SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Lakon Remaja




  SITTY
NOERBAJA
  (EPISODE LEPAS DARI BUMI)


            OLEH

      ILHAM YUSARDI
Dramatic Personae
Seorang perempuan muda, berperan sebagai SITTY NOERBAJA
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai SAMSUL BAHRI
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai BAKHTIAR
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai ARIFIN
Seorang laki-laki paruh baya, berperan sebagai AYAH
Seorang laki-laki tua, berperan sebagai DATUK MARINGGIH
Seorang laki-laki, berperan sebagai PENDEKAR LIMA
Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG
Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG PALSU ( SURUHAN DATUK )
Beberapa orang SISWA.




               Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi          2
BAGIAN I.
PENTAS MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN ATAU HALTE TEMPAT
ANAK-ANAK SEKOLAH MENUNGGU JEMPUTAN ATAU ANGKUTAN
UMUM. DI SITU MANGKAL SEORANG PEDAGANG GEROBAK YANG
MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN RINGAN. DI SEBELAH KIRI
TERDAPAT SEBUAH RAMBU-RAMBU YANG MENUNJUKAN TEMPAT
PERHENTIAN BUS.

SITTY, SAMSULBAHRI, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK. MEREKA
BERCENGKRAMA SEPERTI ADAYANG DIPERDEBATKAN.

BAKHTIAR
Yang namanya hidup di dunia tentu harus dengan akal, pandai-pandai. Kalau hidup di
akhirat baru mesti dengan iman.

SITTY
Tapi, melihat jimat saat ujian tadi kamu bilang pandai, Bakhtiar ? Bukankah itu cara
yang licik.

ARIFIN
Kalau saya berpendapat lain. Yang dilakukan Bakhtiar diwaktu ujian tadi namanya
‗licik pandai‘, bukan cerdik pandai.

BAKHTIAR
Aah, hei. Untuk hasil maksimal dibutuhkan usaha yang maksimal. Betulkan Samsul ?

SAMSUL
Kata-kata itu benar. Kamunya yang tidak benar. Usaha maksimal bukannya
menghalalkan segala cara. Ingat, alam terkembang jadikan guru. Bisa-bisa berubah
pepatah itu, jimat terkembang otak membeku.

SEMUA TERTAWA MENDENGARNYA

PEDAGANG
Oi ! onde-onde, onde-onde mande. Tertawa sambil makan onde-onde pasti lebih
asyik.
( SITTY MEMERIKSA SAKUNYA )

SITTY
Ujian tadi baru tahap percobaan. Apakah kamu bisa melihat jimat saat ujian akhir
yang sebenarnya, Bakhtiar ?

ARIFIN
Kalau saya berpendapat lain. Resiko untuk melakukan kecurangan di ujian akhir
sangat besar. Melihat kiri-kanan saja mungkin dicurigai. Bertanya tetangga ?, sesekali
jangan. Nah, apalagi lihat jimat, kertas kecil apapun jenisnya pasti akan gagal.



                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                     3
SAMSUL
Barangkali Bakhtiar siap dengan resiko, didiskualifikasi.

ARIFIN
Nah..., dari pada kepala pusing. Menurut pendapat saya. Lebih baik begini.
Pertanyaan yang tidak terjawab oleh kita, gunakan pilihan bantuan. Pertama, ask the
audience, kode tetangga-tetangga sebelah. Kalau dicurigai, urungkan niat. Kedua,
phone a friends, siapkan kertas kecil untuk sms-sms-an,‖ bantu saya nomor sekian‖.
Lemparkan pada kawan yang mungkin tahu jawabannya. Tidak bisa juga ! Baru
gunakan fifty-fifty.

BAKHTIAR
Fifty-fifty bagaimana ?

ARIFIN
Tentukan dua pilihan jawaban yang menurut kamu paling berkemungkinan benar.
Dari dua jawaban tersebut, pilih satu saja dengan cara menimbang ( MENIRUKAN
DENGAN TANGAN ). ―Ma rancak iko pado iko, rancak iko‖
Nah, dapatlah satu jawabannya. Untung-untung betul. Gampangkan.... ?

SAMSUL
Alaahh...., sama juga bohong Arifin.

SITTY
Tidak ada gunanya. Seperti kata petuah
       Jalar-menjalar akar benalu
       Kuat melingkar di batang mangga
       Kita belajar menuntut ilmu
       Tabiat buruk tak akan berharga

ARIFIN
Tapi bukankah fifty-fifty itu sah saja. Lain halnya dengan cara Bakhtiar yang menurut
pendapat saya....

BAKHTIAR
Sudah, sudah. Waktu seminggu itu masih panjang. Cukup untuk bersantai
menenangkan pikiran. Pergi piknik, tenangkan jiwa.

SAMSUL
Seminggu kamu bilang masih panjang ? Mana jari tanganmu ? Hitung mundur mulai
detik ini. Saatnya siaga satu, kawan.

BAKHTIAR
Jangan tegang, rileks saja. Kita tentu punya cara masing-masing sebelum bertempur.
Kalau saya, butuh refreshing dulu sebelum menuju gelanggang. Kalau mau belajar
kejar tayang menghafal buku-buku, silahkan coba. Bisa-bisa meledak itu kepala.




                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                  4
ARIFIN
Dasar pemalas !

BAKHTIAR
Terserah saja, sekarang lebih baik pulang. Dengar,
       Batang purut di tepi pagar
       Ditanam putri anak bangsawan
       Kerontang perut karena lapar
       Segera pulang mencari makan.
Ayo, Arifin. Kamu pulang bersama saya atau tidak ? Biarlah mereka berdua
menggagas masa depan. Apakah kamu mau jadi pamong terus, jadi obat nyamuk
bakarnya ? ( ARIFIN MENGIKUTI BAKHTIAR ) Samsul, Sitty, kami duluan. O, ya.
Bayar onde-onde kami ini. Buat tutup mulut kami. Daaah.., selamat berindehoi !

BAKHTIAR DAN ARIFIN KELUAR SETELAH MENGAMBIL BEBERAPA
ONDE-ONDE

SAMSUL
Cerdik juga dia !
Kamu lapar, Sitty ?

SITTY
(MENGGELENG)

SAMSUL
Benar tidak lapar ?

SITTY
( MENGGELENG )

SAMSUL
Bagaimana kalau kita beli onde-onde. Sekedar pengganjal perut.

SITTY
Mau, mau ! Boleh juga.

SAMSUL MENUJU PEDAGANG

SAMSUL
Onde-ondenya, pak.

PEDAGANG
Nah, begitu. Perhatikan juga nasib orang kecil seperti saya. Masa seharian saya
berjualan di sini tidak ada yang beli ? Makanya dari tadi saya tawarkan onde-onde ini.
Saya tahu kalau putrimu itu sangat suka onde-onde. Dia kan langganan saya.

SAMSUL
Berapa, pak ?




                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                     5
PEDAGANG
Belum seberapa, sepuluh onde-onde baru lima ribu saja. Kali ini saya kasih bonus dua
buah. Buat nona Sitty.

SAMSUL
 O. Ya. Terima kasih. Bapak baik sekali. Eh, benar tidak, pak ? Kata orang, hari esok
harus lebih baik dari hari ini.

PEDAGANG
Ya, harus !

SAMSUL
Kalau begitu besok bapak harus lebih baik. Besok, kalau saya beli onde-onde
bonusnya harus lebih dari dua. Hehehe ......

PEDAGANG
Pintar juga otakmu.

SAMSUL KEMBALI KE TEMPAT SITTY

SAMSUL
Sitty, ini onde-ondenya. Makanlah. Bapak itu memberi bonus buat kamu.

SITTY
O, ya. Kalau saya tadi yang beli pasti bonusnya lebih dari dua.

SITTY DAN SAMSUL DUDUK MENIKMATI ONDE-ONDE

SAMSUL
Sitty, selepas lulus sekolah nanti, ayahku menyuruhku untuk meneruskan ke
perguruan tinggi. Aku sendiri setuju dengan itu. Kalau kamu bagaimana ?

SITTY
Baguslah. Siapa yang tidak bangga bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi . Ayahmu
tentu telah menyiapkan semua demi kamu. Aku sendiri belum tentu, Sam. Belakangan
ini ayahku sakit-sakitan. Aku tidak mungkin memaksakan keinginanku dalam kondisi
seperti ini. O... rencananya kamu mau melanjutkan kemana, Sam ?

SAMSUL
Ayahku menyarankan untuk kuliah di luar negeri.

SITTY
Luar negeri ?!

SAMSUL
Iya, Sitty. Tidak di sini.

SITTY
Kenapa mesti ke luar negeri, Sam ?



                    Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                 6
SAMSUL
Kata ayahku, sangat baik untukku nantinya. Dengan kuliah di luar negeri kita bisa
mendapatkan ilmu dengan maksimal.

SITTY
Di sini juga bisa, bukan ? Banyak perguruan tinggi yang tidak kalah kualitasnya. Dan
lagi, kuliah di luar itu butuh biaya besar, Sam. Apakah ayahmu sudah memikirkannya
matang-matang ?

SAMSUL
Ah, entahlah. Selain itu sebenarnya aku belum siap untuk merantau terlalu jauh. Jauh
dari kampung halaman, jauh dari keluarga, dan tentu akan menjauhkan aku dari kamu
Sitty.

SITTY
Jauh tidak lagi persoalan, Sam. Selagi masih di bumi ini. Apalagi zaman sekarang ini.
Jarak dan waktu bisa direkayasa dengan teknologi.

SAMSUL
Aku tidak ingin jauh dari kamu Sitty.
       Anak baginda berburu rusa
       Rusa mati tertembak panah
       Jika kasih jauh dimata
       Rasa mati badan sebelah.

SITTY
     Burung puyuh masuk ke rimba
     Di dahan jati singgah merapat
     Meskipun jauh dipelupuk mata
     Di dalam hati tetapkan dekat.

SAMSUL
    Ombak berdentum di hujan lebat
    Sampan melaju ke pulau seberang
    Hendak kemana carikan obat
    Badan bertemu makanya senang.

     Kalau lama tidak ke ladang
     Tinggilah rumput dari padi
     Kalau lama tak bisa kupandang
     Rasa rindu menjadi-jadi.
SITTY
     Risau kicaunya si anak balam
     Ditinggal induknya di pohon jambu
     Walau tak bisa berjawat tangan
     Di dalam mimpi kita bertemu.

       Utara selatan jadi penjuru



                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                    7
Timur dan barat jadi pedoman
       Jika tuan dilanda rindu
       Dikerat rambut jadikan kenangan.

SAMSUL
    Tetak lontar alaskan padi
    Peti dibawa dari Palembang
    Bertemu sebentar bagaikan mimpi
    Itu membawa hatiku bimbang

       Bendi dipapah jalan berliku
       Mengangkut sirih ke tengah pekan
       Kaki dilangkah terasa kaku
       Takut kasih berpindah tangan.

SITTY
     Anak Kediri berdagang kain
     Kain disimpan dalam peti
     Niat diri tidak pada yang lain
     Tuan terikat di dalam hati.

       Anak dara bersunting kembang
       Rupanya elok serta jelita
       Banyak dara di negeri orang
       Tidakkah tuan bersimpang mata.

SAMSUL
    Manis-manis bukannya tebu
    Manisnya manis si gula jawa
    Manis tidak sekedar dari rupamu
    Manis kupandang budi bahasa.

       Surabaya kota pahlawan
       Dikenang seluruh anak negeri
       Sitty Noerbaja yang menawan
       Tak akan kudapati di luar negeri.


SITTY
     Merah warnanya si bunga mawar
     Putih suci bunga melati
     Janji bukan untuk ditawar
     Kasih hanya dilerai mati

SAMSUL
    Tanam melati di depan rumah
    Ubur-ubur berdamping dua
    Jikalau mati kita bersama
    Satu kubur kita berdua.



                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi   8
SITTY
     Ubur-ubur berdamping dua
     Tanam melati bersusun tangkai
     Kalau mati kita berdua
     Jikalau boleh bersusun bangkai.

SAMSUL
    Tanam melatai bersusun tangkai
    Tanam padi satu persatu
    Jikalau boleh bersusun tangkai
    Daging melebur jadi satu.

TANPA DISADARI, PEDAGANG MEMPERHATIKAN PERCINTAAN SAMSUL
DENGAN SITTY.

PEDAGANG
―Allahuakbar Allahuakbar..............!!‖ ( KEARAH SITTY DAN SAMSUL )

SAMSUL
Hah ! O . Ayo kita pulang, Sitty. Sudah terlalu senja. Nanti orang di rumah marah-
marah. Merantaunya masih lama. Lulus saja juga belum tentu.

SAMSUL DAN SITTY KELUAR

PEDAGANG
    Ikat berikat tali kuda
    Pasang pelana kuda yang putih
    Hati terikat samanya muda
    Lupa waktu sebab berkasih

       Minta daun diberi daun
       Dalam daun buah bidara
       Minta pantun diberi pantun
       Dalam pantun ada cerita

PEDAGANG ITU PUN KEMUDIAN MENUTUP DAGANGANNYA. KELUAR
SERAYA MEMBAWA RAMBU-RAMBU YANG TERNYATA BISA DICABUT
DENGAN MUDAH.




                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                     9
BAGIAN II.
DI RUANGAN SEBUAH RUMAH SEORANG LAKI- LAKI SEPARUH BAYA
DUDUK. LAKI-LAKI ITU TERBATUK-BATUK SERAYA MENGUSAP-USAP
DADANYA MENAHAN SAKIT. ANAK PEREMPUANNYA DUDUK DI
SEBELAH LAKI-LAKI ITU, SESEKALI MEMIJIT-MIJIT BAHUNYA.

SITTY
Istirahatlah lagi ayah, sudah terlalu larut.

AYAH
Tidak mudah tidur bagi ayah sekarang ini, Sitty.
Dipejam mata tak terpejam
Direbah tubuh tak jua senang perasaan.

SITTY
Apalagi yang ayah pikirkan ? Bukankah ayah pernah bilang pada Sitty,
Tidaklah beban jadi rasian
Habis daging dihisapnya.

AYAH
Sitty, anakku. Kamu ini seperti orang dulu bilang,
Kecil tak lagi untuk disuruh-suruh.
Besar belumlah dapat ditumpangi.

SITTY
Ah, ayah. Kecil Sitty anak ayah, besar juga tetap anak ayah. Kalau boleh Sitty tahu,
apa yang ayah pikirkan ?

AYAH
Dipintal benang dengan gulungan
Biar berpisah pangkal dengan ujungnya
Tak kusut pula dalam genggaman.
Tapi, kali ini kamu terpegang ujung benang, Sitty.
Ayah memintal dari pangkalnya.

SITTY
Kalaulah ujung di tangan Sitty, tentulah Sitty takkan berlepas tangan.
Ceritakanlah ayah. Dengan senang Sitty dengarkan.

AYAH
( MENARIK NAFAS )
Berniaga ke tanah Jawa dagang emas dengan budi bahasa.
Tapi, bagaimanapun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Nasib tertoreh di telapak tangan.
Niat hendak menyekolahkanmu tinggi-tinggi, biar bertambah isi kepala.
Cita-cita membumbung langit, Tuhan dari atas jua yang menentukan.




                    Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                     10
Jerih peluh usaha niaga kita kali ini telah habis surut, Sitty. Ayah tak dapat lagi
berbuat apa-apa. Sekarang, kamu juga tahu, harta ayah hanya tinggal badan
sepembawaan ini. Hutang-hutang tumbuh melilit pinggang. Mencekik kerongkongan.

SITTY
Sitty mengerti, ayah.

AYAH
Hutang emas dibayar emas. Hutang budi, tentulah dibawa mati.

SITTY
Benar ayah.

AYAH
Kemarin Datuk Maringgih datang ke sini. Tak lain untuk menagih hutang pinjaman
dagang yang sudah jatuh tempo. Ayah meminta Datuk menambah jangka waktu yang
diberikan. Tapi, dia menolak. Karena telah melewati batas waktu yang seharusnya.
Sehingga bunganya sudah berlipat ganda. Rumah yang satu-satunya inipun hendak
disitanya. Dan itupun belum juga akan menutupi hutang kita Sitty.

SITTY
Iya, ayah. Sitty paham, ayah.

AYAH
Panjang cerita segelas kopi, direntang masa setinggi bulan. Bersilat lidah di
perbincangan, berkecamuk darah dalam dada.
Ah. Hutang kita seperti memotong rumput di tengah padang. Potong dipotong tumbuh
jua. Bunganya menjulang menyentuh lutut. Tiap melangkah terjatuh pula menyentuh
tanah.

SITTY
Sitty mengerti, ayah.
Jual gabah di tengah pekan, gabah dibawa dengan bendi.
Kalaulah susah sama kita pikirkan, nak lapang jua beban di hati.
Ayah, apa yang bisa Sitty perbuat untuk itu, Ayah.

AYAH
( KEMBALI MENARIK NAFAS, KEMUDIAN MENGGELENGKAN KEPALA )
Daunmu terlalu hijau. Berputik sudah, berbunga belum. Harumnya belumlah melintas
pagar.

SITTY
Maksud ayah.... ?

AYAH
Sitty, hutang emas dibayar emas ? Hutang budi dibayar budi ? Tapi, lain dengan
Datuk Maringgih. Seluruh hutang kita padanya, tidak berguna pepatah demikian.
Datuk ingin mempersuntingmu. Maka, lepaslah hutang yang selilit pinggang.




                    Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi              11
SITTY
( TERKEJUT )
Dengan Sitty, ayah !? Datuk Maringgih !?

AYAH
Itulah jalan yang ia pintaskan agar terlepas dari segala hutang.

SITTY
Tidak, ... tidakkah ada jalan lain, ayah ?

AYAH
Kalaulah umur ayah masih panjang, dan tenaga berisi di badan. Tentu ayah tidak akan
memberi tahu kamu, Sitty.

SITTY
Tapi, ... Sitty belum ...

AYAH
Sitty, Ayah paham kalau kamu belum punya timbangan yang kuat, Sitty. Timbangan
yang bagus tidak berat sebelah. Berlebih semata ditentang dengan pikiran. Selepas
kamu lulus sekolah nanti, Datuk Maringgih hendak menjatuhkan hari.

SITTY
( TERDIAM LAMA SEPERTI BERPIKIR )
Ayah, bolehkah Sitty mohon diri Ayah ?
Sudah berat kelopak mata. O, ayah istirahatlah dahulu.

SITTY KELUAR MENINGGALKAN AYAHNYA.
LAMPU MENYURUT.


                                   BAGIAN III.
PENTAS KEMBALI MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN. PEDAGANG
MENUNGGU ANAK-ANAK PULANG SEKOLAH.

DATUK MARINGGIH MASUK BERSAMA PENDEKAR LIMA—ASISTEN,
JUBIR SEKALIGUS PENGAWALNYA.

DATUK
Sudah keluar anak sekolah itu ?

PEDAGANG
O, belum Tuan. Mungkin sebentar lagi. Coba lihat arlojinya ( MENARIK TANGAN
DATUK, MELIHAT ARLOJI ). Baru pukul lima lewat sedikit. Lihat, baru sedikit
lewatnya. Sekolah bubar pukul setengah enam. Ya, setengahnya saja. Sebentar lagi.
Sabar, sabar. Silahkan duduk dulu. Santai dulu. Dan saya punya onde-onde, enak
rasanya. Silahkan dicoba. Kalau tidak percaya lihat saja nanti. Seorang gadis cantik
akan memborong onde-onde ini, Sitty Noerbaja gadis....



                    Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                 12
DATUK
Sitty Noerbaja ?!

PEDAGANG
Tepat sekali. Gadis manis, semanis tebu, suka onde-onde. Dia bilang onde-onde lebih
hebat dari makanan import manapun. Eh, apa Tuan menunggu Sitty Noerbaja ?

DATUK
Ya. Saya menjemputnya.

PEDAGANG
Berarti Tuan ini keluarganya Sitty, kakeknya barangkali ?

PENDEKAR LIMA
Heh ! Jangan asal bicara ya !

PEDAGANG
Bapaknya ?

PENDEKAR LIMA
Datuk ini bukan bapaknya.

PEDAGANG
Jadi, pamannya begitu ?

PENDEKAR LIMA
Huhh ! Tidak kata saya !
PEDAGANG
Kakek bukan, bapak tidak, paman juga salah. Tapi ke sini untuk menjemput Sitty.
Nah, berarti Tuan ini sopir pribadinya nona Sitty.

PENDEKAR LIMA
Hei ! Mau kakek, kek. Mau bapak, kek. Mau paman, kek. Apa urusanmu ! Urus saja
onde-ondemu itu.

PEDAGANG
O. Oke, oke. Maafkan saya. Tidak akan saya urus lagi. Ya, bukan urusan saya. Tapi
ingat, sekedar informasi. Bagi saya, Sitty berarti onde-onde, seperti onde-onde.
Lembut di luarnya, manis di dalamnya. Dia ramah sekali....

DATUK
( KEPADA PENDEKAR LIMA )
Coba kau lihat kesana. Lama sekali keluarnya. Apa yang mereka perbuat di sekolah
itu. Zaman saya sekolah tidak terlalu penting. Lihat saya, tidak perlu sekolah tinggi-
tinggi untuk bisa hidup sejahtera. Cuma pakai akal-akalan. Kecil bahagia, muda foya-
foya, tua sejahtera, mati masuk......

PENDEKAR LIMA



                    Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                  13
Itu dia, Datuk. Menuju kesini. Anak sekolah keluar seperti kambing lepas dari
kandang. Tapi, Sitty bergandengan Datuk.

DATUK
Bergandengan ! Dengan siapa !?

PENDEKAR LIMA
Dengan laki-laki. Mesra sekali mereka.

DATUK
Siapa laki-laki itu ? Hah ! Samsul Bahri. Anak Sutan Mahmud. Sudah melekat-lekat
pula ia dengan Sitty.

SAMSUL , SITTY, BAHKTIAR DAN ARIFIN MASUK.

SAMSUL
Tuan Datuk Maringgih rupanya. ( MENGULURKAN TANGAN HENDAK
BERSALAMAN TAPI TIDAK DIBALAS OLEH DATUK )

PENDEKAR LIMA
Oh, bersalaman dengan Datuk harus melalui saya. Saya asisten, jubir, sekaligus
pengawal pribadi Datuk. Jadi segala apapun urusan dengan Datuk harus melalui saya.

DATUK
Selamat sore Sitty. Sedari tadi saya menunggu. Niat di hati hendak menjemputmu.
Mobil sudah saya persiapkan. Mari, kita berkeliling menikmati senja yang menarik
ini. Bagaimana kalau kita ke tepi laut, mencari angin segar sambil makan rujak atau
jagung bakar. Setelah itu kita ke plaza mencari oleh-oleh untuk ayahmu.

SITTY
Ah, eh. O. Mmmh ... Datuk !?

DATUK
Ayo Sitty, mari. ( MENARIK TANGAN SITTY )

SAMSUL
Ada apa ini Datuk ?

PENDEKAR LIMA
Bukan urusan kamu !

SAMSUL
Ini jadi urusan saya.

PENDEKAR LIMA
Oi, urus saja dirimu sendiri, kalau tidak mau berurusan panjang dengan saya !

SAMSUL
Tapi jangan main ... !




                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi               14
SITTY
Tenang Sam. Ini urusan saya. Pulanglah dulu bersama Bachtiar dan Arifin. Saya mau
bicara sebentar dengan Tuan Datuk.

SAMSUL
Tapi, Sitty. Kamu...

SITTY
Sam, saya mohon pengertian kamu.

PENDEKAR LIMA
Nah, kamu dengar tidak ? Sitty menyuruhmu pergi dari sini. Tunggu apalagi,
menunggu kena usir, ya ?

BACHTIAR
Enak saja main usir. Ini tempat umum tahu.

PENDEKAR LIMA
Kamu juga mau turut campur urusan ini, ya ? Mau tahu prosedur berurusan dengan
saya ?

ARIFIN
Op, op, op. Menurut pendapat saya lebih baik kita mengalah. Mundur. Ayo. Sitty,
kami duluan. Jaga diri baik-baik.

SAMSUL, BACHTIAR DAN ARIFIN PERGI DENGAN KESAL.

SITTY
Datuk. Apa maksud Datuk menjemput saya ?

DATUK
Saya bermaksud baik Sitty. Mulai hari ini saya, eh, aku, akan menjemputmu. Sebagai
seorang calon induk berasku, alangkah menyenangkan kita bertemu setiap saat. Biar
kita merasa dekat. Bukan begitu hendaknya ?

SITTY
Siapa yang menyuruh Datuk melakukannya ?

DATUK
O, tidak siapa-siapa. Ini aku lakukan tulus dan murni dari hati nuraniku sendiri.

PENDEKAR LIMA
Ah, tidak usah pakai menolak segala. Turuti sajalah. Datuk akan membuat hari-
harimu bahagia.

DATUK
Saya tidak menyuruhmu bicara !




                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                   15
SITTY
Datuk. Saya tidak pernah meminta untuk dijemput, Datuk.

DATUK
Sitty, semua sudah saya perhitungkan dengan ayahmu, Sitty. Tidak ada lagi yang
perlu dipermasalahkan.

SITTY
Tuan Datuk. Ini bukan hitungan matematik, Tuan. Sebagai seorang yang jauh lebih
dewasa, tentu Tuan lebih paham dunia ini.

DATUK
Ah, kau kan bukan lagi anak kecil yang tidak bisa menentukan langkahmu sendiri.
Sudah tujuh belas tahun. Tentu kau mengerti Sitty.

SITTY
Jalan saya masih panjang Datuk. Saya belum berpikir melangkah sejauh ini. Alangkah
bagusnya Datuk mencari perempuan yang lebih dari saya. Lebih pantas, lebih pas
menjalankan hidup dengan Datuk.


DATUK
Apalagi yang kamu cari setamat sekolah ini, Sitty ? Lebih baik lakukan langkah besar.
Apalagi, kamu perempuan. Bukankah perempuan itu hanya ; sumur, dapur, dan kasur.

SITTY
Tuan. Hendaklah Tuan berpikir baik. Baik untuk Tuan, dan juga baik untuk saya.

PENDEKAR LIMA
Ini sudah yang terbaik Datuk lakukan untuk kamu dan Ayahmu, Sitty. Apakah kamu
senang melihat ayahmu sakit-sakitan memikirkan...

SITTY
Tentang hutang Ayah saya pada Datuk, saya berharap Datuk sabar. Berilah saya
kesempatan. Tunggu saya menyelesaikan sekolah saya dulu. Saya akan berusaha,
bekerja mencari uang untuk membayarnya.

PENDEKAR LIMA
Heh ! Mau kerja apa kamu Sitty ? Tidak gampang mencari pekerjaan di jaman
sekarang ini. Kerja di kantor ? Di Bank ? Jangan mimpi Sitty. O, barangkali kamu
bisa jadi babu, buruh kasar, atau kamu jadi pekerja ... pekerja seks komersil.

SITTY
( MENAHAN AMARAH )
Saya tidak bicara demikian Tuan-tuan.

DATUK
Pendekar Lima. Saya tidak suruh kamu bicara. Diam saja di sana.
Jadi, kamu keberatan dengan aku Sitty ?



                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                  16
SITTY
Maafkan saya Tuan Datuk.

DATUK
Saya tidak main-main Sitty.

PENDEKAR LIMA
Tidak tahu diuntung pula kau rupanya. Ingat. Hutang ayahmu dengan Datuk sudah
terlalu banyak. Mau dibayar dengan apa lagi ? Ayahmu sudah menjual seluruh
perusahaan dagangnya. Untuk bunganya saja itu pun belum cukup. Ayahmu sudah
mulai bicara sendiri memikirkannya. Lebih baik kau bayar lunas dengan ...

SITTY
Hutang emas dibayar emas, Tuan.

PENDEKAR LIMA
Jadi kau kemanakan perbuatan baik Datuk selama ini pada ayahmu ?

SITTY
Saya akan selalu mengingatnya. Tidak akan saya lupakan, bahwa Datuk adalah
seorang yang baik. Bahkan terlalu baik.

PENDEKAR LIMA
Nah, tunggu apa lagi ?

SITTY
Namun, keinginan Datuk terhadap saya, apakah baik buat saya ?

PENDEKAR LIMA
Jelas sangat baik. Niat baik Datuk tidak akan ada yang menghalangi.

SITTY
Belum tentu, Tuan. Kalau Tuhan berkeinginan lain, tidaklah boleh mendahului yang
di atas.

DATUK
Hhh. Jangan bermain-main, apalagi mempermainkan saya. Jadi kamu menolak saya ?
Saya tidak pantas untuk kamu, begitu ? Lalu, siapa yang pantas ?

PENDEKAR LIMA
Samsul Bahri tentu telah mempengaruhi otaknya.

SITTY
Tidak baik menyangkut – pautkan persoalan ini dengan orang lain, Tuan. Samsul
tidak tahu apa-apa dengan masalah ini.

PENDEKAR LIMA




                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi             17
Jangan bersilat lidah, Sitty. Sejak kapan kau berhubungan dengan dia ? Sudah sejauh
mana ? Jangan-jangan kau telah melakukan......

SITTY
Cukup Tuan. Persoalan ini hanya antara keluarga saya dengan tuan Datuk.

DATUK
Baik, baik. Sitty ! Silahkan kamu berpikir baik-baik sekarang. Baik untuk kamu serta
ayahmu. Terserah ! Saya tunggu keputusanmu.

SITTY
Sekali lagi, saya mohon maaf dan berharap Tuan mengerti. Maafkan atas
kelancangan saya. Saya mohon diri dulu, Tuan. Saya pulang.

SITTY KELUAR

PENDEKAR LIMA
Keras kepala juga dia !

DATUK
Keras hati, pendekar.

PENDEKAR LIMA
Keras hatinya pada Samsul Bahri.

DATUK
Mmmh. Hehehe ... Samsul Bahri !? Tampaknya dia akan menjadi batu sandungan
bagi langkah saya. Tapi dia bukan masalah yang besar. Pendekar, ke sini !
( MEMBISIKAN SESUATU. PENDEKAR MENGANGGUK-ANGGUK )

PENDEKAR LIMA
Ide yang usul. Tapi...

DATUK
Tapi bagaimana ?

PENDEKAR LIMA
Begini Datuk, apakah setelah ini dilakukan Sitty akan mau dengan Datuk ? Tentu dia
akan tambah sulit didekati. Lebih baik langsung Sitty saja, Datuk.

DATUK
Kamu gila ya ! Tujuan saya itu jelas-jelas Sitty. Kenapa Sitty pula yang dijadikan
sasaran. Goblok ! Sekarang gunakan otakmu, bagaimana caranya.

PENDEKAR LIMA
O. Baik. Begini ( BEBICARA PELAN DENGAN DATUK, SESEKALI
MENUNJUK KE ARAH PEDAGANG )

DATUK



                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                 18
Bagus, bagus. Sekarang gunakan bibirmu itu kesana.

PENDEKAR LIMA MENDEKATI PEDAGANG.

PEDAGANG
Eh, Tuan. Kelihatan serius sekali pembicaraan tuan-tuan dengan Nona Sitty. Sehingga
Ia tidak sempat menikmati onde-onde saya. Rejeki saya jadi hilang begitu saja.

PENDEKAR LIMA
Ah, biasalah. Kami ini memiliki sebuah Production House yang sedang menggarap
sebuah film baru. Pembicaraan tadi itu, kami menawarkan sebuah peran pada Sitty
Noerbaja. Tapi dia masih ragu. Pikir-pikir dulu katanya ( MEMAKAN SEBUAH
ONDE-ONDE ) Mmmh..onde-ondenya enak sekali.

PEDAGANG
Tuan mengajak Sitty main film ? Dia menolaknya ?

PENDEKAR LIMA
O, Belum. Sitty belum memutuskannya tadi.
( MEMATUT-MATUT GEROBAK PEDAGANG )
Selain dengan Sitty, sepertinya kita juga bisa berkerjasama.

PEDAGANG
Bekerjasama ? Tuan membutuhkan saya untuk main film ?

PENDEKAR LIMA
Ya. Kami membutuhkan gerobak Anda ini untuk setting sebuah adegan di film kami
nantinya.

PEDAGANG
Aah..., masa cuma gerobaknya saja. Sayanya tidak. Memang apa judul filmnya ?

PENDEKAR LIMA
Mmmh. ―Tidak Ada Apa-apa Dengan Cinta‖.

PEDAGANG
Lho ! Kok pakai kata ‗tidak‘ ?

PENDEKAR LIMA
Di situlah nilai jual film ini, lain dari yang lain. Film ini akan memperlihatkan bahwa
tidak ada apa-apa dengan cinta. Persetan dengan yang namanya cinta. Nah,
pengambilan gambar pertamanya akan dilakukan di sini. Sitty akan memainkan tokoh
utamanya yang sedang menunggu kekasihnya sambil makan onde-onde.

PEDAGANG
Makan onde-onde ? Wah, cocok sekali dengan hobinya.

PENDEKAR LIMA
Karena itulah kami memberikan peran ini pada dia.



                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                    19
PEDAGANG
Semestinya saya juga diajak, dikasih peran. Saya ini kan sudah biasa melakukan
adegan yang Tuan inginkan. Sitty pasti senang dengan saya sebagai lawan mainnya.

PENDEKAR LIMA
Sayang, wajah Anda itu tidak Kameragenik

PEDAGANG
Apa maksudnya ?


PENDEKAR LIMA
Wajah Anda itu tidak menarik jika dishoot dengan kamera. Itu akan merusak citra
film ini di mata penonton nantinya. Jadi saya cuma pakai gerobaknya saja. Bagaimana
? Mau tidak ? Kami hargai ( MEMBERI PENJELASAN DENGAN TANGAN
SAMBIL BERBISIK ).

PEDAGANG
Ah, cuma segitu ? Biasanya seorang produser itu sangat royal. Apalagi untuk sebuah
adegan penting.

PENDEKAR LIMA
Tenang, sesudah pengambilan gambar adegan ini akan saya tambah. Dua kali lipat,
bagaimana ?

PEDAGANG
Nah, begitu. Kerjasama disepakati. Tapi.....

PENDEKAR LIMA
( HENDAK BERBALIK KE TEMPAT DATUK ) Apa lagi !?

PEDAGANG
Tadi kata Tuan, Nona Sitty belum memastikan dirinya untuk.......

PENDEKAR LIMA
O. Itu bukan urusan kamu. Nanti akan kami hubungi lagi dia. Cuma persoalan nilai
kontrak. Dengan nilai yang lebih tinggi, pasti Sitty tidak akan sanggup menolaknya.
( MENUJU DATUK )

DATUK
Bagaimana, Pendekar ?

PENDEKAR LIMA
Beres, Datuk. Semua sudah saya persiapkan

DATUK




                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                     20
Bagus. Tidak percuma kau kuangkat jadi jubir, bibirmu tak kalah cepatnya dengan
otakmu. Setelah Samsul dibereskan, tidak ada lagi halangan bagi saya menuju Sitty.
Oh, Sitty ( SERAYA MENERAWANG ).


                                   BAGIAN IV.
SEORANG PEDAGANG PALSU SURUHAN PENDEKAR LIMA TELAH SIAP DI
TEMPAT ITU. IA MONDAR-MANDIR MENUNGGU ANAK-ANAK SEKOLAH
KELUAR.

SITTY MASUK, HERAN MELIHAT PEDAGANG ITU.

PEDAGANG PALSU
O. Mmh, nona pasti Sitty Noerbaja.

SITTY
Betul. Tapi bapak ini siapa ? Biasanya kan pak Amat yang berjualan dengan gerobak
ini.

PEDAGANG PALSU
Saya ini... anu, maksud saya, saya ini saudara dari isterinya si Amat yang biasanya
berjualan di sini. Berhubungan si Amatnya ada urusan ke situ...., maksud saya
ke....kampung isterinya itu, saya diminta untuk menggantikannya. Daripada tidak
untung....Eh, maksud saya daripada merugi, lebih baik saya yang menjual-jual
dagangannya hari ini. Katanya dia ada......

SITTY
Ada apa, Pak ?

PEDAGANG PALSU
Ah, entahlah. Tidak tahu saya. Pokoknya anu. Penting !

SITTY
Maksud bapak urusan penting.

PEDAGANG PALSU
Nah, betul. Seperti yang Nona maksudkan tadi.
Yang penting bagi saya itu, si anu, maksud saya, teman Nona yang bernama Samsul
itu .

SITTY
O, Samsul Bahri. Dia belum keluar. Sebentar lagi. Saya biasa menunggunya di sini.
Ada perlu apa bapak dengan Samsul ?

PEDAGANG PALSU
Begini. Saya ini di...., maksud saya ada sesuatu yang akan saya......

SITTY



                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                   21
Maksud bapak ada yang ingin bapak sampaikan pada Samsul ? Katakan saja pada
saya, nanti saya sampaikan pada Samsul.

PEDAGANG PALSU
Ooo...tidak bisa, maksud saya tidak usah. Biar saya saja. Ini juga penting Nona.

SITTY
Memangnya siapa yang berpesan ?

PEDAGANG PALSU
Si itu..., si anu, maksud saya.......

SITTY
Pak Amat ?

PEDAGANG PALSU
Iya, ya, seharusnya saya bilang begitu. Hehehe........

SEMENTARA PEDAGANG PALSU ITU MENUNGGU SAMSUL, SITTY
MENGAMBIL BEBERAPA BUAH ONDE-ONDE DARI GEROBAKNYA.

SITTY
Pak, Saya beli onde-ondenya. Ini uangnya.

PEDAGANG PALSU
Ha! Onde-onde ? Nona Sitty membeli onde-onde ini untuk siapa ?

SITTY
Ya buat saya.

PEDAGANG PALSU
Tapi ini tidak untuk........

SITTY
O, tidak untuk dijual, begitu ? Apa bapak tidak mau uang ?

PEDAGANG PALSU
Uang ! Mau saya. Ini saya lakukan karena uang.

SITTY
Nah, ini uangnya.

SITTY DUDUK MELEPAS LELAH . KEMUDIAN IA MEMAKAN SATU BUAH
ONDE-ONDE.

PEDAGANG PALSU
( KESAMPING ) Aduh ! Celaka saya. Seharusnya Samsul, seperti yang disuruhkan
pada saya. Nona memakannya ? ( PADA SITTY )




                     Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                22
SITTY
Iya, kenapa ?

PEDAGANG PALSU
Ditelan ?

SITTY
( MENGANGGUK )

PEDAGANG PALSU
Enak ?

SITTY
Mmm, enak. Tapi gulanya terlalu manis dari yang biasa.
( MEMAKAN SEBUAH LAGI )

PEDAGANG PALSU
Yang itu ?

SITTY
Sama saja. Bapak ini kenapa ? Kalau bapak mau silahkan coba saja.
( MENYODORKAN ONDE-ONDE )

PEDAGANG PALSU
O. Tidak, tidak ! Saya tidak suka onde-onde. Onde-onde itu manis. Saya tidak boleh
makan yang manis-manis. Kalau saya makan, saya akan batuk-batuk. Saya akan jadi
pusing. ( SITTY MEMEGANG KEPALANYA SEPERTI KESAKITAN ) Nah, anak
saya akan marah. Ia akan tambah pusing melihat saya. Ia akan kasak-kusuk
mencarikan saya obat. Pernah saya pusing sekali gara-gara makan dodol yang juga
sama manisnya dengan onde-onde. Saya jadi terbatuk-batuk, nafas saya sesak sekali
( SITTY MEMEGANG DADANYA KARENA SESAK NAFAS ) Hampir-hampir
saya tidak kuat lagi. Untung anak saya segera membawa saya ke Puskesmas. Kata
anak saya, puskesmas itu kependekan dari; pusing, kepala sakit dan masuk angin.
Susternya menyuntik saya disini ( MENUNJUK BAGIAN PAHANYA ) Sakit. Tapi,
setelah itu saya bisa sembuh. Kalau tidak, saya bisa mati.( SITTY SUDAH
TERDIAM BEGITU SAJA.TERKAPAR ) Saya ini belum ingin mati. Saya ingin
hidup seribu tahun lagi. Nona takut mati ? ( MENOLEH KEPADA SITTY ) Nona ?
Nona ! Bangun nona. Nona, bangun. Wah, celaka. Aduh, seharusnya Samsul. Kalau
tidak, saya tak dapat uang. Aduh, nona ini ( MENDEKATKAN TANGAN PADA
HIDUNG SITTY ) Haa ! Tidak ada anginnya. Puskesmas, puskesmas ! Tolong !
Tolong ! Ah, kalau orang-orang datang hancur saya. Aduh, bagaimana ini !?.

SAMSUL, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK

SAMSUL
Sitty !?




                 Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                23
BAKHTIAR
Sitty kenapa !?

ARIFIN
Ada apa dengan Sitty !?

SAMSUL
Hah ! Tidak usah bertanya lagi. Cepat angkat. Bawa ke rumah sakit.

MEREKA KELUAR MEMBOPONG TUBUH SITTY. DARI ARAH LAIN DATUK
MARINGGIH DAN PENDEKAR LIMA MASUK.

DATUK
Bagaimana ?

PEDAGANG PALSU
Wah. Aduh, celaka ! Sitty !

DATUK
Kenapa Sitty ?

PEDAGANG PALSU
Onde-onde, maksud saya Sitty makan onde-ondenya. Sudah saya larang, tapi ia terus
saja. Mau apa lagi. Kalau saya katakan ada racunnya tidak mungkin. Sekarang Sitty
diangkut ke...

PENDEKAR LIMA
Diangkut ke rumah sakit ? Cepat bapak lihat kondisinya ! Segera balik, kami tunggu
di sini !

PEDAGANG PALSU KELUAR MELIHAT SITTY

DATUK
Haahhh ! Kenapa bisa jadi seperti ini ? Kacau ! Yang saya perintahkan bunuh Samsul
Bahri. Kalau Sitty mati, percuma semuanya !

PENDEKAR LIMA
Ini kesalahan teknis, Datuk.

DATUK
Ini kesalahan kamu ! Menyuruh orang yang tidak bisa diandalkan ! Apa tidak ada
yang lebih punya akal !

PENDEKAR LIMA
Kalau orang berakal mungkin tidak mau melakukannya, Datuk.


DATUK




                  Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                 24
Sudah! Jangan mencari alasan lagi. Apa yang harus kita lakukan ? Kita dalam
keadaan bahaya. Sebaiknya kita pergi dari sini.

PENDEKAR LIMA
Kita tunggu laporan dari orang tadi dulu Datuk.

DATUK
Untuk apa lagi ?

PENDEKAR LIMA
Mengetahui keadaan Sitty, ia mati atau tidak.

DATUK
Mati atau tidak, tidak perlu lagi saat ini. Kasus ini pasti diusut. Sekaranglah waktu
yang tepat untuk menghindar. Ayo !

LANGKAH DATUK TERHENTI KARENA SAMSUL DATANG.

SAMSUL
O. Ternyata langkah saya tak kurang dan tak jua lebih. Hendak ke mana tuan-tuan ?
Tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya, ya ! Begitu ? Sitty sekarang
dalam keadan koma, Dokter telah mengetahui penyebabnya. Tidak ada alasan untuk
tidak menuduh Datuk sebagai dalangnya.

DATUK
Jangan asal tuduh ! Kamu ingin mencemarkan nama baik saya, ya !?

PENDEKAR LIMA
Oi, anak muda. Apakah kau punya bukti otentik kalau bicara !?

SAMSUL
Bukti ? ( MENGODE DENGAN TEPUKAN TANGAN )

BAKHTIAR MASUK MEMBAWA PEDAGANG PALSU

SAMSUL
Siapa yang menyuruh bapak untuk meracuni Sitty ? ( KEPADA              PEDAGANG
PALSU )

PEDAGANG PALSU
Itu, Situ. Maksud saya orang itu ( MENUNJUK PENDEKAR LIMA )

SAMSUL
Berapa bapak dibayarnya ?


PEDAGANG PALSU
Tadi saya dikasihnya uang segini ( HENDAK MENGELUARKAN SELURUH ISI
SAKUNYA ). Janjinya saya akan dikasih uang banyak, satu juta katanya. Jadi saya



                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                 25
mau. Perintah cuma menyerahkan onde-onde itu pada Samsul Bahri. Samsul Bahrinya
tidak ada. Tapi Nona Sitty membeli onde-onde itu dan mengasih saya uang.

SAMSUL
Maksud bapak ?

PEDAGANG PALSU
Aduh, ini sudah tiga kali saya jelaskan pada kalian !

BAKHTIAR
Jadi tidak usah berkelit lagi dari kami, Datuk !

SAMSUL
Datuk hendak meracuni saya agar Sitty bisa jatuh ke tangan Datuk ? Terlalu sempit
jalan pikiran datuk. Tidak semua orang bisa Datuk bodoh-bodohi. Zaman sudah
bertukar, Datuk ! Nah, sekarang kau harus me......

ARIFIN MASUK DENGAN RAUT MUKA TEGANG BERCAMPUR TANGIS.

ARIFIN
Sitty sudah mendahului kita.

SEMUA
Sitty !?

SAMSUL
Gaek keparat ! ( HENDAK MENYERANG DATUK )

DATUK
Lari !

PENDEKAR LIMA
Kita hadapi saja, saatnya perhitungan terakhir, Datuk !

BAKHTIAR
Oooooooiii ! Babi hutan masuk ke ladang !

BEBERAPA ORANG SISWA MASUK MEMBAWA BENDA-BEDA KERAS DI
TANGAN. MEREKA LANGSUNG MENYERANG SEHINGGA TERJADI
TAWURAN.

       ―Bagi saya.‖
       ―Ini. Hajar !‖
       ―Kubunuh kau, anak ingusan !‖
       ―Ayo, pak tua !‖
       ―Beraninya keroyokan !‖
       ―Sudah biasa, Datuk !‖
       ―Ekstrakurikuler !‖




                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                   26
DALAM PERISTIWA TAWURAN ITU SAMSUL BAHRI TEWAS TERTUSUK
BELATI OLEH DATUK, SEDANGKAN DATUK MARINGGIH TEWAS
DIKEROYOK SISWA DENGAN BATU.

        ―Samsul !?‖

KAWAN SAMSUL MENGANGKAT TUBUH SAMSUL KELUAR. PENDEKAR
LIMA DAN PEDAGANG PALSU MELARIKAN DIRI.


                                    BAGIAN V.
DI SUDUT JALAN BEBERAPA HARI KEMUDIAN, SEORANG LAKI-LAKI
BERPAKAIAN LUSUH DUDUK DI HALTE. IA TENGAH BERBICARA
SEORANG DIRI.

AYAH
Sitty...kembalilah Sitty...dst.

SUARA-SUARA
Sitty di sini Ayah. Menjelma gunung. Orang-orang mendaki, seperti mendaki mimpi.
Sitty melihat mimpi itu, Ayah. Bintang jatuh ke samudera jiwa, jiwa lepas dari
tubuh....

AYAH
Kemarilah, sayang. Maafkan Ayah, kemarilah...peluk Ayah....dst.

SUARA-SUARA
Sitty di sini Ayah. Serupa jembatan, antara masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Jembatan waktu yang melingkar, metamorfosis. Orang-orang melintas, datang,
singgah, pergi, dan menghilang.

AYAH
Jangan cengeng, Sitty ! Ayo, berdiri. Ayo! Bangun, nak. Lepaskan kemanjaan...dst.

SUARA-SUARA
Sitty jadi muara, Ayah. Tempat segalanya berakhir. Akhir dari kepedihan, akhir dari
segala dendam. Akhir dari mimpi-mimpi yang dihanyutkan orang dari hulu, dari masa
lalu. Telah jadi kisah, Ayah. Yang melahirkan seribu tafsir.... Meski kita tidak pernah
tahu kapan episode ini berakhir....

LAMPU PERLAHAN MENYURUT. PADAM.

                                     SELESAI

                                                             Bukandiya april-mei 2004




                    Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                  27
BIODATA PENULIS
Nama           Ilham Yusardi
TTL            Padang, 28 April 1982
Alamat         Jl. DR. M. Hatta RT 05 / RW 01 No. 29-30 Anduring Padang 25151
Alamat Surat   Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Univ. Andalas Padang

               PO. BOX 235.


Status         Mahasiswa Sastra Indonesia FSUA angkatan 2001
Aktivitas       Menulis puisi, cerpen, esai. Aktif di Teater LANGKAH FSUA, HMJ SASINDO,
               Teater GARAK. Pernah ikut berbagai pementasan teater. Diantaranya; ―Suara-suara
               Patung‖ karya Mila K. Sari, ―Primordial II‖ karya S. Metron M. Di beberapa kota di
               Sumatera Barat.
No. Rekening 107.750093953.901 Atas nama HARIYANTO. Kantor BNI Capem.
Andalas Limau Manih.




                   Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi                             28

More Related Content

Viewers also liked (14)

Puzzle mudah
Puzzle mudahPuzzle mudah
Puzzle mudah
 
Karma
KarmaKarma
Karma
 
Getting the right people to talk about your company
Getting the right people to talk about your companyGetting the right people to talk about your company
Getting the right people to talk about your company
 
Puzzle mudah
Puzzle mudahPuzzle mudah
Puzzle mudah
 
Tugas plkj
Tugas plkjTugas plkj
Tugas plkj
 
Implications of Technology On PE Teachers
Implications of Technology On PE TeachersImplications of Technology On PE Teachers
Implications of Technology On PE Teachers
 
Lakon t imun mas
Lakon t imun masLakon t imun mas
Lakon t imun mas
 
Tugas plkj
Tugas plkjTugas plkj
Tugas plkj
 
Pesta terakhir
Pesta terakhirPesta terakhir
Pesta terakhir
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
What teachers want
What teachers wantWhat teachers want
What teachers want
 
Drama bawang merah bawang putih
Drama bawang merah bawang putihDrama bawang merah bawang putih
Drama bawang merah bawang putih
 
Alatan keperluan diri
Alatan keperluan diriAlatan keperluan diri
Alatan keperluan diri
 
Lit Project
Lit ProjectLit Project
Lit Project
 

Similar to Sitty nurbaja

Liturgi natal ragam profesi
Liturgi natal ragam profesiLiturgi natal ragam profesi
Liturgi natal ragam profesitira kristy
 
Sangkuriang meuntas jaman
Sangkuriang meuntas jamanSangkuriang meuntas jaman
Sangkuriang meuntas jamanUndang Rochman
 
Dan lainnya sebagiannya
Dan lainnya sebagiannyaDan lainnya sebagiannya
Dan lainnya sebagiannyaToni Wahyudi
 
Anak rantau
Anak rantauAnak rantau
Anak rantausherlind
 
Sepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudi
Sepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudiSepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudi
Sepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudirikaworo
 
Pantun Pendidikan Nasehat.docx
Pantun Pendidikan Nasehat.docxPantun Pendidikan Nasehat.docx
Pantun Pendidikan Nasehat.docxSDNSUMURANJA2
 
TEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAAN
TEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAANTEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAAN
TEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAANShafiqa Fatin
 
Pidato pasambahan siriah carano
Pidato pasambahan siriah caranoPidato pasambahan siriah carano
Pidato pasambahan siriah caranoSutan Müdô
 
Belajar Budaya Lewat Kata
Belajar Budaya Lewat KataBelajar Budaya Lewat Kata
Belajar Budaya Lewat Kataguest53cc0554
 
Rangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadma
Rangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadmaRangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadma
Rangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadmaRicky Suadma
 
Panduan melafaz dan melagukan seloka
Panduan melafaz dan melagukan selokaPanduan melafaz dan melagukan seloka
Panduan melafaz dan melagukan selokaCt Dahlia Abdullah
 
Yel yel pramuka
Yel yel pramukaYel yel pramuka
Yel yel pramukaLa Gani
 
Musik pop alternative o
Musik pop alternative oMusik pop alternative o
Musik pop alternative oYadhi Muqsith
 
Umang umang atawa orkes madun 2
Umang umang atawa orkes madun 2Umang umang atawa orkes madun 2
Umang umang atawa orkes madun 2Syamsul Noor
 

Similar to Sitty nurbaja (18)

Liturgi natal ragam profesi
Liturgi natal ragam profesiLiturgi natal ragam profesi
Liturgi natal ragam profesi
 
Sangkuriang meuntas jaman
Sangkuriang meuntas jamanSangkuriang meuntas jaman
Sangkuriang meuntas jaman
 
Dan lainnya sebagiannya
Dan lainnya sebagiannyaDan lainnya sebagiannya
Dan lainnya sebagiannya
 
Anak rantau
Anak rantauAnak rantau
Anak rantau
 
Sepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudi
Sepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudiSepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudi
Sepatu dahlan pendidikan ekonomi 2 c uhamka rika dan yudi
 
Pantun Pendidikan Nasehat.docx
Pantun Pendidikan Nasehat.docxPantun Pendidikan Nasehat.docx
Pantun Pendidikan Nasehat.docx
 
TEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAAN
TEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAANTEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAAN
TEKS UCAPAN MALAM KEBUDAYAAN
 
Lirik lagu2 KSSR tahun 2
Lirik lagu2 KSSR tahun 2Lirik lagu2 KSSR tahun 2
Lirik lagu2 KSSR tahun 2
 
Pidato pasambahan siriah carano
Pidato pasambahan siriah caranoPidato pasambahan siriah carano
Pidato pasambahan siriah carano
 
Belajar Budaya Lewat Kata
Belajar Budaya Lewat KataBelajar Budaya Lewat Kata
Belajar Budaya Lewat Kata
 
Rangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadma
Rangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadmaRangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadma
Rangkuman cerpen juru masak dan sulaiman pergi ke tanjung cina by ricky suadma
 
Panduan melafaz dan melagukan seloka
Panduan melafaz dan melagukan selokaPanduan melafaz dan melagukan seloka
Panduan melafaz dan melagukan seloka
 
Yel yel pramuka
Yel yel pramukaYel yel pramuka
Yel yel pramuka
 
Musik pop alternative o
Musik pop alternative oMusik pop alternative o
Musik pop alternative o
 
Lagu – lagu tematik
Lagu – lagu tematikLagu – lagu tematik
Lagu – lagu tematik
 
Umang umang atawa orkes madun 2
Umang umang atawa orkes madun 2Umang umang atawa orkes madun 2
Umang umang atawa orkes madun 2
 
Ibu[1]
Ibu[1]Ibu[1]
Ibu[1]
 
Bnn aisyah
Bnn aisyahBnn aisyah
Bnn aisyah
 

Sitty nurbaja

  • 1. Lakon Remaja SITTY NOERBAJA (EPISODE LEPAS DARI BUMI) OLEH ILHAM YUSARDI
  • 2. Dramatic Personae Seorang perempuan muda, berperan sebagai SITTY NOERBAJA Seorang laki-laki muda, berperan sebagai SAMSUL BAHRI Seorang laki-laki muda, berperan sebagai BAKHTIAR Seorang laki-laki muda, berperan sebagai ARIFIN Seorang laki-laki paruh baya, berperan sebagai AYAH Seorang laki-laki tua, berperan sebagai DATUK MARINGGIH Seorang laki-laki, berperan sebagai PENDEKAR LIMA Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG PALSU ( SURUHAN DATUK ) Beberapa orang SISWA. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 2
  • 3. BAGIAN I. PENTAS MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN ATAU HALTE TEMPAT ANAK-ANAK SEKOLAH MENUNGGU JEMPUTAN ATAU ANGKUTAN UMUM. DI SITU MANGKAL SEORANG PEDAGANG GEROBAK YANG MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN RINGAN. DI SEBELAH KIRI TERDAPAT SEBUAH RAMBU-RAMBU YANG MENUNJUKAN TEMPAT PERHENTIAN BUS. SITTY, SAMSULBAHRI, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK. MEREKA BERCENGKRAMA SEPERTI ADAYANG DIPERDEBATKAN. BAKHTIAR Yang namanya hidup di dunia tentu harus dengan akal, pandai-pandai. Kalau hidup di akhirat baru mesti dengan iman. SITTY Tapi, melihat jimat saat ujian tadi kamu bilang pandai, Bakhtiar ? Bukankah itu cara yang licik. ARIFIN Kalau saya berpendapat lain. Yang dilakukan Bakhtiar diwaktu ujian tadi namanya ‗licik pandai‘, bukan cerdik pandai. BAKHTIAR Aah, hei. Untuk hasil maksimal dibutuhkan usaha yang maksimal. Betulkan Samsul ? SAMSUL Kata-kata itu benar. Kamunya yang tidak benar. Usaha maksimal bukannya menghalalkan segala cara. Ingat, alam terkembang jadikan guru. Bisa-bisa berubah pepatah itu, jimat terkembang otak membeku. SEMUA TERTAWA MENDENGARNYA PEDAGANG Oi ! onde-onde, onde-onde mande. Tertawa sambil makan onde-onde pasti lebih asyik. ( SITTY MEMERIKSA SAKUNYA ) SITTY Ujian tadi baru tahap percobaan. Apakah kamu bisa melihat jimat saat ujian akhir yang sebenarnya, Bakhtiar ? ARIFIN Kalau saya berpendapat lain. Resiko untuk melakukan kecurangan di ujian akhir sangat besar. Melihat kiri-kanan saja mungkin dicurigai. Bertanya tetangga ?, sesekali jangan. Nah, apalagi lihat jimat, kertas kecil apapun jenisnya pasti akan gagal. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 3
  • 4. SAMSUL Barangkali Bakhtiar siap dengan resiko, didiskualifikasi. ARIFIN Nah..., dari pada kepala pusing. Menurut pendapat saya. Lebih baik begini. Pertanyaan yang tidak terjawab oleh kita, gunakan pilihan bantuan. Pertama, ask the audience, kode tetangga-tetangga sebelah. Kalau dicurigai, urungkan niat. Kedua, phone a friends, siapkan kertas kecil untuk sms-sms-an,‖ bantu saya nomor sekian‖. Lemparkan pada kawan yang mungkin tahu jawabannya. Tidak bisa juga ! Baru gunakan fifty-fifty. BAKHTIAR Fifty-fifty bagaimana ? ARIFIN Tentukan dua pilihan jawaban yang menurut kamu paling berkemungkinan benar. Dari dua jawaban tersebut, pilih satu saja dengan cara menimbang ( MENIRUKAN DENGAN TANGAN ). ―Ma rancak iko pado iko, rancak iko‖ Nah, dapatlah satu jawabannya. Untung-untung betul. Gampangkan.... ? SAMSUL Alaahh...., sama juga bohong Arifin. SITTY Tidak ada gunanya. Seperti kata petuah Jalar-menjalar akar benalu Kuat melingkar di batang mangga Kita belajar menuntut ilmu Tabiat buruk tak akan berharga ARIFIN Tapi bukankah fifty-fifty itu sah saja. Lain halnya dengan cara Bakhtiar yang menurut pendapat saya.... BAKHTIAR Sudah, sudah. Waktu seminggu itu masih panjang. Cukup untuk bersantai menenangkan pikiran. Pergi piknik, tenangkan jiwa. SAMSUL Seminggu kamu bilang masih panjang ? Mana jari tanganmu ? Hitung mundur mulai detik ini. Saatnya siaga satu, kawan. BAKHTIAR Jangan tegang, rileks saja. Kita tentu punya cara masing-masing sebelum bertempur. Kalau saya, butuh refreshing dulu sebelum menuju gelanggang. Kalau mau belajar kejar tayang menghafal buku-buku, silahkan coba. Bisa-bisa meledak itu kepala. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 4
  • 5. ARIFIN Dasar pemalas ! BAKHTIAR Terserah saja, sekarang lebih baik pulang. Dengar, Batang purut di tepi pagar Ditanam putri anak bangsawan Kerontang perut karena lapar Segera pulang mencari makan. Ayo, Arifin. Kamu pulang bersama saya atau tidak ? Biarlah mereka berdua menggagas masa depan. Apakah kamu mau jadi pamong terus, jadi obat nyamuk bakarnya ? ( ARIFIN MENGIKUTI BAKHTIAR ) Samsul, Sitty, kami duluan. O, ya. Bayar onde-onde kami ini. Buat tutup mulut kami. Daaah.., selamat berindehoi ! BAKHTIAR DAN ARIFIN KELUAR SETELAH MENGAMBIL BEBERAPA ONDE-ONDE SAMSUL Cerdik juga dia ! Kamu lapar, Sitty ? SITTY (MENGGELENG) SAMSUL Benar tidak lapar ? SITTY ( MENGGELENG ) SAMSUL Bagaimana kalau kita beli onde-onde. Sekedar pengganjal perut. SITTY Mau, mau ! Boleh juga. SAMSUL MENUJU PEDAGANG SAMSUL Onde-ondenya, pak. PEDAGANG Nah, begitu. Perhatikan juga nasib orang kecil seperti saya. Masa seharian saya berjualan di sini tidak ada yang beli ? Makanya dari tadi saya tawarkan onde-onde ini. Saya tahu kalau putrimu itu sangat suka onde-onde. Dia kan langganan saya. SAMSUL Berapa, pak ? Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 5
  • 6. PEDAGANG Belum seberapa, sepuluh onde-onde baru lima ribu saja. Kali ini saya kasih bonus dua buah. Buat nona Sitty. SAMSUL O. Ya. Terima kasih. Bapak baik sekali. Eh, benar tidak, pak ? Kata orang, hari esok harus lebih baik dari hari ini. PEDAGANG Ya, harus ! SAMSUL Kalau begitu besok bapak harus lebih baik. Besok, kalau saya beli onde-onde bonusnya harus lebih dari dua. Hehehe ...... PEDAGANG Pintar juga otakmu. SAMSUL KEMBALI KE TEMPAT SITTY SAMSUL Sitty, ini onde-ondenya. Makanlah. Bapak itu memberi bonus buat kamu. SITTY O, ya. Kalau saya tadi yang beli pasti bonusnya lebih dari dua. SITTY DAN SAMSUL DUDUK MENIKMATI ONDE-ONDE SAMSUL Sitty, selepas lulus sekolah nanti, ayahku menyuruhku untuk meneruskan ke perguruan tinggi. Aku sendiri setuju dengan itu. Kalau kamu bagaimana ? SITTY Baguslah. Siapa yang tidak bangga bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi . Ayahmu tentu telah menyiapkan semua demi kamu. Aku sendiri belum tentu, Sam. Belakangan ini ayahku sakit-sakitan. Aku tidak mungkin memaksakan keinginanku dalam kondisi seperti ini. O... rencananya kamu mau melanjutkan kemana, Sam ? SAMSUL Ayahku menyarankan untuk kuliah di luar negeri. SITTY Luar negeri ?! SAMSUL Iya, Sitty. Tidak di sini. SITTY Kenapa mesti ke luar negeri, Sam ? Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 6
  • 7. SAMSUL Kata ayahku, sangat baik untukku nantinya. Dengan kuliah di luar negeri kita bisa mendapatkan ilmu dengan maksimal. SITTY Di sini juga bisa, bukan ? Banyak perguruan tinggi yang tidak kalah kualitasnya. Dan lagi, kuliah di luar itu butuh biaya besar, Sam. Apakah ayahmu sudah memikirkannya matang-matang ? SAMSUL Ah, entahlah. Selain itu sebenarnya aku belum siap untuk merantau terlalu jauh. Jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga, dan tentu akan menjauhkan aku dari kamu Sitty. SITTY Jauh tidak lagi persoalan, Sam. Selagi masih di bumi ini. Apalagi zaman sekarang ini. Jarak dan waktu bisa direkayasa dengan teknologi. SAMSUL Aku tidak ingin jauh dari kamu Sitty. Anak baginda berburu rusa Rusa mati tertembak panah Jika kasih jauh dimata Rasa mati badan sebelah. SITTY Burung puyuh masuk ke rimba Di dahan jati singgah merapat Meskipun jauh dipelupuk mata Di dalam hati tetapkan dekat. SAMSUL Ombak berdentum di hujan lebat Sampan melaju ke pulau seberang Hendak kemana carikan obat Badan bertemu makanya senang. Kalau lama tidak ke ladang Tinggilah rumput dari padi Kalau lama tak bisa kupandang Rasa rindu menjadi-jadi. SITTY Risau kicaunya si anak balam Ditinggal induknya di pohon jambu Walau tak bisa berjawat tangan Di dalam mimpi kita bertemu. Utara selatan jadi penjuru Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 7
  • 8. Timur dan barat jadi pedoman Jika tuan dilanda rindu Dikerat rambut jadikan kenangan. SAMSUL Tetak lontar alaskan padi Peti dibawa dari Palembang Bertemu sebentar bagaikan mimpi Itu membawa hatiku bimbang Bendi dipapah jalan berliku Mengangkut sirih ke tengah pekan Kaki dilangkah terasa kaku Takut kasih berpindah tangan. SITTY Anak Kediri berdagang kain Kain disimpan dalam peti Niat diri tidak pada yang lain Tuan terikat di dalam hati. Anak dara bersunting kembang Rupanya elok serta jelita Banyak dara di negeri orang Tidakkah tuan bersimpang mata. SAMSUL Manis-manis bukannya tebu Manisnya manis si gula jawa Manis tidak sekedar dari rupamu Manis kupandang budi bahasa. Surabaya kota pahlawan Dikenang seluruh anak negeri Sitty Noerbaja yang menawan Tak akan kudapati di luar negeri. SITTY Merah warnanya si bunga mawar Putih suci bunga melati Janji bukan untuk ditawar Kasih hanya dilerai mati SAMSUL Tanam melati di depan rumah Ubur-ubur berdamping dua Jikalau mati kita bersama Satu kubur kita berdua. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 8
  • 9. SITTY Ubur-ubur berdamping dua Tanam melati bersusun tangkai Kalau mati kita berdua Jikalau boleh bersusun bangkai. SAMSUL Tanam melatai bersusun tangkai Tanam padi satu persatu Jikalau boleh bersusun tangkai Daging melebur jadi satu. TANPA DISADARI, PEDAGANG MEMPERHATIKAN PERCINTAAN SAMSUL DENGAN SITTY. PEDAGANG ―Allahuakbar Allahuakbar..............!!‖ ( KEARAH SITTY DAN SAMSUL ) SAMSUL Hah ! O . Ayo kita pulang, Sitty. Sudah terlalu senja. Nanti orang di rumah marah- marah. Merantaunya masih lama. Lulus saja juga belum tentu. SAMSUL DAN SITTY KELUAR PEDAGANG Ikat berikat tali kuda Pasang pelana kuda yang putih Hati terikat samanya muda Lupa waktu sebab berkasih Minta daun diberi daun Dalam daun buah bidara Minta pantun diberi pantun Dalam pantun ada cerita PEDAGANG ITU PUN KEMUDIAN MENUTUP DAGANGANNYA. KELUAR SERAYA MEMBAWA RAMBU-RAMBU YANG TERNYATA BISA DICABUT DENGAN MUDAH. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 9
  • 10. BAGIAN II. DI RUANGAN SEBUAH RUMAH SEORANG LAKI- LAKI SEPARUH BAYA DUDUK. LAKI-LAKI ITU TERBATUK-BATUK SERAYA MENGUSAP-USAP DADANYA MENAHAN SAKIT. ANAK PEREMPUANNYA DUDUK DI SEBELAH LAKI-LAKI ITU, SESEKALI MEMIJIT-MIJIT BAHUNYA. SITTY Istirahatlah lagi ayah, sudah terlalu larut. AYAH Tidak mudah tidur bagi ayah sekarang ini, Sitty. Dipejam mata tak terpejam Direbah tubuh tak jua senang perasaan. SITTY Apalagi yang ayah pikirkan ? Bukankah ayah pernah bilang pada Sitty, Tidaklah beban jadi rasian Habis daging dihisapnya. AYAH Sitty, anakku. Kamu ini seperti orang dulu bilang, Kecil tak lagi untuk disuruh-suruh. Besar belumlah dapat ditumpangi. SITTY Ah, ayah. Kecil Sitty anak ayah, besar juga tetap anak ayah. Kalau boleh Sitty tahu, apa yang ayah pikirkan ? AYAH Dipintal benang dengan gulungan Biar berpisah pangkal dengan ujungnya Tak kusut pula dalam genggaman. Tapi, kali ini kamu terpegang ujung benang, Sitty. Ayah memintal dari pangkalnya. SITTY Kalaulah ujung di tangan Sitty, tentulah Sitty takkan berlepas tangan. Ceritakanlah ayah. Dengan senang Sitty dengarkan. AYAH ( MENARIK NAFAS ) Berniaga ke tanah Jawa dagang emas dengan budi bahasa. Tapi, bagaimanapun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Nasib tertoreh di telapak tangan. Niat hendak menyekolahkanmu tinggi-tinggi, biar bertambah isi kepala. Cita-cita membumbung langit, Tuhan dari atas jua yang menentukan. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 10
  • 11. Jerih peluh usaha niaga kita kali ini telah habis surut, Sitty. Ayah tak dapat lagi berbuat apa-apa. Sekarang, kamu juga tahu, harta ayah hanya tinggal badan sepembawaan ini. Hutang-hutang tumbuh melilit pinggang. Mencekik kerongkongan. SITTY Sitty mengerti, ayah. AYAH Hutang emas dibayar emas. Hutang budi, tentulah dibawa mati. SITTY Benar ayah. AYAH Kemarin Datuk Maringgih datang ke sini. Tak lain untuk menagih hutang pinjaman dagang yang sudah jatuh tempo. Ayah meminta Datuk menambah jangka waktu yang diberikan. Tapi, dia menolak. Karena telah melewati batas waktu yang seharusnya. Sehingga bunganya sudah berlipat ganda. Rumah yang satu-satunya inipun hendak disitanya. Dan itupun belum juga akan menutupi hutang kita Sitty. SITTY Iya, ayah. Sitty paham, ayah. AYAH Panjang cerita segelas kopi, direntang masa setinggi bulan. Bersilat lidah di perbincangan, berkecamuk darah dalam dada. Ah. Hutang kita seperti memotong rumput di tengah padang. Potong dipotong tumbuh jua. Bunganya menjulang menyentuh lutut. Tiap melangkah terjatuh pula menyentuh tanah. SITTY Sitty mengerti, ayah. Jual gabah di tengah pekan, gabah dibawa dengan bendi. Kalaulah susah sama kita pikirkan, nak lapang jua beban di hati. Ayah, apa yang bisa Sitty perbuat untuk itu, Ayah. AYAH ( KEMBALI MENARIK NAFAS, KEMUDIAN MENGGELENGKAN KEPALA ) Daunmu terlalu hijau. Berputik sudah, berbunga belum. Harumnya belumlah melintas pagar. SITTY Maksud ayah.... ? AYAH Sitty, hutang emas dibayar emas ? Hutang budi dibayar budi ? Tapi, lain dengan Datuk Maringgih. Seluruh hutang kita padanya, tidak berguna pepatah demikian. Datuk ingin mempersuntingmu. Maka, lepaslah hutang yang selilit pinggang. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 11
  • 12. SITTY ( TERKEJUT ) Dengan Sitty, ayah !? Datuk Maringgih !? AYAH Itulah jalan yang ia pintaskan agar terlepas dari segala hutang. SITTY Tidak, ... tidakkah ada jalan lain, ayah ? AYAH Kalaulah umur ayah masih panjang, dan tenaga berisi di badan. Tentu ayah tidak akan memberi tahu kamu, Sitty. SITTY Tapi, ... Sitty belum ... AYAH Sitty, Ayah paham kalau kamu belum punya timbangan yang kuat, Sitty. Timbangan yang bagus tidak berat sebelah. Berlebih semata ditentang dengan pikiran. Selepas kamu lulus sekolah nanti, Datuk Maringgih hendak menjatuhkan hari. SITTY ( TERDIAM LAMA SEPERTI BERPIKIR ) Ayah, bolehkah Sitty mohon diri Ayah ? Sudah berat kelopak mata. O, ayah istirahatlah dahulu. SITTY KELUAR MENINGGALKAN AYAHNYA. LAMPU MENYURUT. BAGIAN III. PENTAS KEMBALI MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN. PEDAGANG MENUNGGU ANAK-ANAK PULANG SEKOLAH. DATUK MARINGGIH MASUK BERSAMA PENDEKAR LIMA—ASISTEN, JUBIR SEKALIGUS PENGAWALNYA. DATUK Sudah keluar anak sekolah itu ? PEDAGANG O, belum Tuan. Mungkin sebentar lagi. Coba lihat arlojinya ( MENARIK TANGAN DATUK, MELIHAT ARLOJI ). Baru pukul lima lewat sedikit. Lihat, baru sedikit lewatnya. Sekolah bubar pukul setengah enam. Ya, setengahnya saja. Sebentar lagi. Sabar, sabar. Silahkan duduk dulu. Santai dulu. Dan saya punya onde-onde, enak rasanya. Silahkan dicoba. Kalau tidak percaya lihat saja nanti. Seorang gadis cantik akan memborong onde-onde ini, Sitty Noerbaja gadis.... Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 12
  • 13. DATUK Sitty Noerbaja ?! PEDAGANG Tepat sekali. Gadis manis, semanis tebu, suka onde-onde. Dia bilang onde-onde lebih hebat dari makanan import manapun. Eh, apa Tuan menunggu Sitty Noerbaja ? DATUK Ya. Saya menjemputnya. PEDAGANG Berarti Tuan ini keluarganya Sitty, kakeknya barangkali ? PENDEKAR LIMA Heh ! Jangan asal bicara ya ! PEDAGANG Bapaknya ? PENDEKAR LIMA Datuk ini bukan bapaknya. PEDAGANG Jadi, pamannya begitu ? PENDEKAR LIMA Huhh ! Tidak kata saya ! PEDAGANG Kakek bukan, bapak tidak, paman juga salah. Tapi ke sini untuk menjemput Sitty. Nah, berarti Tuan ini sopir pribadinya nona Sitty. PENDEKAR LIMA Hei ! Mau kakek, kek. Mau bapak, kek. Mau paman, kek. Apa urusanmu ! Urus saja onde-ondemu itu. PEDAGANG O. Oke, oke. Maafkan saya. Tidak akan saya urus lagi. Ya, bukan urusan saya. Tapi ingat, sekedar informasi. Bagi saya, Sitty berarti onde-onde, seperti onde-onde. Lembut di luarnya, manis di dalamnya. Dia ramah sekali.... DATUK ( KEPADA PENDEKAR LIMA ) Coba kau lihat kesana. Lama sekali keluarnya. Apa yang mereka perbuat di sekolah itu. Zaman saya sekolah tidak terlalu penting. Lihat saya, tidak perlu sekolah tinggi- tinggi untuk bisa hidup sejahtera. Cuma pakai akal-akalan. Kecil bahagia, muda foya- foya, tua sejahtera, mati masuk...... PENDEKAR LIMA Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 13
  • 14. Itu dia, Datuk. Menuju kesini. Anak sekolah keluar seperti kambing lepas dari kandang. Tapi, Sitty bergandengan Datuk. DATUK Bergandengan ! Dengan siapa !? PENDEKAR LIMA Dengan laki-laki. Mesra sekali mereka. DATUK Siapa laki-laki itu ? Hah ! Samsul Bahri. Anak Sutan Mahmud. Sudah melekat-lekat pula ia dengan Sitty. SAMSUL , SITTY, BAHKTIAR DAN ARIFIN MASUK. SAMSUL Tuan Datuk Maringgih rupanya. ( MENGULURKAN TANGAN HENDAK BERSALAMAN TAPI TIDAK DIBALAS OLEH DATUK ) PENDEKAR LIMA Oh, bersalaman dengan Datuk harus melalui saya. Saya asisten, jubir, sekaligus pengawal pribadi Datuk. Jadi segala apapun urusan dengan Datuk harus melalui saya. DATUK Selamat sore Sitty. Sedari tadi saya menunggu. Niat di hati hendak menjemputmu. Mobil sudah saya persiapkan. Mari, kita berkeliling menikmati senja yang menarik ini. Bagaimana kalau kita ke tepi laut, mencari angin segar sambil makan rujak atau jagung bakar. Setelah itu kita ke plaza mencari oleh-oleh untuk ayahmu. SITTY Ah, eh. O. Mmmh ... Datuk !? DATUK Ayo Sitty, mari. ( MENARIK TANGAN SITTY ) SAMSUL Ada apa ini Datuk ? PENDEKAR LIMA Bukan urusan kamu ! SAMSUL Ini jadi urusan saya. PENDEKAR LIMA Oi, urus saja dirimu sendiri, kalau tidak mau berurusan panjang dengan saya ! SAMSUL Tapi jangan main ... ! Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 14
  • 15. SITTY Tenang Sam. Ini urusan saya. Pulanglah dulu bersama Bachtiar dan Arifin. Saya mau bicara sebentar dengan Tuan Datuk. SAMSUL Tapi, Sitty. Kamu... SITTY Sam, saya mohon pengertian kamu. PENDEKAR LIMA Nah, kamu dengar tidak ? Sitty menyuruhmu pergi dari sini. Tunggu apalagi, menunggu kena usir, ya ? BACHTIAR Enak saja main usir. Ini tempat umum tahu. PENDEKAR LIMA Kamu juga mau turut campur urusan ini, ya ? Mau tahu prosedur berurusan dengan saya ? ARIFIN Op, op, op. Menurut pendapat saya lebih baik kita mengalah. Mundur. Ayo. Sitty, kami duluan. Jaga diri baik-baik. SAMSUL, BACHTIAR DAN ARIFIN PERGI DENGAN KESAL. SITTY Datuk. Apa maksud Datuk menjemput saya ? DATUK Saya bermaksud baik Sitty. Mulai hari ini saya, eh, aku, akan menjemputmu. Sebagai seorang calon induk berasku, alangkah menyenangkan kita bertemu setiap saat. Biar kita merasa dekat. Bukan begitu hendaknya ? SITTY Siapa yang menyuruh Datuk melakukannya ? DATUK O, tidak siapa-siapa. Ini aku lakukan tulus dan murni dari hati nuraniku sendiri. PENDEKAR LIMA Ah, tidak usah pakai menolak segala. Turuti sajalah. Datuk akan membuat hari- harimu bahagia. DATUK Saya tidak menyuruhmu bicara ! Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 15
  • 16. SITTY Datuk. Saya tidak pernah meminta untuk dijemput, Datuk. DATUK Sitty, semua sudah saya perhitungkan dengan ayahmu, Sitty. Tidak ada lagi yang perlu dipermasalahkan. SITTY Tuan Datuk. Ini bukan hitungan matematik, Tuan. Sebagai seorang yang jauh lebih dewasa, tentu Tuan lebih paham dunia ini. DATUK Ah, kau kan bukan lagi anak kecil yang tidak bisa menentukan langkahmu sendiri. Sudah tujuh belas tahun. Tentu kau mengerti Sitty. SITTY Jalan saya masih panjang Datuk. Saya belum berpikir melangkah sejauh ini. Alangkah bagusnya Datuk mencari perempuan yang lebih dari saya. Lebih pantas, lebih pas menjalankan hidup dengan Datuk. DATUK Apalagi yang kamu cari setamat sekolah ini, Sitty ? Lebih baik lakukan langkah besar. Apalagi, kamu perempuan. Bukankah perempuan itu hanya ; sumur, dapur, dan kasur. SITTY Tuan. Hendaklah Tuan berpikir baik. Baik untuk Tuan, dan juga baik untuk saya. PENDEKAR LIMA Ini sudah yang terbaik Datuk lakukan untuk kamu dan Ayahmu, Sitty. Apakah kamu senang melihat ayahmu sakit-sakitan memikirkan... SITTY Tentang hutang Ayah saya pada Datuk, saya berharap Datuk sabar. Berilah saya kesempatan. Tunggu saya menyelesaikan sekolah saya dulu. Saya akan berusaha, bekerja mencari uang untuk membayarnya. PENDEKAR LIMA Heh ! Mau kerja apa kamu Sitty ? Tidak gampang mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Kerja di kantor ? Di Bank ? Jangan mimpi Sitty. O, barangkali kamu bisa jadi babu, buruh kasar, atau kamu jadi pekerja ... pekerja seks komersil. SITTY ( MENAHAN AMARAH ) Saya tidak bicara demikian Tuan-tuan. DATUK Pendekar Lima. Saya tidak suruh kamu bicara. Diam saja di sana. Jadi, kamu keberatan dengan aku Sitty ? Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 16
  • 17. SITTY Maafkan saya Tuan Datuk. DATUK Saya tidak main-main Sitty. PENDEKAR LIMA Tidak tahu diuntung pula kau rupanya. Ingat. Hutang ayahmu dengan Datuk sudah terlalu banyak. Mau dibayar dengan apa lagi ? Ayahmu sudah menjual seluruh perusahaan dagangnya. Untuk bunganya saja itu pun belum cukup. Ayahmu sudah mulai bicara sendiri memikirkannya. Lebih baik kau bayar lunas dengan ... SITTY Hutang emas dibayar emas, Tuan. PENDEKAR LIMA Jadi kau kemanakan perbuatan baik Datuk selama ini pada ayahmu ? SITTY Saya akan selalu mengingatnya. Tidak akan saya lupakan, bahwa Datuk adalah seorang yang baik. Bahkan terlalu baik. PENDEKAR LIMA Nah, tunggu apa lagi ? SITTY Namun, keinginan Datuk terhadap saya, apakah baik buat saya ? PENDEKAR LIMA Jelas sangat baik. Niat baik Datuk tidak akan ada yang menghalangi. SITTY Belum tentu, Tuan. Kalau Tuhan berkeinginan lain, tidaklah boleh mendahului yang di atas. DATUK Hhh. Jangan bermain-main, apalagi mempermainkan saya. Jadi kamu menolak saya ? Saya tidak pantas untuk kamu, begitu ? Lalu, siapa yang pantas ? PENDEKAR LIMA Samsul Bahri tentu telah mempengaruhi otaknya. SITTY Tidak baik menyangkut – pautkan persoalan ini dengan orang lain, Tuan. Samsul tidak tahu apa-apa dengan masalah ini. PENDEKAR LIMA Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 17
  • 18. Jangan bersilat lidah, Sitty. Sejak kapan kau berhubungan dengan dia ? Sudah sejauh mana ? Jangan-jangan kau telah melakukan...... SITTY Cukup Tuan. Persoalan ini hanya antara keluarga saya dengan tuan Datuk. DATUK Baik, baik. Sitty ! Silahkan kamu berpikir baik-baik sekarang. Baik untuk kamu serta ayahmu. Terserah ! Saya tunggu keputusanmu. SITTY Sekali lagi, saya mohon maaf dan berharap Tuan mengerti. Maafkan atas kelancangan saya. Saya mohon diri dulu, Tuan. Saya pulang. SITTY KELUAR PENDEKAR LIMA Keras kepala juga dia ! DATUK Keras hati, pendekar. PENDEKAR LIMA Keras hatinya pada Samsul Bahri. DATUK Mmmh. Hehehe ... Samsul Bahri !? Tampaknya dia akan menjadi batu sandungan bagi langkah saya. Tapi dia bukan masalah yang besar. Pendekar, ke sini ! ( MEMBISIKAN SESUATU. PENDEKAR MENGANGGUK-ANGGUK ) PENDEKAR LIMA Ide yang usul. Tapi... DATUK Tapi bagaimana ? PENDEKAR LIMA Begini Datuk, apakah setelah ini dilakukan Sitty akan mau dengan Datuk ? Tentu dia akan tambah sulit didekati. Lebih baik langsung Sitty saja, Datuk. DATUK Kamu gila ya ! Tujuan saya itu jelas-jelas Sitty. Kenapa Sitty pula yang dijadikan sasaran. Goblok ! Sekarang gunakan otakmu, bagaimana caranya. PENDEKAR LIMA O. Baik. Begini ( BEBICARA PELAN DENGAN DATUK, SESEKALI MENUNJUK KE ARAH PEDAGANG ) DATUK Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 18
  • 19. Bagus, bagus. Sekarang gunakan bibirmu itu kesana. PENDEKAR LIMA MENDEKATI PEDAGANG. PEDAGANG Eh, Tuan. Kelihatan serius sekali pembicaraan tuan-tuan dengan Nona Sitty. Sehingga Ia tidak sempat menikmati onde-onde saya. Rejeki saya jadi hilang begitu saja. PENDEKAR LIMA Ah, biasalah. Kami ini memiliki sebuah Production House yang sedang menggarap sebuah film baru. Pembicaraan tadi itu, kami menawarkan sebuah peran pada Sitty Noerbaja. Tapi dia masih ragu. Pikir-pikir dulu katanya ( MEMAKAN SEBUAH ONDE-ONDE ) Mmmh..onde-ondenya enak sekali. PEDAGANG Tuan mengajak Sitty main film ? Dia menolaknya ? PENDEKAR LIMA O, Belum. Sitty belum memutuskannya tadi. ( MEMATUT-MATUT GEROBAK PEDAGANG ) Selain dengan Sitty, sepertinya kita juga bisa berkerjasama. PEDAGANG Bekerjasama ? Tuan membutuhkan saya untuk main film ? PENDEKAR LIMA Ya. Kami membutuhkan gerobak Anda ini untuk setting sebuah adegan di film kami nantinya. PEDAGANG Aah..., masa cuma gerobaknya saja. Sayanya tidak. Memang apa judul filmnya ? PENDEKAR LIMA Mmmh. ―Tidak Ada Apa-apa Dengan Cinta‖. PEDAGANG Lho ! Kok pakai kata ‗tidak‘ ? PENDEKAR LIMA Di situlah nilai jual film ini, lain dari yang lain. Film ini akan memperlihatkan bahwa tidak ada apa-apa dengan cinta. Persetan dengan yang namanya cinta. Nah, pengambilan gambar pertamanya akan dilakukan di sini. Sitty akan memainkan tokoh utamanya yang sedang menunggu kekasihnya sambil makan onde-onde. PEDAGANG Makan onde-onde ? Wah, cocok sekali dengan hobinya. PENDEKAR LIMA Karena itulah kami memberikan peran ini pada dia. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 19
  • 20. PEDAGANG Semestinya saya juga diajak, dikasih peran. Saya ini kan sudah biasa melakukan adegan yang Tuan inginkan. Sitty pasti senang dengan saya sebagai lawan mainnya. PENDEKAR LIMA Sayang, wajah Anda itu tidak Kameragenik PEDAGANG Apa maksudnya ? PENDEKAR LIMA Wajah Anda itu tidak menarik jika dishoot dengan kamera. Itu akan merusak citra film ini di mata penonton nantinya. Jadi saya cuma pakai gerobaknya saja. Bagaimana ? Mau tidak ? Kami hargai ( MEMBERI PENJELASAN DENGAN TANGAN SAMBIL BERBISIK ). PEDAGANG Ah, cuma segitu ? Biasanya seorang produser itu sangat royal. Apalagi untuk sebuah adegan penting. PENDEKAR LIMA Tenang, sesudah pengambilan gambar adegan ini akan saya tambah. Dua kali lipat, bagaimana ? PEDAGANG Nah, begitu. Kerjasama disepakati. Tapi..... PENDEKAR LIMA ( HENDAK BERBALIK KE TEMPAT DATUK ) Apa lagi !? PEDAGANG Tadi kata Tuan, Nona Sitty belum memastikan dirinya untuk....... PENDEKAR LIMA O. Itu bukan urusan kamu. Nanti akan kami hubungi lagi dia. Cuma persoalan nilai kontrak. Dengan nilai yang lebih tinggi, pasti Sitty tidak akan sanggup menolaknya. ( MENUJU DATUK ) DATUK Bagaimana, Pendekar ? PENDEKAR LIMA Beres, Datuk. Semua sudah saya persiapkan DATUK Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 20
  • 21. Bagus. Tidak percuma kau kuangkat jadi jubir, bibirmu tak kalah cepatnya dengan otakmu. Setelah Samsul dibereskan, tidak ada lagi halangan bagi saya menuju Sitty. Oh, Sitty ( SERAYA MENERAWANG ). BAGIAN IV. SEORANG PEDAGANG PALSU SURUHAN PENDEKAR LIMA TELAH SIAP DI TEMPAT ITU. IA MONDAR-MANDIR MENUNGGU ANAK-ANAK SEKOLAH KELUAR. SITTY MASUK, HERAN MELIHAT PEDAGANG ITU. PEDAGANG PALSU O. Mmh, nona pasti Sitty Noerbaja. SITTY Betul. Tapi bapak ini siapa ? Biasanya kan pak Amat yang berjualan dengan gerobak ini. PEDAGANG PALSU Saya ini... anu, maksud saya, saya ini saudara dari isterinya si Amat yang biasanya berjualan di sini. Berhubungan si Amatnya ada urusan ke situ...., maksud saya ke....kampung isterinya itu, saya diminta untuk menggantikannya. Daripada tidak untung....Eh, maksud saya daripada merugi, lebih baik saya yang menjual-jual dagangannya hari ini. Katanya dia ada...... SITTY Ada apa, Pak ? PEDAGANG PALSU Ah, entahlah. Tidak tahu saya. Pokoknya anu. Penting ! SITTY Maksud bapak urusan penting. PEDAGANG PALSU Nah, betul. Seperti yang Nona maksudkan tadi. Yang penting bagi saya itu, si anu, maksud saya, teman Nona yang bernama Samsul itu . SITTY O, Samsul Bahri. Dia belum keluar. Sebentar lagi. Saya biasa menunggunya di sini. Ada perlu apa bapak dengan Samsul ? PEDAGANG PALSU Begini. Saya ini di...., maksud saya ada sesuatu yang akan saya...... SITTY Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 21
  • 22. Maksud bapak ada yang ingin bapak sampaikan pada Samsul ? Katakan saja pada saya, nanti saya sampaikan pada Samsul. PEDAGANG PALSU Ooo...tidak bisa, maksud saya tidak usah. Biar saya saja. Ini juga penting Nona. SITTY Memangnya siapa yang berpesan ? PEDAGANG PALSU Si itu..., si anu, maksud saya....... SITTY Pak Amat ? PEDAGANG PALSU Iya, ya, seharusnya saya bilang begitu. Hehehe........ SEMENTARA PEDAGANG PALSU ITU MENUNGGU SAMSUL, SITTY MENGAMBIL BEBERAPA BUAH ONDE-ONDE DARI GEROBAKNYA. SITTY Pak, Saya beli onde-ondenya. Ini uangnya. PEDAGANG PALSU Ha! Onde-onde ? Nona Sitty membeli onde-onde ini untuk siapa ? SITTY Ya buat saya. PEDAGANG PALSU Tapi ini tidak untuk........ SITTY O, tidak untuk dijual, begitu ? Apa bapak tidak mau uang ? PEDAGANG PALSU Uang ! Mau saya. Ini saya lakukan karena uang. SITTY Nah, ini uangnya. SITTY DUDUK MELEPAS LELAH . KEMUDIAN IA MEMAKAN SATU BUAH ONDE-ONDE. PEDAGANG PALSU ( KESAMPING ) Aduh ! Celaka saya. Seharusnya Samsul, seperti yang disuruhkan pada saya. Nona memakannya ? ( PADA SITTY ) Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 22
  • 23. SITTY Iya, kenapa ? PEDAGANG PALSU Ditelan ? SITTY ( MENGANGGUK ) PEDAGANG PALSU Enak ? SITTY Mmm, enak. Tapi gulanya terlalu manis dari yang biasa. ( MEMAKAN SEBUAH LAGI ) PEDAGANG PALSU Yang itu ? SITTY Sama saja. Bapak ini kenapa ? Kalau bapak mau silahkan coba saja. ( MENYODORKAN ONDE-ONDE ) PEDAGANG PALSU O. Tidak, tidak ! Saya tidak suka onde-onde. Onde-onde itu manis. Saya tidak boleh makan yang manis-manis. Kalau saya makan, saya akan batuk-batuk. Saya akan jadi pusing. ( SITTY MEMEGANG KEPALANYA SEPERTI KESAKITAN ) Nah, anak saya akan marah. Ia akan tambah pusing melihat saya. Ia akan kasak-kusuk mencarikan saya obat. Pernah saya pusing sekali gara-gara makan dodol yang juga sama manisnya dengan onde-onde. Saya jadi terbatuk-batuk, nafas saya sesak sekali ( SITTY MEMEGANG DADANYA KARENA SESAK NAFAS ) Hampir-hampir saya tidak kuat lagi. Untung anak saya segera membawa saya ke Puskesmas. Kata anak saya, puskesmas itu kependekan dari; pusing, kepala sakit dan masuk angin. Susternya menyuntik saya disini ( MENUNJUK BAGIAN PAHANYA ) Sakit. Tapi, setelah itu saya bisa sembuh. Kalau tidak, saya bisa mati.( SITTY SUDAH TERDIAM BEGITU SAJA.TERKAPAR ) Saya ini belum ingin mati. Saya ingin hidup seribu tahun lagi. Nona takut mati ? ( MENOLEH KEPADA SITTY ) Nona ? Nona ! Bangun nona. Nona, bangun. Wah, celaka. Aduh, seharusnya Samsul. Kalau tidak, saya tak dapat uang. Aduh, nona ini ( MENDEKATKAN TANGAN PADA HIDUNG SITTY ) Haa ! Tidak ada anginnya. Puskesmas, puskesmas ! Tolong ! Tolong ! Ah, kalau orang-orang datang hancur saya. Aduh, bagaimana ini !?. SAMSUL, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK SAMSUL Sitty !? Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 23
  • 24. BAKHTIAR Sitty kenapa !? ARIFIN Ada apa dengan Sitty !? SAMSUL Hah ! Tidak usah bertanya lagi. Cepat angkat. Bawa ke rumah sakit. MEREKA KELUAR MEMBOPONG TUBUH SITTY. DARI ARAH LAIN DATUK MARINGGIH DAN PENDEKAR LIMA MASUK. DATUK Bagaimana ? PEDAGANG PALSU Wah. Aduh, celaka ! Sitty ! DATUK Kenapa Sitty ? PEDAGANG PALSU Onde-onde, maksud saya Sitty makan onde-ondenya. Sudah saya larang, tapi ia terus saja. Mau apa lagi. Kalau saya katakan ada racunnya tidak mungkin. Sekarang Sitty diangkut ke... PENDEKAR LIMA Diangkut ke rumah sakit ? Cepat bapak lihat kondisinya ! Segera balik, kami tunggu di sini ! PEDAGANG PALSU KELUAR MELIHAT SITTY DATUK Haahhh ! Kenapa bisa jadi seperti ini ? Kacau ! Yang saya perintahkan bunuh Samsul Bahri. Kalau Sitty mati, percuma semuanya ! PENDEKAR LIMA Ini kesalahan teknis, Datuk. DATUK Ini kesalahan kamu ! Menyuruh orang yang tidak bisa diandalkan ! Apa tidak ada yang lebih punya akal ! PENDEKAR LIMA Kalau orang berakal mungkin tidak mau melakukannya, Datuk. DATUK Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 24
  • 25. Sudah! Jangan mencari alasan lagi. Apa yang harus kita lakukan ? Kita dalam keadaan bahaya. Sebaiknya kita pergi dari sini. PENDEKAR LIMA Kita tunggu laporan dari orang tadi dulu Datuk. DATUK Untuk apa lagi ? PENDEKAR LIMA Mengetahui keadaan Sitty, ia mati atau tidak. DATUK Mati atau tidak, tidak perlu lagi saat ini. Kasus ini pasti diusut. Sekaranglah waktu yang tepat untuk menghindar. Ayo ! LANGKAH DATUK TERHENTI KARENA SAMSUL DATANG. SAMSUL O. Ternyata langkah saya tak kurang dan tak jua lebih. Hendak ke mana tuan-tuan ? Tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya, ya ! Begitu ? Sitty sekarang dalam keadan koma, Dokter telah mengetahui penyebabnya. Tidak ada alasan untuk tidak menuduh Datuk sebagai dalangnya. DATUK Jangan asal tuduh ! Kamu ingin mencemarkan nama baik saya, ya !? PENDEKAR LIMA Oi, anak muda. Apakah kau punya bukti otentik kalau bicara !? SAMSUL Bukti ? ( MENGODE DENGAN TEPUKAN TANGAN ) BAKHTIAR MASUK MEMBAWA PEDAGANG PALSU SAMSUL Siapa yang menyuruh bapak untuk meracuni Sitty ? ( KEPADA PEDAGANG PALSU ) PEDAGANG PALSU Itu, Situ. Maksud saya orang itu ( MENUNJUK PENDEKAR LIMA ) SAMSUL Berapa bapak dibayarnya ? PEDAGANG PALSU Tadi saya dikasihnya uang segini ( HENDAK MENGELUARKAN SELURUH ISI SAKUNYA ). Janjinya saya akan dikasih uang banyak, satu juta katanya. Jadi saya Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 25
  • 26. mau. Perintah cuma menyerahkan onde-onde itu pada Samsul Bahri. Samsul Bahrinya tidak ada. Tapi Nona Sitty membeli onde-onde itu dan mengasih saya uang. SAMSUL Maksud bapak ? PEDAGANG PALSU Aduh, ini sudah tiga kali saya jelaskan pada kalian ! BAKHTIAR Jadi tidak usah berkelit lagi dari kami, Datuk ! SAMSUL Datuk hendak meracuni saya agar Sitty bisa jatuh ke tangan Datuk ? Terlalu sempit jalan pikiran datuk. Tidak semua orang bisa Datuk bodoh-bodohi. Zaman sudah bertukar, Datuk ! Nah, sekarang kau harus me...... ARIFIN MASUK DENGAN RAUT MUKA TEGANG BERCAMPUR TANGIS. ARIFIN Sitty sudah mendahului kita. SEMUA Sitty !? SAMSUL Gaek keparat ! ( HENDAK MENYERANG DATUK ) DATUK Lari ! PENDEKAR LIMA Kita hadapi saja, saatnya perhitungan terakhir, Datuk ! BAKHTIAR Oooooooiii ! Babi hutan masuk ke ladang ! BEBERAPA ORANG SISWA MASUK MEMBAWA BENDA-BEDA KERAS DI TANGAN. MEREKA LANGSUNG MENYERANG SEHINGGA TERJADI TAWURAN. ―Bagi saya.‖ ―Ini. Hajar !‖ ―Kubunuh kau, anak ingusan !‖ ―Ayo, pak tua !‖ ―Beraninya keroyokan !‖ ―Sudah biasa, Datuk !‖ ―Ekstrakurikuler !‖ Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 26
  • 27. DALAM PERISTIWA TAWURAN ITU SAMSUL BAHRI TEWAS TERTUSUK BELATI OLEH DATUK, SEDANGKAN DATUK MARINGGIH TEWAS DIKEROYOK SISWA DENGAN BATU. ―Samsul !?‖ KAWAN SAMSUL MENGANGKAT TUBUH SAMSUL KELUAR. PENDEKAR LIMA DAN PEDAGANG PALSU MELARIKAN DIRI. BAGIAN V. DI SUDUT JALAN BEBERAPA HARI KEMUDIAN, SEORANG LAKI-LAKI BERPAKAIAN LUSUH DUDUK DI HALTE. IA TENGAH BERBICARA SEORANG DIRI. AYAH Sitty...kembalilah Sitty...dst. SUARA-SUARA Sitty di sini Ayah. Menjelma gunung. Orang-orang mendaki, seperti mendaki mimpi. Sitty melihat mimpi itu, Ayah. Bintang jatuh ke samudera jiwa, jiwa lepas dari tubuh.... AYAH Kemarilah, sayang. Maafkan Ayah, kemarilah...peluk Ayah....dst. SUARA-SUARA Sitty di sini Ayah. Serupa jembatan, antara masa lalu, masa kini, dan masa datang. Jembatan waktu yang melingkar, metamorfosis. Orang-orang melintas, datang, singgah, pergi, dan menghilang. AYAH Jangan cengeng, Sitty ! Ayo, berdiri. Ayo! Bangun, nak. Lepaskan kemanjaan...dst. SUARA-SUARA Sitty jadi muara, Ayah. Tempat segalanya berakhir. Akhir dari kepedihan, akhir dari segala dendam. Akhir dari mimpi-mimpi yang dihanyutkan orang dari hulu, dari masa lalu. Telah jadi kisah, Ayah. Yang melahirkan seribu tafsir.... Meski kita tidak pernah tahu kapan episode ini berakhir.... LAMPU PERLAHAN MENYURUT. PADAM. SELESAI Bukandiya april-mei 2004 Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 27
  • 28. BIODATA PENULIS Nama Ilham Yusardi TTL Padang, 28 April 1982 Alamat Jl. DR. M. Hatta RT 05 / RW 01 No. 29-30 Anduring Padang 25151 Alamat Surat Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Univ. Andalas Padang PO. BOX 235. Status Mahasiswa Sastra Indonesia FSUA angkatan 2001 Aktivitas Menulis puisi, cerpen, esai. Aktif di Teater LANGKAH FSUA, HMJ SASINDO, Teater GARAK. Pernah ikut berbagai pementasan teater. Diantaranya; ―Suara-suara Patung‖ karya Mila K. Sari, ―Primordial II‖ karya S. Metron M. Di beberapa kota di Sumatera Barat. No. Rekening 107.750093953.901 Atas nama HARIYANTO. Kantor BNI Capem. Andalas Limau Manih. Lakon Remaja Sitty Nurbaja karya Ilham Yusardi 28