SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PERANAN PREPOSISI
SEBAGAI UNSUR PEMBENTUK FRASE
Oleh:
MUHTAROM
Kata Kunci: Peranan, Kata Depan, Unsur, Pembentuk, Frase
ABSTRAKSI
Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi
sebagai pembentuk frase preposisional. Preposisi terletak di
bagian awal frase dan unsur yang mengikutinya dapat berupa
nomina, adjektiva, atau verba. Jika ditinjau dari segi
bentuknya, preposisi dapat di bedakan menjadi
monomorfemis dan polimorfemis.
Kata depan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Karangan W.J.S.
Poerwodarminto diartikan sebagai kata yang menjadi pengantar pada kata yang
lain (Poerwodarminto, 1982:450). Harimurti Kridalaksana dalam kamus linguistik
mengistilahkan kata depan sebagai kata depan yaitu satuan bahasa yang bebas dan
mempunyai ciri-ciri fonologis tetap dan bercirikan tekanan yang tetap.
Sedangkan Anton Moeliono dalam bukunya “Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia” memberi pengertian kata depan adalah kata tugas yang bertugas
sebagai unsur pembentuk frase kata depan preposisional, yang terletak di awal
frase dan diikuti oleh kata nomina, adjectiva, dan verba. Tidak jauh berbeda dari
ketiga ahli bahasa yang dikemukakan di atas, Solichin Mansur berpendapat bahwa
kata depan adalah Suatu kata yang dipergunakan untuk menghubungkan kata
benda atau kata ganti benda dengan kata lainnya (Mansur, tt:127).
Selanjutnya Keraf mengemukakan pendapatnya bahwa kata depan adalah
kata yang dapat mengaitkan kata yang lain dalam kalimat (Keraf, 1969:79),
pendapat ini sesuai dengan pendapat tradisional. Ramlan Halim mengatakan
“Kata depan adalah golongan kata atau partikel yang berfungsi sebagai penanda
dalam frase endosentris (Ramlan, 1982:15). Badudu (1974:114) mendefinisikan
1
kata depan sebagai kata yang terletak di muka kata-kata yang lain, dan dapat
menghubungkan antara kata yang satu dengan kata yang lain.
Dari beberapa pengertian kata depan yang dikemukakan beberapa ahli
bahasa tersebut di atas pada dasarnya mempunyai kesamaan pandangan, hanya
istilah yang digunakan ada sedikit perbedaan. Poerwodarminto menggunakan
istilah kata sebagai pengantar ........., Harimurti menggunakan istilah kata depan.
Anton Moeliono menyebut kata depan sebagai kata yang bertugas membentuk
frase. Sedangkan Solichin Mansur, Keraf dan Ramlan Halim menyebut kata depan
sebagai penghubung atau pengkait antar kata.
Namun apabila dikaji lebih jauh, pendapat Anton Moeliono lebih
terperinci dan lebih lengkap bila dibandingkan dengan pendapat ahli bahasa
lainnya.
Sebagai rujukan dalam pembahasan ini, pengertian kata depan yang
digunakan penulis adalah sesuai dengan pendapat Anton Moeliono. Jadi kata
depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frase dan diikuti
oleh kata nomina, adjectiva, dan kata verba.
Dalam bukunya “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” Anton Moeliono
membedakan kata depan sebagai berikut:
1) Kata depan monomorfemis: kata depan yang hanya terdiri dari satu morfem.
Yang termasuk kata depan monomorfemis antara lain;
a. Kata di ; berguna untuk menandai hubungan tempat berada.
Contoh:
- Kantor Agraria terletak di jalan Melawai.
- Letak Pasar Baru di depan Perhutani.
- Amin sekolah di SDN Ronggomulyo IV.
b. Kata ke ; berguna untuk menandai hubungan arah atau menuju suatu
tempat.
Contoh:
- Jarak antara Jenu ke Kabupaten Tuban + 10 km.
- Sari sakit demam sehingga harus dibawa ke Puskesmas.
- Pukul 07.00 WIB Pak Hari sudah pergi ke kantor.
c. Kata dari ; berguna untuk menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat
2
atau milik.
Contoh:
- Bahan pencemar itu berasal dari pabrik cat.
- Dari dahulu hingga sekarang dia tetap membujang.
- Lilies berangkat dari Jakarta naik bus malam.
d. Kata pada : berguna untuk menandai hubungan tempat atau waktu.
Contoh:
- Pada hari ulang tahunmu, terpaksa aku tidak dapat hadir karena ada
kepentingan keluarga.
- Rapat nanti sebaiknya diselenggarakan pada hari Minggu.
- Hari jadi Jenu Kabupaten Tuban jatuh pada tanggal 12 November.
e. Kata dengan ; berguna untuk menandai hubungan kesertaan atau cara.
Contoh:
- Mereka pergi ke pasar dengan adiknya.
- Belajarlah dengan rajin agar naik kelas.
- Dengan cepatnya, petir menyambar pohon kelapa.
f. Kata oleh ; berguna untuk menandai hubungan pelaku.
Contoh:
- Penjahat yang sadis ditangkap oleh polisi.
- Baju yang seksi itu dibuat oleh Mira.
- Mobil mewah yang melintas di depan rumahku ternyata dikendarai
oleh Pak Burham.
g. Kata tentang ; berguna untuk menandai ikhwal suatu peristiwa.
Contoh:
- Sejak kecil anak itu sudah kelihatan cerdas.
- Sejak ditinggal mati ibunya, banyak teman-teman yang kasihan
padanya.
- Saya tunggu sejak tadi, ternyata tidak datang.
h. Kata bagi, untuk, buat, dan guna mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk
menandai hubungan peruntukan.
Contoh:
- Ibu membeli oleh-oleh buat Rina.
3
- Mereka korbankan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan bangsa dan
negara.
- Pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Mahasiswa menyelesaikan skripsi untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar kesarjanaan.
2) Kata depan polimorfemis adalah kata depan yang terdiri atas gabungan
afiks/kata.
Ada beberapa kata yang termasuk kata depan polimorfemis antara lain:
a. Kata kesana dan beserta: mempunyai fungsi untuk menandai hubungan
kesertaan.
Contoh:
- Sebaiknya jangan ikut kesana nanti bisa berbahaya.
- Paman transmigrasi beserta anak istrinya.
b. Kata menjelang: berfungsi untuk menandai hubungan waktu sesaat dan
sebelum.
Contoh:
- Inu berangkat ke Surabaya menjelang petang.
- Menjelang perpisahan itu hatinya mulai sedih.
c. Kata menuju : berguna untuk menandai hubungan tujuan atau arah ke
suatu tempat.
Contoh:
- Kiat menuju sukses salah satunya harus bekerja keras.
- Dengan agak ragu dia menuju panggung untuk menyumbangkan satu
lagu kenangan.
d. Kata menurut : berguna untuk menandai hubungan sumber kutipan
Contoh:
- Menurut pendapat Ramlan kata depan dibagi menjadi empat macam.
e. Kata sekeliling : berguna untuk menandai hubungan ruang lingkup
geografis.
Contoh:
- Rumah mewah itu sekelilingnya dipagari kawat berduri.
f. Kata sekitar : berguna untuk menandai hubungan ruang lingkup geografis
4
dan waktu.
Contoh:
- Alam sekitar kita wajib dilestarikan.
- Sekitar pukul sebelas malam kakak baru pulang.
g. Kata selama : berguna untuk menandai hubungan waktu.
Contoh:
- Selama hayat masih dikandung badan.
- Ayah bertugas di Jakarta selama satu bulan.
h. Kata sepanjang : berguna untuk menandai hubungan kurun waktu atau
bentangan lokasi.
Contoh:
- Sepanjang perjalanan wisata ini sangat menyenangkan.
- Sepanjang jalan kulihat kebun teh yang sangat indah.
i. Kata mengenai : berfungsi untuk menandai hubungan sasaran atau obyek.
Contoh:
- Lemparan anak itu mengenai kaca jendela.
- Sebaiknya kita bicara mengenai pokok permasalahannya saja.
j. Kata terhadap : berfungsi menandai hubungan arah.
Contoh:
- Terhadap persoalan yang pelik ini jangan tergesa-gesa mengambil
keputusan.
k. Kata bagaikan : berfungsi untuk menandai hubungan pemiripan.
Contoh:
- Bagaikan telur di ujung tanduk.
3) Kata depan polimorfemis gabungan kata depan dengan kata depan.
Yang termasuk kata depan jenis ini antara lain;
a. Kata daripada ; berguna untuk menandai hubungan perbandingan.
Contoh;
- Lebih baik kita belajar daripada bermain terus.
- Daripada jalan kaki mendingan naik taksi.
b. Kata kepada ; ; berguna untuk menandai hubungan arah menuju ke suatu
tempat.
5
Contoh;
- Hadiah diberikan kepada pemenang lomba itu.
- Kepada yang terhormat bapak Camat Jenu.
c. Kata oleh karena ; berguna untuk menandai hubungan penyebab.
Contoh;
- Oleh karena mobilnya mogok, terpaksa ia harus mendorongnya.
- Memang dari dulu ia sangat rajin dan tekun, oleh karena itu tidak
heran kalau sekarang menjadi orang yang berhasil.
d. Kata selain ; berguna untuk menandai hubungan perkecualian.
Contoh;
- Selain yang membawa karcis dilarang masuk.
- Selain karyawan dilarang masuk.
e. Kata sampai ; berguna untuk menandai hubungan batas waktu.
Contoh;
- Kakak belajar sampai larut malam.
- Berusahalah sampai berhasil mencapai cita-cita.
4) Kata depan polimorfemis gabungan kata depan dengan bukan kata depan,
antara lain;
Kata di atas, di bawah, di belakang, di muka, ke dalam, keluar, ke samping,
dari luar, dan dari dalam. Kata-kata yang tersebut di atas masing-masing
mempunyai kesamaan, kegunaan, dan fungsi yaitu memberi keterangan pada
kata yang menyertai.
Contoh;
- Buku gambar Ani ditaruh di atas meja.
- Di belakang rumah Adi ada kebun bunga.
Nelson (dalam Alwasilah, 1974:20-21) mengklasifikasikan kata depan
menjadi delapan macam yaitu:
1) Noun determiners (penentu kata benda) adalah kata-kata yang kehadirannya
sebelum hadirnya kata benda.
2) Helping verbs (kata kerja bantu) yaitu kata yang berfungsi sebagai pelaku
pekerjaan dan sebagai pembantu kata yang lain.
3) Qualifiers (kata-kata penegas) ialah kata-kata yang berfungsi sebagai penegas
6
kata yang lain.
4) Coordinators (kata penghubung) adalah kata yang dapat menghubungkan
antara yang satu dengan kata yang lain.
5) Interrogators (kata tanya) adalah kata yang digunakan untuk penanda
pertanyaan pada kalimat tanya.
6) Includers (kata sambung) adalah kata yang dapat menyambungkan/
menggabungkan kata yang satu dengan yang lain.
7) Sentence linkers (penghubung kalimat), dan
8) Miscellaneaus group (kata campuran) adalah kata yang terdiri atas kata
penunjuk dan kata sambung, kata ini juga dapat berfungsi sebagai penunjuk
atau penghubung pada kalimat.
Ramlan Halim dalam bukunya yang berjudul “Kata Depan atau Kata
depan Dalam Bahasa Indonesia” membedakan kata depan menjadi;
1) Kata depan partikel,
2) Kata depan konstruksi indosentris dan eksosentris,
3) Kata depan frase depan, dan
4) Kata depan perbedaan kata depan dan kata penghubung.
J.S. Badudu membedakan kata depan menjadi tiga macam yaitu;
1) Kata depan sejati,
2) Kata depan majemuk,
3) Kata depan yang tidak tergolong sejati dan tidak tergolong majemuk.
Dari keempat pendapat ahli bahasa yang dikemukakan di atas pada
dasarnya mempunyai kesamaan, namun pendapat Anton Moeliono lebih terperinci
dan mudah dipahami. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis berpijak pada
klasifikasi kata depan yang dikemukakan oleh Moeliono.
Selanjutnya sesuai dengan materi kata depan yang diajarkan di sekolah
dasar khususnya kelas IV, maka jenis kata depan yang diteliti adalah penggunaan
kata depan monomorfemis yang terdiri dari: di, ke, dari, pada, dan dengan.
Dilihat dari segi pemakaiannya, Gorys Keraf membagi menjadi dua
macam, yaitu kata monovalen dan kata ambivalen (Keraf, 1984:91). Lebih lanjut
dijelaskan kata monovalen (bernilai satu) yaitu kata yang semata-mata bertugas
untuk memperluas kalimat, sedangkan kata ambivalen (bernilai dua) yaitu kata
7
depan di samping sebagai kata tugas, dapat juga bertindak sebagai jenis kata lain,
baik dalam bentuk suatu kalimat minim maupun dalam merubah bentuknya.
Pendapat ini didasarkan pada sering tidaknya kata depan digunakan oleh
seseorang dalam kegiatan berbahasa.
Dengan menggunakan istilah yang sedikit berbeda, Adiwimarta dkk,
membagi frekuensi pemakaian kata depan menjadi dua macam yaitu: (1) kata-kata
yang berfrekuensi tinggi ialah kata-kata yang sering dipakai dalam percakapan
sehari-hari, dan (2) kata-kata yang berfrekuensi rendah, yaitu kata-kata yang
dipakai oleh beberapa golongan saja, dan hanya dalam keadaan khusus jarang
dipergunakan (Adiwimarta dkk, 1978:7).
Dengan demikian dari beberapa urainan di atas dapat disimpulkan bahwa,
penguasaan kata depan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
berbahasa secara tulisan. Agar seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan
menangkap buah pikiran orang lain, maka seseorang diharuskan menguasai
penggunaan kata, terutama kata depan. “Seseorang yang penguasaan kata
depannya terbatas, tentu akan terbatas pula kemampuan mengungkapkan buah
pikirannya, terutama dalam menyusun kata pada sebuah kalimat” (Silaidin,
1981:11).
KAJIAN PUSTAKA
Adiwimarta, Sri Sukesi, dkk. 1978. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
8
Alwasilah, Chaedar. 1983. Pengantar Linguistik. Bandung: N.V. Ganeka.
Badudu, J.S. 1983. Tata Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Tata Bahasa
Indonesia dalam Rusyana dan Samsuri.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Program Pengajaran
(GBPP) Kelas IV Sekolah Dasar: Jakarta: Depdikbud.
Halim, Amran, dkk. 1974. Ujian Bahasa. Bandung: N.V. Ganeco.
Keraf, Gorys. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 1974. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores:
Nusa Indah
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.
Moeliono, Anton, M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum
Balai Pustaka.
Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.
Solichin, Mansur, M. 1988. Tata Bahasa, Tata Bunyi, Tata Makna, dan Tata
Kalimat. Malang: IKIP Malang.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
9
Alwasilah, Chaedar. 1983. Pengantar Linguistik. Bandung: N.V. Ganeka.
Badudu, J.S. 1983. Tata Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Tata Bahasa
Indonesia dalam Rusyana dan Samsuri.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Program Pengajaran
(GBPP) Kelas IV Sekolah Dasar: Jakarta: Depdikbud.
Halim, Amran, dkk. 1974. Ujian Bahasa. Bandung: N.V. Ganeco.
Keraf, Gorys. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 1974. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores:
Nusa Indah
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.
Moeliono, Anton, M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum
Balai Pustaka.
Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.
Solichin, Mansur, M. 1988. Tata Bahasa, Tata Bunyi, Tata Makna, dan Tata
Kalimat. Malang: IKIP Malang.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
9

More Related Content

What's hot

BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatDiana Amelia Bagti
 
Kalimat Majemuk
Kalimat MajemukKalimat Majemuk
Kalimat MajemukEma Rahayu
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Suciati Yunus
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifwahyu islami
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaRifka Marwani
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaUNIB
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahMila Urmila
 
Pembentukan dan Perluasan Kalimat
Pembentukan dan Perluasan KalimatPembentukan dan Perluasan Kalimat
Pembentukan dan Perluasan KalimatMuhammad Amal
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaMarliena An
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaIsmee Sa'adah
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarchandut30
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATMagdaNae
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektifHanifah14
 

What's hot (20)

BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
 
Kalimat Majemuk
Kalimat MajemukKalimat Majemuk
Kalimat Majemuk
 
Nota morfologi
Nota morfologiNota morfologi
Nota morfologi
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Pembentukan kata
Pembentukan kataPembentukan kata
Pembentukan kata
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalah
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Pembentukan dan Perluasan Kalimat
Pembentukan dan Perluasan KalimatPembentukan dan Perluasan Kalimat
Pembentukan dan Perluasan Kalimat
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Berbahasa
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMAT
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 

Similar to PERANAN PREPOSISI

Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiasahabatmuslim
 
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat EfektifMKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat EfektifAsepPerdiansyah
 
Analisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam ArtikelAnalisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam ArtikelDedi Irawan
 
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptxWEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptxEwei Voon
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxFirdhanSaid
 
6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektifbusitisahara
 
adoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdf
adoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdfadoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdf
adoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdfbenedictmamangkey
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxImyLasama
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxyulianwaruwu
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiastikesby kebidanan
 
Kata ganti-dan-katadepan
Kata ganti-dan-katadepanKata ganti-dan-katadepan
Kata ganti-dan-katadepanKholid Hamdun
 
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaMakalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 

Similar to PERANAN PREPOSISI (20)

Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat EfektifMKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
 
Analisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam ArtikelAnalisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
 
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptxWEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
 
6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektif
 
Eyd 3
Eyd 3Eyd 3
Eyd 3
 
adoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdf
adoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdfadoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdf
adoc.pub_bentuk-kata-dan-makna.pdf
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
 
Fonem morfem-dkk
Fonem morfem-dkkFonem morfem-dkk
Fonem morfem-dkk
 
Ejaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakanEjaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakan
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
 
ejaan.ppt
ejaan.pptejaan.ppt
ejaan.ppt
 
Kata ganti-dan-katadepan
Kata ganti-dan-katadepanKata ganti-dan-katadepan
Kata ganti-dan-katadepan
 
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaMakalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
 

More from Ismail Bisri

1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...
1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...
1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...Ismail Bisri
 
Skenario memfasilitasi
Skenario memfasilitasiSkenario memfasilitasi
Skenario memfasilitasiIsmail Bisri
 
Program unggulan sekolah
Program unggulan sekolahProgram unggulan sekolah
Program unggulan sekolahIsmail Bisri
 
Budaya mutu tuban 2017
Budaya mutu tuban 2017Budaya mutu tuban 2017
Budaya mutu tuban 2017Ismail Bisri
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategoriKemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategoriIsmail Bisri
 
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...Ismail Bisri
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Ismail Bisri
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Ismail Bisri
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategoriKemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategoriIsmail Bisri
 
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterian
Menggugah kesadaran  guru dalam  pelesterianMenggugah kesadaran  guru dalam  pelesterian
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterianIsmail Bisri
 

More from Ismail Bisri (11)

1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...
1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...
1.1. pelatihan 2020 kebijakan tuweb s1 & diploma_20200917_rev (dari ut pu...
 
Skenario memfasilitasi
Skenario memfasilitasiSkenario memfasilitasi
Skenario memfasilitasi
 
Program unggulan sekolah
Program unggulan sekolahProgram unggulan sekolah
Program unggulan sekolah
 
Budaya mutu tuban 2017
Budaya mutu tuban 2017Budaya mutu tuban 2017
Budaya mutu tuban 2017
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategoriKemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategori
 
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategoriKemampuan manajerial kepala sekolah kategori
Kemampuan manajerial kepala sekolah kategori
 
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterian
Menggugah kesadaran  guru dalam  pelesterianMenggugah kesadaran  guru dalam  pelesterian
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterian
 
Test stress
Test stressTest stress
Test stress
 

PERANAN PREPOSISI

  • 1. PERANAN PREPOSISI SEBAGAI UNSUR PEMBENTUK FRASE Oleh: MUHTAROM Kata Kunci: Peranan, Kata Depan, Unsur, Pembentuk, Frase ABSTRAKSI Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai pembentuk frase preposisional. Preposisi terletak di bagian awal frase dan unsur yang mengikutinya dapat berupa nomina, adjektiva, atau verba. Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi dapat di bedakan menjadi monomorfemis dan polimorfemis. Kata depan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Karangan W.J.S. Poerwodarminto diartikan sebagai kata yang menjadi pengantar pada kata yang lain (Poerwodarminto, 1982:450). Harimurti Kridalaksana dalam kamus linguistik mengistilahkan kata depan sebagai kata depan yaitu satuan bahasa yang bebas dan mempunyai ciri-ciri fonologis tetap dan bercirikan tekanan yang tetap. Sedangkan Anton Moeliono dalam bukunya “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” memberi pengertian kata depan adalah kata tugas yang bertugas sebagai unsur pembentuk frase kata depan preposisional, yang terletak di awal frase dan diikuti oleh kata nomina, adjectiva, dan verba. Tidak jauh berbeda dari ketiga ahli bahasa yang dikemukakan di atas, Solichin Mansur berpendapat bahwa kata depan adalah Suatu kata yang dipergunakan untuk menghubungkan kata benda atau kata ganti benda dengan kata lainnya (Mansur, tt:127). Selanjutnya Keraf mengemukakan pendapatnya bahwa kata depan adalah kata yang dapat mengaitkan kata yang lain dalam kalimat (Keraf, 1969:79), pendapat ini sesuai dengan pendapat tradisional. Ramlan Halim mengatakan “Kata depan adalah golongan kata atau partikel yang berfungsi sebagai penanda dalam frase endosentris (Ramlan, 1982:15). Badudu (1974:114) mendefinisikan 1
  • 2. kata depan sebagai kata yang terletak di muka kata-kata yang lain, dan dapat menghubungkan antara kata yang satu dengan kata yang lain. Dari beberapa pengertian kata depan yang dikemukakan beberapa ahli bahasa tersebut di atas pada dasarnya mempunyai kesamaan pandangan, hanya istilah yang digunakan ada sedikit perbedaan. Poerwodarminto menggunakan istilah kata sebagai pengantar ........., Harimurti menggunakan istilah kata depan. Anton Moeliono menyebut kata depan sebagai kata yang bertugas membentuk frase. Sedangkan Solichin Mansur, Keraf dan Ramlan Halim menyebut kata depan sebagai penghubung atau pengkait antar kata. Namun apabila dikaji lebih jauh, pendapat Anton Moeliono lebih terperinci dan lebih lengkap bila dibandingkan dengan pendapat ahli bahasa lainnya. Sebagai rujukan dalam pembahasan ini, pengertian kata depan yang digunakan penulis adalah sesuai dengan pendapat Anton Moeliono. Jadi kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frase dan diikuti oleh kata nomina, adjectiva, dan kata verba. Dalam bukunya “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” Anton Moeliono membedakan kata depan sebagai berikut: 1) Kata depan monomorfemis: kata depan yang hanya terdiri dari satu morfem. Yang termasuk kata depan monomorfemis antara lain; a. Kata di ; berguna untuk menandai hubungan tempat berada. Contoh: - Kantor Agraria terletak di jalan Melawai. - Letak Pasar Baru di depan Perhutani. - Amin sekolah di SDN Ronggomulyo IV. b. Kata ke ; berguna untuk menandai hubungan arah atau menuju suatu tempat. Contoh: - Jarak antara Jenu ke Kabupaten Tuban + 10 km. - Sari sakit demam sehingga harus dibawa ke Puskesmas. - Pukul 07.00 WIB Pak Hari sudah pergi ke kantor. c. Kata dari ; berguna untuk menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat 2
  • 3. atau milik. Contoh: - Bahan pencemar itu berasal dari pabrik cat. - Dari dahulu hingga sekarang dia tetap membujang. - Lilies berangkat dari Jakarta naik bus malam. d. Kata pada : berguna untuk menandai hubungan tempat atau waktu. Contoh: - Pada hari ulang tahunmu, terpaksa aku tidak dapat hadir karena ada kepentingan keluarga. - Rapat nanti sebaiknya diselenggarakan pada hari Minggu. - Hari jadi Jenu Kabupaten Tuban jatuh pada tanggal 12 November. e. Kata dengan ; berguna untuk menandai hubungan kesertaan atau cara. Contoh: - Mereka pergi ke pasar dengan adiknya. - Belajarlah dengan rajin agar naik kelas. - Dengan cepatnya, petir menyambar pohon kelapa. f. Kata oleh ; berguna untuk menandai hubungan pelaku. Contoh: - Penjahat yang sadis ditangkap oleh polisi. - Baju yang seksi itu dibuat oleh Mira. - Mobil mewah yang melintas di depan rumahku ternyata dikendarai oleh Pak Burham. g. Kata tentang ; berguna untuk menandai ikhwal suatu peristiwa. Contoh: - Sejak kecil anak itu sudah kelihatan cerdas. - Sejak ditinggal mati ibunya, banyak teman-teman yang kasihan padanya. - Saya tunggu sejak tadi, ternyata tidak datang. h. Kata bagi, untuk, buat, dan guna mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menandai hubungan peruntukan. Contoh: - Ibu membeli oleh-oleh buat Rina. 3
  • 4. - Mereka korbankan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan bangsa dan negara. - Pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. - Mahasiswa menyelesaikan skripsi untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan. 2) Kata depan polimorfemis adalah kata depan yang terdiri atas gabungan afiks/kata. Ada beberapa kata yang termasuk kata depan polimorfemis antara lain: a. Kata kesana dan beserta: mempunyai fungsi untuk menandai hubungan kesertaan. Contoh: - Sebaiknya jangan ikut kesana nanti bisa berbahaya. - Paman transmigrasi beserta anak istrinya. b. Kata menjelang: berfungsi untuk menandai hubungan waktu sesaat dan sebelum. Contoh: - Inu berangkat ke Surabaya menjelang petang. - Menjelang perpisahan itu hatinya mulai sedih. c. Kata menuju : berguna untuk menandai hubungan tujuan atau arah ke suatu tempat. Contoh: - Kiat menuju sukses salah satunya harus bekerja keras. - Dengan agak ragu dia menuju panggung untuk menyumbangkan satu lagu kenangan. d. Kata menurut : berguna untuk menandai hubungan sumber kutipan Contoh: - Menurut pendapat Ramlan kata depan dibagi menjadi empat macam. e. Kata sekeliling : berguna untuk menandai hubungan ruang lingkup geografis. Contoh: - Rumah mewah itu sekelilingnya dipagari kawat berduri. f. Kata sekitar : berguna untuk menandai hubungan ruang lingkup geografis 4
  • 5. dan waktu. Contoh: - Alam sekitar kita wajib dilestarikan. - Sekitar pukul sebelas malam kakak baru pulang. g. Kata selama : berguna untuk menandai hubungan waktu. Contoh: - Selama hayat masih dikandung badan. - Ayah bertugas di Jakarta selama satu bulan. h. Kata sepanjang : berguna untuk menandai hubungan kurun waktu atau bentangan lokasi. Contoh: - Sepanjang perjalanan wisata ini sangat menyenangkan. - Sepanjang jalan kulihat kebun teh yang sangat indah. i. Kata mengenai : berfungsi untuk menandai hubungan sasaran atau obyek. Contoh: - Lemparan anak itu mengenai kaca jendela. - Sebaiknya kita bicara mengenai pokok permasalahannya saja. j. Kata terhadap : berfungsi menandai hubungan arah. Contoh: - Terhadap persoalan yang pelik ini jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. k. Kata bagaikan : berfungsi untuk menandai hubungan pemiripan. Contoh: - Bagaikan telur di ujung tanduk. 3) Kata depan polimorfemis gabungan kata depan dengan kata depan. Yang termasuk kata depan jenis ini antara lain; a. Kata daripada ; berguna untuk menandai hubungan perbandingan. Contoh; - Lebih baik kita belajar daripada bermain terus. - Daripada jalan kaki mendingan naik taksi. b. Kata kepada ; ; berguna untuk menandai hubungan arah menuju ke suatu tempat. 5
  • 6. Contoh; - Hadiah diberikan kepada pemenang lomba itu. - Kepada yang terhormat bapak Camat Jenu. c. Kata oleh karena ; berguna untuk menandai hubungan penyebab. Contoh; - Oleh karena mobilnya mogok, terpaksa ia harus mendorongnya. - Memang dari dulu ia sangat rajin dan tekun, oleh karena itu tidak heran kalau sekarang menjadi orang yang berhasil. d. Kata selain ; berguna untuk menandai hubungan perkecualian. Contoh; - Selain yang membawa karcis dilarang masuk. - Selain karyawan dilarang masuk. e. Kata sampai ; berguna untuk menandai hubungan batas waktu. Contoh; - Kakak belajar sampai larut malam. - Berusahalah sampai berhasil mencapai cita-cita. 4) Kata depan polimorfemis gabungan kata depan dengan bukan kata depan, antara lain; Kata di atas, di bawah, di belakang, di muka, ke dalam, keluar, ke samping, dari luar, dan dari dalam. Kata-kata yang tersebut di atas masing-masing mempunyai kesamaan, kegunaan, dan fungsi yaitu memberi keterangan pada kata yang menyertai. Contoh; - Buku gambar Ani ditaruh di atas meja. - Di belakang rumah Adi ada kebun bunga. Nelson (dalam Alwasilah, 1974:20-21) mengklasifikasikan kata depan menjadi delapan macam yaitu: 1) Noun determiners (penentu kata benda) adalah kata-kata yang kehadirannya sebelum hadirnya kata benda. 2) Helping verbs (kata kerja bantu) yaitu kata yang berfungsi sebagai pelaku pekerjaan dan sebagai pembantu kata yang lain. 3) Qualifiers (kata-kata penegas) ialah kata-kata yang berfungsi sebagai penegas 6
  • 7. kata yang lain. 4) Coordinators (kata penghubung) adalah kata yang dapat menghubungkan antara yang satu dengan kata yang lain. 5) Interrogators (kata tanya) adalah kata yang digunakan untuk penanda pertanyaan pada kalimat tanya. 6) Includers (kata sambung) adalah kata yang dapat menyambungkan/ menggabungkan kata yang satu dengan yang lain. 7) Sentence linkers (penghubung kalimat), dan 8) Miscellaneaus group (kata campuran) adalah kata yang terdiri atas kata penunjuk dan kata sambung, kata ini juga dapat berfungsi sebagai penunjuk atau penghubung pada kalimat. Ramlan Halim dalam bukunya yang berjudul “Kata Depan atau Kata depan Dalam Bahasa Indonesia” membedakan kata depan menjadi; 1) Kata depan partikel, 2) Kata depan konstruksi indosentris dan eksosentris, 3) Kata depan frase depan, dan 4) Kata depan perbedaan kata depan dan kata penghubung. J.S. Badudu membedakan kata depan menjadi tiga macam yaitu; 1) Kata depan sejati, 2) Kata depan majemuk, 3) Kata depan yang tidak tergolong sejati dan tidak tergolong majemuk. Dari keempat pendapat ahli bahasa yang dikemukakan di atas pada dasarnya mempunyai kesamaan, namun pendapat Anton Moeliono lebih terperinci dan mudah dipahami. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis berpijak pada klasifikasi kata depan yang dikemukakan oleh Moeliono. Selanjutnya sesuai dengan materi kata depan yang diajarkan di sekolah dasar khususnya kelas IV, maka jenis kata depan yang diteliti adalah penggunaan kata depan monomorfemis yang terdiri dari: di, ke, dari, pada, dan dengan. Dilihat dari segi pemakaiannya, Gorys Keraf membagi menjadi dua macam, yaitu kata monovalen dan kata ambivalen (Keraf, 1984:91). Lebih lanjut dijelaskan kata monovalen (bernilai satu) yaitu kata yang semata-mata bertugas untuk memperluas kalimat, sedangkan kata ambivalen (bernilai dua) yaitu kata 7
  • 8. depan di samping sebagai kata tugas, dapat juga bertindak sebagai jenis kata lain, baik dalam bentuk suatu kalimat minim maupun dalam merubah bentuknya. Pendapat ini didasarkan pada sering tidaknya kata depan digunakan oleh seseorang dalam kegiatan berbahasa. Dengan menggunakan istilah yang sedikit berbeda, Adiwimarta dkk, membagi frekuensi pemakaian kata depan menjadi dua macam yaitu: (1) kata-kata yang berfrekuensi tinggi ialah kata-kata yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari, dan (2) kata-kata yang berfrekuensi rendah, yaitu kata-kata yang dipakai oleh beberapa golongan saja, dan hanya dalam keadaan khusus jarang dipergunakan (Adiwimarta dkk, 1978:7). Dengan demikian dari beberapa urainan di atas dapat disimpulkan bahwa, penguasaan kata depan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan berbahasa secara tulisan. Agar seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan menangkap buah pikiran orang lain, maka seseorang diharuskan menguasai penggunaan kata, terutama kata depan. “Seseorang yang penguasaan kata depannya terbatas, tentu akan terbatas pula kemampuan mengungkapkan buah pikirannya, terutama dalam menyusun kata pada sebuah kalimat” (Silaidin, 1981:11). KAJIAN PUSTAKA Adiwimarta, Sri Sukesi, dkk. 1978. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 8
  • 9. Alwasilah, Chaedar. 1983. Pengantar Linguistik. Bandung: N.V. Ganeka. Badudu, J.S. 1983. Tata Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Tata Bahasa Indonesia dalam Rusyana dan Samsuri. Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Program Pengajaran (GBPP) Kelas IV Sekolah Dasar: Jakarta: Depdikbud. Halim, Amran, dkk. 1974. Ujian Bahasa. Bandung: N.V. Ganeco. Keraf, Gorys. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 1974. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia. Moeliono, Anton, M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Solichin, Mansur, M. 1988. Tata Bahasa, Tata Bunyi, Tata Makna, dan Tata Kalimat. Malang: IKIP Malang. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa. 9
  • 10. Alwasilah, Chaedar. 1983. Pengantar Linguistik. Bandung: N.V. Ganeka. Badudu, J.S. 1983. Tata Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Tata Bahasa Indonesia dalam Rusyana dan Samsuri. Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Program Pengajaran (GBPP) Kelas IV Sekolah Dasar: Jakarta: Depdikbud. Halim, Amran, dkk. 1974. Ujian Bahasa. Bandung: N.V. Ganeco. Keraf, Gorys. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 1974. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia. Moeliono, Anton, M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Solichin, Mansur, M. 1988. Tata Bahasa, Tata Bunyi, Tata Makna, dan Tata Kalimat. Malang: IKIP Malang. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa. 9