1. SERVICE DOMINANT
LOGIC
Nama Anggota Kelompok 11 :
1. Soffhathunisa (20310110483)
2. Etik Yunita (20310110495)
3. Unessiswi Selfontia Y.P.
(20310110497)
4. Olivia Helen Galluh Jovita
(20310110499)
2. Service-Dominant Logic diawali karena adanya pergeseran perspektif pemasaran yang
berfokus pada sumber daya tak terlihat, penciptaan nilai bersama serta relasional.
Vargo & Lusch (2004) meyakini perspektif pemasaran terpusat pada logika baru pemasaran
yang menekankan keutamaan layanan dibanding barang.
Salah satu premis dasar Service-Dominant Logic berbunyi “Service is the fundamental
basis of exchange “. Dasar pemikiran ini manjelaskan bahwa fokus pertukaran ekonomi
adalah jasa atau layanan yang dipertukarkan.
Paradigma baru pemasaran ini menggeser konsep Goods-Dominant Logic ke arah
Service-Dominant Logic. Goods-Dominant Logic menekankan pada output fisik dan
transaksi diskrit. Sedangkan Service-Dominant Logic menekankan intangibility, proses
pertukaran dan relasi sebagai faktor kuncinya (Tjiptono & Chandra, 2011:448).
SEJARAH SERVICE DOMINANT LOGIC
3. TOKOH PENCETUS SERVICE DOMINANT LOGIC
Stephen L. Vargo adalah profesor
terhormat Shidler dan profesor
pemasaran di Universitas Hawaii di
Manoa. Dia memiliki gelar MS dalam
psikolog sosial dan PhD dalam
pemasaran.
Robert F. Lusch adalah seorang
profesor bisnis dari Amerika dan
profesor pemasaran di sekolah bisnis
Universitas Arizona. Berkuliah di
University of Arizona di mana dia
menerima gelar sarjana dan MBA. Pada
tahun 1975 ia menerima gelar Ph.D.
Administrasi Bisnis dari University of
Wisconsin-Madison.
4. APA ITU SERVICE DOMINANT LOGIC (SDL)
Service-dominant Logic (S-D Logic) merupakan pandangan bahwa sebuah
layanan merupakan tujuan fundamental dari adanya aktifitas ekonomi dan
pemasaran. Bahwa layanan dipertukarkan dengan layanan lainnya, sementara
barang, uang, organisasi, dan networking adalah sebagai perantara atau institusi
tambahan dalam proses pertukaran layanan/jasa.
5. CONTOH PENERAPAN SERVICE DOMINANT LOGIC
Agro wisata Petik Apel menerapkan konsep
pemasaran yang berlandaskan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Sebagian besar produk dan aktivitas yang disediakan
oleh WPA merupakan hasil penyaringan ide dan
keluhan dari pelanggan. Pengelola dan pelanggan
WPA senantiasa bekerjasama membentuk nilai yang
memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Konsep
pemasaran yang diterapkan WPA ini sesuai dengan
perspektif Service Dominant Logic. WPA
mengutamakan layanan dalam proses pertukaran
untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
6. Pemasaran sebagai model pertukaran ekonomi pada awalnya memiliki dominant
logic yang mendasarkan pada pertukaran produk atau dikenal dengan Goods Dominant
logic yang berfokus pada pemisahan antara produsen dan konsumen. Proses
pengembangan inovasi jasa menjadi sangat penting perannya dalam bisnis saat ini,
pengembangan inovasi jasa saat ini membutuhkan sumber daya yang bersifat seperti ide,
pengetahuan dan skill menjadikan proses inovasi jasa menjadi sangat kompleks.
Sejalan dengan itu, Vargo dan Lusch (2004) memperkenalkan dominant logic baru
yang berbeda dengan goods dominant logic. Dominant logic tersebut berfokus pada
adanya interaksi antara produsen, konsumen, dan rekan-rekan di dalam jaringan
penawaran serta penciptaan nilai sebagai pihak-pihak yang ikut menciptakan nilai
strategi bisnis yang bertujuan untuk menggabungkan ide dan pemikiran dari kelompok
eksternal perusahaan. Logic tersebut dikenal dengan Service-Dominant logic.
KESIMPULAN