Media pembelajaran matematika untuk anak tunagrahita sedang bernama DOMAT berupa alat peraga berbentuk kotak yang berisi gambar-gambar dan angka. DOMAT dimaksudkan untuk membantu anak tunagrahita memahami konsep dasar matematika seperti membilang, penjumlahan, dan pengurangan melalui manipulasi benda konkret.
1. ARTIKEL
MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA
Pemahaman masyarakat umum mengenai anak berkebutuhan khusus
masih sangat minim, kebanyakan mereka menganggap bahwa anak berkebutuhan
khusus merupakan anak yang tidak memiliki kemampuan apapun. Salah satu dari
mereka adalah anak tunagrahita. Anak tunagrahita adalah kondisi anak yang
kecerdasannya jauh dibawah rata-rata yang ditandai oleh keterbatasan intelegensi
dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita atau dikenal juga
dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk
mengkuti program pendidikan disekolah umum secara klasikal.
Walaupun begitu anak tunagrahita juga memiliki hak yang sama dengan
anak normal lainnya. Salah satu hak itu adalah mendapatkan pendidikan. Karena
selain memiliki hambatan intelektual, mereka juga masih memiliki potensi yang
dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh mereka dan
sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal tersebut diatur dalam UUD’45 pasal 31 ayat
1, yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan”. Hal tersebut lebih diperjelas lagi dalam UU No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 5 ayat 2, dan pasal 33 ayat 1,
menyatakan bahwa warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Oleh karena itu
sangat diperlukan pendidikan khusus bagi anak tunagrahita.
2. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Media
Media dalam bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
artinya perantara atau pengantar.
B. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli
- National Education Association (1969), mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
- Brown (1973) mengemukakan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran.
- Briggs (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku,
film, video, dsb
- Hamalik (1994) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian
siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi atara guru (atau pembuat
media) dan siswa dapat berlangsung secara efektif dan berdayaguna.
C. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
3. dan diciptakan oleh guru. Beberapa fungsi media pembelajaran menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Levied an lentz (1982) ada empat fungsi media pembelajaran,
khusunya media visual yaitu:
1. Fungsi atensi, yatu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan magna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi efektif, Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar teks yang bergambar.
3. Fungsi kognitif, Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengigat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, Media pelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks,
membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengigatnya kembali.
D. Pengertian dan Peranan Media Pembelajaran Matematika
Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan materi
matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan menjadi hambatan bagi siswa
dalam pembelajaran matematika. maka untuk memahami konsep dan prinsip
masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret (Soedjadi, 1995:1)
Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek
konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi dalam
proses pembelajaran matematika, peranan media/alat peraga sangat penting
untuk pemahaman suatu konsep atau prinsip. Sehingga dapat diketahui bahwa
pengertian media pembelajaran matematika adalah sarana dalam menyajikan,
mempelajari, memahami, dan mempermudah dalam mempelajari matematika.
4. A. Pengertian Tunagrahita
American Association on Mental Deficiency/ AAMD (Moh. Amin, 2005:
22), mendefinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi
intelektual umum di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes
dan muncul ssebelum usia 16 tahun. Endang Rochyadi dan Zainal Alimin
(2005: 11) menyebutkan bahwa “tunagrahita berkaitan erat dengan masalah
perkembangan kemampuan kecerdasan yang rendah dan
merupakan sebuah kondisi”. Hal ini ditunjang dengan pernyataan menurut
Kirk (Muhammad Effendi, 2006: 88) yaitu “Mental Retarded is not a disease
but acondition”. Jadi berdasarkan pernyataan di atas dapat dipertegas
bahwasannya tunagrahita merupakan suatu kondisi yang tidak bisa
disembuhkan dengan obat apapun.
B. Klasifikasi Tunagrahita
Klasifikasi menurut AAMD (Moh. Amin, 1995: 22-24), sebagai berikut:
a. Tunagrahita Ringan (Mampu Didik)
Tingkat kecerdasannya IQ mereka berkisar 50 – 70 mempunyai
kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik,
penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja, mampu menyesuaikan
lingkungan yang lebih luas, dapat mandiri dalam masyaraakat, mampu
melakukan pekerjaan semi trampil dan pekerjaan sederhana.
b. Tunagrahita Sedang (Mampu Latih)
Tingkat kecerdasan IQ berkisar 30–50 dapat belajar keterampilan
sekolah untuk tujuan fungsional, mampu melakukan keterampilan
mengurus dirinya sendiri (self-help), mampu mengadakan adaptasi sosial
dilingkungan terdekat, mampu mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu
pengawasan.
c. Tunagrahita Berat dan Sangat Berat (Mampu Rawat)
Tingkat kecerdasan IQ mereka kurang dari 30 hampir tidak
memiliki kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri. Ada yang
masih mampu dilatih mengurus diri sendiri, berkomunikasi secara
5. sederhanaa dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sangat
terbatas.
C. Karakteristik Anak Tunagrahita Sedang (Mampu Latih)
Moh. Amin (1995: 38) mengemukakan bahwa:
1. Karakteristik yang berdasarkan tingkat ketunagrahitaannya sebagai
berikut:
a) Mereka hampir tidak bisa mempelajari pelajaran akademik namun
dapat dilatih untuk melaksanakan pekerjaan rutin atau sehari-hari.
b) Kemampuan maksimalnya sama dengann anak normal usia 7 – 10
tahun.
c) Mereka selalu tergantung pada orang lain tetapi masih dapat
membedakan bahaya dan bukan bahaya.
d) Masih mempunyai potensi untuk memlihara diri dan menyesuaikan
diri terhadap lingkungan.
2. Karakteristik pada aspek-aspek individu mereka sebagai berikut:
a) Karakteritik fisik, mereka menampakkan kecacatannya, terlihat jelas
seperti tipe down syndrome dan brain damage, koordinasi motorik
kemah sekali dan penampilannya nampak sebagai anak terbelakang.
b) Karakteristik prikis, pada umur dewasa mereka baru mencapai
kecerdasan setaraf anak normal umir 7 atau 8 tahun.
D. Pengertian membilang angka 1 sampai 10
(Yus, 2011:70) menjelaskan membilang angka merupakan kemampuan
yang harus dimiliki oleh anak TK dalam memahami dasar-dasar operasional
yang berhunungan dengan angka untuk meningkatkan kecerdasan logika
matematisnya.
Syamil (2008:1) berpendapat bahwa penanaman konsep membilang
angka dapat diawali dengan menggunakan “banyak-sedikit” atau “besar-
kecil” (tahap pra-operasional). Setelah itu tahap konkret, diperkenalkan
6. konsep angka, yang tujuannya agar anak tahu perbedaan antara satu dengan
dua, dua dengan tiga, dan seterusnya.
E. Pengertian penjumlahan
Penjumlahan merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap pasangan
bilangan dengan bilangan yang lain. Penjumlahan ini mempunyai beberapa
sifat yaitu: sifat pertukaran (komutatif), sifat identitas, dan sifat
pengelompokan asosiatif. (Sukayati, 2011:24)
F. Pengertian pengurangan
Pengurangan merupakan kebalikan dari penjumlahan , tetapi
pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh penjumlahan.
Pengurangan tidak memiliki sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat
pengelompokan. (Sukayati, 2011:24)
8. DAFTAR PUSTAKA
Khoerudin, Ending. Media Pembelajaran. Bandung: Bahasa Jerman FPBS UPI
Wahyudin, Asep. Sistem Informasi Media Pembelajaran dan CAI. Bandung: Ilmu
Komputer FPMIPA UPI
Pengertian operasi penjumlahan dan pengurangan. [ONLINE] di
http://Eprints.ung.ac.id 2013
Pengertian Tunagrahita. [ONLINE] di http://Made688.wordpress.com
Pandiangan, Roma dkk. Strategi Pembelajaran Matematika “Media
Pembelajaran Matematika”. 4 Januari 2016. [ONLINE] di
http://romapandiangan.blogspot.co.id/2014/11/makalah-media-pembelajaran-
matematika.html
Ferdiansyah, Feri. Media Pembelajaran Matematika. 4 Januari 2016. [ONLINE]
di http://feryferdiansyah16.blogspot.co.id/2012/09/media-pembelajaran-
matematika.html
BAB II KAJIAN TEORI. 4 Januari 2016. [ONLINE]
eprints.uny.ac.id/9906/2/bab%202%20-%2008103247020.pdf