Distribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil a
1. DISTRIBUSI KAPAL SENSOR VIIRS KAITANNYA
DENGAN NILAI KLOROFIL-A DAN SUHU
PERMUKAAN LAUT SENSOR MODIS DI LAUT
JAWA
Nabilla Dhani Amanda
C54140074
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Jonson Lumban Gaol, M.Si
Dr. Ir. Dony Kushardono, M.Eng
2 4 / 0 8 / 2 0 1 8
Ilmu dan Teknologi Kelautan
FPIK - IPB
2. 02
01
O U T L I N E
Pendahuluan
Metode
I N F O G R A P H I C S
This is a sample text so
replace this text by your
own subtitle text
02
Penutup
03
Hasil dan
Pembahasan
Ilmu dan Teknologi Kelautan
FPIK - IPB
3. Latar Belakang
Klorofil-a
Suhu Permukaan Laut
Laut Cina Selatan
Laut Flores
(Demena 2017)
Pertumbuhan ikan Pemijahan
Metabolisme
(Kurniawati et al. 2015)
Posisi ikan
Pembentukkan daerah penangkapan
ikan
(Basuma dan Topan 2009)
4. La
tar
Be
La
Ka
Ng
&
Tu
Ju
an
Lokasidan daerah penangkapan ikan dengan
menyesuaikan kondisi dinamika oseanografi
(Elvidge et al. 2015)
(Bubun 2014)
Aktivitas perikanan lampu berpengaruh
dengan perubahan intensitas cahaya saat
melakukan penangkapan ikanMemetakan lokasi
kapal dengan klorofil-
a dan suhu
permukaan laut.
5. METODE
Maret – Agustus
2018
Kampus IPB
Pusfatja, LAPAN
30 Mei 2018 Jepara
V B D
K l o r o f i l - a
SuhuPermukaanLaut
StatistikPerikananJepara2014
Tutupan Awan
Fase Bulan
6. METODE
• Data Deteksi Kapal
SNPP-VIIRS
• Data Klorofil-a dan SPL
Aqua-MODIS
Ekstraksi Data Filtering
• VBD dengan
Klorofil-a
• VBD dengan SPL
Overlay dan Layout
Layout
Laut Jawa merupakan salah satu daerah penangkapan ikan yang potensial. Perairan Laut Jawa dipengaruhi oleh massa air yang berasal dari Laut Cina Selatan dan massa air Laut Flores (Kurniawati et al. 2015). Kedua massa air ini memengaruhi variabilitas parameter oseanografi yaitu klorofil-a dan suhu permukaan laut yang berdampak pada pola musim penangkapan ikan di Laut Jawa (Putra et al. 2012). Penelitian yang dilakukan mengkaji pengaruh oleh klorofil-a dan suhu permukaan laut. Pemetaan klorofil-a perlu dilakukan untuk mengetahui variabilitas klorofil-a karena klorofil-a merupakan salah satu indikator posisi ikan (Arsyad et al. 2004). Suhu permukaan laut memengaruhi kehidupan organisme di laut (Yuniarti et al. 2013). Distribusi suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a juga memengaruhi berbagai aktivitas ikan seperti pertumbuhan ikan, pemijahan, metabolisme, dan aktivitas lainnya (Demena 2017). Perubahan parameter oseanografi berpengaruh terhadap posisi ikan dan pembentukkan daerah penangkapan ikan yang potensial (Basuma dan Topan 2009).
Metode penangkapan ikan dengan menggunakan bantuan cahaya lampu kapal saat malam hari dapat dijadikan sebagai pendugaan daerah penangkapan ikan. Aktivitas perikanan lampu berpengaruh dengan perubahan intensitas cahaya saat melakukan penangkapan ikan (Bubun 2014). Lampu pada kapal dapat dideteksi menggunakan sensor Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS). Data posisi kapal VIIRS dapat menentukan lokasi dan daerah penangkapan ikan dengan menyesuaikan kondisi dinamika oseanografi (Elvidge et al. 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2015) yaitu data VIIRS-DNB yang didapatkan dari laman Earth Observation Group dapat diaplikasikan untuk memetakan daerah penangkapan menggunakan bantuan cahaya lampu di Perairan Pandeglang, Provinsi Banten.
Kurangnya data dan informasi daerah penangkapan ikan maka perlu adanya peta yang dapat dimanfaatkan secara langsung untuk menganalisis hubungan kondisi lingkungan dengan posisi kapal yang melakukan aktivitas penangkapan sehingga kegiatan penangkapan ikan dapat berlangsung secara efektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan penentuan daerah penangkapan ikan di Laut Jawa agar memudahkan aktivitas nelayan dalam penangkapan ikan
Penelitian dilakukan pada Maret – Agustus 2018. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Pemetaan dan Pemodelan, Laboratorium Penginderaan Jauh Kelautan, Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan Ilmu dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Pengambilan data sekunder dilakukan di Kabupaten Jepara pada 30 Mei 2018 (Gambar 1).
Alat yang digunakan adalah laptop, software SeaDAS, software ENVI 5.1, software Google Earth Pro, software ArcMap 10.4.1 dan Ms. Excel. Bahan yang digunakan adalah data deteksi cahaya lampu dari kapal (VBD-DNB) oleh The NGDC Earth Observation Group, National Oceanic and Atmospheric Administration, data klorofil-a dan data suhu permukaan laut oleh NASA’s Ocean Biology Processing Group, National Oceanic and Atmospheric Administration, data tutupan awan oleh Earth Observastion Research Center, Japan Aerospace Exploration Agency, data hasil digitasi oleh Badan Informasi Geospasial dan data statistik perikanan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Jepara 2014.
Tahap awal dalam melakukan analisis data yaitu mengumpulkan data hasil estimasi satelit. Data yang digunakan adalah data bulanan yang diambil dari perwakilan tiap musim. Musim Barat diwakili dengan bulan Februari, Musim Peralihan 1 diwakili dengan bulan Mei, Musim Timur diwakili dengan bulan Juli dan Musim Peralihan 2 diwakili dengan bulan Oktober. Data VBD harian yang diunduh dalam bentuk *csv diolah menggunakan Ms. Excel untuk menyortir data yang dibutuhkan yaitu lintang, bujur, dan QF Detect. Setelah itu, data *csv dibuka di ArcMap 10.4.1 lalu ditampilkan deteksi QF 1 (boat detection) sedangkan data klorofil-a dan suhu permukaan laut bulanan diekstrak dan dicrop menggunakan software SeaDAS dalam bentuk *txt. Kemudian data *txt diolah menggunakan Ms. Excel untuk memilih data yang dibutuhkan seperti lintang, bujur dan nilai setiap parameter.
Tahap berikutnya melakukan pengolahan menggunakan software ArcMap 10.4.1 yaitu melakukan interpolasi kriging dengan menyesuaikan interval nilai setiap parameter. Setelah itu, data dioverlay antara VBD dengan setiap parameter oseanografi. Tahap terakhir yaitu proses penataan (layout) yang menghasilkan peta distribusi VBD dengan setiap parameter oseanografi. Diagram alir prosedur penelitan yang dilakukan sebagai berikut (Gambar 2).