SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
4 Pesan Rasulullah SAW Untuk Hidup Sukses
Rasulullah Muhammad Saw pernah memberikan pesan motivasi untuk hidup sukses kepada Abu Dzar. Dan
pesan beliau ini kemudian kita maknai sebagai pesan motivasi hidup sukses untuk kita semua, umat dan pengikutnya
atau istilah lainnya sebagai downline dan follower-nya Rasulullah
JADDIDIS SAFINAH;Perbarui (Selalu) Perahumu (kendaraan)
Yang termasuk perahu yang harus selalu DIUPGRADE dalam lautan kehidupan ini ini adalah:
1. Iman
2. Ilmu
3. Niat
4. Informasi
5. Keterampila
6. Hidup
7. Kesehatan
Kenapa kita harus selalu memperbarui PERAHU HIDUP kita? Rasulullah menjelaskan, FA INNAL BAHRO
‘AMIIQUN ; KARENA LAUTAN KEHIDUPAN ITU SANGAT DALAM DAN LUAS. Makna pertama, karena kehidupan ini
memiliki kompleksitas yang begitu tinggi, romantika dan problematika yang variatif serta perkembangan dan
perubahan yang cepat dan dinamis. Jika kita tidak rajin memperbarui PERAHU kita akan tenggelam, kita akan
tertinggal, kita akan kalah dan kita akan gagal memenangkan kehidupan ini. Makna kedua, karena kehidupan dunia
ini menggoda, merayu dan bisa membuat diri tertipu,. Maka jika kita tidak rajin memperbarui PERAHU kita maka kita
akan lalai dan melupakan Allah dan akhirat. Sehingga kita jadi memilih untuk jadi pengikut dunia dan budaknya.
WA KHUD AZZAADA KAAMILAN! Perlengkap Dan Perbanyak Bekalmu! Maknanya, sempurnakan, tingkatkan dan
perbanyak TAQWAMU. Kenapa kita harus menyempurnakan dan memperbanyak bekal TAQWA? Rasulullah
menjelaskan FA INNAS SAFARO BA’IDUN KARENA SESUNGGUHNYA PERJALANAN INI BEGITU JAUH. Maknanya,
karena perjalanan hidup di dunia ini melelahkan dan begitu dinamis dan kadang mengalami fluktuasi emosi dan
situasi. Karena perjalanan menuju akhirat itu panjang dan lama sehingga memerlukan bekal dan energi yang
mencukupkan dan menjamin. Karena perjalanan menuju Allah ini jauh dan akan mengalami fase-fase yang banyak
dan berat sehingga memerlukan bekal yang banyak. Salah seorang leader iman dan amal saleh kita, sahabat yang
mulia Abu Bakar Ra pernah berkata, seseorang yang meninggal dunia dan dia tidak membawa bekal TAQWA maka ia
seperti seseorang yang tenggelam di lautan luas dan dia tidak memiliki keterampilan berenang serta alat penolong
lainnya.
Bekal TAQWA yang kita miliki dan bawa akan membuat kita KUAT dan SELAMAT , SENANG dan TENANG, MUDAH
dan INDAH serta NYAMAN dan AMAN.
WAKHOFFIFIL HIMLA ; Ringankan Bawaanmu (Bebanmu)! Bawaan dalam perjalanan adalah hal-hal yang kita bawa
saat perjalanan menuju sukses. Ada bawaan yang penting dan dibutuhkan ada juga yang tidak penting dan tidak
dibutuhkan, bahkan ada bawaan yang tidak boleh dibawa karena akan mengganggu dan merusak perjalanan.
Yang termasuk bawaan yang tidak penting, tidak dibutuhkan dan akan merusak perjalanan adalah:
1. Dosa
2. Dengki dan Dendam
3. Pikiran Negatif
4. Trauma Masa lalu
5. Kebiasaan Buruk
6. Jiwa dan sikap konsumtif
7. Bermegah-megahan dengan harta
Semua pikiran, sikap dan perbuatan negatif adalah BARANG BAWAAN yang TIDAK PENTING, TIDAK
DIBUTUHKAN DAN DILARANG DIBAWA. Jika kita memilih membawanya, maka perjalanan kita akan BERAT, TIDAK
NYAMAN, LAMBAT, MOGOK, TIDAK BERKAH dan TIDAK BAHAGIA sehingga akan memperlambat dan memperjauh
jarak kita dengan KESUKSESAN, bahkan bisa mengeluarkan kita dari jalur kesuksesan dan kemenangan alias kita
akan mengalami KECELAKAAN DAN KEGAGALAN.
Kenapa kita harus mengurangi beban? Rasulullah SAW mengatakan FA INNAL ‘AQOBATA KAUDUN KARENA
RINTANGAN DAN TANTANGAN HIDUP ITU BERAT. Selain perjalanan menuju akhirat itu jauh, ,selain perjalanan
menuju sukses itu perlu waktu, karena di tengah-tengah perjalanan itu akan ada tantangan dan rintangan, kadang
akan memasuki dan melewati perjalanan yang becek, terjal, berbatu, licin, menanjak dan lainnya. Nah, jika kita
membawa beban-beban TIDAK PENTING bahkan MADHOROT buat kita niscaya kita tidak bisa melewati tantangan
dan rintangan perjalanan itu. Niscaya kita akan terjatuh, terhempas dari jalur dan keluar dari perjalanan sukses.
WA AKHLISHIL ‘AMAL ; Beramallah Dengan Ikhlas!
Kita harus mengumpulkan pahala sebanyak banyaknya untuk dijadikan sebagai bagian dari alat tukar
membeli surga. Pahala adalah balasan dari Allah bagi yang beramal shaleh dengan ikhlas. Allah hanya akan
menerima amal ibadah yang ikhlas, yaitu amal ibadah yang dikerjakan semata-mata hanya mengharapa ridho, pahala
dan balasan dari Allah SWT. Allah SWT tidak akan menerima amal ibadah yang diniatkan RIYA dan SUM’AH,
sebagaiman Allah tidak akan menerima amal ibadah yang dilakukan dengan cara syirik (beribadah lewat perantara).
KESIMPULAN
Di sisa waktu usia kita mari kita berupaya untuk:
 Terus memperbarui perahu perahu diri dan kehidupan kita yaitu IMAN, ILMU, NIAT, INFORMASI,
KESEHATAN dan KETERAMPILAN HIDUP
 Mari kita tingkatkan dan perbanyak bekal TAQWA kita dengan cara menjalankan apa-apa yang Allah
perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang atau haramkan. Jangan hanya bisa menghitung BERAPA
UANG KITA? BERAPA SALDO KITA? Mulailah berfikir, bertanya dan berhitung BERAPA PAHALA KITA?
BERAPA SALDO KEBAIKAN KITA?
 Mari kita bersihkan diri kita dari beban beban dosa dan hal hal negatif yang akan merusak perjalanan sukses
kita, perjalanan meraih ridha Allah dan perjalanan memasuki surgaNya
 Mari belajar hidup ikhlas, hidup untuk meraih ridha Allah. Mari beramal shaleh dengan ikhlas semata hanya
mengharapkan balasan dari Allah.
Khutbah I
ُ
‫د‬ْ‫م‬َ‫الح‬
ُ
‫ل‬ ‫ل‬
‫ِل‬
ُْ‫ي‬‫ل‬‫ذ‬َّ‫ال‬
َُ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬
‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬ّ‫ت‬‫ال‬
َُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬
ُ‫ل‬‫اد‬ َّ‫الز‬
ُ ‫ل‬
‫اس‬َ‫ب‬‫ل‬ّ‫الل‬ َ‫و‬
‫َا‬‫ن‬ َ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬ َ‫و‬
ُْ‫ن‬َ‫أ‬
ُ
َ‫د‬َّ‫و‬َ‫ز‬َ‫ت‬
‫ا‬َ‫ه‬‫ل‬‫ب‬
‫م‬ْ‫يو‬‫ل‬‫ل‬
‫اب‬َ‫س‬ ‫ل‬
‫الح‬
ُ
‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ا‬
ُْ‫ن‬َ‫أ‬
ُ
َ‫ل‬
ُ
َ‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬
ُ
َّ‫ل‬‫ل‬‫ا‬
ُ
‫للا‬
ُ
‫ه‬َ‫د‬ْ‫ح‬ َ‫و‬
َُ
‫ل‬
َُ ْ‫ك‬ ‫ل‬
‫َر‬‫ش‬
ُ
‫ه‬َ‫ل‬
ُ
‫ب‬ َ‫ر‬
ُ ‫ل‬
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬
ُ
‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬
َُّ‫ن‬َ‫أ‬
‫َا‬‫ن‬َ‫د‬ّ‫ل‬‫ي‬َ‫س‬
‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬
ُ
‫ه‬‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬
ُ
‫ه‬‫ل‬ ْ‫و‬‫س‬ َ‫ر‬َ‫و‬
ُ
‫ف‬ ْ‫و‬‫ص‬ ْ‫و‬َ‫الم‬
ُ‫ل‬‫ل‬َ‫م‬ْ‫ك‬َ‫أ‬‫ل‬‫ب‬
ُ‫ل‬‫ات‬َ‫ف‬ ‫ل‬
‫ص‬
ُ ‫ل‬
‫خَاص‬ْ‫ش‬َ‫األ‬
.
َُّ‫م‬‫ه‬َّ‫لل‬َ‫ا‬
ُّ‫ل‬‫ل‬َ‫ص‬َ‫ف‬
ُْ‫م‬ّ‫ل‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
َُ‫س‬
‫َا‬‫ن‬‫ل‬‫د‬ّ‫ل‬‫ي‬
ُ
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬
َُ‫ان‬َ‫ك‬
َُ‫ق‬‫ل‬‫اد‬َ‫ص‬
ُ‫ل‬‫د‬ْ‫ع‬ َ‫و‬ْ‫ال‬
َُ‫ان‬َ‫ك‬َ‫و‬
ُ
ً‫ل‬ْ‫و‬‫س‬ َ‫ر‬
،‫ا‬ًّ‫ي‬‫ل‬‫ب‬َ‫ن‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬
ُ‫ل‬‫ه‬‫ل‬‫ل‬‫آ‬
ُ‫ل‬‫ه‬‫ل‬‫ب‬ْ‫ح‬َ‫ص‬ َ‫و‬
‫أجمعين‬
ُْ‫م‬ّ‫ل‬َ‫س‬‫و‬
‫ا‬ً‫سليم‬َ‫ت‬
‫ا‬ ً‫ير‬‫ل‬‫ث‬َ‫ك‬
،
‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬
ُ
‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬
،
‫ا‬َ‫ي‬َ‫ف‬
ُ
‫ك‬َ‫أ‬
‫ا‬َ‫ه‬
َُ‫ن‬ ْ‫و‬‫ر‬ ‫ل‬
‫اض‬َ‫ح‬ْ‫ال‬
ُ
‫م‬‫ك‬َ‫م‬ ‫ل‬
‫ح‬ َ‫ر‬
،‫للا‬
ُْ‫ي‬‫ل‬‫ن‬ْ‫ي‬ ‫ل‬
‫ص‬ ْ‫و‬‫ا‬
ُْ‫ى‬‫ل‬‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬
ُْ‫م‬‫اك‬َّ‫ك‬‫ل‬‫إ‬ َ‫و‬
‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬‫ل‬‫ب‬
،‫ل‬‫للا‬
ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬
َُ‫از‬َ‫ف‬
َُ‫ن‬ ْ‫و‬‫ق‬َّ‫ت‬‫م‬ْ‫ال‬
َُ‫ال‬َ‫ق‬
ُ
‫للا‬
‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬
:
ُ‫ل‬‫م‬ْ‫س‬‫ل‬‫ب‬
ُ
‫ل‬‫للا‬
ُ‫ل‬‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬ َّ‫الر‬
، ‫ل‬‫م‬ْ‫ي‬ ‫ل‬
‫ح‬ َّ‫الر‬
‫ا‬َ‫ك‬
‫ا‬َ‫ه‬‫ك‬َ‫ا‬
َُ‫ن‬ْ‫ك‬‫ل‬‫ذ‬َّ‫ال‬
‫ا‬ ْ‫و‬‫ن‬َ‫آم‬
‫ا‬ ْ‫و‬‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬
ُ
َ‫للا‬
َُّ‫ق‬َ‫ح‬
ُ‫ل‬‫ه‬‫ل‬‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬‫ت‬
ُ
َ‫ل‬َ‫و‬
َُّ‫ن‬‫ت‬ ْ‫و‬‫م‬َ‫ت‬
ُ
َّ‫ل‬‫ل‬‫إ‬
ُْ‫م‬‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬
ُْ‫س‬‫م‬
َُ‫ن‬ ْ‫و‬‫م‬‫ل‬‫ل‬
Jamaah Jum’at rahimakumullâh,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari,
sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul ‘Ibad.
ِّ‫اف‬‫خ‬‫ا‬‫و‬ ،ٌ‫د‬ْ‫ي‬ِّ‫ع‬‫ا‬‫ب‬ ‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫ف‬َّ‫لس‬‫ا‬ َّ‫ن‬
ِ
‫إ‬‫ا‬‫ف‬ ً‫ال‬ِّ‫م‬ ‫ا‬‫َك‬ ‫ا‬‫د‬‫ا‬َّ‫لز‬‫ا‬ ِّ‫ذ‬ُ‫خ‬‫ا‬‫و‬ ، ٌ‫ق‬ْ‫ي‬ِّ ‫ا‬
‫َع‬ ‫ا‬‫ر‬ْ‫ح‬‫ا‬‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ َّ‫ن‬
ِ
‫إ‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬َّ‫لس‬‫ا‬ ِّ‫د‬ِّ‫د‬‫ا‬‫ج‬ ،ٍّ‫ر‬‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫َب‬َ‫أ‬ ‫ا‬‫َي‬
‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِّ ِّ‫ص‬ْ‫خ‬َ‫أ‬‫ا‬‫و‬ ،ٌ‫د‬ْ‫د‬ُ‫و‬‫ا‬‫ئ‬ ُ‫ة‬‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬
ِ
‫إ‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬ ْ‫ل‬ِِّْ‫ا‬ ِّ
‫ ِف‬
‫ا‬‫ق‬‫إ‬‫ا‬‫ن‬‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬
ِ
‫إ‬‫ا‬‫ف‬
ٌ ْ
ْ ِِّ‫ا‬‫ب‬ ‫دا‬
"Wahai Abu Dzar, perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam; ambilah bekal yang cukup karena perjalanannya
jauh; ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui, dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti."
Pesan Rasulullah dalam hadits ini disampaikan dalam makna tersirat. Pengertian tersebunyi dalam kata-kata
kiasan di dalamnya. Nasihat sejatinya tak hanya ditujukan kepada Abu Dzar melainkan juga kepada umat beliau
secara umum dan sepanjang zaman. Menurut penulis Nashaihul 'Ibad, Syekh Muhammad bin Umar Nawawi al-
Bantani (Imam Nawawi), perintah untuk memperharui perahu berarti menata niat.
Niat merupakan hal pokok dalam setiap perbuatan. Sebelum seseorang hendak berlayar, ia harus
memastikan kapal dalam kondisi siap dan aman; memeriksa mesin, mempertimbangkan cuaca, dan lain-lain. Begitu
pula dengan hubungan niat dan amal. Artinya, seseorang yang ingin melakukan sesuatu hendaklah menertibkan
rencana dan tujuan yang bagus. Selain memantapkan langkah, niat juga membantu seseorang untuk fokus pada
arah yang digariskan, yakni untuk mencari ridha Allah subhanahu wata’ala.
Tentang niat sebagai pekerjaan yang wajib dalam setiap amal dapat kita simak dengan jelas dalam hadits
riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa “Sesungguhnya sahnya setiap amal perbuatan adalah dengan niat.
Setiap orang hanyamemperoleh dari apa yang ia niatkan.Barangsiapayang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya,maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya.
Atau, kepada wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada sesuatu yang karenanya ia berhijrah."
Niat adalah pekerjaan hati. Dalam fiqih menjadi bagian dari rukn qalbi atau rukun hati. Karena itu, ia bersifat
tersembunyi, tak ada orang lain yang bisa menyaksikannya keciali Allah dan dirinya sendiri. Bibir bisa saja berucap
tujuan A, tapi siapa yang tahu hati berkehendak untuk tujuan lain? Itulah sebabnya ibadah sebagus apa pun apabila
tak disertai dengan niat yang baik maka akan menjadi sia-sia belaka. Tetapi perbuatan yang sekilas terlihat “remeh”
dengan niat yang tertata dan baik maka akan menjadi memiliki nilai.
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim disebutkan,
‫ا‬‫إ‬‫ي‬ْ‫ن‬‫ادل‬ ِّ‫ْامل‬‫ع‬‫أ‬ ‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫د‬ ُ
ِِّ‫ب‬ ُ‫ر‬َّ‫د‬ ‫ا‬
ِ‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ي‬ ٍّ ‫ا‬ ‫ا‬
‫َع‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ ‫ا‬‫َك‬
‫ن‬ِّ‫م‬ ْ
ْ ِِّ‫ا‬‫ي‬ َّ ُ
‫ُث‬ ‫ة‬‫ر‬‫خ‬‫ال‬ ِّ‫ْامل‬‫ع‬‫أ‬ ‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫د‬ ُ
ِِّ‫ب‬ ُ‫ر‬َّ‫د‬ ‫ا‬
ِ‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ي‬ ٍّ ‫ا‬ ‫ا‬
‫َع‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ ‫ا‬‫َك‬ ،‫ة‬‫ا‬‫ر‬ِّ‫خ‬‫آ‬‫ل‬‫ا‬ ِّ‫إل‬‫ا‬ ْ
‫َع‬َ‫أ‬ ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫ة‬َّ‫ي‬ِّ‫ن‬‫ل‬‫ا‬ ِّ‫ن‬ ْ‫س‬ُ ِّ
‫ِب‬ ُْ
ْ ِِّ‫ا‬‫ي‬‫ا‬‫و‬
‫إ‬‫ا‬ ْ
‫َع‬َ‫أ‬
‫ة‬َّ‫ي‬ِّ‫ن‬‫ل‬‫ا‬ ِّ‫ء‬ْ‫د‬ ُ‫س‬ِّ‫ب‬ ‫إ‬‫ا‬‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫دل‬‫ا‬ ِّ‫ل‬
Artinya: “Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran
niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan
duniawi lantaran niat yang buruk.”
Yang kedua, Rasulullah mengingatkan Abu Dzar dan kita semua tentang usaha untuk menumpuk perbekalan
sesempurna mungkin karena perjalanan akan panjang. Menurut Syekh Nawawi, yang dimaksud di sini tentu adalah
perjalanan akhirat yang penuh dengan jerih payah melebihi perjalan dunia yang fana ini.
Karena perjalanan tersebut adalah perjalanan akhirat maka bekalnya pun bukan kekayaan duniawi. Kita pergi ke
akhirat hanya membawa bekal amal kebaikan. Selebihnya, baik rumah, mobil, pabrik, tanah, anak, istri, jabatan,
popularitas akan ditinggal begitu saja. Di akhiratlah berlangsung hari pembalasan atas segenap perilaku kita selama
di dunia. Bagi yang tak cukup bekal mereka pun bakal menyesal. Seperti diungkapkan dalam Surat Al-Fajr ayat 24
yang merekam penyesalan sebagian orang:
ِّ
‫إت‬‫ا‬‫ي‬‫ا‬‫ح‬ِّ‫ل‬ ُ
‫ت‬ْ‫م‬َّ‫د‬‫ا‬‫ق‬ ِّ
‫ِن‬‫ا‬‫ت‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬ ‫ا‬‫َي‬
“Duhai, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.”
Hadirin hadâkumullah,
Cakupan amal saleh sangat luas. Tak hanya meliputi ibadah ritual semacam shalat, wirid, atau puasa. Amal
saleh juga bisa berupa membantu pendidikan anak miskin yang sedang kesusahan, membebaskan hewan dari
sangkar ke habitat semestinya, membangun perpustakaan untuk masjid, memberi kesadaran kepada masyarakat
tentang membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon, dan lain sebagainya. Semua ini hanya akan bernilai
jika niat yang terbesit sesuai dengan koridornya, sebagaimana pesan Rasulullah di awal tadi.
Nasihat ini berjalin kelindan dengan pesan metaforis Rasulullah berikutnya, yakni perintah untuk
meringankan beban bawaan karena terjal dan berlikunya lereng gunung yang dilintasi. Perjalanan yang jauh dengan
tingkat kesulitan yang tinggi menuntut seseorang untuk mempertimbangkan barang-barang bawaan saat
bepergian. Ini merupakan kiasan dari anjuran untuk tak terlalu meninggalkan beban duniawi yang bakal
menghambat perjalanan akhirat. Nabi mendorong umatnya agar tak terlalu terpukau pada kehidupan dunia karena
semakin banyak, semakin banyak pula beban yang bakal ditanggung. Karena negeri akhirat adalah tempat
menghisab segala yang dimiliki, termasuk hal-hal yang bersangkut paut hak sesama manusia (haqq adamî), seperti
hutang serta berbuat kesalahan terhadap orang lain yang belum termaafkan.
Nasihat yang keempat adalah akhlish al-‘amala, murnikanlah berbuat hanya untuk tujuan mencari ridha Allah.
Jika kita belajar fiqih, ikhlas memang tak menjadi salah satu rukun yang mesti dilakukan. Tapi ikhlas adalah “ruh”
yang menentukan apakah suatu amal memiliki harga di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Berhijrah dengan Kapal Laut
ُ‫بسمُللاُالرحمنُالرحيمُولقدُاتيناُلقمان‬
‫الحكمةُانُاشكرُهلل‬
"sesungguhnya, Aku karuniakan Luqmanul Hakim dengan hikma-hikmah karena itu bersykurlah kepada Allah."
Rupanya pesantren memiliki produk kapal laut yang dikemas dari resepLuqmanul Hakim. Apasaja resep menguasai
kapal made in pesantren ini?
Sebelum mengenal kapal made in pesantren, kita perkenalkan terlebih dahulu siapa pembuat ide kapal laut gaya
pesantren. Siapakah kalau bukan Luqmanul Hakim itu. Ternyata beliau adalah murid dari ribuan nabi. Dijelaskan
dalam kitab bahwa Luqmanul Hakim adalah :
‫نيب‬ ‫ل ِف‬‫ل‬ ‫تصليذا‬ ‫َكن‬ ‫نه‬‫ا‬ ‫ورد‬ ‫نه‬‫ال‬ ‫نبيإء‬‫ال‬ ‫تصليذ‬
Maksudnya boleh jadi, Luqmanul Hakim adalah murid dari ribuan nabi.
Wasiat-wasiatnya banyak diabadikan di dalam alquran juga hadits. Antara lain wasiatnya adalah bagaimana menaiki
kapal laut dan menguasainya:
ْ‫الاخ‬ ‫ة‬ْ‫لسخ‬‫ا‬‫و‬ ‫لطإعة‬‫ا‬ ‫ومصح‬ ‫لسفينة‬‫ا‬ ‫إميإن‬‫ال‬‫ا‬‫و‬ ‫َعيق‬ ‫ِبر‬ ‫نيإ‬‫دل‬‫ا‬ ‫بىن‬ ‫َي‬
Artinya: Wahai anakku dunia ibarat lauatan, iman itu ibarat kapal laut (perahu), melajunya ibarat taat, dan pantainya
adalah akhirat.
Ada tiga nasehat dalam ungkapan nasehat Luqmanul Hakim di atas.
Pertama, Addunya bahrun 'amiiqun (dunia itu ibarat laut yang dalam). Ketika dunia digambarkan oleh
Luqmanul Hakim sebagai laut yang dalam, maka imaginasi kita bisa menerawang bahwa lautan itu sangat luas, 80%
dunia ini dikelilingi air luat. Laut memiliki gelombang pasang yang besar, jika siang hari terik panasnya luar biasa, jika
malam hari gelapnya tidak terkira. Isi dalamnya terkandung banyak sekali kakayaan: Emas, perak, minyak, ikan,
rumput laut, sarana penghubung antar bangsa, dan masih banyak lagi. Laut yang dalam memliki ciri berbahaya
gelombangnya besar, jika ditelan di dalamnya, sulit untuk keluar. Singkatnya, hidup di dunia bagaikan lautan. Lautan
itu luas, gelombangnya besar anginnya cukup kencang. Ketika kita berada di tengah lautan, suka atau tidak suka,
pasti di terjang gelombang dan angin.
Kedua, wal-iimaanu assafinatu. Iman laksana kapal. Buat apa laut dengan begitu besar bahaya
mengancamnya pun sangat besar. Bersyukur Allah subhanahu wata'ala dengan maha Kasih, disediakan kapal laut
sehingga ia bisa naik di dalamnya dan mampu menghindari manusia dari ganasnya gelombang laut. Siapakh
penumpang laut dalam tamsil ini. Tentu orang yang mendapat petunjuk. Mereka bisa menaiki kapal. Tapi mereka
yang tidak mendapat taufik dan hidayah Allah mereka tidak akan pernah naik perahu/kapal. Maka sudah pasti ia
akan terapung-apung di lautan yang dalam gelap dan gulita, tidak menentu dan tidak punya arah. Hanya ada resah
dan gelisah. Kapal/perahu digambarkan oleh Luqmanul Hakim sebagai iman. Orang yang beriman artinya, ia memiliki
kapal sehingga tidak selamanya, terapung di lautan yang penuh bahaya.
Ketiga, wal milahu atto'atu. Melajunya adalah Taat. Buat apa ada kapal/perahu jika ia tidak bisa bergerak
atau melaju. Karenanya, kapal bisa bergerak karena ada taat. Semakin taat, berarti gerakan kapalnya semakin
kencang. Semakin lambat berarti sebaliknya. Gerakan kapal menggunakan energi solar atau sejenisnya. Maka taat
dalam tamsil Luqmanul Hakim adalah alat untuk menggerakkan Iman. Boleh jadi, orang yang beriman tidak akan ada
artinya jika tidak taat. Iblis adalah makhluq yang sanget mempercayai Allah sebagai Tuhan-nya, namun karena tidak
taat satu kali perintah ketika disuruh mengormati Adam as ia tidak menurut dengan ucapan: "ana khoirum minu",
saya lebih baik daripadanya. Karena kesombongannya kemudian ia menjadi makhluq yang tidak bisa melaju.
Bila energi taat itu tersedia, maka perahunya bisa bergerak dan melaju. Tentu saja, melajunya perahu karena di
tengah-tengah lautan ia akan menghadapi badai angin, badai gelombang. Kalau terjadi gelobamgn laut yang besar,
maka system keseimbangan kapal mesti harus tersedia. Karamnya kapal KM Nusantara, menurut pakar perkapalan
dari ITS disebabkan system keseimbangan kapalnya tidak berfungsi sehingga tidak bisa menormalisasi keadaan.
Dalam tamsil Luqmanul Hakim pun hukum keseimbangan pasti ada. Karena bergeraknya kapal, sesuai hukum fisika,
berbanding lurus dengan daya hambatan yang dilaluinya, efeknya adalah ia akan terombang ambing jika ada
gelombang dan seluruh isi dalam kapal akan mengikuti naik-turunnya kapal yang mengalami goncangan. Gambaran
ini persis sama dengan kondisi iman yang ada dalam diri kita, kadang ia naik dan kadang turun karena pengaruh
gelombang yang ada dalam siklus keduniaan. Al Imanu yaziidu wamanqus.
Kapal Perlu Penyeimbang
Bagaimana jika keseimbangan itu tidak ada, niscaya kapal yang tengah diterpa gelombang akan tenggelam.
Orang yang ada di dalam kapal yang tengah melaju cepat kapalnya pasti begerak dan penumpang yang ada di
dalamnya akan mencari pegangan jika terjadi goyangan. Jika ia temukan kursi, maka jadilah kursi sebagai pegangan,
Jika Seandainya yang terdekat itu orang, maka main sambar saja orang yang dekat itu tersebut sebagai pegangan
demi untuk keselamatan kita agar jangan sampai tersungkur.
Demikian pula dalam gambaran iman kita sehari-hari, apa saja yang terdekat, itulah yang akan menjadi
pegangan kita. Sebab jika iman semakin taat, maka semakin gencar riak gelombangnya. Karena itulah berpegangan
merupakan sebuah tuntutan dan yang dijadikan pegangan tergantung keseharian kita: jika kita berpegang kepada
laa ilaaha illallaah, tentu terjadi apapun itulah pegangan kita, jika kita sehari-hari berpegangan dengan shalat, maka
shalatlah sebagai pegangannya. Seandainya kita berpegangan kepada ulama maka kitapun akan berpegangan
dengan mereka. Tidak salah jika Nabi saw bersabda:
‫لعمل‬‫ا‬ ‫ا‬‫د‬‫ورث‬ ‫منإ‬‫إ‬‫ا‬‫و‬ ‫درهام‬ ‫وال‬ ‫ا‬‫ر‬‫دينإ‬ ‫ا‬‫د‬‫ث‬‫ر‬‫ي‬ ‫مل‬ ‫نبيإء‬‫ال‬ ‫ورثة‬ ‫مه‬ ‫لعصامء‬‫ا‬
Artinya: Ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewarisi dinar dan dirham melainkan ilmu.
Mengaapa kita mesti mengikuti ulama. Jawabnya akrena ayat-ayat Al quran tidak dimengerti artinya demikian juga
hadits. Karena yang mengerti adalah ulama maka tidak ada jalan lain kecuali mengikuti perintah rasul, dekatilah
ulama!
‫خرس‬ ‫ــصامء‬‫ع‬‫ل‬‫َب‬ ‫تخ ِف‬‫اس‬ ‫من‬
‫ادلين‬
”Barang siapa yang menganggap enteng para ulama. Maka rugilah agamanya.”
Ulama dengan berbagai derivasinya, ada yang berpendapat bukan saja ahli dalam bidang keagamaan. Mereka juga
adalah yang bisa memahami alam dengan berbagai hukum-hukumnya dan ahli dalam bidang keagamaan. Orang
yang ahli ekonomi, kemudian ia sendiri begitu takut dan taat kepada Allah, dan ia prihatin untuk memperhatikan
dunia sekelilingnya, misalnya, karena banyak umat Islam yang terpuruk ekonominya, maka tergeraklah dengan
ilmunya dan nilai ketaatannya, membuat analisa, membuat hipotesa, melaksanakan penelitian, dan melahirkan teori,
lalau mempraktekkan teori itu untuk membuat solusi kemiskinan. Ia adalah ulama! Contohnya adalah Dr.
Muhammad Yunus, peraih nobel perdamaian tahun ini, seorang ulama Islam ekonom dari Bangladesh dengan
Grameen Banknya, seperti yang diberitakan dalam situs ini oleh M. Noor, Ketua NU cabang London. M. Yunus
katanya, berhasil mengangkat derajat kaum miskin menjadi naik stratifikasi sosialnya. Sehingga pengemis di
Bangladesh sudah ribuan yang diselamatkan dari tangan ulama ekonom ini.
Keempat, assakhirotu ath-Tho'atu. Pelabuhannya (pantainya) adalah akhirat. Perjalaan perahu terus
bergerak menuju pantai akherat. Itulah akhir perjalanan manusia. Setelah diantar melintasi gelombang dunia, dan
tenaga taat menggerakkan kapal maka akhir perjalanan kapal ini mengantar manusia ke akherat. Itulah tujuan hijrah
akhir dari manusia. Dengan kapal produk Luqmanul Hakim Insya Allah dapat selamat hingga akhirat, namun jika
produk kapal itu dari "ITS" (insan tak sembahyang) pasti meragukan pruduk-produknya. Karena itulah gunakan
produk pesantren karena Insya Allah pembuatnya, banyak kyainya, lulusan "ITB" (insan taat beragama).
Akhirat itu Jauh
Dalam berhijrah, jarak antara dunia menuju akhirat sangat jaraknya. Demikian pula perjalanan sejarah manusiapun
masih cukup panjang. Sebelum kiamat datang, sejarah tetap akan mencatat perjalanan manusia. Karenanya, sejarah
manusia itu sangat antik dan aneh. Sebelum lahir sudah mempunyai sejarah, setelah lahir di dunia memliiki sejarah di
alam kuburpun masih mempunyai sejarah. Karena itulah perjalanan yang jauh ini membutuhkan bekal. Kapal yang
tengah melaju pasti membutuhkan perawatan dan dan renovasi jangan terus menerus digunakan.
Maka, Rasululalh saw memberikan resep bekal yang sangat ampuh bagi perjalanan hijrah manusia. Misalnya saat
Rasulullah saw bersabda kepada Abi Dzar: "Wahai Abi dzar perbaharuilah perahu karena sesungguhnya lautan itu
sangat jauh", (Jaddidissafiinah, fainnal bahra amiq) artinya menuju akherat itu sangat jauh. Boleh jadi salah satu
hikmah pesan Rasul adalah, perbaharui niat kita, karena segala ucapan harus karena Allah. Berpikir dan bertindak
akan mempunyai ukuran niat kita tadi. Sebab, jangan sampai merugi tidak berpahala dalam setiap tindakan dan
ucapan.
Pesan berikutnya kepada Abi Dzar: "Ambillah bakal yang cukup karena sesungguhnya perjalanan itu cukup jauh.
Bekal terbaik seperti firman Allah swt:
‫لبإب‬‫ال‬ ‫وىل‬‫أ‬‫آ‬‫آ‬‫ي‬ ‫اتبدن‬‫و‬ .‫لتبدى‬‫ا‬ ‫اد‬‫ز‬‫ل‬‫ا‬ْ‫خ‬ ‫إن‬‫إ‬‫ف‬ ‫ا‬‫و‬‫تزود‬‫و‬
Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang
berakal. (Al Baqarah: 197)
Jika tidak memiliki bekal nisacaya akan menyesal nanti. Sebagaimana dalam sebuah syair arab dari Al A’masy dalam
kitab Tafsir Al Qurthubi.. (bahar kamil seperti lagu Ala laa tanalull 'ilm):
‫تزو‬ ‫قد‬ ‫من‬ ‫املدت‬ ‫بعد‬ ‫والقيت‬ * ‫التبى‬ ‫من‬ ‫اد‬‫ز‬‫ب‬ ‫ترح‬ ‫مل‬ ‫نت‬‫أ‬ ‫إذا‬‫ا‬
‫دا‬
‫رصدا‬‫أ‬ ‫َكن‬ ‫ئام‬ ‫ترصد‬ ‫مل‬ ‫نك‬‫أ‬‫و‬ * ‫ئـلثهل‬ ‫تكـــدن‬ ‫ال‬‫أ‬ ‫عصــى‬ ‫ندمت‬
"Jika anda melakukan perjalanan tanpa bekal takwa, niscaya setelah mati ketika bertemu dengan orang yang betul-
betul penuh dengan muatan bekal, perasaanmu sungguh menyesal karena engkau tidak seperti dia. Sayangkan
sekali engkau tidak menempuh jalan serperti dia.” (catatan: mohon diperbaiki arti kalimat. Terjemahan ini bebas,
karenanya jangan dikutip mentah. pen)
Iman terus bergerak menuju pantai. Untuk pergi ke pantai jangan sampai terapung-apung tidak menentu.
Lautan digambarkan tadi oleh Luqman hakim sebagai dunia. Dunia ini termasuk ciptaan Allah yang selalu berputar
ada duka ada suka; Ada cukup rizki dan ada yang kekurangan; ada sehat ada sakit; Ada senang ada sengsara itulah
dunia. Semuanya merupakan alat untuk mengetes iman kita. Jika kita tangguh dengan keimanan, maka tidak akan
tergoyahkan dengan cobaan-cobaan di dunia ini bagaimanapun dahsyatnya.
Itulah resep perjalanan hijrah menggunakan kapal ala pesantren yang diciptakan oleh Luqmanul Hakim semoga
hijrah tahun ini membawa kebaikan bagi semua. Dari pesantren yang kita cinta, dari kyai, santri dan para alumni,
untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Amin. Wallahu a'lam (MK)
Semasa hidupnya, Rasulullah pernah berpesan tujuh hal kepada pemuda berkulit sawo matang ini. Wasiat ini
terekam dalam kitab Bughyatul Bahits ‘an Zawaid Musnad Harits karya Ibnu Abi Usamah (w 282 H). Isinya berikut ini:
Ketujuh wasiat di atas diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Thabrani dalam Kitabud Du’a;
‫ا‬‫ص‬ْ‫و‬‫ا‬‫ا‬
‫ا‬
‫ىل‬ِّ‫ا‬ ‫ا‬‫ر‬ ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ال‬‫ا‬‫و‬ ْ ِّ
‫ِن‬ِّ‫م‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ف‬ ْ
‫س‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫د‬ُ‫ه‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬
‫ىل‬ِّ‫ا‬ ‫ا‬‫ر‬ ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ :ٍّ‫ع‬ْ‫ب‬ ‫ا‬‫ِّس‬‫ب‬ ‫وسمل‬ ‫عصيه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ٍّ‫د‬َّ‫ل‬‫ا‬‫ح‬ُ‫م‬ ْ ِّ
‫ِل‬ْ‫ي‬ِّ‫ص‬‫ا‬‫خ‬ ْ ِّ
‫إِن‬
ْ‫ا‬ َّ‫ب‬ِّ‫ح‬ُ‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ْ ِّ
‫ِق‬ ْ‫د‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫د‬ُ‫ه‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬
‫ا‬‫ُد‬‫ن‬ْ‫د‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬ ْ
ِّْ‫ئ‬‫إ‬ ‫ا‬‫س‬‫ا‬‫مل‬
‫ا‬‫و‬ ْ ِّ
‫ِن‬ ْ‫د‬ُ‫ف‬‫ا‬‫ج‬‫ا‬‫و‬ ْ ِّ
‫ِن‬ ْ‫د‬ُ‫ع‬‫ا‬‫ط‬‫ا‬‫ق‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ْ‫ي‬ِّ ِّ
‫ِح‬‫ا‬‫ر‬ ‫ا‬ ِّ‫ص‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ْ‫م‬ُ ْ‫ْن‬ِّ‫م‬
ً‫ئ‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ش‬ ‫ًا‬‫د‬‫ا‬‫ح‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬َ‫آ‬ ْ
‫س‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬
‫ال‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ٍّ ِّ
‫ِئ‬ ‫ا‬
‫ال‬ ‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫م‬ْ‫د‬‫ا‬‫ل‬ ِّ‫هللا‬ ِّ
‫ِف‬ ُ
‫اإف‬‫خ‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬
‫ال‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬ًّ‫ر‬ُ‫م‬ ‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫َك‬ ْ‫د‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫و‬ َّ
‫اق‬ِْ‫ا‬ ‫ل‬ْ‫د‬ُ‫ق‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬
‫ا‬ ِّ
ِْ‫ك‬‫ا‬‫ت‬ ْ
‫س‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ‫إ‬
ِّ‫ة‬َّ‫ن‬‫ا‬‫جل‬ْ‫ا‬ ِّ‫ز‬ْ‫د‬ُ‫ن‬ُ‫ئ‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫إ‬‫ا‬ َّ‫َّن‬ِّ‫آ‬‫ا‬‫ف‬ ِّ ْ
‫ْي‬ِّ‫ظ‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِّ ِّ
‫ِل‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِّ‫هلل‬ ِّ
‫َب‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ‫ا‬‫ة‬َّ‫د‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫ال‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ل‬ْ‫د‬‫ا‬‫ح‬ ‫ا‬
‫ال‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬
“Kekasihku Muhammad saw. mewasiatkan tujuh hal kepadaku; ‘Aku harus melihat orang yang lebih rendah dariku dan
tidak melihat orang yang berada di atas ku, aku harus mencintai orang miskin dan harus dekat dengan mereka, aku
harus menyambung silaturrahimdengankerabatkumeskipunmereka memutuskan hubungan dan jahat kepadaku, aku
harus menyampaikan yang benar meskipun pahit, aku tidak perlu khawatir terhadap celaan orang lain dalam menjalan
perintahAllah, aku tidak boleh meminta apapun kepada orang lain dan aku harus memperbanyak membaca kalimat ‘La
hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim’ karena kalimat tersebut termasuk harta simpanan di surga.
” (HR. Ahmad dan Thabrani).

More Related Content

Similar to 4 Pesan Rasulullah SAW Untuk Hidup.docx

Khutbah 4 Agustus 2023.pdf
Khutbah 4 Agustus  2023.pdfKhutbah 4 Agustus  2023.pdf
Khutbah 4 Agustus 2023.pdfAbangFauzi
 
Training Sukses Dunia Akherat
Training Sukses Dunia AkheratTraining Sukses Dunia Akherat
Training Sukses Dunia Akheratfarda
 
Amal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahAmal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahElla Maira
 
Artipenting dzikir dan doa
Artipenting dzikir dan doaArtipenting dzikir dan doa
Artipenting dzikir dan doaMuhsin Hariyanto
 
Kajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al Quran
Kajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al QuranKajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al Quran
Kajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al QuranMasher Zen
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalihOpissen Yudisyus
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMuhsin Hariyanto
 
Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2
Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2
Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2FirdausRamadhan3
 
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih) Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih) Mila Rosyida
 
Amal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahAmal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahdhoan Evridho
 
MATERI BIMBINGAN IBADAH.pdf
MATERI BIMBINGAN IBADAH.pdfMATERI BIMBINGAN IBADAH.pdf
MATERI BIMBINGAN IBADAH.pdfJimatul Arrobi
 
tata cara sholat.pdf
tata cara sholat.pdftata cara sholat.pdf
tata cara sholat.pdfLPAAsahan
 

Similar to 4 Pesan Rasulullah SAW Untuk Hidup.docx (20)

Khutbah 4 Agustus 2023.pdf
Khutbah 4 Agustus  2023.pdfKhutbah 4 Agustus  2023.pdf
Khutbah 4 Agustus 2023.pdf
 
Training Sukses Dunia Akherat
Training Sukses Dunia AkheratTraining Sukses Dunia Akherat
Training Sukses Dunia Akherat
 
Amal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahAmal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allah
 
1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx
1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx
1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx
 
Artipenting dzikir dan doa
Artipenting dzikir dan doaArtipenting dzikir dan doa
Artipenting dzikir dan doa
 
Kajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al Quran
Kajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al QuranKajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al Quran
Kajian ustadz abdul aziz | Bekal Untuk Guru Al Quran
 
dakwh.pptx
dakwh.pptxdakwh.pptx
dakwh.pptx
 
Modul
ModulModul
Modul
 
Modul
ModulModul
Modul
 
Modul
ModulModul
Modul
 
Jalan mendekati tuhan
Jalan mendekati tuhanJalan mendekati tuhan
Jalan mendekati tuhan
 
Jalan mendekati tuhan
Jalan mendekati tuhanJalan mendekati tuhan
Jalan mendekati tuhan
 
Jalan mendekati tuhan
Jalan mendekati tuhanJalan mendekati tuhan
Jalan mendekati tuhan
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
 
Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2
Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2
Buku saku-khutbah-jumat-pilihan2
 
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih) Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
 
Amal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahAmal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allah
 
MATERI BIMBINGAN IBADAH.pdf
MATERI BIMBINGAN IBADAH.pdfMATERI BIMBINGAN IBADAH.pdf
MATERI BIMBINGAN IBADAH.pdf
 
tata cara sholat.pdf
tata cara sholat.pdftata cara sholat.pdf
tata cara sholat.pdf
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

4 Pesan Rasulullah SAW Untuk Hidup.docx

  • 1. 4 Pesan Rasulullah SAW Untuk Hidup Sukses Rasulullah Muhammad Saw pernah memberikan pesan motivasi untuk hidup sukses kepada Abu Dzar. Dan pesan beliau ini kemudian kita maknai sebagai pesan motivasi hidup sukses untuk kita semua, umat dan pengikutnya atau istilah lainnya sebagai downline dan follower-nya Rasulullah JADDIDIS SAFINAH;Perbarui (Selalu) Perahumu (kendaraan) Yang termasuk perahu yang harus selalu DIUPGRADE dalam lautan kehidupan ini ini adalah: 1. Iman 2. Ilmu 3. Niat 4. Informasi 5. Keterampila 6. Hidup 7. Kesehatan Kenapa kita harus selalu memperbarui PERAHU HIDUP kita? Rasulullah menjelaskan, FA INNAL BAHRO ‘AMIIQUN ; KARENA LAUTAN KEHIDUPAN ITU SANGAT DALAM DAN LUAS. Makna pertama, karena kehidupan ini memiliki kompleksitas yang begitu tinggi, romantika dan problematika yang variatif serta perkembangan dan perubahan yang cepat dan dinamis. Jika kita tidak rajin memperbarui PERAHU kita akan tenggelam, kita akan tertinggal, kita akan kalah dan kita akan gagal memenangkan kehidupan ini. Makna kedua, karena kehidupan dunia ini menggoda, merayu dan bisa membuat diri tertipu,. Maka jika kita tidak rajin memperbarui PERAHU kita maka kita akan lalai dan melupakan Allah dan akhirat. Sehingga kita jadi memilih untuk jadi pengikut dunia dan budaknya. WA KHUD AZZAADA KAAMILAN! Perlengkap Dan Perbanyak Bekalmu! Maknanya, sempurnakan, tingkatkan dan perbanyak TAQWAMU. Kenapa kita harus menyempurnakan dan memperbanyak bekal TAQWA? Rasulullah menjelaskan FA INNAS SAFARO BA’IDUN KARENA SESUNGGUHNYA PERJALANAN INI BEGITU JAUH. Maknanya, karena perjalanan hidup di dunia ini melelahkan dan begitu dinamis dan kadang mengalami fluktuasi emosi dan situasi. Karena perjalanan menuju akhirat itu panjang dan lama sehingga memerlukan bekal dan energi yang mencukupkan dan menjamin. Karena perjalanan menuju Allah ini jauh dan akan mengalami fase-fase yang banyak dan berat sehingga memerlukan bekal yang banyak. Salah seorang leader iman dan amal saleh kita, sahabat yang mulia Abu Bakar Ra pernah berkata, seseorang yang meninggal dunia dan dia tidak membawa bekal TAQWA maka ia seperti seseorang yang tenggelam di lautan luas dan dia tidak memiliki keterampilan berenang serta alat penolong lainnya. Bekal TAQWA yang kita miliki dan bawa akan membuat kita KUAT dan SELAMAT , SENANG dan TENANG, MUDAH dan INDAH serta NYAMAN dan AMAN. WAKHOFFIFIL HIMLA ; Ringankan Bawaanmu (Bebanmu)! Bawaan dalam perjalanan adalah hal-hal yang kita bawa saat perjalanan menuju sukses. Ada bawaan yang penting dan dibutuhkan ada juga yang tidak penting dan tidak dibutuhkan, bahkan ada bawaan yang tidak boleh dibawa karena akan mengganggu dan merusak perjalanan. Yang termasuk bawaan yang tidak penting, tidak dibutuhkan dan akan merusak perjalanan adalah: 1. Dosa 2. Dengki dan Dendam 3. Pikiran Negatif 4. Trauma Masa lalu 5. Kebiasaan Buruk 6. Jiwa dan sikap konsumtif 7. Bermegah-megahan dengan harta Semua pikiran, sikap dan perbuatan negatif adalah BARANG BAWAAN yang TIDAK PENTING, TIDAK DIBUTUHKAN DAN DILARANG DIBAWA. Jika kita memilih membawanya, maka perjalanan kita akan BERAT, TIDAK NYAMAN, LAMBAT, MOGOK, TIDAK BERKAH dan TIDAK BAHAGIA sehingga akan memperlambat dan memperjauh
  • 2. jarak kita dengan KESUKSESAN, bahkan bisa mengeluarkan kita dari jalur kesuksesan dan kemenangan alias kita akan mengalami KECELAKAAN DAN KEGAGALAN. Kenapa kita harus mengurangi beban? Rasulullah SAW mengatakan FA INNAL ‘AQOBATA KAUDUN KARENA RINTANGAN DAN TANTANGAN HIDUP ITU BERAT. Selain perjalanan menuju akhirat itu jauh, ,selain perjalanan menuju sukses itu perlu waktu, karena di tengah-tengah perjalanan itu akan ada tantangan dan rintangan, kadang akan memasuki dan melewati perjalanan yang becek, terjal, berbatu, licin, menanjak dan lainnya. Nah, jika kita membawa beban-beban TIDAK PENTING bahkan MADHOROT buat kita niscaya kita tidak bisa melewati tantangan dan rintangan perjalanan itu. Niscaya kita akan terjatuh, terhempas dari jalur dan keluar dari perjalanan sukses. WA AKHLISHIL ‘AMAL ; Beramallah Dengan Ikhlas! Kita harus mengumpulkan pahala sebanyak banyaknya untuk dijadikan sebagai bagian dari alat tukar membeli surga. Pahala adalah balasan dari Allah bagi yang beramal shaleh dengan ikhlas. Allah hanya akan menerima amal ibadah yang ikhlas, yaitu amal ibadah yang dikerjakan semata-mata hanya mengharapa ridho, pahala dan balasan dari Allah SWT. Allah SWT tidak akan menerima amal ibadah yang diniatkan RIYA dan SUM’AH, sebagaiman Allah tidak akan menerima amal ibadah yang dilakukan dengan cara syirik (beribadah lewat perantara). KESIMPULAN Di sisa waktu usia kita mari kita berupaya untuk:  Terus memperbarui perahu perahu diri dan kehidupan kita yaitu IMAN, ILMU, NIAT, INFORMASI, KESEHATAN dan KETERAMPILAN HIDUP  Mari kita tingkatkan dan perbanyak bekal TAQWA kita dengan cara menjalankan apa-apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang atau haramkan. Jangan hanya bisa menghitung BERAPA UANG KITA? BERAPA SALDO KITA? Mulailah berfikir, bertanya dan berhitung BERAPA PAHALA KITA? BERAPA SALDO KEBAIKAN KITA?  Mari kita bersihkan diri kita dari beban beban dosa dan hal hal negatif yang akan merusak perjalanan sukses kita, perjalanan meraih ridha Allah dan perjalanan memasuki surgaNya  Mari belajar hidup ikhlas, hidup untuk meraih ridha Allah. Mari beramal shaleh dengan ikhlas semata hanya mengharapkan balasan dari Allah.
  • 3. Khutbah I ُ ‫د‬ْ‫م‬َ‫الح‬ ُ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ِل‬ ُْ‫ي‬‫ل‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َُ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬ّ‫ت‬‫ال‬ َُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ُ‫ل‬‫اد‬ َّ‫الز‬ ُ ‫ل‬ ‫اس‬َ‫ب‬‫ل‬ّ‫الل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ َ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ُْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ َ‫د‬َّ‫و‬َ‫ز‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ل‬‫ب‬ ‫م‬ْ‫يو‬‫ل‬‫ل‬ ‫اب‬َ‫س‬ ‫ل‬ ‫الح‬ ُ ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ا‬ ُْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ َ‫ل‬ ُ َ‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ُ َّ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ ُ ‫للا‬ ُ ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ح‬ َ‫و‬ َُ ‫ل‬ َُ ْ‫ك‬ ‫ل‬ ‫َر‬‫ش‬ ُ ‫ه‬َ‫ل‬ ُ ‫ب‬ َ‫ر‬ ُ ‫ل‬ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َُّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫د‬ّ‫ل‬‫ي‬َ‫س‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ ُ ‫ه‬‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫ل‬ ْ‫و‬‫س‬ َ‫ر‬َ‫و‬ ُ ‫ف‬ ْ‫و‬‫ص‬ ْ‫و‬َ‫الم‬ ُ‫ل‬‫ل‬َ‫م‬ْ‫ك‬َ‫أ‬‫ل‬‫ب‬ ُ‫ل‬‫ات‬َ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ُ ‫ل‬ ‫خَاص‬ْ‫ش‬َ‫األ‬ . َُّ‫م‬‫ه‬َّ‫لل‬َ‫ا‬ ُّ‫ل‬‫ل‬َ‫ص‬َ‫ف‬ ُْ‫م‬ّ‫ل‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُ‫س‬ ‫َا‬‫ن‬‫ل‬‫د‬ّ‫ل‬‫ي‬ ُ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬ َُ‫ان‬َ‫ك‬ َُ‫ق‬‫ل‬‫اد‬َ‫ص‬ ُ‫ل‬‫د‬ْ‫ع‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ َُ‫ان‬َ‫ك‬َ‫و‬ ُ ً‫ل‬ْ‫و‬‫س‬ َ‫ر‬ ،‫ا‬ًّ‫ي‬‫ل‬‫ب‬َ‫ن‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ل‬‫ل‬‫آ‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ل‬‫ب‬ْ‫ح‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ‫أجمعين‬ ُْ‫م‬ّ‫ل‬َ‫س‬‫و‬ ‫ا‬ً‫سليم‬َ‫ت‬ ‫ا‬ ً‫ير‬‫ل‬‫ث‬َ‫ك‬ ، ‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬ ُ ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ، ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ُ ‫ك‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ َُ‫ن‬ ْ‫و‬‫ر‬ ‫ل‬ ‫اض‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ ‫م‬‫ك‬َ‫م‬ ‫ل‬ ‫ح‬ َ‫ر‬ ،‫للا‬ ُْ‫ي‬‫ل‬‫ن‬ْ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ْ‫و‬‫ا‬ ُْ‫ى‬‫ل‬‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ُْ‫م‬‫اك‬َّ‫ك‬‫ل‬‫إ‬ َ‫و‬ ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬‫ل‬‫ب‬ ،‫ل‬‫للا‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َُ‫از‬َ‫ف‬ َُ‫ن‬ ْ‫و‬‫ق‬َّ‫ت‬‫م‬ْ‫ال‬ َُ‫ال‬َ‫ق‬ ُ ‫للا‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ : ُ‫ل‬‫م‬ْ‫س‬‫ل‬‫ب‬ ُ ‫ل‬‫للا‬ ُ‫ل‬‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬ َّ‫الر‬ ، ‫ل‬‫م‬ْ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ح‬ َّ‫الر‬ ‫ا‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ك‬َ‫ا‬ َُ‫ن‬ْ‫ك‬‫ل‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬ ْ‫و‬‫ن‬َ‫آم‬ ‫ا‬ ْ‫و‬‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ ُ َ‫للا‬ َُّ‫ق‬َ‫ح‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ل‬‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬‫ت‬ ُ َ‫ل‬َ‫و‬ َُّ‫ن‬‫ت‬ ْ‫و‬‫م‬َ‫ت‬ ُ َّ‫ل‬‫ل‬‫إ‬ ُْ‫م‬‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ُْ‫س‬‫م‬ َُ‫ن‬ ْ‫و‬‫م‬‫ل‬‫ل‬ Jamaah Jum’at rahimakumullâh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul ‘Ibad. ِّ‫اف‬‫خ‬‫ا‬‫و‬ ،ٌ‫د‬ْ‫ي‬ِّ‫ع‬‫ا‬‫ب‬ ‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫ف‬َّ‫لس‬‫ا‬ َّ‫ن‬ ِ ‫إ‬‫ا‬‫ف‬ ً‫ال‬ِّ‫م‬ ‫ا‬‫َك‬ ‫ا‬‫د‬‫ا‬َّ‫لز‬‫ا‬ ِّ‫ذ‬ُ‫خ‬‫ا‬‫و‬ ، ٌ‫ق‬ْ‫ي‬ِّ ‫ا‬ ‫َع‬ ‫ا‬‫ر‬ْ‫ح‬‫ا‬‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ َّ‫ن‬ ِ ‫إ‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِّ‫ف‬َّ‫لس‬‫ا‬ ِّ‫د‬ِّ‫د‬‫ا‬‫ج‬ ،ٍّ‫ر‬‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫َب‬َ‫أ‬ ‫ا‬‫َي‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِّ ِّ‫ص‬ْ‫خ‬َ‫أ‬‫ا‬‫و‬ ،ٌ‫د‬ْ‫د‬ُ‫و‬‫ا‬‫ئ‬ ُ‫ة‬‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬ ِ ‫إ‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬ ْ‫ل‬ِِّْ‫ا‬ ِّ ‫ ِف‬ ‫ا‬‫ق‬‫إ‬‫ا‬‫ن‬‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬ ِ ‫إ‬‫ا‬‫ف‬ ٌ ْ ْ ِِّ‫ا‬‫ب‬ ‫دا‬ "Wahai Abu Dzar, perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam; ambilah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh; ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui, dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti." Pesan Rasulullah dalam hadits ini disampaikan dalam makna tersirat. Pengertian tersebunyi dalam kata-kata kiasan di dalamnya. Nasihat sejatinya tak hanya ditujukan kepada Abu Dzar melainkan juga kepada umat beliau secara umum dan sepanjang zaman. Menurut penulis Nashaihul 'Ibad, Syekh Muhammad bin Umar Nawawi al- Bantani (Imam Nawawi), perintah untuk memperharui perahu berarti menata niat. Niat merupakan hal pokok dalam setiap perbuatan. Sebelum seseorang hendak berlayar, ia harus memastikan kapal dalam kondisi siap dan aman; memeriksa mesin, mempertimbangkan cuaca, dan lain-lain. Begitu pula dengan hubungan niat dan amal. Artinya, seseorang yang ingin melakukan sesuatu hendaklah menertibkan rencana dan tujuan yang bagus. Selain memantapkan langkah, niat juga membantu seseorang untuk fokus pada arah yang digariskan, yakni untuk mencari ridha Allah subhanahu wata’ala. Tentang niat sebagai pekerjaan yang wajib dalam setiap amal dapat kita simak dengan jelas dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa “Sesungguhnya sahnya setiap amal perbuatan adalah dengan niat. Setiap orang hanyamemperoleh dari apa yang ia niatkan.Barangsiapayang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya,maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya. Atau, kepada wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada sesuatu yang karenanya ia berhijrah." Niat adalah pekerjaan hati. Dalam fiqih menjadi bagian dari rukn qalbi atau rukun hati. Karena itu, ia bersifat tersembunyi, tak ada orang lain yang bisa menyaksikannya keciali Allah dan dirinya sendiri. Bibir bisa saja berucap tujuan A, tapi siapa yang tahu hati berkehendak untuk tujuan lain? Itulah sebabnya ibadah sebagus apa pun apabila tak disertai dengan niat yang baik maka akan menjadi sia-sia belaka. Tetapi perbuatan yang sekilas terlihat “remeh” dengan niat yang tertata dan baik maka akan menjadi memiliki nilai. Dalam kitab Ta’limul Muta’allim disebutkan, ‫ا‬‫إ‬‫ي‬ْ‫ن‬‫ادل‬ ِّ‫ْامل‬‫ع‬‫أ‬ ‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫د‬ ُ ِِّ‫ب‬ ُ‫ر‬َّ‫د‬ ‫ا‬ ِ‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ي‬ ٍّ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َع‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ ‫ا‬‫َك‬ ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ ْ ِِّ‫ا‬‫ي‬ َّ ُ ‫ُث‬ ‫ة‬‫ر‬‫خ‬‫ال‬ ِّ‫ْامل‬‫ع‬‫أ‬ ‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫د‬ ُ ِِّ‫ب‬ ُ‫ر‬َّ‫د‬ ‫ا‬ ِ‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ي‬ ٍّ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َع‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ْ ‫ا‬‫َك‬ ،‫ة‬‫ا‬‫ر‬ِّ‫خ‬‫آ‬‫ل‬‫ا‬ ِّ‫إل‬‫ا‬ ْ ‫َع‬َ‫أ‬ ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫ة‬َّ‫ي‬ِّ‫ن‬‫ل‬‫ا‬ ِّ‫ن‬ ْ‫س‬ُ ِّ ‫ِب‬ ُْ ْ ِِّ‫ا‬‫ي‬‫ا‬‫و‬ ‫إ‬‫ا‬ ْ ‫َع‬َ‫أ‬ ‫ة‬َّ‫ي‬ِّ‫ن‬‫ل‬‫ا‬ ِّ‫ء‬ْ‫د‬ ُ‫س‬ِّ‫ب‬ ‫إ‬‫ا‬‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫دل‬‫ا‬ ِّ‫ل‬ Artinya: “Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk.” Yang kedua, Rasulullah mengingatkan Abu Dzar dan kita semua tentang usaha untuk menumpuk perbekalan sesempurna mungkin karena perjalanan akan panjang. Menurut Syekh Nawawi, yang dimaksud di sini tentu adalah perjalanan akhirat yang penuh dengan jerih payah melebihi perjalan dunia yang fana ini. Karena perjalanan tersebut adalah perjalanan akhirat maka bekalnya pun bukan kekayaan duniawi. Kita pergi ke
  • 4. akhirat hanya membawa bekal amal kebaikan. Selebihnya, baik rumah, mobil, pabrik, tanah, anak, istri, jabatan, popularitas akan ditinggal begitu saja. Di akhiratlah berlangsung hari pembalasan atas segenap perilaku kita selama di dunia. Bagi yang tak cukup bekal mereka pun bakal menyesal. Seperti diungkapkan dalam Surat Al-Fajr ayat 24 yang merekam penyesalan sebagian orang: ِّ ‫إت‬‫ا‬‫ي‬‫ا‬‫ح‬ِّ‫ل‬ ُ ‫ت‬ْ‫م‬َّ‫د‬‫ا‬‫ق‬ ِّ ‫ِن‬‫ا‬‫ت‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬ ‫ا‬‫َي‬ “Duhai, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” Hadirin hadâkumullah, Cakupan amal saleh sangat luas. Tak hanya meliputi ibadah ritual semacam shalat, wirid, atau puasa. Amal saleh juga bisa berupa membantu pendidikan anak miskin yang sedang kesusahan, membebaskan hewan dari sangkar ke habitat semestinya, membangun perpustakaan untuk masjid, memberi kesadaran kepada masyarakat tentang membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon, dan lain sebagainya. Semua ini hanya akan bernilai jika niat yang terbesit sesuai dengan koridornya, sebagaimana pesan Rasulullah di awal tadi. Nasihat ini berjalin kelindan dengan pesan metaforis Rasulullah berikutnya, yakni perintah untuk meringankan beban bawaan karena terjal dan berlikunya lereng gunung yang dilintasi. Perjalanan yang jauh dengan tingkat kesulitan yang tinggi menuntut seseorang untuk mempertimbangkan barang-barang bawaan saat bepergian. Ini merupakan kiasan dari anjuran untuk tak terlalu meninggalkan beban duniawi yang bakal menghambat perjalanan akhirat. Nabi mendorong umatnya agar tak terlalu terpukau pada kehidupan dunia karena semakin banyak, semakin banyak pula beban yang bakal ditanggung. Karena negeri akhirat adalah tempat menghisab segala yang dimiliki, termasuk hal-hal yang bersangkut paut hak sesama manusia (haqq adamî), seperti hutang serta berbuat kesalahan terhadap orang lain yang belum termaafkan. Nasihat yang keempat adalah akhlish al-‘amala, murnikanlah berbuat hanya untuk tujuan mencari ridha Allah. Jika kita belajar fiqih, ikhlas memang tak menjadi salah satu rukun yang mesti dilakukan. Tapi ikhlas adalah “ruh” yang menentukan apakah suatu amal memiliki harga di sisi Allah subhanahu wata’ala.
  • 5. Berhijrah dengan Kapal Laut ُ‫بسمُللاُالرحمنُالرحيمُولقدُاتيناُلقمان‬ ‫الحكمةُانُاشكرُهلل‬ "sesungguhnya, Aku karuniakan Luqmanul Hakim dengan hikma-hikmah karena itu bersykurlah kepada Allah." Rupanya pesantren memiliki produk kapal laut yang dikemas dari resepLuqmanul Hakim. Apasaja resep menguasai kapal made in pesantren ini? Sebelum mengenal kapal made in pesantren, kita perkenalkan terlebih dahulu siapa pembuat ide kapal laut gaya pesantren. Siapakah kalau bukan Luqmanul Hakim itu. Ternyata beliau adalah murid dari ribuan nabi. Dijelaskan dalam kitab bahwa Luqmanul Hakim adalah : ‫نيب‬ ‫ل ِف‬‫ل‬ ‫تصليذا‬ ‫َكن‬ ‫نه‬‫ا‬ ‫ورد‬ ‫نه‬‫ال‬ ‫نبيإء‬‫ال‬ ‫تصليذ‬ Maksudnya boleh jadi, Luqmanul Hakim adalah murid dari ribuan nabi. Wasiat-wasiatnya banyak diabadikan di dalam alquran juga hadits. Antara lain wasiatnya adalah bagaimana menaiki kapal laut dan menguasainya: ْ‫الاخ‬ ‫ة‬ْ‫لسخ‬‫ا‬‫و‬ ‫لطإعة‬‫ا‬ ‫ومصح‬ ‫لسفينة‬‫ا‬ ‫إميإن‬‫ال‬‫ا‬‫و‬ ‫َعيق‬ ‫ِبر‬ ‫نيإ‬‫دل‬‫ا‬ ‫بىن‬ ‫َي‬ Artinya: Wahai anakku dunia ibarat lauatan, iman itu ibarat kapal laut (perahu), melajunya ibarat taat, dan pantainya adalah akhirat. Ada tiga nasehat dalam ungkapan nasehat Luqmanul Hakim di atas. Pertama, Addunya bahrun 'amiiqun (dunia itu ibarat laut yang dalam). Ketika dunia digambarkan oleh Luqmanul Hakim sebagai laut yang dalam, maka imaginasi kita bisa menerawang bahwa lautan itu sangat luas, 80% dunia ini dikelilingi air luat. Laut memiliki gelombang pasang yang besar, jika siang hari terik panasnya luar biasa, jika malam hari gelapnya tidak terkira. Isi dalamnya terkandung banyak sekali kakayaan: Emas, perak, minyak, ikan, rumput laut, sarana penghubung antar bangsa, dan masih banyak lagi. Laut yang dalam memliki ciri berbahaya gelombangnya besar, jika ditelan di dalamnya, sulit untuk keluar. Singkatnya, hidup di dunia bagaikan lautan. Lautan itu luas, gelombangnya besar anginnya cukup kencang. Ketika kita berada di tengah lautan, suka atau tidak suka, pasti di terjang gelombang dan angin. Kedua, wal-iimaanu assafinatu. Iman laksana kapal. Buat apa laut dengan begitu besar bahaya mengancamnya pun sangat besar. Bersyukur Allah subhanahu wata'ala dengan maha Kasih, disediakan kapal laut sehingga ia bisa naik di dalamnya dan mampu menghindari manusia dari ganasnya gelombang laut. Siapakh penumpang laut dalam tamsil ini. Tentu orang yang mendapat petunjuk. Mereka bisa menaiki kapal. Tapi mereka yang tidak mendapat taufik dan hidayah Allah mereka tidak akan pernah naik perahu/kapal. Maka sudah pasti ia akan terapung-apung di lautan yang dalam gelap dan gulita, tidak menentu dan tidak punya arah. Hanya ada resah dan gelisah. Kapal/perahu digambarkan oleh Luqmanul Hakim sebagai iman. Orang yang beriman artinya, ia memiliki kapal sehingga tidak selamanya, terapung di lautan yang penuh bahaya. Ketiga, wal milahu atto'atu. Melajunya adalah Taat. Buat apa ada kapal/perahu jika ia tidak bisa bergerak atau melaju. Karenanya, kapal bisa bergerak karena ada taat. Semakin taat, berarti gerakan kapalnya semakin kencang. Semakin lambat berarti sebaliknya. Gerakan kapal menggunakan energi solar atau sejenisnya. Maka taat dalam tamsil Luqmanul Hakim adalah alat untuk menggerakkan Iman. Boleh jadi, orang yang beriman tidak akan ada artinya jika tidak taat. Iblis adalah makhluq yang sanget mempercayai Allah sebagai Tuhan-nya, namun karena tidak taat satu kali perintah ketika disuruh mengormati Adam as ia tidak menurut dengan ucapan: "ana khoirum minu", saya lebih baik daripadanya. Karena kesombongannya kemudian ia menjadi makhluq yang tidak bisa melaju. Bila energi taat itu tersedia, maka perahunya bisa bergerak dan melaju. Tentu saja, melajunya perahu karena di tengah-tengah lautan ia akan menghadapi badai angin, badai gelombang. Kalau terjadi gelobamgn laut yang besar, maka system keseimbangan kapal mesti harus tersedia. Karamnya kapal KM Nusantara, menurut pakar perkapalan dari ITS disebabkan system keseimbangan kapalnya tidak berfungsi sehingga tidak bisa menormalisasi keadaan.
  • 6. Dalam tamsil Luqmanul Hakim pun hukum keseimbangan pasti ada. Karena bergeraknya kapal, sesuai hukum fisika, berbanding lurus dengan daya hambatan yang dilaluinya, efeknya adalah ia akan terombang ambing jika ada gelombang dan seluruh isi dalam kapal akan mengikuti naik-turunnya kapal yang mengalami goncangan. Gambaran ini persis sama dengan kondisi iman yang ada dalam diri kita, kadang ia naik dan kadang turun karena pengaruh gelombang yang ada dalam siklus keduniaan. Al Imanu yaziidu wamanqus. Kapal Perlu Penyeimbang Bagaimana jika keseimbangan itu tidak ada, niscaya kapal yang tengah diterpa gelombang akan tenggelam. Orang yang ada di dalam kapal yang tengah melaju cepat kapalnya pasti begerak dan penumpang yang ada di dalamnya akan mencari pegangan jika terjadi goyangan. Jika ia temukan kursi, maka jadilah kursi sebagai pegangan, Jika Seandainya yang terdekat itu orang, maka main sambar saja orang yang dekat itu tersebut sebagai pegangan demi untuk keselamatan kita agar jangan sampai tersungkur. Demikian pula dalam gambaran iman kita sehari-hari, apa saja yang terdekat, itulah yang akan menjadi pegangan kita. Sebab jika iman semakin taat, maka semakin gencar riak gelombangnya. Karena itulah berpegangan merupakan sebuah tuntutan dan yang dijadikan pegangan tergantung keseharian kita: jika kita berpegang kepada laa ilaaha illallaah, tentu terjadi apapun itulah pegangan kita, jika kita sehari-hari berpegangan dengan shalat, maka shalatlah sebagai pegangannya. Seandainya kita berpegangan kepada ulama maka kitapun akan berpegangan dengan mereka. Tidak salah jika Nabi saw bersabda: ‫لعمل‬‫ا‬ ‫ا‬‫د‬‫ورث‬ ‫منإ‬‫إ‬‫ا‬‫و‬ ‫درهام‬ ‫وال‬ ‫ا‬‫ر‬‫دينإ‬ ‫ا‬‫د‬‫ث‬‫ر‬‫ي‬ ‫مل‬ ‫نبيإء‬‫ال‬ ‫ورثة‬ ‫مه‬ ‫لعصامء‬‫ا‬ Artinya: Ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewarisi dinar dan dirham melainkan ilmu. Mengaapa kita mesti mengikuti ulama. Jawabnya akrena ayat-ayat Al quran tidak dimengerti artinya demikian juga hadits. Karena yang mengerti adalah ulama maka tidak ada jalan lain kecuali mengikuti perintah rasul, dekatilah ulama! ‫خرس‬ ‫ــصامء‬‫ع‬‫ل‬‫َب‬ ‫تخ ِف‬‫اس‬ ‫من‬ ‫ادلين‬ ”Barang siapa yang menganggap enteng para ulama. Maka rugilah agamanya.” Ulama dengan berbagai derivasinya, ada yang berpendapat bukan saja ahli dalam bidang keagamaan. Mereka juga adalah yang bisa memahami alam dengan berbagai hukum-hukumnya dan ahli dalam bidang keagamaan. Orang yang ahli ekonomi, kemudian ia sendiri begitu takut dan taat kepada Allah, dan ia prihatin untuk memperhatikan dunia sekelilingnya, misalnya, karena banyak umat Islam yang terpuruk ekonominya, maka tergeraklah dengan ilmunya dan nilai ketaatannya, membuat analisa, membuat hipotesa, melaksanakan penelitian, dan melahirkan teori, lalau mempraktekkan teori itu untuk membuat solusi kemiskinan. Ia adalah ulama! Contohnya adalah Dr. Muhammad Yunus, peraih nobel perdamaian tahun ini, seorang ulama Islam ekonom dari Bangladesh dengan Grameen Banknya, seperti yang diberitakan dalam situs ini oleh M. Noor, Ketua NU cabang London. M. Yunus katanya, berhasil mengangkat derajat kaum miskin menjadi naik stratifikasi sosialnya. Sehingga pengemis di Bangladesh sudah ribuan yang diselamatkan dari tangan ulama ekonom ini. Keempat, assakhirotu ath-Tho'atu. Pelabuhannya (pantainya) adalah akhirat. Perjalaan perahu terus bergerak menuju pantai akherat. Itulah akhir perjalanan manusia. Setelah diantar melintasi gelombang dunia, dan tenaga taat menggerakkan kapal maka akhir perjalanan kapal ini mengantar manusia ke akherat. Itulah tujuan hijrah akhir dari manusia. Dengan kapal produk Luqmanul Hakim Insya Allah dapat selamat hingga akhirat, namun jika produk kapal itu dari "ITS" (insan tak sembahyang) pasti meragukan pruduk-produknya. Karena itulah gunakan produk pesantren karena Insya Allah pembuatnya, banyak kyainya, lulusan "ITB" (insan taat beragama). Akhirat itu Jauh Dalam berhijrah, jarak antara dunia menuju akhirat sangat jaraknya. Demikian pula perjalanan sejarah manusiapun masih cukup panjang. Sebelum kiamat datang, sejarah tetap akan mencatat perjalanan manusia. Karenanya, sejarah manusia itu sangat antik dan aneh. Sebelum lahir sudah mempunyai sejarah, setelah lahir di dunia memliiki sejarah di alam kuburpun masih mempunyai sejarah. Karena itulah perjalanan yang jauh ini membutuhkan bekal. Kapal yang tengah melaju pasti membutuhkan perawatan dan dan renovasi jangan terus menerus digunakan.
  • 7. Maka, Rasululalh saw memberikan resep bekal yang sangat ampuh bagi perjalanan hijrah manusia. Misalnya saat Rasulullah saw bersabda kepada Abi Dzar: "Wahai Abi dzar perbaharuilah perahu karena sesungguhnya lautan itu sangat jauh", (Jaddidissafiinah, fainnal bahra amiq) artinya menuju akherat itu sangat jauh. Boleh jadi salah satu hikmah pesan Rasul adalah, perbaharui niat kita, karena segala ucapan harus karena Allah. Berpikir dan bertindak akan mempunyai ukuran niat kita tadi. Sebab, jangan sampai merugi tidak berpahala dalam setiap tindakan dan ucapan. Pesan berikutnya kepada Abi Dzar: "Ambillah bakal yang cukup karena sesungguhnya perjalanan itu cukup jauh. Bekal terbaik seperti firman Allah swt: ‫لبإب‬‫ال‬ ‫وىل‬‫أ‬‫آ‬‫آ‬‫ي‬ ‫اتبدن‬‫و‬ .‫لتبدى‬‫ا‬ ‫اد‬‫ز‬‫ل‬‫ا‬ْ‫خ‬ ‫إن‬‫إ‬‫ف‬ ‫ا‬‫و‬‫تزود‬‫و‬ Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Al Baqarah: 197) Jika tidak memiliki bekal nisacaya akan menyesal nanti. Sebagaimana dalam sebuah syair arab dari Al A’masy dalam kitab Tafsir Al Qurthubi.. (bahar kamil seperti lagu Ala laa tanalull 'ilm): ‫تزو‬ ‫قد‬ ‫من‬ ‫املدت‬ ‫بعد‬ ‫والقيت‬ * ‫التبى‬ ‫من‬ ‫اد‬‫ز‬‫ب‬ ‫ترح‬ ‫مل‬ ‫نت‬‫أ‬ ‫إذا‬‫ا‬ ‫دا‬ ‫رصدا‬‫أ‬ ‫َكن‬ ‫ئام‬ ‫ترصد‬ ‫مل‬ ‫نك‬‫أ‬‫و‬ * ‫ئـلثهل‬ ‫تكـــدن‬ ‫ال‬‫أ‬ ‫عصــى‬ ‫ندمت‬ "Jika anda melakukan perjalanan tanpa bekal takwa, niscaya setelah mati ketika bertemu dengan orang yang betul- betul penuh dengan muatan bekal, perasaanmu sungguh menyesal karena engkau tidak seperti dia. Sayangkan sekali engkau tidak menempuh jalan serperti dia.” (catatan: mohon diperbaiki arti kalimat. Terjemahan ini bebas, karenanya jangan dikutip mentah. pen) Iman terus bergerak menuju pantai. Untuk pergi ke pantai jangan sampai terapung-apung tidak menentu. Lautan digambarkan tadi oleh Luqman hakim sebagai dunia. Dunia ini termasuk ciptaan Allah yang selalu berputar ada duka ada suka; Ada cukup rizki dan ada yang kekurangan; ada sehat ada sakit; Ada senang ada sengsara itulah dunia. Semuanya merupakan alat untuk mengetes iman kita. Jika kita tangguh dengan keimanan, maka tidak akan tergoyahkan dengan cobaan-cobaan di dunia ini bagaimanapun dahsyatnya. Itulah resep perjalanan hijrah menggunakan kapal ala pesantren yang diciptakan oleh Luqmanul Hakim semoga hijrah tahun ini membawa kebaikan bagi semua. Dari pesantren yang kita cinta, dari kyai, santri dan para alumni, untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Amin. Wallahu a'lam (MK) Semasa hidupnya, Rasulullah pernah berpesan tujuh hal kepada pemuda berkulit sawo matang ini. Wasiat ini terekam dalam kitab Bughyatul Bahits ‘an Zawaid Musnad Harits karya Ibnu Abi Usamah (w 282 H). Isinya berikut ini: Ketujuh wasiat di atas diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Thabrani dalam Kitabud Du’a; ‫ا‬‫ص‬ْ‫و‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ىل‬ِّ‫ا‬ ‫ا‬‫ر‬ ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ال‬‫ا‬‫و‬ ْ ِّ ‫ِن‬ِّ‫م‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ف‬ ْ ‫س‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫د‬ُ‫ه‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬ ‫ىل‬ِّ‫ا‬ ‫ا‬‫ر‬ ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ :ٍّ‫ع‬ْ‫ب‬ ‫ا‬‫ِّس‬‫ب‬ ‫وسمل‬ ‫عصيه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ٍّ‫د‬َّ‫ل‬‫ا‬‫ح‬ُ‫م‬ ْ ِّ ‫ِل‬ْ‫ي‬ِّ‫ص‬‫ا‬‫خ‬ ْ ِّ ‫إِن‬ ْ‫ا‬ َّ‫ب‬ِّ‫ح‬ُ‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ْ ِّ ‫ِق‬ ْ‫د‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫د‬ُ‫ه‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬‫ُد‬‫ن‬ْ‫د‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬ ْ ِّْ‫ئ‬‫إ‬ ‫ا‬‫س‬‫ا‬‫مل‬ ‫ا‬‫و‬ ْ ِّ ‫ِن‬ ْ‫د‬ُ‫ف‬‫ا‬‫ج‬‫ا‬‫و‬ ْ ِّ ‫ِن‬ ْ‫د‬ُ‫ع‬‫ا‬‫ط‬‫ا‬‫ق‬ ْ‫ِّن‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ْ‫ي‬ِّ ِّ ‫ِح‬‫ا‬‫ر‬ ‫ا‬ ِّ‫ص‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ْ‫م‬ُ ْ‫ْن‬ِّ‫م‬ ً‫ئ‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ش‬ ‫ًا‬‫د‬‫ا‬‫ح‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬َ‫آ‬ ْ ‫س‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ٍّ ِّ ‫ِئ‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫م‬ْ‫د‬‫ا‬‫ل‬ ِّ‫هللا‬ ِّ ‫ِف‬ ُ ‫اإف‬‫خ‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬ًّ‫ر‬ُ‫م‬ ‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫َك‬ ْ‫د‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫و‬ َّ ‫اق‬ِْ‫ا‬ ‫ل‬ْ‫د‬ُ‫ق‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬ ِّ ِْ‫ك‬‫ا‬‫ت‬ ْ ‫س‬‫ا‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫و‬ ‫إ‬ ِّ‫ة‬َّ‫ن‬‫ا‬‫جل‬ْ‫ا‬ ِّ‫ز‬ْ‫د‬ُ‫ن‬ُ‫ئ‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫إ‬‫ا‬ َّ‫َّن‬ِّ‫آ‬‫ا‬‫ف‬ ِّ ْ ‫ْي‬ِّ‫ظ‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِّ ِّ ‫ِل‬‫ا‬‫ع‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِّ‫هلل‬ ِّ ‫َب‬ َّ‫ال‬ِّ‫ا‬ ‫ا‬‫ة‬َّ‫د‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫ال‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ل‬ْ‫د‬‫ا‬‫ح‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ “Kekasihku Muhammad saw. mewasiatkan tujuh hal kepadaku; ‘Aku harus melihat orang yang lebih rendah dariku dan tidak melihat orang yang berada di atas ku, aku harus mencintai orang miskin dan harus dekat dengan mereka, aku harus menyambung silaturrahimdengankerabatkumeskipunmereka memutuskan hubungan dan jahat kepadaku, aku harus menyampaikan yang benar meskipun pahit, aku tidak perlu khawatir terhadap celaan orang lain dalam menjalan perintahAllah, aku tidak boleh meminta apapun kepada orang lain dan aku harus memperbanyak membaca kalimat ‘La hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim’ karena kalimat tersebut termasuk harta simpanan di surga. ” (HR. Ahmad dan Thabrani).