SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
KEPALA SEKOLAH (LPPKS)
Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari
Surakarta – Jawa Tengah 57142
Telp & Fax (0271) 716657
e-mail : lp2kssolo@gmail.com
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK i
KATA PENGANTAR
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah di antaranya menguraikan syarat-
syarat dan tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/madrasah. Salah satu tahapan tersebut adalah bahwa guru
harus mengikuti program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah yang meliputi
rekrutmen, seleksi dan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
Pada tahap rekrutmen, setelah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
memproyeksikan kebutuhan kepala sekolah dua tahun mendatang kemudian Kepala
Dinas Pendidikan mengumumkan kepada seluruh kepala sekolah agar menyampaikan
dan mendorong guru yang berpotensi (SDM terbaik yang dimiliki) untuk mengikuti
program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah. Selanjutnya, calon kepala sekolah
diseleksi secara administratif dan akademik. Seleksi administratif dilakukan melalui
penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai
bukti bahwa calon kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah memenuhi persyaratan
umum sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 2 ayat (2) Permendiknas Nomor 28
Tahun 2010. Sedangkan seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi
kepemimpinan calon (yang diukur melalui hasil penilaian potensi kepemimpinan dan
kemampuan meyusun makalah kepemimpinan pendidikan) dan penguasaan awal
terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dalam rangka implementasi Permendiknas tersebut di atas, mulai tahun 2012 akan
dilaksanakan seleksi calon kepala sekolah sebanyak 26.000 orang yang dilanjutkan
dengan pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan pelaksanaan
rencana tersebut, diperlukan asesor penilaian potensi kepemimpinan calon kepala
sekolah dalam jumlah yang memadai.
Modul ini disusun sebagai bahan ajar untuk melaksanakan Diklat Calon Asesor
Penilaian Potensi Kepemimpinan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan pedoman ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi,
memberikan kemudahan dan membalas kebaikan itu di dunia dan akherat.
Surakarta, November 2011
Kepala LPPKS,
Prof. Dr. Siswandari, M.Stats
NIP. 19590201 198503 2 002
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I INSTRUMEN PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN - KS/M.................... 1
1.1. Penjelasan Umum................................................................................ 1
1.2. Respon terhadap Situasi 1.a............................................................. 4
1.3. Respon terhadap Situasi 1.b............................................................. 5
1.4. Kreativitas dan Pemecahan Masalah.............................................. 6
1.5. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti....................................... 8
BAB II PENGEMBANGAN INSTRUMEN.................................................................. 11
2.1. Instrumen ............................................................................................. 11
2.2. Rambu-Rambu.................................................................................... 11
2.3. Rubrik Penilaian ................................................................................. 13
2.4. Skenario................................................................................................ 16
LAMPIRAN 1. TEMPLATE.......................................................................................... 19
LAMPIRAN 2. CONTOH .............................................................................................. 24
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 1
BAB I INSTRUMEN PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN - KS/M
1.1. Penjelasan Umum
Kepemimpinan yang sukses melibatkan kemampuan mengambil keputusan
yang berorientasi tujuan sebagai basis utama (Marshal-Mies, et al. 2000).
Pemimpin juga harus memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan untuk
menata struktur organisasi dan mengelola perubahan sesuai
dengan aspek situasional dengan berdasarkan pada tujuan (Larsson, 2010).
Konsekuensinya, seorang pemimpin yang berkualitas dituntut untuk dapat
secara bijak mengambil keputusan dalam penyelesaian masalah terkait
bidang kependidikan.
Makna bijak yang dimaksud dalam konsekuensi tersebut adalah keputusan
diambil secara kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan keberagaman
kepentingan berbagai pihak terkait sebagai upaya terjaminnya kualitas
pembelajaran. Hal ini sehubungan dengan idealisme yang meyakini bahwa
lingkungan internal tim yang positif dan pembinaan oleh pemimpin merupakan
pencetus utama tercapainya tujuan secara bersama (Carson, 2002).
Bijak dalam mengambil keputusan berlaku pada sisi peran sebagai
pemimpin maupun sebagai pengelola agar dapat menjamin tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah (Robinson, Lloyd, & Rowe, 2008). Kedua peran yang
menuntut kepala sekolah untuk senantiasa merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, mengevaluasi, dan merefleksi berbagai kegiatan yang
berlangsung untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran bagi peserta didik
(Williams, 2006; Williams, Brien, Sprague, & Sullivan, 2008).
Oleh karena itu, sebaiknya seorang kepala sekolah memiliki:
 Pengetahuan mengenai berbagai hal yang terkait dengan operasionalisasi
lembaga pendidikan, baik yang bersifat umum maupun yang hanya
berlaku untuk pembelajar berkebutuhan khusus,
 Kemampuan menentukan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan dengan mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak
yang terkait
 Kemampuan dalam merencanakan dan memantau berbagai proses yang
berlangsung di sekolah, termasuk di antaranya adalah menyusun berbagai
alternatif tindak lanjut dan memutuskan langkah yang terbaik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
Gambaran ketiga kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui asesmen
terhadap kemampuan meta cognitive decision making seorang kepala
sekolah. Kemampuan dalam metacognitive decision making (Goos, 1994)
adalah proses pengambilan keputusan yang melibatkan pengetahuan individu
tentang apa yang diketahui, pengetahuan untuk mengupayakan pemerolehan
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 2
pengetahuan, penyusunan rencana yang kriteria keberhasilannya dapat
dijelaskan, aksi atas keputusan, dan refleksi atas keseluruhan proses (Flavell,
1970; Flavell, 1979; Ridley, Schutz, Glanz, & Weinstein, 1992).
Sehubungan dengan pentingnya kemampuan tersebut, gambaran yang jika
diperoleh dari hasil asesmen dapat menjadi prediksi atas kemampuannya
dalam memimpin secara bijak (Marshal-Mies, et al. 2000). Perolehan
gambaran tersebut salah satunya adalah melalui serangkaian proses
„Penilaian Potensi Kepemimpinan‟ ini. Proses yang diawali oleh calon kepala
sekolah dengan menuliskan respon atas berbagai ilustrasi masalah nyata
dalam dunia pendidikan yang perlu diselesaikan sampai dengan tahap
klarifikasi secara lisan.
Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
calon mengenai berbagai hal dalam pengelolaan sekolah secara praktis dan
sekaligus memperoleh gambaran mengenai kemampuannya dalam
menentukan kriteria keberhasilan maupun menyusun rencana tindak
penyelesaian masalah.
Sehubungan dengan tujuan perolehan gambaran tersebut maka
pendekatan yang dijadikan dasar dalam instrumen PPK ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan
penelitian kuantitatif (Nasution, 1988). Beberapa ciri PPK yang sejalan dengan
pendekatan kualitatif sebagai berikut: asesor adalah faktor penting karena
juga berperan sebagai instrumen; sangat deskriptif; mementingkan proses
maupun produk; mencari makna atas respon yang ditunjukkan oleh asesi,
sehingga dapat memahami proses berpikirnya; triangulasi asesor (2-3 asesor
untk 1 asesi) maupun teknik (tulisan dan lisan); menonjolkan rincian
kontekstual; subjek berusaha memahami bagaimana asesi memandang dan
menafsirkan masalah; dan verifikasi respon tertulis melalui wawancara lisan.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 3
PPK terdiri dari beberapa instrumen, yaitu: 1) Respon terhadap situasi a
dan b; 2) Kreativitas dan pemecahan masalah, dan 3) Pengambilan keputusan
berbasis bukti-bukti. Secara garis besar, proses PPK adalah sebagai berikut:
1) Asesor membuka sesi asesmen dengan menjelaskan secara singkat
beberapa hal berikut ini: tujuan, rasionalisasi, cakupan, skenario kasus,
respon tertulis, batas waktu, dan prosedur pelaksanaan.
2) Asesor menyerahkan “Instrumen” kepada asesi secara bertahap, atau
satu demi satu sesuai dengan durasi waktu yang telah ditetapkan.
3) Asesor membimbing asesi untuk mencermati:
a) Kode soal diisi sesuai dengan nomor kode yang tercantum dalam
bunsel soal
b) Nama calon diisi sesuai dengan daftar nama/ presensi
c) Kode calon diisi sesuai dengan kode yang diberikan oleh panitia
(biasanya serupa dengan nomor dalam daftar presensi)
d) Petunjuk merupakan prolog bagi asesi. Jika ada pertanyaan, maka
hal-hal berikut ini dapat dijelaskan:
- Tahap identifikasi masalah: (1) skenario dibaca secara
keseluruhan; (2) mencari ketidaksesuaian antara situasi dalam
skenario dengan tuntutan yang telah ditetapkan dalam indikator
SNP; (3) menentukan masalah yang harus diselesaikan, dengan
mempertimbangkan karakter dari masing-masing instrumen; (4)
menjelaskan latar belakang pemikiran yang mendasari penentuan
masalah.
- Tahap penyusunan rencana tindak: (1) membuat rencana tindak
yang aplikatif dan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah
yang sudah berhasil diidentifikasi, (2) menjelaskan latar belakang
pemikiran yang mendasari rencana tersebut
4) Asesor menjelaskan batas waktu penyelesaian untuk masing-masing
instrumen.
5) Selama proses penulisan respon, asesor memastikan bahwa asesi
mengerjakan secara mandiri dan tidak menggunakan alat bantu selain
yang disediakan oleh panitia.
6) Setelah durasi penyelesaian tugas berakhir, asesor meminta instrumen
walaupun asesi belum menyelesaikannya. Jika ternyata asesi berhasil
menyelesaikan sebelum waktunya, maka asesor dapat menawarkan pada
asesi untuk mencermati kembali atau mengumpulkannya.
7) Sementara asesi mengerjakan instrumen yang selanjutnya, asesor dapat
memulai proses penilaian. Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor
berdasarkan pada ketepatan tindakan yang direncanakan oleh asesi
dengan mempertimbangkan karakter dari masing-masing instrumen.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 4
8) Hasil penilaian sementara disampaikan oleh asesor pada asesi dalam
bentuk umpan balik secara lisan. Tahap ini dikatakan umpan balik karena
pada saat yang bersamaan asesi diberi kesempatan untuk membuat
klarifikasi secara lisan atas apa yang telah dituliskannya. Kesempatan ini
terjadi ketika asesor „meminta‟ asesi untuk melakukan refleksi atas apa
yang sudah dituliskannya dalam instrumen. Pada tahap ini asesor juga
melakukan verifikasi atas interpretasinya terhadap respon asesi secara
tertulis.
1.2. Respon terhadap Situasi 1.a.
1.2.1. Tujuan
“Respon Situasional 1.a.” adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai kemampuan asesi dalam
menganalisis, menelaah, dan mengatasi situasi bermasalah yang
mendesak untuk segera ditangani.
1.2.2. Rasionalisasi
Gambaran yang diperoleh dari respon yang berbentuk:
a) ketepatan identifikasi masalah dan penjabaran fakta-fakta dapat
menunjukkan kedalaman pemahaman asesi mengenai Standar
Nasional Pendidikan;
b) detail penjabaran rencana tindak yang spesifik, taktis, dan aplikatif
dapat menunjukkan kekuatan potensi kepemimpinan/ supervisi
yang harus dimiliki untuk memimpin dan mengelola sekolah.
1.2.3. Karakteristik
a) Situasi dalam Instrumen ini adalah masalah nyata yang pernah
dihadapi oleh kepala/pengawas sekolah, berlangsung dalam kurun
waktu yang sangat singkat, bersifat penting dan mendesak untuk
segera diatasi.
b) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah
yang bersifat taktis, atau dapat secara tepat diaplikasikan dalam
waktu singkat.
c) Rencana tindak yang diharapkan dapat diusulkan oleh asesi adalah
yang bersifat aplikatif dan spesifik menyelesaikan masalah secara
tepat
1.2.4. Prosedur Pelaksanaan
Asesor meminta asesi untuk merespon situasi bermasalah yang secara
mendesak harus segera diselesaikan tersebut dalam bentuk
menuliskan rencana tindak yang bersifat taktis untuk secara cepat
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 5
menyelesaikan masalah yang mendesak. Alur penulisan rencana
tindak tersebut adalah sebagai berikut:
a) Asesi melakukan identifikasi situasi bermasalah yang sifatnya
mendesak untuk segera diatasi lalu menuliskan kesimpulan lengkap
dengan pertimbangannya
b) Asesi membuat rencana tindak yang secara taktis dapat
menyelesaikan masalah, lalu menuliskan rencana tersebut lengkap
dengan pertimbangan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.
1.3. Respon terhadap Situasi 1.b.
1.3.1. Tujuan
“Instrumen Respon terhadap Situasi B” adalah bagian dari PPK yang
dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan berpikir
kritis dalam menganalisis, menelaah, dan mengatasi situasi bermasalah
yang sifatnya mendesak untuk segera diatasi.
1.3.2. Rasionalisasi
Gambaran yang diperoleh dari respon yang berbentuk:
a) ketepatan identifikasi masalah dan penjabaran fakta-fakta dapat
menunjukkan kedalaman pemahaman asesi mengenai Standar
Nasional Pendidikan;
b) kualitas tanggapan terhadap contoh tindakan menunjukkan sejauh
mana calon dapat berpikir kritis; sementara
c) detail penjabaran rencana tindak yang spesifik, taktis, dan aplikatif
dapat menunjukkan kekuatan potensi kepemimpinan/ supervisi
yang harus dimiliki untuk memimpin dan mengelola sekolah.
1.3.3. Karakteristik
a) Situasi dalam Instrumen ini adalah masalah nyata yang pernah
dihadapi oleh kepala/pengawas sekolah, berlangsung dalam kurun
waktu yang sangat singkat, bersifat penting dan mendesak untuk
segera diatasi.
b) Penilaian yang diberikan oleh asesi atas contoh respon diharapkan
bersifat kritis dengan berdasarkan pada pemahaman yang
mendalam tentang SNP
c) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah
yang bersifat taktis dan lebih baik kualitasnya dari contoh respon,
atau dapat secara tepat diaplikasikan dalam waktu singkat.
d) Rencana tindak yang diharapkan dapat diusulkan oleh asesi adalah
yang bersifat aplikatif dan spesifik menyelesaikan masalah secara
tepat
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 6
1.3.4. Prosedur Pelaksanaan
Asesi diminta untuk merespon situasi bermasalah yang mendesak
harus segera diatasi dalam bentuk menuliskan rencana tindak yang
bersifat taktis untuk secara cepat menyelesaikan masalah yang
mendesak. Alur penulisan rencana tindak tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Asesi melakukan identifikasi situasi bermasalah yang sifatnya
mendesak untuk segera diatasi lalu menuliskan kesimpulan lengkap
dengan pertimbangannya
2. Asesi menilai contoh respon kepala sekolah yang dicantumkan
dalam skenario berdasarkan kategori „kurang memuaskan‟,
„memuaskan‟, dan „sangat memuaskan‟. Hasil penilaian ditulis
lengkap dengan pertimbangannya.
3. Asesi membuat rencana tindak yang secara taktis dapat
menyelesaikan masalah, lalu menuliskan rencana tersebut lengkap
dengan pertimbangan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.
Khusus pada tahap ini, asesi diharapkan dapat mengajukan
rencana tindak yang lebih baik dari respon kepala sekolah yang
dicontohkan.
Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor berdasarkan pada ketepatan
tindakan yang direncanakan maupun penilaian yang dilakukan oleh
asesi. Kualitas tersebut akan dikategorikan sebagai respon yang kurang
memuaskan, memuaskan atau sangat memuaskan. Hasil penilaian
disampaikan oleh asesor pada asesi dalam bentuk umpan balik secara
lisan.
1.4. Kreativitas dan Pemecahan Masalah
1.4.1. Tujuan
„Kreativitas dan Pemecahan Masalah‟ adalah bagian dari PPK yang
dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kreatifitas para
calon kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah yang tidak terlalu
mendesak tetapi penting untuk diselesaikan.
1.4.2. Rasionalisasi
Gambaran yang diperoleh dari respon dalam bentuk :
a) ketepatan dalam identifikasi masalah yang tidak terlalu mendesak
tetapi penting untuk diselesaikan dan fakta-fakta pendukungnya
dapat menunjukkan sejauh mana pemahaman calon mengenai
Standar Nasional Pendidikan;
b) keberagaman rencana tindak dapat menunjukkan sejauh mana
calon dapat berpikir secara kreatif;
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 7
c) ketepatan dan detail penjabaran latar belakang pemikiran
pemilihan rencana tindak yang dianggap terbaik dapat
menunjukkan kekuatan potensi kepemimpinan/supervisi yang
harus dimiliki oleh seorang kepala/pengawas sekolah.
1.4.3. Karakteristik
a) Kasus diangkat dari ketidaksesuaian kenyataan yang terjadi di
suatu sekolah dengan satu atau lebih indikator SNP bersifat nyata
(real), spesifik dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu namun
tidak terlalu mendesak untuk segera diatasi.
b) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah
yang berdasarkan pada pemikiran kreatif.
c) Alternatif rencana tindak yang diharapkan dapat diajukan oleh
asesi adalah yang beragam fokus dan cara penyelesaiannya.
d) Rencana tindak yang diharapkan dapat dipilih oleh asesi adalah
yang bersifat aplikatif dan spesifik menyelesaikan masalah secara
tepat.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 8
1.4.4. Prosedur Pelaksanaan
Asesi diminta untuk merespon kasus tersebut dalam bentuk
menuliskan rencana tindak yang bersifat spesifik dan kreatif untuk
menyelesaikan masalah. Alur penulisan rencana tindak tersebut
adalah sebagai berikut:
Asesi melakukan identifikasi masalah yang penting untuk diselesaikan lalu
menuliskan kesimpulan lengkap dengan pertimbangannya
1. Asesi membuat 3 rencana tindak yang berbeda-beda fokus dan
cara penyelesaian masalahnya lalu menuliskan rencana tersebut
lengkap dengan pertimbangan yang melatarbelakangi tindakan
tersebut.
2. Khusus pada instrumen ini, asesi diminta memilih rencana tindak
yang paling baik dalam hal ketepatan dan kemungkinan
aplikasinya. Asesi juga harus menuliskan pertimbangan atas
pilihan rencana tindaknya tersebut.
Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor berdasarkan pada ketepatan
dan kreativitas tindakan yang direncanakan. Kualitas tersebut akan
dikategorikan sebagai respon yang kurang memuaskan, memuaskan
atau sangat memuaskan. Hasil penilaian disampaikan oleh asesor
pada asesi dalam bentuk umpan balik secara lisan.
1.5. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
1.5.1. Tujuan
“Instrumen Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti” adalah bagian dari
PPK yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai
kemampuan menganalisis dan menelaah berbagai dokumentasi kondisi
sekolah yang bermasalah.
1.5.2. Rasionalisasi
Gambaran yang diperoleh dari respon dalam bentuk :
1. ketepatan identifikasi masalah utama dan fakta-fakta
pendukungnya adalah sejauh mana calon memahami Standar
Nasional Pendidikan, semakin tepat dan spesifik maka bisa
diasumsikan bahwa pemahaman asesi semakin tinggi.
2. ketepatan identifikasi data/informasi pendukung adalah sejauh
mana calon dapat berpikir ilmiah, semakin tepat, lengkap, dan logis
maka bisa diasumsikan bahwa asesi semakin dapat dipercaya
dalam mengambil keputusan karena menggunakan metode ilmiah
dalam berpikir.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 9
3. detail penjabaran rencana tindak dan penjelasan latar belakang
pemikirannya adalah kekuatan potensi kepemimpinan/supervisi
yang harus dimiliki oleh seorang kepala/pengawas sekolah,
semakin kuat gambaran potensinya jika calon kepala/pengawas
sekolah dapat merespon secara logis, spesifik, sistematis, dan
aplikatif.
1.5.3. Karakteristik
a) Masalah diangkat dari kondisi nyata suatu sekolah yang tidak
memenuhi tuntutan dari beberapa indikator SNP, berlangsung
dalam kurun waktu relatif panjang serta menuntut tingginya
kompetensi kepemimpinan kepala dalam menggerakkan seluruh
elemen sekolah untuk terlibat dalam proses panjang penyelesaian
masalah.
b) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah
yang berdasarkan pada pemikiran yang sistematis dan berdasarkan
pada pemahaman atas dokumen-dokumen sekolah.
c) Informasi tambahan yang diminta oleh asesi diharapkan berupa
dokumen-dokumen resmi yang biasa ada di sekolah, diperlukan
untuk menyelesaikan masalah, dan memang tidak dicantumkan
dalam skenario.
d) Rencana tindak yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah
yang bersifat detail, sistematis, dan aplikatif untuk menyelesaikan
masalah secara tepat
1.5.4. Prosedur Pelaksanaan
Asesi diminta untuk merespon kondisi bermasalah tersebut dalam
bentuk menuliskan detail rencana tindak secara sistematis untuk
menyelesaikan masalah. Alur penulisan rencana tindak tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Asesi mengidentifikasi kondisi yang tidak memenuhi tuntutan SNP
dan penyelesaiannya memerlukan kerja sama seluruh elemen
sekolah lengkap dengan pertimbangannya.
2. Asesi mengidentifikasi informasi-informasi penting yang diperlukan
untuk membenahi kondisi bermasalah yang berhasil di-identifikasi
3. Asesi membuat rencana tindak yang aplikatif lalu menuliskan
rencana tersebut detail dan sistematis dengan pertimbangan yang
melatarbelakangi tindakan tersebut.
Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor berdasarkan pada ketepatan
dan sistematika tindakan yang direncanakan. Kualitas tersebut akan
dikategorikan sebagai respon yang kurang memuaskan, memuaskan
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 10
atau sangat memuaskan. Hasil penilaian disampaikan oleh asesor pada
asesi dalam bentuk umpan balik secara lisan.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 11
BAB II PENGEMBANGAN INSTRUMEN
2.1. Instrumen
Istilah „Instrumen‟ yang dimaksud dalam PPK adalah satu set eksemplar yang
memuat skenario dan beberapa bagian respon. Secara keseluruhan ada 4 set
eksemplar, yaitu „Instrumen 1a‟, „Instrumen 1b‟, „Instrumen 2‟, dan „Instrumen
3‟.
Instrumen PPK dikembangkan dengan mengikuti alur sebagai berikut:
1) Pengembang instrumen mengumpulkan data melalui berbagai sumber
2) Data diolah untuk menjadi rambu-rambu dalam penulisan skenario
3) Rambu-rambu diolah untuk menjadi rubrik yang akan menjadi acuan bagi
asesor dalam melakukan penilaian respon
4) Rambu-rambu dan Rubrik digunakan sebagai dasar dalam penulisan
skenario
2.2. Rambu-Rambu
2.2.1. Maksud dan Tujuan
Rambu-rambu yang dimaksud dalam instrumen PPK adalah tabel hasil
olahan data lapangan yang digunakan pengembang instrumen sebagai
patokan dalam penulisan skenario.
Patokan tersebut ditujukan sebagai batasan yang jelas bagi
pengembang agar dapat meminimalisir kemungkinan penulisan
skenario hanya berdasarkan imajinasi pengembang. Imajinasi perlu
dibatasi karena dapat mengakibatkan ilustrasi masalah terkesan tidak
realistis.
2.2.2. Sumber dan Unsur
Sumber data yang akan diolah menjadi rambu-rambu dapat berasal
dari:
a) dokumen resmi sekolah
b) hasil wawancara dan atau pengamatan pengembang
c) berita yang dicetak pada media massya yang terpercaya
Data-data tersebut di atas diolah untuk menjadi tabel yang memuat 4
kolom unsur berikut ini:
1) masalah, yang merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan
apa yang seharusnya
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 12
2) data utama, yang merupakan data penting yang secara langsung
diperlukan dalam pemecahan masalah
3) data pendukung, yang merupakan data penguat yang berfungsi
sebagai pertimbangan dalam pemecahan masalah / pengambilan
tindakan
4) data pengecoh, yang merupakan data tidak penting/ tidak relevan
untuk pemecahan masalah
dan 3 kolom unsur yang khusus berikut ini:
1) Instrumen 1b, terdapat kolom tambahan, yaitu „kualitas respon‟,
merupakan kategori dari hasil penilaian terhadap contoh respon
yang dilengkapi dengan pertimbangannya.
2) Instrumen 3, terdapat kolom tambahan, yaitu „data tersembunyi‟,
merupakan jenis dan nama dokumen yang diperlukan untuk
menyelesaikan kasus namun tidak disajikan dalam skenario
2.2.3. Prosedur Pengembangan
1) Data yang diperoleh dari lapangan dicermati untuk menemukan
masalah yang berupa kesenjangan antara kenyataan dengan yang
seharusnya (SNP)
2) Masalah-masalah yang berhasil ditemukan dipilah dengan
berdasarkan pada rentang waktu kejadian dan atau penyelesaian
masalah, yaitu:
a) Rentang waktu kejadian yang singkat dan harus segera
diselesaikan, untuk dicantumkan dalam kolom „masalah‟ pada
rambu-rambu instrumen 1a dan 1b.
b) Rentang waktu penyelesaian yang relatif panjang dan penting
untuk diatasi, untuk dicantumkan dalam kolom „masalah‟ pada
rambu-rambu instrumen 2.
c) Rentang waktu penyelesaian yang panjang dan perlu
diselesaikan, untuk dicantumkan dalam kolom „masalah‟ pada
rambu-rambu instrumen 3.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 13
Perlu diperhatikan bahwa:
a) hanya ada 1 (satu) masalah yang dicantumkan pada kolom ini
untuk masing-masing rambu;
b) jika ditemukan lebih dari satu masalah dalam masing-masing
rentang maka rambu-rambu yang akan dibuat juga sejumlah
masalah tersebut
3) Hasil pemilahan pada masing-masing rentang lalu diolah kembali
dengan cara mencermati data lapangan untuk:
a) menemukan data-data yang secara langsung menunjukkan
keberadaan masalah tersebut, untuk dicantumkan dalam kolom
„data utama‟
b) menemukan data yang dapat memberi petunjuk penyelesaian
masalahnya, untuk dicantumkan dalam kolom „data pendukung‟
Perlu diperhatikan bahwa:
a) sebaiknya terdapat lebih dari 1 data yang dicantumkan pada
masing-masing kolom;
b) kolom „data utama‟ hanya berisi berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah dan bersifat negatif; sementara
c) kolom „data pendukung‟ hanya berisi berbagai hal yang
kemungkinan penyelesaian dan bersifat positif
4) Khusus untuk:
a) kolom „data pengecoh‟, data yang diisi dapat berupa berbagai hal
yang sama sekali tidak berhubungan dengan masalah maupun
penyelesaiannya.
b) kolom „kualitas respon‟, diisi dengan contoh respon dan
pertimbangan yang nilainya kurang memuaskan, dan
c) kolom „data tersembunyi‟, diisi dengan jenis dan nama dokumen
yang diperlukan untuk menyelesaikan kasus namun tidak
disajikan dalam skenario
2.3. Rubrik Penilaian
2.3.1. Maksud dan Tujuan
Rubrik yang dimaksud dalam instrumen PPK adalah tabel hasil olahan
rambu-rambu yang akan digunakan asesor sebagai acuan dalam
melakukan penilaian respon.
Acuan tersebut ditujukan sebagai indikator yang jelas bagi asesor agar
keabsahan dan keajegan hasil penilaiannya dapat terjaga (Yin, 2003)
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 14
Acuan ini penting karena pendekatan yang digunakan sebagai dasar
dalam PPK adalah pendekatan kualitatif.
2.3.2. Sumber dan Unsur
Sumber dari penyusunan rubrik adalah rambu-rambu. adalah
Data-data tersebut di atas diolah untuk menjadi tabel yang memuat 4
kolom unsur umum berikut ini:
1) kategori, merupakan nilai yang diperoleh jika respon dari asesi
memenuhi indikator-indikator pada kolom-kolom berikutnya
2) masalah, merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan yang
seharusnya,
3) rencana tindak, merupakan kisi-kisi kemungkinan solusi
4) sistematika pikiran, merupakan indikator dari kualitas kemampuan
berpikir asesi
dan 3 kolom unsur yang khusus berikut ini:
3) Instrumen 1b, terdapat kolom tambahan, yaitu „kualitas respon‟,
merupakan kategori dari hasil penilaian terhadap contoh respon
yang dilengkapi dengan pertimbangannya.
4) Instrumen 2, terdapat kolom tambahan, yaitu „kualitas alternatif‟,
merupakan nilai yang diperoleh jika respon asesi memenuhi
indikator berikut „Ketiga rencana tindak yang diajukan sangat
berbeda secara signifikan dan semuanya dapat memecahkan
masalah dengan baik‟
5) Instrumen 3, terdapat kolom tambahan, yaitu „informasi tambahan‟,
merupakan kisi-kisi jenis dan nama dokumen yang diperlukan untuk
menyelesaikan kasus namun tidak disajikan dalam skenario
2.3.3. Prosedur Pengembangan
1) Pengembang instrumen mengamati rambu yang dijadikan patokan
untuk memahami masalah dan penyelesaian yang diharapkan
secara menyeluruh
2) Mengisi kolom kategori dengan nilai „memuaskan‟ dengan asumsi
bahwa asesi yang kualitas responnya melebihi rubrik secara
otomatis akan memperoleh nilai „sangat memuaskan‟ dan
sebaliknya dengan yang kurang berkualitas. Kualitas respon yang
dikatakan melebihi rubrik adalah respon yang:
a) berhasil menemukan masalah yang tidak tercantum dalam
rubrik dan memang benar setelah ditelaah oleh asesor, dan atau
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 15
b) berhasil menemukan solusi yang tidak tercantum dalam rubrik
dan memang aplikatif untuk menyelesaikan masalah yang
berhasil diidentifikasi oleh asesi
3) Mengisi kolom „masalah‟ dengan temuan yang telah tercantum
dalam kolom „masalah‟ pada rambu yang dijadikan patokan
4) Mengisi kolom „rencana tindak‟ dengan solusi yang diperoleh
berdasarkan pengembangan dari isi „data pendukung‟ pada rambu
yang dijadikan patokan
5) Mengisi kolom „sistematika berpikir‟ sesuai dengan ketentuan
berikut:
a) Instrumen 1a: spesifik, taktis, aplikatif
b) Instrumen 1b: spesifik, taktis, kritis, aplikatif
c) Instrumen 2 : spesifik, kreatif, aplikatif
d) Instrumen 3 : sistematis, detail, aplikatif
6) Khusus untuk:
6) Instrumen 1b, untuk kolom tambahan, yaitu „kualitas respon‟,
diisi sama dengan kolom „kualitas respon‟ pada rambu-rambu
yang dijadikan patokan.
7) Instrumen 2, untuk kolom tambahan, yaitu „kualitas alternatif‟,
diisi dengan indikator berikut „Ketiga rencana tindak yang
diajukan sangat berbeda secara signifikan dan semuanya dapat
memecahkan masalah dengan baik‟
8) Instrumen 3, untuk kolom tambahan, yaitu „informasi tambahan‟,
diisi sama dengan kolom „data tersembunyi‟ pada rambu-rambu
yang dijadikan patokan
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 16
2.4. Skenario
2.4.1. Maksud dan Tujuan
Skenario yang dimaksud dalam instrumen PPK adalah ilustrasi dari
masalah yang secara nyata terjadi di sekolah karena tidak terpenuhinya
satu atau lebih indikator SNP.
Ilustrasi ini ditujukan sebagai stimulus untuk memperoleh respon yang
menggambarkan potensi kepemimpinan dari asesi. Cakupan kasus
yang dijadikan skenario mengacu pada 8 komponen dalam Standar
Nasional Pendidikan, yaitu:
1) isi,
2) ketenagaan,
3) kompetensi lulusan,
4) pembiayaan,
5) pengelolaan,
6) penilaian,
7) proses,
8) sarana dan prasarana ;
dengan mengangkat masalah yang lebih luas jika dibandingkan dengan
hal-hal rutin yang seringkali ditemukan di sekolah, misalnya yang
tercakup dalam kata-kata kunci berikut ini; kepemimpinan, hak siswa,
hak orang tua, proses yang tepat, biaya, teknologi, keselamatan,
pendidikan inklusif, dan lain-lain.
2.4.2. Syarat Penulisan
1) Skenario harus memuat seluruh data yang tercantum dalam rambu-
rambu, baik secara tersurat maupun tersirat
2) Penulisan skenario harus mempertimbangkan karakteristik masing-
masing instrumen, yang secara singkat dapat dibedakan sebagai
berikut:
a) Instrumen 1a, masalah berupa situasi yang mendesak harus
segera diselesaikan
b) Instrumen 1b, masalah berupa situasi yang mendesak harus
segera diselesaikan, sementara contoh respon kepala sekolah
berupa tindakan yang tidak tepat dalam menyelesaikan masalah
secara cepat.
c) Instrumen 2, masalah berupa kasus yang penting untuk diatasi
namun tidak terlalu mendesak
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 17
d) Instrumen 3, masalah berupa kondisi yang perlu diatasi
bersama-sama warga sekolah
5) mempertimbangkan kemungkinan jawaban berdasarkan pada
rubrik, yang secara singkat dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Instrumen 1, penyelesaian masalah memungkinkan untuk
dilaksanakan secara cepat
b) Instrumen 2, penyelesaian masalah memungkinkan adanya
berbagai alternatif sehingga sebaiknya hindari penulisan
masalah mengenai sarana prasarana yang memerlukan
pendanaan besar
c) Instrumen 3, sebaiknya hindari penulisan masalah yang dapat
dengan mudah diselesaikan oleh kepala sekolah tanpa bantuan
6) menggunakan kalimat sederhana berbahasa Indonesia dalam
alinea yang tersusun secara sistematis dengan mempertimbangkan
karakter dari masing-masing instrumen, yang secara singkat dapat
dibedakan sebagai berikut:
a) Instrumen 1, penyajian data hanya berupa narasi
b) Instrumen 2, penyajian data dapat berupa narasi atau gabungan
antara narasi dengan tabel
c) Instrumen 3, penyajian data berupa narasi, tabel, dan daftar cek
(check list)
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 18
DAFTAR REFERENSI
Carson, Jay B., Paul E. Tesluk, and Jennifer A. Marrone. (2002). Shared
Leadership in Teams: An Investigation of Antecedent Conditions and
Performance. Academy of Management Journal. 50 (5):1217-1234
Flavell, J. H. (1979). Speculations about the nature and development of
metacognition. In F. Weinet & R. Kluwe, eds, Metacognition and
Motivation. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
Goos, M. (1994). Metacognitive Decision Making and Social Interactions During
Paired Problem Solving. Mathematics Education Research Journal, 6 (2), 144-
165.
Larsson, Johan and Stig Vinberg. (2010). Leadership behaviour in successful
organisations: Universal or situation-dependent? Total Quality Management. 21
(3):317–334
Marshall-Mies. et al. (2000). Development and Evaluation of Cognitive and
Metacognitif Measures for Predicting Leadership Potential. Leadership
Quarterly. 11 (1):135-153.
Nasution, S. (1988). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Ridley, D.S., Schutz, P.A., Glanz, R.S. & Weinstein, C.E. (1992). Self-regulated
learning: the interactive influence of metacognitive awareness and goal-
setting. Journal of Experimental Education, 60 (4), 293-306.
Robinson, V. M. J., Lloyd, C. A., & Rowe, K. J. (2008). The impact of leadership on
student outcomes: An analysis of the differential effects of leadership types.
Educational Administration Quarterly, 44, 635-674.
Williams, R.B. (2006). Leadership for school reform: Do principal decision-making
styles reflect a collaborative approach?. Canadian Journal of Educational
Administration and Policy, 53, 1 – 22.
Williams, R.B., Brien, K., Sprague, C., & Sullivan, G.S. (2008). Professional
Learning Communities: Developing a School-Level Readiness Instrument.
Canadian Journal of Educational Administration and Policy, 74, 1-17.
Yin, R.K. (2001). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 19
LAMPIRAN 1. TEMPLATE
RAMBU-RAMBU UMUM PENULISAN SKENARIO
1.a. Respon terhadap Situasi A
MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH
Kesenjangan antara
kenyataan dengan apa yang
seharusnya dan harus
segera diambil tindakan
Data penting yang secara
langsung diperlukan
dalam pemecahan
masalah
Data penguat yang berfungsi
sebagai pertimbangan dalam
pemecahan masalah /
pengambilan tindakan
Data tidak penting/
tidak relevan untuk
pemecahan masalah
1.b. Respon terhadap Situasi B
MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA
PENGECOH
KUALITAS RESPON
Kesenjangan antara
kenyataan dengan
apa yang seharusnya
dan harus segera
diambil tindakan
Data penting yang
secara langsung
diperlukan dalam
pemecahan
masalah
Data penguat yang
berfungsi sebagai
pertimbangan dalam
pemecahan masalah /
pengambilan tindakan
Data tidak
penting/ tidak
relevan untuk
pemecahan
masalah
Kurang Memuaskan :
Jawaban yang tidak taktis
dan atau aplikatif, atau tidak
berhasil mengidentifikasikan
masalah yang harus segera
diselesaikan
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 20
2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah
MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH
Kesenjangan antara kondisi
dengan apa yang
seharusnya dan
memungkinkan pilihan-
pilihan tindakan
Data penting yang secara
langsung diperlukan
dalam menentukan
alternatif tindakan
Data penguat yang berfungsi
sebagai pertimbangan dalam
pemilihan tindakan
Data tidak penting/
tidak relevan untuk
pemecahan masalah
3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA
PENGECOH
DATA TERSEMBUNYI
Kesenjangan antara
kondisi dengan apa
yang seharusnya
Data penting yang
secara langsung
diperlukan dalam
pengambilan
keputusan
Data penguat yang
berfungsi sebagai
pertimbangan dalam
penyusunan rencana
tindak
Data tidak
penting/ tidak
relevan untuk
pemecahan
masalah
Data utama dan atau
pendukung yang
diperlukan tetapi sengaja
disembunyikan
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 21
RUBRIK UMUM PENILAIAN RESPON
1.a. Respon terhadap Situasi A
Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan Kesenjangan antara kenyataan
dengan apa yang seharusnya dan
harus diselesaikan segera
 Isi sama dengan dengan
MASALAH dalam RAMBU-
RAMBU
 Tindakan segera: isi dengan hal
umum yang seharusnya dilakukan
oleh kepala sekolah dalam waktu
singkat
Taktis, spesifik,
dan aplikatif.
1.b. Respon terhadap Situasi B
Kategori
Identifikasi
Masalah
Rencana Tindak Kualitas Respon
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan Isi sama dengan
dengan MASALAH
dalam RAMBU-
RAMBU
Tindakan segera:
isi dengan hal
umum yang
seharusnya
dilakukan oleh
kepala sekolah
dalam waktu singkat
Respon dalam skenario termasuk dalam
kategori : Kurang Memuaskan karena:
 Tidak merujuk pada item-item dalam
SNP atau pada kompetensi
kepemimpinan, dan atau
 Sistematika pemikiran tidak taktisdan
aplikatif
Taktis, kritis,
spesifik, dan
aplikatif.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 22
2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah
Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Kualitas Alternatif
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan Kesenjangan antara
kondisi dengan apa
yang seharusnya dan
memungkinkan
pilihan-pilihan
tindakan
 Isi sama dengan
dengan MASALAH
dalam RAMBU-
RAMBU
 Pastikan untuk mengisi
alternatif dengan
rencana tindak yang
umum namun berbeda
secara significant
 Alternatif 1
 Alternatif 2
 Alternatif 3
alternatif terbaik harus
dapat menyelesaikan
masalah dan sesuai
sistematika berpikir
Ketiga rencana tindak
yang diajukan sangat
berbeda secara
signifikan dan
semuanya dapat
memecahkan masalah
dengan baik
Kreatif, spesifik,
dan aplikatif.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 23
3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
Kategori Identifikasi Masalah
Informasi
Tambahan
Rencana Tindak
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan Kesenjangan antara
kondisi dengan apa
yang seharusnya dan
merupakan
permasalahan yang
memerlukan
kerjasama di antara
warga sekolah dan
pihak-pihak lain yang
terkait
 Isi sama
dengan dengan
MASALAH dalam
RAMBU-RAMBU
 Isi sama dengan
Data tersembunyi
Isi dengan langkah-
langkah sistematis
yang meliputi:
(1) Identifikasi
permasalahan
(2) Pembuatan
program kerja
(3) Sosialisasi
program sekolah
kepada stake
holder
(4) Koordinasi
Sistematis, detail dan
aplikatif.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 24
LAMPIRAN 2. CONTOH
CONTOH RAMBU-RAMBU PENULISAN SKENARIO
1.a. Respon terhadap Situasi A
MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH
Dana Ujian
Nasional (UN)
terlambat cair
 Jumlah siswa
 Jumlah pengawas
 Jumlah panitia
 Kebutuhan ATK
 Kebutuhan koordinasi
 Jadwal UN
 Kemampuan atau tingkat
ekonomi orang tua
 Komitmen komite sekolah
 Biaya pelaksanaan
 Target kelulusan yang ditetapkan oleh
Dinas Pendidikan
 Masyarakat menolak UN
1.b. Respon terhadap Situasi B
MASALAH DATA UTAMA DATA
PENDUKUNG
DATA
PENGECOH
KUALITAS RESPON
Siswa
mogok
belajar
 Kehadiran guru
 Kesesuaian kompetensi dengan bahan
ulangan
 Guru tidak mengembalikan hasil
ulangan
 Nilai siswa
 Data pribadi
guru
 Asumsi siswa
tentang guru
 Pengawas
tidak
pernah
datang
Kurang memuaskan :
Kepala sekolah
memanggil polisi
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 25
2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah
MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH
Kondisi sarana
prasarana
laboratorium tidak
layak
 Kondisi ruang
laboratorium
 Kondisi dan jumlah
peralatan
laboratorium
 Kondisi ekonomi orang tua
 Kondisi lingkungan
masyarakat
 Letak geografis
 Kualitas hubungan dengan
mitra kerja
 Suhu dan kelembaban
 Tingkat kelulusan
3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
MASALAH DATA UTAMA DATA
PENDUKUNG
DATA
PENGECOH
DATA
TERSEMBUNYI
Keterbatasan dana
pengembangan
menuju ke SBI
 Sumber dana
 Data keuangan sekolah
 Komitmen PEMDA
 Komitmen warga
sekolah
 Data siswa
 Data guru
 Data sarana
prasarana
 Visi sekolah
 Sejarah
perkembangan
sekolah
 Lokasi sekolah
 RKS
 RKAS
 SBP
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 26
CONTOH RUBRIK
1.a. Respon terhadap Situasi A
Kategori
Identifikasi
Masalah
Rencana Tindak
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan  Dana Ujian
Nasional
(UN)
terlambat cair
 menanggulangi masalah pendanaan UN Taktis, spesifik, dan
aplikatif.
1.b. Respon terhadap Situasi B
Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Kualitas Respon
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan Siswa mogok belajar Tindakan segera:
siswa diajak
berdialog
Respon dalam skenario
termasuk dalam kategori
: Kurang Memuaskan
karena:
 Tidak merujuk pada
kompetensi
kepemimpinan,
Taktis, kritis,
spesifik, dan
aplikatif.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 27
2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah
Kategori
Identifikasi
Masalah
Rencana Tindak Kualitas Alternatif
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan Kondisi
sarana
prasarana
laboratorium
tidak layak
 Penggalangan dana
 Melakukan kerjasama dengan
pihak lain untuk meminjam
sarana dan prasarana
laboratorium
 Optimalisasi alat yang ada
Ketiga rencana tindak yang
diajukan sangat berbeda
secara signifikan dan
semuanya dapat
memecahkan masalah
dengan baik
Kreatif,
spesifik, dan
aplikatif.
3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
Kategori
Identifikasi
Masalah
Informasi
Tambahan
Rencana Tindak
Sistematika
Pemikiran
Memuaskan Keterbatasan
dana
pengembangan
menuju ke SBI
 School
Bussiness plan
 RKS
 RKAS
Melaksanakan langkah-langkah berikut ini:
(1) Sosialisasi program sekolah kepada
stake holder
(2) Koordinasi penggalangan dana
(3) Penggunaan dana secara efektif dan
efisien
Sistematis,
detail dan
aplikatif.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 28
SKENARIO PPK – CONTOH
1.a. Situasi:
Minggu depan UN akan dilaksanakan sementara dana bantuan dari
pemerintah belum diterima. Minggu ini sekolah sudah harus membiayai
persiapan hingga keperluan pelaksanaan. Kebutuhan pelaksanaan UN
mencapai 4-5 kali lipat dari dana bantuan yang dikucurkan pemerintah.
Sebagian besar orang tua siswa adalah buruh tani dan buruh pabrik. Hal ini
menyulitkan komite sekolah dalam menggalang dana. Sementara sekolah
mempunyai beban psikologis karena tingginya target kelulusan yang
ditetapkan Dinas Pendidikan. Keterlambatan pencairan dana UN menjadi
beban sekolah. Tingginya biaya UN mengakibatkan masyarakat menolak
dilaksanakannya UN.
1.b. Situasi:
Pada hari Senin setelah upacara, di sekolah pada kelas tertentu, seluruh siswa
di kelas tersebut melakukan mogok belajar. Hal ini dikarenakan guru yang
mengajar pada jam tersebut tidak memiliki dedikasi tinggi: sering datang
terlambat dan sering tidak hadir di kelas. Guru bersikap pilih kasih atau tidak
adil dalam memperlakukan siswa antar satu kelas dengan kelas yang lain.
Guru selalu memberi nilai rendah, yaitu tidak pernah lebih dari enam dan tidak
pernah mengembalikan hasil pekerjaan ulangan kepada siswa kelas tersebut.
Dia sangat ditakuti oleh guru lain karena suaminya adalah pejabat pemerintah
daerah. Guru tersebut sering konflik dengan sesama guru yang lain di hadapan
siswa, sikap dan perbuatannya sangat kasar. Menurut pendapat siswa, guru
seperti ini sebaiknya dikeluarkan dari sekolah.
Contoh Respon:
Sebagai kepala sekolah saya akan memanggil polisi untuk mengatasi siswa
mogok. Saya lebih memihak guru, jika tidak maka siswa akan berlaku semena-
mena.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 29
2. Kasus:
Kondisi sarana dan prasarana laboratorium di SMA X sangat memprihatinkan.
Pembelajaran biologi, fisika, dan kimia dilaksanakan di ruang keterampilan
dengan peralatan terbatas. Peralatan banyak yang rusak karena lokasi
sekolah terletak di pinggir pantai sementara tiga tahun terakhir ini suhu dan
kelembaban udara cukup tinggi. Sebagian besar orang tua bekerja sebagai
nelayan dan tidak mempedulikan tingkat kelulusan yang menurun. Kondisi
tersebut luput dari perhatian pemerintah sehingga hal ini memaksa kepala
sekolah berpikir keras menyelesaikannya.
3. Deskripsi Kondisi:
Sebuah sekolah terletak ± 500 m dari jalan utama provinsi. Sekolah tersebut
cukup strategis sebagai tempat pendidikan ataupun tempat pengembangan
bisnis. Sekolah telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Rasio
antara tenaga pengajar dengan siswa yaitu 1:6, kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) sebagian besar adalah sarjana (S1) dengan kisaran umur
terbanyak pada 40-50 tahun (usia produktif dan memiliki pengalaman cukup).
Dengan demikian, PTK sekolah sangat berpotensi untuk diberdayakan secara
optimal sesuai dengan bidangnya. Pada usia sekolah yang telah mencapai 25
tahun, berbagai prestasi akademik dan non akademik telah banyak diraih.
Nama sekolah telah dikenal secara luas di masyarakat dan dunia kerja sebagai
sekolah yang tamatannya “laku pasar”. Selain itu, dikenal pula bahwa sebagian
besar tamatannya telah mencapai kehidupan yang cukup layak di masyarakat.
Saat ini SMK tersebut berkemas menyongsong program pengembangan
sekolah, yaitu sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) agar dapat
mewujudkan visi sebagai sekolah yang menghasilkan tamatan profesional dan
mampu memanfaatkan peluang kerja di era Globalisasi. Untuk mewujudkan
cita-cita tersebut sekolah perlu menyusun School Bussinnes Plan (SBP) yang
berorientasi pada hasil (outcome) dan dampak (impact), dengan fokus
pengembangan kepada Penajaman Manajemen Sekolah Berbasis Bisnis,
Peningkatan Mutu Pembelajaran, Penguatan Hubungan Kerjasama Sekolah
dan Industri, serta Peningkatan Fokus Kewirausahan.
Sangat disadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidaklah mudah.
Sekolah harus menyiapkan sejumlah sumber daya dan dana untuk
melaksanakan program-programnya. Berdasarkan data keuangan, terdapat
defisit yang cukup besar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghimpun
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 30
dana, namun tidak kunjung datang. Dana sharing yang seharusnya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah tidak kunjung cair. Seluruh warga sekolah
mulai „was-was‟, bisakah impian sekolah dapat terwujud?
Wawancara
Kepala sekolah menjelaskan bahwa :
1. Sekolah memiliki nilai akreditasi A
2. Animo masuk ke sekolah tersebut cukup tinggi
3. Rata-rata siswa datang dari keluarga ekonomi lemah
4. Kualitas tamatan diakui dunia kerja
5. Masih ada guru dan karyawan yang belum terlibat secara optimal dalam
kegiatan sekolah dalam upaya pemenuhan standar SBI
6. Jalinan dengan industri kuat
Tabel
Nama : SMK Negeri 1
Program Keahlian :
Bidang Keahlian Program Keahlian
Pertanian Teknologi Hasil Pertanian
Budidaya Tanaman Perkebunan
Kimia Analis
Potensi Sekolah
Luas Lahan : 267.235 m2
Bangunan : 47.002 m2
Lahan Kosong : 220.233 m2
Kapasitas Listrik : 53.000 watt
Sumber Air Bersih : PDAM
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 31
Jumlah Siswa 2010 :
Tingkat Teknologi
Hsl. Pert.
Budidaya
Tanaman
Analis Kimia Jumlah
I 110 152 109 371
II 112 106 74 292
III 124 110 - 234
IV 106 100 - 206
Jumlah
Jumlah Keseluruhan 1103
Jumlah Guru / Karyawan 2010 :
Status Produktif Normatif
Adaptif
Karyawan
PNS 29 28 27
GTT/Kontrak 6 15 -
PTT/Kontrak - - 15
Jumlah 35 43 42
Jumlah keseluruhan 120
Jumlah Institusi Pasangan
Skala Nasional Multinasional Luar Negeri
Jumlah 100 - 12
Jumlah keseluruhan 112
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 32
Keterserapan lulusan :
Tahun 2007 – 2008 2008-2009 2009-2010
Jumlah 99 % 97 % 100 %
Prestasi Kejuaraan Siswa :
Tingkat Kejuaraan Akademik Non Akademik
Kota 17 31
Karesidenan (gabungan beberapa
kota/ kabupaten)
3 7
Provinsi 3 4
Nasional 5 1
Internasional / Dunia - -
Jumlah 28 43
Jumlah Keseluruhan 71
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 33
“RESPON TERHADAP SITUASI A” Tanggal Asesmen :
Kode Soal :
Nama Calon :
Kode Calon :
Petunjuk
Saudara diminta untuk :
1. Menelaah skenario situasi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan
menentukan satu situasi bermasalah yang harus segera diatasi.
2. Menjabarkan tindakan yang akan diambil untuk dapat segera mengatasi masalah
yang telah diidentifikasi.
Skenario Situasi
Minggu depan UN akan dilaksanakan sementara dana bantuan dari pemerintah
belum diterima. Minggu ini sekolah sudah harus membiayai persiapan hingga
keperluan pelaksanaan. Kebutuhan pelaksanaan UN mencapai 4-5 kali lipat dari
dana bantuan yang dikucurkan pemerintah. Sebagian besar orang tua siswa adalah
buruh tani dan buruh pabrik. Hal ini menyulitkan komite sekolah dalam menggalang
dana. Sementara sekolah mempunyai beban psikologis karena tingginya target
kelulusan yang ditetapkan Dinas Pendidikan. Keterlambatan pencairan dana UN
menjadi beban sekolah. Tingginya biaya UN mengakibatkan masyarakat menolak
dilaksanakannya UN.
Respon
Berdasarkan skenario situasi di atas, masalah yang harus segera diatasi adalah:
Masyarakat menolak UN
Tindakan yang dapat dengan segera mengatasi masalah tersebut adalah:
Saya harus meyakinkan masyarakat bahwa UN memang perlu sehingga sebaiknya
mereka membantu sekolah untuk memberi talangan biaya pelaksanaannya.
Tindakan tersebut diambil dengan pertimbangan/alasan:
UN memang diperlukan sebagai persyaratan untuk dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya dan sudah seharusnya masyarakat turut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 34
“RESPON TERHADAP SITUASI B” Tanggal Asesmen :
Kode Soal :
Nama Calon :
Kode Calon :
Petunjuk
Saudara diminta untuk
1. Menelaah skenario situasi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan
menentukan satu situasi bermasalah yang harus segera diatasi.
2. Memberi nilai pada contoh respon berdasarkan kategori ”sangat memuaskan”,
”memuaskan”, atau ”kurang memuaskan”,
3. Menjabarkan tindakan yang seharusnya diambil untuk dapat segera mengatasi
masalah yang telah diidentifikasi.
Skenario
Situasi
Pada hari Senin setelah upacara, di sekolah pada kelas tertentu, seluruh siswa di
kelas tersebut melakukan mogok belajar. Hal ini dikarenakan guru yang mengajar
pada jam tersebut tidak memiliki dedikasi tinggi: sering datang terlambat dan
sering tidak hadir di kelas. Guru bersikap pilih kasih atau tidak adil dalam
memperlakukan siswa antar satu kelas dengan kelas yang lain. Guru selalu
memberi nilai rendah, yaitu tidak pernah lebih dari enam dan tidak pernah
mengembalikan hasil pekerjaan ulangan kepada siswa kelas tersebut. Dia sangat
ditakuti oleh guru lain karena suaminya adalah pejabat pemerintah daerah. Guru
tersebut sering konflik dengan sesama guru yang lain di hadapan siswa, sikap dan
perbuatannya sangat kasar. Menurut pendapat siswa, guru seperti ini sebaiknya
dikeluarkan dari sekolah.
Respon
Sebagai kepala sekolah saya akan memanggil polisi untuk mengatasi siswa
mogok. Saya lebih memihak guru, jika tidak maka siswa akan berlaku semena-
mena.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 35
Identifikasi Masalah
Berdasarkan skenario situasi di atas, masalah yang harus segera diatasi adalah:
Siswa mogok belajar
Penilaian terhadap Skenario Respon
Berdasarkan informasi pada skenario situasi di atas, dapat disimpulkan bahwa “kategori
yang tepat” untuk contoh respon adalah:
Sangat Memuaskan / Memuaskan / Kurang Memuaskan
(pilih salah satu)
Karena:
Memanggil polisi bukan penyelesaian yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi, yaitu mogok belajarnya para peserta didik dari kelas tertentu.
Keputusan ini bisa berakibat buruk jika kepala sekolah tidak berdialog dengan para
peserta didik tersebut terlebih dahulu, apalagi jika tidak ada koordinasi dengan orang
tua maupun masyarakat sekitar.
Rencana Tindak
Menurut pendapat saya, tindakan terbaik untuk dapat dengan segera mengatasi
situasi bermasalah tersebut adalah:
Saya akan mengajak para peserta didik untuk berdialog mengenai alasan mogok
belajarnya mereka. Saya akan mengajak guru yang dikeluhkan untuk duduk
bersama dan mengurai berbagai permasalahan yang melatarbelakangi tindakan peserta
didik, terutama membedakan antara fakta dengan asumsi sehingga pemecahan
masalah dapat dengan jelas direncanakan. Setelah ada kesepakatan bersama, saya
akan mengajak guru tersebut untuk merefleksi perilakunya selama ini ditinjau dari
tupoksi maupun berbagai kompetensi yang seharusnya ditunjukkannya sebagai
seorang guru. Setelah refleksi, saya akan mendampinginya untuk menyusun
program kerja pribadi dalam rangka memperbaiki sikap kerjanya.
dengan pertimbangan sebagai berikut :
Adanya demo menunjukkan adanya situasi yang tidak kondusif dalam pembelajaran
di kelas. Sebagai kepala sekolah saya wajib mencari tahu sumber ketidaknyamanan
tersebut dan mencari solusi terbaik bagi semua pihak yang terlibat. Hal ini tentunya
didasarkan kenyataan bahwa peserta didik berhak untuk dapat belajar dalam situasi
yang kondusif dan wajib menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah,
sementara guru wajib melaksanakan tupoksi dan memiliki kompetensi sebagai guru
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 36
seperti yang dituntut oleh UU dan permendiknas yang terkait.
“KREATIVITAS” Tanggal Asesmen :
Kode Soal :
Nama Calon :
Kode Calon :
Petunjuk
Saudara diminta untuk :
1. Menelaah skenario situasi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan
mengidentifikasi satu masalah utama yang tersirat di dalamnya.
2. Menjabarkan 3 (tiga) alternatif solusi yang berupa rencana tindak untuk
mengatasi masalah utama tersebut.
3. Memilih 1 (satu) dari 3 (tiga) alternatif solusi sebagai rencana tindak yang akan
Anda laksanakan untuk mengatasi masalah tersebut
Skenario Kasus
Kondisi sarana dan prasarana laboratorium di SMA X sangat memprihatinkan.
Pembelajaran biologi, fisika, dan kimia dilaksanakan di ruang keterampilan dengan
peralatan terbatas. Peralatan banyak yang rusak karena lokasi sekolah terletak di
pinggir pantai sementara tiga tahun terakhir ini suhu dan kelembaban udara cukup
tinggi. Sebagian besar orang tua bekerja sebagai nelayan dan tidak mempedulikan
tingkat kelulusan yang menurun. Kondisi tersebut luput dari perhatian pemerintah
sehingga hal ini memaksa kepala sekolah berpikir keras menyelesaikannya.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan skenario kasus di atas, maka, masalah yang harus diatasi adalah:
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 37
Kondisi sarana dan prasarana laboratorium sangat memprihatinkan sementara upaya
pemerolehan dana dari orang tua maupun pemerintah sulit dilakukan.
Rencana Tindak – Alternatif 1
Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah:
Saya akan mengusahakan penggalangan dana dengan melakukan langkah-langkah
berikut ini:
1. Refleksi kondisi sekolah jika dibandingkan dengan standar laboratorium
2. Menyusun program kerja dan anggaran dalam rangka perbaikan sarana prasarana
praktek peserta didik
3. Sosialisasi program kerja dan anggaran pada para stake holder, yaitu: pemerintah
daerah (proposal pendanaan), komite sekolah (penggalangan dana), masyarakat
setempat (gotong royong), dan perusahaan yang berada di sekitar sekolah
(memanfaatkan dana sosial perusahaan)
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 38
Rencana Tindak – Alternatif 2
Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah:
Saya akan mengupayalan kerjasama dengan pihak lain dengan melakukan langkah-
langkah berikut ini:
1. Refleksi kondisi sekolah jika dibandingkan dengan standar laboratorium
2. Analisa kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar untuk dapat mengetahui
kemungkinan kerjasama dalam pemanfaatan sarana dan prasarasana milik
masyarakat umum, perusahaan, dan sekitar dalam pelaksanaan praktikum
3. Pendekatan terhdadap pihak-pihak yang telah diidentifikasi memiliki sarana-
prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk wahana praktek peserta didik; misalnya:
pemanfaatan sarana pabrik, perlengkapan puskemas, sawah-ladang masyarakat,
komputer di perusahaan tertentu, dan lain sebagainya
4. Menjalin kerjasama yang menguntungkan bagi berbagai pihak yang terkait
Rencana Tindak – Alternatif 3
Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah:
Saya akan berusakan untuk melakukan optimalisasi alat yang ada dengan
melakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Mendata seluruh benda yang terdapat di sekolah,
2. Mengupayakan alat-alat praktikum dengan cara:
a. Memperbaiki peralatan yang rusak ringan
b. Memanfaatkan benda-benda yang memiliki kemiripan fungsi
c. Memanfaatkan benda-benda yang dimiliki oleh para peserta didik di rumahnya
masing-masing yang memiliki kemiripan fungsi dengan peralatan praktikum
yang sudah tidak dapat digunakan
3. Mengupayakan ruang praktikum yang layak dengan cara:
a. Menata kembali ruang keterampilan agar dapat digunakan secara optimal
b. Menata kembali pengaturan ruang yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai
tempat praktek peserta didik, misalnya sebagian lahan kantin, sebagian ruang
tamu, sebagian selasar, dan sebagaonya.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 39
Pilihan Rencana Terbaik
Menurut saya, altternatif rencana tindak yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut
adalah: (coret yang tidak dipilih)
 Rencana Tindak – Alternatif 1
 Rencana Tindak – Alternatif 2
 Rencana Tindak – Alternatif 3
dengan pertimbangan sebagai berikut :
Praktikum tetap harus berlangsung dan tidak dapat menunggu terkumpulnya dana
atau terjalinnya kerjasama dengan pihak lain. Cara tercepat adalah dengan
optimalisasi benda-benda yang ada di sekolah maupun di lingkungan terdekat
(rumah peserta didik). Pilihan ini juga meningkatkan kreativitas serta kesadaran
dari warga sekolah untuk tidak terpaku pada satu bentuk fasilitas tertentu saja.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 40
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERBASIS BUKTI”
Tanggal Asesmen :
Kode Soal :
Nama Calon :
Kode Calon :
Petunjuk
Saudara diminta untuk :
1. Menelaah skenario kondisi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan
mengidentifikasi satu masalah utama yang tersirat di dalamnya.
2. Mengidentifikasi informasi-informasi tambahan yang belum ada pada dokumen
dalam skenario namun sebenarnya diperlukan untuk mengambil keputusan.
3. Menjabarkan rencana tindak yang akan diambil untuk mengatasi masalah yang
telah diidentifikasi.
Skenario Kondisi :
Sebuah sekolah terletak ± 500 m dari jalan utama provinsi. Sekolah tersebut cukup
strategis sebagai tempat pendidikan ataupun tempat pengembangan bisnis.
Sekolah telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Rasio antara tenaga
pengajar dengan siswa yaitu 1:6, kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan
(PTK) sebagian besar adalah sarjana (S1) dengan kisaran umur terbanyak pada
40-50 tahun (usia produktif dan memiliki pengalaman cukup). Dengan demikian,
PTK sekolah sangat berpotensi untuk diberdayakan secara optimal sesuai dengan
bidangnya. Pada usia sekolah yang telah mencapai 25 tahun, berbagai prestasi
akademik dan non akademik telah banyak diraih. Nama sekolah telah dikenal
secara luas di masyarakat dan dunia kerja sebagai sekolah yang tamatannya “laku
pasar”. Selain itu, dikenal pula bahwa sebagian besar tamatannya telah mencapai
kehidupan yang cukup layak di masyarakat.
Saat ini SMK tersebut berkemas menyongsong program pengembangan sekolah,
yaitu sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) agar dapat mewujudkan visi
sebagai sekolah yang menghasilkan tamatan profesional dan mampu
memanfaatkan peluang kerja di era Globalisasi. Untuk mewujudkan cita-cita
tersebut sekolah perlu menyusun School Bussinnes Plan (SBP) yang berorientasi
pada hasil (outcome) dan dampak (impact), dengan fokus pengembangan kepada
Penajaman Manajemen Sekolah Berbasis Bisnis, Peningkatan Mutu
Pembelajaran, Penguatan Hubungan Kerjasama Sekolah dan Industri, serta
Peningkatan Fokus Kewirausahan.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 41
Sangat disadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidaklah mudah.
Sekolah harus menyiapkan sejumlah sumber daya dan dana untuk melaksanakan
program-programnya. Berdasarkan data keuangan, terdapat defisit yang cukup
besar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghimpun dana, namun tidak
kunjung datang. Dana sharing yang seharusnya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah tidak kunjung cair. Seluruh warga sekolah mulai „was-was‟,
bisakah impian sekolah dapat terwujud?
Wawancara
Kepala sekolah menjelaskan bahwa :
1. Sekolah memiliki nilai akreditasi A
2. Animo masuk ke sekolah tersebut cukup tinggi
Rata-rata siswa datang dari keluarga ekonomi lemah
3. Kualitas tamatan diakui dunia kerja
4. Masih ada guru dan karyawan yang belum terlibat secara optimal dalam kegiatan sekolah
dalam upaya pemenuhan standar SBI
5. Jalinan dengan industri kuat
Tabel
Nama : SMK Negeri 1
Program Keahlian :
Bidang Keahlian Program Keahlian
Pertanian Teknologi Hasil Pertanian
Budidaya Tanaman Perkebunan
Kimia Analis
Potensi Sekolah
Luas Lahan : 267.235 m2
Bangunan : 47.002 m2
Lahan Kosong : 220.233 m2
Kapasitas Listrik : 53.000 watt
Sumber Air Bersih : PDAM
Jumlah Siswa 2010 :
Tingkat Teknologi
Hsl. Pert.
Budidaya
Tanaman
Analis Kimia Jumlah
I 110 152 109 371
II 112 106 74 292
III 124 110 - 234
IV 106 100 - 206
Jumlah
Jumlah Keseluruhan 1103
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 42
Jumlah Guru / Karyawan 2010 :
Status Produktif Normatif
Adaptif
Karyawan
PNS 29 28 27
GTT/Kontrak 6 15 -
PTT/Kontrak - - 15
Jumlah 35 43 42
Jumlah keseluruhan 120
Jumlah Institusi Pasangan
Skala Nasional Multinasional Luar Negeri
Jumlah 100 - 12
Jumlah keseluruhan 112
Keterserapan lulusan :
Tahun 2007 – 2008 2008-2009 2009-2010
Jumlah 99 % 97 % 100 %
Prestasi Kejuaraan Siswa :
Tingkat Kejuaraan Akademik Non Akademik
Kota 17 31
Karesidenan (gabungan beberapa
kota/ kabupaten)
3 7
Provinsi 3 4
Nasional 5 1
Internasional / Dunia - -
Jumlah 28 43
Jumlah Keseluruhan 71
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 43
Identifikasi Masalah yang ditemukan
Berdasarkan skenario kondisi di atas, maka, kondisi bermasalah yang harus diatasi
adalah:
Keterbatasan dana pengembangan sekolah menuju untuk menjadi sekolah berstandar
internasional
Informasi Tambahan
Untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah tersebut, saya memerlukan
beberapa dokumen yang memuat informasi-informasi berikut ini:
1. Dokumen RKS karena dapat memperoleh gambaran mengenai rencana kerja sekolah
secara keseluruhan
2. Dokumen RKAS karena dapat memperoleh gambaran mengenai rencana anggaran
lengkap dengan sumber dananya
3. Dokumen Manajemen Sekolah untuk dapat menyusun rencana yang berbasis bisnis
4. Dokumen KTSP untuk dapat menyusun rencana peningkatan mutu pembelajaran
yang aplikatif walaupun dengan dana yang terbatas
5. Dokumen tentang Hubungan Kerjasama Sekolah dan Industri untuk dapat
memperoleh gambaran mengenai bentuk hubungan maupun kekuatan jalinan
kerjasama sekolah dengan pihak industri
Rencana Tindak
Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah::
1. Mempelajari seluruh dokumen tambahan untuk mengetahui gambaran secara detail
mengenai kondisi sekolah dan langkah-langkah yang sudah direncanakan untuk
mencapai visi dan misinya
2. Menyusun rencana kerja yang lebih realistis dan aplikatif dalam menyelesaikan
masalah keuangan maupun kesiapan warga sekolah dalam upaya pencapaian kategori
sekolah berstandar internasional, misalnya dengan : mengembangkan unit usaha,
meningkatkan kerjasama yang menguntungkan dengan pihak dunia usaha, serta
meningkatkan program peningkatan mutu pembelajaran
3. Sosialisasi rencana kerja dan cita-cita sekolah kepada para stake holder untuk
membantu penggalangan dana.
4. Pemanfaatan dana pada hal-hal penting yang perlu dilakukan terlebih dahulu secara
efektif dan efisien.
LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 44
Tindakan tersebut diambil dengan pertimbangan/alasan:
Pendanaan yang diperlukan dalam memenuhi biaya pencapaian standar
internasional tidak dapat dipenuhi oleh pihak sekolah tanpa bekerja sama dengan
para stake holder. Sementara mereka pun tidak akan tergerak jika tidak memahami
arah dan tujuan sekolah dalam penggalangan dana.

More Related Content

What's hot

Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungTinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungMutiara Bunda Ulil Albab
 
Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...
Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...
Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...Asep Jaenudin
 
Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )
Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )
Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )Abi Wimardana
 
Skripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipaiSkripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipaidarma wati
 
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerjaCover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerjaEka_Ps
 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...Uofa_Unsada
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis omcik
 
Panduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guruPanduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guruHadi Wuryanto
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika TekniklombkTBK
 
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...Reza Yudhalaksana
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentArie Purwanto
 
Air Conditioning on Boeing 737-300
Air Conditioning on Boeing 737-300Air Conditioning on Boeing 737-300
Air Conditioning on Boeing 737-300Mukhamad Mardiansyah
 
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tesBimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tesSPADAIndonesia
 
Pedoman penataan pegawai
Pedoman penataan pegawaiPedoman penataan pegawai
Pedoman penataan pegawaiharis5782
 
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGMateri 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGSPADAIndonesia
 
Proses Industri Kimia
Proses Industri KimiaProses Industri Kimia
Proses Industri KimialombkTBK
 

What's hot (20)

Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungTinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
 
Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...
Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...
Analisis Dampak Penerapan Sistem Kerja Lembur (overtime) Terhadap karyawan Ol...
 
Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )
Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )
Analisa lokasi pendidikan ( studi kasus sma komplek surabaya )
 
Skripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipaiSkripsi rizal alipai
Skripsi rizal alipai
 
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerjaCover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
Cover Insentif dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis
 
Tesis pengaruh budaya
Tesis pengaruh budayaTesis pengaruh budaya
Tesis pengaruh budaya
 
Skripsi Astario Adi
Skripsi Astario Adi Skripsi Astario Adi
Skripsi Astario Adi
 
Panduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guruPanduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guru
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-Government
 
Air Conditioning on Boeing 737-300
Air Conditioning on Boeing 737-300Air Conditioning on Boeing 737-300
Air Conditioning on Boeing 737-300
 
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tesBimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
 
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi sdm
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi sdmMakalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi sdm
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi sdm
 
Pedoman penataan pegawai
Pedoman penataan pegawaiPedoman penataan pegawai
Pedoman penataan pegawai
 
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGMateri 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Mekanika teknik
Mekanika teknikMekanika teknik
Mekanika teknik
 
Proses Industri Kimia
Proses Industri KimiaProses Industri Kimia
Proses Industri Kimia
 

Similar to 3 instrumen-ppk1

3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkur
3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkur3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkur
3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkurSri Natalia Tarigan
 
silabus bisa-5.ppt
silabus bisa-5.pptsilabus bisa-5.ppt
silabus bisa-5.pptyeniwainyapu
 
09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .ppt
09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .ppt09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .ppt
09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .pptkrfitriii
 
Juknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdf
Juknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdfJuknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdf
Juknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdfrizalhani
 
Instrumen pembinaan guru bk
Instrumen pembinaan guru bkInstrumen pembinaan guru bk
Instrumen pembinaan guru bkHendri Calben S
 
Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranPerencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranAmsori Saari
 
Buku pedoman penilaian smp matematika
Buku pedoman penilaian smp matematikaBuku pedoman penilaian smp matematika
Buku pedoman penilaian smp matematikaEdris Zahroini
 
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan titaros
 
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan PendidikanTutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikantitaros
 
Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16
Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16
Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16ata bik
 
Makalah tik fix
Makalah tik fixMakalah tik fix
Makalah tik fixHadad Muha
 
Model penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMAModel penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMAPristiadi Utomo
 
Analisis Perancangan Kerja
Analisis Perancangan KerjaAnalisis Perancangan Kerja
Analisis Perancangan KerjalombkTBK
 
3. paparan standar penilaian 2013 prof udin
3. paparan  standar penilaian 2013 prof udin3. paparan  standar penilaian 2013 prof udin
3. paparan standar penilaian 2013 prof udinSuaidin -Dompu
 
12. ellya-sestri
12. ellya-sestri12. ellya-sestri
12. ellya-sestriawalkun
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013FKIP UHO
 
Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013
Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013
Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013Ar Chonth
 

Similar to 3 instrumen-ppk1 (20)

3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkur
3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkur3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkur
3. pp analisis hasil belajar ws wakasekkur
 
SILABUS
SILABUSSILABUS
SILABUS
 
silabus bisa-5.ppt
silabus bisa-5.pptsilabus bisa-5.ppt
silabus bisa-5.ppt
 
09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .ppt
09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .ppt09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .ppt
09 pengembangan silabus departemen pendidikan nasional .ppt
 
Juknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdf
Juknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdfJuknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdf
Juknis Sulingjar Dikdasmen 2023.pdf
 
Instrumen pembinaan guru bk
Instrumen pembinaan guru bkInstrumen pembinaan guru bk
Instrumen pembinaan guru bk
 
Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranPerencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran
 
Buku pedoman penilaian smp matematika
Buku pedoman penilaian smp matematikaBuku pedoman penilaian smp matematika
Buku pedoman penilaian smp matematika
 
Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika
Prosedur Evaluasi Pembelajaran MatematikaProsedur Evaluasi Pembelajaran Matematika
Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika
 
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
 
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan PendidikanTutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
 
Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16
Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16
Buku 3 pedoman sosialisasi permenpan 16
 
Makalah tik fix
Makalah tik fixMakalah tik fix
Makalah tik fix
 
Model penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMAModel penilaian hasil belajar SMA
Model penilaian hasil belajar SMA
 
Analisis Perancangan Kerja
Analisis Perancangan KerjaAnalisis Perancangan Kerja
Analisis Perancangan Kerja
 
3. paparan standar penilaian 2013 prof udin
3. paparan  standar penilaian 2013 prof udin3. paparan  standar penilaian 2013 prof udin
3. paparan standar penilaian 2013 prof udin
 
12. ellya-sestri
12. ellya-sestri12. ellya-sestri
12. ellya-sestri
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013
 
3. Modul Kompeten (1).pdf
3. Modul Kompeten (1).pdf3. Modul Kompeten (1).pdf
3. Modul Kompeten (1).pdf
 
Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013
Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013
Model penilaian-hasil-belajar-sma kurikulum 2013
 

More from musdam farera

Silabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisiSilabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisimusdam farera
 
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 20151. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015musdam farera
 
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolahmusdam farera
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011musdam farera
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011musdam farera
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011musdam farera
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014musdam farera
 
6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaann6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaannmusdam farera
 

More from musdam farera (11)

Silabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisiSilabus b.indo smp versi revisi
Silabus b.indo smp versi revisi
 
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 20151. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
1. pedoman perlombaan guru smp berprestasi 2015
 
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
203948221 petunjuk-pengelolaan-aplikasi-entry-nilai-raport-dan-ujian-sekolah
 
Bhs. jawa (ptk)
Bhs. jawa (ptk)Bhs. jawa (ptk)
Bhs. jawa (ptk)
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014
 
6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaann6. standar-pengelolaann
6. standar-pengelolaann
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

3 instrumen-ppk1

  • 1.
  • 2. LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari Surakarta – Jawa Tengah 57142 Telp & Fax (0271) 716657 e-mail : lp2kssolo@gmail.com
  • 3. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK i KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah di antaranya menguraikan syarat- syarat dan tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Salah satu tahapan tersebut adalah bahwa guru harus mengikuti program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah yang meliputi rekrutmen, seleksi dan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. Pada tahap rekrutmen, setelah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota memproyeksikan kebutuhan kepala sekolah dua tahun mendatang kemudian Kepala Dinas Pendidikan mengumumkan kepada seluruh kepala sekolah agar menyampaikan dan mendorong guru yang berpotensi (SDM terbaik yang dimiliki) untuk mengikuti program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah. Selanjutnya, calon kepala sekolah diseleksi secara administratif dan akademik. Seleksi administratif dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah memenuhi persyaratan umum sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 2 ayat (2) Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010. Sedangkan seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi kepemimpinan calon (yang diukur melalui hasil penilaian potensi kepemimpinan dan kemampuan meyusun makalah kepemimpinan pendidikan) dan penguasaan awal terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam rangka implementasi Permendiknas tersebut di atas, mulai tahun 2012 akan dilaksanakan seleksi calon kepala sekolah sebanyak 26.000 orang yang dilanjutkan dengan pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan pelaksanaan rencana tersebut, diperlukan asesor penilaian potensi kepemimpinan calon kepala sekolah dalam jumlah yang memadai. Modul ini disusun sebagai bahan ajar untuk melaksanakan Diklat Calon Asesor Penilaian Potensi Kepemimpinan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi, memberikan kemudahan dan membalas kebaikan itu di dunia dan akherat. Surakarta, November 2011 Kepala LPPKS, Prof. Dr. Siswandari, M.Stats NIP. 19590201 198503 2 002
  • 4. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii BAB I INSTRUMEN PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN - KS/M.................... 1 1.1. Penjelasan Umum................................................................................ 1 1.2. Respon terhadap Situasi 1.a............................................................. 4 1.3. Respon terhadap Situasi 1.b............................................................. 5 1.4. Kreativitas dan Pemecahan Masalah.............................................. 6 1.5. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti....................................... 8 BAB II PENGEMBANGAN INSTRUMEN.................................................................. 11 2.1. Instrumen ............................................................................................. 11 2.2. Rambu-Rambu.................................................................................... 11 2.3. Rubrik Penilaian ................................................................................. 13 2.4. Skenario................................................................................................ 16 LAMPIRAN 1. TEMPLATE.......................................................................................... 19 LAMPIRAN 2. CONTOH .............................................................................................. 24
  • 5. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 1 BAB I INSTRUMEN PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN - KS/M 1.1. Penjelasan Umum Kepemimpinan yang sukses melibatkan kemampuan mengambil keputusan yang berorientasi tujuan sebagai basis utama (Marshal-Mies, et al. 2000). Pemimpin juga harus memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan untuk menata struktur organisasi dan mengelola perubahan sesuai dengan aspek situasional dengan berdasarkan pada tujuan (Larsson, 2010). Konsekuensinya, seorang pemimpin yang berkualitas dituntut untuk dapat secara bijak mengambil keputusan dalam penyelesaian masalah terkait bidang kependidikan. Makna bijak yang dimaksud dalam konsekuensi tersebut adalah keputusan diambil secara kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan keberagaman kepentingan berbagai pihak terkait sebagai upaya terjaminnya kualitas pembelajaran. Hal ini sehubungan dengan idealisme yang meyakini bahwa lingkungan internal tim yang positif dan pembinaan oleh pemimpin merupakan pencetus utama tercapainya tujuan secara bersama (Carson, 2002). Bijak dalam mengambil keputusan berlaku pada sisi peran sebagai pemimpin maupun sebagai pengelola agar dapat menjamin tercapainya tujuan pendidikan di sekolah (Robinson, Lloyd, & Rowe, 2008). Kedua peran yang menuntut kepala sekolah untuk senantiasa merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan merefleksi berbagai kegiatan yang berlangsung untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran bagi peserta didik (Williams, 2006; Williams, Brien, Sprague, & Sullivan, 2008). Oleh karena itu, sebaiknya seorang kepala sekolah memiliki:  Pengetahuan mengenai berbagai hal yang terkait dengan operasionalisasi lembaga pendidikan, baik yang bersifat umum maupun yang hanya berlaku untuk pembelajar berkebutuhan khusus,  Kemampuan menentukan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan dengan mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak yang terkait  Kemampuan dalam merencanakan dan memantau berbagai proses yang berlangsung di sekolah, termasuk di antaranya adalah menyusun berbagai alternatif tindak lanjut dan memutuskan langkah yang terbaik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Gambaran ketiga kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui asesmen terhadap kemampuan meta cognitive decision making seorang kepala sekolah. Kemampuan dalam metacognitive decision making (Goos, 1994) adalah proses pengambilan keputusan yang melibatkan pengetahuan individu tentang apa yang diketahui, pengetahuan untuk mengupayakan pemerolehan
  • 6. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 2 pengetahuan, penyusunan rencana yang kriteria keberhasilannya dapat dijelaskan, aksi atas keputusan, dan refleksi atas keseluruhan proses (Flavell, 1970; Flavell, 1979; Ridley, Schutz, Glanz, & Weinstein, 1992). Sehubungan dengan pentingnya kemampuan tersebut, gambaran yang jika diperoleh dari hasil asesmen dapat menjadi prediksi atas kemampuannya dalam memimpin secara bijak (Marshal-Mies, et al. 2000). Perolehan gambaran tersebut salah satunya adalah melalui serangkaian proses „Penilaian Potensi Kepemimpinan‟ ini. Proses yang diawali oleh calon kepala sekolah dengan menuliskan respon atas berbagai ilustrasi masalah nyata dalam dunia pendidikan yang perlu diselesaikan sampai dengan tahap klarifikasi secara lisan. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan calon mengenai berbagai hal dalam pengelolaan sekolah secara praktis dan sekaligus memperoleh gambaran mengenai kemampuannya dalam menentukan kriteria keberhasilan maupun menyusun rencana tindak penyelesaian masalah. Sehubungan dengan tujuan perolehan gambaran tersebut maka pendekatan yang dijadikan dasar dalam instrumen PPK ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian kuantitatif (Nasution, 1988). Beberapa ciri PPK yang sejalan dengan pendekatan kualitatif sebagai berikut: asesor adalah faktor penting karena juga berperan sebagai instrumen; sangat deskriptif; mementingkan proses maupun produk; mencari makna atas respon yang ditunjukkan oleh asesi, sehingga dapat memahami proses berpikirnya; triangulasi asesor (2-3 asesor untk 1 asesi) maupun teknik (tulisan dan lisan); menonjolkan rincian kontekstual; subjek berusaha memahami bagaimana asesi memandang dan menafsirkan masalah; dan verifikasi respon tertulis melalui wawancara lisan.
  • 7. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 3 PPK terdiri dari beberapa instrumen, yaitu: 1) Respon terhadap situasi a dan b; 2) Kreativitas dan pemecahan masalah, dan 3) Pengambilan keputusan berbasis bukti-bukti. Secara garis besar, proses PPK adalah sebagai berikut: 1) Asesor membuka sesi asesmen dengan menjelaskan secara singkat beberapa hal berikut ini: tujuan, rasionalisasi, cakupan, skenario kasus, respon tertulis, batas waktu, dan prosedur pelaksanaan. 2) Asesor menyerahkan “Instrumen” kepada asesi secara bertahap, atau satu demi satu sesuai dengan durasi waktu yang telah ditetapkan. 3) Asesor membimbing asesi untuk mencermati: a) Kode soal diisi sesuai dengan nomor kode yang tercantum dalam bunsel soal b) Nama calon diisi sesuai dengan daftar nama/ presensi c) Kode calon diisi sesuai dengan kode yang diberikan oleh panitia (biasanya serupa dengan nomor dalam daftar presensi) d) Petunjuk merupakan prolog bagi asesi. Jika ada pertanyaan, maka hal-hal berikut ini dapat dijelaskan: - Tahap identifikasi masalah: (1) skenario dibaca secara keseluruhan; (2) mencari ketidaksesuaian antara situasi dalam skenario dengan tuntutan yang telah ditetapkan dalam indikator SNP; (3) menentukan masalah yang harus diselesaikan, dengan mempertimbangkan karakter dari masing-masing instrumen; (4) menjelaskan latar belakang pemikiran yang mendasari penentuan masalah. - Tahap penyusunan rencana tindak: (1) membuat rencana tindak yang aplikatif dan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang sudah berhasil diidentifikasi, (2) menjelaskan latar belakang pemikiran yang mendasari rencana tersebut 4) Asesor menjelaskan batas waktu penyelesaian untuk masing-masing instrumen. 5) Selama proses penulisan respon, asesor memastikan bahwa asesi mengerjakan secara mandiri dan tidak menggunakan alat bantu selain yang disediakan oleh panitia. 6) Setelah durasi penyelesaian tugas berakhir, asesor meminta instrumen walaupun asesi belum menyelesaikannya. Jika ternyata asesi berhasil menyelesaikan sebelum waktunya, maka asesor dapat menawarkan pada asesi untuk mencermati kembali atau mengumpulkannya. 7) Sementara asesi mengerjakan instrumen yang selanjutnya, asesor dapat memulai proses penilaian. Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor berdasarkan pada ketepatan tindakan yang direncanakan oleh asesi dengan mempertimbangkan karakter dari masing-masing instrumen.
  • 8. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 4 8) Hasil penilaian sementara disampaikan oleh asesor pada asesi dalam bentuk umpan balik secara lisan. Tahap ini dikatakan umpan balik karena pada saat yang bersamaan asesi diberi kesempatan untuk membuat klarifikasi secara lisan atas apa yang telah dituliskannya. Kesempatan ini terjadi ketika asesor „meminta‟ asesi untuk melakukan refleksi atas apa yang sudah dituliskannya dalam instrumen. Pada tahap ini asesor juga melakukan verifikasi atas interpretasinya terhadap respon asesi secara tertulis. 1.2. Respon terhadap Situasi 1.a. 1.2.1. Tujuan “Respon Situasional 1.a.” adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan asesi dalam menganalisis, menelaah, dan mengatasi situasi bermasalah yang mendesak untuk segera ditangani. 1.2.2. Rasionalisasi Gambaran yang diperoleh dari respon yang berbentuk: a) ketepatan identifikasi masalah dan penjabaran fakta-fakta dapat menunjukkan kedalaman pemahaman asesi mengenai Standar Nasional Pendidikan; b) detail penjabaran rencana tindak yang spesifik, taktis, dan aplikatif dapat menunjukkan kekuatan potensi kepemimpinan/ supervisi yang harus dimiliki untuk memimpin dan mengelola sekolah. 1.2.3. Karakteristik a) Situasi dalam Instrumen ini adalah masalah nyata yang pernah dihadapi oleh kepala/pengawas sekolah, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat singkat, bersifat penting dan mendesak untuk segera diatasi. b) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah yang bersifat taktis, atau dapat secara tepat diaplikasikan dalam waktu singkat. c) Rencana tindak yang diharapkan dapat diusulkan oleh asesi adalah yang bersifat aplikatif dan spesifik menyelesaikan masalah secara tepat 1.2.4. Prosedur Pelaksanaan Asesor meminta asesi untuk merespon situasi bermasalah yang secara mendesak harus segera diselesaikan tersebut dalam bentuk menuliskan rencana tindak yang bersifat taktis untuk secara cepat
  • 9. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 5 menyelesaikan masalah yang mendesak. Alur penulisan rencana tindak tersebut adalah sebagai berikut: a) Asesi melakukan identifikasi situasi bermasalah yang sifatnya mendesak untuk segera diatasi lalu menuliskan kesimpulan lengkap dengan pertimbangannya b) Asesi membuat rencana tindak yang secara taktis dapat menyelesaikan masalah, lalu menuliskan rencana tersebut lengkap dengan pertimbangan yang melatarbelakangi tindakan tersebut. 1.3. Respon terhadap Situasi 1.b. 1.3.1. Tujuan “Instrumen Respon terhadap Situasi B” adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis, menelaah, dan mengatasi situasi bermasalah yang sifatnya mendesak untuk segera diatasi. 1.3.2. Rasionalisasi Gambaran yang diperoleh dari respon yang berbentuk: a) ketepatan identifikasi masalah dan penjabaran fakta-fakta dapat menunjukkan kedalaman pemahaman asesi mengenai Standar Nasional Pendidikan; b) kualitas tanggapan terhadap contoh tindakan menunjukkan sejauh mana calon dapat berpikir kritis; sementara c) detail penjabaran rencana tindak yang spesifik, taktis, dan aplikatif dapat menunjukkan kekuatan potensi kepemimpinan/ supervisi yang harus dimiliki untuk memimpin dan mengelola sekolah. 1.3.3. Karakteristik a) Situasi dalam Instrumen ini adalah masalah nyata yang pernah dihadapi oleh kepala/pengawas sekolah, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat singkat, bersifat penting dan mendesak untuk segera diatasi. b) Penilaian yang diberikan oleh asesi atas contoh respon diharapkan bersifat kritis dengan berdasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang SNP c) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah yang bersifat taktis dan lebih baik kualitasnya dari contoh respon, atau dapat secara tepat diaplikasikan dalam waktu singkat. d) Rencana tindak yang diharapkan dapat diusulkan oleh asesi adalah yang bersifat aplikatif dan spesifik menyelesaikan masalah secara tepat
  • 10. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 6 1.3.4. Prosedur Pelaksanaan Asesi diminta untuk merespon situasi bermasalah yang mendesak harus segera diatasi dalam bentuk menuliskan rencana tindak yang bersifat taktis untuk secara cepat menyelesaikan masalah yang mendesak. Alur penulisan rencana tindak tersebut adalah sebagai berikut: 1. Asesi melakukan identifikasi situasi bermasalah yang sifatnya mendesak untuk segera diatasi lalu menuliskan kesimpulan lengkap dengan pertimbangannya 2. Asesi menilai contoh respon kepala sekolah yang dicantumkan dalam skenario berdasarkan kategori „kurang memuaskan‟, „memuaskan‟, dan „sangat memuaskan‟. Hasil penilaian ditulis lengkap dengan pertimbangannya. 3. Asesi membuat rencana tindak yang secara taktis dapat menyelesaikan masalah, lalu menuliskan rencana tersebut lengkap dengan pertimbangan yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Khusus pada tahap ini, asesi diharapkan dapat mengajukan rencana tindak yang lebih baik dari respon kepala sekolah yang dicontohkan. Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor berdasarkan pada ketepatan tindakan yang direncanakan maupun penilaian yang dilakukan oleh asesi. Kualitas tersebut akan dikategorikan sebagai respon yang kurang memuaskan, memuaskan atau sangat memuaskan. Hasil penilaian disampaikan oleh asesor pada asesi dalam bentuk umpan balik secara lisan. 1.4. Kreativitas dan Pemecahan Masalah 1.4.1. Tujuan „Kreativitas dan Pemecahan Masalah‟ adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kreatifitas para calon kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah yang tidak terlalu mendesak tetapi penting untuk diselesaikan. 1.4.2. Rasionalisasi Gambaran yang diperoleh dari respon dalam bentuk : a) ketepatan dalam identifikasi masalah yang tidak terlalu mendesak tetapi penting untuk diselesaikan dan fakta-fakta pendukungnya dapat menunjukkan sejauh mana pemahaman calon mengenai Standar Nasional Pendidikan; b) keberagaman rencana tindak dapat menunjukkan sejauh mana calon dapat berpikir secara kreatif;
  • 11. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 7 c) ketepatan dan detail penjabaran latar belakang pemikiran pemilihan rencana tindak yang dianggap terbaik dapat menunjukkan kekuatan potensi kepemimpinan/supervisi yang harus dimiliki oleh seorang kepala/pengawas sekolah. 1.4.3. Karakteristik a) Kasus diangkat dari ketidaksesuaian kenyataan yang terjadi di suatu sekolah dengan satu atau lebih indikator SNP bersifat nyata (real), spesifik dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu namun tidak terlalu mendesak untuk segera diatasi. b) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah yang berdasarkan pada pemikiran kreatif. c) Alternatif rencana tindak yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah yang beragam fokus dan cara penyelesaiannya. d) Rencana tindak yang diharapkan dapat dipilih oleh asesi adalah yang bersifat aplikatif dan spesifik menyelesaikan masalah secara tepat.
  • 12. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 8 1.4.4. Prosedur Pelaksanaan Asesi diminta untuk merespon kasus tersebut dalam bentuk menuliskan rencana tindak yang bersifat spesifik dan kreatif untuk menyelesaikan masalah. Alur penulisan rencana tindak tersebut adalah sebagai berikut: Asesi melakukan identifikasi masalah yang penting untuk diselesaikan lalu menuliskan kesimpulan lengkap dengan pertimbangannya 1. Asesi membuat 3 rencana tindak yang berbeda-beda fokus dan cara penyelesaian masalahnya lalu menuliskan rencana tersebut lengkap dengan pertimbangan yang melatarbelakangi tindakan tersebut. 2. Khusus pada instrumen ini, asesi diminta memilih rencana tindak yang paling baik dalam hal ketepatan dan kemungkinan aplikasinya. Asesi juga harus menuliskan pertimbangan atas pilihan rencana tindaknya tersebut. Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor berdasarkan pada ketepatan dan kreativitas tindakan yang direncanakan. Kualitas tersebut akan dikategorikan sebagai respon yang kurang memuaskan, memuaskan atau sangat memuaskan. Hasil penilaian disampaikan oleh asesor pada asesi dalam bentuk umpan balik secara lisan. 1.5. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti 1.5.1. Tujuan “Instrumen Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti” adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan menganalisis dan menelaah berbagai dokumentasi kondisi sekolah yang bermasalah. 1.5.2. Rasionalisasi Gambaran yang diperoleh dari respon dalam bentuk : 1. ketepatan identifikasi masalah utama dan fakta-fakta pendukungnya adalah sejauh mana calon memahami Standar Nasional Pendidikan, semakin tepat dan spesifik maka bisa diasumsikan bahwa pemahaman asesi semakin tinggi. 2. ketepatan identifikasi data/informasi pendukung adalah sejauh mana calon dapat berpikir ilmiah, semakin tepat, lengkap, dan logis maka bisa diasumsikan bahwa asesi semakin dapat dipercaya dalam mengambil keputusan karena menggunakan metode ilmiah dalam berpikir.
  • 13. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 9 3. detail penjabaran rencana tindak dan penjelasan latar belakang pemikirannya adalah kekuatan potensi kepemimpinan/supervisi yang harus dimiliki oleh seorang kepala/pengawas sekolah, semakin kuat gambaran potensinya jika calon kepala/pengawas sekolah dapat merespon secara logis, spesifik, sistematis, dan aplikatif. 1.5.3. Karakteristik a) Masalah diangkat dari kondisi nyata suatu sekolah yang tidak memenuhi tuntutan dari beberapa indikator SNP, berlangsung dalam kurun waktu relatif panjang serta menuntut tingginya kompetensi kepemimpinan kepala dalam menggerakkan seluruh elemen sekolah untuk terlibat dalam proses panjang penyelesaian masalah. b) Pertimbangan yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah yang berdasarkan pada pemikiran yang sistematis dan berdasarkan pada pemahaman atas dokumen-dokumen sekolah. c) Informasi tambahan yang diminta oleh asesi diharapkan berupa dokumen-dokumen resmi yang biasa ada di sekolah, diperlukan untuk menyelesaikan masalah, dan memang tidak dicantumkan dalam skenario. d) Rencana tindak yang diharapkan dapat diajukan oleh asesi adalah yang bersifat detail, sistematis, dan aplikatif untuk menyelesaikan masalah secara tepat 1.5.4. Prosedur Pelaksanaan Asesi diminta untuk merespon kondisi bermasalah tersebut dalam bentuk menuliskan detail rencana tindak secara sistematis untuk menyelesaikan masalah. Alur penulisan rencana tindak tersebut adalah sebagai berikut: 1. Asesi mengidentifikasi kondisi yang tidak memenuhi tuntutan SNP dan penyelesaiannya memerlukan kerja sama seluruh elemen sekolah lengkap dengan pertimbangannya. 2. Asesi mengidentifikasi informasi-informasi penting yang diperlukan untuk membenahi kondisi bermasalah yang berhasil di-identifikasi 3. Asesi membuat rencana tindak yang aplikatif lalu menuliskan rencana tersebut detail dan sistematis dengan pertimbangan yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Kualitas respon asesi dinilai oleh asesor berdasarkan pada ketepatan dan sistematika tindakan yang direncanakan. Kualitas tersebut akan dikategorikan sebagai respon yang kurang memuaskan, memuaskan
  • 14. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 10 atau sangat memuaskan. Hasil penilaian disampaikan oleh asesor pada asesi dalam bentuk umpan balik secara lisan.
  • 15. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 11 BAB II PENGEMBANGAN INSTRUMEN 2.1. Instrumen Istilah „Instrumen‟ yang dimaksud dalam PPK adalah satu set eksemplar yang memuat skenario dan beberapa bagian respon. Secara keseluruhan ada 4 set eksemplar, yaitu „Instrumen 1a‟, „Instrumen 1b‟, „Instrumen 2‟, dan „Instrumen 3‟. Instrumen PPK dikembangkan dengan mengikuti alur sebagai berikut: 1) Pengembang instrumen mengumpulkan data melalui berbagai sumber 2) Data diolah untuk menjadi rambu-rambu dalam penulisan skenario 3) Rambu-rambu diolah untuk menjadi rubrik yang akan menjadi acuan bagi asesor dalam melakukan penilaian respon 4) Rambu-rambu dan Rubrik digunakan sebagai dasar dalam penulisan skenario 2.2. Rambu-Rambu 2.2.1. Maksud dan Tujuan Rambu-rambu yang dimaksud dalam instrumen PPK adalah tabel hasil olahan data lapangan yang digunakan pengembang instrumen sebagai patokan dalam penulisan skenario. Patokan tersebut ditujukan sebagai batasan yang jelas bagi pengembang agar dapat meminimalisir kemungkinan penulisan skenario hanya berdasarkan imajinasi pengembang. Imajinasi perlu dibatasi karena dapat mengakibatkan ilustrasi masalah terkesan tidak realistis. 2.2.2. Sumber dan Unsur Sumber data yang akan diolah menjadi rambu-rambu dapat berasal dari: a) dokumen resmi sekolah b) hasil wawancara dan atau pengamatan pengembang c) berita yang dicetak pada media massya yang terpercaya Data-data tersebut di atas diolah untuk menjadi tabel yang memuat 4 kolom unsur berikut ini: 1) masalah, yang merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang seharusnya
  • 16. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 12 2) data utama, yang merupakan data penting yang secara langsung diperlukan dalam pemecahan masalah 3) data pendukung, yang merupakan data penguat yang berfungsi sebagai pertimbangan dalam pemecahan masalah / pengambilan tindakan 4) data pengecoh, yang merupakan data tidak penting/ tidak relevan untuk pemecahan masalah dan 3 kolom unsur yang khusus berikut ini: 1) Instrumen 1b, terdapat kolom tambahan, yaitu „kualitas respon‟, merupakan kategori dari hasil penilaian terhadap contoh respon yang dilengkapi dengan pertimbangannya. 2) Instrumen 3, terdapat kolom tambahan, yaitu „data tersembunyi‟, merupakan jenis dan nama dokumen yang diperlukan untuk menyelesaikan kasus namun tidak disajikan dalam skenario 2.2.3. Prosedur Pengembangan 1) Data yang diperoleh dari lapangan dicermati untuk menemukan masalah yang berupa kesenjangan antara kenyataan dengan yang seharusnya (SNP) 2) Masalah-masalah yang berhasil ditemukan dipilah dengan berdasarkan pada rentang waktu kejadian dan atau penyelesaian masalah, yaitu: a) Rentang waktu kejadian yang singkat dan harus segera diselesaikan, untuk dicantumkan dalam kolom „masalah‟ pada rambu-rambu instrumen 1a dan 1b. b) Rentang waktu penyelesaian yang relatif panjang dan penting untuk diatasi, untuk dicantumkan dalam kolom „masalah‟ pada rambu-rambu instrumen 2. c) Rentang waktu penyelesaian yang panjang dan perlu diselesaikan, untuk dicantumkan dalam kolom „masalah‟ pada rambu-rambu instrumen 3.
  • 17. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 13 Perlu diperhatikan bahwa: a) hanya ada 1 (satu) masalah yang dicantumkan pada kolom ini untuk masing-masing rambu; b) jika ditemukan lebih dari satu masalah dalam masing-masing rentang maka rambu-rambu yang akan dibuat juga sejumlah masalah tersebut 3) Hasil pemilahan pada masing-masing rentang lalu diolah kembali dengan cara mencermati data lapangan untuk: a) menemukan data-data yang secara langsung menunjukkan keberadaan masalah tersebut, untuk dicantumkan dalam kolom „data utama‟ b) menemukan data yang dapat memberi petunjuk penyelesaian masalahnya, untuk dicantumkan dalam kolom „data pendukung‟ Perlu diperhatikan bahwa: a) sebaiknya terdapat lebih dari 1 data yang dicantumkan pada masing-masing kolom; b) kolom „data utama‟ hanya berisi berbagai hal yang berkaitan dengan masalah dan bersifat negatif; sementara c) kolom „data pendukung‟ hanya berisi berbagai hal yang kemungkinan penyelesaian dan bersifat positif 4) Khusus untuk: a) kolom „data pengecoh‟, data yang diisi dapat berupa berbagai hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan masalah maupun penyelesaiannya. b) kolom „kualitas respon‟, diisi dengan contoh respon dan pertimbangan yang nilainya kurang memuaskan, dan c) kolom „data tersembunyi‟, diisi dengan jenis dan nama dokumen yang diperlukan untuk menyelesaikan kasus namun tidak disajikan dalam skenario 2.3. Rubrik Penilaian 2.3.1. Maksud dan Tujuan Rubrik yang dimaksud dalam instrumen PPK adalah tabel hasil olahan rambu-rambu yang akan digunakan asesor sebagai acuan dalam melakukan penilaian respon. Acuan tersebut ditujukan sebagai indikator yang jelas bagi asesor agar keabsahan dan keajegan hasil penilaiannya dapat terjaga (Yin, 2003)
  • 18. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 14 Acuan ini penting karena pendekatan yang digunakan sebagai dasar dalam PPK adalah pendekatan kualitatif. 2.3.2. Sumber dan Unsur Sumber dari penyusunan rubrik adalah rambu-rambu. adalah Data-data tersebut di atas diolah untuk menjadi tabel yang memuat 4 kolom unsur umum berikut ini: 1) kategori, merupakan nilai yang diperoleh jika respon dari asesi memenuhi indikator-indikator pada kolom-kolom berikutnya 2) masalah, merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan yang seharusnya, 3) rencana tindak, merupakan kisi-kisi kemungkinan solusi 4) sistematika pikiran, merupakan indikator dari kualitas kemampuan berpikir asesi dan 3 kolom unsur yang khusus berikut ini: 3) Instrumen 1b, terdapat kolom tambahan, yaitu „kualitas respon‟, merupakan kategori dari hasil penilaian terhadap contoh respon yang dilengkapi dengan pertimbangannya. 4) Instrumen 2, terdapat kolom tambahan, yaitu „kualitas alternatif‟, merupakan nilai yang diperoleh jika respon asesi memenuhi indikator berikut „Ketiga rencana tindak yang diajukan sangat berbeda secara signifikan dan semuanya dapat memecahkan masalah dengan baik‟ 5) Instrumen 3, terdapat kolom tambahan, yaitu „informasi tambahan‟, merupakan kisi-kisi jenis dan nama dokumen yang diperlukan untuk menyelesaikan kasus namun tidak disajikan dalam skenario 2.3.3. Prosedur Pengembangan 1) Pengembang instrumen mengamati rambu yang dijadikan patokan untuk memahami masalah dan penyelesaian yang diharapkan secara menyeluruh 2) Mengisi kolom kategori dengan nilai „memuaskan‟ dengan asumsi bahwa asesi yang kualitas responnya melebihi rubrik secara otomatis akan memperoleh nilai „sangat memuaskan‟ dan sebaliknya dengan yang kurang berkualitas. Kualitas respon yang dikatakan melebihi rubrik adalah respon yang: a) berhasil menemukan masalah yang tidak tercantum dalam rubrik dan memang benar setelah ditelaah oleh asesor, dan atau
  • 19. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 15 b) berhasil menemukan solusi yang tidak tercantum dalam rubrik dan memang aplikatif untuk menyelesaikan masalah yang berhasil diidentifikasi oleh asesi 3) Mengisi kolom „masalah‟ dengan temuan yang telah tercantum dalam kolom „masalah‟ pada rambu yang dijadikan patokan 4) Mengisi kolom „rencana tindak‟ dengan solusi yang diperoleh berdasarkan pengembangan dari isi „data pendukung‟ pada rambu yang dijadikan patokan 5) Mengisi kolom „sistematika berpikir‟ sesuai dengan ketentuan berikut: a) Instrumen 1a: spesifik, taktis, aplikatif b) Instrumen 1b: spesifik, taktis, kritis, aplikatif c) Instrumen 2 : spesifik, kreatif, aplikatif d) Instrumen 3 : sistematis, detail, aplikatif 6) Khusus untuk: 6) Instrumen 1b, untuk kolom tambahan, yaitu „kualitas respon‟, diisi sama dengan kolom „kualitas respon‟ pada rambu-rambu yang dijadikan patokan. 7) Instrumen 2, untuk kolom tambahan, yaitu „kualitas alternatif‟, diisi dengan indikator berikut „Ketiga rencana tindak yang diajukan sangat berbeda secara signifikan dan semuanya dapat memecahkan masalah dengan baik‟ 8) Instrumen 3, untuk kolom tambahan, yaitu „informasi tambahan‟, diisi sama dengan kolom „data tersembunyi‟ pada rambu-rambu yang dijadikan patokan
  • 20. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 16 2.4. Skenario 2.4.1. Maksud dan Tujuan Skenario yang dimaksud dalam instrumen PPK adalah ilustrasi dari masalah yang secara nyata terjadi di sekolah karena tidak terpenuhinya satu atau lebih indikator SNP. Ilustrasi ini ditujukan sebagai stimulus untuk memperoleh respon yang menggambarkan potensi kepemimpinan dari asesi. Cakupan kasus yang dijadikan skenario mengacu pada 8 komponen dalam Standar Nasional Pendidikan, yaitu: 1) isi, 2) ketenagaan, 3) kompetensi lulusan, 4) pembiayaan, 5) pengelolaan, 6) penilaian, 7) proses, 8) sarana dan prasarana ; dengan mengangkat masalah yang lebih luas jika dibandingkan dengan hal-hal rutin yang seringkali ditemukan di sekolah, misalnya yang tercakup dalam kata-kata kunci berikut ini; kepemimpinan, hak siswa, hak orang tua, proses yang tepat, biaya, teknologi, keselamatan, pendidikan inklusif, dan lain-lain. 2.4.2. Syarat Penulisan 1) Skenario harus memuat seluruh data yang tercantum dalam rambu- rambu, baik secara tersurat maupun tersirat 2) Penulisan skenario harus mempertimbangkan karakteristik masing- masing instrumen, yang secara singkat dapat dibedakan sebagai berikut: a) Instrumen 1a, masalah berupa situasi yang mendesak harus segera diselesaikan b) Instrumen 1b, masalah berupa situasi yang mendesak harus segera diselesaikan, sementara contoh respon kepala sekolah berupa tindakan yang tidak tepat dalam menyelesaikan masalah secara cepat. c) Instrumen 2, masalah berupa kasus yang penting untuk diatasi namun tidak terlalu mendesak
  • 21. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 17 d) Instrumen 3, masalah berupa kondisi yang perlu diatasi bersama-sama warga sekolah 5) mempertimbangkan kemungkinan jawaban berdasarkan pada rubrik, yang secara singkat dapat dibedakan sebagai berikut: a) Instrumen 1, penyelesaian masalah memungkinkan untuk dilaksanakan secara cepat b) Instrumen 2, penyelesaian masalah memungkinkan adanya berbagai alternatif sehingga sebaiknya hindari penulisan masalah mengenai sarana prasarana yang memerlukan pendanaan besar c) Instrumen 3, sebaiknya hindari penulisan masalah yang dapat dengan mudah diselesaikan oleh kepala sekolah tanpa bantuan 6) menggunakan kalimat sederhana berbahasa Indonesia dalam alinea yang tersusun secara sistematis dengan mempertimbangkan karakter dari masing-masing instrumen, yang secara singkat dapat dibedakan sebagai berikut: a) Instrumen 1, penyajian data hanya berupa narasi b) Instrumen 2, penyajian data dapat berupa narasi atau gabungan antara narasi dengan tabel c) Instrumen 3, penyajian data berupa narasi, tabel, dan daftar cek (check list)
  • 22. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 18 DAFTAR REFERENSI Carson, Jay B., Paul E. Tesluk, and Jennifer A. Marrone. (2002). Shared Leadership in Teams: An Investigation of Antecedent Conditions and Performance. Academy of Management Journal. 50 (5):1217-1234 Flavell, J. H. (1979). Speculations about the nature and development of metacognition. In F. Weinet & R. Kluwe, eds, Metacognition and Motivation. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates. Goos, M. (1994). Metacognitive Decision Making and Social Interactions During Paired Problem Solving. Mathematics Education Research Journal, 6 (2), 144- 165. Larsson, Johan and Stig Vinberg. (2010). Leadership behaviour in successful organisations: Universal or situation-dependent? Total Quality Management. 21 (3):317–334 Marshall-Mies. et al. (2000). Development and Evaluation of Cognitive and Metacognitif Measures for Predicting Leadership Potential. Leadership Quarterly. 11 (1):135-153. Nasution, S. (1988). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Ridley, D.S., Schutz, P.A., Glanz, R.S. & Weinstein, C.E. (1992). Self-regulated learning: the interactive influence of metacognitive awareness and goal- setting. Journal of Experimental Education, 60 (4), 293-306. Robinson, V. M. J., Lloyd, C. A., & Rowe, K. J. (2008). The impact of leadership on student outcomes: An analysis of the differential effects of leadership types. Educational Administration Quarterly, 44, 635-674. Williams, R.B. (2006). Leadership for school reform: Do principal decision-making styles reflect a collaborative approach?. Canadian Journal of Educational Administration and Policy, 53, 1 – 22. Williams, R.B., Brien, K., Sprague, C., & Sullivan, G.S. (2008). Professional Learning Communities: Developing a School-Level Readiness Instrument. Canadian Journal of Educational Administration and Policy, 74, 1-17. Yin, R.K. (2001). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo.
  • 23. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 19 LAMPIRAN 1. TEMPLATE RAMBU-RAMBU UMUM PENULISAN SKENARIO 1.a. Respon terhadap Situasi A MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH Kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang seharusnya dan harus segera diambil tindakan Data penting yang secara langsung diperlukan dalam pemecahan masalah Data penguat yang berfungsi sebagai pertimbangan dalam pemecahan masalah / pengambilan tindakan Data tidak penting/ tidak relevan untuk pemecahan masalah 1.b. Respon terhadap Situasi B MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH KUALITAS RESPON Kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang seharusnya dan harus segera diambil tindakan Data penting yang secara langsung diperlukan dalam pemecahan masalah Data penguat yang berfungsi sebagai pertimbangan dalam pemecahan masalah / pengambilan tindakan Data tidak penting/ tidak relevan untuk pemecahan masalah Kurang Memuaskan : Jawaban yang tidak taktis dan atau aplikatif, atau tidak berhasil mengidentifikasikan masalah yang harus segera diselesaikan
  • 24. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 20 2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH Kesenjangan antara kondisi dengan apa yang seharusnya dan memungkinkan pilihan- pilihan tindakan Data penting yang secara langsung diperlukan dalam menentukan alternatif tindakan Data penguat yang berfungsi sebagai pertimbangan dalam pemilihan tindakan Data tidak penting/ tidak relevan untuk pemecahan masalah 3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH DATA TERSEMBUNYI Kesenjangan antara kondisi dengan apa yang seharusnya Data penting yang secara langsung diperlukan dalam pengambilan keputusan Data penguat yang berfungsi sebagai pertimbangan dalam penyusunan rencana tindak Data tidak penting/ tidak relevan untuk pemecahan masalah Data utama dan atau pendukung yang diperlukan tetapi sengaja disembunyikan
  • 25. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 21 RUBRIK UMUM PENILAIAN RESPON 1.a. Respon terhadap Situasi A Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Sistematika Pemikiran Memuaskan Kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang seharusnya dan harus diselesaikan segera  Isi sama dengan dengan MASALAH dalam RAMBU- RAMBU  Tindakan segera: isi dengan hal umum yang seharusnya dilakukan oleh kepala sekolah dalam waktu singkat Taktis, spesifik, dan aplikatif. 1.b. Respon terhadap Situasi B Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Kualitas Respon Sistematika Pemikiran Memuaskan Isi sama dengan dengan MASALAH dalam RAMBU- RAMBU Tindakan segera: isi dengan hal umum yang seharusnya dilakukan oleh kepala sekolah dalam waktu singkat Respon dalam skenario termasuk dalam kategori : Kurang Memuaskan karena:  Tidak merujuk pada item-item dalam SNP atau pada kompetensi kepemimpinan, dan atau  Sistematika pemikiran tidak taktisdan aplikatif Taktis, kritis, spesifik, dan aplikatif.
  • 26. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 22 2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Kualitas Alternatif Sistematika Pemikiran Memuaskan Kesenjangan antara kondisi dengan apa yang seharusnya dan memungkinkan pilihan-pilihan tindakan  Isi sama dengan dengan MASALAH dalam RAMBU- RAMBU  Pastikan untuk mengisi alternatif dengan rencana tindak yang umum namun berbeda secara significant  Alternatif 1  Alternatif 2  Alternatif 3 alternatif terbaik harus dapat menyelesaikan masalah dan sesuai sistematika berpikir Ketiga rencana tindak yang diajukan sangat berbeda secara signifikan dan semuanya dapat memecahkan masalah dengan baik Kreatif, spesifik, dan aplikatif.
  • 27. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 23 3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti Kategori Identifikasi Masalah Informasi Tambahan Rencana Tindak Sistematika Pemikiran Memuaskan Kesenjangan antara kondisi dengan apa yang seharusnya dan merupakan permasalahan yang memerlukan kerjasama di antara warga sekolah dan pihak-pihak lain yang terkait  Isi sama dengan dengan MASALAH dalam RAMBU-RAMBU  Isi sama dengan Data tersembunyi Isi dengan langkah- langkah sistematis yang meliputi: (1) Identifikasi permasalahan (2) Pembuatan program kerja (3) Sosialisasi program sekolah kepada stake holder (4) Koordinasi Sistematis, detail dan aplikatif.
  • 28. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 24 LAMPIRAN 2. CONTOH CONTOH RAMBU-RAMBU PENULISAN SKENARIO 1.a. Respon terhadap Situasi A MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH Dana Ujian Nasional (UN) terlambat cair  Jumlah siswa  Jumlah pengawas  Jumlah panitia  Kebutuhan ATK  Kebutuhan koordinasi  Jadwal UN  Kemampuan atau tingkat ekonomi orang tua  Komitmen komite sekolah  Biaya pelaksanaan  Target kelulusan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan  Masyarakat menolak UN 1.b. Respon terhadap Situasi B MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH KUALITAS RESPON Siswa mogok belajar  Kehadiran guru  Kesesuaian kompetensi dengan bahan ulangan  Guru tidak mengembalikan hasil ulangan  Nilai siswa  Data pribadi guru  Asumsi siswa tentang guru  Pengawas tidak pernah datang Kurang memuaskan : Kepala sekolah memanggil polisi
  • 29. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 25 2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH Kondisi sarana prasarana laboratorium tidak layak  Kondisi ruang laboratorium  Kondisi dan jumlah peralatan laboratorium  Kondisi ekonomi orang tua  Kondisi lingkungan masyarakat  Letak geografis  Kualitas hubungan dengan mitra kerja  Suhu dan kelembaban  Tingkat kelulusan 3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG DATA PENGECOH DATA TERSEMBUNYI Keterbatasan dana pengembangan menuju ke SBI  Sumber dana  Data keuangan sekolah  Komitmen PEMDA  Komitmen warga sekolah  Data siswa  Data guru  Data sarana prasarana  Visi sekolah  Sejarah perkembangan sekolah  Lokasi sekolah  RKS  RKAS  SBP
  • 30. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 26 CONTOH RUBRIK 1.a. Respon terhadap Situasi A Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Sistematika Pemikiran Memuaskan  Dana Ujian Nasional (UN) terlambat cair  menanggulangi masalah pendanaan UN Taktis, spesifik, dan aplikatif. 1.b. Respon terhadap Situasi B Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Kualitas Respon Sistematika Pemikiran Memuaskan Siswa mogok belajar Tindakan segera: siswa diajak berdialog Respon dalam skenario termasuk dalam kategori : Kurang Memuaskan karena:  Tidak merujuk pada kompetensi kepemimpinan, Taktis, kritis, spesifik, dan aplikatif.
  • 31. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 27 2. Kreativitas dan Pemecahan Masalah Kategori Identifikasi Masalah Rencana Tindak Kualitas Alternatif Sistematika Pemikiran Memuaskan Kondisi sarana prasarana laboratorium tidak layak  Penggalangan dana  Melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk meminjam sarana dan prasarana laboratorium  Optimalisasi alat yang ada Ketiga rencana tindak yang diajukan sangat berbeda secara signifikan dan semuanya dapat memecahkan masalah dengan baik Kreatif, spesifik, dan aplikatif. 3. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti Kategori Identifikasi Masalah Informasi Tambahan Rencana Tindak Sistematika Pemikiran Memuaskan Keterbatasan dana pengembangan menuju ke SBI  School Bussiness plan  RKS  RKAS Melaksanakan langkah-langkah berikut ini: (1) Sosialisasi program sekolah kepada stake holder (2) Koordinasi penggalangan dana (3) Penggunaan dana secara efektif dan efisien Sistematis, detail dan aplikatif.
  • 32. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 28 SKENARIO PPK – CONTOH 1.a. Situasi: Minggu depan UN akan dilaksanakan sementara dana bantuan dari pemerintah belum diterima. Minggu ini sekolah sudah harus membiayai persiapan hingga keperluan pelaksanaan. Kebutuhan pelaksanaan UN mencapai 4-5 kali lipat dari dana bantuan yang dikucurkan pemerintah. Sebagian besar orang tua siswa adalah buruh tani dan buruh pabrik. Hal ini menyulitkan komite sekolah dalam menggalang dana. Sementara sekolah mempunyai beban psikologis karena tingginya target kelulusan yang ditetapkan Dinas Pendidikan. Keterlambatan pencairan dana UN menjadi beban sekolah. Tingginya biaya UN mengakibatkan masyarakat menolak dilaksanakannya UN. 1.b. Situasi: Pada hari Senin setelah upacara, di sekolah pada kelas tertentu, seluruh siswa di kelas tersebut melakukan mogok belajar. Hal ini dikarenakan guru yang mengajar pada jam tersebut tidak memiliki dedikasi tinggi: sering datang terlambat dan sering tidak hadir di kelas. Guru bersikap pilih kasih atau tidak adil dalam memperlakukan siswa antar satu kelas dengan kelas yang lain. Guru selalu memberi nilai rendah, yaitu tidak pernah lebih dari enam dan tidak pernah mengembalikan hasil pekerjaan ulangan kepada siswa kelas tersebut. Dia sangat ditakuti oleh guru lain karena suaminya adalah pejabat pemerintah daerah. Guru tersebut sering konflik dengan sesama guru yang lain di hadapan siswa, sikap dan perbuatannya sangat kasar. Menurut pendapat siswa, guru seperti ini sebaiknya dikeluarkan dari sekolah. Contoh Respon: Sebagai kepala sekolah saya akan memanggil polisi untuk mengatasi siswa mogok. Saya lebih memihak guru, jika tidak maka siswa akan berlaku semena- mena.
  • 33. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 29 2. Kasus: Kondisi sarana dan prasarana laboratorium di SMA X sangat memprihatinkan. Pembelajaran biologi, fisika, dan kimia dilaksanakan di ruang keterampilan dengan peralatan terbatas. Peralatan banyak yang rusak karena lokasi sekolah terletak di pinggir pantai sementara tiga tahun terakhir ini suhu dan kelembaban udara cukup tinggi. Sebagian besar orang tua bekerja sebagai nelayan dan tidak mempedulikan tingkat kelulusan yang menurun. Kondisi tersebut luput dari perhatian pemerintah sehingga hal ini memaksa kepala sekolah berpikir keras menyelesaikannya. 3. Deskripsi Kondisi: Sebuah sekolah terletak ± 500 m dari jalan utama provinsi. Sekolah tersebut cukup strategis sebagai tempat pendidikan ataupun tempat pengembangan bisnis. Sekolah telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Rasio antara tenaga pengajar dengan siswa yaitu 1:6, kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) sebagian besar adalah sarjana (S1) dengan kisaran umur terbanyak pada 40-50 tahun (usia produktif dan memiliki pengalaman cukup). Dengan demikian, PTK sekolah sangat berpotensi untuk diberdayakan secara optimal sesuai dengan bidangnya. Pada usia sekolah yang telah mencapai 25 tahun, berbagai prestasi akademik dan non akademik telah banyak diraih. Nama sekolah telah dikenal secara luas di masyarakat dan dunia kerja sebagai sekolah yang tamatannya “laku pasar”. Selain itu, dikenal pula bahwa sebagian besar tamatannya telah mencapai kehidupan yang cukup layak di masyarakat. Saat ini SMK tersebut berkemas menyongsong program pengembangan sekolah, yaitu sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) agar dapat mewujudkan visi sebagai sekolah yang menghasilkan tamatan profesional dan mampu memanfaatkan peluang kerja di era Globalisasi. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut sekolah perlu menyusun School Bussinnes Plan (SBP) yang berorientasi pada hasil (outcome) dan dampak (impact), dengan fokus pengembangan kepada Penajaman Manajemen Sekolah Berbasis Bisnis, Peningkatan Mutu Pembelajaran, Penguatan Hubungan Kerjasama Sekolah dan Industri, serta Peningkatan Fokus Kewirausahan. Sangat disadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidaklah mudah. Sekolah harus menyiapkan sejumlah sumber daya dan dana untuk melaksanakan program-programnya. Berdasarkan data keuangan, terdapat defisit yang cukup besar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghimpun
  • 34. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 30 dana, namun tidak kunjung datang. Dana sharing yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tidak kunjung cair. Seluruh warga sekolah mulai „was-was‟, bisakah impian sekolah dapat terwujud? Wawancara Kepala sekolah menjelaskan bahwa : 1. Sekolah memiliki nilai akreditasi A 2. Animo masuk ke sekolah tersebut cukup tinggi 3. Rata-rata siswa datang dari keluarga ekonomi lemah 4. Kualitas tamatan diakui dunia kerja 5. Masih ada guru dan karyawan yang belum terlibat secara optimal dalam kegiatan sekolah dalam upaya pemenuhan standar SBI 6. Jalinan dengan industri kuat Tabel Nama : SMK Negeri 1 Program Keahlian : Bidang Keahlian Program Keahlian Pertanian Teknologi Hasil Pertanian Budidaya Tanaman Perkebunan Kimia Analis Potensi Sekolah Luas Lahan : 267.235 m2 Bangunan : 47.002 m2 Lahan Kosong : 220.233 m2 Kapasitas Listrik : 53.000 watt Sumber Air Bersih : PDAM
  • 35. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 31 Jumlah Siswa 2010 : Tingkat Teknologi Hsl. Pert. Budidaya Tanaman Analis Kimia Jumlah I 110 152 109 371 II 112 106 74 292 III 124 110 - 234 IV 106 100 - 206 Jumlah Jumlah Keseluruhan 1103 Jumlah Guru / Karyawan 2010 : Status Produktif Normatif Adaptif Karyawan PNS 29 28 27 GTT/Kontrak 6 15 - PTT/Kontrak - - 15 Jumlah 35 43 42 Jumlah keseluruhan 120 Jumlah Institusi Pasangan Skala Nasional Multinasional Luar Negeri Jumlah 100 - 12 Jumlah keseluruhan 112
  • 36. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 32 Keterserapan lulusan : Tahun 2007 – 2008 2008-2009 2009-2010 Jumlah 99 % 97 % 100 % Prestasi Kejuaraan Siswa : Tingkat Kejuaraan Akademik Non Akademik Kota 17 31 Karesidenan (gabungan beberapa kota/ kabupaten) 3 7 Provinsi 3 4 Nasional 5 1 Internasional / Dunia - - Jumlah 28 43 Jumlah Keseluruhan 71
  • 37. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 33 “RESPON TERHADAP SITUASI A” Tanggal Asesmen : Kode Soal : Nama Calon : Kode Calon : Petunjuk Saudara diminta untuk : 1. Menelaah skenario situasi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan menentukan satu situasi bermasalah yang harus segera diatasi. 2. Menjabarkan tindakan yang akan diambil untuk dapat segera mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Skenario Situasi Minggu depan UN akan dilaksanakan sementara dana bantuan dari pemerintah belum diterima. Minggu ini sekolah sudah harus membiayai persiapan hingga keperluan pelaksanaan. Kebutuhan pelaksanaan UN mencapai 4-5 kali lipat dari dana bantuan yang dikucurkan pemerintah. Sebagian besar orang tua siswa adalah buruh tani dan buruh pabrik. Hal ini menyulitkan komite sekolah dalam menggalang dana. Sementara sekolah mempunyai beban psikologis karena tingginya target kelulusan yang ditetapkan Dinas Pendidikan. Keterlambatan pencairan dana UN menjadi beban sekolah. Tingginya biaya UN mengakibatkan masyarakat menolak dilaksanakannya UN. Respon Berdasarkan skenario situasi di atas, masalah yang harus segera diatasi adalah: Masyarakat menolak UN Tindakan yang dapat dengan segera mengatasi masalah tersebut adalah: Saya harus meyakinkan masyarakat bahwa UN memang perlu sehingga sebaiknya mereka membantu sekolah untuk memberi talangan biaya pelaksanaannya. Tindakan tersebut diambil dengan pertimbangan/alasan: UN memang diperlukan sebagai persyaratan untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya dan sudah seharusnya masyarakat turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
  • 38. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 34 “RESPON TERHADAP SITUASI B” Tanggal Asesmen : Kode Soal : Nama Calon : Kode Calon : Petunjuk Saudara diminta untuk 1. Menelaah skenario situasi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan menentukan satu situasi bermasalah yang harus segera diatasi. 2. Memberi nilai pada contoh respon berdasarkan kategori ”sangat memuaskan”, ”memuaskan”, atau ”kurang memuaskan”, 3. Menjabarkan tindakan yang seharusnya diambil untuk dapat segera mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Skenario Situasi Pada hari Senin setelah upacara, di sekolah pada kelas tertentu, seluruh siswa di kelas tersebut melakukan mogok belajar. Hal ini dikarenakan guru yang mengajar pada jam tersebut tidak memiliki dedikasi tinggi: sering datang terlambat dan sering tidak hadir di kelas. Guru bersikap pilih kasih atau tidak adil dalam memperlakukan siswa antar satu kelas dengan kelas yang lain. Guru selalu memberi nilai rendah, yaitu tidak pernah lebih dari enam dan tidak pernah mengembalikan hasil pekerjaan ulangan kepada siswa kelas tersebut. Dia sangat ditakuti oleh guru lain karena suaminya adalah pejabat pemerintah daerah. Guru tersebut sering konflik dengan sesama guru yang lain di hadapan siswa, sikap dan perbuatannya sangat kasar. Menurut pendapat siswa, guru seperti ini sebaiknya dikeluarkan dari sekolah. Respon Sebagai kepala sekolah saya akan memanggil polisi untuk mengatasi siswa mogok. Saya lebih memihak guru, jika tidak maka siswa akan berlaku semena- mena.
  • 39. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 35 Identifikasi Masalah Berdasarkan skenario situasi di atas, masalah yang harus segera diatasi adalah: Siswa mogok belajar Penilaian terhadap Skenario Respon Berdasarkan informasi pada skenario situasi di atas, dapat disimpulkan bahwa “kategori yang tepat” untuk contoh respon adalah: Sangat Memuaskan / Memuaskan / Kurang Memuaskan (pilih salah satu) Karena: Memanggil polisi bukan penyelesaian yang terbaik untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, yaitu mogok belajarnya para peserta didik dari kelas tertentu. Keputusan ini bisa berakibat buruk jika kepala sekolah tidak berdialog dengan para peserta didik tersebut terlebih dahulu, apalagi jika tidak ada koordinasi dengan orang tua maupun masyarakat sekitar. Rencana Tindak Menurut pendapat saya, tindakan terbaik untuk dapat dengan segera mengatasi situasi bermasalah tersebut adalah: Saya akan mengajak para peserta didik untuk berdialog mengenai alasan mogok belajarnya mereka. Saya akan mengajak guru yang dikeluhkan untuk duduk bersama dan mengurai berbagai permasalahan yang melatarbelakangi tindakan peserta didik, terutama membedakan antara fakta dengan asumsi sehingga pemecahan masalah dapat dengan jelas direncanakan. Setelah ada kesepakatan bersama, saya akan mengajak guru tersebut untuk merefleksi perilakunya selama ini ditinjau dari tupoksi maupun berbagai kompetensi yang seharusnya ditunjukkannya sebagai seorang guru. Setelah refleksi, saya akan mendampinginya untuk menyusun program kerja pribadi dalam rangka memperbaiki sikap kerjanya. dengan pertimbangan sebagai berikut : Adanya demo menunjukkan adanya situasi yang tidak kondusif dalam pembelajaran di kelas. Sebagai kepala sekolah saya wajib mencari tahu sumber ketidaknyamanan tersebut dan mencari solusi terbaik bagi semua pihak yang terlibat. Hal ini tentunya didasarkan kenyataan bahwa peserta didik berhak untuk dapat belajar dalam situasi yang kondusif dan wajib menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah, sementara guru wajib melaksanakan tupoksi dan memiliki kompetensi sebagai guru
  • 40. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 36 seperti yang dituntut oleh UU dan permendiknas yang terkait. “KREATIVITAS” Tanggal Asesmen : Kode Soal : Nama Calon : Kode Calon : Petunjuk Saudara diminta untuk : 1. Menelaah skenario situasi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan mengidentifikasi satu masalah utama yang tersirat di dalamnya. 2. Menjabarkan 3 (tiga) alternatif solusi yang berupa rencana tindak untuk mengatasi masalah utama tersebut. 3. Memilih 1 (satu) dari 3 (tiga) alternatif solusi sebagai rencana tindak yang akan Anda laksanakan untuk mengatasi masalah tersebut Skenario Kasus Kondisi sarana dan prasarana laboratorium di SMA X sangat memprihatinkan. Pembelajaran biologi, fisika, dan kimia dilaksanakan di ruang keterampilan dengan peralatan terbatas. Peralatan banyak yang rusak karena lokasi sekolah terletak di pinggir pantai sementara tiga tahun terakhir ini suhu dan kelembaban udara cukup tinggi. Sebagian besar orang tua bekerja sebagai nelayan dan tidak mempedulikan tingkat kelulusan yang menurun. Kondisi tersebut luput dari perhatian pemerintah sehingga hal ini memaksa kepala sekolah berpikir keras menyelesaikannya. Identifikasi Masalah Berdasarkan skenario kasus di atas, maka, masalah yang harus diatasi adalah:
  • 41. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 37 Kondisi sarana dan prasarana laboratorium sangat memprihatinkan sementara upaya pemerolehan dana dari orang tua maupun pemerintah sulit dilakukan. Rencana Tindak – Alternatif 1 Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah: Saya akan mengusahakan penggalangan dana dengan melakukan langkah-langkah berikut ini: 1. Refleksi kondisi sekolah jika dibandingkan dengan standar laboratorium 2. Menyusun program kerja dan anggaran dalam rangka perbaikan sarana prasarana praktek peserta didik 3. Sosialisasi program kerja dan anggaran pada para stake holder, yaitu: pemerintah daerah (proposal pendanaan), komite sekolah (penggalangan dana), masyarakat setempat (gotong royong), dan perusahaan yang berada di sekitar sekolah (memanfaatkan dana sosial perusahaan)
  • 42. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 38 Rencana Tindak – Alternatif 2 Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah: Saya akan mengupayalan kerjasama dengan pihak lain dengan melakukan langkah- langkah berikut ini: 1. Refleksi kondisi sekolah jika dibandingkan dengan standar laboratorium 2. Analisa kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar untuk dapat mengetahui kemungkinan kerjasama dalam pemanfaatan sarana dan prasarasana milik masyarakat umum, perusahaan, dan sekitar dalam pelaksanaan praktikum 3. Pendekatan terhdadap pihak-pihak yang telah diidentifikasi memiliki sarana- prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk wahana praktek peserta didik; misalnya: pemanfaatan sarana pabrik, perlengkapan puskemas, sawah-ladang masyarakat, komputer di perusahaan tertentu, dan lain sebagainya 4. Menjalin kerjasama yang menguntungkan bagi berbagai pihak yang terkait Rencana Tindak – Alternatif 3 Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah: Saya akan berusakan untuk melakukan optimalisasi alat yang ada dengan melakukan langkah-langkah berikut ini: 1. Mendata seluruh benda yang terdapat di sekolah, 2. Mengupayakan alat-alat praktikum dengan cara: a. Memperbaiki peralatan yang rusak ringan b. Memanfaatkan benda-benda yang memiliki kemiripan fungsi c. Memanfaatkan benda-benda yang dimiliki oleh para peserta didik di rumahnya masing-masing yang memiliki kemiripan fungsi dengan peralatan praktikum yang sudah tidak dapat digunakan 3. Mengupayakan ruang praktikum yang layak dengan cara: a. Menata kembali ruang keterampilan agar dapat digunakan secara optimal b. Menata kembali pengaturan ruang yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai tempat praktek peserta didik, misalnya sebagian lahan kantin, sebagian ruang tamu, sebagian selasar, dan sebagaonya.
  • 43. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 39 Pilihan Rencana Terbaik Menurut saya, altternatif rencana tindak yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut adalah: (coret yang tidak dipilih)  Rencana Tindak – Alternatif 1  Rencana Tindak – Alternatif 2  Rencana Tindak – Alternatif 3 dengan pertimbangan sebagai berikut : Praktikum tetap harus berlangsung dan tidak dapat menunggu terkumpulnya dana atau terjalinnya kerjasama dengan pihak lain. Cara tercepat adalah dengan optimalisasi benda-benda yang ada di sekolah maupun di lingkungan terdekat (rumah peserta didik). Pilihan ini juga meningkatkan kreativitas serta kesadaran dari warga sekolah untuk tidak terpaku pada satu bentuk fasilitas tertentu saja.
  • 44. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 40 “PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS BUKTI” Tanggal Asesmen : Kode Soal : Nama Calon : Kode Calon : Petunjuk Saudara diminta untuk : 1. Menelaah skenario kondisi yang terdapat di dalam lembar instrumen ini dan mengidentifikasi satu masalah utama yang tersirat di dalamnya. 2. Mengidentifikasi informasi-informasi tambahan yang belum ada pada dokumen dalam skenario namun sebenarnya diperlukan untuk mengambil keputusan. 3. Menjabarkan rencana tindak yang akan diambil untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Skenario Kondisi : Sebuah sekolah terletak ± 500 m dari jalan utama provinsi. Sekolah tersebut cukup strategis sebagai tempat pendidikan ataupun tempat pengembangan bisnis. Sekolah telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Rasio antara tenaga pengajar dengan siswa yaitu 1:6, kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) sebagian besar adalah sarjana (S1) dengan kisaran umur terbanyak pada 40-50 tahun (usia produktif dan memiliki pengalaman cukup). Dengan demikian, PTK sekolah sangat berpotensi untuk diberdayakan secara optimal sesuai dengan bidangnya. Pada usia sekolah yang telah mencapai 25 tahun, berbagai prestasi akademik dan non akademik telah banyak diraih. Nama sekolah telah dikenal secara luas di masyarakat dan dunia kerja sebagai sekolah yang tamatannya “laku pasar”. Selain itu, dikenal pula bahwa sebagian besar tamatannya telah mencapai kehidupan yang cukup layak di masyarakat. Saat ini SMK tersebut berkemas menyongsong program pengembangan sekolah, yaitu sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) agar dapat mewujudkan visi sebagai sekolah yang menghasilkan tamatan profesional dan mampu memanfaatkan peluang kerja di era Globalisasi. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut sekolah perlu menyusun School Bussinnes Plan (SBP) yang berorientasi pada hasil (outcome) dan dampak (impact), dengan fokus pengembangan kepada Penajaman Manajemen Sekolah Berbasis Bisnis, Peningkatan Mutu Pembelajaran, Penguatan Hubungan Kerjasama Sekolah dan Industri, serta Peningkatan Fokus Kewirausahan.
  • 45. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 41 Sangat disadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidaklah mudah. Sekolah harus menyiapkan sejumlah sumber daya dan dana untuk melaksanakan program-programnya. Berdasarkan data keuangan, terdapat defisit yang cukup besar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghimpun dana, namun tidak kunjung datang. Dana sharing yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tidak kunjung cair. Seluruh warga sekolah mulai „was-was‟, bisakah impian sekolah dapat terwujud? Wawancara Kepala sekolah menjelaskan bahwa : 1. Sekolah memiliki nilai akreditasi A 2. Animo masuk ke sekolah tersebut cukup tinggi Rata-rata siswa datang dari keluarga ekonomi lemah 3. Kualitas tamatan diakui dunia kerja 4. Masih ada guru dan karyawan yang belum terlibat secara optimal dalam kegiatan sekolah dalam upaya pemenuhan standar SBI 5. Jalinan dengan industri kuat Tabel Nama : SMK Negeri 1 Program Keahlian : Bidang Keahlian Program Keahlian Pertanian Teknologi Hasil Pertanian Budidaya Tanaman Perkebunan Kimia Analis Potensi Sekolah Luas Lahan : 267.235 m2 Bangunan : 47.002 m2 Lahan Kosong : 220.233 m2 Kapasitas Listrik : 53.000 watt Sumber Air Bersih : PDAM Jumlah Siswa 2010 : Tingkat Teknologi Hsl. Pert. Budidaya Tanaman Analis Kimia Jumlah I 110 152 109 371 II 112 106 74 292 III 124 110 - 234 IV 106 100 - 206 Jumlah Jumlah Keseluruhan 1103
  • 46. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 42 Jumlah Guru / Karyawan 2010 : Status Produktif Normatif Adaptif Karyawan PNS 29 28 27 GTT/Kontrak 6 15 - PTT/Kontrak - - 15 Jumlah 35 43 42 Jumlah keseluruhan 120 Jumlah Institusi Pasangan Skala Nasional Multinasional Luar Negeri Jumlah 100 - 12 Jumlah keseluruhan 112 Keterserapan lulusan : Tahun 2007 – 2008 2008-2009 2009-2010 Jumlah 99 % 97 % 100 % Prestasi Kejuaraan Siswa : Tingkat Kejuaraan Akademik Non Akademik Kota 17 31 Karesidenan (gabungan beberapa kota/ kabupaten) 3 7 Provinsi 3 4 Nasional 5 1 Internasional / Dunia - - Jumlah 28 43 Jumlah Keseluruhan 71
  • 47. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 43 Identifikasi Masalah yang ditemukan Berdasarkan skenario kondisi di atas, maka, kondisi bermasalah yang harus diatasi adalah: Keterbatasan dana pengembangan sekolah menuju untuk menjadi sekolah berstandar internasional Informasi Tambahan Untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah tersebut, saya memerlukan beberapa dokumen yang memuat informasi-informasi berikut ini: 1. Dokumen RKS karena dapat memperoleh gambaran mengenai rencana kerja sekolah secara keseluruhan 2. Dokumen RKAS karena dapat memperoleh gambaran mengenai rencana anggaran lengkap dengan sumber dananya 3. Dokumen Manajemen Sekolah untuk dapat menyusun rencana yang berbasis bisnis 4. Dokumen KTSP untuk dapat menyusun rencana peningkatan mutu pembelajaran yang aplikatif walaupun dengan dana yang terbatas 5. Dokumen tentang Hubungan Kerjasama Sekolah dan Industri untuk dapat memperoleh gambaran mengenai bentuk hubungan maupun kekuatan jalinan kerjasama sekolah dengan pihak industri Rencana Tindak Rencana tindak untuk mengatasi masalah tersebut adalah:: 1. Mempelajari seluruh dokumen tambahan untuk mengetahui gambaran secara detail mengenai kondisi sekolah dan langkah-langkah yang sudah direncanakan untuk mencapai visi dan misinya 2. Menyusun rencana kerja yang lebih realistis dan aplikatif dalam menyelesaikan masalah keuangan maupun kesiapan warga sekolah dalam upaya pencapaian kategori sekolah berstandar internasional, misalnya dengan : mengembangkan unit usaha, meningkatkan kerjasama yang menguntungkan dengan pihak dunia usaha, serta meningkatkan program peningkatan mutu pembelajaran 3. Sosialisasi rencana kerja dan cita-cita sekolah kepada para stake holder untuk membantu penggalangan dana. 4. Pemanfaatan dana pada hal-hal penting yang perlu dilakukan terlebih dahulu secara efektif dan efisien.
  • 48. LPPKS Indonesia 2011 |Instrumen PPK 44 Tindakan tersebut diambil dengan pertimbangan/alasan: Pendanaan yang diperlukan dalam memenuhi biaya pencapaian standar internasional tidak dapat dipenuhi oleh pihak sekolah tanpa bekerja sama dengan para stake holder. Sementara mereka pun tidak akan tergerak jika tidak memahami arah dan tujuan sekolah dalam penggalangan dana.