Dokumen tersebut meringkas sejarah berdirinya Gerakan Palang Merah Internasional yang didirikan setelah Pertempuran Solferino pada tahun 1859 untuk memberikan pertolongan kepada korban perang. Jean Henry Dunant mendirikan Komite Internasional Palang Merah pada tahun 1863 bersama warga Jenewa lainnya yang kemudian menjadi cikal bakal organisasi Palang Merah Internasional saat ini.
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Gerakan Palang Merah.pptx
1.
2. SEJARAH
Tahun 1859 meletus
pertempuran antara Austria
dan Prancis di Solferino,
Italia bagian Utara (di duga
korban luka dan tewas
mencapai -/+40 ribu prajurit)
JHD (Jean Henry Dunant),
adalah seorang warga
kebangsaan Swiss yang
memberi bantuan bersama
warga setempat
Swiss, 8 Mei 1828
3. 1862 Henry Dunant menulis buku
“UN SOUVENIR DE SOLFERINO”
( Kenang-kenangan dari Solverino )
Dalam bukunya Jean Henry Dunant
memiliki Dua Gagasan:
membentuk organisasi sukarela yg disiapkan
di masa damai untuk penolong korban perang
membuat perjanjian internasional untuk
melindungi korban perang
4. Tahun 1863, empat orang warga
kota Jenewa bergabung dengan
Henry Dunant yaitu Guillaume-
Henri Dufour, Gustav Moynier,
Louis Appia dan Theodore Maunoir
Mereka bersama-sama mendirikan
International Standing Committee
for Aid to Wounded Soldiers yang
sekarang menjelma menjadi
International Comitte of The Red
Cross (ICRC)
5. Tahun 1864 Konferensi Internasional
yang menyetujui “Konvensi untuk
perbaikan kondisi prajurit yg cidra di
medan perang.
Pada perkembangangannya terus
mengalami perbaikan pada tahun
1906, 1929 dan terakhir pada tahun
1949. Menjadi empat Konvensi
Jenewa 1949
6. Komponen Gerakan
International Committee of the Red Cross
(ICRC) / Komite Internasional Palang Merah KIPM)
International Federation of the Red Cross and Red
Crescent Societies (Federasi Internasional
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah)
National Societies (Perhimpunan-Perhimpunan
Nasional)
8. ICRC
ORGANISASI
Organisasi internasional swasta, netral dan mandiri,
tidak di bawah PBB, berkantor pusat di Jenewa, Swiss.
Dewan Eksekutif terdiri dari 25 orang warga Swiss.
PERAN
Institusi netral.
Pelindung (guardian) asas dan pelaksana Konvensi
Jenewa 1949.
Memiliki Hak Prakarsa
DANA
Sumbangan dari negara peserta Konvensi Jenewa,
Perhimpunan Nasional, Sumbangan UE, Sumbangan dari
pihak lain.
9. Kegiatan ICRC
Perlindungan
Kunjungan tawanan perang (PoW) dan tahanan
politik (political detainee).
Bantuan (relief)
Pencarian anggota keluarga yang hilang akibat
pertikaian bersenjata (tracing), penyampaian berita
keluarga (mailing service) dan upaya penyatuan
kembali anggota keluarga (family reunification).
Diseminasi dan pengembangan Hukum
Perikemanusiaan Internasional serta Prinsip-Prinsip
Dasar Gerakan
10. IFRC
Berdiri tahun 1919 atas inisiatif Henry P. Davidson
(Palang Merah Amerika Serikat) dengan nama Liga
Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Nama Federasi (IFRC) mulai dipakai tahun 1991.
Anggotanya terdiri dari Perhimpunan Nasional yang
sudah diakui keberadaannya.
Berperan sebagai Koordinator Perhimpunan Nasional di
seluruh dunia.
Pendanaan berasal dari iuran rutin anggota dan
sumbangan dari anggota untuk operasi tertentu.
11. Mendukung pendirian dan pengembangan program
perhimpunan nasional.
Menkoordinasikan bantuan internasional terutama untuk
korban bencana alam, epidemi dan pengungsi di luar
daerah pertikaian.
Mengembangkan kapasitas DPP perhimpunan nasional.
Menggiatkan & mengkoordinasikan pertukaran gagasan
kemanusiaan bagi pendidikan dan hubungan baik di
antara remaja seluruh dunia.
Menyebarkan dan mempromosikan prinsip-prinsip serta
idealisme Gerakan.
Kegiatan FEDERASI
12. Didirikan di satu Negara pihak/peserta Konvensi-Konvensi Jenewa 1949.
Satu-satunya Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah Nasional
di negaranya.
Diakui oleh pemerintah negaranya.
Memakai nama dan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
Bersifat Mandiri
Terorganisasi dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan di seluruh
wilayah negaranya.
Menerima anggota tanpa membedakan ras, jenis kelamin, kelas, agama atau
pandangan politik.
Menyetujui Statuta Gerakan.
Menghormati Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugasnya
sejalan dengan prinsip-prinsip HPI.
14. Mencegah dan meringankan
penderitaan manusia di
manapun hal itu ditemukan
Memastikan penghormatan
terhadap umat manusia
Melindungi hidup dan
kesehatan
Mempromosikan
perdamaian abadi di antara
semua bangsa
15. Ditujukan kepada korban,
orang per orang
Tidak diskriminasi berkenaan
dengan kebangsaan, ras,
kepercayaan, golongan, atau
pandangan politik
Tindakan harus realistik,
cocok-tepat-pantas, dan
proporsional sesuai dengan
kebutuhan
Prioritas bantuan kepada
kasus yang paling mendesak
16. Tidak melibatkan diri
dalam permusuhan dan
pertentangan-
pertentangan yang
bersifat politik, ras,
keagamaan atau masalah-
masalah ideologis
17. Sekalipun merupakan
bagian dari pelayanan
kemanusiaan dari
pemerintah dan tunduk
pada undang-undang,
harus senantiasa
mempertahankan
otonominya sehingga
dalam keadaan apapun
dapat bertindak sesuai
prinsip-prinsip Gerakan
18. Memberikan bantuan
atas dasar
kesukarelaan, tidak
didorong dengan cara
apapun oleh keinginan
untuk memperoleh
keuntungan tertentu
19. Hanya boleh ada satu
perhimpunan nasional
di suatu negara
Tidak ada diskriminasi
dalam perekrutan
anggota
Melaksanakan tugas
kemanusiaan di seluruh
wilayahnya
20. Semua perhimpunan
nasional mempunyai
status yang setara
Tanggung jawab dan
kewajiban yang sama
dalam membantu satu
sama lain, meliputi
seluruh dunia
21.
22. HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
adalah :
Semua ketentuan yang terdiri dari perjanjian dan
kebiasaan internasional ,dimaksudkan untuk mengatasi
segala masalah kemanusiaan yang timbul pada waktu
pertikaian bersenjata internasional maupun non-
internasional.
Hukum tersebut membatasi, atas dasar kemanusiaan,
hak-hak dari pihak yang terlibat dalam pertikaian untuk
menggunakan beberapa senjata dan metode perang
tertentu, serta memberikan perlindungan kepada orang
yang menjadi korban maupun harta benda yang terkena
akibat pertikaian bersenjata.
23. mencegah dan mengurangi korban perang,
kematian, penderitaan serta penghancuran
lingkungan dan harta benda milik pihak
yang tidak berkaitan dengan perang
untuk diketahui semua pihak yang terlibat
dalam pertikaian dan masyarakat umum
agar memahami hak-hak serta
kewajibannya di masa pertikaian
bersenjata.
Tujuan HHI
24. Hukum Humaniter Internasional
Hukum Jenewa Hukum Den Haag
Konvensi Jenewa Konvensi Konvensi Den Haag
Selama dan setelah
pertempuran
Masa berlaku
Selama permusuhan
berlangsung
Non-peserta tempur Diterapkan untuk Peserta tempur
Melindungi korban
konflik bersenjata
Tujuan
Mengatur hak dan
kewajiban peserta
tempur
Protokol Tambahan I & II tahun 1977:
Perlindungan dan bantuan untuk korban perang dan tata cara /
metode perang.
25. Konvensi Jenewa
Konvensi I:
tentang
perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang luka dan sakit di
medan pertempuran darat
Konvensi II:
tentang
perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut yang luka, sakit dan
korban karam
Konvensi III:
tentang
perlakuan terhadap tawanan perang
Konvensi IV:
tentang
perlindungan orang-orang sipil di waktu perang
26. Protokol Tambahan 1977
Protokol Tambahan I :
tentang ; pertikaian bersenjata internasional
Protokol Tambahan II :
tentang ; pertikaian bersenjata non-internasional
27. Prinsip HHI
Distinction: prinsip pembedaan antara kombatan dan
non-kombatan
Necessity: perlunya menjaga keseimbangan antara
kepentingan kemanusiaan di satu pihak dengan
kebutuhan militer dan keamanan di pihak lain
Unnecessary suffering (penderitaan yang tidak perlu):
tidak diperbolehkan mengakibatkan penderitaan dan
kehancuran secara melampaui batas dan tidak
seimbang dengan tujuan yang hendak dicapai
Proportionality: keseimbangan antara dua kepentingan
yang berbeda, kepentingan yang berdasarkan
pertimbangan atas kebutuhan militer, dan yang lainnya
berdasarkan tuntutan kemanusiaan
28. Kombatan:
Hak: ikut serta dalam
peperangan dan apabila
tertangkap musuh berhak
diperlakukan sebagai
tawanan perang
Kewajiban: harus
mematuhi aturan perang
dan melindungi penduduk
sipil
Orang sipil:
Hak: mendapat
perlindungan terhadap diri,
penghormatan atas hak-
hak keluarga, keyakinan
dan keagamaan serta adat
istiadatnya
Menjauhkan diri dari
segala tindakan yang bisa
membawa dirinya ke
dalam kancah pertikaian
bersenjata
Hak dan kewajiban
29. Ketentuan Dasar HHI
1. Anggota angkatan bersenjata yang tidak dapat bertempur
lagi atau yang tidak ambil bagian aktif dalam permusuhan
harus dilindungi dan diperlakukan secara manusiawi dalam
segala keadaan
2. Dilarang membunuh atau melukai pihak musuh yang
menyerah atau yang tidak turut serta lagi dalam pertikaian
3. Orang yang cedera dan sakit harus dikumpulkan dan
dirawat oleh pihak yang berkuasa. Petugas kesehatan,
kesatuan medis dan peralatan, serta pengangkutan yang
digunakan untuk kepentingan korban pertikaia bersenjata
harus dilindungi pula. Lambang Palang Merah atau Bulan
Sabit Merah merupakan tanda pelindung yang mutlak
dihormati
30. Aturan dasar HHI
1. Para pihak yang terlibat dalam pertikaian
bersenjata dilarang menggunakan
persenjataan dan metode perang yang
mungkin mengakibatkan kehancuran atau
kehilangan yang tidak perlu terjadi atau
penderitaan yang bersifat berlebihan.
2. Serangan hanya boleh diarahkan pada
sasaran militer.
31. HHI dan hukum HAM
HHI dan hukum HAM saling
melengkapi. Keduanya
bermaksud untuk melindungi
manusia, walaupun dalam
situasi dan cara yang berbeda.
32. Perbedaan HHI dan Hukum HAM
HHI
Berlaku dalam situasi
konflik bersenjata
Tujuannya melindungi
korban dengan berusaha
meminimalisasi
penderitaan yang
ditimbulkan oleh konflik
Kepedulian utamanya
tentang perlakuan terhadap
orang yang jatuh ketangan
lawan, dan tentang metode
perang
Hukum HAM
Sebagian besar melindungi
orang di segala situasi,
damai maupun perang
Bertujuan melindungi individu
dan mendorong
perkembangannya
Intinya ingin mencegah
perlakuan semena-mena
oleh Negara dengan cara
membatasi kekuasaan
Negara terhadap individu.
Tidak bertujuan mengatur
cara-cara operasi militer
34. Lambang
Ciri khas: mengumpulkan orang-orang di
suatu kelompok, daerah, negara atau apapun
juga.
Melibatkan warna tertentu:
Hitam : anarkis
Merah : pemberontakan
Putih : pengampunan
35. Pelayanan medis kemiliteran memiliki tanda
pengenal tersendiri:
Austria : Bendera Putih
Perancis : Bendera Merah
Spanyol : Bendera Kuning.
36. Sebelum adopsi Lambang
Palang Merah
Kelemahan:
Lambang tidak dikenal secara universal.
Akibat tragis: kombatan tidak tahu tanda
pengenal unit medis lawan
unit medis tidak dipandang sebagai pihak yang
netral, bahkan dianggap sebagai target bagi
tentara lawan yang tidak mengetahui artinya.
37. Pengadopsian Lambang
Menawarkan status netral, dengan
demikian menjamin perlindungan.
Status netral: menuntut diadopsinya
satu lambang
Konferensi tahun 1863 memilih
lambang palang merah di atas dasar
putih, KEBALIKAN DARI BENDERA
SWISS sebagai PENGHORMATAN
38. Pengadopsian Lambang (cont’d)
Kombatan dapat mengenali:
Personil medis dan keagamaan angkatan
bersenjata
Unit dan fasilitas medis
angkatan bersenjata
Unit dan transportasi medis
Perhimpunan Nasional apabila
membantu pelayanan medis
angkatan bersenjata.
39. Setelah adopsi:
Menandakan dan melindungi personil medis,
serta memberi STATUS NETRAL
Fungsi lambang sebagai tanda pelindung:
menimbulkan reaksi otomatis di kalangan
kombatan untuk menahan diri dan
menghormati.
40. Bulan Sabit Merah
1876 perang di Balkan: Turki mengajukan penggunaan
lambang bulan sabit merah oleh Perhimpunan Nasional
mereka.
Diadopsi secara resmi dalam Konvensi tahun 1929
bersamaan dengan singa dan matahari merah di atas
dasar putih
41. Fungsi Lambang
Tanda perlindungan:
dipakai pada saat konflik
bersenjata oleh
sukarelawan dari
Perhimpunan Nasional,
orang medis, delegasi
ICRC, unit medis, sarana
transportasi medis.
Berukuran besar agar
mudah terlihat
Tanda pengenal:
memperlihatkan di masa
damai bahwa seseorang
atau suatu obyek
berkaitan dengan
Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah
Internasional, apakah itu
Perhimpunan Nasional,
IFRC atau ICRC
Berukuran lebih kecil
42. Konvensi Jenewa I Pasal 44
… lambang palang merah atas dasar putih … tidak
boleh dipergunakan, … kecuali untuk menunjukkan
atau melindungi kesatuan-kesatuan dan bangunan-
bangunan kesehatan, anggota-anggota serta bahan
perlengkapan yang dilindungi oleh Konvensi ini dan
lain-lain Konvensi-konvensi yang mengatur hal-hal
serupa.
Hal ini berlaku pula bagi lambang-lambang yang
disebut dalam Pasal 38 … (bulan sabit merah serta
singa dan matahari merah)
43. Konvensi Jenewa I Pasal 53
paragraf 1
Pemakaian lambang atau sebutan “Palang Merah”
atau “Palang Jenewa”, atau tanda atau sebutan
apapun yang merupakan tiruan dari padanya oleh
perseorangan, perkumpulan-perkumpulan,
perusahaan atau perseroan dagang baik pemerintah
maupun swasta, selain dari mereka yang berhak di
bawah Konvensi ini selalu harus dilarang, apapun
maksud daripada pemakaiannya…
44. Konvensi Jenewa I Pasal 53
paragraf 4
Larangan yang ditetapkan dalam paragraf
pertama dari pasal ini akan berlaku juga
untuk lambang-lambang dan tanda-tanda
yang disebutkan dalam paragraf kedua
Pasal 38, tanpa mempengaruhi hak apapun
yang diperoleh karena pemakaiannya
terlebih dahulu
45. Penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa
membingungkan dengan lambang palang merah atau
bulan sabit merah (warna dan model yang mirip)
Penyalahgunaan Lambang
Peniruan
46. Penyalahgunaan Lambang
Penggunaan lambang palang merah
atau bulan sabit merah oleh pihak-
pihak yang tidak berhak (perusahaan
komersial, LSM, perorangan, dokter,
apoteker, dll).
Penggunaan lambang oleh mereka
yang berhak tetapi dalam
kenyataannya menerapkan
penggunaannya tidak sesuai dengan
prinsip dasar Gerakan
Penggunaan yang tidak tepat
47. Penyalahgunaan Lambang
lambang palang merah atau
bulan sabit merah dipakai
untuk melindungi kombatan
yang bersenjata atau objek
militer lainnya (ambulans,
helikopter berlambang untuk
mengangkut tentara atau
kendaraan amunisi yang
ditutupi dengan gambar
lambang.
Penggunaan yang melanggar
ketentuan,bila
49. Sejarah :
1. Dimulai masa sebelum perang dunia ke II
Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan “PMI”
dgn nama Nederlands Rode Kruis Afdeling (
NERKAI ).
2. Tahun 1932 dimulai usaha mendirikan PMI
dipelopori oleh Dr. RCL Senduk & Dr. Bahder
Djohan.
3. Tahun 1940 ditolak pendiriannya oleh NERKAI
4. Zaman pendudukan Jepang diteruskan usaha
5. 17 September 1945 didirikan PMI
50. 5 September 1945
Presiden RI (Ir.Soekarno) mengeluarkan
“SP” kpd Menteri Kesehatan
dr.Boentaran Marto Atmodjo membentuk
Badan Palang Merah Indonesia
Membentuk “PANITIA LIMA” yg terdiri
dari : 1) dr.R.Mochtar; 2) dr.Bahder
Djohan; 3) dr.Djoehana; 4) dr. Marzuki;
dan 5) Sitanal
51. 17 September 1945
Ketua Pertama : Drs. Moh. Hatta
Ketua Harian : dr. Boentaran Marto Atmodjo
Kegiatan saat itu adalah bantuan korban perang
Pengembalian tawanan perang
KEPPRES RI No. 25 Tahun 1950
52. KEPPRES RI No. 25 Tahun 1950, sbg badan hukum
15 Juni 1950 Pengakuan oleh ICRC sebagai anggota
ke 68
17 Oktober 1959 Pengakuan oleh
IFRC sbg anggota ke 28
KEPPRES No. 246 Tahun 1963
53. LAMBANG PALANG MERAH INDONESIA
• Sebagai anggota PM Internasional
• Tanda Perlindungan
Kelopak bunga melati sebagai
Perhimpunan Nasional
56. Kegiatan Pokok PMI
Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan
Bencana
Upaya kesehatan transfusi darah
Pendidikan dan pelatihan
Pembinaan generasi muda
Kesehatan & kesejahteraan
Diseminasi HHI
Tracing and Mailing Service
(TMS)
57. PALANG MERAH REMAJA
Adalah Anggota Remaja Palang Merah
Indonesia yang dididik menjadi insan yang
berguna bagi sesama manusia dan
membantu melaksanakan tugas-tugas
kepalang merahan serta diharapkan kelak
menjadi anggota PMI yang baik
PMR MULA PMR MULA PMR MULA
58. Sejarah PMR
1.Terbentuknya PMR dilatar belakangi dengan
pecah PD I
2.Dimulai dengan PM Australia memberdayakan
remaja
3.Di Indonesia dibentuk hasil Kongres IV (1 Maret
1950)
4.PMR disyahkan oleh IFRC tahun 1919
59. TUGAS DAN KEWAJIBAN
PMR / TRI BAKTI PMR
1. MENINGKATKAN KETERAMPILAN
HIDUP SEHAT
2. BERKARYA DAN BERBAKTI DI
MASYARAKAT
3. MEMPERERAT PERSAHABATAN
NASIONAL DAN INTERNASIONAL
60. Berbakti terhadap masyarakat
a. Diling. rumah membantu
meringankan pekerjaan orang tua,
menolong angg. kel. Yg
membutuhkan pertolongan
b. Turut membantu penanggulangan
korban bencana
c. Membantu pengumpulan dana
d. Sebagai kader kesehatan remaja
61. Mempertinggi mutu ketrampilan dan
memelihara kebersihan & kesehatan
a. Diling. Sek. Kebersihan, menolong, &
menjenguk teman yang sakit
b. Pemberantasan lalat, membersihkan
ruangan
c. Mendirikan Pos PPPK
d. Membantu penyeleng. Dapur makanan
gizi
e. Aktif dlm melaksanakan program UKS
f. Sebagai penyuluh bagi kelompoknya.
62. Persahabatan nasional dan internasional
a. Mengetahui adat istiadat suku bangsa
b. Mengadakan surat menyurat atau
pertukaran album kegiatan dalam dan
luar negeri
c. Anjangsana dan anjangkarya
d. Turut membantu diseminasi HHI
e. Meningkatkan rasa kesetia kawanan
nasional
66. Adalah …
Satu-satunya Perhimpunan Nasional di
Indonesia yang netral dan mandiri.
Bertujuan membantu meringankan
penderitaan sesama akibat bencana,
baik alam maupun akibat ulah manusia
tanpa membedakan latar belakang
korban atas dasar prioritas yang paling
membutuhkan pertolongan.
Palang Merah Indonesia
67. Pembentukan PMI
Dibentuk pada tanggal 17 September 1945, sebagai organisasi
non Pemerintah, namun dalam pelaksanaan tugasnya membantu
Pemerintah di bidang kemanusiaan.
Kedudukan PMI diperkuat dengan KEPPRES RIS No. 25 Tahun
1950 (16 Januari 1950), yang menyatakan keberadaan PMI
adalah satu – satunya Perhimpunan Palang Merah di Indonesia,
dan diperkuat dengan KEPPRES RI No. 246 Tahun 1963 (29
November 1963), tentang Tugas Pokok dan Kegiatan PMI.
68. TUGAS POKOK & KEGIATAN PMI
(ART Bab II, Pasal 2)
Menyebarluaskan dan
mengembangkan aplikasi
Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Hukum
Perikemanusiaan
Internasional (HPI) bagi
seluruh masyarakat
Indonesia.
75. Prinsip Bantuan PMI
Memberikan bantuan kepada korban pertikaian bersenjata
(berdasarkan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949) dan korban
bencana alam yang dilaksanakan secara otonom sejalan
dengan Prinsip dasar Gerakan dan bekerjasama dengan
Pemerintahnya
Bantuan PMI bersifat darurat dan langsung serta merupakan
pendukung/pelengkap dari bantuan pemerintah
84. SUMBER DANA PMI
Bulan Dana, dilaksanakan oleh Cabang 2 – 3 bulan setiap
tahun.
Sumbangan Masyarakat.
Sumbangan lain yang tidak mengikat.
Usaha – usaha lain yang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku.