SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
PRINSIP DAN MODEL DEMOKRASI
DALAM PEMERINTAHAN
1. PENGERTIAN DAN SEJARAH DEMOKRASI
2. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
3. MODEL PELAKSANAAN DEMOKRASI
4. TEORI-TEORI PRASYARAT DEMOKRASI
5. MODEL PELAKSANAAN PEMERINTAHAN
DEMOKRATIS (MODEL PEMERINTAHAN
SENTRALISASI, DESENTRALISASI, DAN
KOMBINASI)
6. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
DESENTRALISASI DAN SENTRALISASI
7. KEBAIKAN SENTRALISASI DAN
DESENTRALISASI
1. PENGERTIAN DAN SEJARAH DEMOKRASI
• Menurut Miriam Budiajo (1977), demokrasi berasal dari
kata Yunani yakni demos (rakyat) dan kratos/kratien
(kekuasaan). Jadi demokrasi adalah rakyat berkuasa
atau government or rule by the people.
• Gagasan demokrasi berawal di negara kota (city-state)
di Yunani Kuno, pada abad 6-3 sebelum masehi, berupa
demokrasi langsung (direct democracy), dimana
keputusan politik dijalankan langsung oleh seluruh
warga negara berdasarkan suara mayoritas. Luas
wilayah city-state terbatas dan jumlah penduduk 300.000
jiwa. Ketentuan demokrasi berlaku untuk warga negara
asli, tidak berlaku untuk budak dan pendatang.
• Gagasan demokrasi dilanjutkan bangsa Romawi (abad 3
SM—6 M). Namun mulai mengalami kemunduran sejak
abad 6-14 masehi, tatkala bangsa Romawi dikalahkan
oleh bangsa eropa yang lain dan demokrasi diganti
dengan sistem feodal (hubungan tuan tanah dan budak),
pemusatan kekuasaan spiritual ditangan Paus, dan
perebutan kekuasaan di kalangan bangsawan (kelas
menengah).
• Kebangkitan demokrasi, ditandai dengan adanya
Piagam Magna Charta (1215) di Inggris antara Raja
John dengan kaum bangsawan. Raja John memberikan,
mengakui, dan menjami hak atau privilages kaum
bangsawan atas tanah dengan imbalan tertentu
(penyerahan dana untuk mendukung perang).Biarpun
perjanjian berbau feodal (hanya mengatur hubungan
raja dan bangsawan, bukan raja dengan rakyat), namun
piagam tsb dianggap tonggak penting berkembangnya
kembali gagasan demokrasi
• Gerakan Renaissance (1350-1600) dan Gerakan
Reformasi (1500-1650) di Eropa, membawa iklim segar
bagi kebangkitan gagasan demokrasi di negara-negara
eropa. Gerakan renaissance adalah aliran yang
menghidupkan kembali minat pada kesusasteraan dan
kebudayaan Yunani Kuno. Gerakan reformasi, menuntut
melepaskan diri dari penguasaan gereja, baik dibidang
siprituil, dogma, maupun di bidang sosial politik.
Gerakan reformasi menuntut pemisahan gereja dan
negara.
• Gerakan Rasionalisme (1650-1800) di Eropa,
mendorong pentingnya penggunaan rasio atau akal
dalam mengatur kehidupan bemasyarakat, berbangsa,
dan bernegara serta mendesak agar adanya
pembatasan kekuasaan raja dan agama dalam
pengaturan kehidupan sosial politik masyarakat.
Gerakan Rasionalisme menekankan pentingnya hak-hak
asasi manusia.
• Ide bahwa manusia memiliki hak politik atau
asasi-- seperti dicetuskan filsuf John Locke,
Inggris, tentang teori social-contract dan
Montesquieu, Prancis, tentang trias politica –
mengilhami dan memicu terjadinya Revolusi
Perancis (akhir abad 18) dan Revolusi Amerika
melawan Inggris (abad 18).
• Pada akhir abad 19, gagasan demokrasi
(kemerdekaan individu, kesamaan hak, dan hak
pilih masyarakat) menyebar ke negara di
berbagai penjuru dunia dan sistem
pemerintahan demokratis konstitusional menjadi
pilihan. Hasil penelitian PBB (UNESCO) pada
tahun 1949, bahwa sistem pemerintahan
demokrasi menjadi dasar dari kebanyakan
negara di dunia.
2. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
Prinsip-prinsip demokrasi menurut
Inu Kencana Syafiie (2005):
1. Adanya pembagian
kekuasaan
2. Adanya pemilihan umum yang
bebas
3. Adanya manejemen yang
terbuka
4. Adanya kebebasan individu
5. Adanya peradilan yang bebas
6. Adanya pengakuan hak
minoritas
7. Adanya pemerintahan yang
berdasarkan hukum
8. Adanya pers yang bebas
9. Adanya beberapa partai politik
10.Adanya musyawarah
11.Adanya persetujuan
12.Adanya pemerintahan yang
konstitusional
13.Adanya ketentuan tentang
pendemokrasian
14.Adanya pengawasan terhadap
administrasi Negara
15.Adanya perlindungan hak
asasi
16.Adanya pemerintahan yang
mayoritas
17.Adanya persaingan keahlian
18.Adanya mekanisme politik
19.Adanya kebebasan
kebijaksanaan Negara
20.Adanya pemerintah yang
mengutamakan musyawarah
• Prinsip-prinsip demokrasi menurut
Asykuri Ibn Chamin (2003) :
1. Kebebasan menyatakan pendapat
2. Kebebasan berkelompok
3. Kebebasan berpartisipasi
4. Kebebasan antarwarga
5. Kesetaraan Gender
6. Kedaulatan Rakyat
7. Rasa saling percaya
8. Kerjasama
• Prinsip-prinsip demokrasi Henry B. Mayo (1960) :
1. Menyelesaikan perselisahan dengan damai dan secara
melembaga (institutionalized peaceful settlement of
conflict)
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai
dalam suatu masyarakat yang sedang berubah
(peaceful change in changing society)
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
(orderly succession of rulers)
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum
(minimum of coercion)
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya
keanekaragaman (diversity)
6. Menjamin tegaknya keadilan
3. MODEL PELAKSANAAN DEMOKRASI
Model pelaksanaan demokrasi, menurut Inu
Kencana Syafiie (2005), terbagi 3 :
(1) Demokrasi langsung
• Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat secara
langsung menyampaikan aspirasinya
• Adanya pemilu langsung untuk memilih
eksekutif
• Rakyat langsung memberikan pengawasan
terhadap pemerintah (eksekutif)
(2) Demokrasi Perwakilan
• Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat
menyampaikan aspirasi melalui lembaga perwakilan
(senat/parlemen/dewan)
• Adanya pemilu untuk memilih wakil rakyat, lembaga
wakil rakyat yang memilih pimpinan eksekutif
• Rakyat memberikan kepercayaan kepada dewan
rakyat untuk melakukan pengawasan terhadap
pemerintah
(3) Kombinasi demokrasi langsung dan perwakilan
• Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat secara
langsung dan tidak langsung menyampaikan
aspirasinya
• Adanya pemilu langsung dan tidak langsung untuk
memilih eksekutif
• Rakyat langsung dan tidak langsung memberikan
pengawasan terhadap pemerintah (eksekutif)
4. TEORI-TEORI PRASYARAT DEMOKRASI
• Prasyarat tegaknya demokrasi dalam
suatu negara menurut Asykuri Ibn
Chamin (2003) sbb:
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Pluralisme
3. Hubungan yang seimbang negara dan
masyarakat
• Prasyarat tegaknya demokrasi dalam suatu
negara menurut para ahli hukum internasional
saat konferensi di Bangkok (1965) sbb:
1. Perlindungan konstitusional terhadap hak-hak
individu
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak
memihak
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan berpendapat
5. Kebebasan berserikat, berorganisasi, dan
beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan
• Prasyarat tegaknya demokrasi dalam suatu
negara menurut Henry B. Mayo (1960) :
1. Adanya pemerintahan yang bertanggungjawab
2. Adanya dewan perwakilan rakyat yang dipilih
melalui pemilu, mewakili golongan dan
kepentingan di masyarakat, melakukan
pengawasan, memungkinkan melaksanakan
oposisi konstruktif, dan menilai kebijakan
pemerintah.
3. Memiliki sistem dwi atau multi partai
4. Pers dan media massa yang bebas
5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin
hak asasi dan keadilan.
5. MODEL PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DEMOKRATIS
(MODEL PEMERINTAHAN SENTRALISASI,
DESENTRALISASI, DAN KOMBINASI)
• Menurut Inu Kencana Syafiie (2005), model
pelaksanaan pemerintahan demokratis, meliputi
model pemerintahan sentralisasi, desentralisasi,
dan kombinasi. Pemerintahan Sentralistis,
artinya pemerintah pusat mendominasi atau
memegang kendali terhadap seluruh kewenang
dan urusan daerah. Pemerintahan
Desentralisasi, artinya pemerintah pusat
menyerahkan urusan dan kewenangan kepada
daerah. Pemerintahan Kombinasi, artinya
pemerintah pusat memiliki kewenangan tertentu
terhadap daerah dan pemerintah daerah
memiliki kewenang juga.
6. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
DESENTRALISASI DAN SENTRALISASI
• Menurut Inu Kencana Syafiie (2005), ada 7 (tujuh) faktor yang
mendorong suatu negara cenderung memakasi sistem
pemerintahan desentralisasi (dispersion power) atau sentralisasi
(concentration power), yakni sebagai berikut:
(1) Faktor Sifat dan Bentuk Negara
• Negara federal cenderungunutk melaksanakan asas desentralisas,
sedangkan negara kesatuan lebih baik melaksanakan sentralisasi
dalam menjaga kesatuan dan kesatuan bangsa.
(2) Faktor Rezim yang Berkuasa
• Kalau rezim yang berkuasa dalam suatu negara adalah rezim yang
otoriter, maka cenderung melaksanakan sentralisasi, sedangkan
bila rezim yang berkuasa adalah yang memakai paham demokrasi
maka cenderung dilaksanakan desentralisasi
(3) Faktor Geografis
• Nagara kepulauan karena terpisah-pisah maka untuk
efisiensi kerja pemerintah biasanya melaksanakan
desentralisasi, sebaliknya negara kontinental mudah
mengatur dengan sentralisasi
(4) Faktor Warganegara
• Negara yang homogen penduduknya cenderung untuk
melaksanakan sentralisasi, sebaliknya negara yang
heterogen penduduknya cenderung melaksanakan
desentralisasi.
(5) Faktor Sejarah
• Negara yang sering terjadi pemberontakan diimbangi
dengan adanya sentralisasi begitu juga negara yang
sering melakukan peperangan, sebaliknya negara
yang sejak masa silamnya terkenal damai tetapi
masyarakatnya banyak protes lebih baik dilaksanakan
desentralisasi bagi mereka.
(6) Faktor Efisiensi dan Efektivitas
• Untuk memperoleh efisiensi dilaksanakan
desentralisasi yaitu pemberian otonomi yang luas
supaya lebih efisiens waktu dan tenaga, sedangkan
untuk mencapai efektivitas dilakukan sentralisasi
misalnya untuk keperluan-keperluan politik dan
ekonomi.
(7) Faktor Politik
• Bila hendak menciptakan wadah pendidikan politik
bagi masyarakat maka sebaiknya dilangsungkan
desentralisasi, sedang bila kebijaksanaan
pemerintahdibidang politik, misalnya alasan ekonomi
yaitu bertujuan untuk memperlaju pembangunan, atau
untuk membentuk kekuatan fisik (strategi militer) maka
sebaiknya dilakukan sentralisasi.
Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan
kemampuan ekonomi daerah, luas wilayah, jumlah
penduduk, sosial budaya dan pertimbangan hankam.
7. KEBAIKAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
• KEBAIKAN SENTRALISASI (Inu Kencana Syafiie; 2005)
1. Timbulnya rasa persatuan dan kesatuan yang kuat dan kokoh,
karena paham kebangsaan dan naionalisme senantiasa digembor-
gemborkan.
2. Keseragaman terjadi diseluruh wilayah negara, karena memang
dibuat sedemikian rupa, jadi selain kebersamaan dalam ideologi
dan falsafah hidup bangsa juga kebersamaan dalam berbagai segi
termasuk uniform.
3. Kekuasaan melengkapi pemerintah pusat, karena pemerintah pusat
diperkuat oleh peraturan perundang-undangan untuk tidak diganggu
gugat.
4. Terpadu, karena kemungkinan untuk timbulnya sparatisme sangat
kecil bahkan tidak ada sama sekali.
5. Penggunaan tenaga para ahli sepenuhnya, karena para ahli dari
semua daerah berkumpuil di pusat dan diseleksi kemampuannya.
6. Terkumpulnya para ahli yang berkualitas, karena selain
selesai kemampuan tersebut diatas, juga diadakan seleksi
kecintaan mereka kepada negara kesatuan.
7. Fungsi rangkap dapat ditekan, karena tenaga para ahli
terkumpul dari daerah pada pemerintah pusat, sehingga
cukup banyak kemungkinan untuk menghindari jabatan
rangkap.
8. Paham separatisme dapat ditekan, karena dengan berpijak
pada rasa persatuan dan kesatuan bangsa, segala isme-
isme kedaerahan dapat dihilangkan dan jauh-jauh
sebelumnya dikikis.
9. Kontrol dapat diteliti, karena aparat pemerintah pusat
sampai ke daerah-daerah dalam menjalankan kontrol serta
sistem pemerintahan terpadu ini.
10. Terkoordinir, karena pendelegasian wewenang pada unit-
unit, departemen-departemen ataupun instansi-instansi
sangat kecil. Dan kalaupun ada departemen-departemen
dan sebagainya itu, semuanya tunduk pada peraturan
perundang-undangan sentral.
11. Pengawasan mudah, mudah karena didukung oleh undang-
undang dan peraturan, bahkan konstitusi sendiri mengenai
sentralisasi ini.
12. Cocok untuk mempertahankan kekuasaan, karena bila di
puncak pemerintahan adalah rezim yang otoriter maka cara
ini tepat sebagai sistem pemerintahan yang berlaku.
13. Cocok untuk negara kontinental, karena kalau negara yang
melaksanakan sentralisasi ini ada negara myang terletak
didaratan dan mudah dijangkau seperti Uni Soviet dan
Republik Rakyat Cina, sentralisasi yang terpusat sangat
tepat.
14. Cocok untuk negara yang penduduknya homogen, kareba
jenis penduduk yang sama maka sentralisasi sangat tepat,
apalagi masyarakat tidak membutuhkan keanekaragaman.
15. Cocok untuk negara yang sering berperang baik dengan
negara tetangga maupun maupun peperangan di dalam
daerahnya sendiri, karena diperlukan persatuan angkatan
bersenjata dalam penghimpunan kekuatan militer.
16. Cocok bagi negara yang ingin mengutamakan pembangunan
ekonomi, karena keterpaduan seperti pembiayaan terpadu,
pengawasan terpadu, rencana juga terpadu akan mempercepat
pembangunan.
17. Cocok untuk faktor efektivitas (pencapaian hasil yang berhasil
guna), karena dengan kontrol yang ketat dan rencana seperti
yang dikehendaki pemerintah pusat, tanpa komentar terhadap
mohon kebijaksanaan yang bertele-tele, secara nyata hasil
mudah dicapai.
18. Potensi nasional dapat diarahkan pada tujuan tertentu, karena
segala kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan
ditentukan dan direncanakan oleh pemerintah pusat sendiri.
19. Kesamaan peraturan perundang-undangan serta keputusan bagi
seluruh wilayah negara, karena memang hanya pemerintah pusat
yang menentukan dan membuat. Disamping itu akan mewujudkan
kesatuan dalam tindakan dan kepastian hukum.
20. Sentralistis juga membangkitkan kesadaran nasional rasa
kebangsaan dan solidaritas (baik terpaksa ataupun timbul dari
lubuk hati), serta diharapkan dengan sentralisasi terpadu ini akan
ada pembagian modal dan kekayaan nasional. Akhirnya
diharapkan negara senantiasa dalam keadaan tertib dan aman.
• KEBAIKAN DESENTRALISASI (Inu Kencana S; 2005)
1. Meringankan beban, karena aparat Pusat tidak perlu
lagi jauh-jauh kedaerah karena aparat Daerah sudah
difungsikan.
2. Generalistis berkembang, karena seluruh lapisan
masyarakat dengan segala macam kemampuannya
dikembangkan.
3. Gairah kerja timbul, karena setiap person terpakai,
apalagi setiap person (individu) tersebut diakuai
keberadaannya untuk mengabdi kepada daerahnya
masing-masing.
4. Siap pakai, karena tenaga-tenagayang akan dipakai
sudah berada di daerahnya masing-masing, jadi dalam
sistem kepegawaian tidak diperlukan lagi pemindahan
status kepegawaian.
5. Efisiensi, karena dalam penghematan waktu pemerintah
tidak terlalu lama dalam formasi yang kosong.
6. Manfaat yang diperoleh besar, karena batin
masyarakat terpenuhi melalui pendemokrasian di
daerah ini.
7. Resiko terbagi, karena masalah-masalah yang muncul
di daerah, bukan hanya dipikirkan dan dipecahkan
oleh aparat pusat, tetapi juga dipikirkan
penanggulannya oleh masyarakat daerah.
8. Tepat untuk penduduk yang beraneka ragam, karena
pemerintah tidak perlu lagi memaksakan uniformitas
(disamping kebhinekaan adalah kedigjayaan).
9. Menghilangkan kerja yang menumpuk, karena
pekerjaan dapat dibagi-bagi antara pusat dan daerah,
dan antara daerah denga bdaerah lain.
10. Unsur individu menonjol pengaruhnya, karena setiap
individu yang memiliki keahlian didaerahnya, akan
segera terlihat.
11. Masyarakat berpartisipasi pada daerahnya, karena setiap
karya yang dihasilkan oleh setiap karyawan, dilihatnya
sendiri dimanfaatkan untuk tanah kelahirannya.
12. Keinginan bersaing dengan daerah lain, karena
masyarakat termotivasi untuk mengejar ketinggalan
dibandingkan daerah lain yang lebih maju, dan keinginan
ini keluardari kesadarannya sendiri.
13. Kepengurusan yang berbelit-belit terhindarkan, karena
setiap urusan dapat diselesaikan di daerah masing-
masing (hasil dari pendelegasian wewenang
kepengurusan secara menyeluruh).
14. Timbul jiwa korzak kedaerahan, karena setiap daerah
yang berhasil dalam pembangunan, akan memperdalam
kecintaannya kepada daerahnya.
15. Kesewenangan berkurang, karena pemerintahan pusat
telah memberikan otonomi kepada daerah untuk
mengatur rumah tangganya sendiri, maka
ketergantungan daerah berkurang begitu juga
kesewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah.
16. Mengurangi pengawasan oleh pusat, karena telah
memberikan otonomi kepada pemerintah daerah atau
negara bagian, maka pengawasan tidak lagi terlalu
ketat dari pemerintah pusat.
17. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuanaparat
pemerintrah daerah, karena diberikan kesemapatan
untuk berkembang dan berkarya.
18. Memperbanyak jumlah parlemen-parlemen daerah,
karena desentralisasi merupakan pendemokrasian di
daerah.
19. Mengurangi kemungkinan tantangan dari elite
lokalterhadap pemerintah pusat, karena kebutuhan
mereka untuk ikut berpartisipasi selama ini terpenuhi.
20. Menciptakan administrasi yang relatif lebih fleksibel,
inovatif dan kreatif, karena dalam rangkia kerjasama
untuk mencapai tujuan tersebut munculkreasi
keinginan untuk maju berkembang serta luwes dalam
menyelesaikan permasalahan kedaerahan.

More Related Content

What's hot

Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)
ditarengganis
 
Teori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negaraTeori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negara
Arin Sfaaez
 
Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...
Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...
Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...
SMAN 01 GIRI
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simple
Ery Arifullah
 

What's hot (20)

Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia (sejarah indonesia)
 
Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di IndonesiaNasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di Indonesia
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
 
Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia
Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di IndonesiaMateri Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia
Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia
 
Geostrategi
GeostrategiGeostrategi
Geostrategi
 
Perang Dunia I dan II
Perang Dunia I dan IIPerang Dunia I dan II
Perang Dunia I dan II
 
Sejarah peminatan - perjuangan mempertahankan integrasi dan kedaulatan negara...
Sejarah peminatan - perjuangan mempertahankan integrasi dan kedaulatan negara...Sejarah peminatan - perjuangan mempertahankan integrasi dan kedaulatan negara...
Sejarah peminatan - perjuangan mempertahankan integrasi dan kedaulatan negara...
 
Integrasi nasional Pendidikan Kewarga Negaraan PKN
Integrasi nasional Pendidikan Kewarga Negaraan PKNIntegrasi nasional Pendidikan Kewarga Negaraan PKN
Integrasi nasional Pendidikan Kewarga Negaraan PKN
 
Teori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negaraTeori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negara
 
Demokrasi ppt
Demokrasi pptDemokrasi ppt
Demokrasi ppt
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...
Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...
Ppkn 8 - Pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat berbangsa dan be...
 
Integrasi nasional ppt
Integrasi nasional pptIntegrasi nasional ppt
Integrasi nasional ppt
 
Politik apartheid
Politik apartheidPolitik apartheid
Politik apartheid
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simple
 
Peranan indonesia dalam konferensi asia afrika
Peranan indonesia dalam konferensi asia afrikaPeranan indonesia dalam konferensi asia afrika
Peranan indonesia dalam konferensi asia afrika
 
Pokok Kaidah Fundamental Bangsaku
Pokok Kaidah Fundamental BangsakuPokok Kaidah Fundamental Bangsaku
Pokok Kaidah Fundamental Bangsaku
 
INTEGRASI TIMOR TIMUR
INTEGRASI TIMOR TIMURINTEGRASI TIMOR TIMUR
INTEGRASI TIMOR TIMUR
 
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi ParlementerSistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
 

Similar to 5 prinsip-dan-model-demokrasi-dalam-pemerintahan

Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikatAnalisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Muma Amrien Civic
 
Kewarganegaraan, demokrasi
Kewarganegaraan, demokrasiKewarganegaraan, demokrasi
Kewarganegaraan, demokrasi
Wenny Safitri
 

Similar to 5 prinsip-dan-model-demokrasi-dalam-pemerintahan (20)

Pendidikan Kewarganegaraan - Demokrasi
Pendidikan Kewarganegaraan - DemokrasiPendidikan Kewarganegaraan - Demokrasi
Pendidikan Kewarganegaraan - Demokrasi
 
Demokrasi (1)
Demokrasi (1)Demokrasi (1)
Demokrasi (1)
 
DEMOKRASI_PANCASILA.ppt
DEMOKRASI_PANCASILA.pptDEMOKRASI_PANCASILA.ppt
DEMOKRASI_PANCASILA.ppt
 
DEMOKRASI_PANCASILA dasar politik dakan.ppt
DEMOKRASI_PANCASILA dasar politik dakan.pptDEMOKRASI_PANCASILA dasar politik dakan.ppt
DEMOKRASI_PANCASILA dasar politik dakan.ppt
 
PPT_PEMBELAJARAN DEMOKRASI PANCASILA pptx
PPT_PEMBELAJARAN DEMOKRASI PANCASILA pptxPPT_PEMBELAJARAN DEMOKRASI PANCASILA pptx
PPT_PEMBELAJARAN DEMOKRASI PANCASILA pptx
 
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikatAnalisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
riyandita pagestuti.pptx
riyandita pagestuti.pptxriyandita pagestuti.pptx
riyandita pagestuti.pptx
 
Kayyis Rifqan, SMAN Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
Kayyis Rifqan, SMAN  Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...Kayyis Rifqan, SMAN  Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
Kayyis Rifqan, SMAN Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
 
PERBANDINGAN DEMOKRASI PANCASILA ERA ORDE BARU DAN REFORMASI MELIHAT DARI SYA...
PERBANDINGAN DEMOKRASI PANCASILA ERA ORDE BARU DAN REFORMASI MELIHAT DARI SYA...PERBANDINGAN DEMOKRASI PANCASILA ERA ORDE BARU DAN REFORMASI MELIHAT DARI SYA...
PERBANDINGAN DEMOKRASI PANCASILA ERA ORDE BARU DAN REFORMASI MELIHAT DARI SYA...
 
Kewarganegaraan, demokrasi
Kewarganegaraan, demokrasiKewarganegaraan, demokrasi
Kewarganegaraan, demokrasi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Powerpoint Demokrasi (DRDK)
Powerpoint Demokrasi (DRDK)Powerpoint Demokrasi (DRDK)
Powerpoint Demokrasi (DRDK)
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
DEMOKRASI INDONESIA
DEMOKRASI INDONESIADEMOKRASI INDONESIA
DEMOKRASI INDONESIA
 
pkn.pptx
pkn.pptxpkn.pptx
pkn.pptx
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 

5 prinsip-dan-model-demokrasi-dalam-pemerintahan

  • 1. PRINSIP DAN MODEL DEMOKRASI DALAM PEMERINTAHAN 1. PENGERTIAN DAN SEJARAH DEMOKRASI 2. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI 3. MODEL PELAKSANAAN DEMOKRASI 4. TEORI-TEORI PRASYARAT DEMOKRASI 5. MODEL PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DEMOKRATIS (MODEL PEMERINTAHAN SENTRALISASI, DESENTRALISASI, DAN KOMBINASI) 6. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DESENTRALISASI DAN SENTRALISASI 7. KEBAIKAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
  • 2. 1. PENGERTIAN DAN SEJARAH DEMOKRASI • Menurut Miriam Budiajo (1977), demokrasi berasal dari kata Yunani yakni demos (rakyat) dan kratos/kratien (kekuasaan). Jadi demokrasi adalah rakyat berkuasa atau government or rule by the people. • Gagasan demokrasi berawal di negara kota (city-state) di Yunani Kuno, pada abad 6-3 sebelum masehi, berupa demokrasi langsung (direct democracy), dimana keputusan politik dijalankan langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan suara mayoritas. Luas wilayah city-state terbatas dan jumlah penduduk 300.000 jiwa. Ketentuan demokrasi berlaku untuk warga negara asli, tidak berlaku untuk budak dan pendatang.
  • 3. • Gagasan demokrasi dilanjutkan bangsa Romawi (abad 3 SM—6 M). Namun mulai mengalami kemunduran sejak abad 6-14 masehi, tatkala bangsa Romawi dikalahkan oleh bangsa eropa yang lain dan demokrasi diganti dengan sistem feodal (hubungan tuan tanah dan budak), pemusatan kekuasaan spiritual ditangan Paus, dan perebutan kekuasaan di kalangan bangsawan (kelas menengah). • Kebangkitan demokrasi, ditandai dengan adanya Piagam Magna Charta (1215) di Inggris antara Raja John dengan kaum bangsawan. Raja John memberikan, mengakui, dan menjami hak atau privilages kaum bangsawan atas tanah dengan imbalan tertentu (penyerahan dana untuk mendukung perang).Biarpun perjanjian berbau feodal (hanya mengatur hubungan raja dan bangsawan, bukan raja dengan rakyat), namun piagam tsb dianggap tonggak penting berkembangnya kembali gagasan demokrasi
  • 4. • Gerakan Renaissance (1350-1600) dan Gerakan Reformasi (1500-1650) di Eropa, membawa iklim segar bagi kebangkitan gagasan demokrasi di negara-negara eropa. Gerakan renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat pada kesusasteraan dan kebudayaan Yunani Kuno. Gerakan reformasi, menuntut melepaskan diri dari penguasaan gereja, baik dibidang siprituil, dogma, maupun di bidang sosial politik. Gerakan reformasi menuntut pemisahan gereja dan negara. • Gerakan Rasionalisme (1650-1800) di Eropa, mendorong pentingnya penggunaan rasio atau akal dalam mengatur kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta mendesak agar adanya pembatasan kekuasaan raja dan agama dalam pengaturan kehidupan sosial politik masyarakat. Gerakan Rasionalisme menekankan pentingnya hak-hak asasi manusia.
  • 5. • Ide bahwa manusia memiliki hak politik atau asasi-- seperti dicetuskan filsuf John Locke, Inggris, tentang teori social-contract dan Montesquieu, Prancis, tentang trias politica – mengilhami dan memicu terjadinya Revolusi Perancis (akhir abad 18) dan Revolusi Amerika melawan Inggris (abad 18). • Pada akhir abad 19, gagasan demokrasi (kemerdekaan individu, kesamaan hak, dan hak pilih masyarakat) menyebar ke negara di berbagai penjuru dunia dan sistem pemerintahan demokratis konstitusional menjadi pilihan. Hasil penelitian PBB (UNESCO) pada tahun 1949, bahwa sistem pemerintahan demokrasi menjadi dasar dari kebanyakan negara di dunia.
  • 6. 2. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI Prinsip-prinsip demokrasi menurut Inu Kencana Syafiie (2005): 1. Adanya pembagian kekuasaan 2. Adanya pemilihan umum yang bebas 3. Adanya manejemen yang terbuka 4. Adanya kebebasan individu 5. Adanya peradilan yang bebas 6. Adanya pengakuan hak minoritas 7. Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum 8. Adanya pers yang bebas 9. Adanya beberapa partai politik 10.Adanya musyawarah 11.Adanya persetujuan 12.Adanya pemerintahan yang konstitusional 13.Adanya ketentuan tentang pendemokrasian 14.Adanya pengawasan terhadap administrasi Negara 15.Adanya perlindungan hak asasi 16.Adanya pemerintahan yang mayoritas 17.Adanya persaingan keahlian 18.Adanya mekanisme politik 19.Adanya kebebasan kebijaksanaan Negara 20.Adanya pemerintah yang mengutamakan musyawarah
  • 7. • Prinsip-prinsip demokrasi menurut Asykuri Ibn Chamin (2003) : 1. Kebebasan menyatakan pendapat 2. Kebebasan berkelompok 3. Kebebasan berpartisipasi 4. Kebebasan antarwarga 5. Kesetaraan Gender 6. Kedaulatan Rakyat 7. Rasa saling percaya 8. Kerjasama
  • 8. • Prinsip-prinsip demokrasi Henry B. Mayo (1960) : 1. Menyelesaikan perselisahan dengan damai dan secara melembaga (institutionalized peaceful settlement of conflict) 2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah (peaceful change in changing society) 3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur (orderly succession of rulers) 4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum (minimum of coercion) 5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity) 6. Menjamin tegaknya keadilan
  • 9. 3. MODEL PELAKSANAAN DEMOKRASI Model pelaksanaan demokrasi, menurut Inu Kencana Syafiie (2005), terbagi 3 : (1) Demokrasi langsung • Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat secara langsung menyampaikan aspirasinya • Adanya pemilu langsung untuk memilih eksekutif • Rakyat langsung memberikan pengawasan terhadap pemerintah (eksekutif)
  • 10. (2) Demokrasi Perwakilan • Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat menyampaikan aspirasi melalui lembaga perwakilan (senat/parlemen/dewan) • Adanya pemilu untuk memilih wakil rakyat, lembaga wakil rakyat yang memilih pimpinan eksekutif • Rakyat memberikan kepercayaan kepada dewan rakyat untuk melakukan pengawasan terhadap pemerintah (3) Kombinasi demokrasi langsung dan perwakilan • Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat secara langsung dan tidak langsung menyampaikan aspirasinya • Adanya pemilu langsung dan tidak langsung untuk memilih eksekutif • Rakyat langsung dan tidak langsung memberikan pengawasan terhadap pemerintah (eksekutif)
  • 11. 4. TEORI-TEORI PRASYARAT DEMOKRASI • Prasyarat tegaknya demokrasi dalam suatu negara menurut Asykuri Ibn Chamin (2003) sbb: 1. Pertumbuhan ekonomi 2. Pluralisme 3. Hubungan yang seimbang negara dan masyarakat
  • 12. • Prasyarat tegaknya demokrasi dalam suatu negara menurut para ahli hukum internasional saat konferensi di Bangkok (1965) sbb: 1. Perlindungan konstitusional terhadap hak-hak individu 2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak 3. Pemilihan umum yang bebas 4. Kebebasan berpendapat 5. Kebebasan berserikat, berorganisasi, dan beroposisi 6. Pendidikan kewarganegaraan
  • 13. • Prasyarat tegaknya demokrasi dalam suatu negara menurut Henry B. Mayo (1960) : 1. Adanya pemerintahan yang bertanggungjawab 2. Adanya dewan perwakilan rakyat yang dipilih melalui pemilu, mewakili golongan dan kepentingan di masyarakat, melakukan pengawasan, memungkinkan melaksanakan oposisi konstruktif, dan menilai kebijakan pemerintah. 3. Memiliki sistem dwi atau multi partai 4. Pers dan media massa yang bebas 5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi dan keadilan.
  • 14. 5. MODEL PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DEMOKRATIS (MODEL PEMERINTAHAN SENTRALISASI, DESENTRALISASI, DAN KOMBINASI) • Menurut Inu Kencana Syafiie (2005), model pelaksanaan pemerintahan demokratis, meliputi model pemerintahan sentralisasi, desentralisasi, dan kombinasi. Pemerintahan Sentralistis, artinya pemerintah pusat mendominasi atau memegang kendali terhadap seluruh kewenang dan urusan daerah. Pemerintahan Desentralisasi, artinya pemerintah pusat menyerahkan urusan dan kewenangan kepada daerah. Pemerintahan Kombinasi, artinya pemerintah pusat memiliki kewenangan tertentu terhadap daerah dan pemerintah daerah memiliki kewenang juga.
  • 15. 6. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DESENTRALISASI DAN SENTRALISASI • Menurut Inu Kencana Syafiie (2005), ada 7 (tujuh) faktor yang mendorong suatu negara cenderung memakasi sistem pemerintahan desentralisasi (dispersion power) atau sentralisasi (concentration power), yakni sebagai berikut: (1) Faktor Sifat dan Bentuk Negara • Negara federal cenderungunutk melaksanakan asas desentralisas, sedangkan negara kesatuan lebih baik melaksanakan sentralisasi dalam menjaga kesatuan dan kesatuan bangsa. (2) Faktor Rezim yang Berkuasa • Kalau rezim yang berkuasa dalam suatu negara adalah rezim yang otoriter, maka cenderung melaksanakan sentralisasi, sedangkan bila rezim yang berkuasa adalah yang memakai paham demokrasi maka cenderung dilaksanakan desentralisasi
  • 16. (3) Faktor Geografis • Nagara kepulauan karena terpisah-pisah maka untuk efisiensi kerja pemerintah biasanya melaksanakan desentralisasi, sebaliknya negara kontinental mudah mengatur dengan sentralisasi (4) Faktor Warganegara • Negara yang homogen penduduknya cenderung untuk melaksanakan sentralisasi, sebaliknya negara yang heterogen penduduknya cenderung melaksanakan desentralisasi. (5) Faktor Sejarah • Negara yang sering terjadi pemberontakan diimbangi dengan adanya sentralisasi begitu juga negara yang sering melakukan peperangan, sebaliknya negara yang sejak masa silamnya terkenal damai tetapi masyarakatnya banyak protes lebih baik dilaksanakan desentralisasi bagi mereka.
  • 17. (6) Faktor Efisiensi dan Efektivitas • Untuk memperoleh efisiensi dilaksanakan desentralisasi yaitu pemberian otonomi yang luas supaya lebih efisiens waktu dan tenaga, sedangkan untuk mencapai efektivitas dilakukan sentralisasi misalnya untuk keperluan-keperluan politik dan ekonomi. (7) Faktor Politik • Bila hendak menciptakan wadah pendidikan politik bagi masyarakat maka sebaiknya dilangsungkan desentralisasi, sedang bila kebijaksanaan pemerintahdibidang politik, misalnya alasan ekonomi yaitu bertujuan untuk memperlaju pembangunan, atau untuk membentuk kekuatan fisik (strategi militer) maka sebaiknya dilakukan sentralisasi. Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan kemampuan ekonomi daerah, luas wilayah, jumlah penduduk, sosial budaya dan pertimbangan hankam.
  • 18. 7. KEBAIKAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI • KEBAIKAN SENTRALISASI (Inu Kencana Syafiie; 2005) 1. Timbulnya rasa persatuan dan kesatuan yang kuat dan kokoh, karena paham kebangsaan dan naionalisme senantiasa digembor- gemborkan. 2. Keseragaman terjadi diseluruh wilayah negara, karena memang dibuat sedemikian rupa, jadi selain kebersamaan dalam ideologi dan falsafah hidup bangsa juga kebersamaan dalam berbagai segi termasuk uniform. 3. Kekuasaan melengkapi pemerintah pusat, karena pemerintah pusat diperkuat oleh peraturan perundang-undangan untuk tidak diganggu gugat. 4. Terpadu, karena kemungkinan untuk timbulnya sparatisme sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. 5. Penggunaan tenaga para ahli sepenuhnya, karena para ahli dari semua daerah berkumpuil di pusat dan diseleksi kemampuannya.
  • 19. 6. Terkumpulnya para ahli yang berkualitas, karena selain selesai kemampuan tersebut diatas, juga diadakan seleksi kecintaan mereka kepada negara kesatuan. 7. Fungsi rangkap dapat ditekan, karena tenaga para ahli terkumpul dari daerah pada pemerintah pusat, sehingga cukup banyak kemungkinan untuk menghindari jabatan rangkap. 8. Paham separatisme dapat ditekan, karena dengan berpijak pada rasa persatuan dan kesatuan bangsa, segala isme- isme kedaerahan dapat dihilangkan dan jauh-jauh sebelumnya dikikis. 9. Kontrol dapat diteliti, karena aparat pemerintah pusat sampai ke daerah-daerah dalam menjalankan kontrol serta sistem pemerintahan terpadu ini. 10. Terkoordinir, karena pendelegasian wewenang pada unit- unit, departemen-departemen ataupun instansi-instansi sangat kecil. Dan kalaupun ada departemen-departemen dan sebagainya itu, semuanya tunduk pada peraturan perundang-undangan sentral.
  • 20. 11. Pengawasan mudah, mudah karena didukung oleh undang- undang dan peraturan, bahkan konstitusi sendiri mengenai sentralisasi ini. 12. Cocok untuk mempertahankan kekuasaan, karena bila di puncak pemerintahan adalah rezim yang otoriter maka cara ini tepat sebagai sistem pemerintahan yang berlaku. 13. Cocok untuk negara kontinental, karena kalau negara yang melaksanakan sentralisasi ini ada negara myang terletak didaratan dan mudah dijangkau seperti Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina, sentralisasi yang terpusat sangat tepat. 14. Cocok untuk negara yang penduduknya homogen, kareba jenis penduduk yang sama maka sentralisasi sangat tepat, apalagi masyarakat tidak membutuhkan keanekaragaman. 15. Cocok untuk negara yang sering berperang baik dengan negara tetangga maupun maupun peperangan di dalam daerahnya sendiri, karena diperlukan persatuan angkatan bersenjata dalam penghimpunan kekuatan militer.
  • 21. 16. Cocok bagi negara yang ingin mengutamakan pembangunan ekonomi, karena keterpaduan seperti pembiayaan terpadu, pengawasan terpadu, rencana juga terpadu akan mempercepat pembangunan. 17. Cocok untuk faktor efektivitas (pencapaian hasil yang berhasil guna), karena dengan kontrol yang ketat dan rencana seperti yang dikehendaki pemerintah pusat, tanpa komentar terhadap mohon kebijaksanaan yang bertele-tele, secara nyata hasil mudah dicapai. 18. Potensi nasional dapat diarahkan pada tujuan tertentu, karena segala kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan ditentukan dan direncanakan oleh pemerintah pusat sendiri. 19. Kesamaan peraturan perundang-undangan serta keputusan bagi seluruh wilayah negara, karena memang hanya pemerintah pusat yang menentukan dan membuat. Disamping itu akan mewujudkan kesatuan dalam tindakan dan kepastian hukum. 20. Sentralistis juga membangkitkan kesadaran nasional rasa kebangsaan dan solidaritas (baik terpaksa ataupun timbul dari lubuk hati), serta diharapkan dengan sentralisasi terpadu ini akan ada pembagian modal dan kekayaan nasional. Akhirnya diharapkan negara senantiasa dalam keadaan tertib dan aman.
  • 22. • KEBAIKAN DESENTRALISASI (Inu Kencana S; 2005) 1. Meringankan beban, karena aparat Pusat tidak perlu lagi jauh-jauh kedaerah karena aparat Daerah sudah difungsikan. 2. Generalistis berkembang, karena seluruh lapisan masyarakat dengan segala macam kemampuannya dikembangkan. 3. Gairah kerja timbul, karena setiap person terpakai, apalagi setiap person (individu) tersebut diakuai keberadaannya untuk mengabdi kepada daerahnya masing-masing. 4. Siap pakai, karena tenaga-tenagayang akan dipakai sudah berada di daerahnya masing-masing, jadi dalam sistem kepegawaian tidak diperlukan lagi pemindahan status kepegawaian. 5. Efisiensi, karena dalam penghematan waktu pemerintah tidak terlalu lama dalam formasi yang kosong.
  • 23. 6. Manfaat yang diperoleh besar, karena batin masyarakat terpenuhi melalui pendemokrasian di daerah ini. 7. Resiko terbagi, karena masalah-masalah yang muncul di daerah, bukan hanya dipikirkan dan dipecahkan oleh aparat pusat, tetapi juga dipikirkan penanggulannya oleh masyarakat daerah. 8. Tepat untuk penduduk yang beraneka ragam, karena pemerintah tidak perlu lagi memaksakan uniformitas (disamping kebhinekaan adalah kedigjayaan). 9. Menghilangkan kerja yang menumpuk, karena pekerjaan dapat dibagi-bagi antara pusat dan daerah, dan antara daerah denga bdaerah lain. 10. Unsur individu menonjol pengaruhnya, karena setiap individu yang memiliki keahlian didaerahnya, akan segera terlihat.
  • 24. 11. Masyarakat berpartisipasi pada daerahnya, karena setiap karya yang dihasilkan oleh setiap karyawan, dilihatnya sendiri dimanfaatkan untuk tanah kelahirannya. 12. Keinginan bersaing dengan daerah lain, karena masyarakat termotivasi untuk mengejar ketinggalan dibandingkan daerah lain yang lebih maju, dan keinginan ini keluardari kesadarannya sendiri. 13. Kepengurusan yang berbelit-belit terhindarkan, karena setiap urusan dapat diselesaikan di daerah masing- masing (hasil dari pendelegasian wewenang kepengurusan secara menyeluruh). 14. Timbul jiwa korzak kedaerahan, karena setiap daerah yang berhasil dalam pembangunan, akan memperdalam kecintaannya kepada daerahnya. 15. Kesewenangan berkurang, karena pemerintahan pusat telah memberikan otonomi kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri, maka ketergantungan daerah berkurang begitu juga kesewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
  • 25. 16. Mengurangi pengawasan oleh pusat, karena telah memberikan otonomi kepada pemerintah daerah atau negara bagian, maka pengawasan tidak lagi terlalu ketat dari pemerintah pusat. 17. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuanaparat pemerintrah daerah, karena diberikan kesemapatan untuk berkembang dan berkarya. 18. Memperbanyak jumlah parlemen-parlemen daerah, karena desentralisasi merupakan pendemokrasian di daerah. 19. Mengurangi kemungkinan tantangan dari elite lokalterhadap pemerintah pusat, karena kebutuhan mereka untuk ikut berpartisipasi selama ini terpenuhi. 20. Menciptakan administrasi yang relatif lebih fleksibel, inovatif dan kreatif, karena dalam rangkia kerjasama untuk mencapai tujuan tersebut munculkreasi keinginan untuk maju berkembang serta luwes dalam menyelesaikan permasalahan kedaerahan.