SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Konvensi STCW
Konvensi Internasional tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut
(atau STCW), 1978 menetapkan kualifikasi standar untuk kapten, perwira dan petugas penjaga
diatas kapal niaga yang berlayar. STCW dilahirkan pada 1978 dari konferensi Organisasi
Maritim Internasional (IMO) di London, dan mulai diterapkan pada tahun 1984. Konvensi ini
mengalami perubahan yang besar pada tahun 1995.
Konvensi STCW 1978 merupakan yang pertama dalam menetapkan persyaratan dasar dalam
latihan, sertifikasi dan dinas jaga dalam tingkat internasional. Sebelumnya standar latihan,
sertifikasi dan dinas jaga untuk perwira dan anak buah kapal hanya ditetapkan oleh pemerintahan
masing-masing, biasanya tanpa referensi dan penerapan dari negara lain. Sebagai hasilnya
standar dan prosedurnya sangat bervariasi, meskipun pengapalan adalah masalah internasional
yang mendasar.
Konvensi ini menetapkan standar minimum yang berhubungan pada latihan, sertifikasi, dan
dinas jaga untuk pelaut yang mewajibkan negara-negaranya untuk memenuhi atau
melampauinya.
Konvensi ini tidak berurusan dengan tingkatan awak kapal : IMO menetapkan pada area ini
untuk di cakupi oleh peraturan 14 bab V tentang Konvensi Internasional Tentang Keselamatan
Jiwa di Laut (SOLAS), 1974, yang persyaratannya disokong oleh resolusi A.890(21) asas dari
keselamatan awak, yang diadopsi oleh sidang IMO pada tahun 1999, yang menggantikan resolusi
yang sebelumnya yaitu resolusi A.481(XII) yang diadopsi pada tahun 1981.
Salah satu hal yang paling penting dari konvensi ini yaitu memberlakukan kapal-kapal yang
berasal dari negara yang tidak tergabung dalam negara bagian ketika mendatangi pelabuhan-
pelabuhan dari negara yang tergabung dalam negara bagian yang merupakan anggota dari
konvensi. Artikel ke-X membutuhkan anggota-anggota untuk menerapkan langkah-langkah
kontrol dari semua bendera pada tingkatan kebutuhan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi
perlakuan yang menguntungkan yang diberikan untuk kapal yang berhak untuk mengibarkan
bendera dari negara bagian yang tidak tergabung dalam anggota daripada yang diberikan pada
kapal kapal yang berhak untuk mengibarkan bendera dari negara bagian yang tergabung dalam
anggota.
Kesulitan-kesulitan yang dapat timbul untuk kapal kapal dari negara bagian yang tidak tergabung
dalam anggota dari konvensi ini adalah salah satu alasan mengapa konvensi ini telah diterima
oleh banyak negara. Sejak 2014, Konvensi STCW telah mempunyai 158 anggota, yang
mewakilkan 98.8 persen dari tonase pengapalan dunia.
Revisi 1995
Pada 7 Juli 1995 IMO mengadopsi revisi menyeluruh dari STCW. Mereka juga memasukkan
pengajuan untuk mengembangkan Undang-Undang STCW yang baru, yang akan berisi tentang
detil teknis yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan dari konvensi. Amandemen-
Amandemen ini mulai diberlakukan pada 1 Februari 1997. Implementasi secara keseluruhan
didapatkan pada 1 Februari 2002. Pelaut yang telah memegang lisensi diberi pilihan untuk
memperbarui lisensi itu berdasarkan aturan lama dari Konvensi 1978 saat periode akhir 1
February 2002. Pelaut yang memasuki program latihan setelah 1 Agustus 1998 diperlukan untuk
memenuhi standar kompetensi dari Amandemen 1995 yang baru.
Amandemen yang signifikan meliputi:
 a) Peningkatan pada kontrol kepelabuhanan;
 b) Komunikasi informasi oleh IMO untuk memperbolehkan untuk saling melihat dan
konsistensi dalam aplikasi standar,
 c) Standar kualitas sistem atau Quality standards systems (QSS), kesalahan dalam latihan,
penaksiran, dan sertifikasi prosedur,
o Amandemen memerlukan agar pelaut dapat disokong dengan “latihan
familiarisasi” dan “latihan keselamatan dasar” yang termasuk perlawanan dasar
terhadap api, pertolongan pertama, teknik bertahan hidup pribadi, dan tanggung
jawab sosial dan kesalamatan pribadi. Latihan ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa pelaut harus waspada terhadap bahaya pada saat bekerja di kapal dan dapat
merespon dengan benar saat terjadi bahaya.
 d) Penempatan tanggung jawab pada anggota, termasuk yang berhubungan dengan
lisensi, dan bendera negara bagian yang mempekerjakan negara asing, untuk memasikan
pelaut menemuai standar persyaratan dari kompetensi, dan
 e) Peraturan periode istirahat untuk perwira yang berdinas jaga.
Amandemen Manila
Konvensi IMO tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut diadopsikan pada
amandemen baru di Manila pada tahun 2010 yang disebut “Amandemen Manila”. Amandemen
ini diperlukan untuk menjaga standar latihan yang berbanding lurus dengan teknologi baru dan
persyaratan operasional yang memerlukan kompetensi kapal yang baru. Amandemen Manila
mulai efektif tanggal 1 January 2012. Ada periode transisi sampai tahun 2017 ketika semua
pelaut harus tersertifikasi dan terlatih berdasarkan standar implementasi baru yang progresif,
setiap tahun persyaratan yang disempurnakan diberlakukan. Amandemen yang signifikan
diantaranya:
 Jam Istirahat baru untuk pelaut
 Tingkatan sertifikat kompetensi baru untuk pelaut yang bisa pada dek dan mesin
 Pelatihan terbaru, persyaratan yang diperbarui
 Pelatihan keamanan yang bersifat wajib
 Tambahan pada standar medis
 Pembatasan pada alkohol dalam darah dan nafas yang spesifik.
Konvensi STCW-F
Pada 7 Juli 1995, Konvensi Internasional tentang Standar Latihan, Sertifikasi dan Dinas
Jaga untuk Awak Kapal Ikan telah diadopsikan sebagai peraturan terpisah dari revisi
komperhensif STCW. Peraturan ini memberlakukan asas-asas dari STCW untuk kapal ikan dari
ratifikasi negara bagian yang mempunyai panjang 24 meter atau lebih. STCW-F mulai
diberlakukan pada tanggal 29 September 2012.

More Related Content

What's hot

356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx
356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx
356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx
Tito Mizteriuz
 
Format penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternalFormat penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternal
Deny Susanto
 
375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx
375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx
375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx
Gregorius Ym
 
Gugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsep
Gugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsepGugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsep
Gugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsep
Aa Renovit
 

What's hot (20)

356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx
356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx
356433597 standart-perawatan-fasilitas-dermaga-pptx
 
Alat alat ukur
Alat alat ukurAlat alat ukur
Alat alat ukur
 
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
 
Pertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler okPertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler ok
 
Form survey
Form surveyForm survey
Form survey
 
Format penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternalFormat penomoran dokumen internal dan eksternal
Format penomoran dokumen internal dan eksternal
 
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
 
Fleet management system
Fleet management systemFleet management system
Fleet management system
 
375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx
375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx
375499355-Dasar-dasar-Sistem-Perpipaan.pptx
 
Siklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi KasusSiklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi Kasus
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
 
Bahan bakar diesel
Bahan bakar dieselBahan bakar diesel
Bahan bakar diesel
 
Peralatan Proses dan Utilitas
Peralatan Proses dan UtilitasPeralatan Proses dan Utilitas
Peralatan Proses dan Utilitas
 
Mesin penggerak kapal
Mesin penggerak kapalMesin penggerak kapal
Mesin penggerak kapal
 
Ekonomi Teknik
Ekonomi TeknikEkonomi Teknik
Ekonomi Teknik
 
Peran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptxPeran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptx
 
Pm no. 60_tahun_2012
Pm no. 60_tahun_2012Pm no. 60_tahun_2012
Pm no. 60_tahun_2012
 
Laporan intruksi kerja
Laporan intruksi kerjaLaporan intruksi kerja
Laporan intruksi kerja
 
Modul1
Modul1Modul1
Modul1
 
Gugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsep
Gugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsepGugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsep
Gugus Kendali Mutu (GKM) - sebuah konsep
 

Similar to Konvensi stcw

Marine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionMarine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX Emmision
IPutu Suryana
 
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdfKesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
adindabahagiawati
 
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdiaBKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
GILANGLEOPRAKOSO
 
Sejarah imo
Sejarah imoSejarah imo
Sejarah imo
unhas
 

Similar to Konvensi stcw (15)

Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
 
RPS HUKUM MARITIM.docx
RPS HUKUM MARITIM.docxRPS HUKUM MARITIM.docx
RPS HUKUM MARITIM.docx
 
L4 = data sekunder
L4 = data sekunderL4 = data sekunder
L4 = data sekunder
 
QUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptxQUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptx
 
Marine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionMarine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX Emmision
 
Annex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docxAnnex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docx
 
BAB IX.pptx
BAB IX.pptxBAB IX.pptx
BAB IX.pptx
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
 
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdfKesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
 
L1b = guideline
L1b = guidelineL1b = guideline
L1b = guideline
 
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docxBAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
 
Ship Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptxShip Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptx
 
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdiaBKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
 
Sejarah imo
Sejarah imoSejarah imo
Sejarah imo
 

Konvensi stcw

  • 1. Konvensi STCW Konvensi Internasional tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut (atau STCW), 1978 menetapkan kualifikasi standar untuk kapten, perwira dan petugas penjaga diatas kapal niaga yang berlayar. STCW dilahirkan pada 1978 dari konferensi Organisasi Maritim Internasional (IMO) di London, dan mulai diterapkan pada tahun 1984. Konvensi ini mengalami perubahan yang besar pada tahun 1995. Konvensi STCW 1978 merupakan yang pertama dalam menetapkan persyaratan dasar dalam latihan, sertifikasi dan dinas jaga dalam tingkat internasional. Sebelumnya standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk perwira dan anak buah kapal hanya ditetapkan oleh pemerintahan masing-masing, biasanya tanpa referensi dan penerapan dari negara lain. Sebagai hasilnya standar dan prosedurnya sangat bervariasi, meskipun pengapalan adalah masalah internasional yang mendasar. Konvensi ini menetapkan standar minimum yang berhubungan pada latihan, sertifikasi, dan dinas jaga untuk pelaut yang mewajibkan negara-negaranya untuk memenuhi atau melampauinya. Konvensi ini tidak berurusan dengan tingkatan awak kapal : IMO menetapkan pada area ini untuk di cakupi oleh peraturan 14 bab V tentang Konvensi Internasional Tentang Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS), 1974, yang persyaratannya disokong oleh resolusi A.890(21) asas dari keselamatan awak, yang diadopsi oleh sidang IMO pada tahun 1999, yang menggantikan resolusi yang sebelumnya yaitu resolusi A.481(XII) yang diadopsi pada tahun 1981. Salah satu hal yang paling penting dari konvensi ini yaitu memberlakukan kapal-kapal yang berasal dari negara yang tidak tergabung dalam negara bagian ketika mendatangi pelabuhan- pelabuhan dari negara yang tergabung dalam negara bagian yang merupakan anggota dari konvensi. Artikel ke-X membutuhkan anggota-anggota untuk menerapkan langkah-langkah kontrol dari semua bendera pada tingkatan kebutuhan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi perlakuan yang menguntungkan yang diberikan untuk kapal yang berhak untuk mengibarkan bendera dari negara bagian yang tidak tergabung dalam anggota daripada yang diberikan pada kapal kapal yang berhak untuk mengibarkan bendera dari negara bagian yang tergabung dalam anggota. Kesulitan-kesulitan yang dapat timbul untuk kapal kapal dari negara bagian yang tidak tergabung dalam anggota dari konvensi ini adalah salah satu alasan mengapa konvensi ini telah diterima oleh banyak negara. Sejak 2014, Konvensi STCW telah mempunyai 158 anggota, yang mewakilkan 98.8 persen dari tonase pengapalan dunia. Revisi 1995 Pada 7 Juli 1995 IMO mengadopsi revisi menyeluruh dari STCW. Mereka juga memasukkan pengajuan untuk mengembangkan Undang-Undang STCW yang baru, yang akan berisi tentang detil teknis yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan dari konvensi. Amandemen- Amandemen ini mulai diberlakukan pada 1 Februari 1997. Implementasi secara keseluruhan didapatkan pada 1 Februari 2002. Pelaut yang telah memegang lisensi diberi pilihan untuk memperbarui lisensi itu berdasarkan aturan lama dari Konvensi 1978 saat periode akhir 1 February 2002. Pelaut yang memasuki program latihan setelah 1 Agustus 1998 diperlukan untuk memenuhi standar kompetensi dari Amandemen 1995 yang baru. Amandemen yang signifikan meliputi:  a) Peningkatan pada kontrol kepelabuhanan;
  • 2.  b) Komunikasi informasi oleh IMO untuk memperbolehkan untuk saling melihat dan konsistensi dalam aplikasi standar,  c) Standar kualitas sistem atau Quality standards systems (QSS), kesalahan dalam latihan, penaksiran, dan sertifikasi prosedur, o Amandemen memerlukan agar pelaut dapat disokong dengan “latihan familiarisasi” dan “latihan keselamatan dasar” yang termasuk perlawanan dasar terhadap api, pertolongan pertama, teknik bertahan hidup pribadi, dan tanggung jawab sosial dan kesalamatan pribadi. Latihan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pelaut harus waspada terhadap bahaya pada saat bekerja di kapal dan dapat merespon dengan benar saat terjadi bahaya.  d) Penempatan tanggung jawab pada anggota, termasuk yang berhubungan dengan lisensi, dan bendera negara bagian yang mempekerjakan negara asing, untuk memasikan pelaut menemuai standar persyaratan dari kompetensi, dan  e) Peraturan periode istirahat untuk perwira yang berdinas jaga. Amandemen Manila Konvensi IMO tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut diadopsikan pada amandemen baru di Manila pada tahun 2010 yang disebut “Amandemen Manila”. Amandemen ini diperlukan untuk menjaga standar latihan yang berbanding lurus dengan teknologi baru dan persyaratan operasional yang memerlukan kompetensi kapal yang baru. Amandemen Manila mulai efektif tanggal 1 January 2012. Ada periode transisi sampai tahun 2017 ketika semua pelaut harus tersertifikasi dan terlatih berdasarkan standar implementasi baru yang progresif, setiap tahun persyaratan yang disempurnakan diberlakukan. Amandemen yang signifikan diantaranya:  Jam Istirahat baru untuk pelaut  Tingkatan sertifikat kompetensi baru untuk pelaut yang bisa pada dek dan mesin  Pelatihan terbaru, persyaratan yang diperbarui  Pelatihan keamanan yang bersifat wajib  Tambahan pada standar medis  Pembatasan pada alkohol dalam darah dan nafas yang spesifik. Konvensi STCW-F Pada 7 Juli 1995, Konvensi Internasional tentang Standar Latihan, Sertifikasi dan Dinas Jaga untuk Awak Kapal Ikan telah diadopsikan sebagai peraturan terpisah dari revisi komperhensif STCW. Peraturan ini memberlakukan asas-asas dari STCW untuk kapal ikan dari ratifikasi negara bagian yang mempunyai panjang 24 meter atau lebih. STCW-F mulai diberlakukan pada tanggal 29 September 2012.