SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
KELOMPOK 3 
• BAGUS PERMADI (04) 
• FARHAN N.S. (09) 
• KRISMONICA Z.M. (14) 
• MEI DITA K. (18) 
• NADIA UMI H. (22) 
• NUR HAFIDA S. (23) 
• SUCI WULANDARI S. (25) 
• ZELA CLAUDIA (31)
SISTEM UPAH 
• Sistem upah merupakan kebijakan dan strategi yang menentukan 
kompensasi yang diterima pekerja. Kompensasi ini merupakan 
bayaran atau upah yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa 
atas hasil kerja mereka. Bagi pekerja, masalah sistem upah 
merupakan masalah yang penting karena menyangkut 
keberlangsungan dan kesejahteraan hidup mereka. Oleh 
karenannya tidak heran bila dari buruh hingga direktur, tidak ada 
topik yang lebih menarik dan sensitif daripada masalah gaji. Isu – 
isu dikriminasi dan kesenjangan sosial bisa muncul karena adanya 
perbedaan gaji, buruh seringkali unjuk rasa menuntut kenaikan 
upah/gaji atau menuntut bonus belum keluar. Bahkan sering terjadi 
karyawan-karyawan dengan potensi baik pindah ke perusahaan lain 
karena merasa kurang dihargai secara finansial.
• Bagi perusahaan permasalahan upah merupakan 
sesuatu yang penting dikarenakan upah bisa mencapai 
80% dari biaya operasional perusahaan. Upah yang 
terlalu tinggi akan menghasilkan harga produk menjadi 
terlalu mahal untuk bersaing secara efektif di pasar, 
namun bila gaji yang dikenakan rendah maka akan 
membuat pekerja keluar, semangat kerja rendah, dan 
produktifitas kerja menurun sehingga tingkat produksi 
menjadi tidak efisien. 
• Untuk itulah dibentuk suatu sistem upah yang diatur 
dengan baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan 
pekerja dengan tetap menjaga pengeuaran 
perusahaan.
Penghitungan Upah 
Secara mendasar, pemberian upah memiliki tiga tujuan sebagai 
berikut: 
• Menarik pekerja-pekerja berbakat agar masuk ke dalam perusahaan 
tersebut 
• Mempertahankan karyawan terbaik agar tidak pindah ke 
perusahaan lain 
• Memotivasi karyawan tersebut dalam bekerja 
Guna mencapai tujuan – tujuan tersebut, sebuah sistem pengupahan 
dapat dikatakan baik jika sistem pengupahan itu: 
• Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja, 
• Sebanding dengan perusahaan lain dibidang yang sama, 
• Memiliki sifat adil dalam perusahaan, 
• Menyadari fakta bahwa kebutuhan setiap orang adalah berbeda.
Ada tiga hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan seberapa 
banyak upah yang harus diberikan kepada karyawan. 
• Tingkat Kebersaingan, perusahaan dalam memberikan gaji kepada 
karyawannya harus melihat bagaimana perusahaan serupa atau 
sejenis di pasar memberikan gaji kepada karyawannya. 
• Struktur Upah, perusahaan harus menentukan tingkat upah bagi 
semua posisi di dalam perusahaan. Struktur ini dibangun 
berdasarkan evaluasi pekerjaan untuk menentukkan seberapa 
penting peerjaan tersebut di dalam oerusahaan. 
• Performa Karyawan, dasar pemberian upah berdasarkan hasil kerja 
pegawai adalah masalah pertambahan nilai, jika pegawai dapat 
meningkatkan kinerjanya sehinggaperusahaan dapat mencapai 
target yang ditetapkan maka karyawan tersebut layak diberikan 
upah yang lebih baik.
Macam Bentuk Kompensasi Pekerja 
• Upah merupakan hasil balas jasa yang diterima 
oleh pekerja berdasarkan lama waktu yang 
habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan atau 
seberapa banyak hasil produksi yang ia hasilkan. 
Upah merupakan balas jasa yang diberikan 
kepada para buruh produksi atau pekerja tidak 
tetap. Sedangkan Gaji merupakan Kompensasi 
pekerja yang dihitung berdasarkan basis tahunan 
dan bulanan, atau bahkan mingguan, gaji 
biasanya diterima oleh pegawai, pegawai tetap 
suatu perusahaan baik swasta maupun negeri.
Macam – macam bentuk upah antara lain : 
• 1. Sistem upah menurut waktu, yakni pemberian 
upah berdasarkan waktu (lama) bekerja dari 
pekerja. Misalnya tukang bangunan dibayar per 
hari Rp15.000,- bila dia bekerja 10 hari maka 
akan dibayar Rp150.000,-. 
• 
• 2. Sistem upah menurut prestasi, yakni 
pemberian upah berdasarkan prestasi (jumlah 
barang yang dihasilkan) pekerja. Semakin banyak 
jumlah barang yang dihasilkan, semakin besar 
upah yang diterima pekerja.
• 3. Sistem upah borongan, yakni pemberian upah berdasarkan kesepakatan 
pemberian kerja dan pekerja. Misalnya, untuk membuat rumah ukuran 30 
m x 10 m disepakati diborongkan dengan upah Rp30.000.000,- sampai 
rumah tersebut selesai. Pembuatan rumah selain diborongkan bisa juga 
dibayar dengan sistem upah menurut waktu, misalnya harian, dengan 
tujuan agar pekerja bekerja lebih bagus dan hati-hati dalam membuat 
rumah. Dengan demikian, umumnya jumlah upah harian yang dibayarkan 
lebih mahal dibanding upah borongan. 
• 
• 4. Sistem upah premi, yakni pemberian upah dengan mengombinasikan 
sistem upah prestasi yang ditambah dengan premi tertentu. Misalnya bila 
pekerja mampu menyelesaikan 50 boneka dalam 1 jam akan dibayar 
Rp25.000,- dan kelebihan dari 50 boneka akan diberi premi misal Rp300,- 
per boneka. Apabila seorang pekerja mampu membuat 70 boneka dia 
akan menerima Rp25.000,- + (Rp300,- x 20) = Rp31.000-,.
• 5. Sistem upah partisipasi, yakni pemberian upah khusus 
berupa sebagian keuntungan perusahaan pada akhir tahun 
buku. Upah ini merupakan bonus/(hadiah). Jadi, selain 
menerima upah seperti biasa, pada sistem upah ini, pekerja 
akan menerima sejumlah upah lagi setiap akhir tahun buku. 
Sistem upah partisipasi disebut juga sistem upah bonus. 
• 
• 6. Sistem upah mitra usaha (co Partnership), yakni 
pemberian upah seperti sistem upah bonus, bedanya upah 
tidak diberikan dalam bentuk uang tunai tapi dalam bentuk 
saham atau obligasi. Dengan memberikan, saham 
diharapkan pekerja lebih giat dan hati-hati dalam bekerja, 
karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan
• 7. Sistem upah indeks biaya hidup, yakni pemberian upah yang 
didasarkan pada besarnya biaya hidup. Semakin naik biaya hidup, 
semakin naik pula besarnya upah yang diberikan. 
• 
• 8. Sistem upah skala berubah (sliding scale), yakni pemberian upah 
berdasarkan skala hasil penjualan yang berubah-ubah. Apabila hasil 
penjualan bertambah, jumlah upah yang diberikan juga bertambah, 
demikian pula sebaliknya. 
• 
• 9. Sistem upah produksi (production sharing), yakni pemberian 
upah berdasarkan naik turunnya jumlah produksi secara 
keseluruhan. Bila jumlah produksi naik 5%, upah juga naik 5%, 
demikian pula sebaliknya. 
•
• 10. Sistem upah bagi hasil, yakni pemberian upah 
dengan memberikan bagian tertentu kepada 
pekerja dari hasil (keuntungan) yang diperoleh. 
Sistem ini biasa dipakai di sektor pertanian. 
Misalnya petani penggarap mengerjakan sawah 
milik orang lain dengan bagi hasil separohan. 
Artinya, bila sawah menghasilkan 2 ton beras, 
petani penggarap mendapat 1 ton dan pemilik 
sawah juga mendapat 1 ton. 
•
Penetapan Upah Minimum 
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 Tangga 29 Mei 
1989 Tentang Upah Minimum. 
• Didalam Permen tersebut terbagi 3 jenis upah minimum yaitu : 
• Upah minimum Regional 
• Upah minimum Sektor Regional 
• Upah minimum Sub Sektor Regional 
• Melalui Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 Tentang 
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah 
Otonomi, mengubah pemberlakuan Upah Minimum Regional 
(UMR) menjadi Upah minimum Propinsi (UMP) atau Upah 
minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang besarannya ditetapkan 
melalui Surat Keputusan Gubernur dalam kurun waktu 1 tahun 
sekali.
• Upah Minimum Propinsi adalah suatu upah minimum 
yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di suatu 
propinsi 
• Upah Minimum Kabupaten/Kota adalah suatu upah 
minimum yang berlaku di suatu kabupaten/kota 
• Sistem upah ini diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2001 
• Besarnya upah minimum ini ditiap-tiap daerah tidak sama 
hal ini didasrkan atas faktor-faktor yang mempengaruhi di 
tiap daerah, faktor tersebut antara lain: Kebutuhan Hidup 
Minimum (KHM), Indeks Harga Konsumen (IHK), serta 
kondisi pasar dan tingkat perkembangan ekonomi dan 
pendapatan per kapita.
Fasilitas dan Tunjangan 
• Selain menerima gaji seorang pekerja biasanya 
mendapatkan fasilitas-fasilitan dan tunjangan 
lain, ini merupakan kompensasi tidak langsung 
yang diberikan kepada perusahaan kepada 
pekerja. Macam bentuknya beragam sesuai 
dengan kebiasaan dan kemampuan 
perusahaan.
Teori upah menurut David Ricardo, Adam 
Smith, dan Ferdinand Lasalle 
• Menurut David Ricardo dan Adam Smith yang 
mengemukakan tentang teori upah alami atau 
sewajarnya, bahwa tinggi rendahnya tingkat upah 
ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu: 
a. Biaya hidup minimum pekerja dengan 
keluarganya, upah ini disebut upah alamiah atau 
upah kodrat. Menurutnya, tinggi rendahnya biaya 
hidup ditentukan oleh tempat, waktu dan adat 
istiadat penduduk. 
b. Permintaan dan penawaran kerja, ini disebut 
upah pasar. Menurutnya tinggi rendahnya upah 
pasar akan bergerak di sekitar upah kodrat.
• Menurut Ferdinand Lasalle dari mashab 
sosialis yang mengemukakan tentang teori 
upah besi, ia berpendapat bahwa upah buruh 
tidak mengandung harapan apa-apa dan tidak 
akan naik di atas biaya hidup minimum. Oleh 
karena itu ia menyebutnya upah besi, yang 
berarti bahwa upah rata-rata buruh atau 
pekerja itu terbatas sama dengan biaya hidup 
minimum dengan keluarganya.
Kelompok 3 upah

More Related Content

What's hot

Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)Kisworo Diniantoro
 
Kelompok 8 - Cloud Database
Kelompok 8 - Cloud DatabaseKelompok 8 - Cloud Database
Kelompok 8 - Cloud DatabaseDejiko Chaem
 
Industrialisasi dan pembangunan ekonomi
Industrialisasi dan pembangunan ekonomiIndustrialisasi dan pembangunan ekonomi
Industrialisasi dan pembangunan ekonomizuhri5590
 
I SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.pptI SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.pptMUHAMMADAZUAN5
 
penawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islampenawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islamJuliana Rahmawati
 
MANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
MANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptxMANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
MANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptxSuciRohmawati1
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanmariatul qibtiyah
 
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap BisnisSistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap BisnisMuhammad Hermawansyah
 
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanPertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanShafa Fatin
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Fungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi PenawaranFungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi PenawaranNandang Ary Pangesti
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksiguestc5111e
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifJanuario Marcal
 

What's hot (20)

Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 
Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)Klasifikasi sistem (System classification)
Klasifikasi sistem (System classification)
 
Pertemuan ke vii teori produksi new
Pertemuan ke  vii teori produksi newPertemuan ke  vii teori produksi new
Pertemuan ke vii teori produksi new
 
Kelompok 8 - Cloud Database
Kelompok 8 - Cloud DatabaseKelompok 8 - Cloud Database
Kelompok 8 - Cloud Database
 
Industrialisasi dan pembangunan ekonomi
Industrialisasi dan pembangunan ekonomiIndustrialisasi dan pembangunan ekonomi
Industrialisasi dan pembangunan ekonomi
 
Harga keseimbangan
Harga keseimbanganHarga keseimbangan
Harga keseimbangan
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
I SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.pptI SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
I SOSIOLOGI PERTANIAN.ppt
 
penawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islampenawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islam
 
MANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
MANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptxMANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
MANAJEMEN OPERASIONAL 1_RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Penduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk dan KetenagakerjaanPenduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk dan Ketenagakerjaan
 
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap BisnisSistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
 
Makalah Tugas analisa
Makalah Tugas analisaMakalah Tugas analisa
Makalah Tugas analisa
 
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanPertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Tugas sma 2017
Tugas sma 2017Tugas sma 2017
Tugas sma 2017
 
Fungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi PenawaranFungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatif
 

Similar to Kelompok 3 upah

Similar to Kelompok 3 upah (20)

Kelompok 3 upah
Kelompok 3 upahKelompok 3 upah
Kelompok 3 upah
 
Materi ketenagakerjaan 3
Materi ketenagakerjaan 3Materi ketenagakerjaan 3
Materi ketenagakerjaan 3
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
ketenagakerjaan.pdf
ketenagakerjaan.pdfketenagakerjaan.pdf
ketenagakerjaan.pdf
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Kompensasi dan Teori Upah
Kompensasi dan Teori UpahKompensasi dan Teori Upah
Kompensasi dan Teori Upah
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
ketenagakerjaan.ppt
ketenagakerjaan.pptketenagakerjaan.ppt
ketenagakerjaan.ppt
 
ketenagakerjaan.ppt
ketenagakerjaan.pptketenagakerjaan.ppt
ketenagakerjaan.ppt
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Upah perangsang yts
Upah perangsang ytsUpah perangsang yts
Upah perangsang yts
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
Evi
EviEvi
Evi
 
KETENAGAKERJAAN
KETENAGAKERJAANKETENAGAKERJAAN
KETENAGAKERJAAN
 
8. upah
8. upah8. upah
8. upah
 
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
 
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxPengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
 

Kelompok 3 upah

  • 1. KELOMPOK 3 • BAGUS PERMADI (04) • FARHAN N.S. (09) • KRISMONICA Z.M. (14) • MEI DITA K. (18) • NADIA UMI H. (22) • NUR HAFIDA S. (23) • SUCI WULANDARI S. (25) • ZELA CLAUDIA (31)
  • 2. SISTEM UPAH • Sistem upah merupakan kebijakan dan strategi yang menentukan kompensasi yang diterima pekerja. Kompensasi ini merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas hasil kerja mereka. Bagi pekerja, masalah sistem upah merupakan masalah yang penting karena menyangkut keberlangsungan dan kesejahteraan hidup mereka. Oleh karenannya tidak heran bila dari buruh hingga direktur, tidak ada topik yang lebih menarik dan sensitif daripada masalah gaji. Isu – isu dikriminasi dan kesenjangan sosial bisa muncul karena adanya perbedaan gaji, buruh seringkali unjuk rasa menuntut kenaikan upah/gaji atau menuntut bonus belum keluar. Bahkan sering terjadi karyawan-karyawan dengan potensi baik pindah ke perusahaan lain karena merasa kurang dihargai secara finansial.
  • 3. • Bagi perusahaan permasalahan upah merupakan sesuatu yang penting dikarenakan upah bisa mencapai 80% dari biaya operasional perusahaan. Upah yang terlalu tinggi akan menghasilkan harga produk menjadi terlalu mahal untuk bersaing secara efektif di pasar, namun bila gaji yang dikenakan rendah maka akan membuat pekerja keluar, semangat kerja rendah, dan produktifitas kerja menurun sehingga tingkat produksi menjadi tidak efisien. • Untuk itulah dibentuk suatu sistem upah yang diatur dengan baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pekerja dengan tetap menjaga pengeuaran perusahaan.
  • 4. Penghitungan Upah Secara mendasar, pemberian upah memiliki tiga tujuan sebagai berikut: • Menarik pekerja-pekerja berbakat agar masuk ke dalam perusahaan tersebut • Mempertahankan karyawan terbaik agar tidak pindah ke perusahaan lain • Memotivasi karyawan tersebut dalam bekerja Guna mencapai tujuan – tujuan tersebut, sebuah sistem pengupahan dapat dikatakan baik jika sistem pengupahan itu: • Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja, • Sebanding dengan perusahaan lain dibidang yang sama, • Memiliki sifat adil dalam perusahaan, • Menyadari fakta bahwa kebutuhan setiap orang adalah berbeda.
  • 5. Ada tiga hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan seberapa banyak upah yang harus diberikan kepada karyawan. • Tingkat Kebersaingan, perusahaan dalam memberikan gaji kepada karyawannya harus melihat bagaimana perusahaan serupa atau sejenis di pasar memberikan gaji kepada karyawannya. • Struktur Upah, perusahaan harus menentukan tingkat upah bagi semua posisi di dalam perusahaan. Struktur ini dibangun berdasarkan evaluasi pekerjaan untuk menentukkan seberapa penting peerjaan tersebut di dalam oerusahaan. • Performa Karyawan, dasar pemberian upah berdasarkan hasil kerja pegawai adalah masalah pertambahan nilai, jika pegawai dapat meningkatkan kinerjanya sehinggaperusahaan dapat mencapai target yang ditetapkan maka karyawan tersebut layak diberikan upah yang lebih baik.
  • 6. Macam Bentuk Kompensasi Pekerja • Upah merupakan hasil balas jasa yang diterima oleh pekerja berdasarkan lama waktu yang habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan atau seberapa banyak hasil produksi yang ia hasilkan. Upah merupakan balas jasa yang diberikan kepada para buruh produksi atau pekerja tidak tetap. Sedangkan Gaji merupakan Kompensasi pekerja yang dihitung berdasarkan basis tahunan dan bulanan, atau bahkan mingguan, gaji biasanya diterima oleh pegawai, pegawai tetap suatu perusahaan baik swasta maupun negeri.
  • 7. Macam – macam bentuk upah antara lain : • 1. Sistem upah menurut waktu, yakni pemberian upah berdasarkan waktu (lama) bekerja dari pekerja. Misalnya tukang bangunan dibayar per hari Rp15.000,- bila dia bekerja 10 hari maka akan dibayar Rp150.000,-. • • 2. Sistem upah menurut prestasi, yakni pemberian upah berdasarkan prestasi (jumlah barang yang dihasilkan) pekerja. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, semakin besar upah yang diterima pekerja.
  • 8. • 3. Sistem upah borongan, yakni pemberian upah berdasarkan kesepakatan pemberian kerja dan pekerja. Misalnya, untuk membuat rumah ukuran 30 m x 10 m disepakati diborongkan dengan upah Rp30.000.000,- sampai rumah tersebut selesai. Pembuatan rumah selain diborongkan bisa juga dibayar dengan sistem upah menurut waktu, misalnya harian, dengan tujuan agar pekerja bekerja lebih bagus dan hati-hati dalam membuat rumah. Dengan demikian, umumnya jumlah upah harian yang dibayarkan lebih mahal dibanding upah borongan. • • 4. Sistem upah premi, yakni pemberian upah dengan mengombinasikan sistem upah prestasi yang ditambah dengan premi tertentu. Misalnya bila pekerja mampu menyelesaikan 50 boneka dalam 1 jam akan dibayar Rp25.000,- dan kelebihan dari 50 boneka akan diberi premi misal Rp300,- per boneka. Apabila seorang pekerja mampu membuat 70 boneka dia akan menerima Rp25.000,- + (Rp300,- x 20) = Rp31.000-,.
  • 9. • 5. Sistem upah partisipasi, yakni pemberian upah khusus berupa sebagian keuntungan perusahaan pada akhir tahun buku. Upah ini merupakan bonus/(hadiah). Jadi, selain menerima upah seperti biasa, pada sistem upah ini, pekerja akan menerima sejumlah upah lagi setiap akhir tahun buku. Sistem upah partisipasi disebut juga sistem upah bonus. • • 6. Sistem upah mitra usaha (co Partnership), yakni pemberian upah seperti sistem upah bonus, bedanya upah tidak diberikan dalam bentuk uang tunai tapi dalam bentuk saham atau obligasi. Dengan memberikan, saham diharapkan pekerja lebih giat dan hati-hati dalam bekerja, karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan
  • 10. • 7. Sistem upah indeks biaya hidup, yakni pemberian upah yang didasarkan pada besarnya biaya hidup. Semakin naik biaya hidup, semakin naik pula besarnya upah yang diberikan. • • 8. Sistem upah skala berubah (sliding scale), yakni pemberian upah berdasarkan skala hasil penjualan yang berubah-ubah. Apabila hasil penjualan bertambah, jumlah upah yang diberikan juga bertambah, demikian pula sebaliknya. • • 9. Sistem upah produksi (production sharing), yakni pemberian upah berdasarkan naik turunnya jumlah produksi secara keseluruhan. Bila jumlah produksi naik 5%, upah juga naik 5%, demikian pula sebaliknya. •
  • 11. • 10. Sistem upah bagi hasil, yakni pemberian upah dengan memberikan bagian tertentu kepada pekerja dari hasil (keuntungan) yang diperoleh. Sistem ini biasa dipakai di sektor pertanian. Misalnya petani penggarap mengerjakan sawah milik orang lain dengan bagi hasil separohan. Artinya, bila sawah menghasilkan 2 ton beras, petani penggarap mendapat 1 ton dan pemilik sawah juga mendapat 1 ton. •
  • 12. Penetapan Upah Minimum • Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 Tangga 29 Mei 1989 Tentang Upah Minimum. • Didalam Permen tersebut terbagi 3 jenis upah minimum yaitu : • Upah minimum Regional • Upah minimum Sektor Regional • Upah minimum Sub Sektor Regional • Melalui Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi, mengubah pemberlakuan Upah Minimum Regional (UMR) menjadi Upah minimum Propinsi (UMP) atau Upah minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang besarannya ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur dalam kurun waktu 1 tahun sekali.
  • 13. • Upah Minimum Propinsi adalah suatu upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di suatu propinsi • Upah Minimum Kabupaten/Kota adalah suatu upah minimum yang berlaku di suatu kabupaten/kota • Sistem upah ini diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2001 • Besarnya upah minimum ini ditiap-tiap daerah tidak sama hal ini didasrkan atas faktor-faktor yang mempengaruhi di tiap daerah, faktor tersebut antara lain: Kebutuhan Hidup Minimum (KHM), Indeks Harga Konsumen (IHK), serta kondisi pasar dan tingkat perkembangan ekonomi dan pendapatan per kapita.
  • 14. Fasilitas dan Tunjangan • Selain menerima gaji seorang pekerja biasanya mendapatkan fasilitas-fasilitan dan tunjangan lain, ini merupakan kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada perusahaan kepada pekerja. Macam bentuknya beragam sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan perusahaan.
  • 15. Teori upah menurut David Ricardo, Adam Smith, dan Ferdinand Lasalle • Menurut David Ricardo dan Adam Smith yang mengemukakan tentang teori upah alami atau sewajarnya, bahwa tinggi rendahnya tingkat upah ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu: a. Biaya hidup minimum pekerja dengan keluarganya, upah ini disebut upah alamiah atau upah kodrat. Menurutnya, tinggi rendahnya biaya hidup ditentukan oleh tempat, waktu dan adat istiadat penduduk. b. Permintaan dan penawaran kerja, ini disebut upah pasar. Menurutnya tinggi rendahnya upah pasar akan bergerak di sekitar upah kodrat.
  • 16. • Menurut Ferdinand Lasalle dari mashab sosialis yang mengemukakan tentang teori upah besi, ia berpendapat bahwa upah buruh tidak mengandung harapan apa-apa dan tidak akan naik di atas biaya hidup minimum. Oleh karena itu ia menyebutnya upah besi, yang berarti bahwa upah rata-rata buruh atau pekerja itu terbatas sama dengan biaya hidup minimum dengan keluarganya.