Tanggung jawab pemimpin dan tokoh masyarakat terhadap rakyat dan pembangunan meliputi memandu, memberi contoh, dan memberi pencerahan kepada rakyat serta mengakomodir aspirasi mereka dalam pembangunan."
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Tanggung jawab pemimpin dan tokoh masyarakat terhadap rakyat dan pembangunan
1.
2. Tanggung Jawab Pemimpin dan
Tokoh Masyarakat Terhadap
Rakyat dan Pembangunan
Oleh Musni Umar
Sociologist and Researcher
Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy
3. Pengantar
Pemimpin (leader) dalam bahasa Indonesia sering diberi arti
macam-macam seperti kepala, ketua, raja, pemuka, pembina,
penghulu, pelopor, pemuka, pemandu, pembimbing,
pengurus, penggerak, penuntun, tua-tua, dan sebagainya.
Maka pemimpin ialah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di
satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain
untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
untuk pencapaian satu atau beberapa tujuan. (Kartini
Kartono, 1994 : 181).
Sedangkan kepemimpinan (leadership) menurut Derry Eka
Ardhiansyah (2013) adalah suatu cara untuk mempengaruhi
dan memotivasi orang lain, bawahan atau kelompok untuk
saling bekerja sama dalam upaya mencapai suatu tujuan
bersama tanpa adanya unsur paksaan.
5. Dari pengertian kepemimpinan yang disebutkan diatas,
dapat ditarik 4 hal, yaitu :
1. Kepemimpinan merupakan sebuah proses
2. Kepemimpinan melibatkan pengaruh
3. Kepemimpinan muncul di dalam kelompok
4. Kepemimpinan untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, kepemimpinan sangat penting dalam
suatu organisasi. Ia merupakan faktor penentu dan
kunci suksesnya suatu organisasi atau manajemen.
Suatu organisasi, tidak akan memiliki arah dan tujuan
yang jelas jika tidak ada unsur kepemimpinan dalam
organisasi.
Dalam kepemimpinan terdapat unsure “pemimpin” dan
“pimpinan”, yang berbeda pengertiannya antara satu
dengan yang lain.
7. Pemimpin adalah orang yang dianggap mampu menjadi pedoman
atau panutan. Dia disukai oleh banyak orang dan dipilih
berdasarkan kepercayaan. Pemimpin harus berada satu langkah di
depan dari orang lain.
Pimpinan adalah orang yang dipilih berdasarkan suatu seleksi, yang
belum tentu sepenuhnya disukai oleh yang lain, tetapi dipilih oleh
kelompok mayoritas.
Kepemimpinan sangat berkaitan erat dengan kepercayaan (trust),
dan membangun kepercayaan tidak mudah, karena memerlukan
proses yang lama.
Selain itu, dalam kepemimpinan terdapat pula faktor memimpin
(to lead) yang bermakna pimpin, mengepalai, memandu, menjuarai,
mengetuai dan memelopori. Dengan demikian memimpin dapat
didefinisikan sebagai hasil penggunaan peran berkaitan dengan
kemampuan mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
9. Kriteria Pemimpin
Untuk mengetahui siapa yang bisa disebut pemimpin, berikut
ini dikemukakan kriteria pemimpin. Pertama, beriman dan
bertakwa. Kriteria ini saya tetapkan karena rakyat Indonesia
adalah kaum yang beragama, maka pemimpinnya wajib pula
yang beriman dan bertakwa.
Kedua, berani dan bertanggung jawab. Pemimpin mesti
berani menghadapi resiko. Harus berani mengambil
keputusan. Semua keputusan yang diputuskan oleh seorang
pemimpin dalam soal apapun, pasti tidak semua yang
menyetujui dan mendukung. Oleh karena itu, pemimpin
harus berani menghadapi resiko dan berani pula bertanggung
jawab.
Ketiga, berintegritas. Pemimpin adalah yang diikuti, dipanuti,
diteladani dan dicontohi. Oleh karena itu, perkataan dan
perbuatan harus selalu sesuai. Jangan antara perkataan dan
berbuatan berlawanan, karena menghilangkan kepercayaan
rakyat dan tidak bisa diteladani.
11. Keempat, berdedikasi. Pemimpin harus
berdedikasi, mengorbankan tenaga, pikiran, waktu
dan uang untuk mengabdi kepada rakyat yang
dipimpinnya dalam rangka pengabdian yang lebih
tinggi kepada Allah.
Kelima, pantang menyerah. Pemimpin harus kuat,
tidak boleh lemah. Oleh karena, yang menunggu
hasil karya dan prestasi seorang pemimpin sangat
banyak, maka pemimpin tidak boleh cepat
menyerah, mesti berjiwa pantang menyerah untuk
mewujudkan sesuatu yang diimpikan sebagai visi
seorang pemimpin.
12. Siapa yang disebut Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah mereka yang memiliki kedudukan sosial dan dihormati di
lingkungannya. Mereka disebut tokoh masyarakat karena memiliki kedudukan serta
pengaruh dan diakui oleh masyarakat.
Menurut UU Nomor 8 Tahun 1987 pasal 1 ayat 6 Tentang Protokol bahwa tokoh
masyarakat adalah seseorang yang karena kedudukan sosialnya menerima
kehormatan dari masyarakat dan/atau Pemerintah. Sedang pengertian tokoh
masyarakat menurut UU Nomor 2 Tahun 2002 pasal 39 ayat 2 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia) bahwa bahwa tokoh masyarakat ialah pimpinan
informal masyarakat yang telah terbukti menaruh perhatian terhadap kepolisian.
Untuk memahami dengan baik, siapa dan apa yang menyebabkan seseorang
disebut sebagai tokoh masyarakat paling tidak disebabkan oleh lima hal yaitu:
Pertama, kiprahnya di masyarakat sehingga yang bersangkutan ditokohkan
oleh masyarakat yang berada dilingkungannya. Dengan ketokohannya itu, maka
masyarakat memilihnya untuk menduduki posisi-posisi penting di masyarakat
mulai dari ketua RT, ketua RW, ketua organisasi kepemudaan, ketua masjid,
pemimpin organisasi kemasyarakatan yang berakar di masyarakat seperti NU,
Muhammadiyah, Persis dan lain-lain, termasuk tokoh agama, tokoh adat, tokoh
organisasi kedaerahan, tokoh lingkungan, tokoh dari suatu kawasan, tokoh
keturunan darah biru, tokoh pekerja, tokoh pergerakan dan lain-lain. Dengan
ketokohannya, ada yang mencalonkan diri dan dicalonkan oleh partai politik untuk
menjadi calon anggota parlemen di semua tingkatan.
15. Kedua, memiliki kedudukan formal di pemerintahan seperti Lurah/Wakil
Lurah, Camat/Wakil Camat, Walikota/Wakil Walikota, Gubernur/Wakil
Gubernur dan lain-lain. Karena memiliki kedudukan, maka sering blusukan
dan bersama masyarakat yang dipimpinnya. Ketokohannya menyebabkan
dihormati, dipanuti, diikuti, diteladani oleh masyarakat. Pemimpin formal
semacam ini, pada suatu waktu bisa disebut tokoh masyarakat, apakah
masih memiliki jabatan/kedudukan atau sudah pensiun/tidak lagi memiliki
kedudukan formal.
Ketiga, mempunyai ilmu yang tinggi dalam bidang tertentu atau dalan
berbagai bidang sehingga masyarakat dan pemimpin pemerintahan dari
tingkatan paling bawah - sampai ke atas selalu meminta pandangan dan
nasihat kepadanya. Karena kepakarannya, maka yang bersangkutan diberi
kedudukan dan penghormatan yang tinggi, kemudian disebut tokoh
masyarakat.
Keempat, ketua partai politik yang dekat masyarakat, rajin bersilaturrahim
kepada masyarakat, menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan
masyarakat, suku menolong masyarakat diminta atau tidak. Ketua partai
politik seperti ini, dapat disebut sebagai tokoh masyarakat.
Kelima, usahawan/pengusaha yang rendah hati, suka berzakat, berinfak dan
bersedekah, peduli kepada masyarakat, serta suka bersilaturrahim, pada
umumnya masyarakat menyebut yang bersangkutan sebagai tokoh
masyarakat.
17. Tanggung jawab Pemimpin
Pada hakikatnya setiasp orang adalah pemimpin. Tokoh
masyarakat dilingkungan masih-masing adalah pemimpin bagi
kaumnya, seperti di masa nabi dan rasul yang diutus oleh Allah
untuk memimpin kaumnya. Bedanya, kalau nabi dan rasul dipilih
dan diutus oleh Tuhan untuk memimpin kaumnya yang tersesat.
Akan tetapi, tokoh masyarakat seperti ketua RT dan ketua RW
dipilih oleh masyarakat untuk memimpin, membimbing, memandu
dan menolong mereka, terutama yang berkaitan dengan
persoalan sehari-hari yang dihadapi oleh rakyat.
Tanggung jawab para pemimpin, para nabi dan rasul hampir sama
yaitu bertanggung jawab kepada Allah, dan kepada rakyat (kaum)
yang dipimpinnya. Jadi tugas sebagai pemimpin itu sangat mulia
dan terhormat di mata masyarakat dan dihadapan Allah, kalau
dilaksanakan dengan tulus, sabar, jujur, benar dan amanah.
Oleh karena itu, para pemimpin mulai dari tingkat (level) paling
rendah sampai paling tinggi (Presiden) harus berniat dan selalu
meluruskan niatnya dalam memimpin untuk pengabdian (ibadah).
19. Kalau diniatkan untuk pengabdian (ibadah), maka akan
mendapatkan dua keuntungan yaitu keuntungan dunia
(materi dan keselamatan/penghormatan) dan keuntungan
akhirat (pahala dan keselamatan).
Sebagai ilustrasi menjelang puasa ramadhan, perkenankan
saya sampaikan kisah singkat Nabi Yunus (Arab: Yunaan,
Inggris: Jonah, Ibrani: Yonah, Latin: Ionas) (sekitar 820-750
SM). Yunus bin Amitai adalah salah seorang nabi dalam
agama Samawi (Islam, Yahudi, Kristen) yang disebutkan Al-
Qur'an dalam Surah Yunus dan Alkitab dalam Kitab Yunus. Ia
ditugaskan berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa-Iraq.
Namanya disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran dan
wafat di Ninawa-Iraq.
Tuhan menyuruh Yunus pergi ke kota Niniwe, ibukota kerajaan
Asyur, musuh Israel. Tetapi Yunus tidak mau pergi ke kota itu
untuk menyampaikan pesan Tuhan, karena ia yakin bahwa
kalau orang Niniwe tidak berhenti berbuat dosa, Tuhan tidak
akan menjalankan rencanaNya untuk menghancurkan kota
itu.
20. Yunus melarikan diri dengan menumpang kapal yang menuju
ke Tarsis. Namun, di tengah laut, kapal itu diterpa badai besar.
Untuk menyelamatkan seisi kapal, penumpang harus
dikurangi. Maka dilakukan undian untuk menentkan siapa
yang harus dilemparkan ke laut. Setelah tiga kali diundi, tetap
jatuh ke Yunus, akhirnya Yunus dilemparkan ke laut dan Tuhan
mengirim seekor ikan besar untuk menelan Yunus. Selama di
perut ikan, Yunus berdoa dan tobat kepada Tuhan. Setelah 3
hari dan 3 malam di perut ikan, Yunus dimuntahkan ke pinggir
pantai.
Dari peristiwa ini Yunus ditunjukkan bagaimana Tuhan
berkuasa mutlak atas ciptaanNya, dan Tuhan itu maha
penyayang dan pengampun, Tuhan yang lebih suka
mengampuni dan menyelamatkan suatu bangsa daripada
menghukum dan menghancurkannya, biarpun bangsa itu
musuh umatNya sendiri.
Kitab Yunus dirujuk oleh Yesus dalam Perjanjian Baru (Injil
Matius 12:39-40; Injil Lukas 11:29).
21. Kalau nabi Yunus langsung dihukum Tuhan seperti
dikisahkan diatas, maka pemimpin sebagai tokoh
masyarakat yang diberi amanat untuk memimpin,
akan dihukum oleh rakyat yang dipimpinnya dan
tidak mustahil dipenjara jika menjalankan
kepemimpinan dengan korupsi, tidak benar, tidak
jujur, tidak adil dan dan tidak amanah.
Dengan demikian, tugas dan tanggung jawab
pemimpin dan tokoh masyarakat tidaklah ringan
tetapi mulia dan terhormat. Jika amanah sudah
diberi oleh rakyat, maka harus diemban dengan
penuh tanggung jawab.
22. Apa yang harus dilakukan
Pemimpin dan tokoh masyarakat setidaknya harus melakukan lima kepada
rakyat. Pertama, memandu rakyat apa yang seharusnya dilakukan, mulai
dari kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat dan bernegara.
Kedua, memberi contoh dan teladan dalam perkataan dan perbuatan.
Pemimpin dan tokoh masyarakat tidak cukup hanya berkata, tetapi harus
bisa memberi contoh dalam bersikap dan berbuat karena pemimpin dan
tokoh masyarakat adalah yang diikuti dan diteladani.
Ketiga, memberi pencerahan, penyadaran dan semangat dalam menjalani
kehidupan. Jangan mudah putus asa dalam menghadapi kehidupan yang
bergelombang dan penuh tantangan.
Keempat, memberi nasihat dan jalan keluar kepada rakyat yang
dipimpinnya kalau menghadapi masalah ekonomi, sosial dan sebagainya.
Kelima, memberi perhatian dan kepedulian kepada rakyat, sehingga
mereka merasa ada yang peduli, perhatikan dan lindungi mereka.
Dalam bidang pembangunan, pemimpin dan tokoh masyarakat harus pula
memandu, mencerahkan, menyadarkan, memberi nasihat kepada rakyat
bahwa pembangunan adalah proses perubahan. Yang harus dimulai dari
perubahan cara berpikir (mindset), bertindak dan berbuat dari setiap orang
sebagai subyek dan obtek dari pembangunan.
24. Pertama, aspirasi rakyat yang dipimpin harus diakomodir dan
diteruskan kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
di daerah dan pusat.
Kedua, pemimpin dan tokoh masyarakat harus kritis dalam
merespon setiap program pembangunan. Parameternya
adalah kepentingan rakyat. Kalau menguntungkan rakyat
harus didukung. Jikalau merugikan rakyat harus ditolak
dengan cara-cara yang bijaksana.
Ketiga, pemimpin dan tokoh masyarakat harus berusaha
supaya memiliki akses kepada pengambil kebijakan di
pemerintah daerah dan pusat, supaya rakyat yang dipimpin
bisa mendapat pertolongan dan manfaat dari kepemimpinan
yang dijalankan.
Keempat, harus menekur rakyat dengan cara-cara yang arif
dan biajksana.
Kelima, harus berani memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan rakyat, sehingga rakyat merasa memiliki
pemimpin.
25. Kesimpulan
Pemimpin dapat dibentuk dan dilahirkan melalui proses
pergumulan di masyarakat dan pelatihan sejak menjadi
pelajar, mahasiswa, pemuda, anggota militer dan di
pemerintahan.
Tokoh masyarakat merupakan seseorang yang
mendapat apresiasi dari masyarakat karena ilmunya,
kedudukannya, kedermawanannya, aktivitas dan
pengadiannya yang diabdikan untuk kepentingan
rakyat, bangsa dan Negara.
Indonesia memerlukan banyak pemimpin dan tokoh
masyarakat yang berdedikasi, tulus dan mengabdikan
diri untuk kemajuan rakyat, bangsa dan Negara.
28. Pemimpin dan tokoh masyarakat harus menjadi obor
penerang, menjadi pandu, contoh teladan di tengah-
tengah rakyat. Fungsi dan peran mereka semakin
penting untuk memandu, membimbing, dan menunjuki
rakyat kepada jalan yang lurus supaya selamat melayani
bahtera hidup dan kehidupan.
Tanggung jawab pemimpin dan tokoh masyarakat, tidak
kepada rakyat yang dipimpinnya, tetapi kepada Tuhan
yang telah menciptakan dan memberi kekuasaan.
* Tulisan ini merupakan makalah yang dipersiapkan
untuk di presentasikan dalam program Kesbangpol
Jakarta Selatan, pada 11 Juni 2013 di Hotel Ria Diani,
Cipayung, Bogor, Jawa Barat.