3. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-6
1. Sifat perusahaan
2. Peranan akuntansi dalam perusahaan
3. Pentingnya etika bisnis dan prinsip-prinsip dasar
perilaku yang etis
4. Profesi akuntansi
5. Perkembangan prinsip-prinsip akuntansi dan
kaitannya dengan praktek akuntansi
6. Persamaan akuntansi dan setiap unsur persamaan
tersebut
Penerbit Erlangga
4. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 7-9
7. Transaksi bisnis dapat dinyatakan dalam
perubanan-perubahan yang terjadi pada tiga unsur
dasar persamaan akuntansi
8. Laporan keuangan perusahaan perorangan dan
bagaimana laporan-laporan tersebut saling
berhubungan
9. Rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik untuk
menganalisis kemampuan perusahaan bertahan
dalam kondisi bisnis yang buruk
Penerbit Erlangga
5. PERUSAHAAN
• Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber
daya (input) dasar -seperti bahan dan tenaga kerja-
dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang
atau jasa (output) kepada pelanggan
Penerbit Erlangga
6. PERUSAHAAN:
Tujuan dan Jenis
• Tujuan dari hampir semua perusahaan adalah
memaksimumkan laba
• Ada tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk
menghasilkan laba, yaitu:
– Pabrikan
– Perusahaan dagang
– Perusahaan jasa
Penerbit Erlangga
8. PERUSAHAAN:
Pihak-pihak yang Berkepentingan
• Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan adalah perorangan atau entitas yang
mempunyai kepentingan terhadap kinerja ekonomi
perusahaan tersebut
• Perorangan atau entitas tersebut antara lain pemilik,
manajer, karyawan, pelanggan, kreditor, atau
pemerintah
Penerbit Erlangga
9. AKUNTANSI
• Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan
• Akuntansi adalah bahasa perusahaan
Penerbit Erlangga
11. ETIKA
• Etika adalah prinsip moral yang memberikan
pegangan bagi tingkah laku seseorang
• Seseorang bertindak secara etis bila memperhatikan
dampak dari tindakannya terhadap lingkungan
sosialnya
Penerbit Erlangga
12. ETIKA:
Prinsip-prinsip
• Beberapa prinsip etika:
– menghindari penyimpangan etika yang kecil-
kecil
– berfokus pada reputasi jangka panjang
– mau menerima konsekuensi pribadi demi
mempertahankan etika
Penerbit Erlangga
13. PROFESI AKUNTANSI
• Seorang akuntan dapat menekuni baik akuntansi
swasta (private accounting) maupun akuntansi publik
(public accounting)
Penerbit Erlangga
14. PROFESI AKUNTANSI:
Bidang-bidang
• Dua bidang yang paling lazim ditemukan dalam
akuntansi adalah akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen
• Bidang lainnya meliputi akuntansi biaya, akuntansi
lingkungan hidup, akuntansi pajak, sistem akuntansi,
akuntansi internasional, akuntansi untuk perusahaan
nirlaba, dan akuntansi sosial
Penerbit Erlangga
16. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Akuntansi Keuangan
• Akuntansi keuangan mengikuti GAAP dalam
menyusun laporan, sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan dapat melakukan perbandingan
antara perusahaan yang satu dengan yang lain
Penerbit Erlangga
17. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Perkembangan
• Prinsip-prinsip dan konsep akuntansi berkembang
dari:
– Penelitian
– Penerimaan atas praktek akuntansi
– Pengumuman dari badan yang memiliki
kewenangan
Penerbit Erlangga
18. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Badan-badan
• Saat ini, FASB (di A.S.) dan IAI (di Indonesia)
merupakan badan yang mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab utama dalam mengembangkan
prinsip-prinsip akuntansi
Penerbit Erlangga
19. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Entitas Usaha
• Konsep entitas usaha memandang perusahaan sebagai
entitas yang terpisah dari pemilik, kreditor, atau
pihak-pihak berkepentingan lainnya
• Entitas usaha membatasi data ekonomi dalam sistem
akuntansi yang berhubungan langsung dengan
kegiatan perusahaan
Penerbit Erlangga
20. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Objektivitas
• Konsep objektivitas mengharuskan pembelian aktiva
tetap dan jasa oleh perusahaan dicatat berdasarkan
biaya atau harga perolehan aktual
• Konsep objektif mengharuskan pencatatan dan
pelaporan akuntansi didasarkan atas bukti-bukti yang
objektif
Penerbit Erlangga
21. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Unit Pengukuran
• Konsep unit pengukuran mengharuskan data ekonomi
dicatat dalam satuan mata uang
Penerbit Erlangga
22. PERSAMAAN AKUNTANSI
• Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan hak
atau klaim atas sumber daya tersebut dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Penerbit Erlangga
23. PERSAMAAN AKUNTANSI:
Transaksi Bisnis
• Semua transaksi bisnis dapat dinyatakan dengan
perubahan dari salah satu atau lebih dari ketiga unsur
dasar persamaan akuntansi
• Oleh karena itu, dampak dari setiap transaksi dapat
dinyatakan dalam naik-turunnya satu atau lebih ketiga
unsur tersebut, sambil tetap mempertahankan
keseimbangan di antara kedua sisi persamaan
Penerbit Erlangga
24. LAPORAN KEUANGAN
• Laporan keuangan yang utama pada perusahaan
perorangan adalah:
– Laporan laba-rugi
– Laporan ekuitas pemilik
– Neraca
– Laporan arus kas
Penerbit Erlangga
25. LAPORAN KEUANGAN:
Uraian dan Hubungan
• Laporan laba-rugi melaporkan laba bersih atau rugi
bersih untuk jangka waktu tertentu, yang juga terlihat
pada laporan ekuitas pemilik
• Saldo akhir modal pemilik pada laporan ekuitas
pemilik juga dilaporkan dalam neraca
• Saldo akhir kas dilaporkan dalam neraca dan laporan
arus kas
Penerbit Erlangga
26. RASIO KEWAJIBAN
TERHADAP EKUITAS PEMILIK
• Rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik berguna
dalam menganalisis kemampuan perusahaan
membayar utang-utangnya
• Semakin kecil rasio tersebut, semakin baik
kemampuan perusahaan untuk bertahan di masa krisis
dan mampu memenuhi kewajiban kepada para
kreditornya
Penerbit Erlangga
28. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Akun yang digunakan untuk mencatat dan
mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap
laporan keuangan
2. Karakteristik suatu akun
3. Kaidah debit dan kredit serta saldo akun yang
normal
4. Pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan
Penerbit Erlangga
29. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-7
5. Neraca saldo dan penggunaannya untuk menemukan
kesalahan
6. Kesalahan dalam pencatatan transaksi dan
koreksinya
7. Analisis horisontal dalam membandingkan laporan
keuangan dari periode yang berbeda
Penerbit Erlangga
30. AKUN
• Catatan yang digunakan untuk mencatat setiap
transaksi dinamakan akun
• Sekumpulan akun disebut buku besar
• Sistem akun yang membentuk buku besar disebut
bagan akun
• Akun-akun tersebut diberi nomor dan dicatat sesuai
dengan urutan pemunculannya dalam neraca dan
laporan laba-rugi
Penerbit Erlangga
31. AKUN:
Bentuk T
• Bentuk yang paling sederhana dari sebuah akun
adalah bentuk akun T yang terdiri atas tiga bagian,
yakni:
– Judul, yang merupakan nama transaksi yang
dicatat dalam akun tersebut
– Sisi kiri yang disebut debit
– Sisi kanan yang disebut kredit
Penerbit Erlangga
32. AKUN:
Debit, Kredit, dan Saldo
• Nilai transaksi yang dimasukkan ke sisi kiri setiap
akun disebut didebit dan nilai yang dimasukkan ke sisi
kanan disebut dikredit
• Secara periodik semua nilai yang ada dalam sisi debit
dan kredit sebuah akun dijumlahkan sehingga dapat
ditentukan saldo akun
Penerbit Erlangga
33. DEBIT DAN KREDIT
• Ketentuan atau kaidah umum debit dan kredit yang
berlaku ditetapkan untuk pencatatan:
– Peningkatan atau penurunan aktiva
– Kewajiban
– Ekuitas pemilik
– Pendapatan
– Beban
– Penarikan
Penerbit Erlangga
34. DEBIT DAN KREDIT:
Transaksi
• Setiap transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga
jumlah debit selalu sama dengan jumlah kredit
• Semua transaksi dicatat dalam catatan yang disebut
jurnal
Penerbit Erlangga
35. DEBIT DAN KREDIT:
Kenaikan
• Jumlah kenaikan yang tercatat dalam sebuah akun
biasanya sama atau lebih besar daripada jumlah
penurunan yang tercatat dalam akun bersangkutan
• Karena itu, saldo normal dari sebuah akun biasanya
diindikasikan oleh sisi akun (debit atau kredit) yang
mengalami kenaikan
Penerbit Erlangga
36. TRANSAKSI:
Analisis
• Analisis transaksi dilakukan dengan menentukan
apakah:
1. Akun aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik,
pendapatan, atau beban terpengaruh oleh
transaksi yang dilakukan
2. Akun-akun yang terpengaruh mengalami
kenaikan atau penurunan akibat transaksi yang
terjadi
3. Setiap kenaikan atau penurunan tersebut
dicatat sebagai debit atau kredit
Penerbit Erlangga
37. TRANSAKSI:
Jurnal
• Suatu Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi
awal
• Ayat jurnal secara periodik diposkan ke akun-akun
Penerbit Erlangga
38. NERACA SALDO
• Neraca saldo dibuat dengan mencatat secara berurut
semua akun dari buku besar beserta saldo-saldonya
• Jika jumlah total dari debit dan kredit tidak sama,
maka telah terjadi kesalahan
Penerbit Erlangga
39. KESALAHAN CATATAN TRANSAKSI
• Kesalahan dapat ditemukan:
– Dengan melakukan prosedur audit
– Secara tidak sengaja atau kebetulan
– Dengan memeriksa neraca saldo
Penerbit Erlangga
40. ANALISIS HORISONTAL
• Dalam analisis horisontal, nilai dari setiap akun dalam
laporan keuangan dibandingkan dengan akun
bersangkutan dari satu atau lebih periode yang
berbeda
• Kenaikan atau penurunan nilai akun tersebut
kemudian dihitung dengan baik dalam jumlah totalnya
maupun dalam persentase
Penerbit Erlangga
42. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-3
1. Hubungan konsep penandingan dengan akuntansi
dasar akrual
2. Perlunya penyesuaian dan apa saja karakteristik
ayat jurnal penyesuaian
3. Pembuatan ayat jurnal untuk akun yang
membutuhkan penyesuaian
Penerbit Erlangga
43. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 4-5
4. Proses penyesuaian dan persiapan neraca saldo yang
disesuaikan
5. Analisis vertikal untuk membandingkan pos-pos
laporan keuangan dengan pos lainnya dan dengan
rata-rata industri
Penerbit Erlangga
44. KONSEP PENANDINGAN
DAN AKUNTANSI DASAR AKRUAL
• Akuntansi dasar akrual membutuhkan proses
penyesuaian pada akhir periode akuntansi untuk
menandingkan pendapatan dan beban secara benar
• Pendapatan dilaporkan pada periode dihasilkannya
pendapatan tersebut, dan beban ditandingkan dengan
pendapatan yang dihasilkannya
Penerbit Erlangga
45. KETIDAKTEPATAN
• Pada akhir periode akuntansi, sebagian dari jumlah
yang tercantum pada neraca saldo mungkin belum
tepat
• Misalnya, jumlah yang tercantum untuk beban dibayar
di muka biasanya lebih tinggi karena penggunaan
aktiva ini tidak dicatat setiap harinya
Penerbit Erlangga
46. DEFERRAL
• Penundaan pengakuan beban yang sudah dibayar atau
pendapatan yang sudah diterima disebut penangguhan
(deferral)
Penerbit Erlangga
47. AKRUAL
• Beberapa pendapatan dan beban yang terkait dengan
suatu periode bisa saja belum dicatat pada akhir
periode, karena pos ini biasanya dicatat hanya ketika
kas diterima atau dibayar
• Pendapatan atau beban yang belum dibayar atau
dicatat disebut akrual
Penerbit Erlangga
48. AYAT JURNAL PENYESUAIAN
• Ayat jurnal yang dibutuhkan pada akhir periode
akuntansi untuk memutakhirkan dan memastikan
ketepatan penandingan pendapatan dengan beban
disebut ayat jurnal penyesuaian
• Ayat jurnal penyesuaian membutuhkan debit atau
kredit untuk akun pendapatan atau beban yang
diimbangi dengan debit atau kredit ke akun aktiva
atau kewajiban
Penerbit Erlangga
49. AYAT JURNAL PENYESUAIAN:
Pengaruh terhadap Laporan Keuangan
• Ayat jurnal penyesuaian mempengaruhi jumlah yang
dilaporkan dalam laporan laba rugi dan neraca
• Dengan demikian, jika ayat jurnal penyesuaian tidak
dicatat, maka laporan keuangan ini akan salah (tidak
akurat)
Penerbit Erlangga
50. AYAT JURNAL PENYESUAIAN:
Macam-macam
• Ayat jurnal penyesuaian meliputi:
– Beban yang ditangguhkan (dibayar di muka)
– Pendapatan ditangguhkan (diterima di muka)
– Beban akrual (kewajiban akrual)
– Pendapatan akrual (aktiva akrual)
– Penyusutan atas aktiva tetap
Penerbit Erlangga
51. AYAT JURNAL PENYESUAIAN:
Pembuktian Kesamaan
• Setelah semua ayat jurnal penyesuaian diposkan,
kesamaan total saldo debit dan total saldo kredit
dibuktikan dengan neraca saldo yang disesuaikan
Penerbit Erlangga
52. ANALISIS VERTIKAL
• Membandingkan masing-masing pos dari laporan
periode berjalan dengan jumlah total pada laporan
tersebut disebut analisis vertikal
• Masing-masing kewajiban dan ekuitas pemilik
ditetapkan sebagai persen dari total kewajiban dan
ekuitas pemilik
Penerbit Erlangga
53. ANALISIS VERTIKAL:
Neraca dan Laporan Laba-rugi
• Dalam analisis vertikal atas neraca, masing-masing pos
aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva
• Dalam analisis vertikal atas laporan laba-rugi, masing-
masing pos dinyatakan sebagai persen dari total
pendapatan atau pendapatan honor
Penerbit Erlangga
55. POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1. Neraca lajur
2. Laporan keuangan dari neraca lajur
3. Ayat jurnal penyesuaian dan penutup dari neraca
lajur
4. Tahun fiskal dan tahun bisnis alami
5. Tujuh langkah dasar dalam siklus akuntansi
6. Analisis dan interpretasi dari solvensi keuangan
suatu perusahaan dengan menghitung modal kerja
dan rasio lancar
Penerbit Erlangga
56. NERACA LAJUR:
Langkah-langkah Penyusunan 1-3
1. Neraca lajur disiapkan dengan teriebih dahulu
memasukkan neraca saldo pada kolom-kolom
Neraca Saldo
2. Selanjutnya penyesuaian dimasukkan ke kolom
Debit dan Kredit Penyesuaian
3. Jumlah-jumlah Neraca Saldo ditambah atau
dikurangi penyesuaian diteruskan ke kolom Neraca
Saldo yang Disesuaikan
Penerbit Erlangga
57. NERACA LAJUR:
Langkah-langkah Penyusunan 4-5
4. Neraca lajur dirampungkan dengan meneruskan
Jumlah-jumlah aktiva, kewajiban, dan modal serta
penarikan pemilik dari Neraca Saldo yang
Disesuaikan ke kolom Neraca
5. Sedangkan jumlah-jumlah pendapatan dan beban
diteruskan ke kolom Laporan Laba- Rugi
Penerbit Erlangga
58. NERACA LAJUR:
Langkah-langkah Penyusunan 6-7
6. Laba bersih (atau rugi bersih) pada periode tersebut
dimasukkan ke kolom Debit (atau Kredit) Laporan
Laba-Rugi dan kolom Kredit (atau Debit) Neraca
7. Terhadap masing-masing dari keempat kolom
tersebut kemudian dilakukan penjumlahan
Penerbit Erlangga
59. LAPORAN NERACA LAJUR:
Laba-rugi
• Laporan laba-rugi biasanya disiapkan langsung dari
neraca lajur
• Pada laporan laba-rugi, beban umumnya disajikan
menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang
terkecil
Penerbit Erlangga
60. LAPORAN NERACA LAJUR:
Ekuitas Pemilik
• Laporan ekuitas pemilik disiapkan dengan
mencantumkan saldo awal ekuitas pemilik,
menambahkan investasi pada usaha tersebut serta laba
bersih selama periode bersangkutan, dan
mengurangkan penarikan oleh pemilik
Penerbit Erlangga
61. LAPORAN NERACA LAJUR:
Saldo Awal dan Tambahan
• Jumlah yang dicantumkan di neraca lajur sebagai
modal tidak selalu merupakan saldo akun pada awal
periode akuntansi
• Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva
tambahan pada bisnisnya dalam periode tersebut
• Karena itu, untuk melihat saldo awal dan tambahan
investasi, kita perlu mengacu ke akun modal
Penerbit Erlangga
62. LAPORAN NERACA LAJUR:
Pengelompokan Susunan Neraca
• Berbagai seksi dan sub-seksi acapkali digunakan
dalam menyusun neraca
• Dua kelompok aktiva yang lazim adalah aktiva lancar
dan aktiva tetap
Penerbit Erlangga
63. LAPORAN NERACA LAJUR:
Aktiva Lancar
• Kas dan aktiva lain yang biasanya diharapkan akan
dikonversi menjadi kas atau dijual atau terpakai habis
dalam periode satu tahun atau kurang disebut aktiva
lancar
Penerbit Erlangga
64. LAPORAN NERACA LAJUR:
Aktiva Tetap
• Properti, bangunan, dan peralatan disebut sebagai
aktiva tetap atau aktiva pabrik
• Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan
nilai buku dari setiap jenis utama aktiva tetap biasanya
dilaporkan pada neraca
Penerbit Erlangga
65. LAPORAN NERACA LAJUR:
Kewajiban-kewajiban
• Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban
lancar dan kewajiban jangka panjang
• Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu
singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang
akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar
disebut kewajiban lancar
• Kewajiban yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu
lama (biasanya di atas satu tahun) disebut kewajiban
jangka panjang.
Penerbit Erlangga
66. LAPORAN NERACA LAJUR:
Penyajian Kewajiban
• Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi
kewajiban dan ditambahkan dengan total kewajiban
• Total kewajiban dan ekuitas pemilik harus sama
dengan total aktiva
Penerbit Erlangga
67. NERACA LAJUR:
Ayat Jurnal Penyesuaian
• Data untuk membuat ayat jurnal penyesuaian terdapat
pada kolom Penyesuaian dari neraca lajur
Penerbit Erlangga
68. NERACA LAJUR:
Menutup Akun-akun Sementara 1-2
• Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup
akun-akun sementara adalah:
1. Mendebit setiap akun pendapatan atas jumlah
yang terdapat dalam saldonya, dan mengkredit
Ikhtisar Laba-Rugi atas seluruh pendapatan
tersebut
2. Mendebit Ikhtisar Laba-Rugi atas total beban
dan mengkredit masing-masing akun beban atas
jumlah yang terdapat pada saldonya
Penerbit Erlangga
69. NERACA LAJUR:
Menutup Akun-akun Sementara 3-4
3. Mendebit Ikhtisar Laba-Rugi atas jumlah yang
terdapat pada saldonya (laba bersih), dan
mengkredit akun modal atas jumlah yang sama
(Debit dan Kredit akan dibalik bila terdapat
kerugian bersih)
4. Mendebit akun modal atas saldo akun penarikan dan
mengkredit akun penarikan atas jumlah yang sama
Penerbit Erlangga
71. NERACA LAJUR:
Ayat Jurnal Penutup
• Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar,
saldo akun modal akan sama dengan seluruh jumlah
yang dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik dan
neraca
• Selain itu, akun pendapatan, beban, dan penarikan
akan mempunyai saldo nol
Penerbit Erlangga
72. NERACA LAJUR:
Langkah Terakhir
• Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah
menyiapkan neraca saldo setelah penutupan
• Tujuan dari neraca saldo setelah penutupan adalah
untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai
saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya
Penerbit Erlangga
73. TAHUN FISKAL DAN
TAHUN BISNIS ALAMI
• Periode akuntansi tahunan yang digunakan
perusahaan disebut sebagai tahun fiskal
• Adakalanya perusahaan menggunakan tahun fiskal
yang berakhir pada saat aktivitas operasi usaha berada
dalam titik terendah sepanjang siklus operasi
tahunannya
• Tahun fiskal semacam ini disebut tahun bisnis alami
Penerbit Erlangga
75. SIKLUS AKUNTANSI:
Tujuh Langkah Dasar 1-4
1. Transaksi dianalisis dan dicatat pada buku jurnal
2. Transaksi diposkan ke buku besar
3. Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian
dikumpulkan, dan neraca lajur diselesaikan
4. Laporan keuangan disusun
Penerbit Erlangga
76. SIKLUS AKUNTANSI:
Tujuh Langkah Dasar 5-7
5. Ayat jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan
diposkan ke buku besar
6. Ayat jurnal penutup dibukukan ke jurnal dan
diposkan ke buku besar
7. Neraca saldo setelah penutupan disiapkan
Penerbit Erlangga
77. SOLVENSI
• Kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya
disebut solvensi
• Dua tolok ukur keuangan untuk mengevaluasi solvensi
jangka pendek dari suatu perusahaan adalah modal
kerja dan rasio lancar
• Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap
kewajiban lancar suatu perusahaan
• Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar
dengan kewajiban lancar
Penerbit Erlangga
79. POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1. Sistem akuntansi dan implementasinya
2. Tujuan pengendalian internal dan lima unsurnya
3. Transaksi pada sistem akuntansi manual yang
menggunakan buku besar pembantu serta jurnal
khusus
4. Buku besar pembantu tambahan serta jurnal khusus
yang dimodifikasi
5. Komponen-komponen sistem akuntansi yang
dikomputerisasi pada siklus pendapatan dan
penagihan
Penerbit Erlangga
80. SISTEM AKUNTANSI
• Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk
mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan,
dan melaporkan informasi keuangan suatu perusahaan
• Tiga tahapan dalam akuntansi adalah:
– Analisis terhadap kebutuhan informasi
– Perancangan sistem
– Implementasi dari rancangan sistem
Penerbit Erlangga
81. PENGENDALIAN INTERNAL
• Pengendalian internal memberikan jaminan yang
memadai bahwa:
– Aktiva dilindungi dan digunakan untuk
keperluan perusahaan
– Informasi usaha akurat
– Perundangundangan serta peraturan dipatuhi
Penerbit Erlangga
82. PENGENDALIAN INTERNAL:
Unsur-unsur
• Lima unsur pengendalian internal adalah:
– Lingkungan pengendalian
– Penilaian risiko
– Prosedur pengendalian
– Pemantauan
– Informasi serta komunikasi
Penerbit Erlangga
83. BUKU BESAR PEMBANTU
• Buku besar pembantu bisa digunakan untuk
menyimpan catatan terpisah bagi setiap pelanggan
(buku besar pembantu piutang usaha) dan kreditor
(buku besar pembantu utang usaha)
• Setiap buku besar pembantu diwakili pada buku besar
umum oleh suatu akun ikhtisar yang disebut akun
pengendali
• Hasil penjumlahan atas saldo akun buku besar
pembantu harus sama dengan saldo yang terdapat
pada akun pengendali
Penerbit Erlangga
84. JURNAL KHUSUS
• Jurnal khusus bisa digunakan untuk mengurangi
waktu pemrosesan dan beban pencatatan atas
transaksi yang terjadi berulang-ulang dan mempunyai
karakteristik yang sama
Penerbit Erlangga
85. JURNAL KHUSUS:
Macam-macam
• Jurnal pendapatan digunakan untuk mencatat
penjualan jasa secara kredit
• Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat
semua penerimaan kas
• Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat semua
pembelian secara kredit
• Jurnal pembayaran kas digunakan untuk mencatat
semua pembayaran tunai
• Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi
yang tidak tertampung pada jurnal khusus yang ada
Penerbit Erlangga
86. BUKU BESAR PEMBANTU TAMBAHAN
• Buku besar pembantu bisa dibuat untuk berbagai akun
seperti aktiva tetap sebagaimana halnya dengan
piutang usaha dan utang usaha
Penerbit Erlangga
87. JURNAL KHUSUS MODIFIKASI
• Jurnal khusus bisa dimodifikasi dengan menambahkan
kolom untuk mencatat transaksi yang sering terjadi
• Misalnya, kolom tambahan seringkali dibuat pada
jurnal pendapatan untuk mencatat penagihan utang
pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai
Penerbit Erlangga
88. SISTEM KOMPUTER
• Komputer terdiri dari perangkat keras dan lunak
• Perangkat keras berfungsi untuk input/output data
dan pengelolaan serta pemrosesan data internal
• Perangkat lunak memberikan instruksi kepada
komputer
• Sistem operasi memberikan instruksi dasar kepada
komputer, sedangkan aplikasi merupakan perintah
untuk pelaksanaan tugas khusus
Penerbit Erlangga
89. SISTEM AKUNTANSI
TERKOMPUTERISASI
• Sistem akuntansi yang dikomputerisasi mirip dengan
sistem akuntansi manual
• Keunggulan utama dari sistem akuntansi yang
dikomputerisasi adalah:
– Pencatatan serta pemrosesan transaksi secara
simultan
– Tingkat akurasi yang tinggi
– Kecepatan pelaporan
• Contohnya, siklus pendapatan dan penagihan
menggunakan QuickBooks®
Penerbit Erlangga
91. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Perbedaan aktivitas antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang
2. Jurnal pembelian dan penjualan barang dagang
3. Jurnal biaya transportasi barang dagang
4. Jurnal transaksi barang dagang bagi pembeli
maupun penjual
Penerbit Erlangga
92. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8
5. Bagan akun untuk perusahaan dagang
6. Laporan laba-rugi untuk perusahaan dagang
7. Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang
8. Rasio penjualan bersih terhadap aktiva sebagai tolok
ukur dari efektivitas penggunaan aktiva perusahaan
Penerbit Erlangga
93. PERUSAHAAN DAGANG
• Perbedaan utama di antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang berkaitan dengan aktivitas
pendapatan
• Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk
dijual kepada pelanggan
Penerbit Erlangga
94. PERUSAHAAN DAGANG:
Laporan Laba-rugi
• Pada laporan laba-rugi perusahaan dagang,
pendapatan dari penjualan barang dagang dilaporkan
sebagai penjualan
• Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan
untuk mendapatkan laba kotor
• Beban operasi dikurangkan dari laba kotor untuk
mendapatkan angka laba bersih
• Persediaan barang dagang yang merupakan barang
dagang yang belum terjual, dilaporkan sebagai aktiva
lancar pada neraca
Penerbit Erlangga
95. JURNAL PEMBELIAN BARANG
• Pembelian barang dagang secara tunai atau kredit
dicatat dengan mendebit Persediaan Barang Dagang
• Untuk pembelian barang dagang secara kredit, syarat-
syarat kredit bisa membuka kemungkinan akan
adanya diskon untuk pembayaran yang lebih cepat
• Diskon pembelian tersebut dianggap sebagai
pengurang terhadap harga pokok penjualan
• Jika barang dagang dikembalikan atau potongan
harga diperoleh, pembeli mengkredit Persediaan
Barang Dagang
Penerbit Erlangga
96. JURNAL PENJUALAN BARANG
• Penjualan barang dagang secara tunai atau kredit
dicatat dengan mengkredit Penjualan
• Harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan
barang dagang juga dicatat atas penjualan tersebut
Penerbit Erlangga
97. JURNAL PENJUALAN BARANG:
Kredit
• Untuk penjualan barang dagang secara kredit, syarat-
syarat kredit memungkinkan diberikannya diskon
penjualan untuk pembayaran yang lebih cepat
• Diskon semacam itu dicatat oleh penjual sebagai debit
ke Diskon Penjualan
• Diskon penjualan dilaporkan sebagai pengurangan
terhadap Penjualan
• Begitu juga, bila barang dagang dikembalikan atau
potongan harga diberikan, penjual mendebit Retur dan
Potongan Penjualan
Penerbit Erlangga
98. JURNAL PENJUALAN BARANG:
Kewajiban Pajak
• Kewajiban atas pajak penjualan akan timbul bila
penjualan dilakukan dan dicatat oleh penjual sebagai
kredit ke akun Utang Pajak Penjualan
• Jika pajak penjualan dibayarkan ke dinas perpajakan,
Utang Pajak Penjualan didebit dan Kas dikredit
Penerbit Erlangga
99. JURNAL PENJUALAN BARANG:
Rabat
• Banyak pedagang grosir menawarkan rabat (trade
discount), yaitu diskon terhadap daftar harga yang ada
(umumnya karena pembelian dalam partai besar)
• Umumnya, baik penjual maupun pembeli tidak
membukukan daftar harga serta rabat dalam akun-
akun
Penerbit Erlangga
100. JURNAL BIAYA TRANSPORTASI DARI
BARANG DAGANG
• Bila barang dagang dikirimkan dengan syarat FOB
shipping point, pembeli membayar biaya transportasi
dan mendebit Persediaan Barang Dagang
• Bila barang dagang dikirimkan dengan syarat FOB
destination, maka penjual membayar biaya
transportasi dan mendebit Biaya Pengiriman atau
Ongkos Pengiriman
• Bila penjual membayar terlebih dahulu biaya
transportasi untuk memudahkan bagi pembeli, maka
penjual mendebit Piutang Usaha atas biaya-biaya
tersebut
Penerbit Erlangga
101. BAGAN AKUN UNTUK
PERUSAHAAN DAGANG
• Bagan akun untuk perusahaan dagang lebih kompleks
dibanding bagan akun untuk perusahaan jasa, dan
lazimnya mencakup akun-akun seperti:
– Penjualan
– Diskon Penjualan
– Retur dan Potongan Penjualan
– Harga Pokok Penjualan
– Persediaan Barang Dagang
Penerbit Erlangga
102. LAPORAN LABA-RUGI UNTUK
PERUSAHAAN DAGANG
• Laporan laba-rugi untuk perusahaan dagang
melaporkan:
– Penjualan
– Harga pokok penjualan
– Laba kotor
• Laporan laba-rugi dapat disiapkan dalam bentuk
bertahap atau langsung
Penerbit Erlangga
103. SIKLUS AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG 1
• Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang mirip
dengan siklus untuk perusahaan jasa
• Akan tetapi, perusahaan dagang mungkin akan
mengalami penciutan persediaan, yang harus dicatat
• Ayat jurnal penyesuaian yang biasanya dibuat adalah
mendebit Harga Pokok Penjualan dan mengkredit
Persediaan Barang Dagang atas jumlah penciutan
tersebut
Penerbit Erlangga
104. SIKLUS AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG 2
• Neraca bisa disiapkan entah dalam bentuk akun atau
dalam bentuk laporan
• Persediaan barang dagang harus dilaporkan sebagai
aktiva lancar
Penerbit Erlangga
105. RASIO PENJUALAN BERSIH
TERHADAP AKTIVA
• Aktiva yang digunakan dalam menghitung rasio
penjualan bersih terhadap aktiva bisa berupa:
– Total aktiva pada akhir tahun
– Rata-rata total aktiva pada awal dan akhir
tahun
– Rata-rata aktiva bulanan
• Semakin tinggi rasio penjualan bersih terhadap aktiva
berarti semakin efektif perusahaan menggunakan
aktivanya
Penerbit Erlangga
107. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Sifat kas dan pentingnya pengendalian internal
terhadap kas
2. Prosedur dasar untuk menyelenggarakan
pengendalian internal terhadap kas
3. Prosedur dasar untuk menyelenggarakan
pengendalian internal terhadap pembayaran kas,
termasuk penggunaan sistem voucher
4. Sifat akun bank dan penggunaannya dalam
mengendalikan kas
Penerbit Erlangga
108. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8
5. Rekonsiliasi bank dan ayat jurnal yang diperlukan
6. Transaksi yang melibatkan kas dalam jumlah kecil
dengan menggunakan dana kas kecil
7. Cara penyajian kas di neraca
8. Perhitungan dan penginterpretasian rasio kas
terhadap kewajiban lancar
Penerbit Erlangga
109. KAS
• Kas meliputi:
– Koin
– Uang kertas
– Cek
– Wesel (kiriman uang atau money orders)
– Uang yang tersimpan di bank yang
penarikannya tidak dibatasi
Penerbit Erlangga
110. KAS:
Pengendalian
• Karena mudahnya pemindahan uang, perusahaan
harus merancang dan menggunakan pengendalian
untuk mengamankan kas dan memberikan otorisasi
terhadap transaksi kas
Penerbit Erlangga
111. PENGENDALIAN KAS
• Salah satu dari pengendalian terpenting untuk
melindungi kas yang diterima dari konter penjualan
adalah register kas
• Slip pembayaran (remittance advice) merupakan
pengendalian preventif atas kas yang diterima melalui
pos
• Pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatat
kas juga merupakan pengendalian preventif
Penerbit Erlangga
112. SISTEM VOUCHER
• Sistem voucher adalah serangkaian prosedur untuk
mengotorisasi dan mencatat kewajiban serta
melakukan pembayaran kas
• Sistem voucher menggunakan:
– Voucher
– Arsip untuk voucher yang belum dibayar
– Arsip untuk voucher yang telah dilunasi
Penerbit Erlangga
113. AKUN BANK
• Formulir yang digunakan dengan akun bank adalah:
– Kartu spesimen tanda tangan
– Formulir setoran
– Cek
– Catatan atas cek yang ditarik
Penerbit Erlangga
114. AKUN BANK:
Laporan
• Setiap bulan, bank biasanya mengirimkan laporan
bank (rekening koran) kepada pemegang rekening
yang mengikhtisarkan semua transaksi pada bulan
tersebut
• Laporan bank ini memungkinkan perusahaan untuk
membandingkan transaksi kas pada pembukuan
perusahaan dengan catatan bank
Penerbit Erlangga
115. REKONSILIASI BANK:
Seksi Pertama
• Seksi pertama dari rekonsiliasi bank dimulai dengan
saldo kas menurut laporan bank
• Saldo ini disesuaikan terhadap perubahan yang
dilakukan deposan terhadap kas yang belum terlihat
pada laporan bank dan terhadap kesalahan bank
Penerbit Erlangga
116. REKONSILIASI BANK:
Seksi Kedua
• Seksi kedua dimulai dengan saldo kas menurut
pembukuan deposan
• Saldo ini disesuaikan terhadap perubahan kas yang
dilakukan oleh bank namun belum dimasukkan dalam
pembukuan deposan dan terhadap kesalahan deposan
Penerbit Erlangga
117. REKONSILIASI BANK
• Saldo yang telah disesuaikan untuk kedua seksi
tersebut harus sama
• Informasi yang dihasilkan oleh seksi pertama dari
rekonsiliasi bank tidak memerlukan ayat jurnal dalam
pembukuan deposan
• Akan tetapi, hal-hal yang terdapat pada seksi kedua
rekonsiliasi bank perlu dijurnal dalam pembukuan
deposan
Penerbit Erlangga
118. DANA KAS KECIL
• Dana kas kecil bisa digunakan perusahaan untuk
melakukan pembayaran kecil yang sering terjadi
• Dana kas kecil ditempatkan di bawah pengawasan
karyawan tertentu yang memberikan otorisasi atas
pembayaran dari dana tersebut
• Secara periodik atau apabila jumlah uang dalam dana
tersebut telah menurun ke jumlah minimum, maka
pengisian kembali dana dilakukan
Penerbit Erlangga
119. KAS:
Penyajian di Neraca
• Kas disajikan sebagai aktiva pertama pada seksi
Aktiva Lancar dari neraca
• Perusahaan yang telah menanamkan kas yang berlebih
dalam investasi yang sangat likuid biasanya
melaporkan Kas dan ekuivalen kas pada neraca
Penerbit Erlangga
120. RASIO “KIAMAT”
• Perusahaan yang sedang menghadapi masalah
keuangan bisa mengalami kesulitan dalam
mengkonversi piutang, persediaan, dan panjar (uang
muka) menjadi kas pada saat diperlukan
• Dalam hal ini, rasio kas terhadap kewajiban lancar,
yang disebut rasio "kiamat", mungkin akan berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan membayar
kewajiban kepada para kreditor
Penerbit Erlangga
122. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Klasifikasi umum piutang
2. Prosedur pengendalian internal atas piutang
3. Sifat dan akuntansi piutang tak tertagih
4. Ayat jurnal dengan metode penyisihan akuntansi
untuk piutang tak tertagih, dan estimasi piutang tak
tertagih berdasarkan penjualan dan analisis piutang
Penerbit Erlangga
123. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-9
5. Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan langsung
piutang tak tertagih
6. Sifat dan karakteristik surat promes atau wesel
7. Ayat jurnal untuk transaksi wesel tagih
8. Piutang dalam seksi Aktiva Lancar pada neraca
9. Perputaran piutang usaha dan jumlah hari
penjualan dalam piutang
Penerbit Erlangga
124. PIUTANG
• Istilah piutang meliputi semua klaim uang terhadap
entitas-entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan,
dan organisasi lainnya
• Piutang biasanya diklasifikasikan sebagai:
– Piutang usaha
– Wesel tagih
– Piutang lain-lain
Penerbit Erlangga
125. PIUTANG:
Pengendalian Internal
• Pengendalian internal yang berlaku bagi piutang
meliputi pemisahan tanggung jawab atas fungsi-fungsi
yang berhubungan
• Dengan pemisahan ini, pekerjaan seorang karyawan
bisa berfungsi sebagai pengecekan atas pekerjaan
orang lain
Penerbit Erlangga
126. PIUTANG TAK TERTAGIH:
Metode-metode Akuntansi
• Dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih
adalah metode penyisihan dan metode penghapusan
langsung
• Metode penyisihan meminta pembayaran di muka atas
piutang tak tertagih
• Metode penghapusan langsung mengakui beban hanya
apabila piutang tersebut dianggap tidak akan tertagih
Penerbit Erlangga
127. PIUTANG TAK TERTAGIH:
Ayat Jurnal Penyesuaian
• Ayat jurnal penyesuaian akhir tahun meminta:
1. Pengurangan nilai piutang hingga ke jumlah kas
yang diperkirakan akan terealisasi di masa
depan
2. Alokasi beban yang diharapkan dari
pengurangan piutang ke periode berjalan
• Ayat jurnal penyesuaian itu mendebit Beban Piutang
Tak Tertagih dan mengkredit Penyisihan Piutang
tak tertagih
Penerbit Erlangga
128. PIUTANG TAK TERTAGIH
Dasar-dasar Estimasi
• Jika estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada
jumlah penjualan periode fiskal, maka ayat jurnal
penyesuaian dibuat tanpa mengacu kepada saldo akun
penyisihan
• Jika estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada
jumlah dan umur piutang usaha pada akhir periode,
ayat jurnal penyesuaian dibuat sedemikian rupa
sehingga saldo akun penyisihan sama dengan estimasi
piutang tak tertagih pada akhir periode
Penerbit Erlangga
129. PIUTANG TAK TERTAGIH:
Akun Penyisihan
• Jika suatu piutang dianggap tak tertagih, maka
piutang tersebut akan dihapus dengan akun penyisihan
• Akun penyisihan, yang akan memiliki saldo kredit
setelah ayat jurnal penyesuaian diposkan, merupakan
akun kontra-aktiva
• Beban piutang tak tertagih umumnya dilaporkan
dalam laporan laba-rugi sebagai beban administratif
Penerbit Erlangga
130. PIUTANG TAK TERTAGIH:
Metode Penghapusan Langsung
• Berdasarkan metode penghapusan langsung, ayat
jurnal untuk menghapus piutang adalah mendebit
Beban Piutang tak Tertagih dan mengkredit Piutang
Usaha
• Tidak dibutuhkan akun penyisihan ataupun ayat
jurnal penyesuaian pada akhir periode
Penerbit Erlangga
131. PROMES / WESEL
• Promes atau wesel adalah janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada
suatu waktu tertentu
• Karakteristik promes yang mempengaruhi bagaimana
promes itu dicatat dan dilaporkan meliputi tanggal
jatuh tempo, suku bunga, dan nilai jatuh tempo
Penerbit Erlangga
133. PROMES / WESEL:
Bunga dan Jatuh Tempo
• Rumus dasar untuk menghitung bunga promes adalah:
Pokok x Suku Bunga x Waktu = Bunga
• Tanggal jatuh tempo adalah tanggal di mana promes
harus dilunasi, dan periode waktu antara tanggal
penerbitan dan tanggal jatuh tempo biasanya
dinyatakan dalam jumlah hari atau bulan
• Nilai jatuh tempo adalah jumlah dari nilai nominal
(pokok) dan bunga
Penerbit Erlangga
134. PROMES / WESEL TAGIH
• Promes yang diterima sebagai pelunasan piutang usaha
dicatat dengan mendebet Wesel Tagih dan mengkredit
Piutang Usaha
• Pada saat promes jatuh tempo, yang didebit adalah
Kas sementara Wesel Tagih dan Pendapatan Bunga
dikredit
Penerbit Erlangga
135. PROMES / WESEL TAGIH:
Jatuh Tempo
• Jika pembuat promes tidak memenuhi kewajibannya
pada tanggal jatuh tempo, maka promes dimaksud
dikatakan ditolak
• Jika pemegang promes atau wesel yang ditolak telah
dibayar oleh endorser, maka jumlah klaim endorser
terhadap pembuat promes didebit ke akun piutang
usaha
Penerbit Erlangga
136. SEKSI AKTIVA LANCAR
DALAM NERACA
• Semua piutang yang diperkirakan akan terealisasi
menjadi kas dalam setahun disajikan dalam seksi
Aktiva Lancar pada neraca
• Aktiva ini umumnya disajikan menurut urutan
likuiditasnya, yaitu urutan seberapa cepat aktiva
tersebut dikonversi menjadi kas dalam operasi normal
Penerbit Erlangga
137. PERPUTARAN PIUTANG USAHA
• Perputaran piutang usaha adalah penjualan kredit
bersih dibagi dengan piutang usaha rata-rata
• Hal ini mengukur seberapa sering piutang usaha
dikonversi menjadi kas dalam suatu periode
• Jumlah hari penjualan dalam piutang adalah saldo
piutang usaha akhir tahun dibagi dengan penjualan
kredit rata-rata harian
• Hal ini mengukur lamanya waktu piutang usaha
beredar
Penerbit Erlangga
139. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Prosedur pengendalian internal yang berlaku untuk
persediaan
2. Pengaruh kesalahan persediaan terhadap laporan
keuangan
3. Tiga-asumsi arus biaya persediaan dan pengaruhnya
terhadap laporan laba-rugi dan neraca
4. Biaya persediaan menurut sistem persediaan
perpetual dan sistem persediaan periodik, dengan
menggunakan metode kalkulasi first-in, first-out
(FIFO), last-in, first-out (LIFO), dan biaya rata-rata
Penerbit Erlangga
140. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-9
5. Tiga metode kalkulasi biaya persediaan
6. Nilai persediaan yang tepat pada selain harga pokok,
dengan konsep mana yang lebih rendah antara biaya
(harga pokok) dengan harga pasar dan nilai realisasi
bersih
7. Neraca persediaan barang dagang
8. Estimasi biaya persediaan dengan menggunakan
metode eceran dan metode laba kotor
9. Rasio perputaran persediaan dan jumlah hari
penjualan dalam persediaan
Penerbit Erlangga
141. PERSEDIAAN:
Pengendalian dan Perhitungan
• Prosedur pengendalian internal atas persediaan
dibentuk untuk melindungi persediaan dari:
– Kerusakan
– Pencurian oleh karyawan
– Pencurian oleh pelanggan
• Selain itu, perhitungan fisik persediaan harus
dilakukan secara periodik untuk mendeteksi
kekurangan persediaan serta untuk mencegah
pencurian
Penerbit Erlangga
142. PERSEDIAAN:
Kesalahan Pelaporan
• Setiap kesalahan dalam pelaporan persediaan yang
didasarkan atas perhitungan fisik akan menyesatkan:
– Persediaan akhir
– Aktiva lancar
– Total aktiva
– Ekuitas pemilik pada neraca
• Selain itu, harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba
bersih juga akan salah disajikan dalam laporan laba-
rugi
Penerbit Erlangga
143. PERSEDIAAN:
Metode Asumsi Arus Biaya
• Tiga asumsi arus biaya yang paling umum dalam bisnis
adalah:
– Metode first-in, first-out
– Metode last-in, first-out
– Metode biaya rata-rata
• Setiap metode biasanya menghasilkan jumlah harga
pokok penjualan dan persediaan akhir barang dagang
yang berbeda
• Jadi, pemilihan asumsi arus biaya secara langung
mempengaruhi laporan laba-rugi dan neraca
Penerbit Erlangga
144. PERSEDIAAN:
Sistem Perpetual
• Dalam sistem persediaan perpetual, jumlah unit dan
biaya setiap jenis barang dagang dicatat dalam buku
besar pembantu persediaan, dengan akun terpisah
untuk setiap jenis barang dagang
• Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan
terhadap persediaan diilustrasikan dengan
menggunakan metode FIFO dan LIFO
Penerbit Erlangga
145. PERSEDIAAN:
Sistem Periodik
• Dalam sistem persediaan periodik, perhitungan fisik
persediaan dilakukan untuk menentukan biaya
persediaan dan harga pokok penjualan
• Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan
terhadap pendapatan diilustrasikan dengan
menggunakan metode FIFO, LIFO, dan biaya rata-
rata
Penerbit Erlangga
146. KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN:
Perbedaan
• Ketiga metode kalkulasi biaya persediaan untuk
periode berjalan biasanya akan menghasilkan jumlah
yang berbeda untuk:
– Persediaan akhir
– Harga pokok penjualan
– Laba kotor (dan laba bersih)
Penerbit Erlangga
147. KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN:
Selama Periode Inflasi
• Selama periode inflasi, metode FIFO akan
menghasilkan harga pokok penjualan paling rendah,
laba kotor (dan laba bersih) paling tinggi, dan
persediaan akhir paling tinggi
• Metode LIFO memberikan hasil-hasil yang sebaliknya,
selama periode deflasi, dampaknya terbalik dengan
yang sudah dijelaskan di atas
• Metode biaya rata-rata memberikan hasil-hasil yang
berada di antara metode FIFO dan LIFO
Penerbit Erlangga
148. HARGA POKOK DAN HARGA PASAR
1
• Jika harga pasar suatu item persediaan lebih rendah
dari harga pokoknya, maka harga pasar yang lebih
rendah digunakan untuk menghitung nilai item
tersebut
• Harga pasar adalah harga pokok yang diperlukan
untuk mengganti barang dagang pada tanggal
persediaan
Penerbit Erlangga
149. HARGA POKOK DAN HARGA PASAR
2
• Adalah mungkin untuk mengaplikasikan metode mana
yang lebih rendah antara harga pokok dan harga pasar
atas setiap item persediaan, atas kelas-kelas utama
persediaan, atau atas persediaan secara keseluruhan
• Barang dagang yang hanya dapat dijual dengan harga
yang lebih rendah daripada harga pokoknya harus
dicatat pada nilai realisasi bersih, yaitu estimasi harga
jual dikurangi biaya pelepasan langsung
Penerbit Erlangga
150. NERACA PERSEDIAAN BARANG
• Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam
neraca pada seksi Aktiva Lancar, setelah atau di
bawah piutang
• Baik metode penentuan biaya persediaan (apakah
FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata) maupun metode
penilaian persediaan (biaya atau LCM) harus
diungkapkan
Penerbit Erlangga
151. BIAYA PERSEDIAAN:
Metode Eceran
• Dalam menggunakan metode eceran untuk
mengestimasi persediaan, harga eceran dari semua
barang dagang harus diakumulasi
• Persediaan pada eceran ditentukan dengan
mengurangi penjualan periode bersangkutan dari
harga eceran barang yang tersedia untuk dijual
selama periode berjalan
• Persediaan pada eceran kemudian dikonversikan
menjadi harga pokok atas dasar rasio biaya terhadap
harga jual (eceran) barang dagang yang tersedia untuk
dijual
Penerbit Erlangga
153. BIAYA PERSEDIAAN:
Metode Laba Kotor
• Dalam menggunakan metode laba kotor untuk
mengestimasi persediaan, estimasi laba kotor
dikurangkan dari penjualan untuk menentukan
estimasi harga pokok penjualan
• Jumlah ini kemudian dikurangi dari harga pokok
barang dagang tersedia untuk dijual guna
mengestimasi persediaan akhir
Penerbit Erlangga
154. RASIO PERPUTARAN DAN JUMLAH
HARI PENJUALAN PERSEDIAAN
• Rasio perputaran persediaan, yang dihitung dengan
membagi harga pokok penjualan dengan persediaan
rata-rata, mengukur hubungan antara volume barang
dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang
dimiliki selama periode dimaksud
• Jumlah hari penjualan dalam persediaan, yang
dihitung dengan membagi persediaan akhir dengan
harga pokok penjualan rata-rata harian, mengukur
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membeli,
menjual, dan mengganti persediaan
Penerbit Erlangga
156. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-6
1. Aktiva tetap dan akuntansi untuk biaya aktiva tetap
2. Perhitungan penyusutan, dengan menggunakan
metode garis-lurus, metode unit-produksi, dan
metode saldo-menurun
3. Klasifikasi biaya aktiva tetap sebagai pengeluaran
modal atau pengeluaran pendapatan
4. Ayat jurnal untuk pelepasan aktiva tetap
5. Lease dan ikhtisar aturan-aturan akuntansi yang
berhubungan dengan leasing aktiva tetap
6. Pengendalian internal atas aktiva tetap
Penerbit Erlangga
157. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 7-10
7. Perhitungan deplesi dan pembuatan ayat jurnal
untuk deplesi
8. Pembuatan ayat jurnal untuk mengakuisisi dan
mengamortisasi aktiva tak berwujud, seperti paten,
hak cipta, dan goodwill
9. Cara pelaporan beban penyusutan dalam laporan
laba-rugi dan menyusun neraca yang mencantumkan
aktiva tetap dan aktiva tak berwujud
10. Perhitungan dan penginterpretasian rasio aktiva
tetap terhadap kewajiban jangka panjang
Penerbit Erlangga
158. AKTIVA TETAP
• Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud jangka
panjang yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan
dalam operasi normal perusahaan
• Contoh-contoh aktiva tetap adalah:
– Peralatan
– Bangunan
– Tanah
Penerbit Erlangga
159. AKTIVA TETAP:
Biaya-biaya
• Biaya akuisisi awal aktiva tetap meliputi semua biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva
dimaksud hingga aktiva tersebut siap digunakan
• Contoh biaya aktiva tetap:
– Pajak penjualan
– Biaya pengangkutan
– Asuransi dalam perjalanan
– Biaya pemasangan
Penerbit Erlangga
160. AKTIVA TETAP:
Penyusutan
• Sejalan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap
-kecuali tanah- kehilangan kemampuan untuk
memberikan manfaat kepada perusahaan
• Karenanya, biaya aktiva tetap harus ditransfer ke
akun beban secara sistematis, selama umur manfaat
yang diharapkan
• Transfer periodik ini, dari biaya ke beban, dinamakan
dengan penyusutan
Penerbit Erlangga
161. PENYUSUTAN
• Dalam menghitung penyusutan, ada tiga faktor yang
harus dipertimbangkan:
– Biaya akuisisi awal aktiva tetap
– Umur manfaat aktiva
– Nilai residu aktiva
Penerbit Erlangga
162. PENYUSUTAN:
Metode-metode
• Metode garis-lurus menghasilkan beban penyusutan
yang sama setiap tahun sepanjang umur aktiva
• Metode unit-produksi menghasilkan beban penyusutan
yang sama bagi setiap unit yang diproduksi selama
umur manfaat aktiva
• Metode saldo-menurun diterapkan dengan mengalikan
nilai buku aktiva yang menurun dengan dua kali tarif
garis lurus
Penerbit Erlangga
164. BIAYA AKTIVA TETAP:
Pengeluaran Modal
• Biaya-biaya penambahan pada aktiva tetap dan biaya
lainnya yang berhubungan dengan peningkatan
efisiensi atau kapasitas diklasifikasikan sebagai
pengeluaran modal
• Biaya-biaya penambahan pada aktiva dan biaya-biaya
yang menambah kegunaan aktiva lebih dari satu
periode (disebut perbaikan atau betterments) juga
diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal
• Biaya-biaya yang memperpanjang umur manfaat
aktiva melampaui estimasi awalnya juga merupakan
pengeluaran modal dan disebut reparasi besar-besaran
Penerbit Erlangga
165. BIAYA AKTIVA TETAP:
Pengeluaran Pendapatan
• Pengeluaran yang hanya memberi manfaat pada
periode berjalan atau dikeluarkan dengan tujuan
mempertahankan efisiensi operasi normal
diklasifikasikan sebagai pengeluaran pendapatan dan
didebit ke akun beban
Penerbit Erlangga
166. PELEPASAN AKTIVA TETAP:
Ayat Jurnal
• Ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aktiva tetap
bervariasi
• Namun, dalam semua kasus, setiap penyusutan untuk
periode berjalan harus terlebih dahulu dicatat, dan
nilai buku aktiva kemudian dihapus dari akun
• Ayat jurnal untuk menghapus nilai buku dari akun
adalah mendebit akun akumulasi penyusutan aktiva
bersangkutan dan mengkredit akun aktiva
• Untuk aktiva yang tidak dapat lagi digunakan dan
harus dibuang, kerugian harus dicatat untuk setiap
sisa nilai buku aktiva
Penerbit Erlangga
167. PELEPASAN AKTIVA TETAP:
Penjualan
• Pada saat aktiva tetap dijual, nilai buku aktiva
dihapuskan dan kas atau aktiva lainnya yang diterima
juga dicatat
• Jika harga jual lebih tinggi dari nilai buku aktiva,
transaksi tersebut menghasilkan keuntungan
• Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, terjadi
kerugian
Penerbit Erlangga
168. PELEPASAN AKTIVA TETAP:
Penukaran
• Jika aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain
yang serupa, tidak ada keuntungan yang diakui
• Yang ada hanyalah penyesuaian atas biaya aktiva baru
• Namun, setiap kerugian yang muncul dari pertukaran
semacam itu harus dicatat
Penerbit Erlangga
169. LEASE AKTIVA TETAP
• Lease adalah kontrak untuk menggunakan suatu
aktiva dalam jangka waktu tertentu
• Lease diperlakukan sebagai lease modal jika lessee
membeli aktiva dimaksud
• Pembayaran lease menurut lease operasi dicatat
sebagai beban sewa dan sisi lessee
Penerbit Erlangga
170. PENGENDALIAN INTERNAL
AKTIVA TETAP
• Pengendalian internal atas aktiva tetap harus meliputi
prosedur yang akan digunakan untuk mengotorisasi
pembelian aktiva
• Setelah dibeli, aktiva tetap harus dilindungi dari
pencurian, penyalahgunaan, atau kerusakan
• Pemeriksaan persediaan fisik atas aktiva-aktiva tetap
harus dilakukan secara periodik
Penerbit Erlangga
171. DEPLESI
• Jumlah deplesi periodik dihitung dengan mengalikan
kuantitas barang tambang yang ditambang selama
periode yang dimaksud dengan tarif deplesi
• Tarif deplesi dihitung dengan membagi biaya
cadangan mineral dengan estimasi besarnya cadangan
• Ayat jurnal untuk mencatat deplesi adalah mendebit
akun beban deplesi dan mengkredit akun akumulasi
deplesi
Penerbit Erlangga
172. AKTIVA TAK BERWUJUD
• Aktiva jangka panjang yang tidak memiliki atribut-
atribut fisik tetapi digunakan dalam bisnis
diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud
• Contoh-contoh aktiva tak berwujud adalah:
– Paten
– Hak cipta
– Merek dagang
– Goodwill
Penerbit Erlangga
173. AKTIVA TAK BERWUJUD:
Biaya Awal
• Biaya awal dari suatu aktiva tak berwujud harus
didebit ke akun aktiva
• Biaya ini kemudian harus diamortisasi atau dihapus
selama estimasi umur manfaat aktiva yang diharapkan
dengan mendebit akun beban dan mengkredit akun
aktiva tak berwujud
Penerbit Erlangga
174. PENYUSUTAN:
Laporan Keuangan
• Jumlah beban penyusutan dan metode-metode yang
digunakan dalam menghitung penyusutan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan
• Selain itu, setiap kelas utama aktiva juga harus
diungkapkan bersama-sama dengan akumulasi
penyusutan yang berhubungan
Penerbit Erlangga
175. AKTIVA TAK BERWUJUD:
Laporan Keuangan
• Aktiva tak berwujud biasanya disajikan di neraca
dalam seksi terpisah dari seksi aktiva tetap
• Setiap kelas utama aktiva tak berwujud harus
dilaporkan setelah amortisasi dicatat pada tanggal
terjadinya
Penerbit Erlangga
176. RASIO AKTIVA TETAP TERHADAP
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
• Rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang
merupakan ukuran solvensi yang mengindikasikan
marjin pengaman bagi para kreditor
• Rasio tersebut juga menyediakan suatu indikasi
mengenai kemampuan perusahaan untuk meminjam
dana tambahan atas dasar jangka panjang
Penerbit Erlangga
178. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Kewajiban lancar
2. Ayat jurnal untuk wesel bayar jangka pendek
3. Perlakuan akuntansi untuk kewajiban kontinjen dan
ayat jurnal untuk garansi produk
4. Kewajiban majikan yang berhubungan dengan
penggajian, termasuk kewajiban yang timbul dari
pendapatan karyawan dan pengurangan dari
pendapatan
Penerbit Erlangga
179. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-7
5. Sistem akuntansi penggajian yang menggunakan
register gaji, catatan pendapatan karyawan, dan
jurnal umum
6. Ayat jurnal untuk tunjangan khusus karyawan,
termasuk pembayaran cuti dan pensiun
7. Penggunaan rasio cepat untuk menganalisis
kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar
kewajiban lancarnya
Penerbit Erlangga
180. KEWAJIBAN LANCAR
• Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus
dipenuhi dengan aktiva lancar dan jatuh tempo dalam
periode waktu yang pendek, biasanya 1 tahun
• Kewajiban lancar timbul dari:
– Barang atau jasa yang telah diterima tetapi
belum dibayarkan
– Pembayaran yang telah diterima tetapi barang
atau jasa belum dikirimkan
Penerbit Erlangga
181. PROMES JANGKA PENDEK
• Promes atau wesel yang diterbitkan kepada kreditor
untuk menutupi utang usaha secara sementara dicatat
sebagai debit ke utang Usaha dan kredit ke Wesel
Bayar
• Pada saat promes dilunasi, Wesel Bayar dan Beban
Bunga didebet dan Kas dikredit
• Promes juga bisa diterbitkan untuk membeli barang
dagang atau aktiva lain atau untuk meminjam uang
dari bank
Penerbit Erlangga
182. PROMES JANGKA PENDEK:
Diskonto
• Jika perusahaan menerbitkan promes yang
didiskontokan, Beban Bunga didebet sebesar diskon
pada saat penerbitan, akun aktiva didebet sejumlah
hasil penerbitan, dan Wesel Bayar dikredit sebesar
nilai nominal
• Nilai nominal dan nilai jatuh tempo promes atau wesel
yang didiskontokan adalah sama
Penerbit Erlangga
183. KEWAJIBAN KONTINJEN
• Kewajiban kontinjen adalah kewajiban potensial yang
ditimbulkan oleh transaksi masa lalu tetapi tergantung
pada kejadian masa depan
• Jika kewajiban kontinjen bersifat probable dan dapat
diestimasi, kewajiban tersebut harus dicatat
• Jika kewajiban kontinjen bersifat reasonable possible,
atau sukar diestimasikan, kewajiban tersebut harus
diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan
Penerbit Erlangga
184. GARANSI PRODUK
• Sebuah contoh kewajiban kontinjen yang harus dicatat
adalah garansi produk
• Jika sebuah perusahaan memberikan garansi atas
suatu produk, estimasi beban garansi dan kewajiban
yang berkaitan harus dicatat dalam periode dijualnya
produk dimaksud
• Beban dan kewajiban dicatat dengan mendebet Beban
Garansi Produk dan mengkredit utang Garansi
Produk
Penerbit Erlangga
185. KEWAJIBAN PENGGAJIAN
• Kewajiban majikan atas penggajian dihitung dengan
menentukan total pendapatan karyawan, termasuk
gaji lembur, untuk suatu periode penggajian
• Jumlah ini kemudian dikurangi dengan potongan
sehingga menghasilkan pembayaran bersih
Penerbit Erlangga
186. KEWAJIBAN PENGGAJIAN:
Pembayaran Pajak
• Kewajiban majikan untuk memotong gaji karyawan
dan menyetorkannya kepada badan perpajakan
langsung diketahui pada saat penggajian dicatat
• Sebagian besar majikan juga menanggung kewajiban
untuk membayar pajak yang berhubungan dengan
penggajian, meliputi pajak kesejahteraan sosial, pajak
Medicare, pajak kompensasi pengangguran federal
dan pajak kompensasi pengangguran negara bagian
Penerbit Erlangga
187. REGISTER GAJI
• Register gaji digunakan dalam menata dan
mengikhtisarkan data-data yang dibutuhkan bagi
setiap periode penggajian
• Register gaji didukung oleh catatan gaji terinci bagi
masing-masing karyawan, yang dinamakan dengan
catatan pendapatan karyawan
Penerbit Erlangga
188. REGISTER GAJI:
Data-data
• Data-data yang dicatat dalam register gaji meliputi:
– Jumlah jam kerja
– Pendapatan
– Data-data pemotongan bagi masing-masing
karyawan
• Register gaji juga meliputi kolom-kolom yang
digunakan untuk menjumlahkan total upah seluruh
karyawan atau yang akan didebet ke berbagai akun
beban
Penerbit Erlangga
189. TUNJANGAN KHUSUS
• Tunjangan khusus merupakan beban dalam periode
diberikannya tunjangan tersebut kepada karyawan
• Tunjangan khusus dicatat dengan mendebet akun
beban dan mengkredit akun kewajiban
• Sebagai contoh, ayat jurnal untuk mencatat
pembayaran uang cuti akrual adalah mendebet Beban
Uang Cuti dan mengkredit utang Uang Cuti
Penerbit Erlangga
190. RASIO CEPAT
• Rasio cepat atau acid-test ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya
dalam jangka pendek
• Rasio cepat adalah aktiva cepat dibagi kewajiban
lancar
• Biasanya, perusahaan perlu memiliki rasio cepat di
atas 1
Penerbit Erlangga
192. POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1. Karakteristik dari berbagai bentuk organisasi
2. Dua sumber utama ekuitas pemegang saham
3. Sumber utama modal disetor, dan kelas-kelas saham
4. Ayat jurnal untuk penerbitan saham dan untuk
transaksi saham treasuri
5. Pengaruh pemecahan laporan keuangan korporasi
6. Ayat jurnal untuk dividen tunai dan dividen saham
7. Perhitungan dan penginterpretasian hasil dividen
atas saham biasa
Penerbit Erlangga
193. KORPORASI
• Korporasi memiliki:
– Eksistensi hukum yang terpisah
– Unit saham yang dapat dipindah-tangankan
dengan mudah
– Kewajiban pemegang saham yang terbatas
• Korporasi bisa berupa korporasi publik ataupun
korporasi terbatas, dan terkena pajak penghasilan
federal
Penerbit Erlangga
195. KORPORASI:
Biaya-biaya Pendirian
• Biaya- biaya yang biasanya timbul dalam proses
pendirian korporasi adalah:
– Fee legal
– Pajak
– Fee pendirian korporasi negara bagian
– Biaya promosi
• Biaya-biaya tersebut didebit ke akun aktiva tak
berwujud dengan judul Biaya Pendirian
• Biaya ini biasanya diamortisasikan selama 5 tahun
Penerbit Erlangga
196. EKUITAS PEMEGANG SAHAM
• Dua sumber utama ekuitas pemegang saham (atau
modal) adalah:
– Modal yang disetorkan oleh pemegang saham
dan pihak-pihak lain, yang disebut modal
disetor
– Laba bersih yang ditahan dalam perusahaan,
yang dinamakan dengan laba ditahan
• Ekuitas pemegang saham dilaporkan dalam neraca
korporasi sesuai dengan dua sumber ini
Penerbit Erlangga
197. MODAL DISETOR
• Sumber utama modal disetor berasal dari penerbitan
saham
• Dua kelas saham yang utama adalah saham biasa dan
saham preferen
• Saham preferen biasanya berupa saham preferen
nonpartisipasi dan bersifat kumulatif atau
nonkumulatif
• Selain dari penerbitan saham, modal disetor bisa
berasal dari sumbangan aktiva dan dari transaksi
saham treasuri
Penerbit Erlangga
198. PENERBITAN SAHAM
• Ketika korporasi menerbitkan saham bernilai nominal
secara tunai, akun kas didebit dan kelas saham yang
diterbitkan dikredit sebesar nilai nominalnya
• Jika korporasi menerbitkan saham dengan harga di
atas nilai nominal, Modal Disetor di Atas Nilai
Nominal dikredit sebesar selisih antara kas yang
diterima dengan nilai nominal saham
• Jika saham diterbitkan untuk ditukarkan dengan
aktiva-aktiva selain kas, aktiva yang didapatkan harus
dicatat sebesar nilai pasar wajarnya
Penerbit Erlangga
199. PENERBITAN SAHAM:
Tanpa Nilai Nominal
• Jika saham diterbitkan tanpa nilai nominal, seluruh
hasil penerbitan dikreditkan ke akun saham
• Saham tanpa nilai nominal mungkin memiliki nilai
ditetapkan per saham, dan selisih antara hasil
penerbitan dengan nilai ditetapkan dikreditkan ke
akun Modal Disetor di Atas Nilai Ditetapkan
Penerbit Erlangga
200. SAHAM TREASURI
• Jika sebuah korporasi membeli sahamnya sendiri,
pencatatan biasanya menggunakan metode biaya
• Saham Treasuri didebit sebesar harga perolehannya,
dan Kas dikredit
• Jika saham tersebut dijual kembali, Saham Treasuri
dikredit sebesar harga beli dan selisih antara harga
jual dengan harga beli biasanya didebit atau dikredit
ke Modal Disetor dari Penjualan Saham Treasuri
Penerbit Erlangga
201. PEMECAHAN SAHAM
• Jika sebuah korporasi mengurangi nilai nominal atau
nilai ditetapkan saham biasanya dan menerbitkan
saham-saham baru dalam jumlah yang proporsional,
hal ini dinamakan dengan proses pemecahan saham
• Pemecahan saham tidak menimbulkan perubahan apa
pun dalam neraca perusahaan dan tidak memerlukan
pencatatan
Penerbit Erlangga
202. DIVIDEN TUNAI DAN DIVIDEN SAHAM
• Ayat jurnal untuk mencatat pengumuman dividen
tunai adalah mendebit Dividen dan mengkredit Utang
Dividen bagi kelas saham yang bersangkutan
• Pembayaran dividen dicatat dengan cara biasa
• Pada saat dividen saham diumumkan, Dividen Saham
didebit sebesar nilai wajar saham yang diterbitkan
• Selisih antara nilai wajar saham dengan nilai
ditetapkan atau nilai nominal dikredit ke Agio—
Saham Biasa
Penerbit Erlangga
203. DIVIDEN SAHAM YANG DAPAT
DIDISTRIBUSIKAN
• Dividen Saham yang Dapat Didistribusikan dikredit
sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham biasa
yang diterbitkan
• Pada saat saham diterbitkan pada tanggal pembayaran
dividen saham, Dividen Saham yang Dapat
Didistribusikan didebit dan Saham Biasa dikredit
sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham yang
diterbitkan
Penerbit Erlangga
204. HASIL DIVIDEN ATAS SAHAM BIASA
• Hasil dividen mengindikasikan tingkat pengembalian
kepada pemegang saham dalam bentuk distribusi
dividen tunai
• Hasil dividen dihitung dengan membagi dividen
tahunan per lembar saham biasa dengan harga pasar
per saham pada tanggal tertentu
• Rasio ini merupakan rasio yang penting diperhatikan
oleh investor yang tujuan utamanya adalah
memaksimumkan pengembalian atas investasi mereka
melalui dividen
Penerbit Erlangga
206. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Ayat jurnal untuk pajak penghasilan korporasi,
termasuk pajak penghasilan yang ditangguhkan
2. Laporan laba-rugi yang melaporkan pos-pos tidak
biasa berikut: operasi yang dihentikan, pos-pos luar
biasa, dan perubahan-prinsip akuntansi
3. Laporan laba-rugi yang mencantumkan data laba
per saham
4. Ekuitas pemegang saham dalam laporan keuangan
Penerbit Erlangga
207. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8
5. Konsep dan pelaporan laba komprehensif
6. Akuntansi untuk investasi dalam saham
7. Metode alternatif bagi penggabungan bisnis dan
bagaimana laporan keuangan konsolidasi disusun
8. Penghitungan dan penginterpretasian rasio harga-
laba
Penerbit Erlangga
208. PAJAK PENGHASILAN KORPORASI
• Korporasi merupakan subjek pajak penghasilan
federal dan diwajibkan untuk mengestimasi
pembayaran pajak sepanjang tahun
Penerbit Erlangga
209. PAJAK PENGHASILAN KORPORASI:
Ayat Jurnal
• Untuk mencatat pembayaran estimasi pajak, korporasi
mendebit Pajak Penghasilan dan mengkredit Kas
• Jika masih ada pajak yang terutang pada akhir tahun,
korporasi mendebit Pajak Penghasilan dan mengkredit
Utang Pajak Penghasilan
• Jika estimasi pembayaran pajak lebih besar daripada
kewajiban pajak aktual, korporasi mendebit akun
Piutang dan mengkredit Pajak Penghasilan
Penerbit Erlangga
210. PAJAK PENGHASILAN KORPORASI:
Pengaruh Pajak
• Pengaruh pajak dari perbedaan temporer antara laba
kena pajak dengan laba sebelum pajak penghasilan
harus dialokasikan ke berbagai periode
• Ayat jurnal untuk mencatat alokasi semacam itu
biasanya adalah dengan mendebit Pajak Penghasilan
dan mengkredit Utang Pajak Penghasilan serta Utang
Pajak Penghasilan Ditangguhkan
Penerbit Erlangga
211. POS-POS TIDAK BIASA:
Operasi yang Dihentikan
• Keuntungan atau kerugian yang berasal dari pelepasan
segmen bisnis harus dilaporkan dalam laporan laba-
rugi, setelah pajak penghasilan yang berhubungan
• Hasil-hasil dari operasi berlanjut juga harus
dilaporkan
Penerbit Erlangga
212. POS-POS TIDAK BIASA:
Pos-pos Luar Biasa
• Keuntungan atau kerugian juga bisa muncul dari
kejadian atau transaksi yang tidak biasa dan jarang
terjadi
• Pos-pos luar biasa semacam ini, setelah pajak
penghasilan terkait, harus dilaporkan dalam laporan
laba-rugi
Penerbit Erlangga
213. POS-POS TIDAK BIASA:
Perubahan Prinsip Akuntansi
• Perubahan prinsip akuntansi berasal dari pemakaian
prinsip akuntansi yang berbeda dengan prinsip
akuntansi yang dipakai sebelumnya
• Pengaruh perubahan prinsip akuntansi atas laba
bersih periode berjalan, serta pengaruh kumulatifnya
atas laba periode sebelumnya, juga harus dilaporkan,
setelah pajak penghasilan terkait, dalam laporan
keuangan
Penerbit Erlangga
214. LAPORAN LABA-RUGI DENGAN
DATA LABA PER SAHAM
• Laba per saham dilaporkan dalam laporan laba-rugi
korporasi publik
• Jika terdapat pos-pos tidak biasa dalam laporan laba-
rugi, maka jumlah per saham harus disajikan bagi
masing-masing pos tersebut selain laba bersih
Penerbit Erlangga
215. LAPORAN KEUANGAN:
Ekuitas Pemegang Saham
• Perubahan yang signifikan dalam sumber-sumber
ekuitas pemegang saham -modal disetor dan laba
ditahan- bisa dilaporkan dalam laporan terpisah atau
dalam catatan yang mendukung penyajian neraca
• Perubahan yang signifikan dalam ekuitas pemegang
saham bisa juga dilaporkan dalam laporan ekuitas
pemegang saham
Penerbit Erlangga
216. LAPORAN KEUANGAN:
Laba Ditahan
• Perubahan laba ditahan bisa dilaporkan dengan
membuat laporan laba ditahan terpisah, laporan laba-
rugi dan laporan laba ditahan gabungan, atau laporan
ekuitas pemegang saham
• Pembatasan laba ditahan, yang dinamakan dengan
apropriasi, harus diungkapkan, biasanya dalam
catatan atas laporan keuangan
• Kesalahan yang material dalam laba bersih periode
sebelumnya, yang dinamakan dengan penyesuaian
periode sebelumnya, dilaporkan dalam laporan laba
ditahan
Penerbit Erlangga
217. LABA KOMPREHENSIF
• Laba komprehensif adalah semua perubahan ekuitas
pemegang saham selama suatu periode kecuali yang
ditimbulkan oleh dividen dan investasi pemegang
saham
• Perusahaan harus melaporkan laba bersih tradisional
ditambah atau dikurangi pos-pos laba komprehensif
lainnya sehingga menghasilkan laba komprehensif
• Pos-pos laba komprehensif lainnya meliputi transaksi
dan kejadian yang tidak dimasukkan dalam laba
bersih, seperti keuntungan atau kerugian belum
terealisasi dari investasi tertentu dalam sekuritas
ekuitas dan utang
Penerbit Erlangga
218. INVESTASI DALAM SAHAM
• Sebuah "perusahaan" mungkin membeli saham
sebagai salah satu cara mencari pengembalian (laba)
atas kelebihan kas lebih yang tidak/belum dipakai bagi
operasi bisnis normalnya
• Investasi semacam itu dicatat dalam akun sekuritas
yang dapat dipasarkan
• Jumlah yang dicatat meliputi semua jumlah yang
dikeluarkan untuk mendapatkan sekuritas dimaksud
• Setiap dividen yang diterima dari investasi dicatat
dengan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan
Dividen
Penerbit Erlangga
219. INVESTASI DALAM SAHAM:
Neraca
• Dalam neraca, investasi sementara dilaporkan pada
nilai pasar wajar
• Selisih antara nilai pasar wajar sekuritas dengan
biayanya merupakan keuntungan atau kerugian
holding yang belum terealisasi (setelah pajak
penghasilan terkait) dan dilaporkan sebagai pos laba
komprehensif lainnya
Penerbit Erlangga
220. INVESTASI DALAM SAHAM:
Jangka Panjang
• Investasi jangka panjang dalam saham tidak
dimaksudkan sebagai sumber kas dalam operasi bisnis
normal
• Investasi dilaporkan dengan judul Investasi dalam
neraca
• Dua metode akuntansi untuk investasi jangka panjang
adalah metode biaya dan metode ekuitas
Penerbit Erlangga
221. INVESTASI DALAM SAHAM:
Penjualan
• Akuntansi untuk penjualan saham adalah serupa baik
bagi investasi jangka pendek maupun jangka panjang
• Akun investasi harus dikredit sebesar nilai buku
saham yang dijual, hasil yang diterima didebit ke akun
kas atau piutang, dan setiap selisih antara nilai buku
dengan hasil dicatat sebagai keuntungan atau kerugian
dari penjualan
Penerbit Erlangga
222. PENGGABUNGAN BISNIS
• Perusahaan dapat melakukan penggabungan melalui
merger atau konsolidasi
• Penggabungan bisnis bisa juga terjadi jika sebuah
korporasi mengakuisisi kontrol kepemilikan
perusahaan lain dengan membeli mayoritas saham
berhak suara perusahaan dimaksud
• Dalam hal ini, terbentuk hubungan perusahaan induk-
perusahaan anak, dan keduanya dikatakan sebagai
perusahaan afiliasi
Penerbit Erlangga
223. PENGGABUNGAN BISNIS:
Laporan Keuangan
• Walaupun korporasi yang membentuk afiliasi induk-
anak mungkin beroperasi sebagai unit ekonomi
tunggal, mareka biasanya tetap memelihara catatan-
catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan
yang terpisah
• Laporan keuangan yang menggabungkan laporan
keuangan perusahaan induk dengan perusahaan anak
dinamakan dengan laporan keuangan konsolidasi
Penerbit Erlangga
224. PENGGABUNGAN BISNIS:
Kepemilikan Minoritas
• Jika perusahaan induk membeli kurang dari 90%
saham perusahaan anak, maka ekuitas sisanya
dinamakan dengan kepemilikan minoritas
• Kepemilikan minoritas dilaporkan dalam neraca
konsolidasi, biasanya sebelum ekuitas pemegang saham
Penerbit Erlangga
225. PENGGABUNGAN BISNIS:
Laporan Laba-rugi Konsolidasi
• Dalam menyiapkan laporan laba-rugi konsolidasi,
semua jumlah yang muncul dari transaksi antar-
perusahaan, seperti penjualan barang dagang antar-
perusahaan dan harga pokok penjualan harus
dieliminasi
Penerbit Erlangga
226. RASIO HARGA-LABA
• Penilaian tentang prospek pertumbuhan dan laba
perusahaan di masa depan dapat dilakukan dengan
melihat rasio harga-laba (rasio P/E)
• Rasio ini dihitung dengan membagi harga pasar per
lembar saham pada tanggal tertentu dengan laba per
saham tahunan perusahaan
Penerbit Erlangga