2. Hasan Hanafi
Hasan Hanafi dilahirkan dari keluarga Bani Suwayf, di Kairo, Mesir, pada
tanggal 13 Februari 1935. Pada masa kanak-kanak, ia lebih banyak tinggal di
persembunyian selama masa Perang Dunia II. Ia mengagumi tentara Jerman yang
berjanji untuk membebaskan Mesir dari serangan Inggris.
Ia belajar filsafat di Universitas Kairo pada tahun 1952-1956. Pendidikannya
dilanjutkan di Unversitas Sorborne, Prancis, pada tahun 1956-1966. Ia kemudian
menjadi guru besar filsafat di Universitas Kairo.
Ia menggagas kalam bukan hanya membahas dimensi “kelangitan”, tetapi
juga berkaitan dengan realitas yang dihadapi oleh manusia kontemporer. Karena
itu, kalam tidak hanya berbicara tentang dimensi ketuhanan secara murni.
Pemahaman dimensi ketuhanan harus bisa ditransformasikan untuk mengokohkan
eksistensi kemanusiaan dalam realitas “kebumian”.
3. Nurcholish Madjid
Nurcholish Madjid, popular dengan panggilan Cak Nur, lahir pada 17 Maret 1939 di
Dusun Mojoanyar, Desa Mojotengah, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.
Ayahnya adalah K.H. Abdul Madjid, Sedangkan ibunya bernama Fatonah, putri Kiai
Abdullah Sadjad dari Kediri. Dia meninggal dunia di Jakarta, 29 Agustus 2005.
Dia menempuh pendidikan di berbagai pesantren, di antaranya Pesantren Darul
‘Ulum, Peterongan, Jombang, dan Pesantren Darussalam, Gontor, Ponorogo. Cak Nur
menempuh studi kesarjanaan di IAIN Jakarta (1961-1968).
Cak Nur dianggap sebagai salah satu tokoh pembaruan pemikiran dan gerakan
Islam di Indonesia. Cak Nur dikenal dengan konsep pluralismenya yang
mengakomodasi keberagaman keyakinan di Indonesia. Menurut Cak Nur, keyakinan
adalah hak primordial setiap manusia dan keyakinan tentang keberadaan Tuhan adalah
keyakinan yang mendasar. Cak Nur mendukung konsep kebebasan dalam beragama,
yakni kebebasan dalam menjalankan agama tertentu yang disertai dengan tanggung
jawab penuh atas apa yang dipilih. Cak Nur meyakini bahwa manusia sebagai individu
yang paripurna, ketika menghadap Tuhan di kehidupan yang akan datang akan
bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan, dan kebebasan dalam memilih adalah
konsep yang logis.
4. Daftar Pustaka
Ahmad, M. Kursani. “Pemikiran Kalam dalam Konteks Kekinian”, Ilmu Ushuluddin,
Vol. 2, No. 1, Januari 2012, hlm. 105-122.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nurcholish_Madjid
Sanusi, Anwar. “Biografi Karya dan Pemikiran Hasan Hanafi”, Inspirasi, Vol. 11,
No. 4, Desember 2013, hlm. 31-42.