Proposal ini membahas persepsi penduduk suku Pekal terhadap penduduk transmigrasi di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara. Latar belakangnya adalah adanya pemukiman transmigrasi di desa tersebut sehingga terjadi interaksi antara penduduk asli suku Pekal dengan penduduk transmigrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran persepsi penduduk suku P
Persepsi penduduk suku pekal terhadap penduduk transmigrasi di disea tanjung harapan Kecamatan Napal Putih Kab. Bengkulu Utara
1. PERSEPSI PENDUDUK SUKU PEKAL TERHADAP PENDUDUK TRANSMIGRASI
DI DESA TANJUNG HARAPAN KECAMATAN NAPAL PUTIH
KABUPATEN BENGKULU UTARA
Proposal
Disusun Oleh :
Lilis Indah Kurniawati
Npm 11060007
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Metode Penelitian dan Seminar Geografi
Dosen pembimbing Drs.Warsa Sugandi.K. M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PROF.DR. HAZAIRIN. SH BENGKULU
2012/2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat sebagai sekelompok orang merupakan wadah pergaulan hidup bagi
orang- orang itu sendiri. Dimana antara satu dengan yang lain terjalin suatu hubungan
timbale balik guna mewujudkan tujuan hidupnya masing- masing. Masyarakat terdiri dari
sekelompok besar manusia yang relative permanen menganut dan menjunjung suatu
system nilai dan kebudayaan tertentu. Desa Tanjung Harapan merupakan salah satu
wilayah daerah kecamatan Nnapal Putih adalah salah satu tempat yang dijadikan sebagai
lokasi pemukiman transmigrasi yang berasal dari pulau jawa, sehingga sebagai penduduk
transmigrasi dengan sendirirnya akan selalu bertalian antara golongan dan pengaruhpengaruh satu sama lain.
Dari pengaruh diatas dapat dipahami suatu masyarakat dengan adanya
sekelompok manusia yang banyak dan telah mempunyai tempat tinggal disuatu daerah
tertentu dalam waktu yang lama dan memiliki aturan –aturan yang mengatur kepentingan
bersama.
Dalam undang- undang pokok tertentu transmigrasi dijelaskan bahwa transmigrasi
adalah pemindahan atau perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang
ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara
atau alas an yang dianggap penting oleh pemerintah ( undang- undang no. 3 tahun 1972).
3. Kemudian pada pasal 2 undang- undang tersebut juga ditetapkan bahwa sasaran
transmigrasi adalah peningkatan taraf hidup, pembngunan daerah, keseimbangan
penyebaran penduduk, pemanfaatan sumber- sumber alam dan tenaga manusia, kesatuan
dan persatuan bangsa serta memerkuat pertahanan dan keamanan Nasional.
Begitu juga Hadjono (1982) mengatakan bahwa yang perlu diingat dala usaha
memindahkan lebih banyak transmigran adalah bahwa para transmigran itu manusia.
Oleh
karena
itu,
apakah
transmigrasi
itu
dimaksudkan
sebagai
pemindaha
penduduk,sebagai pemerataan penduduk, sebagai peningkatan taraf hidup, dan apakah
peningkatan ketahanan Nasional. Objek pendekatan yang harus digunakan oleh para
perencana dan pelaksana harus tetap memperhatikan masalah ekomomi dan social
sehubungan dengan pemukiman kembali di lingkungan yang berbeda dengan lingkngan
daerah asalnya.
Sementara dengan berpindahanya penduduk dengan cara bertransmigrasi
memunculkan persepsi yang berfariasi dari penduduk Suku Pekal, sisi negatifnya
penduduk Pekal beranggapan bahwa dengan kedatangan warga transmigrasi akan
membuat warga Suku Pekal kekurangan lahan garapann atau lahan pemukiman.
Disamping itu juga wrga suku Pekal beranggapan bahwa penduduk Transmigrasi akan
lebih dominan akan berbagai bidang kehidupan, karena dari segi jumlah warga
transmigrasi cukup besar jumlahnya. Hal ini yang terjadi pada Desa Tanjuung Harapan
Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara.
4. Sehubungan dengan permasalahan di atas penulis melakukan penelitian ya ng
berjudul “Persepsi penduduk Suku Pekal Terhadap Penduduk Transmigrasi Di Desa
Tanjung Hrapan Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara”.
B. RumusanMasalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana persepsi penduduk suku pekal terhadap penduduk Transmigrasi di Desa
Tanjung Harapan kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara.
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini tidak mengambang peneliti maka menitik beratkan pada. “
Persepsi
Penduduk Suku Pekal Terhadap Penduduk Transmigrasi di Desa Tanjung
Harapan Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara”
D. TujuanPenelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperolah
gambaran tentang “ persepsi Penduduk Suku Pekal Terhadap Penduduk Transmigrasi di
Desa Tanjung Harapan Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara.
E. Kegunaan Penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan dapat diambil kegunaan penelitian sebagai berikut:
5. 1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat meningkatkan wawasan penulis yang berkaitan dengan Geografi
sosil dan Geografi Penduduk.
2. Secara Praktis
a. Bagi pemerintah Daerah Kecamatan dan Desa Tanjung Harapan Kabupaten
Bengkulu Utara dapat jadikan masukan dan arahan dalam menentukan kebijakan
pembangunan.
b.
Bagi masyarakat dapat dijadikan masukan dalam berintegrasi
c. Bagi peneliti sendiri mmerupakan pengembangan ilmu pengetahuan
d. Pat Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi penunjang dalam melakukan
penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan, Maka penulisan skripsi ini di bagi beberapa BAB
yang terdiri dari sub sub, untuk lebih jelasnya di bawah ini di terangkan rincian sebagai
berikut:
Bab 1 Pendahuluan antara lain memuat tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan landasan teori yang memuat tentang pengertian peresepsi,
bentuk-bentuk persepsi, factor yang berperan dalam persepsi, proses terjadinya persepsi,
6. objek persepsi, pengertian masyarakat, pola hidup masyarakat,dan
pengertian
trnsmigrasi.
Bab III Metode Penelitian yang memuat tentang, jenis penelitian, lokasi penelitia,
jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, tekhnik keabsahan data dan tekhnik
analisa data.
7. BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi masyarakat
1. Pengertian persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh proses pengindraan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera.
Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut di
teruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses penginderaan
merupakan proses pendahulu dan proses persepsi (Walgito, 1992: 69).
Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu
menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat
penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembau, lidah
sebagai alat pengecap, kulit pada telapak tangan sebagai alat peraba, yang
kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari
individu. Proses penginderaan akan selalu terjadi setiap saat pada waktu individu
menerima stimulus melalui panca inderanya. Alat indera merupakan penghubung
antara individu dengan lingkungan. Stimulus yang diindera di organisasikan dan
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, menyertai apa yang di indera itu
dan proses ini di sebut persepsi. Dengan demikian dapat di kemukakan persepsi
merupakan pengorganisasian, pengginterpretasian terhadap stimulus yang di
8. inderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang
integrated dalam diri individu.
Persepsi juga dapat di artikan sebagai kemampuan untuk membedabedakan, mengelompokan, memfokuskan dan mengenal
objek tertentu,
pengenalan objek tertentu, pengenalan objek itu berdasarkan rancangan panca
inderanya dan berpengaruh kepada prilaku yang di pilih. Hal senada di ungkapkan
Desiderato yang di kutip oleh Jalaludin (2002:51) persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Fauzi
(1997: 37) persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak.
Jadi dengan memahami pendapat-pendapat di atas dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu tanggapan terhadap suatu
keyakinan yang di tangkap melalui alat indera untuk dapat diartikan sebagai suatu
sikap menilai dari apa yang diterima dari suatu objek tentang sebagai peristiwa
atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan mengumpulkan informasi
mengenai kebenaran secara langsung.
2. Bentuk-bentuk Persepsi
a. Persepsi melalui alat indera penglihatan
Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan persepsi.
Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah satu-satunya
bagian hingga individu dapat mempersepsikan apa yang dilihatnya, maka
hanyalah mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima
9. stimulus dan stimulu ini di langsungkan oleh syarat sensoris keotak hingga
akhirnya individu dapat menyadari apa yang di lihatnya.
b. Persepsi melalui indera penglihatan
Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang
ada disekitarnya. Telinga selain sebagai alat pengindera pendengaran juga
sebagai alat untuk keseimbangan.
c. Persepsi melalui indera penciuman
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu
hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam.
Stimulusnya terwujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat
menguap, dan mengenai alat-alat penerima yang ada di hidung, kemudian
diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak, dan sebagai respon dari stimulus
tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya.
d. Persepsi melalui indera pengecap
Indera pengecap terdapat dilidah stimulusnya merupakan benda cair. Zat
cair itu mengenai ujung sel penerima yang terdapat dalam lidah, yakni kemudian
di
langsungkan
oleh
syaraf
sensoris
keotak
hingga
akhirnya
dapat
menyadari/mempersepsi tentang apa yang di ecap itu dengan empat macam rasa
yaitu pahit, manis, asam dan asin.
e. Persepsi melalui indera kulit
Indera dapat merasakan rasa sakit, tekanan dan temperature. Tetapi tidak
semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini. Pada bagian tertentu dapat
10. saja yang dapat menerima stimulus-stimulus tertentu, stimulus ini akan
menimbulkan kesadaran akan lunak, keras dan kasar.
3. Factor-faktor yang berperan dalam persepsi
Bimo Walgito (2002: 70) mengungkapkan factor-faktor yang berperan dalam
persepsi yaitu:
1. Obyek yang di persepsi
Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat dating dari luar individu yang mempersepsi. Tetapi juga dating
dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf
penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2. Alat indera, syaraf. Dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang di terima reseptor kepusat susunan syaraf.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau mengadakan persepsi di perlukan adanya perhatian,
yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
menandakan persepsi.
4.
Proses terjadinya persepsi
Proses terjadinya persepsi di jelaskan yaitu objek menimbulkan stimulus,
dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat
indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang di terima oleh
alat indera di teruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang di sebut
11. sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu menyadari apa yang di lihat, atau apa yang di dengar,
atau apa yang di raba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran
inilah yang di sebut proses psikologis ( Bimo Walgito, 2002: 71).
5. Objek pesepsi
Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak yang meliputi segala sesuatu
yang ada di sekitar manusi. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi.
Karena sangat banyaknya objek yang di persepsi, maka pada umumnya objek
persepsi di klasifikasikan. Objek persepsi dapat di bedakan atas objek yang non
manusia dan manusia.
Menurut Walgito ( 2002: 76) pada objek persepsi manusia, manusia yang di
persepsi mempunyai kemampuan, perasaan, ataupun aspek lain seperti halnya
pada orang yang mempersepsi. Orang yang di persepsi akan dapat di pengaruhi
pada orang yang mempersepsi, dan hal ini tidak akan di jumpai apabila yang di
persepsi itu selain manusia.
Menurut Walgito (2002: 76) pada objek persepsi manusia,
yang di
persepsi mempunyai kemampuan, perasaan. Ataupun aspek-aspek lain seperti
halnya pada orang yang mempersepsi. Orang yang di persepsi akan dapat
mempengaruhi pada orang yang mempersepsi, dan hal ini tidak akan di jumpai
apabila yang dipersepsi itu selain manusia.
12. B. Pengertian Penduduk
Penduduk ialah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili tetap di dalam
wilayah negara. Sedangkan bukan penduduk ialah mereka yang ada di dalam wilayah
negara,
tetapi
tidak
bermaksud
bertempat
tinggal
di
negara
itu.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
a)
Orang yang tinggal di daerah tersebut
b)
Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain
orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi
dan
ruang
tertentu.
(http://daniiskandarmanajemen.blogspot.com.//2011/03/pengertian-warga-negara-danpenduduk.html).
C. Transmigrasi
Pengertian transmigrasi
Istilah transmigrasi dalam undang- undang dijelaskn bahwa trasmigrsai
adalah pemindahan atau memindahkan penduduk dari suatu daerah kedaerah lain
yang ditetapkan di dalam wilayah Repubik Indonesia guna kepentingan
pembangunan Negara atau alasan yang dianggap penting oleh pemerintah
(Undang- undang No.3 tahuun 1972). Kemudian pada pasal 2 undang- undang
tersebut juga ditetapkann bawha sasaran transmigrasi adalah peningkatan taraf
hidup, pembangunan daerah, keseimbangan penyebaran penduduk, pemanfaatan
sumber- sumber alam dan tenaga manusia, kesatuan dan persatuan bangsa serta
memperkuat perthanna Nasional.
13. Bertolak dari ketentuan undang- undang di atas dan mengutip GBHN
1983. Swasno (1989 : 124) mengemukakan bahwa transmigrasi ditujukan untuk
meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga kerja serta pembukaan dan
pengembangan daerah produksi baru terutama daerahh pertanian yang dapat
menjamin taraf hidup transmigrasi. Sejalan dengan ini Puslitbang Transmigrasi
(1989 : 126) mengemukakan bahwa pembangunan di daerahpemukiman
transmigrasi itu pada hakikatnya adalah pembangunan pedesaan di daerah baru
yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan sasarannya untuk meningkatkan
produktivitas dan pendpatan masyarakat transmigrasi. Dalam hal ini Eriyanto
(Swasno, 1989 ) mengemukakan bahwa tolak ukur keberhasilan program ini
dapat dilandaskan pada indicator pendapatan.
Begitu juga Hardjono ( 1982: 74) mengtakan bahwa yang perlu diingat
dalam usaha meminddahkan lebih banyak transmigrasi adalah, bahwa para
transmigrasi itu manusia. Oleh karena itu, apakah transmigrasi itu di maksudkan
sebagai
pemindahan
penduduk,
sebagai
pemerataan
penduduk,
sebagai
peningkatan taraf hidup, dan apakah sebagai peningkatan ketahanan Nasional.
Objek pendekatan yang harus dugunakan olehpara perencana dan pelaksana harus
tetap memeprhatikan masalah ekonomi dan
social sehubungan dengan
pemukiman kembali di lingkungan yyang berbeda dengan lingkungan daerah
asalnya.
Kesejahteraan keluarga merupakan uunsur utama dalam terciptanya
masyarakat sejahtera. Kita semua menyadari bahwa kita mendambakan tciptanya
sejahtera, namun untuk merealisasikan cita- cita tersebut merupakan masalah
14. yang sangat sulit dan pelik karena menyangkut berbagai aspek kehidupan dengan
segala kondisi dan situasi.
Undang- undng Nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menyebutkan bawha
kebijaksanaan penyelenggara pembangunan kualiats keluarga yang berciri
kemandirian dan ketahanan keluarga yang handal sebagai potensi sumber daya
Manusia pengguna dan pemelihara lingkungan dan pembinan keserasian manusia
dan
sesamanya
denngan
masyarakat,
dan
dengan
lingkunagn
yang
menduukungnya untuk mewujudkan pembangunan berkelnjutan.
D. Pengertian tanggapan
Tanggapan yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita
melakukan pengamatan ( Bigot et al, 1950, P. 72). Tanggapan dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan
2. Tanggapan masa dating atau tanggapan mengantisipasikan
3. Tanggapan masa kini atau tanggapan representif ( tanggapan
mengimajinasikan).
Sedangkan perbedaan antara tanggapan dan pengmatan yaittu :
1. Tanggapan
-
Cara tersedianya objek disebut representif
15. -
Objek tidak ada pada dirinya sendiri tetapi diadakan pada diri
subjek yang menangkap
-
Objek hanya ada pada dan untuk subjek yang menanggap
-
Terlepas dari unsure keadaan tempat, keadaan dan waktu
2. Pengamatan
-
Cara tersedianya objek disebut presentasi
-
Objek ada pada dirinya sendiri
-
Objek ada pada setiap orang
-
Terikat pada tempat, keadaan dan waktu ( http//: WWW.anak
ciremai@gmail.com%makalah.Psikologi.html.
16. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian dan Waktu
1. Tempat
: Desa Tanjung Harapan Kecamatan Napal Putih
Kabupaten Bengkulu Utara
2. Waktu
: 5 Bulan, dari Oktober 2013 sampai dengan Februari
2013
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
kuantitatifkarena pada dasarnya penulis tidak hanya mengumpulkan data.Metode deskriptif
adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data-data dari hasil penelitian.
Menurut Winarno Surakhmad (1980 : 139) metode penelitian deskriptif tertuju pada
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang tidak hanya terbatas pada
pengumpulan dan penyusunan data saja akan tetapi meliputi analisis data dan
menginterprestasikan tentang arti data tersebut.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Adapun variabel dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah:
Persepsi Penduduk Pribumi terhadap Keberadaan Penduduk Transmigrasi merupakan
tanggapan, pendapat, penilaian, atau reaksi Penduduk Suku Pekalterhadap Penduduk
17. Transmigrasi di desa Tanjung Harapan yang diukur denganmenggunakan Skala Likert dengan
ketentuan sebagai berikut:
Sangat Setuju
(SS) diberi skor 5
Setuju
(S ) diberi skor 4
Kurang Setuju
(KS) diberi skor 3
Tidak Setuju
(TS) diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju
(STS) diberi skor 1
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu objek yang akan diteliti dan objek itu dapatberupa
manusia, hewan ataupun benda-benda dalam suatu wilayah tertentu atautempat objek itu
berada. Dan salah satu pendapat yang menjelaskan populasi menyebutkan,”populasi
adalah keseluruhan objek penelitian”(Arikunto 1989 :102).
Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitianini adalah
seluruh Kepala Keluarga Penduduk Suku Pekal di Desa TanjungHarapan. Kecamatan
Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 170KK
Tabel 1. Populasi
No
1
2
3
4
5
6
7
Wilayah
RT 1
RT 2
RT 3
RT 4
RT 5
RT 6
RT 7
Jumlah KK
15
13
18
16
17
17
19
18. 8
9
10
RT 8
RT 9
RT 10
JUMLAH
Sumber : Profil Desa
16
18
21
170
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap refresentatif atau mewakili dari
semua sifat yang terdapat didalam objek penelitian.
Penjelasan sampel diperkuat oleh pendapat seorang ahli yaitu yang bernama Suharsimi
Arikunto (1998 : 107) menyatakan,”apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannyamerupakan penelitian populasi. Tetapi apabila populasinya
lebih dari 100, maka diambil antara
l0 - 25%. Rerdasarkan pendapat tersebut
penulismenetapkan sampel dalam penelitian ini sebesar 20% yaitu :34 KK.
Tabel 1. Populasi
No
Wilayah
1
RT 1
2
RT 2
3
RT 3
4
RT 4
5
RT 5
6
RT 6
7
RT 7
8
RT 8
9
RT 9
10
RT 10
JUMLAH
Sumber : Profil Desa
Jumlah KK
15
13
18
16
17
17
19
16
18
21
170
Sampel 20%
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
34
E. Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sampel dilakukan secara Simple random sampling atau sampelacak
sederhana.
F. Teknik Pengumpulan Data
19. Dalam suatu penelitian metode pengumpulan data merupakan unsur yang penting,
karena keberhasilan penelitian tersebut sangat dipengaruhi metodeoleh metode yang
digunakan.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Angket
Angket
adalah
sejumlah
pertanyaan-pertanyaan
yang
digunakanuntuk
memperoleh informasi sehingga diperoleh jawaban yang relatif seragam. Menurut
Arikunto (1997 : 140) angket adalah sejumlah pertanyaantertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dan responden dalamarti laporan tentang pribadi atau hal-hal lain
yang ingin diketahui.
2. Observasi
Observasi adalah penguatan dengan cara tertuju langsung kelapangan untuk
mengamati kenyataan dan kegiatan. Menurut Arikunto (1997: 128) juga disebut
pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatianterhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat ukur.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan yangdibutuhkan dalam
penelitian melalui tanya jawab pada responden.
MenurutHadi (1987 : 630 wawancara merupakan suatu proses tanya jawab lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.
4. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk menambah data atau keterangan danhasil
penelitian yang mencakup seluruh potensi yang ada di Desa Tanjung Harapan,
Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara.
20. G. Teknik Analisis Data
Untuk rnengana1isis data yang diajukan dalam penelitian ini penulismenggunakan
rurnus :
Nilai =
Skor Rata – rata
x 100%
Skor maksimum
mkmjsbhbhxmmmkmbmsss
Maksimum
Rumus di atas digunakan untuk melihat berapa sebaran jawabanresponden.
Sedangkan tingkat Kesadaran responden dapat di konsultasikan dengankriteria
interpretasi skor dengan kategori sebagai berikut:
KRITERIA INTERPRETAS! SKOR
81 - 100% = Sangatbaik
61 - 80% = Baik
41 - 60% = Cukup
21 - 40% = Kurang baik
0 - 20% =
Tidak baik
(Sudjana, 1982; 127)
21. DAFTAR PUSTAKA
Soekma, Dinata, Nanasanudih, 2006. Metode penelitian. Bandung: Rosda karaya
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka
Cipta Pers.
(http://daniiskandarmanajemen.blogspot.com.//2011/03/pengertian-warga-negara-danpenduduk.html).