SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Thermodinamika
                                                  II. KALOR



       Sudah dijelaskan pada bab sebelumnya apabila dua buah benda yang

berbeda temperaturnya saling berkontak termal, temperatur benda yang lebih

panas berkurang sedangkan temperatur benda yang lebih dingin bertambah. Ada

sesuatu yang berpindah dalam kasus ini, apa ?

   Kalorik, su at u m a t e ri y a n g tak terlihat, ya n g m e n g a lir dari b e n d a
   y a n g b ert e m p e r a t u r ting g i ke b e n d a ya n g b ert e m p e r a t u r ren d a h .

Benyamin Thomson/Count Rumford (1753- 1814) dengan eksperimen- nya, dia

mengebor logam, teramati bahwa mata bor menjadi panas dan didinginkan

dengan air (sampai airnya mendidih), tentunya                              dari teori “kalorik”,        kalorik

tersebut lama kelamaan akan habis dan ternyata bila proses tersebut berlanjut

terus kalorik tersebut tidak habis, jadi teori kalorik tidak tepat. Jadi kalor bukan

materi.




                                             kalor

                                T1                                T2                 T1>T2



1. KALOR dan ENERGI TERMAL




                                                         8
Thermodinamika
Ada suatu perbedaan antara kalor (heat) dan energi dalam dari suatu bahan.

Kalor hanya digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari satu tempat ke

yang lain.

Kalor a d al ah e n e r g i ya n g       di pin d a h k a n   akib a t a d a n y a   p er b e d a a n    te m p e r a t ur . .

Se d a n g k a n e n e r g i dala m (ter mi s) a d al ah e n e r g i kar e n a te m p e r a t u r n y a .




1.1. Satuan Kalor.

Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori a d al ah kalor y a n g di p e rluk a n untuk

m e n a i k k a n te m p e r a t u r 1 gr air dari 1 4 , 5 C m e n j a d i 1 5 , 5 C.

Dalam sistem British, 1 Btu (British Ther m al Unit) a d al ah kalor untuk m e n a i k k a n

te m p e r a t ur 1 lb air dari 6 3 F m e n j a d i 64 F.

                 1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10 -3 Btu

                 1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10 -4 Btu

                 1 Btu = 1055 J = 252,0 kal



1.2. Kesetaraan Mekanik dari Kalor.

Dai konsep energi mekanik diperoleh bahwa bila gesekan terjadi pada sistem

mekanis, ada energi mekanis yang hilang. Dan dari eksperimen diperoleh bahwa

energi yang hilang tersebut berubah menjadi energi termal.

Dari eksperimen yang dilakukan oleh Joule (aktif penelitian pada tahun 1837-

1847) diperoleh kesetaraan mekanis dari kalor :
                                                              9
Thermodinamika
                     1 kal = 4,186 joule



3. KAPASITAS KALOR dan KALOR JENIS

Kapasitas kalor (C) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur

dari suatu sampel bahan sebesar 1 Co .

                     ∆Q = C ∆T

Kapasitas panas dari beberapa benda sebanding dengan massanya, maka lebih

mudah bila didefinisikan kalor jenis, c :

Kalor jenis, c : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1

gr massa bahan sebesar 1 Co .

                     ∆Q = m c ∆T



                           T2
Bila harga c tidak konstan : Q = ∫ m c dT
                        T1


Catatan : untuk gas kalor jenis biasanya dinyatakan untuk satu mol bahan, dsb

kalor jenis molar,

∆Q = n c ∆T



Kalor jenis beberapa bahan pada 25 C.

    Bahan         c (kal/gr. Co )       Bahan      c (kal/gr. Co )
Aluminium        0,215              Kuningan     0,092

                                            10
Thermodinamika
Tembaga         0,0924            Kayu              0,41
Emas            0,0308            Glas              0,200
Besi            0,107             Es (-5 C)         0,50
Timbal          0,0305            Alkohol           0,58
Perak           0,056             Air Raksa         0,033
Silikon         0,056             Air (15 C)        1,00


3. KALOR LATEN

Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila terjadi perpindahan

kalor antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi tertentu, aliran

kalor ini tidak merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila bahan mengalami

perubahan   fasa. Misalnya     padat   menjadi   cair (mencair),   cair menjadi   uap

(mendidih) dan perubahan struktur kristal (zat padat). Energi yang diperlukan

disebut kalor transformasi.

Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan bermassa m adalah

                  Q= m L

dimana L adalah kalor laten.



4. PERPINDAHAN KALOR

Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari

benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih

rendah, hingga tercapainya kesetimbangan termal.

Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi,

konveksi dan radiasi.


                                         11
Thermodinamika



4.1. Konduksi

Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan

pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya

rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih

tinggi.




Sebelum    dipanaskan      atom    dan    elektron    dari   logam   bergetar    pada   posisi

setimbang. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan

elektron   bergetar   dengan       amplitudi    yang     makin   membesar.        Selanjutnya

bertumbukan     dengan      atom    dan    elektron     disekitarnya   dan      memindahkan

sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di

ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron

bebas.




                      T2              T1        T1



                                                Aliran kalor
                                               12
Thermodinamika
                                     A

                                ∆x



Bila T2 dan T1 dipertahankan terus besarnya, maka kesetimbangan termal tidak

akan pernah tercapai, dan dalam keadaan          mantap/tunak (stedy state), kalor

yang mengalir persatuan waktu sebanding dengan luas penampang A, sebanding

dengan perbedaan temperatur ∆T dan berbanding terbalik dengan lebar bidang

∆x

                            ∆Q/∆t = H ∝ A ∆T/∆x




Untuk penampang berupa bidang datar :




                T1                               T2

                            L



                     H = - k A (T 1 - T2 ) / L

                                         13
Thermodinamika
k adalah kondutivitas termal.

Konduktivitas termal untuk beberapa bahan :

    Bahan            k (W/m.C o )               Bahan          k (W/m.C o )
Aluminium               238                Asbestos               0,08
Tembaga                 397                Concrete                0,8
Emas                    314                Gelas                   0,8
Besi                    79,5               Karet                   0,2
Timbal                  34,7               air                     0,6
Perak                   427                kayu                   0,08
                                           udara                 0,0234


Untuk susunan beberapa bahan dengan ketebalan L 1 , L2 ,, ... dan konduktivitas

masing- masing k 1 , k 2 ,, ... adalah :

                     H =     A (T 1 - T2 )
                             ∑ (L 1 /k 1 )




                              k1           k2

       T1                      L1               L2        T2




Bagaimana dengan bidang yang berbentuk silinder ?
                                                     14
Thermodinamika



4.2. Konveksi

     Apabila    kalor   berpindah   dengan     cara   gerakan   partikel    yang    telah

dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya

dikarenakan perbedaan kerapatan disebut konveksi alami (natural convection)

dan bila didorong, misal dengan fan atau pompa disebut konveksi paksa (forced

convection).

     Besarnya konveksi tergantung pada :

a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).

b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida ( ∆T).

c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :

     # viscositas fluida

     # kecepatan fluida

     # perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida

     # kapasitas panas fluida

     # rapat massa fluida

     # bentuk permukaan kontak



     Konveksi :          H = h x A x ∆T



4.3. Radiasi


                                          15
Thermodinamika
      Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini

termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700

nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan

materi energi radiasi berubah menjadi energi termal.

      Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per

satuan luas pada temperatur T kelvin adalah :



                  E = eσ T4 .

dimana σ : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10 -8 W/ m 2 K4 .

         e : emitansi (0 ≤ e ≤ 1)




                                         16
Thermodinamika
      Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini

termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700

nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan

materi energi radiasi berubah menjadi energi termal.

      Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per

satuan luas pada temperatur T kelvin adalah :



                  E = eσ T4 .

dimana σ : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10 -8 W/ m 2 K4 .

         e : emitansi (0 ≤ e ≤ 1)




                                         16
Thermodinamika
      Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini

termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700

nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan

materi energi radiasi berubah menjadi energi termal.

      Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per

satuan luas pada temperatur T kelvin adalah :



                  E = eσ T4 .

dimana σ : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10 -8 W/ m 2 K4 .

         e : emitansi (0 ≤ e ≤ 1)




                                         16

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
Ppt kdpf (kelompok 2)
Ppt kdpf (kelompok 2)Ppt kdpf (kelompok 2)
Ppt kdpf (kelompok 2)
 
Perpindahan kalor
Perpindahan kalorPerpindahan kalor
Perpindahan kalor
 
SUHU DAN KALOR FISIKA
SUHU DAN KALOR FISIKASUHU DAN KALOR FISIKA
SUHU DAN KALOR FISIKA
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XKalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
 
Fisika suhu dan kalor beserta soal pilihan ganda
Fisika suhu dan kalor beserta soal pilihan gandaFisika suhu dan kalor beserta soal pilihan ganda
Fisika suhu dan kalor beserta soal pilihan ganda
 
Pemuaian
Pemuaian Pemuaian
Pemuaian
 
Suhu dan kalor (2)
Suhu dan kalor (2)Suhu dan kalor (2)
Suhu dan kalor (2)
 
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALORSUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
 
Perpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisiPerpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisi
 
Bab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panasBab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panas
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Fd suhu dan kalor
Fd  suhu dan kalorFd  suhu dan kalor
Fd suhu dan kalor
 
Fisika Kelas XI SMK Bab Suhu
Fisika Kelas XI SMK Bab SuhuFisika Kelas XI SMK Bab Suhu
Fisika Kelas XI SMK Bab Suhu
 
Azas Black & Perpindahan Kalor
Azas Black & Perpindahan KalorAzas Black & Perpindahan Kalor
Azas Black & Perpindahan Kalor
 
Rangkuman materi un ipa smp (fisika, biologi, dan kimia) revised
Rangkuman materi un ipa smp (fisika, biologi, dan kimia) revisedRangkuman materi un ipa smp (fisika, biologi, dan kimia) revised
Rangkuman materi un ipa smp (fisika, biologi, dan kimia) revised
 
Pemuaian
PemuaianPemuaian
Pemuaian
 
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
 

Viewers also liked

Mejores vestidos en los premios oscar 2013
Mejores vestidos en los premios oscar 2013Mejores vestidos en los premios oscar 2013
Mejores vestidos en los premios oscar 2013LorenaSalazar11
 
Bogovete na promqnata
Bogovete na promqnataBogovete na promqnata
Bogovete na promqnataqdessy
 
OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...
OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...
OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...Mark Braggins
 
Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014
Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014
Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014Mark Braggins
 
Cosmetology School
Cosmetology SchoolCosmetology School
Cosmetology Schoollenacaudle
 
Flooding Information for Hampshire
Flooding Information for HampshireFlooding Information for Hampshire
Flooding Information for HampshireMark Braggins
 
Local Open Data. Presentation for Cambridgeshire Insight
Local Open Data. Presentation for Cambridgeshire InsightLocal Open Data. Presentation for Cambridgeshire Insight
Local Open Data. Presentation for Cambridgeshire InsightMark Braggins
 
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your BusinessBarry Feldman
 

Viewers also liked (9)

Mejores vestidos en los premios oscar 2013
Mejores vestidos en los premios oscar 2013Mejores vestidos en los premios oscar 2013
Mejores vestidos en los premios oscar 2013
 
Bogovete na promqnata
Bogovete na promqnataBogovete na promqnata
Bogovete na promqnata
 
Cosmetology
Cosmetology Cosmetology
Cosmetology
 
OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...
OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...
OpenDataCommunities and Hampshire Hub presentation for Hampshire and Isle of ...
 
Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014
Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014
Hampshire hub presentation for making transparency work 06 june 2014
 
Cosmetology School
Cosmetology SchoolCosmetology School
Cosmetology School
 
Flooding Information for Hampshire
Flooding Information for HampshireFlooding Information for Hampshire
Flooding Information for Hampshire
 
Local Open Data. Presentation for Cambridgeshire Insight
Local Open Data. Presentation for Cambridgeshire InsightLocal Open Data. Presentation for Cambridgeshire Insight
Local Open Data. Presentation for Cambridgeshire Insight
 
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
 

Similar to 13 kalor

Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperaturFKIP UNHALU
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptuptsdn104laba
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxGunturs4
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalMoh Iriyanto
 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Arif Wicaksono
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bLinkin Park News
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEKO SUPRIYADI
 
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxSuhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxWulandariPalupi1
 
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalorBab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kaloremri3
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalorFKIP UHO
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalorFKIP UHO
 
PPT Materi Kalor.pptx
PPT Materi Kalor.pptxPPT Materi Kalor.pptx
PPT Materi Kalor.pptxNunuDarmawan
 

Similar to 13 kalor (20)

Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).ppt
 
suhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.pptsuhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.ppt
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptx
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor final
 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxSuhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
 
Rpp 3.11 jun
Rpp 3.11  junRpp 3.11  jun
Rpp 3.11 jun
 
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalorBab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalor
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
PPT Materi Kalor.pptx
PPT Materi Kalor.pptxPPT Materi Kalor.pptx
PPT Materi Kalor.pptx
 
SUHU_dan_Kalor.ppt
SUHU_dan_Kalor.pptSUHU_dan_Kalor.ppt
SUHU_dan_Kalor.ppt
 
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR SUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
 

13 kalor

  • 1. Thermodinamika II. KALOR Sudah dijelaskan pada bab sebelumnya apabila dua buah benda yang berbeda temperaturnya saling berkontak termal, temperatur benda yang lebih panas berkurang sedangkan temperatur benda yang lebih dingin bertambah. Ada sesuatu yang berpindah dalam kasus ini, apa ? Kalorik, su at u m a t e ri y a n g tak terlihat, ya n g m e n g a lir dari b e n d a y a n g b ert e m p e r a t u r ting g i ke b e n d a ya n g b ert e m p e r a t u r ren d a h . Benyamin Thomson/Count Rumford (1753- 1814) dengan eksperimen- nya, dia mengebor logam, teramati bahwa mata bor menjadi panas dan didinginkan dengan air (sampai airnya mendidih), tentunya dari teori “kalorik”, kalorik tersebut lama kelamaan akan habis dan ternyata bila proses tersebut berlanjut terus kalorik tersebut tidak habis, jadi teori kalorik tidak tepat. Jadi kalor bukan materi. kalor T1 T2 T1>T2 1. KALOR dan ENERGI TERMAL 8
  • 2. Thermodinamika Ada suatu perbedaan antara kalor (heat) dan energi dalam dari suatu bahan. Kalor hanya digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari satu tempat ke yang lain. Kalor a d al ah e n e r g i ya n g di pin d a h k a n akib a t a d a n y a p er b e d a a n te m p e r a t ur . . Se d a n g k a n e n e r g i dala m (ter mi s) a d al ah e n e r g i kar e n a te m p e r a t u r n y a . 1.1. Satuan Kalor. Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori a d al ah kalor y a n g di p e rluk a n untuk m e n a i k k a n te m p e r a t u r 1 gr air dari 1 4 , 5 C m e n j a d i 1 5 , 5 C. Dalam sistem British, 1 Btu (British Ther m al Unit) a d al ah kalor untuk m e n a i k k a n te m p e r a t ur 1 lb air dari 6 3 F m e n j a d i 64 F. 1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10 -3 Btu 1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10 -4 Btu 1 Btu = 1055 J = 252,0 kal 1.2. Kesetaraan Mekanik dari Kalor. Dai konsep energi mekanik diperoleh bahwa bila gesekan terjadi pada sistem mekanis, ada energi mekanis yang hilang. Dan dari eksperimen diperoleh bahwa energi yang hilang tersebut berubah menjadi energi termal. Dari eksperimen yang dilakukan oleh Joule (aktif penelitian pada tahun 1837- 1847) diperoleh kesetaraan mekanis dari kalor : 9
  • 3. Thermodinamika 1 kal = 4,186 joule 3. KAPASITAS KALOR dan KALOR JENIS Kapasitas kalor (C) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu sampel bahan sebesar 1 Co . ∆Q = C ∆T Kapasitas panas dari beberapa benda sebanding dengan massanya, maka lebih mudah bila didefinisikan kalor jenis, c : Kalor jenis, c : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1 Co . ∆Q = m c ∆T T2 Bila harga c tidak konstan : Q = ∫ m c dT T1 Catatan : untuk gas kalor jenis biasanya dinyatakan untuk satu mol bahan, dsb kalor jenis molar, ∆Q = n c ∆T Kalor jenis beberapa bahan pada 25 C. Bahan c (kal/gr. Co ) Bahan c (kal/gr. Co ) Aluminium 0,215 Kuningan 0,092 10
  • 4. Thermodinamika Tembaga 0,0924 Kayu 0,41 Emas 0,0308 Glas 0,200 Besi 0,107 Es (-5 C) 0,50 Timbal 0,0305 Alkohol 0,58 Perak 0,056 Air Raksa 0,033 Silikon 0,056 Air (15 C) 1,00 3. KALOR LATEN Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila terjadi perpindahan kalor antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi tertentu, aliran kalor ini tidak merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila bahan mengalami perubahan fasa. Misalnya padat menjadi cair (mencair), cair menjadi uap (mendidih) dan perubahan struktur kristal (zat padat). Energi yang diperlukan disebut kalor transformasi. Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan bermassa m adalah Q= m L dimana L adalah kalor laten. 4. PERPINDAHAN KALOR Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah, hingga tercapainya kesetimbangan termal. Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi. 11
  • 5. Thermodinamika 4.1. Konduksi Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron bergetar dengan amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas. T2 T1 T1 Aliran kalor 12
  • 6. Thermodinamika A ∆x Bila T2 dan T1 dipertahankan terus besarnya, maka kesetimbangan termal tidak akan pernah tercapai, dan dalam keadaan mantap/tunak (stedy state), kalor yang mengalir persatuan waktu sebanding dengan luas penampang A, sebanding dengan perbedaan temperatur ∆T dan berbanding terbalik dengan lebar bidang ∆x ∆Q/∆t = H ∝ A ∆T/∆x Untuk penampang berupa bidang datar : T1 T2 L H = - k A (T 1 - T2 ) / L 13
  • 7. Thermodinamika k adalah kondutivitas termal. Konduktivitas termal untuk beberapa bahan : Bahan k (W/m.C o ) Bahan k (W/m.C o ) Aluminium 238 Asbestos 0,08 Tembaga 397 Concrete 0,8 Emas 314 Gelas 0,8 Besi 79,5 Karet 0,2 Timbal 34,7 air 0,6 Perak 427 kayu 0,08 udara 0,0234 Untuk susunan beberapa bahan dengan ketebalan L 1 , L2 ,, ... dan konduktivitas masing- masing k 1 , k 2 ,, ... adalah : H = A (T 1 - T2 ) ∑ (L 1 /k 1 ) k1 k2 T1 L1 L2 T2 Bagaimana dengan bidang yang berbentuk silinder ? 14
  • 8. Thermodinamika 4.2. Konveksi Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan kerapatan disebut konveksi alami (natural convection) dan bila didorong, misal dengan fan atau pompa disebut konveksi paksa (forced convection). Besarnya konveksi tergantung pada : a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A). b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida ( ∆T). c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada : # viscositas fluida # kecepatan fluida # perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida # kapasitas panas fluida # rapat massa fluida # bentuk permukaan kontak Konveksi : H = h x A x ∆T 4.3. Radiasi 15
  • 9. Thermodinamika Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700 nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan materi energi radiasi berubah menjadi energi termal. Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas pada temperatur T kelvin adalah : E = eσ T4 . dimana σ : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10 -8 W/ m 2 K4 . e : emitansi (0 ≤ e ≤ 1) 16
  • 10. Thermodinamika Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700 nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan materi energi radiasi berubah menjadi energi termal. Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas pada temperatur T kelvin adalah : E = eσ T4 . dimana σ : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10 -8 W/ m 2 K4 . e : emitansi (0 ≤ e ≤ 1) 16
  • 11. Thermodinamika Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700 nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan materi energi radiasi berubah menjadi energi termal. Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas pada temperatur T kelvin adalah : E = eσ T4 . dimana σ : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10 -8 W/ m 2 K4 . e : emitansi (0 ≤ e ≤ 1) 16