SlideShare a Scribd company logo
Alat Bukti dan
Penafsiran
Konstitusi
Keterangan
ahli
Petunjuk alat bukti
lain
Keterangan
saksi
Surat
atau
tulisan
Keterangan
para pihak
Alat
Bukti
Alat Bukti
1. Surat atau tulisan
Berupa tulisan yang dimaksudkan sebagai bukti atas suatu
transaksi yang dilakukan, atau surat dan jenis tulisan yang
dapat dijadikan dalam proses pembuktian, seperti surat
menyurat, kuitansi, catatan-catatan, akta
2. Keterangan saksi
Adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang
mengetahui, melihat, merasakan, atau bahkan mengalami
sendiri suatu peristiwa yang terkait dengan perkara yang
diperiksa oleh majelis hakim
3. Keterangan ahli
 Adalah pendapat yang disampaikan seseorang
dibawah sumpah dalam pemeriksaan persidangan
mengenai suatu hal terkait dengan perkara yang
diperiksa sesuai dengan keahlian berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
 Keterangan ahli dapat disampaikan secara lisan
dan/atau tertulis.
4. Keterangan para pihak
Adalah keterangan yang diberikan oleh pihak-
pihak dalam suatu perkara, baik berkedudukan
sebagai pemohon, termohon maupun
berkedudukan sebagai pihak terkait.
5. Petunjuk
Hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi,
surat dan alat bukti
6. Informasi elektronik
Adalah informasi yang diperoleh dari atau disampaikan
melalui atau disimpan dalam perangkat elektronik.
Informasi ini dapat berupa surat atau bentuk tulisan
lain, data komunikasi, angka-angka, suara, gambar,
video atau jenis informasi dan data lain
Perangkat elektronik yang digunakan berupa laman
(website) atau media perekam lain dalam berbagai
bentuk (cakram padat, hard disk, flash disk, card dll)
Penafsiran Konstitusi
• Penafsiran konstitusi atau constitutional interpretation
merupakan penafsiran terhadap ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam konstitusi atau UUD
• Penafsiran konstitusi ini digunakan sebagai suatu metode
dalam penemuan hukum (rechtsvinding) berdasarkan
konstitusi atau UUD yang digunakan atau berkembang dalam
praktik peradilan MK
• Metode penafsiran diperlukan karena peraturan perundang-
undangan tidak seluruhnya dapat disusun dalam bentuk yang
jelas dan tidak membuka penafsiran lagi
Beberapa Metode Interpretasi
1. Interpretasi Gramatical
 Interpretasi ini memberi penekanan pada pentingnya
kedudukan bahasa dalam rangka memberikan makna
terhadap sesuatu objek
 Metode Interpretasi gramatikal (metode penafsiran objektif)
merupakan cara penafsiran atau penjelasan yang paling
sederhana untuk mengetahui makna ketentuan UU
dengan menguraikannya menurut bahasa, susunan kata
atu bunyinya.
 Tidak berarti hakim terikat erat pada bunyi kata-kata dari
UU.
 Interpretasi menurut bahasa ini juga harus logis
2. Interpretasi Teleologis atau Sosiologis
Apabila makna UU ditetapkan berdasarkan tujuan
kemasyarakatan
3. Interpretasi Sistematis atau Logis
Menafsirkan UU sebagai bagian dari keseluruhan
sistem perundang-undangan dengan jalan
menghubungkannya dengan UU lain
4. Interpretasi Historis
Makna ketentuan dalam suatu peraturan
perundang-undangan dapat juga ditafsirkan
dengan cara meneliti sejarah pembentukan
peraturan itu sendiri
Ada 2 macam interpretasi historis:
a. Penafsiran menurut sejarah UU
b. Penafsiran menurut sejarah hukum
5. Interpretasi Komparatif atau Perbandingan
 Merupakan metode penafsiran yang
dilakukan dengan jalan memperbandingkan
antara beberapa aturan hukum
 Tujuannya untuk mecari kejelasan mengenai
makna dari suatu ketentuan UU
6. Interpretasi Futuristik
 Interpretasi futuristik atau metode penemuan hukum
yang bersifat antisipasi adalah penjelasan ketentuan
UU yang belum mempunyai kekuatan hukum
 Interpretasi ini lebih bersifat ius constituendum
(hukum atau UU yang dicitakan) daripada ius
constitutum (hukum atau UU yang berlaku pada
saat sekarang)
Metode Penafsiran Konstitusi
1. Penafsiran Tekstual
Merupakan bentuk atau metode
penafsiran konstitusi yang dilakukan
dengan cara memberikan makna
terhadap arti dari kata-kata di dalam
dokumen atau teks yang dibut oleh
lembaga legislatif
2. Penafsiran Historis (penafsiran originalism)
 Penafsiran historis (penafsiran orisinal) merupakan bentuk
atau metode penafsiran konstitusi yang didasarkan pada
sejarah konstitusi atau UUD itu dibahas, dibentuk, diadopsi
atau diratifikasi oleh pembentuknya atau ditandatangani
institusi yang berwenang
 Pada umumnya menggunakan pendekatan original intent
terhadap noram-norma hukum konstitusi
 Penafsiran ini biasanya digunakan untuk menjelaskan
teks, konteks, tujuan dan struktur konstitusi
3. Penafsiran Doktrinal
Merupakan metode penafsiran yang dilakukan dengan cara
memahami aturan UU melalui sistem preseden atau melalui
praktik peradilan
4. Penafsiran Prudensial
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari
keseimbangan antara biaya-biaya yang harus dikeluarkan
dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari penerapan
suatu aturan atau UU tertentu
5. Penafsiran Struktural
Merupakan metode penafsiran yang
dilakukan dengan cara mengaitkan aturan
dalam UU dengan konstitusi atau UUD
yang mengatur tentang struktur-struktur
ketatanegaraan
6. Penafsiran Etikal
 Merupakan metode penafsiran yang dilakukan
dengan cara menurunkan prinsip-prinsip
moral dan etik sebagaimana terdapat dalam
konstitusi atau UUD
 Dikonstruksi dari berpikir konstitusional yang
menggunakan pendekatan falsafati, aspirasi
atau moral
Thank You

More Related Content

Similar to Alat Bukti dan Penafsiran UUD.pptx

privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)Agus Irfandi
 
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Hansel Kalama
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukumSeptiani Dwi Rahayu
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxdonihasmanto
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formilYori Feriyandi
 
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUMUjian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUMAlfirdausDaus
 
PENEMUAN HUKUM.pdf
PENEMUAN HUKUM.pdfPENEMUAN HUKUM.pdf
PENEMUAN HUKUM.pdfhdndh
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumDian Permata Sari
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfZukét Printing
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxZukét Printing
 
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politikKonstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politikeli priyatna laidan
 

Similar to Alat Bukti dan Penafsiran UUD.pptx (20)

privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)
 
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidananAspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
 
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidananAspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUMUjian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
Ujian akhir semester ganjil PENEMUAN HUKUM
 
Logika5
Logika5Logika5
Logika5
 
PENEMUAN HUKUM.pdf
PENEMUAN HUKUM.pdfPENEMUAN HUKUM.pdf
PENEMUAN HUKUM.pdf
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
 
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politikKonstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politik
 
PIH SESI 1 (1).pptx
PIH SESI 1 (1).pptxPIH SESI 1 (1).pptx
PIH SESI 1 (1).pptx
 

Recently uploaded

REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfCI kumparan
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...CI kumparan
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfCI kumparan
 
permendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesia
permendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesiapermendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesia
permendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesiavinkylegal
 
Pergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaa
Pergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaaPergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaa
Pergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaaRirinMeisa1
 
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfCI kumparan
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfCI kumparan
 

Recently uploaded (8)

REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
 
permendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesia
permendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesiapermendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesia
permendag 36 tenntang regulasi impor terbaru di indonesia
 
Pergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaa
Pergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaaPergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaa
Pergub_DKI_93_2021.pdf hahaiahiahiaiahhaaa
 
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
 

Alat Bukti dan Penafsiran UUD.pptx

  • 3. Alat Bukti 1. Surat atau tulisan Berupa tulisan yang dimaksudkan sebagai bukti atas suatu transaksi yang dilakukan, atau surat dan jenis tulisan yang dapat dijadikan dalam proses pembuktian, seperti surat menyurat, kuitansi, catatan-catatan, akta 2. Keterangan saksi Adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang mengetahui, melihat, merasakan, atau bahkan mengalami sendiri suatu peristiwa yang terkait dengan perkara yang diperiksa oleh majelis hakim
  • 4. 3. Keterangan ahli  Adalah pendapat yang disampaikan seseorang dibawah sumpah dalam pemeriksaan persidangan mengenai suatu hal terkait dengan perkara yang diperiksa sesuai dengan keahlian berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.  Keterangan ahli dapat disampaikan secara lisan dan/atau tertulis.
  • 5. 4. Keterangan para pihak Adalah keterangan yang diberikan oleh pihak- pihak dalam suatu perkara, baik berkedudukan sebagai pemohon, termohon maupun berkedudukan sebagai pihak terkait. 5. Petunjuk Hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan alat bukti
  • 6. 6. Informasi elektronik Adalah informasi yang diperoleh dari atau disampaikan melalui atau disimpan dalam perangkat elektronik. Informasi ini dapat berupa surat atau bentuk tulisan lain, data komunikasi, angka-angka, suara, gambar, video atau jenis informasi dan data lain Perangkat elektronik yang digunakan berupa laman (website) atau media perekam lain dalam berbagai bentuk (cakram padat, hard disk, flash disk, card dll)
  • 7. Penafsiran Konstitusi • Penafsiran konstitusi atau constitutional interpretation merupakan penafsiran terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam konstitusi atau UUD • Penafsiran konstitusi ini digunakan sebagai suatu metode dalam penemuan hukum (rechtsvinding) berdasarkan konstitusi atau UUD yang digunakan atau berkembang dalam praktik peradilan MK • Metode penafsiran diperlukan karena peraturan perundang- undangan tidak seluruhnya dapat disusun dalam bentuk yang jelas dan tidak membuka penafsiran lagi
  • 8. Beberapa Metode Interpretasi 1. Interpretasi Gramatical  Interpretasi ini memberi penekanan pada pentingnya kedudukan bahasa dalam rangka memberikan makna terhadap sesuatu objek  Metode Interpretasi gramatikal (metode penafsiran objektif) merupakan cara penafsiran atau penjelasan yang paling sederhana untuk mengetahui makna ketentuan UU dengan menguraikannya menurut bahasa, susunan kata atu bunyinya.  Tidak berarti hakim terikat erat pada bunyi kata-kata dari UU.  Interpretasi menurut bahasa ini juga harus logis
  • 9. 2. Interpretasi Teleologis atau Sosiologis Apabila makna UU ditetapkan berdasarkan tujuan kemasyarakatan 3. Interpretasi Sistematis atau Logis Menafsirkan UU sebagai bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan dengan jalan menghubungkannya dengan UU lain
  • 10. 4. Interpretasi Historis Makna ketentuan dalam suatu peraturan perundang-undangan dapat juga ditafsirkan dengan cara meneliti sejarah pembentukan peraturan itu sendiri Ada 2 macam interpretasi historis: a. Penafsiran menurut sejarah UU b. Penafsiran menurut sejarah hukum
  • 11. 5. Interpretasi Komparatif atau Perbandingan  Merupakan metode penafsiran yang dilakukan dengan jalan memperbandingkan antara beberapa aturan hukum  Tujuannya untuk mecari kejelasan mengenai makna dari suatu ketentuan UU
  • 12. 6. Interpretasi Futuristik  Interpretasi futuristik atau metode penemuan hukum yang bersifat antisipasi adalah penjelasan ketentuan UU yang belum mempunyai kekuatan hukum  Interpretasi ini lebih bersifat ius constituendum (hukum atau UU yang dicitakan) daripada ius constitutum (hukum atau UU yang berlaku pada saat sekarang)
  • 13. Metode Penafsiran Konstitusi 1. Penafsiran Tekstual Merupakan bentuk atau metode penafsiran konstitusi yang dilakukan dengan cara memberikan makna terhadap arti dari kata-kata di dalam dokumen atau teks yang dibut oleh lembaga legislatif
  • 14. 2. Penafsiran Historis (penafsiran originalism)  Penafsiran historis (penafsiran orisinal) merupakan bentuk atau metode penafsiran konstitusi yang didasarkan pada sejarah konstitusi atau UUD itu dibahas, dibentuk, diadopsi atau diratifikasi oleh pembentuknya atau ditandatangani institusi yang berwenang  Pada umumnya menggunakan pendekatan original intent terhadap noram-norma hukum konstitusi  Penafsiran ini biasanya digunakan untuk menjelaskan teks, konteks, tujuan dan struktur konstitusi
  • 15. 3. Penafsiran Doktrinal Merupakan metode penafsiran yang dilakukan dengan cara memahami aturan UU melalui sistem preseden atau melalui praktik peradilan 4. Penafsiran Prudensial Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari keseimbangan antara biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari penerapan suatu aturan atau UU tertentu
  • 16. 5. Penafsiran Struktural Merupakan metode penafsiran yang dilakukan dengan cara mengaitkan aturan dalam UU dengan konstitusi atau UUD yang mengatur tentang struktur-struktur ketatanegaraan
  • 17. 6. Penafsiran Etikal  Merupakan metode penafsiran yang dilakukan dengan cara menurunkan prinsip-prinsip moral dan etik sebagaimana terdapat dalam konstitusi atau UUD  Dikonstruksi dari berpikir konstitusional yang menggunakan pendekatan falsafati, aspirasi atau moral