SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
SEJARAH
Tahun 1859 meletus
pertempuran antara Austria
dan Prancis di Solferino,
Italia bagian Utara (di duga
korban luka dan tewas
mencapai -/+40 ribu prajurit)
JHD (Jean Henry Dunant),
adalah seorang warga
kebangsaan Swiss yang
memberi bantuan bersama
warga setempat
Swiss, 8 Mei 1828
1862 Henry Dunant menulis buku
“UN SOUVENIR DE SOLFERINO”
( Kenang-kenangan dari Solverino )
Dalam bukunya Jean Henry Dunant
memiliki Dua Gagasan:
membentuk organisasi sukarela yg disiapkan
di masa damai untuk penolong korban perang
membuat perjanjian internasional untuk
melindungi korban perang
 Tahun 1863, empat orang warga
kota Jenewa bergabung dengan
Henry Dunant yaitu Guillaume-
Henri Dufour, Gustav Moynier,
Louis Appia dan Theodore Maunoir
Mereka bersama-sama mendirikan
International Standing Committee
for Aid to Wounded Soldiers yang
sekarang menjelma menjadi
International Comitte of The Red
Cross (ICRC)
 Tahun 1864 Konferensi Internasional
yang menyetujui “Konvensi untuk
perbaikan kondisi prajurit yg cidra di
medan perang.
 Pada perkembangangannya terus
mengalami perbaikan pada tahun
1906, 1929 dan terakhir pada tahun
1949. Menjadi empat Konvensi
Jenewa 1949
Komponen Gerakan
International Committee of the Red Cross
(ICRC) / Komite Internasional Palang Merah KIPM)
International Federation of the Red Cross and Red
Crescent Societies (Federasi Internasional
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah)
National Societies (Perhimpunan-Perhimpunan
Nasional)
Konferensi Internasional
ICRC
ORGANISASI
 Organisasi internasional swasta, netral dan mandiri,
tidak di bawah PBB, berkantor pusat di Jenewa, Swiss.
 Dewan Eksekutif terdiri dari 25 orang warga Swiss.
PERAN
 Institusi netral.
 Pelindung (guardian) asas dan pelaksana Konvensi
Jenewa 1949.
 Memiliki Hak Prakarsa
DANA
 Sumbangan dari negara peserta Konvensi Jenewa,
Perhimpunan Nasional, Sumbangan UE, Sumbangan dari
pihak lain.
Kegiatan ICRC
Perlindungan
Kunjungan tawanan perang (PoW) dan tahanan
politik (political detainee).
Bantuan (relief)
Pencarian anggota keluarga yang hilang akibat
pertikaian bersenjata (tracing), penyampaian berita
keluarga (mailing service) dan upaya penyatuan
kembali anggota keluarga (family reunification).
Diseminasi dan pengembangan Hukum
Perikemanusiaan Internasional serta Prinsip-Prinsip
Dasar Gerakan
IFRC
Berdiri tahun 1919 atas inisiatif Henry P. Davidson
(Palang Merah Amerika Serikat) dengan nama Liga
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Nama Federasi (IFRC) mulai dipakai tahun 1991.
Anggotanya terdiri dari Perhimpunan Nasional yang
sudah diakui keberadaannya.
Berperan sebagai Koordinator Perhimpunan Nasional di
seluruh dunia.
Pendanaan berasal dari iuran rutin anggota dan
sumbangan dari anggota untuk operasi tertentu.
 Mendukung pendirian dan pengembangan program
perhimpunan nasional.
 Menkoordinasikan bantuan internasional terutama untuk
korban bencana alam, epidemi dan pengungsi di luar
daerah pertikaian.
 Mengembangkan kapasitas DPP perhimpunan nasional.
 Menggiatkan & mengkoordinasikan pertukaran gagasan
kemanusiaan bagi pendidikan dan hubungan baik di
antara remaja seluruh dunia.
 Menyebarkan dan mempromosikan prinsip-prinsip serta
idealisme Gerakan.
Kegiatan FEDERASI
 Didirikan di satu Negara pihak/peserta Konvensi-Konvensi Jenewa 1949.
 Satu-satunya Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah Nasional
di negaranya.
 Diakui oleh pemerintah negaranya.
 Memakai nama dan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
 Bersifat Mandiri
 Terorganisasi dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan di seluruh
wilayah negaranya.
 Menerima anggota tanpa membedakan ras, jenis kelamin, kelas, agama atau
pandangan politik.
 Menyetujui Statuta Gerakan.
 Menghormati Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugasnya
sejalan dengan prinsip-prinsip HPI.
PRINSIP DASAR PM
Kemanusiaan
(Humanity)
Kesamaan
(Impartiality)
Kenetralan
(Neutrality)
Kemandirian
(Independence)
Kesukarelaan
(Voluntary Service)
Kesatuan
(Unity)
Kesemestaan
(Universality)
 Mencegah dan meringankan
penderitaan manusia di
manapun hal itu ditemukan
 Memastikan penghormatan
terhadap umat manusia
 Melindungi hidup dan
kesehatan
 Mempromosikan
perdamaian abadi di antara
semua bangsa
 Ditujukan kepada korban,
orang per orang
 Tidak diskriminasi berkenaan
dengan kebangsaan, ras,
kepercayaan, golongan, atau
pandangan politik
 Tindakan harus realistik,
cocok-tepat-pantas, dan
proporsional sesuai dengan
kebutuhan
 Prioritas bantuan kepada
kasus yang paling mendesak
 Tidak melibatkan diri
dalam permusuhan dan
pertentangan-
pertentangan yang
bersifat politik, ras,
keagamaan atau masalah-
masalah ideologis
 Sekalipun merupakan
bagian dari pelayanan
kemanusiaan dari
pemerintah dan tunduk
pada undang-undang,
harus senantiasa
mempertahankan
otonominya sehingga
dalam keadaan apapun
dapat bertindak sesuai
prinsip-prinsip Gerakan
 Memberikan bantuan
atas dasar
kesukarelaan, tidak
didorong dengan cara
apapun oleh keinginan
untuk memperoleh
keuntungan tertentu
 Hanya boleh ada satu
perhimpunan nasional
di suatu negara
 Tidak ada diskriminasi
dalam perekrutan
anggota
 Melaksanakan tugas
kemanusiaan di seluruh
wilayahnya
 Semua perhimpunan
nasional mempunyai
status yang setara
 Tanggung jawab dan
kewajiban yang sama
dalam membantu satu
sama lain, meliputi
seluruh dunia
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
adalah :
Semua ketentuan yang terdiri dari perjanjian dan
kebiasaan internasional ,dimaksudkan untuk mengatasi
segala masalah kemanusiaan yang timbul pada waktu
pertikaian bersenjata internasional maupun non-
internasional.
Hukum tersebut membatasi, atas dasar kemanusiaan,
hak-hak dari pihak yang terlibat dalam pertikaian untuk
menggunakan beberapa senjata dan metode perang
tertentu, serta memberikan perlindungan kepada orang
yang menjadi korban maupun harta benda yang terkena
akibat pertikaian bersenjata.
 mencegah dan mengurangi korban perang,
kematian, penderitaan serta penghancuran
lingkungan dan harta benda milik pihak
yang tidak berkaitan dengan perang
 untuk diketahui semua pihak yang terlibat
dalam pertikaian dan masyarakat umum
agar memahami hak-hak serta
kewajibannya di masa pertikaian
bersenjata.
Tujuan HHI
Hukum Humaniter Internasional
Hukum Jenewa Hukum Den Haag
Konvensi Jenewa Konvensi Konvensi Den Haag
Selama dan setelah
pertempuran
Masa berlaku
Selama permusuhan
berlangsung
Non-peserta tempur Diterapkan untuk Peserta tempur
Melindungi korban
konflik bersenjata
Tujuan
Mengatur hak dan
kewajiban peserta
tempur
Protokol Tambahan I & II tahun 1977:
Perlindungan dan bantuan untuk korban perang dan tata cara /
metode perang.
Konvensi Jenewa
 Konvensi I:
tentang
perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang luka dan sakit di
medan pertempuran darat
 Konvensi II:
tentang
perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut yang luka, sakit dan
korban karam
 Konvensi III:
tentang
perlakuan terhadap tawanan perang
 Konvensi IV:
tentang
perlindungan orang-orang sipil di waktu perang
Protokol Tambahan 1977
 Protokol Tambahan I :
tentang ; pertikaian bersenjata internasional
 Protokol Tambahan II :
tentang ; pertikaian bersenjata non-internasional
Prinsip HHI
 Distinction: prinsip pembedaan antara kombatan dan
non-kombatan
 Necessity: perlunya menjaga keseimbangan antara
kepentingan kemanusiaan di satu pihak dengan
kebutuhan militer dan keamanan di pihak lain
 Unnecessary suffering (penderitaan yang tidak perlu):
tidak diperbolehkan mengakibatkan penderitaan dan
kehancuran secara melampaui batas dan tidak
seimbang dengan tujuan yang hendak dicapai
 Proportionality: keseimbangan antara dua kepentingan
yang berbeda, kepentingan yang berdasarkan
pertimbangan atas kebutuhan militer, dan yang lainnya
berdasarkan tuntutan kemanusiaan
Kombatan:
 Hak: ikut serta dalam
peperangan dan apabila
tertangkap musuh berhak
diperlakukan sebagai
tawanan perang
 Kewajiban: harus
mematuhi aturan perang
dan melindungi penduduk
sipil
Orang sipil:
 Hak: mendapat
perlindungan terhadap diri,
penghormatan atas hak-
hak keluarga, keyakinan
dan keagamaan serta adat
istiadatnya
 Menjauhkan diri dari
segala tindakan yang bisa
membawa dirinya ke
dalam kancah pertikaian
bersenjata
Hak dan kewajiban
Ketentuan Dasar HHI
1. Anggota angkatan bersenjata yang tidak dapat bertempur
lagi atau yang tidak ambil bagian aktif dalam permusuhan
harus dilindungi dan diperlakukan secara manusiawi dalam
segala keadaan
2. Dilarang membunuh atau melukai pihak musuh yang
menyerah atau yang tidak turut serta lagi dalam pertikaian
3. Orang yang cedera dan sakit harus dikumpulkan dan
dirawat oleh pihak yang berkuasa. Petugas kesehatan,
kesatuan medis dan peralatan, serta pengangkutan yang
digunakan untuk kepentingan korban pertikaia bersenjata
harus dilindungi pula. Lambang Palang Merah atau Bulan
Sabit Merah merupakan tanda pelindung yang mutlak
dihormati
Aturan dasar HHI
1. Para pihak yang terlibat dalam pertikaian
bersenjata dilarang menggunakan
persenjataan dan metode perang yang
mungkin mengakibatkan kehancuran atau
kehilangan yang tidak perlu terjadi atau
penderitaan yang bersifat berlebihan.
2. Serangan hanya boleh diarahkan pada
sasaran militer.
HHI dan hukum HAM
 HHI dan hukum HAM saling
melengkapi. Keduanya
bermaksud untuk melindungi
manusia, walaupun dalam
situasi dan cara yang berbeda.
Perbedaan HHI dan Hukum HAM
HHI
 Berlaku dalam situasi
konflik bersenjata
 Tujuannya melindungi
korban dengan berusaha
meminimalisasi
penderitaan yang
ditimbulkan oleh konflik
 Kepedulian utamanya
tentang perlakuan terhadap
orang yang jatuh ketangan
lawan, dan tentang metode
perang
Hukum HAM
 Sebagian besar melindungi
orang di segala situasi,
damai maupun perang
 Bertujuan melindungi individu
dan mendorong
perkembangannya
 Intinya ingin mencegah
perlakuan semena-mena
oleh Negara dengan cara
membatasi kekuasaan
Negara terhadap individu.
 Tidak bertujuan mengatur
cara-cara operasi militer
Lambang Palang Merah
Lambang
 Ciri khas: mengumpulkan orang-orang di
suatu kelompok, daerah, negara atau apapun
juga.
 Melibatkan warna tertentu:
 Hitam : anarkis
 Merah : pemberontakan
 Putih : pengampunan
Pelayanan medis kemiliteran memiliki tanda
pengenal tersendiri:
 Austria : Bendera Putih
 Perancis : Bendera Merah
 Spanyol : Bendera Kuning.
Sebelum adopsi Lambang
Palang Merah
Kelemahan:
 Lambang tidak dikenal secara universal.
 Akibat tragis: kombatan tidak tahu tanda
pengenal unit medis lawan
 unit medis tidak dipandang sebagai pihak yang
netral, bahkan dianggap sebagai target bagi
tentara lawan yang tidak mengetahui artinya.
Pengadopsian Lambang
 Menawarkan status netral, dengan
demikian menjamin perlindungan.
 Status netral: menuntut diadopsinya
satu lambang
 Konferensi tahun 1863 memilih
lambang palang merah di atas dasar
putih, KEBALIKAN DARI BENDERA
SWISS sebagai PENGHORMATAN
Pengadopsian Lambang (cont’d)
Kombatan dapat mengenali:
Personil medis dan keagamaan angkatan
bersenjata
 Unit dan fasilitas medis
angkatan bersenjata
 Unit dan transportasi medis
Perhimpunan Nasional apabila
membantu pelayanan medis
angkatan bersenjata.
Setelah adopsi:
 Menandakan dan melindungi personil medis,
serta memberi STATUS NETRAL
 Fungsi lambang sebagai tanda pelindung:
menimbulkan reaksi otomatis di kalangan
kombatan untuk menahan diri dan
menghormati.
Bulan Sabit Merah
1876 perang di Balkan: Turki mengajukan penggunaan
lambang bulan sabit merah oleh Perhimpunan Nasional
mereka.
 Diadopsi secara resmi dalam Konvensi tahun 1929
bersamaan dengan singa dan matahari merah di atas
dasar putih
Fungsi Lambang
Tanda perlindungan:
dipakai pada saat konflik
bersenjata oleh
sukarelawan dari
Perhimpunan Nasional,
orang medis, delegasi
ICRC, unit medis, sarana
transportasi medis.
Berukuran besar agar
mudah terlihat
Tanda pengenal:
memperlihatkan di masa
damai bahwa seseorang
atau suatu obyek
berkaitan dengan
Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah
Internasional, apakah itu
Perhimpunan Nasional,
IFRC atau ICRC
Berukuran lebih kecil
Konvensi Jenewa I Pasal 44
 … lambang palang merah atas dasar putih … tidak
boleh dipergunakan, … kecuali untuk menunjukkan
atau melindungi kesatuan-kesatuan dan bangunan-
bangunan kesehatan, anggota-anggota serta bahan
perlengkapan yang dilindungi oleh Konvensi ini dan
lain-lain Konvensi-konvensi yang mengatur hal-hal
serupa.
 Hal ini berlaku pula bagi lambang-lambang yang
disebut dalam Pasal 38 … (bulan sabit merah serta
singa dan matahari merah)
Konvensi Jenewa I Pasal 53
paragraf 1
 Pemakaian lambang atau sebutan “Palang Merah”
atau “Palang Jenewa”, atau tanda atau sebutan
apapun yang merupakan tiruan dari padanya oleh
perseorangan, perkumpulan-perkumpulan,
perusahaan atau perseroan dagang baik pemerintah
maupun swasta, selain dari mereka yang berhak di
bawah Konvensi ini selalu harus dilarang, apapun
maksud daripada pemakaiannya…
Konvensi Jenewa I Pasal 53
paragraf 4
Larangan yang ditetapkan dalam paragraf
pertama dari pasal ini akan berlaku juga
untuk lambang-lambang dan tanda-tanda
yang disebutkan dalam paragraf kedua
Pasal 38, tanpa mempengaruhi hak apapun
yang diperoleh karena pemakaiannya
terlebih dahulu
Penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa
membingungkan dengan lambang palang merah atau
bulan sabit merah (warna dan model yang mirip)
Penyalahgunaan Lambang
Peniruan
Penyalahgunaan Lambang
Penggunaan lambang palang merah
atau bulan sabit merah oleh pihak-
pihak yang tidak berhak (perusahaan
komersial, LSM, perorangan, dokter,
apoteker, dll).
Penggunaan lambang oleh mereka
yang berhak tetapi dalam
kenyataannya menerapkan
penggunaannya tidak sesuai dengan
prinsip dasar Gerakan
Penggunaan yang tidak tepat
Penyalahgunaan Lambang
lambang palang merah atau
bulan sabit merah dipakai
untuk melindungi kombatan
yang bersenjata atau objek
militer lainnya (ambulans,
helikopter berlambang untuk
mengangkut tentara atau
kendaraan amunisi yang
ditutupi dengan gambar
lambang.
Penggunaan yang melanggar
ketentuan,bila
PALANG MERAH INDONESIA
Sejarah :
1. Dimulai masa sebelum perang dunia ke II
Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan “PMI”
dgn nama Nederlands Rode Kruis Afdeling (
NERKAI ).
2. Tahun 1932 dimulai usaha mendirikan PMI
dipelopori oleh Dr. RCL Senduk & Dr. Bahder
Djohan.
3. Tahun 1940 ditolak pendiriannya oleh NERKAI
4. Zaman pendudukan Jepang diteruskan usaha
5. 17 September 1945 didirikan PMI
5 September 1945
 Presiden RI (Ir.Soekarno) mengeluarkan
“SP” kpd Menteri Kesehatan
dr.Boentaran Marto Atmodjo membentuk
Badan Palang Merah Indonesia
 Membentuk “PANITIA LIMA” yg terdiri
dari : 1) dr.R.Mochtar; 2) dr.Bahder
Djohan; 3) dr.Djoehana; 4) dr. Marzuki;
dan 5) Sitanal
17 September 1945
 Ketua Pertama : Drs. Moh. Hatta
 Ketua Harian : dr. Boentaran Marto Atmodjo
 Kegiatan saat itu adalah bantuan korban perang
 Pengembalian tawanan perang
KEPPRES RI No. 25 Tahun 1950
KEPPRES RI No. 25 Tahun 1950, sbg badan hukum
15 Juni 1950 Pengakuan oleh ICRC sebagai anggota
ke 68
17 Oktober 1959 Pengakuan oleh
IFRC sbg anggota ke 28
KEPPRES No. 246 Tahun 1963
LAMBANG PALANG MERAH INDONESIA
• Sebagai anggota PM Internasional
• Tanda Perlindungan
Kelopak bunga melati sebagai
Perhimpunan Nasional
Fungsi PMI
Perlindungan
Bantuan
Pembinaan perdamaian
Dunia
Tugas Pokok
Bantuan diwaktu bencana
Pembangunan masyarakat
Pembinaan Perdamaian
Dunia
Kegiatan Pokok PMI
 Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan
Bencana
 Upaya kesehatan transfusi darah
 Pendidikan dan pelatihan
 Pembinaan generasi muda
 Kesehatan & kesejahteraan
 Diseminasi HHI
 Tracing and Mailing Service
(TMS)
PALANG MERAH REMAJA
Adalah Anggota Remaja Palang Merah
Indonesia yang dididik menjadi insan yang
berguna bagi sesama manusia dan
membantu melaksanakan tugas-tugas
kepalang merahan serta diharapkan kelak
menjadi anggota PMI yang baik
PMR MULA PMR MULA PMR MULA
Sejarah PMR
1.Terbentuknya PMR dilatar belakangi dengan
pecah PD I
2.Dimulai dengan PM Australia memberdayakan
remaja
3.Di Indonesia dibentuk hasil Kongres IV (1 Maret
1950)
4.PMR disyahkan oleh IFRC tahun 1919
TUGAS DAN KEWAJIBAN
PMR / TRI BAKTI PMR
1. MENINGKATKAN KETERAMPILAN
HIDUP SEHAT
2. BERKARYA DAN BERBAKTI DI
MASYARAKAT
3. MEMPERERAT PERSAHABATAN
NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Berbakti terhadap masyarakat
a. Diling. rumah membantu
meringankan pekerjaan orang tua,
menolong angg. kel. Yg
membutuhkan pertolongan
b. Turut membantu penanggulangan
korban bencana
c. Membantu pengumpulan dana
d. Sebagai kader kesehatan remaja
Mempertinggi mutu ketrampilan dan
memelihara kebersihan & kesehatan
a. Diling. Sek. Kebersihan, menolong, &
menjenguk teman yang sakit
b. Pemberantasan lalat, membersihkan
ruangan
c. Mendirikan Pos PPPK
d. Membantu penyeleng. Dapur makanan
gizi
e. Aktif dlm melaksanakan program UKS
f. Sebagai penyuluh bagi kelompoknya.
Persahabatan nasional dan internasional
a. Mengetahui adat istiadat suku bangsa
b. Mengadakan surat menyurat atau
pertukaran album kegiatan dalam dan
luar negeri
c. Anjangsana dan anjangkarya
d. Turut membantu diseminasi HHI
e. Meningkatkan rasa kesetia kawanan
nasional
TINGKATAN DALAM
KEANGGOTAAN PMR
MULA
Setingkat usia SD
( 7 – 12 tahun ).
MADYA
Setingkat usia SLTP
( 13 – 16 Tahun )
WIRA
Setingkat usia SMA / SMK
( 17-21 Tahun )
PERHIMPUNAN NASIONAL
PALANG MERAH INDONESIA
Adalah …
Satu-satunya Perhimpunan Nasional di
Indonesia yang netral dan mandiri.
Bertujuan membantu meringankan
penderitaan sesama akibat bencana,
baik alam maupun akibat ulah manusia
tanpa membedakan latar belakang
korban atas dasar prioritas yang paling
membutuhkan pertolongan.
Palang Merah Indonesia
Pembentukan PMI
Dibentuk pada tanggal 17 September 1945, sebagai organisasi
non Pemerintah, namun dalam pelaksanaan tugasnya membantu
Pemerintah di bidang kemanusiaan.
Kedudukan PMI diperkuat dengan KEPPRES RIS No. 25 Tahun
1950 (16 Januari 1950), yang menyatakan keberadaan PMI
adalah satu – satunya Perhimpunan Palang Merah di Indonesia,
dan diperkuat dengan KEPPRES RI No. 246 Tahun 1963 (29
November 1963), tentang Tugas Pokok dan Kegiatan PMI.
TUGAS POKOK & KEGIATAN PMI
(ART Bab II, Pasal 2)
Menyebarluaskan dan
mengembangkan aplikasi
Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Hukum
Perikemanusiaan
Internasional (HPI) bagi
seluruh masyarakat
Indonesia.
Pelayanan Kepalangmerahan
Perlindungan dan Bantuan
Upaya Kesehatan Transfusi Darah
Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat
Pembinaan Generasi Muda
Pembinaan potensi,
Peningkatan Sumber Daya dan
Konsolidasi Organisasi
Prinsip Bantuan PMI
Memberikan bantuan kepada korban pertikaian bersenjata
(berdasarkan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949) dan korban
bencana alam yang dilaksanakan secara otonom sejalan
dengan Prinsip dasar Gerakan dan bekerjasama dengan
Pemerintahnya
Bantuan PMI bersifat darurat dan langsung serta merupakan
pendukung/pelengkap dari bantuan pemerintah
Evakuasi Korban
Bantuan Dalam Situasi Darurat
Pertolongan Pertama & Pelayanan Kesehatan
Dapur Umum
Relief
Relief – adalah Pemulihan, biasanya dilakukan
Pasca Bencana (setelah bencana)
Restoring Family Links
Restoring Family Links – adalah Pencarian Keluarga yang hilang atau
terpisah karena dampak dari bencana
Tahap Rehabilitasi
Konseling
• Memperbaiki
Sarana/Fasilitas Umum
• Membantu Rehabilitasi
rumah-rumah Penduduk
STRUKTUR ORGANISASI
Pengurus
Pusat
Pengurus
Daerah
Pengurus
Cabang
Pengurus
Ranting
Pengurus
Daerah
Pengurus
Cabang
Pengurus
Ranting
Pengurus
Daerah
Pengurus
Cabang
Pengurus
Ranting
• Pengurus Pusat
• Pengurus Daerah (tingkat Propinsi)
• Pengurus Cabang (tingkat Kab/kodya)
• Pengurus Ranting (tingkat Kecamatan)
SUMBER DANA PMI
 Bulan Dana, dilaksanakan oleh Cabang 2 – 3 bulan setiap
tahun.
 Sumbangan Masyarakat.
 Sumbangan lain yang tidak mengikat.
 Usaha – usaha lain yang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku.
SUMBER DAYA MANUSIA
Pengurus
Karyawan
Korps Sukarela (KSR)
Tenaga Sukarela (TSR)
Palang Merah Remaja (PMR)
Gerakan Palang Merah.pptx

More Related Content

Similar to Gerakan Palang Merah.pptx

Hukum Humaniter Rina R.pptx
Hukum Humaniter Rina R.pptxHukum Humaniter Rina R.pptx
Hukum Humaniter Rina R.pptxJoniHariPurnomo1
 
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxPPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxisembel
 
PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )
PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )
PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )Time Master
 
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajatPrinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajatFajar Fajar
 
Orgnasinasi internasional
Orgnasinasi internasionalOrgnasinasi internasional
Orgnasinasi internasionalSurya Ardi
 
Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalDarra AneXgeti
 
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
HUKUM HUMANITER INTERNASIONALHUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
HUKUM HUMANITER INTERNASIONALALKATA
 
Hukum Perikemanusiaan Internasional.ppt
Hukum Perikemanusiaan Internasional.pptHukum Perikemanusiaan Internasional.ppt
Hukum Perikemanusiaan Internasional.pptNurShidik1
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Arly Hidayat
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalYingyangwizard
 
Gerakan 1 gerakan
Gerakan 1 gerakanGerakan 1 gerakan
Gerakan 1 gerakanIman Kade
 
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)Wildatussyaadah Sya
 

Similar to Gerakan Palang Merah.pptx (20)

Hukum Humaniter Rina R.pptx
Hukum Humaniter Rina R.pptxHukum Humaniter Rina R.pptx
Hukum Humaniter Rina R.pptx
 
Modul HAM
Modul HAMModul HAM
Modul HAM
 
Modul.bdn ham
Modul.bdn hamModul.bdn ham
Modul.bdn ham
 
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxPPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
 
Kepalangmerahan
KepalangmerahanKepalangmerahan
Kepalangmerahan
 
PMR - 3 Komponen
PMR - 3 Komponen PMR - 3 Komponen
PMR - 3 Komponen
 
Palang merah
Palang merahPalang merah
Palang merah
 
Palang merah
Palang merahPalang merah
Palang merah
 
PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )
PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )
PBB ( Perserikatan Bangsa - Bangsa )
 
Bsmm history
Bsmm historyBsmm history
Bsmm history
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajatPrinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
 
Orgnasinasi internasional
Orgnasinasi internasionalOrgnasinasi internasional
Orgnasinasi internasional
 
Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasional
 
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
HUKUM HUMANITER INTERNASIONALHUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
 
Hukum Perikemanusiaan Internasional.ppt
Hukum Perikemanusiaan Internasional.pptHukum Perikemanusiaan Internasional.ppt
Hukum Perikemanusiaan Internasional.ppt
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasional
 
Gerakan 1 gerakan
Gerakan 1 gerakanGerakan 1 gerakan
Gerakan 1 gerakan
 
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Gerakan Palang Merah.pptx

  • 1.
  • 2. SEJARAH Tahun 1859 meletus pertempuran antara Austria dan Prancis di Solferino, Italia bagian Utara (di duga korban luka dan tewas mencapai -/+40 ribu prajurit) JHD (Jean Henry Dunant), adalah seorang warga kebangsaan Swiss yang memberi bantuan bersama warga setempat Swiss, 8 Mei 1828
  • 3. 1862 Henry Dunant menulis buku “UN SOUVENIR DE SOLFERINO” ( Kenang-kenangan dari Solverino ) Dalam bukunya Jean Henry Dunant memiliki Dua Gagasan: membentuk organisasi sukarela yg disiapkan di masa damai untuk penolong korban perang membuat perjanjian internasional untuk melindungi korban perang
  • 4.  Tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant yaitu Guillaume- Henri Dufour, Gustav Moynier, Louis Appia dan Theodore Maunoir Mereka bersama-sama mendirikan International Standing Committee for Aid to Wounded Soldiers yang sekarang menjelma menjadi International Comitte of The Red Cross (ICRC)
  • 5.  Tahun 1864 Konferensi Internasional yang menyetujui “Konvensi untuk perbaikan kondisi prajurit yg cidra di medan perang.  Pada perkembangangannya terus mengalami perbaikan pada tahun 1906, 1929 dan terakhir pada tahun 1949. Menjadi empat Konvensi Jenewa 1949
  • 6. Komponen Gerakan International Committee of the Red Cross (ICRC) / Komite Internasional Palang Merah KIPM) International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies (Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah) National Societies (Perhimpunan-Perhimpunan Nasional)
  • 8. ICRC ORGANISASI  Organisasi internasional swasta, netral dan mandiri, tidak di bawah PBB, berkantor pusat di Jenewa, Swiss.  Dewan Eksekutif terdiri dari 25 orang warga Swiss. PERAN  Institusi netral.  Pelindung (guardian) asas dan pelaksana Konvensi Jenewa 1949.  Memiliki Hak Prakarsa DANA  Sumbangan dari negara peserta Konvensi Jenewa, Perhimpunan Nasional, Sumbangan UE, Sumbangan dari pihak lain.
  • 9. Kegiatan ICRC Perlindungan Kunjungan tawanan perang (PoW) dan tahanan politik (political detainee). Bantuan (relief) Pencarian anggota keluarga yang hilang akibat pertikaian bersenjata (tracing), penyampaian berita keluarga (mailing service) dan upaya penyatuan kembali anggota keluarga (family reunification). Diseminasi dan pengembangan Hukum Perikemanusiaan Internasional serta Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan
  • 10. IFRC Berdiri tahun 1919 atas inisiatif Henry P. Davidson (Palang Merah Amerika Serikat) dengan nama Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Nama Federasi (IFRC) mulai dipakai tahun 1991. Anggotanya terdiri dari Perhimpunan Nasional yang sudah diakui keberadaannya. Berperan sebagai Koordinator Perhimpunan Nasional di seluruh dunia. Pendanaan berasal dari iuran rutin anggota dan sumbangan dari anggota untuk operasi tertentu.
  • 11.  Mendukung pendirian dan pengembangan program perhimpunan nasional.  Menkoordinasikan bantuan internasional terutama untuk korban bencana alam, epidemi dan pengungsi di luar daerah pertikaian.  Mengembangkan kapasitas DPP perhimpunan nasional.  Menggiatkan & mengkoordinasikan pertukaran gagasan kemanusiaan bagi pendidikan dan hubungan baik di antara remaja seluruh dunia.  Menyebarkan dan mempromosikan prinsip-prinsip serta idealisme Gerakan. Kegiatan FEDERASI
  • 12.  Didirikan di satu Negara pihak/peserta Konvensi-Konvensi Jenewa 1949.  Satu-satunya Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah Nasional di negaranya.  Diakui oleh pemerintah negaranya.  Memakai nama dan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.  Bersifat Mandiri  Terorganisasi dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan di seluruh wilayah negaranya.  Menerima anggota tanpa membedakan ras, jenis kelamin, kelas, agama atau pandangan politik.  Menyetujui Statuta Gerakan.  Menghormati Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugasnya sejalan dengan prinsip-prinsip HPI.
  • 14.  Mencegah dan meringankan penderitaan manusia di manapun hal itu ditemukan  Memastikan penghormatan terhadap umat manusia  Melindungi hidup dan kesehatan  Mempromosikan perdamaian abadi di antara semua bangsa
  • 15.  Ditujukan kepada korban, orang per orang  Tidak diskriminasi berkenaan dengan kebangsaan, ras, kepercayaan, golongan, atau pandangan politik  Tindakan harus realistik, cocok-tepat-pantas, dan proporsional sesuai dengan kebutuhan  Prioritas bantuan kepada kasus yang paling mendesak
  • 16.  Tidak melibatkan diri dalam permusuhan dan pertentangan- pertentangan yang bersifat politik, ras, keagamaan atau masalah- masalah ideologis
  • 17.  Sekalipun merupakan bagian dari pelayanan kemanusiaan dari pemerintah dan tunduk pada undang-undang, harus senantiasa mempertahankan otonominya sehingga dalam keadaan apapun dapat bertindak sesuai prinsip-prinsip Gerakan
  • 18.  Memberikan bantuan atas dasar kesukarelaan, tidak didorong dengan cara apapun oleh keinginan untuk memperoleh keuntungan tertentu
  • 19.  Hanya boleh ada satu perhimpunan nasional di suatu negara  Tidak ada diskriminasi dalam perekrutan anggota  Melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayahnya
  • 20.  Semua perhimpunan nasional mempunyai status yang setara  Tanggung jawab dan kewajiban yang sama dalam membantu satu sama lain, meliputi seluruh dunia
  • 21.
  • 22. HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL adalah : Semua ketentuan yang terdiri dari perjanjian dan kebiasaan internasional ,dimaksudkan untuk mengatasi segala masalah kemanusiaan yang timbul pada waktu pertikaian bersenjata internasional maupun non- internasional. Hukum tersebut membatasi, atas dasar kemanusiaan, hak-hak dari pihak yang terlibat dalam pertikaian untuk menggunakan beberapa senjata dan metode perang tertentu, serta memberikan perlindungan kepada orang yang menjadi korban maupun harta benda yang terkena akibat pertikaian bersenjata.
  • 23.  mencegah dan mengurangi korban perang, kematian, penderitaan serta penghancuran lingkungan dan harta benda milik pihak yang tidak berkaitan dengan perang  untuk diketahui semua pihak yang terlibat dalam pertikaian dan masyarakat umum agar memahami hak-hak serta kewajibannya di masa pertikaian bersenjata. Tujuan HHI
  • 24. Hukum Humaniter Internasional Hukum Jenewa Hukum Den Haag Konvensi Jenewa Konvensi Konvensi Den Haag Selama dan setelah pertempuran Masa berlaku Selama permusuhan berlangsung Non-peserta tempur Diterapkan untuk Peserta tempur Melindungi korban konflik bersenjata Tujuan Mengatur hak dan kewajiban peserta tempur Protokol Tambahan I & II tahun 1977: Perlindungan dan bantuan untuk korban perang dan tata cara / metode perang.
  • 25. Konvensi Jenewa  Konvensi I: tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang luka dan sakit di medan pertempuran darat  Konvensi II: tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut yang luka, sakit dan korban karam  Konvensi III: tentang perlakuan terhadap tawanan perang  Konvensi IV: tentang perlindungan orang-orang sipil di waktu perang
  • 26. Protokol Tambahan 1977  Protokol Tambahan I : tentang ; pertikaian bersenjata internasional  Protokol Tambahan II : tentang ; pertikaian bersenjata non-internasional
  • 27. Prinsip HHI  Distinction: prinsip pembedaan antara kombatan dan non-kombatan  Necessity: perlunya menjaga keseimbangan antara kepentingan kemanusiaan di satu pihak dengan kebutuhan militer dan keamanan di pihak lain  Unnecessary suffering (penderitaan yang tidak perlu): tidak diperbolehkan mengakibatkan penderitaan dan kehancuran secara melampaui batas dan tidak seimbang dengan tujuan yang hendak dicapai  Proportionality: keseimbangan antara dua kepentingan yang berbeda, kepentingan yang berdasarkan pertimbangan atas kebutuhan militer, dan yang lainnya berdasarkan tuntutan kemanusiaan
  • 28. Kombatan:  Hak: ikut serta dalam peperangan dan apabila tertangkap musuh berhak diperlakukan sebagai tawanan perang  Kewajiban: harus mematuhi aturan perang dan melindungi penduduk sipil Orang sipil:  Hak: mendapat perlindungan terhadap diri, penghormatan atas hak- hak keluarga, keyakinan dan keagamaan serta adat istiadatnya  Menjauhkan diri dari segala tindakan yang bisa membawa dirinya ke dalam kancah pertikaian bersenjata Hak dan kewajiban
  • 29. Ketentuan Dasar HHI 1. Anggota angkatan bersenjata yang tidak dapat bertempur lagi atau yang tidak ambil bagian aktif dalam permusuhan harus dilindungi dan diperlakukan secara manusiawi dalam segala keadaan 2. Dilarang membunuh atau melukai pihak musuh yang menyerah atau yang tidak turut serta lagi dalam pertikaian 3. Orang yang cedera dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat oleh pihak yang berkuasa. Petugas kesehatan, kesatuan medis dan peralatan, serta pengangkutan yang digunakan untuk kepentingan korban pertikaia bersenjata harus dilindungi pula. Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah merupakan tanda pelindung yang mutlak dihormati
  • 30. Aturan dasar HHI 1. Para pihak yang terlibat dalam pertikaian bersenjata dilarang menggunakan persenjataan dan metode perang yang mungkin mengakibatkan kehancuran atau kehilangan yang tidak perlu terjadi atau penderitaan yang bersifat berlebihan. 2. Serangan hanya boleh diarahkan pada sasaran militer.
  • 31. HHI dan hukum HAM  HHI dan hukum HAM saling melengkapi. Keduanya bermaksud untuk melindungi manusia, walaupun dalam situasi dan cara yang berbeda.
  • 32. Perbedaan HHI dan Hukum HAM HHI  Berlaku dalam situasi konflik bersenjata  Tujuannya melindungi korban dengan berusaha meminimalisasi penderitaan yang ditimbulkan oleh konflik  Kepedulian utamanya tentang perlakuan terhadap orang yang jatuh ketangan lawan, dan tentang metode perang Hukum HAM  Sebagian besar melindungi orang di segala situasi, damai maupun perang  Bertujuan melindungi individu dan mendorong perkembangannya  Intinya ingin mencegah perlakuan semena-mena oleh Negara dengan cara membatasi kekuasaan Negara terhadap individu.  Tidak bertujuan mengatur cara-cara operasi militer
  • 34. Lambang  Ciri khas: mengumpulkan orang-orang di suatu kelompok, daerah, negara atau apapun juga.  Melibatkan warna tertentu:  Hitam : anarkis  Merah : pemberontakan  Putih : pengampunan
  • 35. Pelayanan medis kemiliteran memiliki tanda pengenal tersendiri:  Austria : Bendera Putih  Perancis : Bendera Merah  Spanyol : Bendera Kuning.
  • 36. Sebelum adopsi Lambang Palang Merah Kelemahan:  Lambang tidak dikenal secara universal.  Akibat tragis: kombatan tidak tahu tanda pengenal unit medis lawan  unit medis tidak dipandang sebagai pihak yang netral, bahkan dianggap sebagai target bagi tentara lawan yang tidak mengetahui artinya.
  • 37. Pengadopsian Lambang  Menawarkan status netral, dengan demikian menjamin perlindungan.  Status netral: menuntut diadopsinya satu lambang  Konferensi tahun 1863 memilih lambang palang merah di atas dasar putih, KEBALIKAN DARI BENDERA SWISS sebagai PENGHORMATAN
  • 38. Pengadopsian Lambang (cont’d) Kombatan dapat mengenali: Personil medis dan keagamaan angkatan bersenjata  Unit dan fasilitas medis angkatan bersenjata  Unit dan transportasi medis Perhimpunan Nasional apabila membantu pelayanan medis angkatan bersenjata.
  • 39. Setelah adopsi:  Menandakan dan melindungi personil medis, serta memberi STATUS NETRAL  Fungsi lambang sebagai tanda pelindung: menimbulkan reaksi otomatis di kalangan kombatan untuk menahan diri dan menghormati.
  • 40. Bulan Sabit Merah 1876 perang di Balkan: Turki mengajukan penggunaan lambang bulan sabit merah oleh Perhimpunan Nasional mereka.  Diadopsi secara resmi dalam Konvensi tahun 1929 bersamaan dengan singa dan matahari merah di atas dasar putih
  • 41. Fungsi Lambang Tanda perlindungan: dipakai pada saat konflik bersenjata oleh sukarelawan dari Perhimpunan Nasional, orang medis, delegasi ICRC, unit medis, sarana transportasi medis. Berukuran besar agar mudah terlihat Tanda pengenal: memperlihatkan di masa damai bahwa seseorang atau suatu obyek berkaitan dengan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, apakah itu Perhimpunan Nasional, IFRC atau ICRC Berukuran lebih kecil
  • 42. Konvensi Jenewa I Pasal 44  … lambang palang merah atas dasar putih … tidak boleh dipergunakan, … kecuali untuk menunjukkan atau melindungi kesatuan-kesatuan dan bangunan- bangunan kesehatan, anggota-anggota serta bahan perlengkapan yang dilindungi oleh Konvensi ini dan lain-lain Konvensi-konvensi yang mengatur hal-hal serupa.  Hal ini berlaku pula bagi lambang-lambang yang disebut dalam Pasal 38 … (bulan sabit merah serta singa dan matahari merah)
  • 43. Konvensi Jenewa I Pasal 53 paragraf 1  Pemakaian lambang atau sebutan “Palang Merah” atau “Palang Jenewa”, atau tanda atau sebutan apapun yang merupakan tiruan dari padanya oleh perseorangan, perkumpulan-perkumpulan, perusahaan atau perseroan dagang baik pemerintah maupun swasta, selain dari mereka yang berhak di bawah Konvensi ini selalu harus dilarang, apapun maksud daripada pemakaiannya…
  • 44. Konvensi Jenewa I Pasal 53 paragraf 4 Larangan yang ditetapkan dalam paragraf pertama dari pasal ini akan berlaku juga untuk lambang-lambang dan tanda-tanda yang disebutkan dalam paragraf kedua Pasal 38, tanpa mempengaruhi hak apapun yang diperoleh karena pemakaiannya terlebih dahulu
  • 45. Penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa membingungkan dengan lambang palang merah atau bulan sabit merah (warna dan model yang mirip) Penyalahgunaan Lambang Peniruan
  • 46. Penyalahgunaan Lambang Penggunaan lambang palang merah atau bulan sabit merah oleh pihak- pihak yang tidak berhak (perusahaan komersial, LSM, perorangan, dokter, apoteker, dll). Penggunaan lambang oleh mereka yang berhak tetapi dalam kenyataannya menerapkan penggunaannya tidak sesuai dengan prinsip dasar Gerakan Penggunaan yang tidak tepat
  • 47. Penyalahgunaan Lambang lambang palang merah atau bulan sabit merah dipakai untuk melindungi kombatan yang bersenjata atau objek militer lainnya (ambulans, helikopter berlambang untuk mengangkut tentara atau kendaraan amunisi yang ditutupi dengan gambar lambang. Penggunaan yang melanggar ketentuan,bila
  • 49. Sejarah : 1. Dimulai masa sebelum perang dunia ke II Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan “PMI” dgn nama Nederlands Rode Kruis Afdeling ( NERKAI ). 2. Tahun 1932 dimulai usaha mendirikan PMI dipelopori oleh Dr. RCL Senduk & Dr. Bahder Djohan. 3. Tahun 1940 ditolak pendiriannya oleh NERKAI 4. Zaman pendudukan Jepang diteruskan usaha 5. 17 September 1945 didirikan PMI
  • 50. 5 September 1945  Presiden RI (Ir.Soekarno) mengeluarkan “SP” kpd Menteri Kesehatan dr.Boentaran Marto Atmodjo membentuk Badan Palang Merah Indonesia  Membentuk “PANITIA LIMA” yg terdiri dari : 1) dr.R.Mochtar; 2) dr.Bahder Djohan; 3) dr.Djoehana; 4) dr. Marzuki; dan 5) Sitanal
  • 51. 17 September 1945  Ketua Pertama : Drs. Moh. Hatta  Ketua Harian : dr. Boentaran Marto Atmodjo  Kegiatan saat itu adalah bantuan korban perang  Pengembalian tawanan perang KEPPRES RI No. 25 Tahun 1950
  • 52. KEPPRES RI No. 25 Tahun 1950, sbg badan hukum 15 Juni 1950 Pengakuan oleh ICRC sebagai anggota ke 68 17 Oktober 1959 Pengakuan oleh IFRC sbg anggota ke 28 KEPPRES No. 246 Tahun 1963
  • 53. LAMBANG PALANG MERAH INDONESIA • Sebagai anggota PM Internasional • Tanda Perlindungan Kelopak bunga melati sebagai Perhimpunan Nasional
  • 55. Tugas Pokok Bantuan diwaktu bencana Pembangunan masyarakat Pembinaan Perdamaian Dunia
  • 56. Kegiatan Pokok PMI  Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana  Upaya kesehatan transfusi darah  Pendidikan dan pelatihan  Pembinaan generasi muda  Kesehatan & kesejahteraan  Diseminasi HHI  Tracing and Mailing Service (TMS)
  • 57. PALANG MERAH REMAJA Adalah Anggota Remaja Palang Merah Indonesia yang dididik menjadi insan yang berguna bagi sesama manusia dan membantu melaksanakan tugas-tugas kepalang merahan serta diharapkan kelak menjadi anggota PMI yang baik PMR MULA PMR MULA PMR MULA
  • 58. Sejarah PMR 1.Terbentuknya PMR dilatar belakangi dengan pecah PD I 2.Dimulai dengan PM Australia memberdayakan remaja 3.Di Indonesia dibentuk hasil Kongres IV (1 Maret 1950) 4.PMR disyahkan oleh IFRC tahun 1919
  • 59. TUGAS DAN KEWAJIBAN PMR / TRI BAKTI PMR 1. MENINGKATKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT 2. BERKARYA DAN BERBAKTI DI MASYARAKAT 3. MEMPERERAT PERSAHABATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL
  • 60. Berbakti terhadap masyarakat a. Diling. rumah membantu meringankan pekerjaan orang tua, menolong angg. kel. Yg membutuhkan pertolongan b. Turut membantu penanggulangan korban bencana c. Membantu pengumpulan dana d. Sebagai kader kesehatan remaja
  • 61. Mempertinggi mutu ketrampilan dan memelihara kebersihan & kesehatan a. Diling. Sek. Kebersihan, menolong, & menjenguk teman yang sakit b. Pemberantasan lalat, membersihkan ruangan c. Mendirikan Pos PPPK d. Membantu penyeleng. Dapur makanan gizi e. Aktif dlm melaksanakan program UKS f. Sebagai penyuluh bagi kelompoknya.
  • 62. Persahabatan nasional dan internasional a. Mengetahui adat istiadat suku bangsa b. Mengadakan surat menyurat atau pertukaran album kegiatan dalam dan luar negeri c. Anjangsana dan anjangkarya d. Turut membantu diseminasi HHI e. Meningkatkan rasa kesetia kawanan nasional
  • 63. TINGKATAN DALAM KEANGGOTAAN PMR MULA Setingkat usia SD ( 7 – 12 tahun ).
  • 64. MADYA Setingkat usia SLTP ( 13 – 16 Tahun ) WIRA Setingkat usia SMA / SMK ( 17-21 Tahun )
  • 66. Adalah … Satu-satunya Perhimpunan Nasional di Indonesia yang netral dan mandiri. Bertujuan membantu meringankan penderitaan sesama akibat bencana, baik alam maupun akibat ulah manusia tanpa membedakan latar belakang korban atas dasar prioritas yang paling membutuhkan pertolongan. Palang Merah Indonesia
  • 67. Pembentukan PMI Dibentuk pada tanggal 17 September 1945, sebagai organisasi non Pemerintah, namun dalam pelaksanaan tugasnya membantu Pemerintah di bidang kemanusiaan. Kedudukan PMI diperkuat dengan KEPPRES RIS No. 25 Tahun 1950 (16 Januari 1950), yang menyatakan keberadaan PMI adalah satu – satunya Perhimpunan Palang Merah di Indonesia, dan diperkuat dengan KEPPRES RI No. 246 Tahun 1963 (29 November 1963), tentang Tugas Pokok dan Kegiatan PMI.
  • 68. TUGAS POKOK & KEGIATAN PMI (ART Bab II, Pasal 2) Menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) bagi seluruh masyarakat Indonesia.
  • 72. Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat
  • 74. Pembinaan potensi, Peningkatan Sumber Daya dan Konsolidasi Organisasi
  • 75. Prinsip Bantuan PMI Memberikan bantuan kepada korban pertikaian bersenjata (berdasarkan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949) dan korban bencana alam yang dilaksanakan secara otonom sejalan dengan Prinsip dasar Gerakan dan bekerjasama dengan Pemerintahnya Bantuan PMI bersifat darurat dan langsung serta merupakan pendukung/pelengkap dari bantuan pemerintah
  • 76. Evakuasi Korban Bantuan Dalam Situasi Darurat
  • 77. Pertolongan Pertama & Pelayanan Kesehatan
  • 79. Relief Relief – adalah Pemulihan, biasanya dilakukan Pasca Bencana (setelah bencana)
  • 80. Restoring Family Links Restoring Family Links – adalah Pencarian Keluarga yang hilang atau terpisah karena dampak dari bencana
  • 82. • Memperbaiki Sarana/Fasilitas Umum • Membantu Rehabilitasi rumah-rumah Penduduk
  • 83. STRUKTUR ORGANISASI Pengurus Pusat Pengurus Daerah Pengurus Cabang Pengurus Ranting Pengurus Daerah Pengurus Cabang Pengurus Ranting Pengurus Daerah Pengurus Cabang Pengurus Ranting • Pengurus Pusat • Pengurus Daerah (tingkat Propinsi) • Pengurus Cabang (tingkat Kab/kodya) • Pengurus Ranting (tingkat Kecamatan)
  • 84. SUMBER DANA PMI  Bulan Dana, dilaksanakan oleh Cabang 2 – 3 bulan setiap tahun.  Sumbangan Masyarakat.  Sumbangan lain yang tidak mengikat.  Usaha – usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
  • 85. SUMBER DAYA MANUSIA Pengurus Karyawan Korps Sukarela (KSR) Tenaga Sukarela (TSR) Palang Merah Remaja (PMR)