3. 1. Adab berpakaian
Menurut agama Islam, pakaian (sandang) mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu:
a. Sebagai penutup aurat
b. Sebagai perhiasan/keindahan.
c. Sebagai pelindung tubuh dari hal-hal yang merusak kulit.
Bahwa Islam tidak menetapkan model atau bentuk pakaian yang
harus dipakai seorang Muslim dan Muslimah, tetapi tidak boleh
melanggar ketentuan berikut:
Menutup aurat, untuk wanita menutup seluruh tubuh kecuali
muka dan telapak tangan, sedangkan laki-laki harus menutup
antara pusat dan lutut
Tidak terbuat dari kain yang tipis/tembus pandang
Tidak ketat/sempit sehingga membentuk lekuk tubuh
Tidak terbuat dari bahan yang dilarang (barang najis, atau sutra
bagi laki-laki)
Bentuk pakaian perempuan tidak menyerupai pakaian laki-laki
Tidak berlebihan/bermewah-mewah
4. 2. Adab Berhias
a. Bagi laki-laki diharamkan memakai emas dan kain sutra.
b. Islam menharamkan tato, pangur dan operasi
plastic dasarnya sabda Nabi SAW:
َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا َّىلَص ِهللا ُل ْوُس َر َنَعَل: َرِش ا َوْال َو َةَمِشَتْ ُوْالم َو َةَمِش ا َوْلَاْوَتْسُملْا َو َة
َة َرِش(مسلم رواه)
Artinya : “ Rasulullah SAW melaknat perempuan yang
mentato, yang minta ditato, yang memangur
yang minta dipangur “(HR. Muslim)
c. Islam juga mengaharamkan menipiskan alis.
Diantara berhias yang berlebihan dan diharamkan
adalah mencabut, mencukur atau menipiskan alis apabila
usaha menambah kecantikan tersebut bagi wanita-
wanita yang tidak berperangai baik (tuna susila) .
5. d. Islam Juga mengaramkan menyambung rambut,
baik perempuan apalagi laki-laki.
Islam mengharamkan seseorang menyambung
rambutnya, baik rambut orang lain ataupun rambut
buatan. Nabi melarang keras pemalsuan bagi
perempuan apalagi laki-laki, walaupun rambutnya
rontok karena penyakit, meskipun dia tengah jadi
penganten.
e. Menyemir rambut,
Menyemir rambut juga termasuk yang
diharamkan kerena merubah ciptaan Allah Imam
Al-Khatabi mengatakan “ Ancaman yang keras
pada masalah ini, karena mengandung penipuan
dan pemalsuan.
6. 3. Adab bepergian dan dalam kendaraan
Saat kita bepergian banyak hal yang harus
diperhatikan, diantaranya keselamatan dan
keamanan kita sendiri, keselamatan yang ditinggal
dirumah juga keselamatan dan keamanan orang
lain, agar sampai tujuan dengan selamat.
4. Adab Bertamu dan Menerima Tamu Adab
Bertamu.
Mengucapkan salam sewajarnya dan bila perlu
bisa mengetuk pintu dengan perlahan-lahan (tidak
menggedor-gedor)
Jangan berdiri tepat di depan pintu, tetapi agak
menepi ke arah kiri ataupun kanan
Jangan mengintip lewat pintu dan jendela
Jika tiga kali salam dan mengetuk pintu tidak ada
jawaban, sebaiknya pulang.
7. 5. Adab Menerima Tamu
Ada empat cara menyambut tamu, yaitu:
a. ”Gupuh”, yaitu dengan menampakkan
kegembiraan hati atas kedatangan tamu
tersebut.
b. ”Aruh” (grapyak), yaitu menciptakan suasana
akrab dan penuh persaudaraan.
c. ”Lungguh” (duduk pada tempat yang telah
disediakan)
d. ”Suguh” (memberi makanan atau minuman)