Dokumen tersebut menjelaskan metode penghitungan biaya operasi kendaraan (BOK) untuk tiga golongan kendaraan (Golongan I, IIA, dan IIB) dengan menggunakan beberapa komponen biaya seperti konsumsi bahan bakar, minyak pelumas, ban, pemeliharaan, depresiasi, bunga modal, dan asuransi. Komponen-komponen biaya tersebut dihitung berdasarkan kecepatan kendaraan dengan menggunakan rumus-rum
2. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
2
Komponen biaya dan persamaan penghitungan biaya operasi kendaraan untuk
Golongan I (mobil penumpang) adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi Bahan Bakar
Konsumsi bahan bakar = basic fuel (1 ± (kk + kl + kr))
dimana : basic fuel dalam liter/1000 km
kk adalah koreksi akibat kelandaian
kl adalah koreksi akibat kondisi lalu lintas
kr adalah koreksi akibat kekasaran permukaan jalan (roughness)
3. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
3
Jalan tol
• Konsumsi bahan bakar gol I = 0,0284V2 - 3,0644V + 141,68
• Konsumsi bahan bakar gol. IIA = 2.26533*basic fuel gol.I
• Konsumsi bahan bakar gol. II B = 2.90805*basic fuel gol. I
Jalan non tol
• Konsumsi bahan bakar gol. I = 0.05693 V2 – 6.42593V + 269.18576
• Konsumsi bahan bakar gol. IIA = 0.21692 V2 – 24.11549V + 954.78624
• Konsumsi bahan bakar gol. II B = 0.21557 V2 – 24.17699V + 947.80862
4. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
4
Tabel 1.1. Faktor Koreksi Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan
5. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
5
2. Konsumsi Minyak Pelumas
Berdasarkan survei literatur dengan kriteria kemudahan dalam mengimplementasikan model, maka dipilih
spesifikasi model yang dikembangkan dalam GENMERRI, yaitu model yang dipakai oleh Bina Marga untuk
studi kelayakan jalan.
Model ini memperhatikan pengaruh dari kecepatan perjalanan dan kekasaran permukaan jalan (roughness)
terhadap konsumsi minyak pelumas. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat konsumsi dasar minyak pelumas (liter/km)
untuk jalan tol yang dimodifikasi dari model ini. Konsumsi dasar ini kemudian dikoreksi lagi menurut tingkatan
roughness seperti yang terlihat pada Tabel 1.3.
6. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
6
Tabel 1.2. Konsumsi dasar minyak pelumas (liter/km)
7. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
7
Tabel 1.3. Faktor Koreksi Konsumsi Minyak Pelumas terhadap Kondisi Kekasaran Permukaan Jalan
8. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
8
Konsumsi dasar minyak pelumas untuk jalan non tol dirumuskan sebagai berikut:
• Konsumsi minyak pelumas gol. I = 0.00037 V2 – 0.04070V + 2.20403
• Konsumsi minyak pelumas gol. IIA = 0.00209 V2 – 0.24413V + 13.29445
• Konsumsi minyak pelumas gol.IIB = 0.00186 V2 – 0.22035V + 12.06486
9. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
9
3. Konsumsi Ban
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi kondisi atau umur ban, yaitu:
1. Rolling friction, yaitu gesekan antara ban dengan permukaan jalan.
2. Gaya longitudinal dan transversal yang menyebabkan gesekan pada Sebagian permukaan ban.
Gaya tersebut terjadi akibat pengereman, akselerasi dan tikungan.
3. Gesekan akibat driving force, yang diakibatkan tekanan udara yang terjadi pada saat kendaraan
melakukan tanjakan dan atau pengurangan kecepatan.
10. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
10
Modelnya adalah sebagai berikut:
• Golongan I : Y = 0.0008848 V – 0.0045333
• Golongan IIA : Y = 0.0012356 V – 0.0064667
• Golongan IIB : Y = 0.0015553 V – 0.0059333
Dimana :
Y = pemakaian ban per 1000km
V = kecepatan berjalan (running speed)
11. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
11
4. Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan terdiri dari biaya suku cadang dan upah montir/tenaga kerja
yang berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun jalan non tol.
1. Suku Cadang
• Golongan I : Y = 0.0000064 V + 0.0005567
• Golongan IIA : Y = 0.0000332 V + 0.0020891
• Golongan IIB : Y = 0.0000191 V + 0.0015400
Dimana: Y = pemeliharaan suku cadang per 1000km
2. Montir
• Golongan I : Y = 0.00362 V + 0.36267
• Golongan IIA : Y = 0.02311 V + 1.97733
• Golongan IIB : Y = 0.01511 V + 1.21200
Dimana: Y = jam montir per 1000km
12. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
12
4. Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan terdiri dari biaya suku cadang dan upah montir/tenaga kerja
yang berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun jalan non tol.
1. Suku Cadang
• Golongan I : Y = 0.0000064 V + 0.0005567
• Golongan IIA : Y = 0.0000332 V + 0.0020891
• Golongan IIB : Y = 0.0000191 V + 0.0015400
Dimana: Y = pemeliharaan suku cadang per 1000km
2. Montir
• Golongan I : Y = 0.00362 V + 0.36267
• Golongan IIA : Y = 0.02311 V + 1.97733
• Golongan IIB : Y = 0.01511 V + 1.21200
Dimana: Y = jam montir per 1000km
13. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
13
5. Biaya Depresiasi
Biaya depresiasi berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun jalan non
tol. Persamaannya adalah sebagai berikut:
• Golongan I : Y = 1/(2.5 V + 125)
• Golongan IIA : Y = 1/(9.0 V + 450)
• Golongan IIB : Y = 1/(6.0 V + 300)
Dimana: Y = depresiasi per 1000km, sama dengan nilai ½ nilai depresiasi dari kendaraan
14. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
14
6. Bunga Modal
Biaya bunga modal per kendaraan-km yang dilambangkan dengan INT dan diekspresikan sebagai fraksi dari
harga kendaraan baru diberikan dalam persamaan berikut:
INT = AINT/AKM
Dimana:
AINT = rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dari
kendaraan baru = 0.01 (AINV/2)
AINV = bunga modal tahunan dari kendaraan baru
AKM = rata-rata jarak tempuh tahunan (kilometer) kendaraan
Dalam hal ini bunga modal diasumsikan tidak dipengaruhi oleh pilihan pengguna jalan tol
maupun jalan non tol.
15. Metode LAPI Institut Teknologi Bandung (1996)
15
7. Asuransi
Biaya asuransi berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun pada jalan
non tol:
• Golongan I : Y = 38/(500 V)
• Golongan IIA : Y = 6/(2571.42857 V)
• Golongan IIB : Y = 61/(1714.28571 V)
Dimana: Y = asuransi per 1000km