangat baik”
(very good), “baik” (good) “sedang” (fair) “buruk” (poor).
Porositas = (Volume Total Rongga Pori/Volume
Batuan) x 100
Porositas
5. Jenis – Jenis Porositas
Berdasarkan cara pembentukannya porositas dapat dibagi menjadi porositas primer dan sekunder.
1. Porositas Primer dapat diartikan sebagai porositas yang terbentuk bersamaan dengan
pembentukan batuan sedimen tersebut.
2. Porositas Sekunder dapat diartikan sebagai porositas yang terbentuk setelah batuan terlitifikasi.
Berdasarkan hubungan antar pori, porositas dapat dibagi menjadi porositas efektif dan absolut.
1. Porositas efektif, perbandingan antara ruang kosong yang saling berhubungan terhadap volume
bulk batuan, yang dinyatakan dalam persen.
2. Porositas absolut, merupakan porositas total atau total ruang kosong yang terdapat di batuan
baik yang saing terhubung atau tidak
6. Morfologi
Porositas 1. Pori-pori catenary adalah pori-pori
yang terhubung melalui lebih dari
satu saluran.
2. Cul-de-sac/dead end, pori-pori
hanya memiliki satu saluran yang
saling terhubung dengan pori-pori
lain.
3. Pori-pori tertutup (Closed Porosity)
tidak memiliki komunikasi dengan
pori-pori lain.
Gambar 1. Bentuk dasar pori-pori pada batuan
Sumber : Selley (2014)
7. Porositas Primer dan Sekunder
Tabel 1. Macam-macam porositas primer dan sekunder
Sumber: Selley (2014)
8. Porositas Primer dan Sekunder
1. Intergranular Porosity (1st) porositas ada sebagai ruang antara butiran sedimen
2. Intragranular Porosity (1st), adalah porositas karena kosongnya ruang dalam butir
batu
3. Intercrystaline porosity (1st), pori-pori yang terjadi di antara permukaan kristal
batuan kristalin.
4. Fenestral Porosity (1st), adalah porositas
variasi dari interparticle porosity yang terbentuk pada lingkungan khusus
seperti supratidal levee akibat hilangnya beberapa butiran penyusun batuan
sehingga terbentuk rongga yang besar.
5. Microporosity (1st) pori-pori kecil (kurang dari 2 m) yang umumnya berasosiasi
dengan mineral lempung detrital dan autigenik
9. Porositas Primer dan Sekunder
6. Dissolution porosity (2nd) ruang pori yang terbentuk dari pelarutan sebagian hingga
keseluruhan dari butir sedimen dan/atau semen.
7. Fracture porosity (2nd) adalah pori yang terbentuk dikarenakan adanya deformasi
pada batuan sedimen
8. Moldic porosity (2nd), Porositas terbentuk dengan penghilangan secara selektif dari
konstituen batuan yang dapat berupa hanya pelarutan butir atau hanya matriks
saja.
9. Vuggy porosity (2nd), adalah pori-pori yang batas-batasnya memotong butir,
matriks, dan/atau semen sebelumnya. Vuggy porosity lebih besar dibanding moldic
porosity secara besar porinya.
10. Gambar 2. Macam-macam porositas, dalam hal ini
contoh porositas pada batuan karbonat
Sumber : Choquette and Pray, (1970)
Gambar 3. Porositas pada batuan pasir yang
menunjukkan 4 macam system dasar: intergranular,
microporosity, dissolution, dan fracture.
Sumber : Pittman (1979)
12. Permeabilitas dimaknai sebagai kemampuan fluida untuk dapat
mengalir melalui rongga pori yang ada di dalam batuan. Batuan
dengan permebilitas tinggi memiliki arti susunan batuan
tersebut memiliki banyak ruang pori yang terhubung satu sama
lain, memungkinkan cairan dan gas mengalir di dalam susunan
batuan. Sedangkan batuan dengan permeabilitas rendah maka
ruang pori tersebut terpisah antara satu sama lain sehingga
gas dan cairan terperangkap di dalamnya. Misalnya, dalam
kerikil semua pori-pori terhubung dengan baik satu sama lain
sehingga memungkinkan air mengalir melewatinya. Berbeda
halnya dengan tanah liat dimana sebagian besar ruang pori
saling terisolasi, yang berarti air tidak dapat mengalir
melewatinya dengan mudah.
Permeabilitas
13. Permeabilitas
𝑸 =
𝑲𝜟𝑨
µ · 𝑳′
Keterangan :
Q = Debit aliran (cm3/detik)
K = Permeabilitas
∆ = Gradien tekanan
A = Luas penampang
µ = Viskositas fluida (centipoise)
L = Panjang
14. Jenis – Jenis Permeabilitas
Porositas dan permeabilitas saling berkaitan dengan satu sama lain. Namun, porositas tinggi tidak
berarti permeabilitasnya juga tinggi. Permeabilitas dari batuan diukur dari seberapa terhubung pori-
pori atau ruang-ruang kosong yang ada pada batuan. Karakteristik permeabilitas merupakan ukuran
dari kemampuan suatu materi (termasuk batuan) dalam meloloskan gas dan cairan.
Permeabilitas Dapat Dibagi Menjadi Tiga, Absolut, Relatif, Dan Efektif
absolut: Kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida dalam satu fasa saja seperti hanya mampu
mengalirkan fluida da;lam fasa cair, gas ataupun minyak
efektif: Kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida dalam lebih dari satu fasa, yaitu mampu
mengalirkan fluida dalam bentuk cair dan gas, cair dan minyal, minyak dan gas ataupun ketiganya
sekaligus
relatif: Perbandingan dari permeabilitas efektif dan permeabilitas absolut
17. Gambar 5. Roundness and Sphericity
Sumber : Selley (2014)
Hubungan Grain Shape Terhadap
Porositas dan Permeabilitas
Menurut Powers (1953) bentuk butir (grain
shape) yang perlu dipertimbangkan
terhadap tingkat porositas dan
permeabilitas adalah kebundaran
(roundness) dan kebolaan (sphericity) dari
butir sedimen
Fraser (1935) menyimpulkan bahwa porositas
dan permeabilitas dapat menurun dengan
sphericity karena butiran spherical mungkin
lebih padat daripada yang subspherical.
18. • Porositas pada batuan akan semakin
meningkat secara selaras terhadap ukuran butir
yang semakin besar, begitu pula sebaliknya.
• Permeabilitas menurun dengan menurunnya
ukuran butir karena diameter pori menurun dan
karenanya tekanan kapiler meningkat
(Krumbein dan Monk, 1942).
HubunganUkuranButir SedimenTerhadap
PorositasdanPermeabilitas
19. Gambar 6. Derajat Sortasi
Sumber : Selley (2014)
Hubungan Derajat Sortasi Terhadap
Porositas dan Permeabilitas
Porositas meningkat dengan peningkatan
derajat penyortiran. Saat derajat
penyortiran semakin buruk, pori-pori di
antara butiran yang lebih besar akan diisi
oleh partikel yang lebih kecil.
Permeabilitas menurun dengan
penyortiran untuk alasan yang sama
(Fraser, 1935; Rogers dan Head, 1961;
Beard dan Weyl, 1973).
20. Gambar 6. Packing
Hubungan Packing Terhadap Porositas
dan Permeabilitas
Semakin teratur susunan pengepakan menyebabkan
kemungkinan tertempatinya rongga pori oleh oleh
bagian dari grain tertentu akan semakin kecil,
sehingga porositas makin besar.
Susunan antar butir yang mendekati sudut 60o
terhadap horizontal (rhombohedral) maka volume pori
akan makin kecil.
Susunan antar butir yang mendekati sudut 90o
terhadap horizontal (orthogonal) maka volume pori
akan semakin besar.
Semakin besar ukuran pori maka peluang terisinya
rongga oleh grain yang lebih kecil akan semakin
besar sehingga pori akan semakin kecil.
Cubic Packing Rombohedral
Packing
21. Gambar 8. Diagram blok pasir menunjukkan kain
berlapis dengan orientasi butir sejajar dengan arus.
Dimana, Kx > Ky > Kz.
Hubungan Orientasi ButirTerhadap
Porositas dan Permeabilitas
Permeabilitas pada orientasi butir sejajar akan
lebih baik dibandingkan dengan yang normal
terhadap arus dikarenakan orientasi butir
paralel memiliki resistensi paling sedikit
terhadap gerakan fluida (Scheidegger, 1960).