SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Rancangan perumusan pancasila
dan undang undang 1945
1. A’i maskanah
2. Alfiyah luthfiyana
3. Andayati nabila
4. Annisa kamilah
5. Annisa putri mursalin
6. Annisa shafa labibah
7. Annisa amelia
8. Fahmi
9. Funny aryani
10.Hanni febrianti
11.Ilham dzulfaqor
12.Kiswa salsa raskia
Perumusan dan Pemantapan
Pancasila
A. Kata Pengantar
Secara historis rumusan – rumusan Pancasila dapat diuraikan
ke dalam beberapa kelompok antara lain:
1. Rumusan pancasila dalam sidang BPUPKI yang merupakan
tahap pengusulan sebagai dasar filsafat negara indonesia
2. Rumusan Pancasila yang ditetapkan dalam sidang PPKI
sebagai dasar filsafat negara indonesia yang sangat erat
hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan
3. Beberapa rumusan Pancasila dalam perubahan
ketatanegaraan indonesia selama belum berlaku kembali
rumusan Pancasila yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945
4. Masa keseragaman Pancasila sejak dikeluarkan Inpres No.
12 Tanggal 13 April 1968
Masa Pengusulan Pancasila
• Dalam sidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) pada tanggal 7
september 1944, perdana menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso
atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan
Indonesia yang akan diberikan pada Tanggal 24 Agustus 1945
sebagai janji politik
• Sebagai realisasi janji, jepang kemudian membentuk Badan
Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
disebut Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (selanjutnya disebut Badan
Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan) badan ini
terbentuk pada tanggal 29 April 1945.
• BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala
Pemerintahan Bala Tentara Jepang di jawa dengan susunan:
1. Ketua : Dr.KRT. Radjiman Wedyodiningrat
2. Wakil ketua : Itibangase Yosio dan R. Pandji Soeroso
3. Anggota : 60 orang (tidak termasuk ketua dan wakil)
Masa Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)
Usulan : Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan
pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI
diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-
bahan konstitusi dan rancangan “blue print” Negara
Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29
Mei 1945 Mr. Muh. Yamin menyampaikan usul dasar
negara dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato
maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI
Adapun lima asas yang dirumuskan Moh
Yamin adalah sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri keadilan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Setelah menyampaikan pidato tersebut, Mr
Moh Yamin menyampaikan rumusan
tertulis tentang rancangan undang-undang
dasar Negara Republik Indonesia.
Rancangan tersebut berbeda dengan
rumusan yang disampaikan dalam pidato.
Isi rumusan tertulis itu adalah sebagai
berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Usulan : Soepomo (31 Mei 1945)
pada hari ketiga sidang BPUPKI tanggal 31 Mei
1945, Soepomo mengusulkan tentang dasar
pemikiran negara yang diawali dengan 3 syarat
mutlak adanya negara yakni adanya wilayah,
rakyat dan pemerintahan berdaulat.
Soepomo juga membicarakan tentang aliran
pikiran negara yakni aliran pikiran individualis,
aliran pikiran kolektif dan aliran pikiran
integralistik.
• Aliran pikiran individualis oleh Thommas Hobbes, John
Locke, JJ Rosseau, Spencer dan Laski : negara ialah
masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas
kontraknya antara seluruh individu dalam masyarakat
(contract social). Contoh : negara eropa barat dan amerika
• Aliran pikiran kolektif atau golongan (class theory) oleh
Marx, Lenin. Dimana negara merupakan salah satu
golongan yang memiliki kedudukan ekonomi paling kuat
untuk menindas golongan lain yang memiliki kedudukan
yang lemah. Contoh : negara komunis
• Aliran pikiran integralistik oleh Spinoza, Adam Muller dll.
Menurut aliran ini bahwa negara merupakan suatu susunan
masyarakat yang integral yang menjamin kepentingan
seluruh rakyat sebagai persatuan untuk mengatasi
kepentingan golongan atau seseorang.
• Negara nasional bersatu yang akan didirikan menurut
soepomo didasarkan atas pemikiran integralistik yang
sesuai struktur sosial masyarakat indonesia.
Usulan Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
• Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan
usul dasar negara, diantaranya adalah Ir Soekarno. Usul ini
disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari
lahir Pancasila.
• Usul Soekarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah
usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu
prinsip. Soekarno pula- lah yang mengemukakan dan menggunakan
istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada
rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muh Yamin) yang
duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Soekarno di
atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
Rapat Panitia Sembilan
Usulan-usulan blue print Negara Indonesia telah dikemukakan anggota-anggota
BPUPKI pada sesi pertama yang berakhir tanggal 1 Juni 1945. Selama reses antara 2
Juni – 9 Juli 1945, delapan orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang
bertugas untuk menampung dan menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah
masuk.
Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota
BPUPKI dalam rapat informal. Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia
kecil berbeda (kemudian dikenal dengan sebutan “Panitia Sembilan”) yang bertugas
untuk menyelaraskan mengenai hubungan Negara dan Agama.
Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI terbelah antara
golongan Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam dengan golongan
Kebangsaan yang menghendaki bentuk negara sekuler dimana negara sama sekali
tidak diperbolehkan bergerak di bidang agama. Persetujuan di antara dua golongan
yang dilakukan oleh Panitia Sembilan tercantum dalam sebuah dokumen “Rancangan
Pembukaan Hukum Dasar”.
Masa Sidang Kedua BPUPKI
Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang berlangsung pada 10-17 Juli 1945,
dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (baca Piagam Jakarta)
dibahas kembali secara resmi dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945.
Anggota BPUPKI dalam masa sidang kedua ditambah 6 anggota baru, maka
jumlah anggota BPUPKI seluruhnya adalah 66 orang anggota.
Dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” tersebut dipecah dan
diperluas menjadi dua buah dokumen berbeda yaitu Declaration of
Independence (berasal dari paragraf 1-3 yang diperluas menjadi 12
paragraf) dan Pembukaan (berasal dari paragraf 4 tanpa perluasan
sedikitpun).
Rumusan yang diterima oleh rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 hanya
sedikit berbeda dengan rumusan Piagam Jakarta yaitu dengan
menghilangkan kata “serta” dalam sub anak kalimat terakhir. Rumusan
rancangan dasar negara hasil sidang BPUPKI, yang merupakan rumusan
resmi pertama, jarang dikenal oleh masyarakat luas.
• Rumusan kalimat
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
• Rumusan dengan penomoran (utuh)
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Hasil Sidang BPUPKI
• Rumusan pertama (R1) Pancasila usulan Muh. Yamin
tanggal 29 Mei 1945, usul pribadi dalam pidato;
• Rumusan Kedua (R2) Pancasila usulan Muh. Yamin tanggal
29 Mei 1945, usul tertulis yang diajukan dalam rancangan
Mukadimmah Hukum Dasar;
• Rumusan Ketiga (R3) Pancasila ususlan Bung Karno tanggal
1 Juni 1945, usul pribadi dengan nama Pancasila;
• Rumusan Keempat (R4) Pancasila dalam Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945, hasil kesepakatan bersama pertama
kali
Masa Sekitar Proklamasi
Kemerdekaan
Pada tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang
dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau dokuritsu Zyunbi Inkai atau disebut PPKI.
Sebagai ketuanya diangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
sebagai wakil Ketuanya.
Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan
dukungan seluruh rakyat indonesia khususnya pemuda
pemuda indonesia yang menghendaki dilaksanakan
proklamasi secepatnya.
Kemudian pada hari Jumat tanggal 17 agustus 1945 jam
10.00 dalam rapat terbuka di Gedung Pegangsaan 56 Jakarta,
kemerdekaan indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno
dan Bung Hatta atas nama bangsa indonesia dalam pidato
Proklamasi
Rumusan Pancasila : PPKI
Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti dengan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal
dari kesepakatan semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) menimbulkan
situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Sore hari tanggal 17 Agustus 1945,
wakil-wakil dari Indonesia daerah Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi,
dan Kalimantan), diantaranya A. A. Maramis, Mr., menemui Soekarno menyatakan
keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara.
Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Soekarno segera
menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil
golongan Islam, diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki
Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu. Setelah diadakan
konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan
rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sebuah “emergency exit” yang hanya
bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia.
Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno
PPKI. Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk menghilangkan frasa “menurut
dasar” dari Ki Bagus Hadikusumo.
Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat Pembukaan Undang-
Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan nantinya akan dipakai oleh
bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang nantinya dikenal dengan UUD 1945.
• Rumusan kalimat
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.”
• Rumusan dengan penomoran (utuh)
1. ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia
4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hasil sidang PPKI
Sidang 1 PPKI 18 Agustus 1945
• Mengesahkan UUD 1945;
• Memilih ir Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden;
• Dibentuk komite nasional yang bertugas untuk membantu tugas Presiden
sementara sebelum dibentuknya MPR dan DPR.
Sidang 2 PPKI 19 Agustus 1945
• Pembagian wilayah terdiri dari 8 provinsi
• Membentuk Komite Nasional (Daerah)
• Menetapkan 12 departemen dengan menterinya mengepalai departemen dan 4
menteri negara
Sidang 3 PPKI 22 Agustus 1945
• Pembentukkan Komite Nasional
• Membentuk Partai Nasional Indonesia
• Membentuk Badan Keamanan Rakyat
Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang dan
kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
dokuritsu Zyunbi Inkai atau disebut PPKI. Sebagai ketuanya diangkat Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Ketuanya.
Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan dukungan
seluruh rakyat indonesia khususnya pemuda pemuda indonesia yang
menghendaki dilaksanakan proklamasi secepatnya.
Kemudian pada hari Jumat tanggal 17 agustus 1945 jam 10.00 dalam
rapat terbuka di Gedung Pegangsaan 56 Jakarta, kemerdekaan
indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama
bangsa indonesia dalam pidato Proklamasi
Rumusan Pancasila : PPKI
Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti dengan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal
dari kesepakatan semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) menimbulkan
situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Sore hari tanggal 17 Agustus 1945,
wakil-wakil dari Indonesia daerah Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi,
dan Kalimantan), diantaranya A. A. Maramis, Mr., menemui Soekarno menyatakan
keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara.
Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Soekarno segera
menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil
golongan Islam, diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki
Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu. Setelah diadakan
konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan
rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sebuah “emergency exit” yang hanya
bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia.
• Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan
dalam rapat pleno PPKI. Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk
menghilangkan frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus Hadikusumo.
• Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan nantinya akan
dipakai oleh bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang nantinya dikenal
dengan UUD 1945.
• Rumusan kalimat
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
• Rumusan dengan penomoran (utuh)
1. ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia
4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hasil sidang PPKI
a.Sidang 1 PPKI 18 Agustus 1945
•Mengesahkan UUD 1945;
•Memilih ir Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden;
•Dibentuk komite nasional yang bertugas untuk membantu tugas Presiden sementara
sebelum dibentuknya MPR dan DPR.
b.Sidang 2 PPKI 19 Agustus 1945
•Pembagian wilayah terdiri dari 8 provinsi
•Membentuk Komite Nasional (Daerah)
•Menetapkan 12 departemen dengan menterinya mengepalai departemen dan 4
menteri negara
c.Sidang 3 PPKI 22 Agustus 1945
•Pembentukkan Komite Nasional
•Membentuk Partai Nasional Indonesia
•Membentuk Badan Keamanan Rakyat
Masa Perubahan Ketatanegaraan
Rumusan VIII: Dekrit presiden 5 juli 1959
Kegagalan Konstituante untuk menyusun sebuah UUD yang akan
menggantikan UUD Sementara yang disahkan 15 Agustus 1950
menimbulkan bahaya bagi keutuhan negara. Untuk itulah pada 5 Juli
1959 Presiden Indonesia saat itu, Soekarno, mengambil langkah
mengeluarkan Dekrit Kepala Negara yang salah satu isinya
menetapkan berlakunya kembali UUD yang disahkan oleh PPKI pada
18 Agustus 1945 menjadi UUD Negara Indonesia menggantikan UUD
Sementara 1950.
Dengan pemberlakuan kembali UUD 1945 maka rumusan Pancasila
yang terdapat dalam Pembukaan UUD kembali menjadi rumusan
resmi yang digunakan. Rumusan ini pula yang diterima oleh MPR,
yang pernah menjadi lembaga tertinggi negara sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat antara tahun 1960-2004,
Rumusan pancasila dalam masyarakat
• Dengan kembali ke UUD 1945 secara formal rumusan
pancasila yang digunakan adalah seperti yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945. Rumusan dalam masyarakat
sudah ada sebelum Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dipelajari
juga dalam pendidikan formal.
• Rumusan pancasila yang beredar di masyarakat :
1. Ketuhanan yang Maha Esa;
2. Peri – Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan rakyat
5. Keadilan Sosial
7 Rumusan Pancasila
1. Mr. Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945 usul pidato ‘asas dan dasar
negara kebangsaan republik indonesia (rumusan 1);
2. Mr. Muhammad Yamin, tanggal 29 Mei 1945, usul tertulis yang
diajukan dalam Rancangan Mukaddimah hukum dasar (rumusan 2);
3. Ir. Soekarno, tanggal 1 Juni 1945, usul pidato ‘dasar indonesia merdeka’
langsung dengan istilah ‘PANCASILA’ (rumusan 3);
4. Piagam Jakarta, tanggal 22 Juni 1945 dengan susunan yang sistematik
hasil kesepakatan yang pertama (rumusan 4);
5. Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, rumusan pertama
secara formal sebagai dasar negara (rumusan 5);
6. Mukaddimah KRIS 1949 tanggal 27 Desember 1949 dan Mukaddimah
UUDS 1950 tanggal 17 Agustus 1950 (rumusan 6)
7. Rumusan dalam masyarakat, tetapi sila ke empat berbunyi ‘Kedaulatan
Rakyat’ (rumusan 7)
1.Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4.Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6.Mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing.
7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
1.Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2.Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3.Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5.Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8.Berani membela kebenaran dan keadilan.
9.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
1.Mampu menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2.Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
negara dan bangsa apabila diperlukan.
3.Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air
dan bangsa.
4.Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
6.Mengembangkan persatuan Indonesia atas
dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7.Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
1.Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2.Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6.Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7.Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9.Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
1.Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2.Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.Menghormati hak orang lain.
5.Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar
dapat berdiri sendiri.
6.Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7.Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8.Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum.
9.Suka bekerja keras.
10.Suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial
Pancasila PPKI

More Related Content

What's hot

Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara ri
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara riProses perumusan pancasila sebagai dasar negara ri
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara ri泥棒 すべて泥棒
 
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraDwi Ayu
 
Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...
Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...
Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...Yasirecin Yasir
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaratomy setya
 
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraBAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraRisdiana Hidayat
 
Lampiran ppt
Lampiran pptLampiran ppt
Lampiran pptmimuchan
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara Indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara IndonesiaProses perumusan pancasila sebagai dasar negara Indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara IndonesiaBoedi Santosa,
 
Materi 2 sejarah perumusan pancasila
Materi 2   sejarah perumusan pancasilaMateri 2   sejarah perumusan pancasila
Materi 2 sejarah perumusan pancasilarohis
 
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraSejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraRai127
 
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraMihna Mihna
 
Bab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan PancasilaBab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan Pancasilayudikrismen1
 
Gambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupkiGambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupkiZen Ndas-Sun
 
Pkn kelompok 1
Pkn kelompok 1Pkn kelompok 1
Pkn kelompok 1yogano
 
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)Mihna Mihna
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negarateguh zhee
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanihih729
 

What's hot (20)

Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara ri
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara riProses perumusan pancasila sebagai dasar negara ri
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara ri
 
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...
Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...
Sejarah perumusan pancasila dan makna yang terkandung di dalamnya dan titik k...
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraBAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Periode perumusan pancasila
Periode perumusan pancasilaPeriode perumusan pancasila
Periode perumusan pancasila
 
Lampiran ppt
Lampiran pptLampiran ppt
Lampiran ppt
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara Indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara IndonesiaProses perumusan pancasila sebagai dasar negara Indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara Indonesia
 
Materi 2 sejarah perumusan pancasila
Materi 2   sejarah perumusan pancasilaMateri 2   sejarah perumusan pancasila
Materi 2 sejarah perumusan pancasila
 
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraSejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
BPUPKI dan PPKI
BPUPKI dan PPKIBPUPKI dan PPKI
BPUPKI dan PPKI
 
Bab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan PancasilaBab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan Pancasila
 
Gambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupkiGambar suasana sidang bpupki
Gambar suasana sidang bpupki
 
Pkn kelompok 1
Pkn kelompok 1Pkn kelompok 1
Pkn kelompok 1
 
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
Hasil sidang ppki
Hasil sidang ppkiHasil sidang ppki
Hasil sidang ppki
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 

Similar to Pancasila PPKI

Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptxPerumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptxRachmaRusdi
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaSafitrisymsr
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaratnadilamjd
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaRetnoAsriani
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaSafitrisymsr
 
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptxBAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptxChiiaaPunyaCerita
 
Sejarah perumusan uud nri tahun 1945
Sejarah perumusan uud nri tahun 1945Sejarah perumusan uud nri tahun 1945
Sejarah perumusan uud nri tahun 1945kakayeuis
 
SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...
SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...
SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...HafidMuhammadRafdi
 
Proses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaProses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaPaul Aurel
 
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan IndonesiaProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan IndonesiaFahrulRozi7
 
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02Muflii Hana
 
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxPower point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxMuhamadSidik24
 
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptxPancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptxAhmadRaihanSain
 
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptxPancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptxAhmadRaihanSain
 
0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negara0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negaraAdelia Hardini
 

Similar to Pancasila PPKI (20)

Perumusan Pancasila
Perumusan PancasilaPerumusan Pancasila
Perumusan Pancasila
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Jawaban soal no
Jawaban soal noJawaban soal no
Jawaban soal no
 
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptxPerumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
 
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptxBAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
 
Sejarah perumusan uud nri tahun 1945
Sejarah perumusan uud nri tahun 1945Sejarah perumusan uud nri tahun 1945
Sejarah perumusan uud nri tahun 1945
 
SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...
SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...
SEJARAH BANGSA INDONESIA (PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945) [Autosaved]...
 
Perumusan Pancasila.pptx
Perumusan Pancasila.pptxPerumusan Pancasila.pptx
Perumusan Pancasila.pptx
 
Proses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaProses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasila
 
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan IndonesiaProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
 
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
 
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxPower point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptxPancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
 
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptxPancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
Pancasila_dalam_arus_Sejarah_bangsa_-Maryolin-_1 (1).pptx
 
0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negara0 pancasila dasar negara
0 pancasila dasar negara
 

Pancasila PPKI

  • 1.
  • 2. Rancangan perumusan pancasila dan undang undang 1945 1. A’i maskanah 2. Alfiyah luthfiyana 3. Andayati nabila 4. Annisa kamilah 5. Annisa putri mursalin 6. Annisa shafa labibah 7. Annisa amelia 8. Fahmi 9. Funny aryani 10.Hanni febrianti 11.Ilham dzulfaqor 12.Kiswa salsa raskia
  • 4. A. Kata Pengantar Secara historis rumusan – rumusan Pancasila dapat diuraikan ke dalam beberapa kelompok antara lain: 1. Rumusan pancasila dalam sidang BPUPKI yang merupakan tahap pengusulan sebagai dasar filsafat negara indonesia 2. Rumusan Pancasila yang ditetapkan dalam sidang PPKI sebagai dasar filsafat negara indonesia yang sangat erat hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan 3. Beberapa rumusan Pancasila dalam perubahan ketatanegaraan indonesia selama belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 4. Masa keseragaman Pancasila sejak dikeluarkan Inpres No. 12 Tanggal 13 April 1968
  • 5. Masa Pengusulan Pancasila • Dalam sidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) pada tanggal 7 september 1944, perdana menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan pada Tanggal 24 Agustus 1945 sebagai janji politik • Sebagai realisasi janji, jepang kemudian membentuk Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau disebut Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (selanjutnya disebut Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan) badan ini terbentuk pada tanggal 29 April 1945. • BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan Bala Tentara Jepang di jawa dengan susunan: 1. Ketua : Dr.KRT. Radjiman Wedyodiningrat 2. Wakil ketua : Itibangase Yosio dan R. Pandji Soeroso 3. Anggota : 60 orang (tidak termasuk ketua dan wakil)
  • 6. Masa Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) Usulan : Muh. Yamin (29 Mei 1945) Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan- bahan konstitusi dan rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI
  • 7. Adapun lima asas yang dirumuskan Moh Yamin adalah sebagai berikut: 1. Peri kebangsaan 2. Peri keadilan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahteraan rakyat Setelah menyampaikan pidato tersebut, Mr Moh Yamin menyampaikan rumusan tertulis tentang rancangan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia. Rancangan tersebut berbeda dengan rumusan yang disampaikan dalam pidato. Isi rumusan tertulis itu adalah sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 8. Usulan : Soepomo (31 Mei 1945) pada hari ketiga sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengusulkan tentang dasar pemikiran negara yang diawali dengan 3 syarat mutlak adanya negara yakni adanya wilayah, rakyat dan pemerintahan berdaulat. Soepomo juga membicarakan tentang aliran pikiran negara yakni aliran pikiran individualis, aliran pikiran kolektif dan aliran pikiran integralistik.
  • 9. • Aliran pikiran individualis oleh Thommas Hobbes, John Locke, JJ Rosseau, Spencer dan Laski : negara ialah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontraknya antara seluruh individu dalam masyarakat (contract social). Contoh : negara eropa barat dan amerika • Aliran pikiran kolektif atau golongan (class theory) oleh Marx, Lenin. Dimana negara merupakan salah satu golongan yang memiliki kedudukan ekonomi paling kuat untuk menindas golongan lain yang memiliki kedudukan yang lemah. Contoh : negara komunis • Aliran pikiran integralistik oleh Spinoza, Adam Muller dll. Menurut aliran ini bahwa negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral yang menjamin kepentingan seluruh rakyat sebagai persatuan untuk mengatasi kepentingan golongan atau seseorang. • Negara nasional bersatu yang akan didirikan menurut soepomo didasarkan atas pemikiran integralistik yang sesuai struktur sosial masyarakat indonesia.
  • 10. Usulan Ir. Soekarno (1 Juni 1945) • Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar negara, diantaranya adalah Ir Soekarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila. • Usul Soekarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Soekarno pula- lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muh Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Soekarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
  • 11.
  • 12. Rapat Panitia Sembilan Usulan-usulan blue print Negara Indonesia telah dikemukakan anggota-anggota BPUPKI pada sesi pertama yang berakhir tanggal 1 Juni 1945. Selama reses antara 2 Juni – 9 Juli 1945, delapan orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang bertugas untuk menampung dan menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah masuk. Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI dalam rapat informal. Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia kecil berbeda (kemudian dikenal dengan sebutan “Panitia Sembilan”) yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai hubungan Negara dan Agama. Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI terbelah antara golongan Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam dengan golongan Kebangsaan yang menghendaki bentuk negara sekuler dimana negara sama sekali tidak diperbolehkan bergerak di bidang agama. Persetujuan di antara dua golongan yang dilakukan oleh Panitia Sembilan tercantum dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Masa Sidang Kedua BPUPKI Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang berlangsung pada 10-17 Juli 1945, dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (baca Piagam Jakarta) dibahas kembali secara resmi dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945. Anggota BPUPKI dalam masa sidang kedua ditambah 6 anggota baru, maka jumlah anggota BPUPKI seluruhnya adalah 66 orang anggota. Dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” tersebut dipecah dan diperluas menjadi dua buah dokumen berbeda yaitu Declaration of Independence (berasal dari paragraf 1-3 yang diperluas menjadi 12 paragraf) dan Pembukaan (berasal dari paragraf 4 tanpa perluasan sedikitpun). Rumusan yang diterima oleh rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 hanya sedikit berbeda dengan rumusan Piagam Jakarta yaitu dengan menghilangkan kata “serta” dalam sub anak kalimat terakhir. Rumusan rancangan dasar negara hasil sidang BPUPKI, yang merupakan rumusan resmi pertama, jarang dikenal oleh masyarakat luas.
  • 16. • Rumusan kalimat “… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” • Rumusan dengan penomoran (utuh) 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya 2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  • 17. Hasil Sidang BPUPKI • Rumusan pertama (R1) Pancasila usulan Muh. Yamin tanggal 29 Mei 1945, usul pribadi dalam pidato; • Rumusan Kedua (R2) Pancasila usulan Muh. Yamin tanggal 29 Mei 1945, usul tertulis yang diajukan dalam rancangan Mukadimmah Hukum Dasar; • Rumusan Ketiga (R3) Pancasila ususlan Bung Karno tanggal 1 Juni 1945, usul pribadi dengan nama Pancasila; • Rumusan Keempat (R4) Pancasila dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, hasil kesepakatan bersama pertama kali
  • 18. Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pada tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dokuritsu Zyunbi Inkai atau disebut PPKI. Sebagai ketuanya diangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Ketuanya. Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan dukungan seluruh rakyat indonesia khususnya pemuda pemuda indonesia yang menghendaki dilaksanakan proklamasi secepatnya. Kemudian pada hari Jumat tanggal 17 agustus 1945 jam 10.00 dalam rapat terbuka di Gedung Pegangsaan 56 Jakarta, kemerdekaan indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa indonesia dalam pidato Proklamasi
  • 19. Rumusan Pancasila : PPKI Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal dari kesepakatan semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) menimbulkan situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Sore hari tanggal 17 Agustus 1945, wakil-wakil dari Indonesia daerah Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan), diantaranya A. A. Maramis, Mr., menemui Soekarno menyatakan keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara. Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Soekarno segera menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam, diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu. Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sebuah “emergency exit” yang hanya bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia.
  • 20. Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno PPKI. Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk menghilangkan frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus Hadikusumo. Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat Pembukaan Undang- Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan nantinya akan dipakai oleh bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang nantinya dikenal dengan UUD 1945. • Rumusan kalimat “… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” • Rumusan dengan penomoran (utuh) 1. ke-Tuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia 4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 21. Hasil sidang PPKI Sidang 1 PPKI 18 Agustus 1945 • Mengesahkan UUD 1945; • Memilih ir Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden; • Dibentuk komite nasional yang bertugas untuk membantu tugas Presiden sementara sebelum dibentuknya MPR dan DPR. Sidang 2 PPKI 19 Agustus 1945 • Pembagian wilayah terdiri dari 8 provinsi • Membentuk Komite Nasional (Daerah) • Menetapkan 12 departemen dengan menterinya mengepalai departemen dan 4 menteri negara Sidang 3 PPKI 22 Agustus 1945 • Pembentukkan Komite Nasional • Membentuk Partai Nasional Indonesia • Membentuk Badan Keamanan Rakyat
  • 22. Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pada tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dokuritsu Zyunbi Inkai atau disebut PPKI. Sebagai ketuanya diangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Ketuanya. Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan dukungan seluruh rakyat indonesia khususnya pemuda pemuda indonesia yang menghendaki dilaksanakan proklamasi secepatnya. Kemudian pada hari Jumat tanggal 17 agustus 1945 jam 10.00 dalam rapat terbuka di Gedung Pegangsaan 56 Jakarta, kemerdekaan indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa indonesia dalam pidato Proklamasi
  • 23. Rumusan Pancasila : PPKI Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal dari kesepakatan semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) menimbulkan situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Sore hari tanggal 17 Agustus 1945, wakil-wakil dari Indonesia daerah Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan), diantaranya A. A. Maramis, Mr., menemui Soekarno menyatakan keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara. Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Soekarno segera menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam, diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu. Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sebuah “emergency exit” yang hanya bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia.
  • 24. • Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno PPKI. Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk menghilangkan frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus Hadikusumo. • Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan nantinya akan dipakai oleh bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang nantinya dikenal dengan UUD 1945. • Rumusan kalimat “… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” • Rumusan dengan penomoran (utuh) 1. ke-Tuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia 4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 25. Hasil sidang PPKI a.Sidang 1 PPKI 18 Agustus 1945 •Mengesahkan UUD 1945; •Memilih ir Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden; •Dibentuk komite nasional yang bertugas untuk membantu tugas Presiden sementara sebelum dibentuknya MPR dan DPR. b.Sidang 2 PPKI 19 Agustus 1945 •Pembagian wilayah terdiri dari 8 provinsi •Membentuk Komite Nasional (Daerah) •Menetapkan 12 departemen dengan menterinya mengepalai departemen dan 4 menteri negara c.Sidang 3 PPKI 22 Agustus 1945 •Pembentukkan Komite Nasional •Membentuk Partai Nasional Indonesia •Membentuk Badan Keamanan Rakyat
  • 27.
  • 28. Rumusan VIII: Dekrit presiden 5 juli 1959 Kegagalan Konstituante untuk menyusun sebuah UUD yang akan menggantikan UUD Sementara yang disahkan 15 Agustus 1950 menimbulkan bahaya bagi keutuhan negara. Untuk itulah pada 5 Juli 1959 Presiden Indonesia saat itu, Soekarno, mengambil langkah mengeluarkan Dekrit Kepala Negara yang salah satu isinya menetapkan berlakunya kembali UUD yang disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 menjadi UUD Negara Indonesia menggantikan UUD Sementara 1950. Dengan pemberlakuan kembali UUD 1945 maka rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD kembali menjadi rumusan resmi yang digunakan. Rumusan ini pula yang diterima oleh MPR, yang pernah menjadi lembaga tertinggi negara sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat antara tahun 1960-2004,
  • 29.
  • 30. Rumusan pancasila dalam masyarakat • Dengan kembali ke UUD 1945 secara formal rumusan pancasila yang digunakan adalah seperti yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Rumusan dalam masyarakat sudah ada sebelum Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dipelajari juga dalam pendidikan formal. • Rumusan pancasila yang beredar di masyarakat : 1. Ketuhanan yang Maha Esa; 2. Peri – Kemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kedaulatan rakyat 5. Keadilan Sosial
  • 31. 7 Rumusan Pancasila 1. Mr. Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945 usul pidato ‘asas dan dasar negara kebangsaan republik indonesia (rumusan 1); 2. Mr. Muhammad Yamin, tanggal 29 Mei 1945, usul tertulis yang diajukan dalam Rancangan Mukaddimah hukum dasar (rumusan 2); 3. Ir. Soekarno, tanggal 1 Juni 1945, usul pidato ‘dasar indonesia merdeka’ langsung dengan istilah ‘PANCASILA’ (rumusan 3); 4. Piagam Jakarta, tanggal 22 Juni 1945 dengan susunan yang sistematik hasil kesepakatan yang pertama (rumusan 4); 5. Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, rumusan pertama secara formal sebagai dasar negara (rumusan 5); 6. Mukaddimah KRIS 1949 tanggal 27 Desember 1949 dan Mukaddimah UUDS 1950 tanggal 17 Agustus 1950 (rumusan 6) 7. Rumusan dalam masyarakat, tetapi sila ke empat berbunyi ‘Kedaulatan Rakyat’ (rumusan 7)
  • 32. 1.Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2.Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4.Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6.Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
  • 33. 1.Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2.Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3.Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5.Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8.Berani membela kebenaran dan keadilan. 9.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
  • 34. 1.Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2.Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3.Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4.Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6.Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
  • 35. 1.Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2.Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6.Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7.Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 10.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
  • 36. 1.Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 2.Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4.Menghormati hak orang lain. 5.Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6.Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7.Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8.Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 9.Suka bekerja keras. 10.Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial