1. BAB II
ASSEMBLY DESIGN DI SOLIDWORKS
Assembly adalah proses perakitan dari beberapa komponen menjadi satu, dimana akan menghasilkan
design setengah jadi (Sub – Assy) ataupun design yang sudah jadi (General Assy). Untuk proses assembly
di SolidWorks dengan menggunakan mate. Mate inilah yang akan menyatukan antara komponen satu
dengan yang lainnya. Proses assembly di SolidWorks memiliki 2 metode :
• Metode Assembly Bottom Up (part – part dibuat lebih dahulu secara kesuluruhan, baru
nantinya di assembly di window assembly)
• Metode Top Down (part dibuat langsung di window assembly tanpa harus berpindah ke
window part)
• Gabungan antara Bottom Up & Top Down
Metode diatas memiliki kegunaan masing – masing. Berikut ini contoh kegunaan dari 2 metode diatas
▪ Metode Bottom Up :
o Untuk proses pembuatan design Assembly, dimana nantinya akan dibuat sebuah
pergerakkan.
▪ Metode Top Down :
o Untuk proses percepatan design. Biasanya design yang dibuat selalu sama jadi tanpa
perlu ada perubahan yang signifikan.
o Untuk membuat komponen lebih presisi dan
tepat Berikut ini tampilan dari window Assembly di SolidWorks
Page 30 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
2. Apabila dibandingkan dengan tampilan window part, ada sedikit perbedaan. Untuk perbedaannya apa
saja, berikut ini perbedaan antara window part & assembly :
Part Design
1. Feature Manager
Assembly Design
1. Feature Manager
2. Comand Manager 2. Comand Manager
3.Extensi file & Simbol 3. Extensi file & Simbol
& &
Penjelasan diatas adalah sebagai gambaran prinsip assembly dengan menggunakan SolidWorks.
Untuk itu langsung saja kita mulai untuk mencoba membuat design assembly di SolidWorks dengan
metode yang sudah dijelaskan.
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Page 31
3. 2.1 Tampilan Assembly Design
Tujuan dari materi ini :
User dapat memahami prinsip assembly di SolidWorks dan mengikuti proses assembly dari part yang
sudah dibuat sebelumnya. Hasil assembly yang diharapkan adalah seperti ini :
Ikuti langkah – langkah berikut ini :
1) Klik new dokumen, pilih template assembly
2) Akan tampil window assembly, klik browse cari file dengan nama Housing.sldprt
3) Untuk part yang pertama kali masuk di assembly, klik OK.
Page 32 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
4. 4) Memasukkan komponen yang lainnya, dengan menggunakan insert component
5) Klik keep visible
6) Masukkan design yang sudah dibuat tadi, letakkan di area kerja (penempatan bebas) :
a. Round Cover Plate
b. Cover Plate
c. Worm Gear Shaft
d. Worm Gear
e. Offset Shaft
berikan ukuran 12.75mm
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Page 33
5. 7) Merakit part housing & Offset Shaft
a. Klik Assembly > mate
b. Klik permukaan silindris dari offset shaft & permukaan silindris dari housing
c. Secara otomatis akan memilih mate tipe concentric
d. Klik permukaan depan dari offset shaft dan housing, pilih mate distance dan
berikan ukuran 12.75 mm
8) Merakit part housing & worm gear
a. Klik area lingkaran housing dengan worm gear. Secara otomatis akan memilih
concentric.
Page 34 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
6. b. Letakkan worm gear tepat berada ditengah – tengah bagian dalam housing, dengan
menggunakan mate advance mate > width mate
c. Klik 2 permukaan bagian dalam dari housing & 2 permukaan bagian terluar
dari worm gear
9) Rakit Round Cover Plate, Cover Plate sampai menjadi speerti ini :
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Page 35
7. 10) Untuk bagian penutup sebelahnya, pergunakan mirror component
a. Klik panah linear pattern > mirror component
b. Klik next, klik OK
11) Terakhir, letakkan worm gear shaft menjadi seperti ini
12) Proses Assembly Bottom - Up sudah diselsaikan
13) Klik Save dengan nama Gear Box
Page 36 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
8. 2.2 Pembuatan part di window assembly / Assembly Top – Down
1) Klik Assembly > panah kebawah insert komponen > New Part
2) Maka di feature manager design tree akan bertambah satu part
3) Klik kursor ke bagian permukaan dari cover plate, maka secara otomatis akan masuk
ke menu sketch
4) Klik garis lingkaran tersebut, pilih convert entities
5) Klik > Feature > Extruded > berikan ukurannya 35mm (arah ke bawah)
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Page 37
9. 6) Buat sketch pada permukaan pin tadi, kemudian klik offset entities berikan 0.5 mm
7) Klik extruded > berikan 1 mm
8) Maka akan tampil seperti ini
9) Rename part yang barusan dibuat dengan nama PIN
10) Klik F2 pada part yang paling terakhir, ketik PIN
Pattern PIN
11) Klik Assembly > Linear Pattern
12) Klik OK
Page 38 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
10. 2.3 Mengetahui interference antara part di SolidWorks
Tujuannya agar design yang dibuat tidak terjadi kesalahan ketika sudah di proses perakitan.
Ikuti langkah – langkah berikut ini :
1) Klik Evaluate > interference detection
2) Klik Calculate
3) Maka akan tampil hasilnya, part yang saling bertabrakan
4) Ada 4 area yang akan tampil, dimana kalau kita perbesar maka akan menunjukkan area
PIN yang saling bertabrakan dengan Housing
5) Perbaiki design assembly yang ada
6) Klik kanan di pin > pilih edit part > klik kanan di extruded 1 pilih edit feature
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Page 39
11. 7) Ganti Blind > up to surface > pilih surface hole
8) Klik OK
12) Exploded View
Ikuti langkah – langkah berikut ini :
1) Klik Assembly > Exploded View
2) Pilih ke empat PIN yang tadi dibuat
Page 40 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
12. 3) Sentuhkan kursor ke panah hijau samapi berubah warna
4) Klik tahan geser keatas
5) Lakukan hal yang sama pada semua part, sampai tampilannya menjadi seperti gambar
diawal
Pemberian garis exploded
6) Klik Assembly > Explode line
7) Klik OK
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Page 41
13. 8) Lakukan kesemua part, maka tampilannya seperti ini :
9) Klik OK
Page 42 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan