Tiga kalimat:
Pembangunan pasar modern di Kota Mataram menimbulkan kontroversi karena dianggap dapat mematikan pasar tradisional. Kebijakan penataan ruang kota penting untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat pembangunan fisik. Pemerintah perlu mengatur lokasi dan pengembangan pasar modern dan tradisional agar dapat berjalan berdampingan tanpa saling mengganggu.
1. PASAR MODERN : MENUMBUHKAN ATAU MEMATIKAN ??
Alumni Mahasiswa Pascasarjana Perencanaan Kota dan Daerah,
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Berkembangnya pembangunan Pasar Modern di Kota Mataram seperti Alfamart
,Indomart dan yang sejenisnya ternyata mengundang perhatian banyak pihak dan
memunculkan adanya kontroversi atas pembangunan tersebut. Hal ini disebabkan
banyaknya pembangunan fisik retail di beberapa ruas jalan primer maupun sekunder di Kota
Mataram. Beberapa pihak berpendapat bahwa dengan semakin berkembangnya pasar
modern seperti Alfamart dan Indomaret serta swalayan lainnya dapat menjadi ancaman
yang dapat mematikan pasar-pasar tradisional. Sedangkan pihak yang lain berpendapat
bahwa pembangunan pasar modern member dampak semakin berkembangnya peluang
kerja masyarakat dan dapat mengurangi pengangguran.
Dalam aplikasi tata ruang kota, setiap pembangunan fisik pastinya akan memiliki
dampak negative dan dampak positif yang akan terjadi pada ruang kota tersebut. Namun hal
yang perlu dicermati bersama adalah bagaimana perencanaan pembangunan fisik kota
tersebut dapat meminimalisir dampak negative yang akan terjadi dan memaksimalkan
potensi yang ada di ruang kota sehingga kebijakan penataan ruang fisik kota sangatlah
penting untuk diperhatikan.
Berkembangnya pasar modern di Kota Mataram tidak terlepas dari kebijakan tata
ruang wilayah kota Mataram sebagai bagian dari pengaturan pembangunan fisik kota.
Kebijakan yang dibuat dari setiap pembangunan fisik yang muncul tidak hanya dilihat dari
keuntungan ekonomi semata, namun juga dipertimbangkan dampak secara social dan
lingkungannya. Pembangunan tersebut juga harus di lihat dari segi efektifitas lahan agar
tidak terkesan mubazir karena esensinya bahwa lahan memiliki sifat yang tetap sedangkan
populasi manusia setiap tahunnya akan bertambah sehingga keterbutuhan akan lahan
terbangun juga akan semakin meningkat.
Kondisi pembangunan fisik lokasi toko/pasar modern yang kita lihat saat ini di Kota
Mataram banyak yang memiliki posisi lokasi saling berdekatan, terkesan saling menjatuhkan
bukan saling melengkapi kebutuhan konsumen dan menjamur tanpa memperhatikan aturan
penentuan lokasi retail. Realita yang ada dapat kita lihat adanya Alfamart yang di
2. sampingnya terdapat minimarket yang sejenis di Jalan Panji Tilar ke arah perumnas,
kemudian alih fungsi lahan RTH yang digunakan untuk pembangunan ruko di Jalan Ahmad
Yani, Selagalas. Dari beberapa fenomena tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
kemubaziran terhadap lahan yang ada dan dikhawatirkan pembangunan retail menjadi tidak
terkendali hanya karena kepentingan kelompok/golongan serta hal tersebut jika tidak
dikendalikan maka akan mengancam kehidupan pasar tradisional yang menjadi barometer
utama perekonomian rakyat. Hal yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan penggunaan
ruang yang ada karena ruang itu sifatnya terbatas sedangkan kebutuhan manusia itu tidak
terbatas.
Dari penjelasan di atas, maka diharapkan kepada pemerintah untuk tegas dalam
kebijakan ijin pembangunan pada sector perdagangan seperti misalnya dengan melakukan
penentuan lokasi retail yang sesuai untuk peruntukan lahan ekonomi, dengan
memperhatikan radius pelayanan antar satu retail dengan retail yang lain, penentuan posisi
wilayah pasar dengan pasar yang lain, memperhatikan karakteristik pelanggan (sosial,
ekonomi, sebaran) agar tidak terkesan untuk meraih keuntungan ekonomi semata, namun
juga memperhatikan alokasi lahan yang tersedia dan kebutuhan konsumen sehingga
aktivitas perekonomian dapat berjalan sesuai dengan fungsinya tanpa harus mengabaikan
dampak social dan lingkungan.
Adapun untuk pasar tradisional di Kota Mataram perlu adanya peningkatan kualitas
fisik dan non fisik dari pemerintah seperti meningkatkan kualitas dagangan di pasar-pasar
tradisional, memberikan rasa kenyamanan dan keamanan kepada konsumen agar memiliki
daya tarik tersendiri oleh masyarakat sehingga pasar modern ataupun pasar tradisional
dapat memainkan peran dan fungsinya masing-masing tanpa harus saling menjatuhkan atau
tumpang tindih fungsi dan peran antara satu dengan yang lainnya. Pentingnya penataan
lokasi ruang untuk pasar tradisional dan modern juga perlu diperhatikan sehingga dapat
saling menguntungkan (simbiosis mutualisme), bukan malah sebaliknya.