1. Alam semesta yang memuai
Dari pengamatanya menyangkut percepatan pemuaian alam semesta, para pakar astro-fisika menghitung,
volume energi gelap dapat mencapai 70 persen dari seluruh energi di alam semesta. Pengukuran menggunakan
satelit penelitian gelombang Mikro Wave milik AS, menegaskan angka 70 persen tsb. Sementara, kontribusi
materi dan energi kasat mata, hanya sekitar 5 persen dari materi dan energi di alam semesta. Sisa
kekurangannya, sebesar 25 persen merupakan kontribusi dari materi gelap. Pengukuran gas sinar R”ntgen di
seluruh galaksi, juga menunjukan bahwa materi kasat mata dan materi gelap, mencakup sekitar 30 persen dari
volume alam semesta.
Setelah mengetahui indikatornya, apakah otomatis sifat maupun sosok energi dan materi gelap dapat diketahui?
Prof. Gunther Hasinger dari Institut Max-Planck untuk fisika ekstra-terestrial menjawab, hingga kini para pakar
tetap belum mengetahui apa energi gelap itu.
Walaupun eksistensinya memang tidak diragukan lagi. Sekarang ini jaringan materi dan energi gelap,
merupakan kunci untuk menjelaskan pembentukan galaksi. Materi gelap, ibaratnya arsitektur alam semesta yang
masih tersembunyi. Sementara lensa gravitasi, adalah salah satu dari sedikit cara praktis, untuk melacaknya.
Sekarang, jika materi dan energi gelap merupakan komposisi terbesar alam semesta, dan mendorong percepatan
pemuaian alam semesta, muncul pertanyaan baru, apakah alam semesta akan terus memuai? Para pakar astro-
fisika memang mengembangkan berbagai model. Diantaranya, model alam semesta yang terus mengembang
tidak terbatas serta model alam semesta yang pada titik tertentu, kembali mengkerut karena tarikan gaya
gravitasinya sendiri.
Jika mengacu pada teori relativitas Einstein, serta mengamati percepatan pemuaian, skenario alam semesta yang
terus memuai, dan suatu saat mengalami robekan besar, adalah yang paling logis. Tapi, jika mengacu pada teori
dentuman besar, harusnya ada titik singularitas, dimana justru alam semesta mengkerut hingga dimensi titik tsb.
Selain itu juga dipertanyakan, apakah tidak ada alam semesta lain, selain yang kita kenal ini? Semua ini
semakian menegasakan, alam semesta memang penuh misteri. (muj)
Alam semesta akan terus memuai dengan kecepatan yang terus bertambah. Kesimpulan ini berdasarkan
pengamatan “energi gelap” menggunakan teleskop Chandra. Telah dikonfirmasi bahwa teori ledakan memicu
pada implikasi dasar bagi masa depan alam semesta.“Alam Semesta benar-benar sedang dipercepat.
Pemberitahuan ini memberi implikasi penting bagi masa depan di Alam Semesta kita", kata Steve Allen,
seorang astrofisik dari Institut Astronomi Cambridge, ketua penelitian ini. "Energi gelap mendorong Alam
Semesta ke luar dan mempercepat pemuaiannya", tambahnya. Para peneliti tidak menyadari komposisi energi
ini. Namun mereka memperkirakan bahwa densitasnya menentukan pemuaian Alam Semesta.
"Pemuaian Alam Semesta dipercepat, sekarang pertanyaan untuk dimengerti adalah mengapa", Paul Hertz,
seorang peneliti NASA berkomentar. "Sampai kami mengerti perihal energi gelap, mungkin ada hipotesa
berbeda mengenai masa depan Alam Semesta", tambahnya.
Skenario sementara
Ada tiga skenario berlaku, tergantung densitas energi gelap. Apabila densitas tetap konstan, akselerasi pemuaian
akan berlanjut dan "dalam waktu hanya 100 milliar tahun, walaupun langit berpopulasi milliaran yang tampak
melalui teleskop galaksi akan menunjukkan tidak lebih dari beberapa ratus, menjadi tempat yang terpencil", Mr.
Hertz memperkirakan.
Dengan kata lain, apabila densitas menurun, "pemuaian akan diperlambat ke titik di mana Alam Semesta akan
runtuh sekali lagi sebelum pembasmian keseluruhan", atau kemungkinan, sebelum Big Bang baru.
Pilihan ke tiga adalah meningkatkan densitas energi gelap, yang akan memicu pada "kerusakan atom yang
tersusun dari seluruh zat", lanjutnya.
Ketidakpastian dan Faktor-faktor yang tidak diketahui
"Energi gelap mendominasi Alam Semesta dan akan mendominasi Alam Semesta di masa depan", tegas
Profesor Allen. Baginya, teori formula dari Albert “Einstein mengenai densitas konstan energi gelap muncul
dalam bentuk yang bagus” bagi para peneliti. Namun” selama kita tidak memiliki pengetahuan mengenai
kecepatan kosmik dan sifat asli energi gelap, kita tidak akan dapat memprediksikan densitas Alam Semesta”,
2. singkat Michel Turner, seorang peneliti independen dari Universitas Chicago dan seorang anggota lokal
American Foundation of Science.
Para peneliti memperkirakan bahwa alam semesta terkomposisi dari 75% energi gelap, 21% zat gelap dan hanya
4% zat normal yang dikenal sebagai bumi.
Para ilmuwan mempelajari 26 kelompok galaksi yang berjarak satu hingga delapan milliard tahun cahaya
jauhnya, dari waktu perlambatan gerak Alam Semesta setelah Big Bang hingga awal percepatan Alam Semesta
dikarenakan dampak energi gelap.
Haruskah diubah ?
Beberapa peneliti mengusulkan untuk mengubah contoh agar dapat memahami lebih baik pemuaian Alam
Semesta ini. Dengan demikian, Israeli Mordehai Milgrom memperkirakan bahwa zat gelap adalah sebuah
gagasan yang tak masuk akal dan bahwa dapat bekerja tanpanya hanya dengan mengubah hukum gravitasi
Newton.
Ilmuwan lainnya, Georgi Dvali, ahli ilmu fisika Universitas New York, berpikir bahwa percepatan pemuaian
Alam Semesta bukan hasil dari dampak energi gelap, namun dikarenakan pelepasan gaya berat Alam Semesta,
dan menuju dimensi lain.
Yang lain memaksa bahwa hal ini mungkin dapat dipecahkan apabila bentuk Alam Semesta tunggal diabaikan
dan menyokong gagasan berbagai tingkat Alam Semesta, dimana termasuk semua kemungkinan dari keberadaan
realitas.
SYARAT KEHIDUPAN : Tentu saja temuan ini membuat gembira para astronom, karena
kondisi Europa telah memenuhi dua syarat penting untuk mendukung kehidupan,
yakni air dan energi. Seperti diketahui, evolusi awal Bumi menunjukkan perlunya
energi untuk mendukung kehidupan, salah satunya berupa petir. Selama 3,8 miliar
tahun sesudahnya, Bumi juga masih tergantung pada energi Matahari.
PLANET MARS
Planet Mars yang terkenal dengan sebutan planet merah ini, merupakan planet bernomer urut ke-4 yang
terdekat dengan Matahari. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan
lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai yang terbaru
belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya akan besi.
Penelitian juga menemukan, bahwa sama seperti Venus, pada planet Mars tidak terdeteksi medan magnet
global, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa Mars tidak
memiliki 'dinamo sendiri'.
Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun demikian,
keadaannya tidak cukup ideal untuk kehidupan manusia seperti di Bumi.
Dua jenis awan di Mars adalah awan es basah (water ice clouds) dan dan awan es kering (dry ice clouds). Awan
es basah pada umumnya berada disekitar puncak gunung. Sering terjadi badai es yang sangat dahsyat.
Pebedaan yang mennojol adalah eksentrisitas planet ini yang 5 kali lebih besar (0,093) daripara eksentrisitas
Bumi (0,017). Karena itu, pada musim panas, planet ini memposisikan kutub selatannya berada pada jarak yang
sangat jauh dari Matahari, sehingga kutub selatan lebih dingin dari kutub utaranya.
Suhu udara planet Mars cukup rendah, yaitu -133°C dan maks 27°C. Tekanan udaranya pun rendah, 5 mmHg.
3. Ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbon dioksida (95%), nitrogen (3%), dan argon (2%),
perbandingan ini mirip dengan atmosfer Venus, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu
pernapasan, jika ingin tinggal di sana.
Ciri-ciri umum Planet Mars adalah, sbb :
1. Nama Planet : Mars
2. Kala Rotasi : 24,37 Jam
3. Kala Revolusi : 687 Hari
4. Atmosfer : Karbon Dioksida, Nitrogen, Argon
5. Satelit Alam : Phobos dan Deimos
6. Jarak Ke Matahari : 228 Juta Km
7. Diameter Planet : 6.790 Km
8. Warna Planet : Merah
PLANET MERKURIUS
Merkurius adalah planet terkecil dalam tata surya kita dan paling dekat dengan
matahari. Jaraknya dari matahari adalah sekitar 57,9 juta kilometer. Suhu di planet ini
sangat panas karena terdekat dengan matahari, pada siang hari suhunya mencapai
sekitar 430°C. Tetapi pada malam hari suhunya menjadi sangat dingin yakni mencapai
sekitar -170°C.
Ukuran planet merkurius hanya 27% dari ukuran bumi. Merkurius punya banyak
kawah akibat benturan dengan meteor dan tidak mempunyai satelit alam serta
atmosfir.
Dengan diameter sebesar 4.879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet
terkecil di Tata Surya. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat serta
mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm3 hanya sedikit dibawah kepadatan Bumi.
Menurut riset terbaru, kemungkinan besar inti Merkurius adalah cair.
Merkurius merupakan planet yang tandus. Permukaanya berbatu-batu dan
terdapat banyak kawah. Kaloris merupakan kawah terbesar di planet ini. Garis tengah
Kaloris sekitar 1.300 Km. Atmosfer merkurius terdiri dari uap natrium dan kalium yg
sangat tipis, sehingga kadang-kadang planet ini di anggap tidak mempunyai atmosfer.
Akibatnya tidak ada udara yg menyerap panas matahari.
PLANET VENUS
Planet venus sering di tutupi awan padat. Atmosfer venus terdiri dari
Karbondioksida dan nitrogen. Temperatur permukaan venus sangat tinggi, yaitu
480°C, sehingga tidak mungkin ada air dalam wujud cair. Kandungan atmosfernya yang
pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah
kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan.
PLANET JUPITER
Karena posisinya yang jauh dari matahari, permukaan Europa diselimuti es setebal kurang lebih 10
mil. Sebelumnya para ilmuwan tidak mempercayai ada kemungkinan zat pendukung kehidupan di
satelit yang terselimuti es tersebut.
PLANET SATURNUS
Evolusinya 29,46 tahun. Selain berevolusi, rotasi saturnus mempunyai waktu yang
sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit. Saturnus memiliki kerapatan yang rendah
karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus
diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan atmosfer tersusun atas gas
amonia dan metana, hal ini tidak memungkinkan adanya kehidupan di
Saturnus. Temperatur Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250 K (-
4. 23°C). Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin terkencang di Tata Surya,
mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/h, 1.118 mph), yang jauh lebih cepat daripada
angin yang ada di Bumi.
PLANET URANUS
Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat
keempat dalam Tata Surya. Jarak rata-rata antara Uranus dan Matahari adalah
sekitar 3 milyar km. Uranus memiliki diameter mencapai 51.118 km, suhu sekitar 5000
K.
PLANET NEPTUNUS
Neptunus merupakan planet terjauh kedelapan jika ditinjau dari Matahari. Suhu -2180
C.
Neptunus memiliki angin tercepat dalam Tata surya pada kecepatan 2000 km / jam.
Seperti Jupiter dan Saturnus, Neptunus memiliki sumber panas internal, ia
memancarkan energi dua kali lebih dari yang diterimanya dari Matahari.
PLANET BUMI
Bumi merupakan satu-satunya planet yang sampai saat ini diketahui oleh manusia
terdapat kehidupan makhluk hidup. Bumi memiliki satelit alam yaitu bulan.
Bumi berotasi dalam waktu 23,9 Jam, dan berevolusi selama 365,3 Hari. 70,8%
permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan
1% uap air, karbondioksida, dan gas lain. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer)
dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari
angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi
menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.