SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 1
K
ita tentu memahami betapa agungnya
kedudukan ibadah puasa. Maka dari itu,
sudah semestinya kita berusaha mencon-
toh Nabi kita Muhammad n dalam berpuasa. Sebab,
mencontoh petunjuk Nabi n dalam setiap ketaatan
merupakan salah satu kunci diterimanya amal shalih
seorang hamba bersama dengan kunci lainnya yaitu
ikhlas karena Allah. Dua syarat tersebut (ikhlas dan
mencontoh Nabi n) ibaratnya seperti dua sayap bu-
rung yang tidak sempurna tanpa kedua-duanya.
Hanya, untuk mengetahui petunjuk Nabi n di bu-
lan puasa Ramadhan bukanlah hanya dengan angan-
angan belaka, melainkan dengan ilmu yang berman-
faat yang membuahkan amal shalih.1
1. Ma’a Nabi fi Ramadhan, asy-Syaikh Muhammad ibn Musa alu Nashr,
hlm. 7–8.
ِ‫م‬
ْ
‫ي‬ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َ ْ‫م‬
‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ‫ِمْسِب‬
ُ‫د‬
ْ
‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬
َّ
‫م‬
َ
‫أ‬ ,ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ‫لَى‬
‫ع‬ ُ‫م‬
َ‫ا‬
‫ل‬ َّ‫الس‬َ‫و‬
ُ
‫ة‬
َ
‫ال‬ َّ‫الص‬َ‫و‬ ِِ‫لهل‬
ُ‫د‬
ْ
‫م‬َْ‫ح‬
‫ال‬
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan2
Berikut ini pembahasan ringkas, padat, dan jelas
seputar puasa Ramadhan dengan berpijak pada dalil-
dalil yang valid dari al-Qur‘an dan as-Sunnah serta
penjelasan para ulama terkemuka. Semoga berman-
faat.
Definisinya
Puasa secara bahasa diambil dari bahasa Arab
yang artinya adalah menahan
dari sesuatu.2
Adapun menurut terminologi syari’at adalah iba-
dah kepada Allah dengan menahan diri dari makan,
minum, dan segala perkara yang membatalkan puasa
dengan niat beribadah kepada Allah sejak terbit fajar
yang kedua hingga terbenamnya matahari bagi orang-
orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu.3
Hukumnya
Puasa hukumnya wajib bagi setiap muslim yang
baligh, berakal, dan tidak memiliki udzur. Tidak ada
perselisihan tentang wajibnya.4
Di dalam sejarahnya,
kewajiban puasa Ramadhan jatuh pada tahun kedua
Hijriyyah. Tatkala Rasulullah n wafat, beliau sudah
mengalami sembilan kali puasa Ramadhan.5
Kewajiban ini berdasarkan dalil-dalil berikut:
2. Majaz al-Qur‘an, Abi Ubaid, 2/4; Lisanul Arab, Ibnu Manzhur, 12/350.
3. At-Ta’rifat, Ali al-Jurjani, hlm. 139; Syarh Umdah, Ibnu Taimiyyah,
1/23–24; asy-Syarh al-Mumti’, Ibnu Utsaimin, 6/310.
4. Bidayah al-Mujtahid, Ibnu Rusyd, 2/556; al-Ifshah, Ibnu Hubairah,
1/241; al-Iqna’ fi Masa‘il al-Ijma’, Ibnu al-Qaththan, 1/226.
5. Zadul Ma’ad 2/29
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 3
1.	 Dalil al-Qur‘an
‫ﭪ‬‫ﭩ‬‫ﭨ‬‫ﭧ‬‫ﭦ‬‫ﭥ‬‫ﭤ‬‫ﭽﭣ‬
‫ﭱﭼ‬‫ﭰ‬‫ﭯ‬‫ﭮ‬‫ﭭ‬‫ﭬ‬‫ﭫ‬
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS al-
Baqarah [2]: 183)
2.	 Dalil hadits
ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِّ
ِ‫ي‬‫ب‬َّ‫انل‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ر‬َ‫م‬
ُ
‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫اب‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬
‫ل‬ِ‫إ‬ َ ٰ‫ه‬
‫ل‬ِ‫إ‬
َ‫ا‬
‫ل‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬
ُ
‫ة‬
َ
‫اد‬َ‫ه‬
َ
‫ش‬ : ٍ‫س‬
ْ َ‫م‬
‫خ‬
َ‫لَى‬
‫ع‬ ُ‫م‬
َ‫ا‬
‫ل‬
ْ
‫س‬ِ
ْ‫إ‬
‫ال‬ َ
ِ‫ي‬‫ن‬ُ‫ب‬ :
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬ َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬
ِ‫ة‬
َ‫ا‬
‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ء‬‫ا‬َ‫يت‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬
َ‫ا‬
‫ل‬ َّ‫الص‬ ِ‫ام‬
َ
‫ق‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ُ
‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬
ً
‫د‬َّ‫م‬
َ ُ‫ح‬
‫م‬
َّ
‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ُ‫اهلل‬
ِّ‫ج‬َْ‫ح‬
‫ال‬َ‫و‬
َ
‫ان‬
َ
‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫ام‬َ‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫و‬
Dari Ibnu Umar d dari Nabi n bersabda, “Islam
itu dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa
tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali
hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul
(utusan) Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan
zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji.”6
3.	 Dalil ijma’
Para ulama telah menyepakati wajibnya puasa
Ramadhan. Barang siapa mengingkari kewajibannya
atau meragukannya maka dia kafir, berarti dia telah
mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Di dalam masalah
6. HR al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan4
ini tidak ada udzur, kecuali orang yang jahil baru ma-
suk Islam sehingga belum tahu kewajibannya, maka
dia perlu diajari. Adapun orang yang tidak berpuasa
padahal mengakui kewajibannya maka dia berdosa
besar namun tidak kafir.7
Hikmah dan manfaat puasa
Semua syari’at Islam menyimpan hikmah-hikmah
yang sangat indah. Adapun hikmah dan manfaat pua-
sa ialah sebagai berikut:
1.	 Melatih jiwa untuk taat kepada Allah
Jiwa seorang muslim harus dilatih dan dibiasakan
untuk mengerjakan ketaatan karena jiwa bersifat
seperti anak kecil yang perlu dilatih. Salah satu ben-
tuk pelatihan agar jiwa terbiasa dalam mengerjakan
ketaatan adalah dengan puasa.8
Sebab, di dalam puasa,
seseorang akan meninggalkan sebagian kenikmatan
yang asalnya halal: menahan makan, minum, berkum-
pul dengan istri, yang semuanya ini ditinggalkan demi
mencari ridha dan pahala Allah.
2.	 Menumbuhkan sifat sabar
Al-Imam Ibnu Rajab berkata, “Sabar itu ada tiga
macam: sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepa-
da Allah, sabar di dalam meninggalkan larangan Al-
lah, dan sabar di dalam menerima takdir Allah yang
7. Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah, 4/324; Maratibul Ijma’, Ibnu Hazm,
hlm. 70; al-Ijma’, Ibnul Mundzir, hlm. 52; dan at-Tamhid, Ibnu Abdil Barr,
2/148.
8. Al-Fawa‘id at-Tarbawiyyah fi Shaum, Ibrahim ibn Abdullah as-Samari,
hlm. 151.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 5
­menyakitkan. Semua jenis sabar ini terkumpul di
dalam ibadah puasa. Sebab, di dalam puasa, terdapat
sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah,
sabar di dalam meninggalkan apa yang Allah haram-
kan dari kelezatan syahwat, dan sabar untuk mene­
rima apa yang dia alami berupa rasa sakit dengan
kelaparan dan haus, lemasnya badan dan jiwa.”9
3.	 Mensyukuri nikmat Allah
Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan ke-
pada semua hamba akan besarnya nikmat Allah. Se-
bab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya
nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum, ke-
tika dia merasa lapar dan haus; ketika dia kenyang
setelah sebelumnya merasa lapar; atau hilang daha­
ganya ketika sebelumnya kehausan; maka hal ini akan
mendorong untuk bersyukur kepada Allah. Sadarilah
hal ini, wahai saudaraku, jadikanlah puasamu sebagai
media untuk lebih meningkatkan rasa syukur kepada
Allah.10
4.	 Solidaritas antar sesama
Inilah hikmah dari sisi kemasyarakatan. Sesung-
guhnya merasakan lapar dan haus demi menjalankan
perintah agama, akan memunculkan solidaritas dan
perasaan ‘senasib sepenanggungan’ dengan orang-
orang miskin yang kesehariannya sering merasakan
kelaparan dan kehausan. Dengan begitu, akan tum-
buhlah sifat peka dan peduli terhadap saudaranya
yang kurang mampu. Al-Imam Ibnul Qayyim ­berkata,
9. Latha‘if al-Ma’arif, Ibnu Rajab, hlm. 284.
10. Asy-Shiyam fil Islam, Dr. Sa’id ibn Ali al-Qahthani, hlm. 28.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan6
“Puasa akan mengingatkan tentang keberadaan
orang-orang yang kelaparan dari kalangan orang-
orang miskin.”11
Ibnu Humam berkata, “Sesungguhnya tatkala
orang yang puasa itu merasakan sakitnya rasa lapar
pada sebagian waktu, maka hal itu akan mengingat-
kannya pada seluruh keadaan dan waktu yang akan
membawanya bersegera untuk peduli kepada orang
yang kurang mampu.”12
5.	 Sebab meraih derajat taqwa
Puasa merupakan sebab untuk meraih derajat
taqwa. Allah q berfirman:
‫ﭪ‬‫ﭩ‬‫ﭨ‬‫ﭧ‬‫ﭦ‬‫ﭥ‬‫ﭤ‬‫ﭽﭣ‬
‫ﭱﭼ‬‫ﭰ‬‫ﭯ‬‫ﭮ‬‫ﭭ‬‫ﭬ‬‫ﭫ‬
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS al-
Baqarah [2]: 183)
Sebab, sesungguhnya orang yang puasa itu diperin-
tah supaya mengerjakan ketaatan dan meninggalkan
kemaksiatan. Dengan demikian, bila orang yang se-
dang puasa terbetik di dalam hatinya untuk menger-
jakan maksiat, dia akan menahan dan meninggalkan-
nya.
11. Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 2/27.
12. Fathul Qadir, Ibnu Humam, 2/42.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 7
6.	 Sehat dengan puasa
Telah diakui di dalam dunia kedokteran bahwa
puasa dapat menyehatkan tubuh manusia dan me-
nyembuhkan dari berbagai penyakit ganas.13
Dengan
sedikit makan, anggota pencernaan dapat istirahat,
cairan-cairan dan kotoran yang membahayakan dapat
keluar dan hilang. Semua ini adalah hikmah dan ke­
utamaan dari Allah. Tidak ada satu pun perintah
­
Allah kecuali di dalamnya terdapat kebaikan bagi para
hamba-Nya.14
Inilah sebagian hikmah yang dapat kita
ketahui. Mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah
lainnya yang belum kita ketahui.15
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa manfaat puasa
ini tidak akan tercapai kecuali bagi orang yang ber-
puasa secara sempurna dari segala yang diharamkan
Allah. Puasa dari makan, minum, berhubungan intim
dengan istri, puasa dari mendengar yang haram, meli-
hat yang haram, ucapan yang haram, dan usaha yang
haram. Dia senantiasa menjaga waktunya dan selalu
memanfaatkan kesempatan bulan puasa dengan keta-
atan kepada Rabb-nya. Maka orang semacam inilah
yang dapat meraih manfaat dari ibadah puasanya.16
13. Ash-Shaum fi Dhau‘il Kitab was Sunnah, Umar Sulaiman al-Asyqar,
hlm. 10.
14. Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah 28/8
15. Latha‘if al-Ma’arif, Ibnu Rajab, hlm. 290–291; ar-Riyadh an-Nadhi-
rah, Abdurrahman as-Sa’di, hlm. 22–24; ash-Shiyam fil Islam, Dr. Sa’id ibn
Ali al-Qahthani, 27–30.
16. Minhatul ’Allam, Abdullah ibn Shalih al-Fauzan, hlm. 6.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan8
Keutamaan puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan mempunyai kedudukan yang
sangat agung. Ada keutamaan dan ganjaran yang sa­
ngat besar di dalamnya. Di antara keutamaan puasa
Ramadhan adalah:
1.	 Termasuk rukun Islam
Islam itu dibangun di atas lima perkara. Tidak sem-
purna keislaman seseorang kecuali dengan menger-
jakan lima perkara tersebut. Puasa Ramadhan ter-
masuk rukun Islam berdasarkan hadits dari Abu
Abdirrahman Abdullah ibn Umar ibn al-Khaththab
d, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah n ber­
sabda:
َّ
‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ا‬
‫ل‬ِ‫إ‬ َ ٰ‫ه‬
‫ل‬ِ‫إ‬
َ‫ا‬
‫ل‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬ ِ‫ة‬
َ
‫اد‬َ‫ه‬
َ
‫ش‬ ٍ‫س‬
ْ َ‫م‬
‫خ‬
َ‫لَى‬
‫ع‬ ُ‫م‬
َ‫ا‬
‫ل‬
ْ
‫س‬ِ‫إل‬
ْ
‫ا‬ َ
ِ‫ي‬‫ن‬ُ‫ب‬
ِ‫ت‬
ْ
‫ي‬َ ْ‫ب‬
‫ال‬ ّ
ِ‫ج‬َ‫ح‬َ‫و‬ ِ‫ة‬
َ‫ا‬
‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ء‬‫ا‬َ‫يت‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬
َ‫ا‬
‫ل‬ َّ‫الص‬ ِ‫ام‬
َ
‫ق‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ُ
‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬
ً
‫د‬َّ‫م‬
َ ُ‫ح‬
‫م‬
َ
‫ان‬
َ
‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫م‬ْ‫و‬ َ‫ص‬َ‫و‬
‘Islam itu dibangun di atas lima perkara: syahadat
(persaksian) bahwa tidak ada ilah (sembahan) yang
berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah
dan bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah,
mendirikan shalat, membayar zakat, berhaji ke Bai­
tullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.’”17
2.	 Menghapus dosa yang telah lalu
Dari Abu Hurairah a bahwasanya Rasulullah n
bersabda:
17. HR al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 9
ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬
َّ
‫د‬
َ
‫ق‬
َ
‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ َ‫ه‬
‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬
ُ
‫غ‬ ‫ا‬ً‫اب‬ َ‫س‬ِ‫ت‬
ْ
‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬
ً
‫ان‬َ‫يم‬ِ‫إ‬
َ
‫ان‬
َ
‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬ َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬
.»ِ‫ه‬ِ‫ب‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ذ‬
“Barang siapa puasa Ramadhan karena keimanan
dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni.”18
3.	 Merupakan sebab masuk surga
Berdasarkan hadits:
ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ ّ
ِ‫ي‬ِ‫ار‬ َ‫ص‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أل‬
ْ
‫ا‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬
ْ
‫ب‬
َ
‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ر‬ِ‫اب‬َ‫ج‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬
ْ
‫ب‬
َ
‫ع‬ ِ‫ي‬‫ب‬
َ
‫أ‬ ْ‫ن‬
َ
‫ع‬
َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
َ
‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ
‫ل‬
َ
‫أ‬َ‫س‬
ً‫ا‬
‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬
َّ
‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬
،
َ
‫ان‬
َ
‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ُ‫ت‬
ْ
‫م‬ ُ‫ص‬َ‫و‬ ، ِ‫ات‬َ‫وب‬ُ‫ت‬
ْ
‫ك‬َ‫م‬
ْ
‫ال‬ ُ‫ت‬
ْ
‫ي‬
َّ
‫ل‬ َ‫ص‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬
َ
‫أ‬َ‫ر‬
َ
‫أ‬ :
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬
َ
‫ف‬
َ
‫ك‬ِ‫ل‬
ٰ
‫ذ‬
َ‫لَى‬
‫ع‬
ْ
‫د‬ِ‫ز‬
َ
‫أ‬ ْ‫م‬
َ
‫ل‬َ‫و‬ ،َ‫ام‬َ‫ر‬َْ‫ح‬
‫ال‬ ُ‫ت‬
ْ
‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ ،
َ
‫ل‬
َ‫ا‬
‫ل‬َْ‫ح‬
‫ال‬ ُ‫ت‬
ْ
‫ل‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ح‬
َ
‫أ‬َ‫و‬
.»ْ‫م‬َ‫ع‬
َ
‫«ن‬ :
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬ ‫؟‬
َ
‫ة‬
َّ
‫ن‬َْ‫ج‬
‫ال‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫د‬
َ
‫أ‬
َ
‫أ‬ ،‫ا‬ً‫ئ‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ش‬
Dari Abu Abdillah Jabir ibn Abdillah al-Anshari d,
bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah n,
“Bagaimana pendapat Tuan jika saya melaksanakan
shalat-shalat fardhu, berpuasa Ramadhan, meng-
halalkan yang halal, mengharamkan yang haram,
dan saya tidak menambah sedikit pun atas hal itu;
apa­kah saya akan masuk surga?” Beliau menjawab,
“Ya.”19
18. HR al-Bukhari: 38 dan Muslim: 860
19. HR Muslim: 15
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan10
4.	 Do’anya terkabulkan
Rasulullah n bersabda:
ٌ
‫ة‬َ‫و‬
ْ
‫ع‬
َ
‫د‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
ْ
‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫د‬
ْ
‫ب‬
َ
‫ع‬
ِّ ُ‫ل‬
‫ك‬ِ‫ل‬ ٍ‫ة‬
َ
‫ل‬ْ َ‫ي‬
‫ل‬َ‫و‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬
ِّ ُ‫ل‬
‫ك‬ ِ‫ي‬‫ف‬ َ‫اء‬
َ
‫ق‬َ‫ت‬
ُ
‫ع‬ ِ‫هلل‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬«
.»
ٌ
‫ة‬َ‫اب‬َ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬
“Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang
yang akan dibebaskan (dari neraka) setiap hari dan
malam. Setiap hamba dari mereka punya do’a yang
mustajab.”20
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Yaitu pada bulan
Ramadhan.”21
Ini merupakan keutamaan yang be-
sar bagi bulan Ramadhan dan orang yang berpua-
sa, menunjukkan keutamaan do’a dan orang yang
berdo’a.”22
5.	 Pahala yang berlipat ganda tanpa batas
Berdasarkan hadits:
‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬
َ
‫ث‬
ْ
‫م‬
َ
‫أ‬ ُ ْ‫ر‬
‫ش‬َ‫ع‬
ُ
‫ة‬
َ
‫ن‬ َ‫س‬َْ‫ح‬
‫ال‬
ُ
‫ف‬
َ
‫اع‬
َ
‫ض‬ُ‫ي‬ َ‫م‬
َ
‫آد‬ ِ‫ن‬ْ‫اب‬ ِ‫ل‬َ‫م‬
َ
‫ع‬
ُّ ُ‫ل‬
‫«ك‬
‫ل‬
ُ
‫ه‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ َ‫م‬ْ‫و‬ َّ‫الص‬
َّ‫ا‬
‫ل‬ِ‫إ‬ :
َّ
‫ل‬َ‫ج‬َ‫و‬ َّ‫ز‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬ ، ٍ‫ف‬
ْ
‫ع‬ ِ‫ض‬ ِ‫ة‬
َ
‫ائ‬ِ‫م‬ِ‫ع‬
ْ
‫ب‬َ‫س‬
.»ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ز‬
ْ
‫ج‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬
َ
‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬
“Setiap amalan bani Adam akan dilipatgandakan.
Satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepu-
20. HR Ahmad 12/420. Hadits ini dishahihkan oleh asy-Syaikh al-
Albani di dalam Shahih al-Jami’ no. 2169.
21. Athraf al-Musnad 7/203, sebagaimana di dalam ash-Shiyam fil Islam,
Dr. Sa’id ibn Ali al-Qahthani, hlm. 34. Hal senada dikatakan pula oleh
al-Imam al-Munawi di dalam Faidhul Qadir 2/614.
22. Faidhul Qadir, al-Munawi, 2/614.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 11
luh kebaikan semisalnya hingga tujuh ratus kali
lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa. Sesungguh-
nya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan mem-
balasnya.” 23
Golongan yang diberi keringanan
Allah q mewajibkan puasa Ramadhan dan Dia
memberikan kemudahan pula. Allah q tidak membe-
bani kecuali sesuai dengan kemampuan para hamba-
Nya. Kemudahan ini adalah keutamaan dari Allah.
Firman-Nya:
‫ﯔ‬‫ﯓ‬‫ﮱ‬‫ﮰ‬‫ﮯ‬‫ﮮ‬‫ﮭ‬‫ﮬ‬‫ﭽﮫ‬
‫ﯞﭼ‬‫ﯝ‬‫ﯜ‬‫ﯛ‬‫ﯚ‬‫ﯙ‬‫ﯘ‬‫ﯗ‬‫ﯖ‬‫ﯕ‬
Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), se-
banyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-
hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
(QS al-Baqarah [2]: 185)
Siapa saja yang diperbolehkan tidak puasa?
1 dan 2. Musafir dan orang yang sakit; berdasar-
kan ayat di atas.
3. Wanita haid dan nifas; berdasarkan hadits:
ُ
‫ان‬ َ‫ص‬
ْ
‫ق‬
ُ
‫ن‬
َ
‫ك‬ِ‫ل‬
ٰ
‫ذ‬
َ
‫ف‬ ‫؟‬ْ‫م‬ ُ‫ص‬
َ
‫ت‬ ْ‫م‬
َ
‫ل‬َ‫و‬ ،
ِّ
‫ل‬ َ‫ص‬
ُ
‫ت‬ ْ‫م‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ت‬
َ
‫اض‬َ‫ح‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫س‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫«أ‬
.»‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬
23. HR Muslim: 2763
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan12
“Bukankah wanita jika sedang haid dia tidak
shalat dan tidak puasa? Itulah bentuk kekurangan
agamanya.”24
Para ulama juga telah bersepakat bahwa wanita
haid dan nifas tidak boleh berpuasa dan puasanya ti-
dak sah.25
4 dan 5. Wanita hamil dan menyusui serta
orang lanjut usia; Allah q berfirman:
‫ﮇﭼ‬‫ﮆ‬‫ﮅ‬‫ﮄ‬‫ﮃ‬‫ﮂ‬‫ﭽﮁ‬
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalank-
annya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fi-
dyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. (QS
al-Baqarah [2]: 184)
Ibnu Abbas d berkata, “Lelaki renta dan wanita
renta yang berat berpuasa, mereka (dibolehkan) untuk
berbuka dan memberi makan seorang miskin untuk
setiap hari.”26
Pembatal-pembatal puasa
Ada beberapa pembatal-pembatal puasa yang harus
dihindari, di antaranya apa yang dikatakan Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah tatkala berkata, “Telah diketa-
hui bersama bahwa dalil dan ijma’ menetapkan bahwa
makan, minum, jima’, dan haid membatalkan puasa.”27
24. HR al-Bukhari: 304 dan Muslim: 132
25. Maratibul Ijma’, Ibnu Hazm, hlm. 40; al-Ijma’, Ibnul Mundzir, hlm.
43; al-Muhalla, Ibnu Hazm, 2/238; al-Mughni, Ibnu Qudamah, 4/397.
26. HR al-Bukhari: 4505
27. Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah, 25/244.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 13
1.	 Jima’ (bersetubuh)
Ketahuilah, berdasarkan dalil-dalil di atas bahwa
orang bersetubuh dengan istrinya pada siang hari bu-
lan Ramadhan, terkena lima hukum:28
•	 Puasanya batal.
•	 Dia mendapat dosa.
•	 Dia tetap diharuskan menahan diri untuk tidak
makan dan minum sampai berbuka puasa serta
tidak mengulanginya.
•	 Wajib membayar kafarat dengan urutan seb-
agai berikut:
Pertama: Membebaskan budak;
Kedua: Bila tidak mendapati budak maka wajib
berpuasa dua bulan berturut-turut;
Ketiga: Bila tidak mampu puasa dua bulan bertu-
rut-turut maka memberi makan enam puluh orang
miskin.
•	 Dia wajib mengqadha‘ puasa.
2.	 Makan dan minum dengan sengaja
Barang siapa makan dan minum secara sengaja dan
dalam keadaan ingat bahwa ia sedang puasa, maka
puasanya batal. Allah q berfirman:
‫ﭻ‬‫ﭺ‬‫ﭹ‬‫ﭸ‬‫ﭷ‬‫ﭶ‬‫ﭵ‬‫ﭴ‬‫ﭽﭳ‬
28. Lihat Fatawa Ibnu Utsaimin fi Zakat wa Shiyam hlm. 710–714 dan
ash-Shiyam fil Islam hlm. 171.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan14
‫ﮅﭼ‬‫ﮄ‬‫ﮃ‬‫ﮂ‬‫ﮁ‬‫ﮀ‬‫ﭿ‬‫ﭾ‬‫ﭽ‬‫ﭼ‬
Dan makan minumlah hingga terang bagimu be­
nang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.
(QS al-Baqarah [2]: 187)
Para ulama telah sepakat bahwa makan dan minum
membatalkan puasa.29
Adapun jika makan dan mi­
numnya karena lupa maka puasanya sah, tidak kurang
sedikit pun, tidak ada dosa, tidak ada qadha‘, dan tidak
ada kafarat. Dasarnya ialah hadits Abu Hurairah a
bahwasanya Rasulullah n bersabda:
ُ
‫ه‬َ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ط‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ ،
ُ
‫ه‬َ‫م‬ْ‫و‬ َ‫ص‬ َّ‫م‬ِ‫ت‬ُ‫ي‬
ْ
‫ل‬
َ
‫ف‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬
ْ
‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ي‬ِ‫اس‬
َ
‫ن‬
َ
‫ل‬
َ
‫ك‬
َ
‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬
.»ُ‫اه‬
َ
‫ق‬َ‫س‬َ‫و‬ ُ‫اهلل‬
“Barang siapa makan (dan minum) karena lupa,
sedang dia berpuasa, maka hendaknya dia meny-
empurnakan puasanya karena sesungguhnya Allah
telah memberinya makan dan minum.”30
3.	 Muntah dengan sengaja
Muntah dengan sengaja membatalkan puasa. Ada-
pun muntah tanpa sengaja tidak membatalkan puasa;
puasanya tetap sah, tidak ada qadha‘ dan tidak pula
kafarat. Dari Abu Hurairah a bahwasanya Rasulullah
n bersabda:
29. Al-Mughni 4/349
30. HR al-Bukhari: 1923 dan Muslim: 1155
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 15
َ‫اء‬
َ
‫ق‬َ‫ت‬
ْ
‫اس‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ٌ‫اء‬
َ
‫ض‬
َ
‫ق‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ف‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬ ٌ‫ء‬ْ َ‫ي‬
‫ق‬
ُ
‫ه‬َ‫ع‬َ‫ر‬
َ
‫ذ‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬
.» ِ‫ض‬
ْ
‫ق‬َ‫ي‬
ْ
‫ل‬
َ
‫ف‬
“Barang siapa muntah (tanpa sengaja), sedang ia
berpuasa, maka tidak ada qadha‘ baginya. Dan
­barang siapa muntah dengan sengaja (ketika ber-
puasa), maka hendaklah ia mengganti puasanya.”31
Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang puasa,
apabila muntah dengan sengaja maka puasanya batal.
Inilah pendapat mayoritas ulama.32
Hikmahnya adalah
karena muntah dengan sengaja akan melemahkan dan
membahayakan kondisi badan.
Adapun jika muntahnya tidak sengaja, keluar tanpa
kehendaknya, maka puasanya sah, tidak ada qadha‘
baginya.33
Al-Imam al-Khaththabi berkata, “Saya tidak
mengetahui ada perselisihan di kalangan ahli ilmu
dalam masalah ini.”34
4.	 Keluarnya darah haid dan nifas
Barang siapa (wanita) haid atau nifas walaupun
hanya sedetik dari akhir siang hari atau awalnya,
maka puasanya batal. Dan dia wajib mengganti hari
tersebut dengan puasa pada hari yang lain berdasar-
kan kesepakatan para ulama, sebagaimana telah dise-
butkan dalam pembahasan yang lalu.
31. HR Abu Dawud: 2380, at-Tirmidzi: 720, Ibnu Majah: 1676, Ahmad
2/498, al-Hakim 1/427, dishahihkan oleh al-Albani di dalam
al-Irwa‘: 923.
32. Minhatul ’Allam 5/54
33. Majalis Syahri Ramadhan, Ibnu Utsaimin, hlm. 163.
34. Ma’alim as-Sunan, al-Khaththabi, 3/261. Lihat pula al-Ifshah, Ibnu
Hubairah, 1/242.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan16
Al-Imam Ibnu Abdil Barr berkata, “Ini merupakan
ijma’ (kesepakatan) bahwa wanita haid tidak puasa
ketika masa haidnya. Dia harus mengganti puasanya
dan tidak mengganti shalatnya. Tidak ada perselisihan
tentang hal itu, Alhamdulillah. Dan apa yang menjadi
kesepakatan ulama maka itu adalah pasti benar.”35
5.	 Segala sesuatu yang semakna dengan
makan dan minum
Seperti menggunakan cairan infus yang berfungsi
menggantikan makan dan minum. Maka hal tersebut
membatalkan puasa. Inilah pendapat asy-Syaikh Ab-
durrahman as-Sa’di36
, Ibnu Baz37
, Ibnu Utsaimin38
, dan
keputusan Majma’ al-Fiqhi.39
Demikian pula yang termasuk dalam kategori mi-
num adalah merokok. Barang siapa merokok dalam
keadaan puasa, maka puasanya batal karena merokok
termasuk minum.40
Adapun jarum suntik/injeksi yang
tujuannya untuk pengobatan, bukan berfungsi se­
bagai pengganti makan dan minum, maka tidak mem-
batalkan puasa.41
35. At-Tamhid 22/107
36. Al-Irsyad, as-Sa’di, 4/472.
37. Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 15/258
38. Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 19/220–221
39. Majalah al-Majma’ al-Fiqhi thn. 10 juz 2 hlm. 464
40. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah az-Zuhaili, 3/1709;
Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 19/202–203.
41. Mufaththirat ash-Shaum al-Mu’ashirah, Dr. Ahmad al-Khalil, hlm. 65.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 17
Hal-hal yang tidak membatalkan puasa
Orang yang memahami agama ini dengan baik,
pasti tidak akan ragu bahwa Allah q memberikan
kemudahan kepada para hamba-Nya dan tidak me-
nyulitkan. Islam telah membolehkan beberapa perka-
ra bagi orang yang puasa. Bila perkara-perkara ini
dikerjakan, puasanya sah dan tidak batal. Apa saja
perkara-perkara tersebut?
1.	 Memasuki pagi hari dalam keadaan junub
Barang siapa tidur ketika puasa, kemudian mimpi
basah, maka puasanya tidak batal, bahkan hendaknya
dia meneruskan puasanya berdasarkan kesepakatan
ulama.42
Demikian pula, barang siapa mimpi basah
pada malam harinya, kemudian ketika bangun pagi
hari masih dalam keadaan junub dan hendak puasa,
maka puasanya sah, sekalipun dia tidak mandi kecuali
setelah fajar.43
Dasarnya ialah hadits Aisyah s dan
Ummu Salamah s:
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ُ‫ح‬ِ‫ب‬
ْ
‫ص‬ُ َ‫ي‬
‫ل‬ َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ُ
‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ
‫ن‬
َ‫ا‬
‫ك‬
.ُ‫وم‬ ُ‫ص‬َ‫ي‬ َّ‫م‬
ُ
‫ث‬
َ
‫ان‬
َ
‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫ي‬‫ف‬ ٍ‫م‬
َ‫ا‬
‫ل‬ِ‫ت‬
ْ
‫اح‬ ِ
ْ‫ر‬
‫ي‬
َ
‫غ‬ ٍ‫اع‬َ
ِ‫م‬‫ج‬
“Rasulullah n pernah memasuki fajar pada bulan
Ramadhan dalam keadaan junub sehabis berhubun-
gan badan dengan istrinya bukan karena mimpi, ke-
mudian beliau berpuasa.”44
42. Al-Mughni 3/341, al-Majmu’ 6/370.
43. Al-Imam Ibnu Hubairah (al-Ifshah 1/244) dan al-Imam an-Nawawi
(Syarh Shahih Muslim 7/231) telah menukil kesepakatan ulama di dalam
masalah ini.
44. HR al-Bukhari: 1926 dan Muslim: 1109
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan18
Demikian pula, masuk ke dalam masalah ini, wanita
yang haid dan nifas apabila darah mereka terhenti dan
melihat sudah suci sebelum fajar, maka hendaknya
ikut puasa bersama manusia pada hari itu sekalipun
belum mandi kecuali setelah terbitnya fajar. Sebab, ke-
tika itu dia sudah menjadi orang yang wajib puasa.45
2.	 Berciuman dan berpelukan bagi suami
istri jika aman dari keluarnya air mani
Boleh bagi suami istri berpelukan dan berciuman46
pada siang hari Ramadhan jika dirinya mampu mena-
han syahwat hingga terjaga dari keluarnya air mani
dan tidak terjatuh dalam perbuatan haram berupa
jima’. Dasarnya ialah hadits Aisyah s, dia berkata:
ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬
ُ
‫ل‬ِّ‫ب‬
َ
‫ق‬
ُ
‫ي‬ َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ُ
‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ
‫ن‬
َ‫ا‬
‫«ك‬
.»ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ر‬ِ‫إل‬ ْ‫م‬
ُ
‫ك‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬
ْ
‫م‬
َ
‫أ‬
ُ
‫ه‬
َّ
‫ن‬ِ‫ك‬
ٰ
‫ل‬َ‫و‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬ ُ ِ‫ر‬‫اش‬َ‫ب‬ُ‫ي‬َ‫و‬
“Nabi n pernah mencium dan memeluk, pada-
hal beliau sedang puasa. Dan beliau adalah orang
yang paling mampu menahan syahwatnya di antara
kalian.”47
Asy-Syaikh Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin
berkata, “Ciuman terbagi menjadi tiga macam:
Pertama: Ciuman yang tidak diiringi dengan
45. Ahadits Shiyam Ahkam wa Adab, Abdullah ibn
Shalih al-Fauzan, hlm. 107.
46. Lihat atsar-atsar para sahabat dan tabi’in yang membolehkan hal
tersebut di dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 3/63; Ma Shahha min
Atsari ash-Shahabah fil Fiqh, Zakaria ibn Ghulam Qadir al-Bakistani,
2/647–652.
47. HR al-Bukhari: 1927 dan Muslim: 1106
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 19
syahwat. Seperti ciuman seorang bapak kepada anak-
anaknya yang masih kecil. Maka hal ini boleh, tidak
ada pengaruh dan hukumnya bagi orang yang puasa.
Kedua: Ciuman yang dapat membangkitkan syah-
wat. Akan tetapi, dirinya merasa aman dari keluarnya
air mani. Menurut pendapat madzhab Hanabilah, ci-
uman jenis ini dibenci; akan tetapi, yang benar adalah
boleh tidak dibenci.
Ketiga: Ciuman yang dikhawatirkan keluarnya air
mani, maka jenis ciuman ini tidak boleh, haram di-
lakukan jika persangkaan kuatnya menyatakan bah-
wa air maninya akan keluar jika berciuman. Seperti
seorang pemuda yang kuat syahwatnya dan sangat
cinta kepada istrinya.48
3.	 Mandi, mendinginkan badan, dan
berenang
Dari Abu Bakar ibn Abdirrahman dari beberapa sa-
habat Nabi n berkata:
ُّ‫ب‬ ُ‫ص‬َ‫ي‬ ِ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ع‬
ْ
‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
َ
‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬
َ
‫أ‬َ‫ر‬
ْ
‫د‬
َ
‫ق‬
َ
‫ل‬
.ِّ‫ر‬َْ‫ح‬
‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫و‬
َ
‫أ‬ ِ‫ش‬ َ‫ط‬َ‫ع‬
ْ
‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬ َ‫اء‬َ‫م‬
ْ
‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬
ْ
‫أ‬َ‫ر‬
َ‫لَى‬
‫ع‬
“Di Arj, saya melihat Rasulullah n mengguyurkan
air ke atas kepalanya dan beliau sedang puasa. Be-
liau ingin mengusir rasa dahaga atau panasnya.”49
48. Asy-Syarh al-Mumti’ 6/427
49. HR Abu Dawud: 2365, Ahmad 5/376. Sanad hadits ini hasan
sebagaimana ditegaskan oleh al-Imam an-Nawawi di dalam al-Majmu’
6/347. Lihat pula Shifat Shaum an-Nabi hlm. 56.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan20
Al-Imam al-Bukhari di dalam Shahih-nya berkata,
“Bab mandinya orang yang sedang puasa.” Kemudian
beliau menyebutkan bahwa Ibnu Umar d pernah
membasahi sebuah baju kemudian memakainya dan
beliau sedang puasa.50
4.	 Berkumur-kumur dan memasukkan air ke
hidung tanpa berlebihan
Dari Laqith ibn Shabirah a bahwasanya Rasu-
lullah n bersabda:
.»‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬
َ
‫ون‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ت‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬
َّ‫ا‬
‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫اق‬
َ
‫ش‬
ْ
‫ن‬ِ‫ت‬
ْ
‫س‬ِ
ْ‫ا‬
‫ال‬ ِ‫ي‬‫ف‬
ْ
‫غ‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫«و‬
“Bersungguh-sungguhlah kalian ketika memasuk-
kan air ke dalam hidung, kecuali jika kalian sedang
puasa.”51
Bolehnya berkumur-kumur bagi orang yang se-
dang puasa hukumnya sama saja baik ketika ber-
wudhu, mandi, atau selain itu. Puasanya tidak batal
walaupun sisa-sisa basahnya air masih ada di dalam
mulut. Demikian pula jika sisa berkumur tertelan ber-
sama air liur, maka tidak membatalkan puasa karena
hal itu sulit dihindari.52
50. Shahih al-Bukhari hlm. 310
51. HR Abu Dawud: 2366, at-Tirmidzi: 788, Ibnu Majah: 407, an-Nasa‘i:
87, Ahmad 4/32, Ibnu Abi Syaibah 3/101. Dishahihkan oleh al-Albani di
dalam al-Irwa‘ no. 935. Lihat pula Shifat Shaum an-Nabi, Salim al-Hilali
dan Ali Hasan ibn Abdil Hamid, hlm. 54.
52. Raddul Mukhtar, Ibnu Abidin, 2/98; al-Uddah fi Syarh al-Umdah,
Baha‘uddin Abdurrahman al-Maqdisi, 1/223.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 21
5.	 Mencicipi makanan untuk kebutuhan
selama tidak masuk kerongkongan
Ibnu Abbas d berkata:
َ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬
ُ
‫ه‬
َ
‫ق‬
ْ
‫ل‬َ‫ح‬
ْ
‫ل‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫د‬َ‫ي‬ ْ‫م‬
َ
‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ء‬ْ َّ‫ي‬
‫الش‬ ‫و‬
َ
‫أ‬
َّ
‫ل‬َ‫خل‬
ْ
‫ا‬
َ
‫ق‬ْ‫و‬
ُ
‫ذ‬َ‫ي‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬ َ‫س‬
ْ
‫أ‬َ‫ب‬
َ‫ا‬
‫ل‬
.ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬
“Tidak mengapa mencicipi cuka atau sesuatu apa
pun selama tidak sampai masuk tenggorokan dan
dia sedang puasa.”53
Syaikhul Islam berkata, “Mencicipi makanan bisa
jadi dibenci bila tidak ada kebutuhan, tetapi tidak
membatalkan puasa, adapun jika ada kebutuhan maka
ia ibaratnya seperti berkumur-kumur.”54
6.	 Berbekam bagi yang tidak khawatir lemah
Bekam adalah mengeluarkan darah kotor dari tu-
buh dengan menorehkan silet atau sejenisnya pada
titik tertentu dari badan. Berbekam termasuk pengo-
batan nabawi yang ampuh dan mujarab. Akan tetapi,
apakah hal ini dibolehkan bagi orang yang sedang
puasa? Sahabat yang mulia Ibnu Abbas d berkata:
.ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬ َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ َّ
ِ‫ي‬‫ب‬َّ‫انل‬ َ‫م‬َ‫ج‬َ‫ت‬
ْ
‫اح‬
“Nabi n pernah berbekam sewaktu berpuasa.”55
Hadits ini adalah dalil yang sangat jelas akan bo-
lehnya berbekam bagi orang yang sedang puasa. Ini
adalah pendapat mayoritas ulama, di antaranya imam
53. HR Ibnu Abi Syaibah 3/47 dan al-Baihaqi 4/261
54. Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah, 25/266.
55. HR al-Bukhari: 1939
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan22
yang tiga -Abu Hanifah, Malik, dan asy-Syafi’i- dan
pendapat ini adalah pilihan al-Imam al-Bukhari serta
dikuatkan oleh al-Imam Ibnu Hazm.56
Termasuk di
dalam hal ini juga, masalah donor darah; para ulama
kontemporer menyamakan status hukumnya dengan
hukum berbekam. Dengan demikian, donor darah hu-
kumnya tidak membatalkan puasa sebagaimana ber-
bekam. Begitu pula halnya dengan tes darah. Wallahu
A’lam.57
7.	 Bersiwak, celak, dan tetes mata
Menurut pendapat terkuat bahwa memakai celak
mata bagi orang yang sedang puasa dibolehkan. Kare-
na celak mata tidak mempengaruhi orang yang pua-
sa, sama saja dia mendapati rasanya di tenggorokan
atau tidak. Ini adalah pendapatnya Hanafiyyah dan
Syafi’iyyah, serta dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah dan muridnya, Ibnul Qayyim.58
Al-Imam al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya,
“Anas, Hasan, dan Ibrahim berpendapat bahwa celak
mata bagi orang yang puasa tidak mengapa.”59
56. Al-Muhalla, Ibnu Hazm, 6/204; Bada‘i’ ash-Shana‘i’, al-Kassani,
2/107; Bidayah al-Mujtahid, Ibnu Rusyd, 2/154; al-Majmu’,
an-Nawawi, 6/349.
57. Lihat Mufaththirat ash-Shaum al-Mu’ashirah, Dr. Ahmad al-Khalil,
hlm. 94.
58. Al-Majmu’ 6/348; Haqiqatush Shiyam hlm. 37, Majmu’ Fatawa
25/242, keduanya karya Ibnu Taimiyyah; Zadul Ma’ad 2/60,
Shifat Shaum an-Nabi hlm. 56.
59. Shahih al-Bukhari hlm. 310
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 23
Adapun obat tetes mata, kebanyakan ulama
­kontemporer mengatakan bahwa penggunaan obat
tetes mata tidak membatalkan puasa.60
8.	 Menelan ludah
Menelan ludah tidak membatalkan puasa, karena
perkara ini termasuk sesuatu yang sulit dihindari.
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz ibn Baz berkata, “Ti-
dak apa-apa menelan ludah ketika puasa. Saya tidak
mendapati perselisihan ulama tentang bolehnya, se-
bab hal itu sulit untuk dihindari.”61
Sunnah-sunnah di saat puasa
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh
dengan keutamaan, bulan panen pahala, bulan yang
merupakan sekolah iman bagi kita semua. Oleh kare-
nanya, sangat merugi apabila kita tidak pandai-pandai
mengisi waktu dan kesempatan emas tersebut dengan
baik.
Orang yang beruntung adalah yang dapat me-
manfaatkan dan mengisi hari-hari Ramadhan dengan
amalan-amalan yang mulia dan menghiasinya dengan
adab-adab terpuji. Adab-adab apa sajakah yang harus
diperhatikan oleh orang yang sedang puasa?
60. Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 15/260, Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin
19/206, Majalah al-Majma’ thn. 10 juz 2 hlm. 378.
61. Majmu’ Fatawa wa Maqalat 5/313
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan24
1.	 Makan sahur
Berdasarkan hadits:
ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ُ
‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬ :
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬
ُ
‫ه‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ ٍ‫س‬
َ
‫ن‬
َ
‫أ‬ ْ‫ن‬
َ
‫ع‬
.»
ً
‫ة‬
َ
‫ك‬َ‫ر‬َ‫ب‬ ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ح‬ ُّ‫الس‬ ْ
ِ‫ي‬‫ف‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ح‬ َ‫س‬
َ
‫«ت‬ :َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬
Dari Anas ibn Malik a bahwasanya Rasulullah n
bersabda, “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya di
dalam sahur itu terdapat berkah.”62
Hadits ini berisi anjuran agar sahur sebelum puasa,
karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak
dan membawa berkah. Berkah sahur banyak sekali, di
antaranya:
•	 Akan merasa kuat dalam melakukan aktivitas
ibadah di siang hari, sebab orang yang lapar bi-
asanya malas untuk beraktivitas.
•	 Membendung perbuatan-perbuatan jelek yang
ditimbulkan oleh rasa lapar.
•	 Mencontoh perbuatan Nabi yang mulia n.
•	 Menyelisihi perangai ahli kitab yang kita diper-
intah supaya menyelisihi mereka.
•	 Menjadikan orang bangun akhir malam dan
bisa menggunakannya untuk ibadah shalat,
do’a, dzikir, dan sebagainya karena saat itu
adalah saat-saat yang istimewa.
•	 Menjadikan orang giat shalat berjama’ah
Shubuh di masjid. Oleh karena itu, biasanya
62. HR al-Bukhari 1923 dan Muslim: 1095
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 25
jumlah orang yang shalat Shubuh (pada bulan
Ramadhan) jauh lebih banyak daripada bulan-
bulan lainnya.63
Dan termasuk sunnah ketika sahur adalah supaya
mengakhirkannya. Zaid ibn Tsabit a berkata, “Kami
sahur bersama Nabi n, kemudian beliau berdiri untuk
shalat Shubuh.” Anas a bertanya, “Berapa lama jarak
antara selesai sahurnya dengan adzan?” Zaid menjaw-
ab, “Lamanya sekitar bacaan lima puluh ayat.”64
2.	 Menyegerakan berbuka
Bila matahari telah terbenam atau adzan maghrib
telah dikumandangkan, segeralah berbuka karena itu
merupakan sunnah Nabi kita yang mulia n. Beliau
bersabda:
.»َ‫ر‬ ْ‫ط‬ِ‫ف‬‫ل‬
ْ
‫ا‬ ‫ا‬ْ‫و‬
ُ
‫ل‬َّ‫ج‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٍ
ْ‫ر‬
‫ي‬
َ
ِ‫خ‬‫ب‬ ُ‫اس‬َّ‫انل‬
ُ
‫ال‬َ‫ز‬َ‫ي‬
َ‫ا‬
‫«ل‬
“Manusia senantiasa berada di dalam kebaikan se-
lama mereka menyegerakan berbuka puasa.”65
Inilah sunnah Rasulullah n yang banyak dilalai-
kan manusia. Padahal, jika umat Islam seluruhnya
menyegerakan berbuka, sungguh mereka telah ber-
pegang dengan sunnah Rasul dan jalannya salafush
shalih; mereka tidak akan tersesat -dengan izin Al-
lah—selama berpegang dengan hal itu.66
63. Ahadits Shiyam, Abdullah al-Fauzan, hlm. 76–77.
64. HR al-Bukhari: 1921 dan Muslim: 1097
65. HR al-Bukhari: 1957 dan Muslim: 1098
66. Shifat Shaum an-Nabi, Salim al-Hilali dan Ali Hasan, hlm. 63.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan26
3.	 Berbuka dengan kurma dan berdo’a
Adalah Rasulullah n mengutamakan berbuka den-
gan kurma. Jika tidak ada kurma maka beliau berbuka
dengan minum air. Berdasarkan hadits:
ٍ‫ات‬َ‫ب‬ ُ‫ط‬ُ‫ر‬ َ َ‫ىل‬
‫ع‬ ُ‫ر‬ِ‫ط‬
ْ
‫ف‬
ُ
‫ي‬ َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ُ
‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ
‫ن‬
َ‫ا‬
‫ك‬
ْ‫م‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ ٍ‫ات‬َ‫ر‬َ‫م‬
َ
‫ت‬ َ‫ىل‬َ‫ع‬
َ
‫ف‬ ٍ‫ات‬َ‫ب‬ ُ‫ط‬ُ‫ر‬ ْ‫ن‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ت‬ ْ‫م‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ ْ ِّ‫ي‬
‫ل‬ َ‫ص‬ُ‫ي‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ب‬
َ
‫ق‬
.ٍ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ات‬َ‫و‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ‫ا‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ت‬
“Rasulullah n berbuka puasa dengan kurma ba-
sah sebelum shalat. Apabila tidak ada kurma basah
maka beliau berbuka dengan kurma kering. Apabila
tidak ada kurma kering maka beliau berbuka dengan
air.”67
Do’a yang paling utama adalah do’a yang diajar-
kan Rasulullah n. Adalah beliau ketika berbuka puasa
membaca do’a:68
.»ُ‫اهلل‬ َ‫اء‬
َ
‫ش‬
ْ
‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ر‬
ْ
‫ج‬
َ
‫األ‬ َ‫ت‬َ‫ب‬
َ
‫ث‬َ‫و‬
ُ
‫ق‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ع‬
ْ
‫ال‬ ِ‫ت‬
َ
‫ل‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫و‬
ُ
‫أ‬َ‫م‬
َّ
‫الظ‬ َ‫ب‬
َ
‫ه‬
َ
‫«ذ‬
“Telang hilang rasa dahaga, telah basah kerongkon-
gan, dan mendapat pahala insya Allah.”69
67. HR Abu Dawud: 2356, at-Tirmidzi: 696, Ahmad 3/163, Ibnu Khu-
zaimah 3/227, al-Hakim 1/432, dihasankan oleh al-Albani di dalam
al-Irwa‘ no. 922.
68. Pada tanggal 27 Ramadhan 1425 H, kami bertemu dengan al-
Allamah al-Muhaddits asy-Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad—semoga
Allah menjaganya--menjelang shalat Tarawih di Masjid Nabawi. Kami
bertanya kepada beliau tentang waktu do’a berbuka puasa di atas,
apakah ketika akan berbuka atau ketika sedang berbuka?! Beliau men-
jawab dengan singkat,“Kedua-duanya boleh, adapun setelah selesai
berbuka maka bukanlah waktunya.”
69. HR Abu Dawud: 2357, an-Nasa‘i di dalam Amal Yaum wal Lailah no.
299, Ibnu Sunni: 480, al-Hakim 1/422, al-Baihaqi 4/239. Dihasankan
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 27
4.	 Memperbanyak sedekah
Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan
kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan yang
sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Marilah
kita contoh pribadi Nabi kita Muhammad n dalam
hal ini. Beliau adalah orang yang paling dermawan
dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan,
sehingga digambarkan bahwa beliau lebih dermawan
daripada api yang kencang. Ibnu Abbas d berkata:
َ
‫ن‬
َ‫ا‬
‫ك‬َ‫و‬ ، ِ‫اس‬َّ‫انل‬
َ
‫د‬َ‫و‬
ْ
‫ج‬
َ
‫أ‬ َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ُ
‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ
‫ن‬
َ‫ا‬
‫ك‬
.
َ
‫ان‬
َ
‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫ي‬‫ف‬
ُ
‫ون‬
ُ
‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬
ُ
‫د‬َ‫و‬
ْ
‫ج‬
َ
‫أ‬
“Rasulullah n manusia yang paling dermawan.
Beliau menjadi lebih sangat dermawan jika bulan
Ramadhan.”70
5.	 Membaca al-Qur‘an
Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur‘an.
Maka dari itu, sudah semestinya kita memuliakannya
dengan banyak membaca, menadaburkan, dan mema-
hami isinya pada bulan ini. Rasulullah n—sebagai te-
ladan kita—selalu mengecek bacaan Qur‘annya pada
Malaikat Jibril p pada bulan ini.71
Cukuplah untuk menunjukkan keutamaan mem-
baca dan mempelajari al-Qur‘an, sebuah hadits yang
berbunyi:72
oleh ad-Daraquthni di dalam Sunan-nya no. 240. Disetujui oleh al-
Hafizh Ibnu Hajar di dalam at-Talkhis 2/802, al-Albani dalam al-Irwa‘
no. 920.
70. HR al-Bukhari: 6 dan Muslim: 2308
71. HR al-Bukhari 1/30 dan Muslim: 3308
72. Ta’liqat Syaikhina Sami ibn Muhammad ’ala Bulughul Maram.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan28
ُ
‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬ :
ُ
‫ل‬ْ‫و‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ي‬
ُ
‫ه‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ ٍ‫د‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫س‬َ‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬
ْ
‫ب‬
َ
‫ع‬ ْ‫ن‬
َ
‫ع‬
ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬
ً
‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬
َ
‫أ‬َ‫ر‬
َ
‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬ :َ‫م‬
َّ
‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬
َّ‫ى‬
‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬
ٌ
‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫الم‬
ُ
‫ل‬ْ‫و‬
ُ
‫ق‬
َ
‫أ‬
َ‫ا‬
‫ل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬
َ
‫ث‬
ْ
‫م‬
َ
‫أ‬ ِ
ْ‫ر‬
‫ش‬َ‫ع‬ِ‫ب‬
ُ
‫ة‬
َ
‫ن‬ َ‫س‬َْ‫ح‬
‫ال‬َ‫و‬
ٌ
‫ة‬
َ
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬
ُ
‫ه‬
َ
‫ل‬
َ
‫ف‬
.»
ٌ
‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫م‬
ْ
‫ي‬ِ‫م‬َ‫و‬
ٌ
‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫م‬
َ‫ا‬
‫ل‬َ‫و‬
ٌ
‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬
ٌ
‫ف‬ِ‫ل‬
َ
‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬
ٰ
‫ل‬َ‫و‬
Dari Abdullah ibn Mas’ud a bahwasanya Rasu-
lullah n bersabda, “Barang siapa membaca satu
huruf al-Qur‘an, maka baginya satu kebaikan, se-
tiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi hingga
sepuluh kebaikan. Aku bukan mengatakan Alif Lam
Mim satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam
satu huruf, dan Mim satu huruf.”73
6.	 Shalat Tarawih74
Ketahuilah, bahwa seorang mukmin pada bulan
­Ramadhan terkumpul dua jihad di dalam dirinya. Ji-
had pada siang hari dengan puasa dan jihad pada
malam hari dengan shalat malam.75
Sungguh mengerjakan shalat Tarawih pada bulan
Ramadhan pahalanya sangat besar. Rasulullah n ber-
sabda:
ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬
َّ
‫د‬
َ
‫ق‬
َ
‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ َ‫ه‬
‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬
ُ
‫غ‬ ‫ا‬ً‫اب‬ َ‫س‬ِ‫ت‬
ْ
‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬
ً
‫ان‬َ‫م‬
ْ
‫ي‬ِ‫إ‬
َ
‫ان‬
َ
‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬
َ
‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬
.»ِ‫ه‬ِ‫ب‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ذ‬
73. HR at-Tirmidzi: 2910, asy-Syaikh al-Albani menshahihkannya
di dalam ash-Shahihah: 660.
74. Lihat masalah ini secara lebih lengkap di dalam Qiyam Ramadhan
oleh al-Albani.
75. Latha‘if al-Ma’arif hlm. 319
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 29
“Barang siapa mengerjakan shalat Malam di bu-
lan Ramadhan karena keimanan dan mengharap
pahala Allah, maka dosanya yang telah lalu akan
diampuni.”76
Dan hendaklah mengerjakan shalat Tarawih bersa-
ma imam. Jangan pulang sebelum imam selesai karena
Rasulullah n bersabda:
.»ٍ‫ة‬
َ
‫ل‬ْ َ‫ي‬
‫ل‬ ُ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ُ َ‫ه‬
‫ل‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ف‬ِ
َ‫ر‬‫ص‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ي‬ َّ‫ىت‬َ‫ح‬ ِ‫ام‬
َ‫م‬ِ‫إل‬
ْ
‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ام‬
َ
‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬
“Barang siapa shalat bersama imam sampai selesai,
ditulis baginya shalat sepanjang malam.”77
Adapun kaum wanita, jika mereka ingin shalat
Tarawih di masjid maka hendaknya memperhatikan
adab-adab pergi ke masjid, seperti memakai pakaian
syar’i, tidak memakai parfum (wewangian), tidak ber-
campur baur dengan lelaki, dan lain-lain.78
7.	 Perbanyaklah berdo’a
Termasuk berkah bulan Ramadhan, Allah q memu-
liakan kita semua dengan jaminan terkabulnya do’a.79
Keadaan berpuasa termasuk di antara waktu terkabul-
nya do’a. Sebagaimana Rasulullah n bersabda:
َ‫و‬ ِ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َّ‫الص‬
ُ
‫ة‬َ‫و‬
ْ
‫ع‬
َ
‫د‬ َ‫و‬ ِ ِ‫د‬‫ال‬َ‫الو‬
ُ
‫ة‬َ‫و‬
ْ
‫ع‬
َ
‫د‬ :
ُّ
‫د‬َ‫ر‬
ُ
‫ت‬
َ‫ا‬
‫ل‬ ٍ‫ات‬َ‫و‬َ‫ع‬
َ
‫د‬
ُ
‫ث‬
َ‫ا‬
‫ل‬
َ
‫«ث‬
.»ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬ َ‫س‬ُ‫م‬
ْ
‫ال‬
ُ
‫ة‬َ‫و‬
ْ
‫ع‬
َ
‫د‬
76. HR al-Bukhari 4/250 dan Muslim: 759
77. HR Abu Dawud 4/248, at-Tirmidzi 3/520, an-Nasa‘i 3/203, Ibnu
Majah 1/420. Dishahihkan oleh al-Albani di dalam al-Irwa‘ no. 447.
78. Lihat secara lebih luas di dalam Ahkam Hudhur al-Masjid, Abdullah
ibn Shalih al-Fauzan, hlm. 275–281.
79. Ruh ash-Shiyam wa Ma’anihi, Dr. Abdul Aziz Musthafa Kamil,
hlm. 114.
Fiqih Praktis Puasa Ramadhan30
“Tiga do’a yang tidak tertolak: do’a orang tua,
do’a orang yang puasa, dan do’a orang musafir
(bepergian).”80
Maka dari itu, pergunakanlah kesempatan berharga
ini dengan banyak do’a dengan penuh menghadirkan
hati dan kemantapan. Jangan menyia-nyiakan waktu
istimewa ini dengan hal-hal yang tiada guna, lebih-
lebih pada saat akan berbuka puasa.
Demikianlah penjelasan singkat tentang fiqih iba-
dah puasa. Semoga Allah menerima amal ibadah pua-
sa kita semua. Amin.
80. HR al-Baihaqi 3/345 dan lain-lain, dicantumkan oleh al-Albani
di dalam ash-Shahihah no. 1797.

More Related Content

What's hot

Penyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazahPenyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazahmateripptgc
 
Hadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiHadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiSof Wan
 
Hadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiahHadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiahIdrus Abidin
 
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungErwin Wahyu
 
Sistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islamSistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islamFenti 000
 
Materi pai sd puasa
Materi pai sd puasaMateri pai sd puasa
Materi pai sd puasaebo_bohari
 
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam IslamHukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam IslamSuryono .
 
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubatPembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubatINTANSHAHNAZ
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawufLia Lia
 
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
Mencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffahMencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffah
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffahMush'ab Abdurrahman
 
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِمYudi Wahyudin
 
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidinSistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidinErni Setyaningsih
 
power point sikap ridha
power point sikap ridhapower point sikap ridha
power point sikap ridhaIsna Nina Bobo
 

What's hot (20)

Penyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazahPenyelenggaraan jenazah
Penyelenggaraan jenazah
 
Hadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiHadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawi
 
Keutamaan shalat tahajud
Keutamaan shalat tahajudKeutamaan shalat tahajud
Keutamaan shalat tahajud
 
Rezeki, Bekerja, dan Tawakal
Rezeki, Bekerja, dan TawakalRezeki, Bekerja, dan Tawakal
Rezeki, Bekerja, dan Tawakal
 
Ihsanul amal
Ihsanul amalIhsanul amal
Ihsanul amal
 
Hadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiahHadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiah
 
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
 
Sistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islamSistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islam
 
Al Lail.pptx
Al Lail.pptxAl Lail.pptx
Al Lail.pptx
 
Nuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’AnNuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’An
 
Materi pai sd puasa
Materi pai sd puasaMateri pai sd puasa
Materi pai sd puasa
 
POTENSI DIRI
POTENSI DIRIPOTENSI DIRI
POTENSI DIRI
 
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam IslamHukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
 
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubatPembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
Pembahasan muroqobah muhasabah dan taubat
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
 
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
Mencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffahMencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffah
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
 
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidinSistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
Sistem pemikiran perkembangan dan perekonomian islam pada masa kulafaurRosyidin
 
05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia
 
power point sikap ridha
power point sikap ridhapower point sikap ridha
power point sikap ridha
 

Similar to Isi fikih puasa

Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanMuhsin Hariyanto
 
Himah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok Ramadhan
Himah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok RamadhanHimah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok Ramadhan
Himah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok RamadhanAvisaHagain
 
15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhan
15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhan15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhan
15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhanaltaf darwish
 
Khutbah idul fitri 1439 revised
Khutbah idul fitri 1439 revisedKhutbah idul fitri 1439 revised
Khutbah idul fitri 1439 revisedteguh.qi
 
Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimAnis Nabilah
 
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdfBekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdfAbidurrahmanSibghatu
 
Fiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah PuasaFiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah Puasafaqihsiroj
 
FIQH PUASA
FIQH PUASAFIQH PUASA
FIQH PUASAAdi Joyo
 
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhanJaka Supriyanta
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docxBUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docxBarikGhofur
 
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxBuku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxssuserb565d4
 
PPT Peminatan PAI-1 tentang puasa
PPT Peminatan PAI-1 tentang puasaPPT Peminatan PAI-1 tentang puasa
PPT Peminatan PAI-1 tentang puasaAhmadKhanafi3
 

Similar to Isi fikih puasa (20)

Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
 
Fiqih ramadhan
Fiqih ramadhanFiqih ramadhan
Fiqih ramadhan
 
Himah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok Ramadhan
Himah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok RamadhanHimah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok Ramadhan
Himah Puasa Ramadhan materi untuk Pondok Ramadhan
 
Ppt puasaaaa
Ppt puasaaaaPpt puasaaaa
Ppt puasaaaa
 
15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhan
15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhan15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhan
15 hadis palsu dan lemah berkaitan bulan ramadhan
 
Khutbah idul fitri 1439 revised
Khutbah idul fitri 1439 revisedKhutbah idul fitri 1439 revised
Khutbah idul fitri 1439 revised
 
Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap Muslim
 
Kitab puasa
Kitab puasaKitab puasa
Kitab puasa
 
Ringkasan Fikih Puasa
Ringkasan Fikih PuasaRingkasan Fikih Puasa
Ringkasan Fikih Puasa
 
Tata krama makan
Tata krama makanTata krama makan
Tata krama makan
 
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdfBekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
 
Fiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah PuasaFiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah Puasa
 
FIQH PUASA
FIQH PUASAFIQH PUASA
FIQH PUASA
 
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docxBUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
 
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxBuku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
PPT Peminatan PAI-1 tentang puasa
PPT Peminatan PAI-1 tentang puasaPPT Peminatan PAI-1 tentang puasa
PPT Peminatan PAI-1 tentang puasa
 
Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan
 

More from ilmu ilmu

Al ushul ats-tsalatsah - terjemah revisi
Al ushul ats-tsalatsah - terjemah revisiAl ushul ats-tsalatsah - terjemah revisi
Al ushul ats-tsalatsah - terjemah revisiilmu ilmu
 
Panduan ramadhan edisi 7
Panduan ramadhan edisi 7Panduan ramadhan edisi 7
Panduan ramadhan edisi 7ilmu ilmu
 
Meraih surga ramadhan syaikh al utsaimin
Meraih surga ramadhan   syaikh al utsaiminMeraih surga ramadhan   syaikh al utsaimin
Meraih surga ramadhan syaikh al utsaiminilmu ilmu
 
Meraih berkah di bulan ibadah.pdf
Meraih berkah di bulan ibadah.pdfMeraih berkah di bulan ibadah.pdf
Meraih berkah di bulan ibadah.pdfilmu ilmu
 
Kiat kiat menghidupkan bulan ramadhan
Kiat kiat menghidupkan bulan ramadhanKiat kiat menghidupkan bulan ramadhan
Kiat kiat menghidupkan bulan ramadhanilmu ilmu
 
Ebook ramadhan
Ebook ramadhanEbook ramadhan
Ebook ramadhanilmu ilmu
 
Buku saku ramadhan
Buku saku ramadhanBuku saku ramadhan
Buku saku ramadhanilmu ilmu
 
Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)
Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)
Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)ilmu ilmu
 
Istighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujan
Istighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujanIstighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujan
Istighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujanilmu ilmu
 
Contoh surat kuasa pembelian
Contoh surat kuasa pembelianContoh surat kuasa pembelian
Contoh surat kuasa pembelianilmu ilmu
 
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015ilmu ilmu
 

More from ilmu ilmu (11)

Al ushul ats-tsalatsah - terjemah revisi
Al ushul ats-tsalatsah - terjemah revisiAl ushul ats-tsalatsah - terjemah revisi
Al ushul ats-tsalatsah - terjemah revisi
 
Panduan ramadhan edisi 7
Panduan ramadhan edisi 7Panduan ramadhan edisi 7
Panduan ramadhan edisi 7
 
Meraih surga ramadhan syaikh al utsaimin
Meraih surga ramadhan   syaikh al utsaiminMeraih surga ramadhan   syaikh al utsaimin
Meraih surga ramadhan syaikh al utsaimin
 
Meraih berkah di bulan ibadah.pdf
Meraih berkah di bulan ibadah.pdfMeraih berkah di bulan ibadah.pdf
Meraih berkah di bulan ibadah.pdf
 
Kiat kiat menghidupkan bulan ramadhan
Kiat kiat menghidupkan bulan ramadhanKiat kiat menghidupkan bulan ramadhan
Kiat kiat menghidupkan bulan ramadhan
 
Ebook ramadhan
Ebook ramadhanEbook ramadhan
Ebook ramadhan
 
Buku saku ramadhan
Buku saku ramadhanBuku saku ramadhan
Buku saku ramadhan
 
Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)
Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)
Meraih khusyu’ dalam ibadah (1)
 
Istighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujan
Istighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujanIstighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujan
Istighfar, sebab kemudahan rezeki dan turunnya hujan
 
Contoh surat kuasa pembelian
Contoh surat kuasa pembelianContoh surat kuasa pembelian
Contoh surat kuasa pembelian
 
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015
 

Isi fikih puasa

  • 1. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 1 K ita tentu memahami betapa agungnya kedudukan ibadah puasa. Maka dari itu, sudah semestinya kita berusaha mencon- toh Nabi kita Muhammad n dalam berpuasa. Sebab, mencontoh petunjuk Nabi n dalam setiap ketaatan merupakan salah satu kunci diterimanya amal shalih seorang hamba bersama dengan kunci lainnya yaitu ikhlas karena Allah. Dua syarat tersebut (ikhlas dan mencontoh Nabi n) ibaratnya seperti dua sayap bu- rung yang tidak sempurna tanpa kedua-duanya. Hanya, untuk mengetahui petunjuk Nabi n di bu- lan puasa Ramadhan bukanlah hanya dengan angan- angan belaka, melainkan dengan ilmu yang berman- faat yang membuahkan amal shalih.1 1. Ma’a Nabi fi Ramadhan, asy-Syaikh Muhammad ibn Musa alu Nashr, hlm. 7–8. ِ‫م‬ ْ ‫ي‬ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َ ْ‫م‬ ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ‫ِمْسِب‬ ُ‫د‬ ْ ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬ َّ ‫م‬ َ ‫أ‬ ,ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫لَى‬ ‫ع‬ ُ‫م‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ َّ‫الس‬َ‫و‬ ُ ‫ة‬ َ ‫ال‬ َّ‫الص‬َ‫و‬ ِِ‫لهل‬ ُ‫د‬ ْ ‫م‬َْ‫ح‬ ‫ال‬
  • 2. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan2 Berikut ini pembahasan ringkas, padat, dan jelas seputar puasa Ramadhan dengan berpijak pada dalil- dalil yang valid dari al-Qur‘an dan as-Sunnah serta penjelasan para ulama terkemuka. Semoga berman- faat. Definisinya Puasa secara bahasa diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menahan dari sesuatu.2 Adapun menurut terminologi syari’at adalah iba- dah kepada Allah dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala perkara yang membatalkan puasa dengan niat beribadah kepada Allah sejak terbit fajar yang kedua hingga terbenamnya matahari bagi orang- orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu.3 Hukumnya Puasa hukumnya wajib bagi setiap muslim yang baligh, berakal, dan tidak memiliki udzur. Tidak ada perselisihan tentang wajibnya.4 Di dalam sejarahnya, kewajiban puasa Ramadhan jatuh pada tahun kedua Hijriyyah. Tatkala Rasulullah n wafat, beliau sudah mengalami sembilan kali puasa Ramadhan.5 Kewajiban ini berdasarkan dalil-dalil berikut: 2. Majaz al-Qur‘an, Abi Ubaid, 2/4; Lisanul Arab, Ibnu Manzhur, 12/350. 3. At-Ta’rifat, Ali al-Jurjani, hlm. 139; Syarh Umdah, Ibnu Taimiyyah, 1/23–24; asy-Syarh al-Mumti’, Ibnu Utsaimin, 6/310. 4. Bidayah al-Mujtahid, Ibnu Rusyd, 2/556; al-Ifshah, Ibnu Hubairah, 1/241; al-Iqna’ fi Masa‘il al-Ijma’, Ibnu al-Qaththan, 1/226. 5. Zadul Ma’ad 2/29
  • 3. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 3 1. Dalil al-Qur‘an ‫ﭪ‬‫ﭩ‬‫ﭨ‬‫ﭧ‬‫ﭦ‬‫ﭥ‬‫ﭤ‬‫ﭽﭣ‬ ‫ﭱﭼ‬‫ﭰ‬‫ﭯ‬‫ﭮ‬‫ﭭ‬‫ﭬ‬‫ﭫ‬ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang- orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS al- Baqarah [2]: 183) 2. Dalil hadits ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِّ ِ‫ي‬‫ب‬َّ‫انل‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ر‬َ‫م‬ ُ ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫اب‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ٰ‫ه‬ ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ُ ‫ة‬ َ ‫اد‬َ‫ه‬ َ ‫ش‬ : ٍ‫س‬ ْ َ‫م‬ ‫خ‬ َ‫لَى‬ ‫ع‬ ُ‫م‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ ْ ‫س‬ِ ْ‫إ‬ ‫ال‬ َ ِ‫ي‬‫ن‬ُ‫ب‬ : َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ة‬ َ‫ا‬ ‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ء‬‫ا‬َ‫يت‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ َّ‫الص‬ ِ‫ام‬ َ ‫ق‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬ ً ‫د‬َّ‫م‬ َ ُ‫ح‬ ‫م‬ َّ ‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ُ‫اهلل‬ ِّ‫ج‬َْ‫ح‬ ‫ال‬َ‫و‬ َ ‫ان‬ َ ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫ام‬َ‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫و‬ Dari Ibnu Umar d dari Nabi n bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji.”6 3. Dalil ijma’ Para ulama telah menyepakati wajibnya puasa Ramadhan. Barang siapa mengingkari kewajibannya atau meragukannya maka dia kafir, berarti dia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Di dalam masalah 6. HR al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16
  • 4. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan4 ini tidak ada udzur, kecuali orang yang jahil baru ma- suk Islam sehingga belum tahu kewajibannya, maka dia perlu diajari. Adapun orang yang tidak berpuasa padahal mengakui kewajibannya maka dia berdosa besar namun tidak kafir.7 Hikmah dan manfaat puasa Semua syari’at Islam menyimpan hikmah-hikmah yang sangat indah. Adapun hikmah dan manfaat pua- sa ialah sebagai berikut: 1. Melatih jiwa untuk taat kepada Allah Jiwa seorang muslim harus dilatih dan dibiasakan untuk mengerjakan ketaatan karena jiwa bersifat seperti anak kecil yang perlu dilatih. Salah satu ben- tuk pelatihan agar jiwa terbiasa dalam mengerjakan ketaatan adalah dengan puasa.8 Sebab, di dalam puasa, seseorang akan meninggalkan sebagian kenikmatan yang asalnya halal: menahan makan, minum, berkum- pul dengan istri, yang semuanya ini ditinggalkan demi mencari ridha dan pahala Allah. 2. Menumbuhkan sifat sabar Al-Imam Ibnu Rajab berkata, “Sabar itu ada tiga macam: sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepa- da Allah, sabar di dalam meninggalkan larangan Al- lah, dan sabar di dalam menerima takdir Allah yang 7. Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah, 4/324; Maratibul Ijma’, Ibnu Hazm, hlm. 70; al-Ijma’, Ibnul Mundzir, hlm. 52; dan at-Tamhid, Ibnu Abdil Barr, 2/148. 8. Al-Fawa‘id at-Tarbawiyyah fi Shaum, Ibrahim ibn Abdullah as-Samari, hlm. 151.
  • 5. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 5 ­menyakitkan. Semua jenis sabar ini terkumpul di dalam ibadah puasa. Sebab, di dalam puasa, terdapat sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar di dalam meninggalkan apa yang Allah haram- kan dari kelezatan syahwat, dan sabar untuk mene­ rima apa yang dia alami berupa rasa sakit dengan kelaparan dan haus, lemasnya badan dan jiwa.”9 3. Mensyukuri nikmat Allah Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan ke- pada semua hamba akan besarnya nikmat Allah. Se- bab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum, ke- tika dia merasa lapar dan haus; ketika dia kenyang setelah sebelumnya merasa lapar; atau hilang daha­ ganya ketika sebelumnya kehausan; maka hal ini akan mendorong untuk bersyukur kepada Allah. Sadarilah hal ini, wahai saudaraku, jadikanlah puasamu sebagai media untuk lebih meningkatkan rasa syukur kepada Allah.10 4. Solidaritas antar sesama Inilah hikmah dari sisi kemasyarakatan. Sesung- guhnya merasakan lapar dan haus demi menjalankan perintah agama, akan memunculkan solidaritas dan perasaan ‘senasib sepenanggungan’ dengan orang- orang miskin yang kesehariannya sering merasakan kelaparan dan kehausan. Dengan begitu, akan tum- buhlah sifat peka dan peduli terhadap saudaranya yang kurang mampu. Al-Imam Ibnul Qayyim ­berkata, 9. Latha‘if al-Ma’arif, Ibnu Rajab, hlm. 284. 10. Asy-Shiyam fil Islam, Dr. Sa’id ibn Ali al-Qahthani, hlm. 28.
  • 6. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan6 “Puasa akan mengingatkan tentang keberadaan orang-orang yang kelaparan dari kalangan orang- orang miskin.”11 Ibnu Humam berkata, “Sesungguhnya tatkala orang yang puasa itu merasakan sakitnya rasa lapar pada sebagian waktu, maka hal itu akan mengingat- kannya pada seluruh keadaan dan waktu yang akan membawanya bersegera untuk peduli kepada orang yang kurang mampu.”12 5. Sebab meraih derajat taqwa Puasa merupakan sebab untuk meraih derajat taqwa. Allah q berfirman: ‫ﭪ‬‫ﭩ‬‫ﭨ‬‫ﭧ‬‫ﭦ‬‫ﭥ‬‫ﭤ‬‫ﭽﭣ‬ ‫ﭱﭼ‬‫ﭰ‬‫ﭯ‬‫ﭮ‬‫ﭭ‬‫ﭬ‬‫ﭫ‬ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang- orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS al- Baqarah [2]: 183) Sebab, sesungguhnya orang yang puasa itu diperin- tah supaya mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Dengan demikian, bila orang yang se- dang puasa terbetik di dalam hatinya untuk menger- jakan maksiat, dia akan menahan dan meninggalkan- nya. 11. Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 2/27. 12. Fathul Qadir, Ibnu Humam, 2/42.
  • 7. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 7 6. Sehat dengan puasa Telah diakui di dalam dunia kedokteran bahwa puasa dapat menyehatkan tubuh manusia dan me- nyembuhkan dari berbagai penyakit ganas.13 Dengan sedikit makan, anggota pencernaan dapat istirahat, cairan-cairan dan kotoran yang membahayakan dapat keluar dan hilang. Semua ini adalah hikmah dan ke­ utamaan dari Allah. Tidak ada satu pun perintah ­ Allah kecuali di dalamnya terdapat kebaikan bagi para hamba-Nya.14 Inilah sebagian hikmah yang dapat kita ketahui. Mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah lainnya yang belum kita ketahui.15 Akan tetapi, perlu diketahui bahwa manfaat puasa ini tidak akan tercapai kecuali bagi orang yang ber- puasa secara sempurna dari segala yang diharamkan Allah. Puasa dari makan, minum, berhubungan intim dengan istri, puasa dari mendengar yang haram, meli- hat yang haram, ucapan yang haram, dan usaha yang haram. Dia senantiasa menjaga waktunya dan selalu memanfaatkan kesempatan bulan puasa dengan keta- atan kepada Rabb-nya. Maka orang semacam inilah yang dapat meraih manfaat dari ibadah puasanya.16 13. Ash-Shaum fi Dhau‘il Kitab was Sunnah, Umar Sulaiman al-Asyqar, hlm. 10. 14. Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah 28/8 15. Latha‘if al-Ma’arif, Ibnu Rajab, hlm. 290–291; ar-Riyadh an-Nadhi- rah, Abdurrahman as-Sa’di, hlm. 22–24; ash-Shiyam fil Islam, Dr. Sa’id ibn Ali al-Qahthani, 27–30. 16. Minhatul ’Allam, Abdullah ibn Shalih al-Fauzan, hlm. 6.
  • 8. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan8 Keutamaan puasa Ramadhan Puasa Ramadhan mempunyai kedudukan yang sangat agung. Ada keutamaan dan ganjaran yang sa­ ngat besar di dalamnya. Di antara keutamaan puasa Ramadhan adalah: 1. Termasuk rukun Islam Islam itu dibangun di atas lima perkara. Tidak sem- purna keislaman seseorang kecuali dengan menger- jakan lima perkara tersebut. Puasa Ramadhan ter- masuk rukun Islam berdasarkan hadits dari Abu Abdirrahman Abdullah ibn Umar ibn al-Khaththab d, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah n ber­ sabda: َّ ‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ا‬ ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ٰ‫ه‬ ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ِ‫ة‬ َ ‫اد‬َ‫ه‬ َ ‫ش‬ ٍ‫س‬ ْ َ‫م‬ ‫خ‬ َ‫لَى‬ ‫ع‬ ُ‫م‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ ْ ‫س‬ِ‫إل‬ ْ ‫ا‬ َ ِ‫ي‬‫ن‬ُ‫ب‬ ِ‫ت‬ ْ ‫ي‬َ ْ‫ب‬ ‫ال‬ ّ ِ‫ج‬َ‫ح‬َ‫و‬ ِ‫ة‬ َ‫ا‬ ‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ء‬‫ا‬َ‫يت‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ َّ‫الص‬ ِ‫ام‬ َ ‫ق‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬ ً ‫د‬َّ‫م‬ َ ُ‫ح‬ ‫م‬ َ ‫ان‬ َ ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫م‬ْ‫و‬ َ‫ص‬َ‫و‬ ‘Islam itu dibangun di atas lima perkara: syahadat (persaksian) bahwa tidak ada ilah (sembahan) yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berhaji ke Bai­ tullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.’”17 2. Menghapus dosa yang telah lalu Dari Abu Hurairah a bahwasanya Rasulullah n bersabda: 17. HR al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16
  • 9. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 9 ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬ َّ ‫د‬ َ ‫ق‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ َ‫ه‬ ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ ُ ‫غ‬ ‫ا‬ً‫اب‬ َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ ً ‫ان‬َ‫يم‬ِ‫إ‬ َ ‫ان‬ َ ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬ َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬ .»ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ذ‬ “Barang siapa puasa Ramadhan karena keimanan dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”18 3. Merupakan sebab masuk surga Berdasarkan hadits: ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ ّ ِ‫ي‬ِ‫ار‬ َ‫ص‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أل‬ ْ ‫ا‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬ ْ ‫ب‬ َ ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ر‬ِ‫اب‬َ‫ج‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬ ْ ‫ب‬ َ ‫ع‬ ِ‫ي‬‫ب‬ َ ‫أ‬ ْ‫ن‬ َ ‫ع‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ َ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ل‬ َ ‫أ‬َ‫س‬ ً‫ا‬ ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َّ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ ، َ ‫ان‬ َ ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ُ‫ت‬ ْ ‫م‬ ُ‫ص‬َ‫و‬ ، ِ‫ات‬َ‫وب‬ُ‫ت‬ ْ ‫ك‬َ‫م‬ ْ ‫ال‬ ُ‫ت‬ ْ ‫ي‬ َّ ‫ل‬ َ‫ص‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬ َ ‫أ‬َ‫ر‬ َ ‫أ‬ : َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ َ ‫ف‬ َ ‫ك‬ِ‫ل‬ ٰ ‫ذ‬ َ‫لَى‬ ‫ع‬ ْ ‫د‬ِ‫ز‬ َ ‫أ‬ ْ‫م‬ َ ‫ل‬َ‫و‬ ،َ‫ام‬َ‫ر‬َْ‫ح‬ ‫ال‬ ُ‫ت‬ ْ ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ ، َ ‫ل‬ َ‫ا‬ ‫ل‬َْ‫ح‬ ‫ال‬ ُ‫ت‬ ْ ‫ل‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ح‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ .»ْ‫م‬َ‫ع‬ َ ‫«ن‬ : َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ ‫؟‬ َ ‫ة‬ َّ ‫ن‬َْ‫ج‬ ‫ال‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫د‬ َ ‫أ‬ َ ‫أ‬ ،‫ا‬ً‫ئ‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ش‬ Dari Abu Abdillah Jabir ibn Abdillah al-Anshari d, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah n, “Bagaimana pendapat Tuan jika saya melaksanakan shalat-shalat fardhu, berpuasa Ramadhan, meng- halalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan saya tidak menambah sedikit pun atas hal itu; apa­kah saya akan masuk surga?” Beliau menjawab, “Ya.”19 18. HR al-Bukhari: 38 dan Muslim: 860 19. HR Muslim: 15
  • 10. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan10 4. Do’anya terkabulkan Rasulullah n bersabda: ٌ ‫ة‬َ‫و‬ ْ ‫ع‬ َ ‫د‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ْ ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫د‬ ْ ‫ب‬ َ ‫ع‬ ِّ ُ‫ل‬ ‫ك‬ِ‫ل‬ ٍ‫ة‬ َ ‫ل‬ْ َ‫ي‬ ‫ل‬َ‫و‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِّ ُ‫ل‬ ‫ك‬ ِ‫ي‬‫ف‬ َ‫اء‬ َ ‫ق‬َ‫ت‬ ُ ‫ع‬ ِ‫هلل‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬« .» ٌ ‫ة‬َ‫اب‬َ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ “Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang yang akan dibebaskan (dari neraka) setiap hari dan malam. Setiap hamba dari mereka punya do’a yang mustajab.”20 Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Yaitu pada bulan Ramadhan.”21 Ini merupakan keutamaan yang be- sar bagi bulan Ramadhan dan orang yang berpua- sa, menunjukkan keutamaan do’a dan orang yang berdo’a.”22 5. Pahala yang berlipat ganda tanpa batas Berdasarkan hadits: ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ ‫ث‬ ْ ‫م‬ َ ‫أ‬ ُ ْ‫ر‬ ‫ش‬َ‫ع‬ ُ ‫ة‬ َ ‫ن‬ َ‫س‬َْ‫ح‬ ‫ال‬ ُ ‫ف‬ َ ‫اع‬ َ ‫ض‬ُ‫ي‬ َ‫م‬ َ ‫آد‬ ِ‫ن‬ْ‫اب‬ ِ‫ل‬َ‫م‬ َ ‫ع‬ ُّ ُ‫ل‬ ‫«ك‬ ‫ل‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ َ‫م‬ْ‫و‬ َّ‫الص‬ َّ‫ا‬ ‫ل‬ِ‫إ‬ : َّ ‫ل‬َ‫ج‬َ‫و‬ َّ‫ز‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ ، ٍ‫ف‬ ْ ‫ع‬ ِ‫ض‬ ِ‫ة‬ َ ‫ائ‬ِ‫م‬ِ‫ع‬ ْ ‫ب‬َ‫س‬ .»ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ز‬ ْ ‫ج‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ “Setiap amalan bani Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepu- 20. HR Ahmad 12/420. Hadits ini dishahihkan oleh asy-Syaikh al- Albani di dalam Shahih al-Jami’ no. 2169. 21. Athraf al-Musnad 7/203, sebagaimana di dalam ash-Shiyam fil Islam, Dr. Sa’id ibn Ali al-Qahthani, hlm. 34. Hal senada dikatakan pula oleh al-Imam al-Munawi di dalam Faidhul Qadir 2/614. 22. Faidhul Qadir, al-Munawi, 2/614.
  • 11. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 11 luh kebaikan semisalnya hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa. Sesungguh- nya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan mem- balasnya.” 23 Golongan yang diberi keringanan Allah q mewajibkan puasa Ramadhan dan Dia memberikan kemudahan pula. Allah q tidak membe- bani kecuali sesuai dengan kemampuan para hamba- Nya. Kemudahan ini adalah keutamaan dari Allah. Firman-Nya: ‫ﯔ‬‫ﯓ‬‫ﮱ‬‫ﮰ‬‫ﮯ‬‫ﮮ‬‫ﮭ‬‫ﮬ‬‫ﭽﮫ‬ ‫ﯞﭼ‬‫ﯝ‬‫ﯜ‬‫ﯛ‬‫ﯚ‬‫ﯙ‬‫ﯘ‬‫ﯗ‬‫ﯖ‬‫ﯕ‬ Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), se- banyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari- hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS al-Baqarah [2]: 185) Siapa saja yang diperbolehkan tidak puasa? 1 dan 2. Musafir dan orang yang sakit; berdasar- kan ayat di atas. 3. Wanita haid dan nifas; berdasarkan hadits: ُ ‫ان‬ َ‫ص‬ ْ ‫ق‬ ُ ‫ن‬ َ ‫ك‬ِ‫ل‬ ٰ ‫ذ‬ َ ‫ف‬ ‫؟‬ْ‫م‬ ُ‫ص‬ َ ‫ت‬ ْ‫م‬ َ ‫ل‬َ‫و‬ ، ِّ ‫ل‬ َ‫ص‬ ُ ‫ت‬ ْ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ت‬ َ ‫اض‬َ‫ح‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫س‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫«أ‬ .»‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬ 23. HR Muslim: 2763
  • 12. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan12 “Bukankah wanita jika sedang haid dia tidak shalat dan tidak puasa? Itulah bentuk kekurangan agamanya.”24 Para ulama juga telah bersepakat bahwa wanita haid dan nifas tidak boleh berpuasa dan puasanya ti- dak sah.25 4 dan 5. Wanita hamil dan menyusui serta orang lanjut usia; Allah q berfirman: ‫ﮇﭼ‬‫ﮆ‬‫ﮅ‬‫ﮄ‬‫ﮃ‬‫ﮂ‬‫ﭽﮁ‬ Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalank- annya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fi- dyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. (QS al-Baqarah [2]: 184) Ibnu Abbas d berkata, “Lelaki renta dan wanita renta yang berat berpuasa, mereka (dibolehkan) untuk berbuka dan memberi makan seorang miskin untuk setiap hari.”26 Pembatal-pembatal puasa Ada beberapa pembatal-pembatal puasa yang harus dihindari, di antaranya apa yang dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tatkala berkata, “Telah diketa- hui bersama bahwa dalil dan ijma’ menetapkan bahwa makan, minum, jima’, dan haid membatalkan puasa.”27 24. HR al-Bukhari: 304 dan Muslim: 132 25. Maratibul Ijma’, Ibnu Hazm, hlm. 40; al-Ijma’, Ibnul Mundzir, hlm. 43; al-Muhalla, Ibnu Hazm, 2/238; al-Mughni, Ibnu Qudamah, 4/397. 26. HR al-Bukhari: 4505 27. Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah, 25/244.
  • 13. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 13 1. Jima’ (bersetubuh) Ketahuilah, berdasarkan dalil-dalil di atas bahwa orang bersetubuh dengan istrinya pada siang hari bu- lan Ramadhan, terkena lima hukum:28 • Puasanya batal. • Dia mendapat dosa. • Dia tetap diharuskan menahan diri untuk tidak makan dan minum sampai berbuka puasa serta tidak mengulanginya. • Wajib membayar kafarat dengan urutan seb- agai berikut: Pertama: Membebaskan budak; Kedua: Bila tidak mendapati budak maka wajib berpuasa dua bulan berturut-turut; Ketiga: Bila tidak mampu puasa dua bulan bertu- rut-turut maka memberi makan enam puluh orang miskin. • Dia wajib mengqadha‘ puasa. 2. Makan dan minum dengan sengaja Barang siapa makan dan minum secara sengaja dan dalam keadaan ingat bahwa ia sedang puasa, maka puasanya batal. Allah q berfirman: ‫ﭻ‬‫ﭺ‬‫ﭹ‬‫ﭸ‬‫ﭷ‬‫ﭶ‬‫ﭵ‬‫ﭴ‬‫ﭽﭳ‬ 28. Lihat Fatawa Ibnu Utsaimin fi Zakat wa Shiyam hlm. 710–714 dan ash-Shiyam fil Islam hlm. 171.
  • 14. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan14 ‫ﮅﭼ‬‫ﮄ‬‫ﮃ‬‫ﮂ‬‫ﮁ‬‫ﮀ‬‫ﭿ‬‫ﭾ‬‫ﭽ‬‫ﭼ‬ Dan makan minumlah hingga terang bagimu be­ nang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam. (QS al-Baqarah [2]: 187) Para ulama telah sepakat bahwa makan dan minum membatalkan puasa.29 Adapun jika makan dan mi­ numnya karena lupa maka puasanya sah, tidak kurang sedikit pun, tidak ada dosa, tidak ada qadha‘, dan tidak ada kafarat. Dasarnya ialah hadits Abu Hurairah a bahwasanya Rasulullah n bersabda: ُ ‫ه‬َ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ط‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ ، ُ ‫ه‬َ‫م‬ْ‫و‬ َ‫ص‬ َّ‫م‬ِ‫ت‬ُ‫ي‬ ْ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬ ْ ‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ي‬ِ‫اس‬ َ ‫ن‬ َ ‫ل‬ َ ‫ك‬ َ ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬ .»ُ‫اه‬ َ ‫ق‬َ‫س‬َ‫و‬ ُ‫اهلل‬ “Barang siapa makan (dan minum) karena lupa, sedang dia berpuasa, maka hendaknya dia meny- empurnakan puasanya karena sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum.”30 3. Muntah dengan sengaja Muntah dengan sengaja membatalkan puasa. Ada- pun muntah tanpa sengaja tidak membatalkan puasa; puasanya tetap sah, tidak ada qadha‘ dan tidak pula kafarat. Dari Abu Hurairah a bahwasanya Rasulullah n bersabda: 29. Al-Mughni 4/349 30. HR al-Bukhari: 1923 dan Muslim: 1155
  • 15. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 15 َ‫اء‬ َ ‫ق‬َ‫ت‬ ْ ‫اس‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ٌ‫اء‬ َ ‫ض‬ َ ‫ق‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ ٌ‫ء‬ْ َ‫ي‬ ‫ق‬ ُ ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ر‬ َ ‫ذ‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬ .» ِ‫ض‬ ْ ‫ق‬َ‫ي‬ ْ ‫ل‬ َ ‫ف‬ “Barang siapa muntah (tanpa sengaja), sedang ia berpuasa, maka tidak ada qadha‘ baginya. Dan ­barang siapa muntah dengan sengaja (ketika ber- puasa), maka hendaklah ia mengganti puasanya.”31 Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang puasa, apabila muntah dengan sengaja maka puasanya batal. Inilah pendapat mayoritas ulama.32 Hikmahnya adalah karena muntah dengan sengaja akan melemahkan dan membahayakan kondisi badan. Adapun jika muntahnya tidak sengaja, keluar tanpa kehendaknya, maka puasanya sah, tidak ada qadha‘ baginya.33 Al-Imam al-Khaththabi berkata, “Saya tidak mengetahui ada perselisihan di kalangan ahli ilmu dalam masalah ini.”34 4. Keluarnya darah haid dan nifas Barang siapa (wanita) haid atau nifas walaupun hanya sedetik dari akhir siang hari atau awalnya, maka puasanya batal. Dan dia wajib mengganti hari tersebut dengan puasa pada hari yang lain berdasar- kan kesepakatan para ulama, sebagaimana telah dise- butkan dalam pembahasan yang lalu. 31. HR Abu Dawud: 2380, at-Tirmidzi: 720, Ibnu Majah: 1676, Ahmad 2/498, al-Hakim 1/427, dishahihkan oleh al-Albani di dalam al-Irwa‘: 923. 32. Minhatul ’Allam 5/54 33. Majalis Syahri Ramadhan, Ibnu Utsaimin, hlm. 163. 34. Ma’alim as-Sunan, al-Khaththabi, 3/261. Lihat pula al-Ifshah, Ibnu Hubairah, 1/242.
  • 16. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan16 Al-Imam Ibnu Abdil Barr berkata, “Ini merupakan ijma’ (kesepakatan) bahwa wanita haid tidak puasa ketika masa haidnya. Dia harus mengganti puasanya dan tidak mengganti shalatnya. Tidak ada perselisihan tentang hal itu, Alhamdulillah. Dan apa yang menjadi kesepakatan ulama maka itu adalah pasti benar.”35 5. Segala sesuatu yang semakna dengan makan dan minum Seperti menggunakan cairan infus yang berfungsi menggantikan makan dan minum. Maka hal tersebut membatalkan puasa. Inilah pendapat asy-Syaikh Ab- durrahman as-Sa’di36 , Ibnu Baz37 , Ibnu Utsaimin38 , dan keputusan Majma’ al-Fiqhi.39 Demikian pula yang termasuk dalam kategori mi- num adalah merokok. Barang siapa merokok dalam keadaan puasa, maka puasanya batal karena merokok termasuk minum.40 Adapun jarum suntik/injeksi yang tujuannya untuk pengobatan, bukan berfungsi se­ bagai pengganti makan dan minum, maka tidak mem- batalkan puasa.41 35. At-Tamhid 22/107 36. Al-Irsyad, as-Sa’di, 4/472. 37. Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 15/258 38. Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 19/220–221 39. Majalah al-Majma’ al-Fiqhi thn. 10 juz 2 hlm. 464 40. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah az-Zuhaili, 3/1709; Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 19/202–203. 41. Mufaththirat ash-Shaum al-Mu’ashirah, Dr. Ahmad al-Khalil, hlm. 65.
  • 17. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 17 Hal-hal yang tidak membatalkan puasa Orang yang memahami agama ini dengan baik, pasti tidak akan ragu bahwa Allah q memberikan kemudahan kepada para hamba-Nya dan tidak me- nyulitkan. Islam telah membolehkan beberapa perka- ra bagi orang yang puasa. Bila perkara-perkara ini dikerjakan, puasanya sah dan tidak batal. Apa saja perkara-perkara tersebut? 1. Memasuki pagi hari dalam keadaan junub Barang siapa tidur ketika puasa, kemudian mimpi basah, maka puasanya tidak batal, bahkan hendaknya dia meneruskan puasanya berdasarkan kesepakatan ulama.42 Demikian pula, barang siapa mimpi basah pada malam harinya, kemudian ketika bangun pagi hari masih dalam keadaan junub dan hendak puasa, maka puasanya sah, sekalipun dia tidak mandi kecuali setelah fajar.43 Dasarnya ialah hadits Aisyah s dan Ummu Salamah s: ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ُ‫ح‬ِ‫ب‬ ْ ‫ص‬ُ َ‫ي‬ ‫ل‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ك‬ .ُ‫وم‬ ُ‫ص‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ ُ ‫ث‬ َ ‫ان‬ َ ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫ي‬‫ف‬ ٍ‫م‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ِ‫ت‬ ْ ‫اح‬ ِ ْ‫ر‬ ‫ي‬ َ ‫غ‬ ٍ‫اع‬َ ِ‫م‬‫ج‬ “Rasulullah n pernah memasuki fajar pada bulan Ramadhan dalam keadaan junub sehabis berhubun- gan badan dengan istrinya bukan karena mimpi, ke- mudian beliau berpuasa.”44 42. Al-Mughni 3/341, al-Majmu’ 6/370. 43. Al-Imam Ibnu Hubairah (al-Ifshah 1/244) dan al-Imam an-Nawawi (Syarh Shahih Muslim 7/231) telah menukil kesepakatan ulama di dalam masalah ini. 44. HR al-Bukhari: 1926 dan Muslim: 1109
  • 18. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan18 Demikian pula, masuk ke dalam masalah ini, wanita yang haid dan nifas apabila darah mereka terhenti dan melihat sudah suci sebelum fajar, maka hendaknya ikut puasa bersama manusia pada hari itu sekalipun belum mandi kecuali setelah terbitnya fajar. Sebab, ke- tika itu dia sudah menjadi orang yang wajib puasa.45 2. Berciuman dan berpelukan bagi suami istri jika aman dari keluarnya air mani Boleh bagi suami istri berpelukan dan berciuman46 pada siang hari Ramadhan jika dirinya mampu mena- han syahwat hingga terjaga dari keluarnya air mani dan tidak terjatuh dalam perbuatan haram berupa jima’. Dasarnya ialah hadits Aisyah s, dia berkata: ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ ُ ‫ل‬ِّ‫ب‬ َ ‫ق‬ ُ ‫ي‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫«ك‬ .»ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ر‬ِ‫إل‬ ْ‫م‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ ْ ‫م‬ َ ‫أ‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ِ‫ك‬ ٰ ‫ل‬َ‫و‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ ُ ِ‫ر‬‫اش‬َ‫ب‬ُ‫ي‬َ‫و‬ “Nabi n pernah mencium dan memeluk, pada- hal beliau sedang puasa. Dan beliau adalah orang yang paling mampu menahan syahwatnya di antara kalian.”47 Asy-Syaikh Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin berkata, “Ciuman terbagi menjadi tiga macam: Pertama: Ciuman yang tidak diiringi dengan 45. Ahadits Shiyam Ahkam wa Adab, Abdullah ibn Shalih al-Fauzan, hlm. 107. 46. Lihat atsar-atsar para sahabat dan tabi’in yang membolehkan hal tersebut di dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 3/63; Ma Shahha min Atsari ash-Shahabah fil Fiqh, Zakaria ibn Ghulam Qadir al-Bakistani, 2/647–652. 47. HR al-Bukhari: 1927 dan Muslim: 1106
  • 19. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 19 syahwat. Seperti ciuman seorang bapak kepada anak- anaknya yang masih kecil. Maka hal ini boleh, tidak ada pengaruh dan hukumnya bagi orang yang puasa. Kedua: Ciuman yang dapat membangkitkan syah- wat. Akan tetapi, dirinya merasa aman dari keluarnya air mani. Menurut pendapat madzhab Hanabilah, ci- uman jenis ini dibenci; akan tetapi, yang benar adalah boleh tidak dibenci. Ketiga: Ciuman yang dikhawatirkan keluarnya air mani, maka jenis ciuman ini tidak boleh, haram di- lakukan jika persangkaan kuatnya menyatakan bah- wa air maninya akan keluar jika berciuman. Seperti seorang pemuda yang kuat syahwatnya dan sangat cinta kepada istrinya.48 3. Mandi, mendinginkan badan, dan berenang Dari Abu Bakar ibn Abdirrahman dari beberapa sa- habat Nabi n berkata: ُّ‫ب‬ ُ‫ص‬َ‫ي‬ ِ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ع‬ ْ ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ َ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬ َ ‫أ‬َ‫ر‬ ْ ‫د‬ َ ‫ق‬ َ ‫ل‬ .ِّ‫ر‬َْ‫ح‬ ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫و‬ َ ‫أ‬ ِ‫ش‬ َ‫ط‬َ‫ع‬ ْ ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ َ‫اء‬َ‫م‬ ْ ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ ْ ‫أ‬َ‫ر‬ َ‫لَى‬ ‫ع‬ “Di Arj, saya melihat Rasulullah n mengguyurkan air ke atas kepalanya dan beliau sedang puasa. Be- liau ingin mengusir rasa dahaga atau panasnya.”49 48. Asy-Syarh al-Mumti’ 6/427 49. HR Abu Dawud: 2365, Ahmad 5/376. Sanad hadits ini hasan sebagaimana ditegaskan oleh al-Imam an-Nawawi di dalam al-Majmu’ 6/347. Lihat pula Shifat Shaum an-Nabi hlm. 56.
  • 20. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan20 Al-Imam al-Bukhari di dalam Shahih-nya berkata, “Bab mandinya orang yang sedang puasa.” Kemudian beliau menyebutkan bahwa Ibnu Umar d pernah membasahi sebuah baju kemudian memakainya dan beliau sedang puasa.50 4. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung tanpa berlebihan Dari Laqith ibn Shabirah a bahwasanya Rasu- lullah n bersabda: .»‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ ‫ون‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ت‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ َّ‫ا‬ ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫اق‬ َ ‫ش‬ ْ ‫ن‬ِ‫ت‬ ْ ‫س‬ِ ْ‫ا‬ ‫ال‬ ِ‫ي‬‫ف‬ ْ ‫غ‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫«و‬ “Bersungguh-sungguhlah kalian ketika memasuk- kan air ke dalam hidung, kecuali jika kalian sedang puasa.”51 Bolehnya berkumur-kumur bagi orang yang se- dang puasa hukumnya sama saja baik ketika ber- wudhu, mandi, atau selain itu. Puasanya tidak batal walaupun sisa-sisa basahnya air masih ada di dalam mulut. Demikian pula jika sisa berkumur tertelan ber- sama air liur, maka tidak membatalkan puasa karena hal itu sulit dihindari.52 50. Shahih al-Bukhari hlm. 310 51. HR Abu Dawud: 2366, at-Tirmidzi: 788, Ibnu Majah: 407, an-Nasa‘i: 87, Ahmad 4/32, Ibnu Abi Syaibah 3/101. Dishahihkan oleh al-Albani di dalam al-Irwa‘ no. 935. Lihat pula Shifat Shaum an-Nabi, Salim al-Hilali dan Ali Hasan ibn Abdil Hamid, hlm. 54. 52. Raddul Mukhtar, Ibnu Abidin, 2/98; al-Uddah fi Syarh al-Umdah, Baha‘uddin Abdurrahman al-Maqdisi, 1/223.
  • 21. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 21 5. Mencicipi makanan untuk kebutuhan selama tidak masuk kerongkongan Ibnu Abbas d berkata: َ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ق‬ ْ ‫ل‬َ‫ح‬ ْ ‫ل‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫د‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ء‬ْ َّ‫ي‬ ‫الش‬ ‫و‬ َ ‫أ‬ َّ ‫ل‬َ‫خل‬ ْ ‫ا‬ َ ‫ق‬ْ‫و‬ ُ ‫ذ‬َ‫ي‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ َ‫س‬ ْ ‫أ‬َ‫ب‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ .ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ “Tidak mengapa mencicipi cuka atau sesuatu apa pun selama tidak sampai masuk tenggorokan dan dia sedang puasa.”53 Syaikhul Islam berkata, “Mencicipi makanan bisa jadi dibenci bila tidak ada kebutuhan, tetapi tidak membatalkan puasa, adapun jika ada kebutuhan maka ia ibaratnya seperti berkumur-kumur.”54 6. Berbekam bagi yang tidak khawatir lemah Bekam adalah mengeluarkan darah kotor dari tu- buh dengan menorehkan silet atau sejenisnya pada titik tertentu dari badan. Berbekam termasuk pengo- batan nabawi yang ampuh dan mujarab. Akan tetapi, apakah hal ini dibolehkan bagi orang yang sedang puasa? Sahabat yang mulia Ibnu Abbas d berkata: .ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ص‬ َ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ َّ ِ‫ي‬‫ب‬َّ‫انل‬ َ‫م‬َ‫ج‬َ‫ت‬ ْ ‫اح‬ “Nabi n pernah berbekam sewaktu berpuasa.”55 Hadits ini adalah dalil yang sangat jelas akan bo- lehnya berbekam bagi orang yang sedang puasa. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, di antaranya imam 53. HR Ibnu Abi Syaibah 3/47 dan al-Baihaqi 4/261 54. Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah, 25/266. 55. HR al-Bukhari: 1939
  • 22. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan22 yang tiga -Abu Hanifah, Malik, dan asy-Syafi’i- dan pendapat ini adalah pilihan al-Imam al-Bukhari serta dikuatkan oleh al-Imam Ibnu Hazm.56 Termasuk di dalam hal ini juga, masalah donor darah; para ulama kontemporer menyamakan status hukumnya dengan hukum berbekam. Dengan demikian, donor darah hu- kumnya tidak membatalkan puasa sebagaimana ber- bekam. Begitu pula halnya dengan tes darah. Wallahu A’lam.57 7. Bersiwak, celak, dan tetes mata Menurut pendapat terkuat bahwa memakai celak mata bagi orang yang sedang puasa dibolehkan. Kare- na celak mata tidak mempengaruhi orang yang pua- sa, sama saja dia mendapati rasanya di tenggorokan atau tidak. Ini adalah pendapatnya Hanafiyyah dan Syafi’iyyah, serta dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan muridnya, Ibnul Qayyim.58 Al-Imam al-Bukhari berkata di dalam Shahih-nya, “Anas, Hasan, dan Ibrahim berpendapat bahwa celak mata bagi orang yang puasa tidak mengapa.”59 56. Al-Muhalla, Ibnu Hazm, 6/204; Bada‘i’ ash-Shana‘i’, al-Kassani, 2/107; Bidayah al-Mujtahid, Ibnu Rusyd, 2/154; al-Majmu’, an-Nawawi, 6/349. 57. Lihat Mufaththirat ash-Shaum al-Mu’ashirah, Dr. Ahmad al-Khalil, hlm. 94. 58. Al-Majmu’ 6/348; Haqiqatush Shiyam hlm. 37, Majmu’ Fatawa 25/242, keduanya karya Ibnu Taimiyyah; Zadul Ma’ad 2/60, Shifat Shaum an-Nabi hlm. 56. 59. Shahih al-Bukhari hlm. 310
  • 23. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 23 Adapun obat tetes mata, kebanyakan ulama ­kontemporer mengatakan bahwa penggunaan obat tetes mata tidak membatalkan puasa.60 8. Menelan ludah Menelan ludah tidak membatalkan puasa, karena perkara ini termasuk sesuatu yang sulit dihindari. Samahatusy Syaikh Abdul Aziz ibn Baz berkata, “Ti- dak apa-apa menelan ludah ketika puasa. Saya tidak mendapati perselisihan ulama tentang bolehnya, se- bab hal itu sulit untuk dihindari.”61 Sunnah-sunnah di saat puasa Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keutamaan, bulan panen pahala, bulan yang merupakan sekolah iman bagi kita semua. Oleh kare- nanya, sangat merugi apabila kita tidak pandai-pandai mengisi waktu dan kesempatan emas tersebut dengan baik. Orang yang beruntung adalah yang dapat me- manfaatkan dan mengisi hari-hari Ramadhan dengan amalan-amalan yang mulia dan menghiasinya dengan adab-adab terpuji. Adab-adab apa sajakah yang harus diperhatikan oleh orang yang sedang puasa? 60. Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 15/260, Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 19/206, Majalah al-Majma’ thn. 10 juz 2 hlm. 378. 61. Majmu’ Fatawa wa Maqalat 5/313
  • 24. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan24 1. Makan sahur Berdasarkan hadits: ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ : َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ ُ ‫ه‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ ٍ‫س‬ َ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ْ‫ن‬ َ ‫ع‬ .» ً ‫ة‬ َ ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ب‬ ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ح‬ ُّ‫الس‬ ْ ِ‫ي‬‫ف‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ح‬ َ‫س‬ َ ‫«ت‬ :َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ Dari Anas ibn Malik a bahwasanya Rasulullah n bersabda, “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.”62 Hadits ini berisi anjuran agar sahur sebelum puasa, karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak dan membawa berkah. Berkah sahur banyak sekali, di antaranya: • Akan merasa kuat dalam melakukan aktivitas ibadah di siang hari, sebab orang yang lapar bi- asanya malas untuk beraktivitas. • Membendung perbuatan-perbuatan jelek yang ditimbulkan oleh rasa lapar. • Mencontoh perbuatan Nabi yang mulia n. • Menyelisihi perangai ahli kitab yang kita diper- intah supaya menyelisihi mereka. • Menjadikan orang bangun akhir malam dan bisa menggunakannya untuk ibadah shalat, do’a, dzikir, dan sebagainya karena saat itu adalah saat-saat yang istimewa. • Menjadikan orang giat shalat berjama’ah Shubuh di masjid. Oleh karena itu, biasanya 62. HR al-Bukhari 1923 dan Muslim: 1095
  • 25. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 25 jumlah orang yang shalat Shubuh (pada bulan Ramadhan) jauh lebih banyak daripada bulan- bulan lainnya.63 Dan termasuk sunnah ketika sahur adalah supaya mengakhirkannya. Zaid ibn Tsabit a berkata, “Kami sahur bersama Nabi n, kemudian beliau berdiri untuk shalat Shubuh.” Anas a bertanya, “Berapa lama jarak antara selesai sahurnya dengan adzan?” Zaid menjaw- ab, “Lamanya sekitar bacaan lima puluh ayat.”64 2. Menyegerakan berbuka Bila matahari telah terbenam atau adzan maghrib telah dikumandangkan, segeralah berbuka karena itu merupakan sunnah Nabi kita yang mulia n. Beliau bersabda: .»َ‫ر‬ ْ‫ط‬ِ‫ف‬‫ل‬ ْ ‫ا‬ ‫ا‬ْ‫و‬ ُ ‫ل‬َّ‫ج‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٍ ْ‫ر‬ ‫ي‬ َ ِ‫خ‬‫ب‬ ُ‫اس‬َّ‫انل‬ ُ ‫ال‬َ‫ز‬َ‫ي‬ َ‫ا‬ ‫«ل‬ “Manusia senantiasa berada di dalam kebaikan se- lama mereka menyegerakan berbuka puasa.”65 Inilah sunnah Rasulullah n yang banyak dilalai- kan manusia. Padahal, jika umat Islam seluruhnya menyegerakan berbuka, sungguh mereka telah ber- pegang dengan sunnah Rasul dan jalannya salafush shalih; mereka tidak akan tersesat -dengan izin Al- lah—selama berpegang dengan hal itu.66 63. Ahadits Shiyam, Abdullah al-Fauzan, hlm. 76–77. 64. HR al-Bukhari: 1921 dan Muslim: 1097 65. HR al-Bukhari: 1957 dan Muslim: 1098 66. Shifat Shaum an-Nabi, Salim al-Hilali dan Ali Hasan, hlm. 63.
  • 26. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan26 3. Berbuka dengan kurma dan berdo’a Adalah Rasulullah n mengutamakan berbuka den- gan kurma. Jika tidak ada kurma maka beliau berbuka dengan minum air. Berdasarkan hadits: ٍ‫ات‬َ‫ب‬ ُ‫ط‬ُ‫ر‬ َ َ‫ىل‬ ‫ع‬ ُ‫ر‬ِ‫ط‬ ْ ‫ف‬ ُ ‫ي‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ك‬ ْ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ ٍ‫ات‬َ‫ر‬َ‫م‬ َ ‫ت‬ َ‫ىل‬َ‫ع‬ َ ‫ف‬ ٍ‫ات‬َ‫ب‬ ُ‫ط‬ُ‫ر‬ ْ‫ن‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ت‬ ْ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ ْ ِّ‫ي‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ُ‫ي‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ب‬ َ ‫ق‬ .ٍ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ات‬َ‫و‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ‫ا‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ت‬ “Rasulullah n berbuka puasa dengan kurma ba- sah sebelum shalat. Apabila tidak ada kurma basah maka beliau berbuka dengan kurma kering. Apabila tidak ada kurma kering maka beliau berbuka dengan air.”67 Do’a yang paling utama adalah do’a yang diajar- kan Rasulullah n. Adalah beliau ketika berbuka puasa membaca do’a:68 .»ُ‫اهلل‬ َ‫اء‬ َ ‫ش‬ ْ ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ر‬ ْ ‫ج‬ َ ‫األ‬ َ‫ت‬َ‫ب‬ َ ‫ث‬َ‫و‬ ُ ‫ق‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ع‬ ْ ‫ال‬ ِ‫ت‬ َ ‫ل‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫و‬ ُ ‫أ‬َ‫م‬ َّ ‫الظ‬ َ‫ب‬ َ ‫ه‬ َ ‫«ذ‬ “Telang hilang rasa dahaga, telah basah kerongkon- gan, dan mendapat pahala insya Allah.”69 67. HR Abu Dawud: 2356, at-Tirmidzi: 696, Ahmad 3/163, Ibnu Khu- zaimah 3/227, al-Hakim 1/432, dihasankan oleh al-Albani di dalam al-Irwa‘ no. 922. 68. Pada tanggal 27 Ramadhan 1425 H, kami bertemu dengan al- Allamah al-Muhaddits asy-Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad—semoga Allah menjaganya--menjelang shalat Tarawih di Masjid Nabawi. Kami bertanya kepada beliau tentang waktu do’a berbuka puasa di atas, apakah ketika akan berbuka atau ketika sedang berbuka?! Beliau men- jawab dengan singkat,“Kedua-duanya boleh, adapun setelah selesai berbuka maka bukanlah waktunya.” 69. HR Abu Dawud: 2357, an-Nasa‘i di dalam Amal Yaum wal Lailah no. 299, Ibnu Sunni: 480, al-Hakim 1/422, al-Baihaqi 4/239. Dihasankan
  • 27. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 27 4. Memperbanyak sedekah Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Marilah kita contoh pribadi Nabi kita Muhammad n dalam hal ini. Beliau adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan, sehingga digambarkan bahwa beliau lebih dermawan daripada api yang kencang. Ibnu Abbas d berkata: َ ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ك‬َ‫و‬ ، ِ‫اس‬َّ‫انل‬ َ ‫د‬َ‫و‬ ْ ‫ج‬ َ ‫أ‬ َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ك‬ . َ ‫ان‬ َ ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫ي‬‫ف‬ ُ ‫ون‬ ُ ‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ ‫د‬َ‫و‬ ْ ‫ج‬ َ ‫أ‬ “Rasulullah n manusia yang paling dermawan. Beliau menjadi lebih sangat dermawan jika bulan Ramadhan.”70 5. Membaca al-Qur‘an Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur‘an. Maka dari itu, sudah semestinya kita memuliakannya dengan banyak membaca, menadaburkan, dan mema- hami isinya pada bulan ini. Rasulullah n—sebagai te- ladan kita—selalu mengecek bacaan Qur‘annya pada Malaikat Jibril p pada bulan ini.71 Cukuplah untuk menunjukkan keutamaan mem- baca dan mempelajari al-Qur‘an, sebuah hadits yang berbunyi:72 oleh ad-Daraquthni di dalam Sunan-nya no. 240. Disetujui oleh al- Hafizh Ibnu Hajar di dalam at-Talkhis 2/802, al-Albani dalam al-Irwa‘ no. 920. 70. HR al-Bukhari: 6 dan Muslim: 2308 71. HR al-Bukhari 1/30 dan Muslim: 3308 72. Ta’liqat Syaikhina Sami ibn Muhammad ’ala Bulughul Maram.
  • 28. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan28 ُ ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ : ُ ‫ل‬ْ‫و‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ي‬ ُ ‫ه‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َ ِ‫ي‬‫ض‬َ‫ر‬ ٍ‫د‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫س‬َ‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬ ْ ‫ب‬ َ ‫ع‬ ْ‫ن‬ َ ‫ع‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ ً ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ َ ‫أ‬َ‫ر‬ َ ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬ :َ‫م‬ َّ ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫اهلل‬ َّ‫ى‬ ‫ل‬ َ‫ص‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ٌ ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫الم‬ ُ ‫ل‬ْ‫و‬ ُ ‫ق‬ َ ‫أ‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ ‫ث‬ ْ ‫م‬ َ ‫أ‬ ِ ْ‫ر‬ ‫ش‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ُ ‫ة‬ َ ‫ن‬ َ‫س‬َْ‫ح‬ ‫ال‬َ‫و‬ ٌ ‫ة‬ َ ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ل‬ َ ‫ف‬ .» ٌ ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫م‬ ْ ‫ي‬ِ‫م‬َ‫و‬ ٌ ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫م‬ َ‫ا‬ ‫ل‬َ‫و‬ ٌ ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ ‫ف‬ِ‫ل‬ َ ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬ ٰ ‫ل‬َ‫و‬ Dari Abdullah ibn Mas’ud a bahwasanya Rasu- lullah n bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf al-Qur‘an, maka baginya satu kebaikan, se- tiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi hingga sepuluh kebaikan. Aku bukan mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”73 6. Shalat Tarawih74 Ketahuilah, bahwa seorang mukmin pada bulan ­Ramadhan terkumpul dua jihad di dalam dirinya. Ji- had pada siang hari dengan puasa dan jihad pada malam hari dengan shalat malam.75 Sungguh mengerjakan shalat Tarawih pada bulan Ramadhan pahalanya sangat besar. Rasulullah n ber- sabda: ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬ َّ ‫د‬ َ ‫ق‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ َ‫ه‬ ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ ُ ‫غ‬ ‫ا‬ً‫اب‬ َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ ً ‫ان‬َ‫م‬ ْ ‫ي‬ِ‫إ‬ َ ‫ان‬ َ ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬ َ ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬ .»ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ذ‬ 73. HR at-Tirmidzi: 2910, asy-Syaikh al-Albani menshahihkannya di dalam ash-Shahihah: 660. 74. Lihat masalah ini secara lebih lengkap di dalam Qiyam Ramadhan oleh al-Albani. 75. Latha‘if al-Ma’arif hlm. 319
  • 29. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan 29 “Barang siapa mengerjakan shalat Malam di bu- lan Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”76 Dan hendaklah mengerjakan shalat Tarawih bersa- ma imam. Jangan pulang sebelum imam selesai karena Rasulullah n bersabda: .»ٍ‫ة‬ َ ‫ل‬ْ َ‫ي‬ ‫ل‬ ُ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ُ َ‫ه‬ ‫ل‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ف‬ِ َ‫ر‬‫ص‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ي‬ َّ‫ىت‬َ‫ح‬ ِ‫ام‬ َ‫م‬ِ‫إل‬ ْ ‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ام‬ َ ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫«م‬ “Barang siapa shalat bersama imam sampai selesai, ditulis baginya shalat sepanjang malam.”77 Adapun kaum wanita, jika mereka ingin shalat Tarawih di masjid maka hendaknya memperhatikan adab-adab pergi ke masjid, seperti memakai pakaian syar’i, tidak memakai parfum (wewangian), tidak ber- campur baur dengan lelaki, dan lain-lain.78 7. Perbanyaklah berdo’a Termasuk berkah bulan Ramadhan, Allah q memu- liakan kita semua dengan jaminan terkabulnya do’a.79 Keadaan berpuasa termasuk di antara waktu terkabul- nya do’a. Sebagaimana Rasulullah n bersabda: َ‫و‬ ِ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َّ‫الص‬ ُ ‫ة‬َ‫و‬ ْ ‫ع‬ َ ‫د‬ َ‫و‬ ِ ِ‫د‬‫ال‬َ‫الو‬ ُ ‫ة‬َ‫و‬ ْ ‫ع‬ َ ‫د‬ : ُّ ‫د‬َ‫ر‬ ُ ‫ت‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ ٍ‫ات‬َ‫و‬َ‫ع‬ َ ‫د‬ ُ ‫ث‬ َ‫ا‬ ‫ل‬ َ ‫«ث‬ .»ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬ َ‫س‬ُ‫م‬ ْ ‫ال‬ ُ ‫ة‬َ‫و‬ ْ ‫ع‬ َ ‫د‬ 76. HR al-Bukhari 4/250 dan Muslim: 759 77. HR Abu Dawud 4/248, at-Tirmidzi 3/520, an-Nasa‘i 3/203, Ibnu Majah 1/420. Dishahihkan oleh al-Albani di dalam al-Irwa‘ no. 447. 78. Lihat secara lebih luas di dalam Ahkam Hudhur al-Masjid, Abdullah ibn Shalih al-Fauzan, hlm. 275–281. 79. Ruh ash-Shiyam wa Ma’anihi, Dr. Abdul Aziz Musthafa Kamil, hlm. 114.
  • 30. Fiqih Praktis Puasa Ramadhan30 “Tiga do’a yang tidak tertolak: do’a orang tua, do’a orang yang puasa, dan do’a orang musafir (bepergian).”80 Maka dari itu, pergunakanlah kesempatan berharga ini dengan banyak do’a dengan penuh menghadirkan hati dan kemantapan. Jangan menyia-nyiakan waktu istimewa ini dengan hal-hal yang tiada guna, lebih- lebih pada saat akan berbuka puasa. Demikianlah penjelasan singkat tentang fiqih iba- dah puasa. Semoga Allah menerima amal ibadah pua- sa kita semua. Amin. 80. HR al-Baihaqi 3/345 dan lain-lain, dicantumkan oleh al-Albani di dalam ash-Shahihah no. 1797.