Alat bantu tuna netra untuk mengenali uang kertas rupiah berbasis Arduino dapat diringkas dalam 3 kalimat berikut:
Alat ini menggunakan sensor warna dan cahaya serta mikrokontroler Arduino untuk membantu tuna netra membaca nominal dan membedakan antara uang asli dan palsu berdasarkan perbedaan warna dan gambar tersembunyi yang kasat mata. Tujuannya adalah untuk mencegah penipuan terkait uang palsu
1. ALAT BANTU TUNA NETRA
UNTUK MENGENALI UANG KERTAS RUPIAH
BERBASIS ARDUINO
, Joni Eka Candra* Ade Firmanto**
*Dosen Program Studi Teknik Komputer, Institut Teknologi Batam
**Program Studi Teknik Informatika, Universitas Putera Batam
Email: jonicandra82@gmail.com
ABSTRACT
Money is a common means of buying and selling transactions in use around the world. Most
human needs can be obtained by using money. Because of the huge human need for money,
many irresponsible parties use it to produce and distribute counterfeit money. A blind person
has difficulty in reading and distinguishes between real money and counterfeit money.
Required a tool that can help blind people to solve this problem. Rupiah money have a color
difference on every nominal and hidden image that will glow if irradiated with ultra violet.
It can be used to read nominal and authenticity. With Arduino microcontroller that combine
with GY-31 color sensor and BH1750 light sensor can be used to create tool that will help
the blind people to read and distinguish real money and counterfeit money. This tool is
expected blind people will be spared from fraud related to counterfeit money and miss-
reading the nominal.
Keywords: Arduino, GY-31, BH1750, Money, Blind People.
PENDAHULUAN
Uang merupakan alat pembayaran yang
sah dan diterima secara umum oleh
masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan
barang, jasa, dan pelunasan hutang. Uang
kartal yang beredar di Indonesia terdiri dari
uang kertas dan uang logam. Uang kertas
lebih banyak digunakan untuk melakukan
transaksi dikarenakan memiliki nilai nominal
yang besar sampai dengan Rp. 100.000,00
dibanding nilai nominal uang logam. Uang
kertas yang dicetak oleh Perum Peruri terbuat
dari kertas khusus yang ketika disinari dengan
sinar Ultra Violet (UV) akan memendarkan
sinar dari gambar yang tersembunyi di
dalamnya. Pada uang kertas rupiah, warna
pada masing-masing nominal berbeda,
sehingga kita dapat mengetahui nilai nominal
uang dengan melihat warna uang kertas
tersebut. Sedangkan untuk membedakan
antara uang asli dan palsu kita dapat
menggunakan bantuan sinar Ultra Violet
untuk melihat pengaman yang tersembunyi.
Pengguna uang adalah manusia di seluruh
penjuru dunia, termasuk para penyandang
disabilitas seperti tuna netra. Sesuai data
Badan Pusat Statistik (BPS) ada sekitar 3,75
juta penyandang tuna netra di Indonesia.
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh
penyandang tuna netra, maka dalam
menggunakan uang, besar kemungkinan
terjadi kesalahan seperti tertukar, salah
memilih nilai nominal, dan penyalahgunaan
uang yang tidak semestinya oleh orang yang
tidak bertanggung jawab. Penyandang tuna
netra akan meraba uang untuk merasakan
cetakan yang timbul pada uang asli. Cara ini
akan susah digunakan jika kondisi fisik
cetakan uang sudah memudar. Diperlukan
suatu alat bantu sederhana bagi penyandang
tuna netra untuk membantu membaca nominal
dan membedakan antara uang asli dan uang
palsu. Dari perbedaan warna pada masing-
masing nominal dan jenis kertas yang
digunakan untuk membuat uang kertas rupiah,
Arduino adalah pilihan yang tepat untuk
2. dijadikan sebagai basis dari alat ini. Arduino
adalah salah satu papan mikrokontroler yang
awalnya dibuat oleh perusahaan Smart
Project. Ada banyak modul yang dapat
dikombinasikan dengan mikrokontroler
Arduino, seperti sensor warna, sensor
intensitas cahaya, DFPlayer, sensor air, sensor
suhu, sensor api, dan sebagainya. Karena
software yang bersifat open-source dan harga
modul-modulnya yang relatif murah, Arduino
banyak digunakan oleh peneliti untuk
melakukan eksperimen-eksperimen mereka.
KAJIAN PUSTAKA
Sebelum adanya uang, transaksi
pertukaran barang dilakukan dengan sistem
barter. Sistem barter dilakukan dengan cara
menukarkan barang yang satu dengan barang
yang lain. Dengan catatan kedua barang
tersebut mempunyai bobot nilai yang sama.
Seiring kebutuhan manusia yang semakin
beragam, sistem barter menjadi sulit
diterapkan karena barang yang akan
ditukarkan belum tentu diperlukan oleh rekan
barter yang lain. Karena kondisi tersebut maka
munculah kebutuhan akan suatu alat yang
dapat digunakan sebagai alat tukar menukar
barang yang dapat diterima oleh semua
individu atau kelompok masyarakat.
Selanjutnnya alat tukar menukar tersebut
disebut dengan uang. Uang adalah suatu
benda yang pada dasarnya dapat berfungsi
sebagai : (1) alat tukar (medium of exchange),
(2) alat penyimpan nilai (store of value), (3)
satuan hitung (unit ofaccount), (4) ukuran
pembayaran yang tertunda (standard for
deffered payment), (Solikin & Suseno, 2002).
Uang yang beredar di Indonesia terdiri dari
uang kertas dan uang logam. Pada uang
logam, ukuran pada masing-masing nominal
dibuat berbeda untuk mempermudah
pembacaan nominal uang logam. Semakin
besar nilai nominalnya, maka ukuran uang
logam akan semakin besar. Sedangkan pada
uang kertas, untuk mempermudah pembacaan
nominal uang kertas, warna pada masing-
masing nominal dibuat berbeda. Untuk
menghindari tindak pidana pemalsuan uang,
uang kertas dilengkapi dengan alat pengaman
yang kasat mata, kasat raba, dan pengaman
yang baru terlihat dengan memnggunakan
bantuan sinar UV (ultra violet), sinar infra
merah, kaca pembesar, dan alat plastik
tertentu untuk melihat scramble image.
Semakin besar nominal uang, maka fitur
keamanan pada uang tersebut akan lebih
tinggi.
Arduino adalah suatu perangkat prototype
elektronik berbasis mikrokontroler yang
fleksibel dan open-source, perangkat keras
dan perangkat lunaknya mudah digunakan
(Andrianto & Darmawan, 2016). Arduino
adalah nama keluarga papan mikrokontroler
yang awalnya dibuat oleh perusahaan Smart
Project. Salah satu tokoh penciptanya adalah
Massimo Banzi. Papan ini merupakan
perangkat keras yang bersifat “open source”
sehingga boleh digunakan oleh siapa saja.
Arduino dibuat dengan tujuan untuk
memudahkan eksperiman atau perwujudan
berbagai peralatan yang berbasis
mikrokontroler, misalnya (Kadir, 2015):
1. Pemantauan ketinggian air waduk
2. Pelacakan lokasi mobil
3. Penyiraman tanaman secara
otomatis
4. Otomasi akses pintu ruangan, dan
5. Pendeteksi keberadaan orang untuk
pengambilan keputusan
Tersedia beberapa jenis kartu Arduino,
antara lain Arduino Uno, Arduino Diecimila,
Arduino Duemilanove, Arduino Leonardo,
Arduino Mega, dan Arduino Nano.
Gambar 1. Arduino Nano
Walaupun ada berbagai jenis kartu Arduino,
secara prinsip pemrograman yang diperlukan
menyerupai. Hal yang membedakan adalah
kelengkapan fasilitas dan pin-pin yang perlu
digunakan (Kadir, 2015). Software yang
digunakan untuk menuliskan sketch dan
mengupload sketch ke dalam mikrokontroler
Arduino adalah Arduino IDE. IDE adalah
singkatan dari Integrated Developtment
Enviroenment, atau secara bahasa mudahnya
merupakan lingkungan terintegrasi yang
digunakan untuk melakukan pengembangan.
Disebut sebagai lingkungan karena melalui
software inilah Arduino dilakukan
pemrograman untuk melakukan fungsi-fungsi
yang dibenamkan melalui sintaks
pemrograman. Sketch Arduino IDE
menggunakan bahasa pemrograman sendiri,
3. namun bahasa pemrograman tersebut
menyerupai bahasa pemrograman C. Berikut
ini adalah tampilan dari Arduino IDE.
Gambar 2. Arduino IDE
Banyak modul dan sensor yang dapat
dikombinasikan dengan mikrokontroler
Arduino. Modul tersebut diantaranya, sensor
warna GY-31, sensor kecerahan cahaya
BH1750, FC-03, dan DFPlayer. Sensor warna
Gambar 3. Modul dan Sensor Arduino
GY-31 adalah rangkaian photo dioda yang
disusun secara matrik array 8×8 dengan 16
buah konfigurasi photodioda yang berfungsi
sebagai filter warna merah, 16 photodiode
sebagai filter warna biru dan 16 photo dioda
lagi tanpa filter warna. Sensor warna GY-31
merupakan sensor yang dikemas dalam chip
DIP 8 pin dengan bagian muka transparan
sebagai tempat menerima intensitas cahaya
yang berwarna. Modul ini memiliki 5 pin, dua
pin digunakan untuk memberi sumber
tegangan (VCC dan GND) dan 3 pin yang lain
berguna untuk komunikasi data. Ketiga pin
tersebut adalah serial data (SDA), serial clock
(SCL), dan Address (ADDR). Sensor
kecerahan cahaya BH1750 sudah dilengkapi
dengan fitur I2C untuk komunikasi antar
circuit. Karena sudah dilengkapi dengan I2C
fitur, modul ini tidak perlu menggunakan
tambahan komponen lain untuk komunikasi
antar circuit. Modul FC-03 termasuk dalam
optical speed sensor, pada umumnya modul
ini digunakan untuk mengukur kecepatan
putaran roda atau motor listrik. Konsep dasar
kerja alat kerja ini adalah dengan menghitung
kejadian dalam waktu tertentu, kemudian
kemuculan kejadian tersebut akan dibagi
untuk mendapatkan nilai dari kecepatan motor
yang diukur. Pada saat jalur optik dari sensor
ini terganggu, maka sensor akan
menghasilkan pulse yang dikirim melalui pin
A0. DFPlayer adalah modul audio berukuran
kecil yang keluarannya langsung
disederhanakan ke speaker. Terdapat slot SD
card sebagai media penyimpanan file suara
yang akan diputar. Beberapa format audio
dapat ditransmisikan ke dalam mikrokontroler
Arduino diantaranya, MP3, WAV, dan WMA.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di rumah peneliti
yang berlokasi di Perumahan Bukit Palem
Permai Blok B2-05. Penelitian akan
menggunakan pendekatan substantif, yaitu
membagi tahapan penelitian secara rasional.
Tahapan penelitian. Tahap pertama adalah
Studi pendahuluan, yaitu tahapan awal
penelitian yang bertujuan untuk mencari
semua permasalahan yang mungkin saling
berkaitan. Permasalahan yang ditemukan
tidak semuanya dapat diselesaikan dalam
penelitian. Namun dari data yang sudah
diperoleh, peneliti dapat menentukan
masalah-masalah yang harus diselesaikan
terlebih dahulu. Dari beberapa permasalahan
yang telah diperoleh sebelumnya, selanjutnya
diambil permasalahan utama yang akan
diselesaikan. Pada tahap ini peneliti akan
menyusun rumusan masalah. Dengan adanya
rumusan masalah, peneliti akan mengetahui
masalah apa saja yang harus diselesaikan
dalam penelitian ini. Berikutnya adalah
mencari dan mempelajari referensi teoritis
yang berkaitan dengan penelitian yang sedang
4. dilakukan. Sumber referensi dapat berasal dari
buku, jurnal penelitian, e-book, dan sumber
pustaka otentik lainnya yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
Selanjutnya menyiapkan semua hal yang
diperlukan pada saat penelitian, baik itu
berupa software ataupun hardware. Hal yang
disiapkan bukan saja yang akan terpasang
pada alat, namun semua yang akan membatu
dalam menyelesaikan alat ini sesuai yang
diinginkan. Perancangan alat sangat perlu
dilakukan agar ada referensi pada saat
pembuatan alat. Perancangan juga dapat
meminimalisir kesalahan sebelum alat itu
dibuat. Setelah alat selesa, perlu dilakukan
pengujian pada bagian mekanik, elektrik, dan
bagian perangkat lunak atau sketch dari alat
tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat ini terdiri dari 2 bagian utama yaitu
bagian perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras meliputi bagian mekanik dan
bagian elektrik. Sedangkan untuk perangkat
lunak berupa sketch yang kita buat
menggunakan software Arduino IDE. Bagian
mekanik berupa kotak dengan dimensi
140x84x50mm yang terdiri dari 3 bagian
utama. Bagian-bagian tersebut adalah
elektronik box, baterai cover, dan cover uang
masuk. Bahan yang digunakan untuk
membuat bagian mekanik ini adalah plastik
dan kaca.
Gambar 4. Bagian Mekanik
Bagian elektrik adalah semua komponen
elektronika yang ada pada alat ini.
Komponen-komponen tersebut antara lain
PCB board, Arduino Nano, GY-31, BH1750,
FC-03, DFPlayer, kabel, female jack 3.5mm,
resistor, dan transistor. Pembuatan PCB
dilakukan dengan print out hasil desain PCB
layout dengan menggunakan kertas foto dan
printer laser jet. Selanjutnya hasil print
ditempelkan ke PCB polos menggunakan
setrika listrik. Lepaskan kertas foto secara
perlahan di dalam air supaya gambar dari
kertas foto menempel dan jalur PCB tidak
terputus. Jalur PCB yang kurang baik atau
terputus, akan menjadi kendala ketika kita
melakukan penyolderan dan tes bagian eletrik.
Selanjutnya PCB dimasukan kedalam larutan
Ferric Chloride (FeCI3), larutan ini bersifat
sangat korosif dan merusak logam.
Selanjutnya bersihkan tinta menggunakan
amplas dan melubangi tempat kaki komponen
menggunakan mesin milling. Pasang
komponen dan modul sesuai dengan gambar
PCB layout menggunakan solder.
Gambar 5. Bagian Elektrik
Bagian perangkat lunak atau sketch
dikerjakan menggunakan software Arduino
IDE. Bagian sketch terdiri dari 2 fungsi yaitu
fungsi setup dan fungsi loop. Fungsi setup
akan dijalankan pertama kali. Fungsi ini berisi
kode-kode untuk kepentingan inisialisasi.
Sedangkan fungsi loop adalah fungsi yang
akan dijalankan setelah fungsi setup
dieksekusi. Fungsi loop akan diulang secara
terusmenerus sampai tidak ada daya yang
mensuplai papan Arduino.
Pembacaan nilai lux dilakukan oleh sensor
cahaya BH1750. Sensor ini akan mengambil
nilai lux dari cahaya sekitar sensor dengan
bantuan LED UV. Nilai yang diperoleh akan
digunakan untuk menentukan asli atau
tidaknya uang yang dimasukan. Apabila nilai
lux kurang dari 33, maka proses selanjutnya
akan berjalan, yaitu proses pembacaan RGB.
Namun jika nilai lux lebih dari atau sama
dengan 33 DFPlayer akan memutar file 8.mp3
yang memberitahukan bahwa uang tersebut
5. adalah uang palsu. Nilai RGB dari masing-
masing nominal akan berbeda.
Gambar 6. Pembacaan lux dan RGB
Terdapat 4 kemungkinan posisi uang
ketika dilakukan pengambilan nilai RGB.
Keempat posisi ini akan diambil semua
datanya. Supaya hasilnya stabil, tepi atas dan
kiri uang harus menempel pada stopper yang
ada pada bagian cover uang masuk.
Gambar 7. Posisi Uang
Hal lain yang mempengaruhi hasil dari
pengambilan nilai RGB adalah pencahayaan.
Pencahayaan di bantu oleh LED putih yang
berada pada modul GY-31, posisi LED harus
disesuakan supaya area yang diambil datanya
mendapat pencahayaan yang cukup sehingga
menghasilkan data yang akurat dan stabil.
Nilai RGB yang diambil batas bawah dan
batas atas dari nilai tersebut. Berikut ini
adalah hasil pengambilan nilai RGB masing-
masing nominal.
Tabel 1. Nilai RGB Uang
Nominal r R g G b B
>= <= >= <= >= <= >= <= >= <= >= <=
1,000
POS 1 154 162 77 85 134 141 67 73 129 136 64 70
POS 2 158 164 68 71 148 154 66 67 140 147 63 64
POS 3 165 167 78 84 156 163 84 85 155 157 80 81
POS 4 163 164 76 77 154 160 73 80 147 154 75 76
2,000
POS 1 142 151 66 73 120 128 66 67 121 134 59 72
POS 2 159 167 66 72 148 151 65 67 136 144 57 63
POS 3 152 160 73 79 137 146 73 75 138 141 64 71
POS 4 153 160 75 81 125 132 68 74 121 129 70 71
5,000
POS 1 130 138 63 70 133 142 65 72 127 136 63 69
POS 2 149 156 69 70 143 152 65 71 138 146 67 68
POS 3 155 158 73 75 146 155 72 79 145 149 74 75
POS 4 139 148 64 71 139 148 69 76 135 143 71 72
10,000
POS 1 150 157 78 85 108 114 68 70 104 110 65 67
POS 2 172 180 72 79 137 146 57 64 131 139 60 61
POS 3 177 183 81 87 121 128 63 70 116 124 60 66
POS 4 155 162 75 81 109 115 64 65 104 111 61 63
20,000
POS 1 155 163 85 91 118 125 78 80 112 120 69 75
POS 2 161 171 84 86 128 138 68 74 123 132 65 71
POS 3 170 176 77 79 156 163 60 67 149 158 63 64
POS 4 162 169 88 94 133 143 71 78 128 137 68 75
Posisi 1 Posisi 2
Posisi 3 Posisi 4
6. 50,000
POS 1 147 153 86 92 102 103 57 64 93 100 56 61
POS 2 162 168 78 84 126 132 53 61 120 128 56 58
POS 3 172 178 78 85 132 139 54 61 127 133 52 58
POS 4 163 170 88 95 108 117 62 64 110 113 54 61
100,000
POS 1 135 141 59 66 117 119 64 71 108 114 65 67
POS 2 156 157 63 70 133 140 66 73 133 135 68 70
POS 3 162 163 67 74 144 151 62 69 143 145 65 66
POS 4 141 149 68 71 129 137 57 65 123 131 60 63
Nilai di atas akan dimasukan ke dalam sketch
GY-31 yang akan menentukan nominal uang
yang dimasukan. GY-31 akan mengambil
nilai RGB yang kemudian Arduino Nano akan
mencari nilai yang sesuai dengan data di atas.
Apabila ada data yang sesuai, DFPlayer akan
memutar file untuk nominal yang sesuai
dengan data tersebut. Namun jika tidak ada
yang sesuai, GY-31 akan melakukan
pengambilan nilai RGB kembali.
Gambar 8. Proses Pengecekan
Pengujian dilakukan pada bagian
perangkat keras, perangkat lunak, serta tingkat
akurasi alat. Bagian perangkat keras meliputi
pengujian dari modul-modul yang terpasang
apakah sudah berfungsi dengan baik?, serta
apakah uang dapat masuk ke dalam slot
pengecekan dengan mudah?. Pengujian
perangkat lunak dilakukan terhadap sketch
Arduino IDE. Pengujian yang terakhir adalah
pengujian akurasi alat. Pengujian ini
dilakukan dengan tes pengecekan beberapa
kali pada setiap nominal uang, apakah hasil
yang diperoleh sesuai dan sama.
Pengujian pertama adalah pengujian
ketepatan pembacaan uang palsu. Uang palsu
yang digunakan untuk pengujian adalah hasil
print-scan dari uang asli menggunakan kertas
HVS 80 GSM. Pengujian dilakukan dengan
mencoba memasukan uang palsu sebanyak 20
kali dengan nominal yang berbeda-beda.
Tabel 2. Pengujian Pembacaan Uang Palsu
No Nominal Keluaran No Nominal Keluaran
1 1,000 Palsu 11 10,000 Palsu
2 1,000 Palsu 12 10,000 Palsu
3 1,000 Palsu 13 20,000 Palsu
4 2,000 Palsu 14 20,000 Palsu
5 2,000 Palsu 15 50,000 Palsu
6 2,000 Palsu 16 50,000 Palsu
7 5,000 Palsu 17 50,000 Palsu
8 5,000 Palsu 18 100,000 Palsu
9 5,000 Palsu 19 100,000 Palsu
10 10,000 Palsu 20 100,000 Palsu
Dari percobaan memasukan uang palsu
sebanyak 20 kali, alat mampu mendeteksi
semua uang tersebut sebagai uang palsu.
Dengan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi alat terhadap
pembacaan uang palsu sebesar 100%.
Pengujian tingkat akurasi alat dalam
pembacaan nominal dilakukan dengan uang
asli dengan kondisi fisik warna lebih dari 90%
7. baru. Masing-masing nominal dilakukan 5
kali percobaan pada keempat posisi uang.
Waktu tunggu dibatasi selama 20 detik.
Apabila dalam waktu 20 detik belum
diperolehkan hasil, maka pembacaan nominal
dianggap gagal.
Tabel 3. Hasil Uji Uang 1.000
No Nominal Posisi Waktu Tunggu (detik) Hasil
1
1,000
1 1 1,000
2 2 1 1,000
3 3 3 1,000
4 4 3 1,000
5 1 1 1,000
6 2 4 1,000
7 3 13 1,000
8 4 14 1,000
9 1 1 1,000
10 2 1 1,000
11 3 3 1,000
12 4 1 1,000
13 1 3 1,000
14 2 1 1,000
15 3 >20 -
16 4 1 1,000
17 1 1 1,000
18 2 13 1,000
19 3 3 1,000
20 4 1 1,000
Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa dari
20 kali total pengujian terdapat 19 kali benar
dan 1 kali salah dengan waktu tunggu paling
lama 14 detik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi alat terhadap
pembacaan nominal Rp1.000,00 sebesar 95%.
Tabel 4. Hasil Uji Uang 2.000
No Nominal Posisi Waktu Tunggu (detik) Hasil
1 2,000 1 2 2,000
2 2 19 2,000
3 3 2 5,000
4 4 9 2,000
5 1 1 2,000
6 2 1 2,000
7 3 16 2,000
8 4 13 2,000
9 1 3 2,000
8. 10 2 1 1,000
11 3 5 5,000
12 4 4 2,000
13 1 3 2,000
14 2 9 2,000
15 3 2 2,000
16
2,000
4 4 2,000
17 1 1 2,000
18 2 20 2,000
19 3 11 5,000
20 4 1 1,000
Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa dari
20 kali total pengujian terdapat 15 kali benar
dan 5 kali salah dengan waktu tunggu paling
lama 20 detik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi alat terhadap
pembacaan nominal Rp2.000,00 sebesar 75%.
Tabel 5. Hasil Uji Uang 5.000
No Nominal Posisi Waktu Tunggu (detik) Hasil
1
5,000
1 1 5,000
2 2 4 5,000
3 3 2 5,000
4 4 1 5,000
5 1 1 5,000
6 2 4 5,000
7 3 2 5,000
8 4 1 5,000
9 1 1 5,000
10 2 1 5,000
11 3 1 5,000
12 4 2 5,000
13 1 5 5,000
14 2 13 5,000
15 3 1 5,000
16 4 1 5,000
17 1 1 5,000
18 2 1 5,000
19 3 1 5,000
20 4 1 5,000
Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa dari
20 kali total pengujian terdapat 20 kali benar
dan 0 kali salah dengan waktu tunggu paling
lama 13 detik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi alat terhadap
pembacaan nominal Rp5.000,00 sebesar
100%.
9. Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa dari
20 kali total pengujian terdapat 18 kali benar
dan 2 kali tidak mengeluarkan hasil dengan
waktu tunggu paling lama 15 detik. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi alat
terhadap pembacaan nominal Rp10.000,00
sebesar 90%.
Tabel 7. Hasil Uji Uang 20.000
No Nominal Posisi Waktu Tunggu (detik) Hasil
1 20,000 1 2 20,000
2 2 2 20,000
3 3 4 20,000
4 4 2 20,000
5 1 2 20,000
6 2 1 20,000
7 3 14 20,000
8 4 1 20,000
9 1 1 20,000
10 2 3 20,000
11 3 17 20,000
12 4 1 20,000
Tabel 6. Hasil Uji Uang 10.000
No Nominal Posisi Waktu Tunggu (detik) Hasil
1
10,000
1 2 10,000
2 2 >20 -
3 3 >20 -
4 4 2 10,000
5 1 1 10,000
6 2 1 10,000
7 3 8 10,000
8 4 1 10,000
9 1 7 10,000
10 2 1 10,000
11 3 2 10,000
12 4 8 10,000
13 1 1 10,000
14 2 1 10,000
15 3 15 10,000
16 4 1 10,000
17 1 1 10,000
18 2 3 10,000
19 3 1 10,000
20 4 1 10,000
10. 13 1 1 20,000
14 2 1 1,000
15 3 1 20,000
16 4 1 20,000
17 1 1 20,000
18 2 2 1,000;20rb
19 3 1 20,000
20 4 1 20,000
Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa dari
20 kali total pengujian terdapat 18 kali benar
dan 2 kali salah dengan waktu tunggu paling
lama 17 detik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi alat terhadap
pembacaan nominal Rp20.000,00 sebesar
90%.
Tabel 8. Hasil Uji Uang 50.000
No Nominal Posisi Waktu Tunggu (detik) Hasil
1
50,000
1 1 50,000
2 2 1 50,000
3 3 5 50,000
4 4 8 10,000
5 1 1 50,000
6 2 1 50,000
7 3 13 50,000
8 4 11 10,000
9 1 1 50,000
10 2 2 50,000
11 3 2 50,000
12 4 13 10,000
13 1 1 50,000
14 2 2 50,000
15 3 7 50,000
16 4 3 10,000
17 1 1 50,000
18 2 1 50,000
19 3 1 50,000
20 4 8 50,000
Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa dari
20 kali total pengujian terdapat 16 kali benar
dan 4 kali salah dengan waktu tunggu paling
lama 13 detik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi alat terhadap
pembacaan nominal Rp50.000,00 sebesar
80%.
11. Dari hasil uji di atas, dapat dilihat bahwa dari
20 kali total pengujian terdapat 18 kali benar
dan 2 kali salah dengan waktu tunggu paling
lama 5 detik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi alat terhadap
pembacaan nominal Rp100.000,00 sebesar
90%. Setelah melihat tingkat akurasi dari
masing-masing nominal, maka secara
keseluruhan tingkat akurasi dalam pembacaan
nominal dari alat dapat diketahui. Dari seluruh
pengujian di atas diketahui tingkat akurasi
pembacaan nominal uang Rp1.000,00;
Rp2.000,00; Rp5.000,00; Rp10.000,00;
Rp20.000,00; Rp50.000,00; dan
Rp100.000,00 secara berurutan adalah 95%,
75%, 100%, 90%, 90%, 80%, dan 90%.
Sehingga tingkat akurasi alat secara
keseluruhan adalah 88,57%.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan
pengujian alat bantu tuna netra untuk
mengenali uang kertas rupiah, dapat diambil
kesimpulan antara lain:
1. Sinar ultra violet (UV) dapat digunakan
untuk membantu membedakan uang asli
dan uang palsu.
2. Pembacaan RGB menggunakan GY-31
dapat digunakan untuk membaca
nominal uang kertas rupiah dengan
akurasi 88,57%.
3. Mikrokontroler Arduino dapat
dikembangkan menjadi alat bantu tuna
netra untuk mengenali uang kertas
rupiah.
4. Pembacaan nominal uang sangat
dipengaruhi oleh kondisi fisik uang dan
posisi uang saat dilakukan pengecekan,
hal ini akan berpengaruh pada waktu
tunggu yang menjadi lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, H., & Darmawan, A. (2016).
Arduino Belajar Cepat dan
Pemrograman (1st ed.). Bandung:
Tabel 9. Hasil Uji Uang 100.000
No Nominal Posisi Waktu Tunggu (detik) Hasil
1
100,000
1 1 100,000
2 2 5 100,000
3 3 1 1,000
4 4 4 100,000
5 1 1 100,000
6 2 2 100,000
7 3 1 100,000
8 4 3 100,000
9 1 2 100,000
10 2 1 100,000
11 3 1 2,000
12 4 2 100,000
13 1 3 100,000
14 2 1 100,000
15 3 1 100,000
16 4 1 100,000
17 1 1 100,000
18 2 1 100,000
19 3 1 100,000
20 4 1 100,000
12. Informatika.
Aruan, N. M., Andjani, D., & Yuliora, E.
(2016). Pembuatan Album Warna
Dengan Menggunakan Sensor Warna
Jenis Tcs230, V, 47–52.
immersa lab. (2014). Pengenalan
Mikrokontroler. Retrieved January 15,
2018, from http://www.immersa-
lab.com/pengenalan-
mikrokontroler.htm
Jiwane, S., Nandina, S., Deshmukh, S. L.,
Marakwad, D., & Palve, S. (2017).
Automated painting and UV curing
system based on Arduino, 7(7), 132–
135.
Kadir, A. (2015). From Zero to a Pro
Arduino. ( th. arie Prabawati, Ed.) (1st
ed.). yogyakarta: Andi.
Kamesh, D. B. K., Nazma, S., Sastry, J. K. R.,
& Venkateswarlu, S. (2016). Camera
based Text to Speech Conversion,
Obstacle and Currency Detection for
Blind Persons. Indian Journal of
Science and Technology, 9(30).
https://doi.org/10.17485/ijst/2016/v9i3
0/98716
Saputra, I. G., Susanto, E., & Nugraha, R.
(2016). Alat Deteksi Nilai Nominal
Uang ( Implementation of Neural
Network Method in the Detection Tools
Nominal Value of Banknotes ), 3(1),
65–71.
Solikin, & Suseno. (2002). UANG
Pengertian, Penciptaan, dan
Peranannya dalam Perekonomian.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (22nd
ed.). Bandung: Alfabeta.
Syahwil, M. (2013). Panduan Mudah
Simulasi & Praktek Mikrokontroller
Arduino.
Widianto, S., Adi, K., & Danusaputro, H.
(2013). Penderita Buta Warna Berbasis
Mikrokontroler Avr Atmega16, 1(4),
133–142.
Wikipedia. (2017). DipTrace. Retrieved
January 14, 2018, from
https://en.wikipedia.org/wiki/DipTrace