SlideShare a Scribd company logo
1 of 227
PRINSIP-PRINSIP
AKUNTANSI
EDISI 19
JILID 1
NISWONGER - WARREN - REEVE - FESS
Penerbit Erlangga
BAB
1
Penerbit Erlangga
Pengantar
Akuntansi dan Bisnis
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-6
1. Sifat perusahaan
2. Peranan akuntansi dalam perusahaan
3. Pentingnya etika bisnis dan prinsip-prinsip dasar
perilaku yang etis
4. Profesi akuntansi
5. Perkembangan prinsip-prinsip akuntansi dan
kaitannya dengan praktek akuntansi
6. Persamaan akuntansi dan setiap unsur persamaan
tersebut
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 7-9
7. Transaksi bisnis dapat dinyatakan dalam
perubanan-perubahan yang terjadi pada tiga unsur
dasar persamaan akuntansi
8. Laporan keuangan perusahaan perorangan dan
bagaimana laporan-laporan tersebut saling
berhubungan
9. Rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik untuk
menganalisis kemampuan perusahaan bertahan
dalam kondisi bisnis yang buruk
Penerbit Erlangga
PERUSAHAAN
• Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber
daya (input) dasar -seperti bahan dan tenaga kerja-
dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang
atau jasa (output) kepada pelanggan
Penerbit Erlangga
PERUSAHAAN:
Tujuan dan Jenis
• Tujuan dari hampir semua perusahaan adalah
memaksimumkan laba
• Ada tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk
menghasilkan laba, yaitu:
– Pabrikan
– Perusahaan dagang
– Perusahaan jasa
Penerbit Erlangga
PERUSAHAAN:
Bentuk-bentuk
• Perusahaan biasanya didirikan dalam tiga bentuk,
yaitu:
– Perusahaan perorangan
– Persekutuan
– Korporasi (perseroan)
Penerbit Erlangga
PERUSAHAAN:
Pihak-pihak yang Berkepentingan
• Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan adalah perorangan atau entitas yang
mempunyai kepentingan terhadap kinerja ekonomi
perusahaan tersebut
• Perorangan atau entitas tersebut antara lain pemilik,
manajer, karyawan, pelanggan, kreditor, atau
pemerintah
Penerbit Erlangga
AKUNTANSI
• Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan
• Akuntansi adalah bahasa perusahaan
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga
Sistem Informasi Akuntansi
ETIKA
• Etika adalah prinsip moral yang memberikan
pegangan bagi tingkah laku seseorang
• Seseorang bertindak secara etis bila memperhatikan
dampak dari tindakannya terhadap lingkungan
sosialnya
Penerbit Erlangga
ETIKA:
Prinsip-prinsip
• Beberapa prinsip etika:
– menghindari penyimpangan etika yang kecil-
kecil
– berfokus pada reputasi jangka panjang
– mau menerima konsekuensi pribadi demi
mempertahankan etika
Penerbit Erlangga
PROFESI AKUNTANSI
• Seorang akuntan dapat menekuni baik akuntansi
swasta (private accounting) maupun akuntansi publik
(public accounting)
Penerbit Erlangga
PROFESI AKUNTANSI:
Bidang-bidang
• Dua bidang yang paling lazim ditemukan dalam
akuntansi adalah akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen
• Bidang lainnya meliputi akuntansi biaya, akuntansi
lingkungan hidup, akuntansi pajak, sistem akuntansi,
akuntansi internasional, akuntansi untuk perusahaan
nirlaba, dan akuntansi sosial
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga
Profesi Akuntansi
PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Akuntansi Keuangan
• Akuntansi keuangan mengikuti GAAP dalam
menyusun laporan, sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan dapat melakukan perbandingan
antara perusahaan yang satu dengan yang lain
Penerbit Erlangga
PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Perkembangan
• Prinsip-prinsip dan konsep akuntansi berkembang
dari:
– Penelitian
– Penerimaan atas praktek akuntansi
– Pengumuman dari badan yang memiliki
kewenangan
Penerbit Erlangga
PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Badan-badan
• Saat ini, FASB (di A.S.) dan IAI (di Indonesia)
merupakan badan yang mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab utama dalam mengembangkan
prinsip-prinsip akuntansi
Penerbit Erlangga
PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Entitas Usaha
• Konsep entitas usaha memandang perusahaan sebagai
entitas yang terpisah dari pemilik, kreditor, atau
pihak-pihak berkepentingan lainnya
• Entitas usaha membatasi data ekonomi dalam sistem
akuntansi yang berhubungan langsung dengan
kegiatan perusahaan
Penerbit Erlangga
PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Objektivitas
• Konsep objektivitas mengharuskan pembelian aktiva
tetap dan jasa oleh perusahaan dicatat berdasarkan
biaya atau harga perolehan aktual
• Konsep objektif mengharuskan pencatatan dan
pelaporan akuntansi didasarkan atas bukti-bukti yang
objektif
Penerbit Erlangga
PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI:
Unit Pengukuran
• Konsep unit pengukuran mengharuskan data ekonomi
dicatat dalam satuan mata uang
Penerbit Erlangga
PERSAMAAN AKUNTANSI
• Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan hak
atau klaim atas sumber daya tersebut dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Penerbit Erlangga
PERSAMAAN AKUNTANSI:
Transaksi Bisnis
• Semua transaksi bisnis dapat dinyatakan dengan
perubahan dari salah satu atau lebih dari ketiga unsur
dasar persamaan akuntansi
• Oleh karena itu, dampak dari setiap transaksi dapat
dinyatakan dalam naik-turunnya satu atau lebih ketiga
unsur tersebut, sambil tetap mempertahankan
keseimbangan di antara kedua sisi persamaan
Penerbit Erlangga
LAPORAN KEUANGAN
• Laporan keuangan yang utama pada perusahaan
perorangan adalah:
– Laporan laba-rugi
– Laporan ekuitas pemilik
– Neraca
– Laporan arus kas
Penerbit Erlangga
LAPORAN KEUANGAN:
Uraian dan Hubungan
• Laporan laba-rugi melaporkan laba bersih atau rugi
bersih untuk jangka waktu tertentu, yang juga terlihat
pada laporan ekuitas pemilik
• Saldo akhir modal pemilik pada laporan ekuitas
pemilik juga dilaporkan dalam neraca
• Saldo akhir kas dilaporkan dalam neraca dan laporan
arus kas
Penerbit Erlangga
RASIO KEWAJIBAN
TERHADAP EKUITAS PEMILIK
• Rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik berguna
dalam menganalisis kemampuan perusahaan
membayar utang-utangnya
• Semakin kecil rasio tersebut, semakin baik
kemampuan perusahaan untuk bertahan di masa krisis
dan mampu memenuhi kewajiban kepada para
kreditornya
Penerbit Erlangga
BAB
2
Penerbit Erlangga
Analisis Transaksi
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Akun yang digunakan untuk mencatat dan
mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap
laporan keuangan
2. Karakteristik suatu akun
3. Kaidah debit dan kredit serta saldo akun yang
normal
4. Pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-7
5. Neraca saldo dan penggunaannya untuk menemukan
kesalahan
6. Kesalahan dalam pencatatan transaksi dan
koreksinya
7. Analisis horisontal dalam membandingkan laporan
keuangan dari periode yang berbeda
Penerbit Erlangga
AKUN
• Catatan yang digunakan untuk mencatat setiap
transaksi dinamakan akun
• Sekumpulan akun disebut buku besar
• Sistem akun yang membentuk buku besar disebut
bagan akun
• Akun-akun tersebut diberi nomor dan dicatat sesuai
dengan urutan pemunculannya dalam neraca dan
laporan laba-rugi
Penerbit Erlangga
AKUN:
Bentuk T
• Bentuk yang paling sederhana dari sebuah akun
adalah bentuk akun T yang terdiri atas tiga bagian,
yakni:
– Judul, yang merupakan nama transaksi yang
dicatat dalam akun tersebut
– Sisi kiri yang disebut debit
– Sisi kanan yang disebut kredit
Penerbit Erlangga
AKUN:
Debit, Kredit, dan Saldo
• Nilai transaksi yang dimasukkan ke sisi kiri setiap
akun disebut didebit dan nilai yang dimasukkan ke sisi
kanan disebut dikredit
• Secara periodik semua nilai yang ada dalam sisi debit
dan kredit sebuah akun dijumlahkan sehingga dapat
ditentukan saldo akun
Penerbit Erlangga
DEBIT DAN KREDIT
• Ketentuan atau kaidah umum debit dan kredit yang
berlaku ditetapkan untuk pencatatan:
– Peningkatan atau penurunan aktiva
– Kewajiban
– Ekuitas pemilik
– Pendapatan
– Beban
– Penarikan
Penerbit Erlangga
DEBIT DAN KREDIT:
Transaksi
• Setiap transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga
jumlah debit selalu sama dengan jumlah kredit
• Semua transaksi dicatat dalam catatan yang disebut
jurnal
Penerbit Erlangga
DEBIT DAN KREDIT:
Kenaikan
• Jumlah kenaikan yang tercatat dalam sebuah akun
biasanya sama atau lebih besar daripada jumlah
penurunan yang tercatat dalam akun bersangkutan
• Karena itu, saldo normal dari sebuah akun biasanya
diindikasikan oleh sisi akun (debit atau kredit) yang
mengalami kenaikan
Penerbit Erlangga
TRANSAKSI:
Analisis
• Analisis transaksi dilakukan dengan menentukan
apakah:
1. Akun aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik,
pendapatan, atau beban terpengaruh oleh
transaksi yang dilakukan
2. Akun-akun yang terpengaruh mengalami
kenaikan atau penurunan akibat transaksi yang
terjadi
3. Setiap kenaikan atau penurunan tersebut
dicatat sebagai debit atau kredit
Penerbit Erlangga
TRANSAKSI:
Jurnal
• Suatu Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi
awal
• Ayat jurnal secara periodik diposkan ke akun-akun
Penerbit Erlangga
NERACA SALDO
• Neraca saldo dibuat dengan mencatat secara berurut
semua akun dari buku besar beserta saldo-saldonya
• Jika jumlah total dari debit dan kredit tidak sama,
maka telah terjadi kesalahan
Penerbit Erlangga
KESALAHAN CATATAN TRANSAKSI
• Kesalahan dapat ditemukan:
– Dengan melakukan prosedur audit
– Secara tidak sengaja atau kebetulan
– Dengan memeriksa neraca saldo
Penerbit Erlangga
ANALISIS HORISONTAL
• Dalam analisis horisontal, nilai dari setiap akun dalam
laporan keuangan dibandingkan dengan akun
bersangkutan dari satu atau lebih periode yang
berbeda
• Kenaikan atau penurunan nilai akun tersebut
kemudian dihitung dengan baik dalam jumlah totalnya
maupun dalam persentase
Penerbit Erlangga
BAB
3
Penerbit Erlangga
Konsep Penandingan dan
Proses Penyesuaian
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-3
1. Hubungan konsep penandingan dengan akuntansi
dasar akrual
2. Perlunya penyesuaian dan apa saja karakteristik
ayat jurnal penyesuaian
3. Pembuatan ayat jurnal untuk akun yang
membutuhkan penyesuaian
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 4-5
4. Proses penyesuaian dan persiapan neraca saldo yang
disesuaikan
5. Analisis vertikal untuk membandingkan pos-pos
laporan keuangan dengan pos lainnya dan dengan
rata-rata industri
Penerbit Erlangga
KONSEP PENANDINGAN
DAN AKUNTANSI DASAR AKRUAL
• Akuntansi dasar akrual membutuhkan proses
penyesuaian pada akhir periode akuntansi untuk
menandingkan pendapatan dan beban secara benar
• Pendapatan dilaporkan pada periode dihasilkannya
pendapatan tersebut, dan beban ditandingkan dengan
pendapatan yang dihasilkannya
Penerbit Erlangga
KETIDAKTEPATAN
• Pada akhir periode akuntansi, sebagian dari jumlah
yang tercantum pada neraca saldo mungkin belum
tepat
• Misalnya, jumlah yang tercantum untuk beban dibayar
di muka biasanya lebih tinggi karena penggunaan
aktiva ini tidak dicatat setiap harinya
Penerbit Erlangga
DEFERRAL
• Penundaan pengakuan beban yang sudah dibayar atau
pendapatan yang sudah diterima disebut penangguhan
(deferral)
Penerbit Erlangga
AKRUAL
• Beberapa pendapatan dan beban yang terkait dengan
suatu periode bisa saja belum dicatat pada akhir
periode, karena pos ini biasanya dicatat hanya ketika
kas diterima atau dibayar
• Pendapatan atau beban yang belum dibayar atau
dicatat disebut akrual
Penerbit Erlangga
AYAT JURNAL PENYESUAIAN
• Ayat jurnal yang dibutuhkan pada akhir periode
akuntansi untuk memutakhirkan dan memastikan
ketepatan penandingan pendapatan dengan beban
disebut ayat jurnal penyesuaian
• Ayat jurnal penyesuaian membutuhkan debit atau
kredit untuk akun pendapatan atau beban yang
diimbangi dengan debit atau kredit ke akun aktiva
atau kewajiban
Penerbit Erlangga
AYAT JURNAL PENYESUAIAN:
Pengaruh terhadap Laporan Keuangan
• Ayat jurnal penyesuaian mempengaruhi jumlah yang
dilaporkan dalam laporan laba rugi dan neraca
• Dengan demikian, jika ayat jurnal penyesuaian tidak
dicatat, maka laporan keuangan ini akan salah (tidak
akurat)
Penerbit Erlangga
AYAT JURNAL PENYESUAIAN:
Macam-macam
• Ayat jurnal penyesuaian meliputi:
– Beban yang ditangguhkan (dibayar di muka)
– Pendapatan ditangguhkan (diterima di muka)
– Beban akrual (kewajiban akrual)
– Pendapatan akrual (aktiva akrual)
– Penyusutan atas aktiva tetap
Penerbit Erlangga
AYAT JURNAL PENYESUAIAN:
Pembuktian Kesamaan
• Setelah semua ayat jurnal penyesuaian diposkan,
kesamaan total saldo debit dan total saldo kredit
dibuktikan dengan neraca saldo yang disesuaikan
Penerbit Erlangga
ANALISIS VERTIKAL
• Membandingkan masing-masing pos dari laporan
periode berjalan dengan jumlah total pada laporan
tersebut disebut analisis vertikal
• Masing-masing kewajiban dan ekuitas pemilik
ditetapkan sebagai persen dari total kewajiban dan
ekuitas pemilik
Penerbit Erlangga
ANALISIS VERTIKAL:
Neraca dan Laporan Laba-rugi
• Dalam analisis vertikal atas neraca, masing-masing pos
aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva
• Dalam analisis vertikal atas laporan laba-rugi, masing-
masing pos dinyatakan sebagai persen dari total
pendapatan atau pendapatan honor
Penerbit Erlangga
BAB
4
Penerbit Erlangga
Penyelesaian Siklus Akuntansi
POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1. Neraca lajur
2. Laporan keuangan dari neraca lajur
3. Ayat jurnal penyesuaian dan penutup dari neraca
lajur
4. Tahun fiskal dan tahun bisnis alami
5. Tujuh langkah dasar dalam siklus akuntansi
6. Analisis dan interpretasi dari solvensi keuangan
suatu perusahaan dengan menghitung modal kerja
dan rasio lancar
Penerbit Erlangga
NERACA LAJUR:
Langkah-langkah Penyusunan 1-3
1. Neraca lajur disiapkan dengan teriebih dahulu
memasukkan neraca saldo pada kolom-kolom
Neraca Saldo
2. Selanjutnya penyesuaian dimasukkan ke kolom
Debit dan Kredit Penyesuaian
3. Jumlah-jumlah Neraca Saldo ditambah atau
dikurangi penyesuaian diteruskan ke kolom Neraca
Saldo yang Disesuaikan
Penerbit Erlangga
NERACA LAJUR:
Langkah-langkah Penyusunan 4-5
4. Neraca lajur dirampungkan dengan meneruskan
Jumlah-jumlah aktiva, kewajiban, dan modal serta
penarikan pemilik dari Neraca Saldo yang
Disesuaikan ke kolom Neraca
5. Sedangkan jumlah-jumlah pendapatan dan beban
diteruskan ke kolom Laporan Laba- Rugi
Penerbit Erlangga
NERACA LAJUR:
Langkah-langkah Penyusunan 6-7
6. Laba bersih (atau rugi bersih) pada periode tersebut
dimasukkan ke kolom Debit (atau Kredit) Laporan
Laba-Rugi dan kolom Kredit (atau Debit) Neraca
7. Terhadap masing-masing dari keempat kolom
tersebut kemudian dilakukan penjumlahan
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Laba-rugi
• Laporan laba-rugi biasanya disiapkan langsung dari
neraca lajur
• Pada laporan laba-rugi, beban umumnya disajikan
menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang
terkecil
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Ekuitas Pemilik
• Laporan ekuitas pemilik disiapkan dengan
mencantumkan saldo awal ekuitas pemilik,
menambahkan investasi pada usaha tersebut serta laba
bersih selama periode bersangkutan, dan
mengurangkan penarikan oleh pemilik
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Saldo Awal dan Tambahan
• Jumlah yang dicantumkan di neraca lajur sebagai
modal tidak selalu merupakan saldo akun pada awal
periode akuntansi
• Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva
tambahan pada bisnisnya dalam periode tersebut
• Karena itu, untuk melihat saldo awal dan tambahan
investasi, kita perlu mengacu ke akun modal
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Pengelompokan Susunan Neraca
• Berbagai seksi dan sub-seksi acapkali digunakan
dalam menyusun neraca
• Dua kelompok aktiva yang lazim adalah aktiva lancar
dan aktiva tetap
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Aktiva Lancar
• Kas dan aktiva lain yang biasanya diharapkan akan
dikonversi menjadi kas atau dijual atau terpakai habis
dalam periode satu tahun atau kurang disebut aktiva
lancar
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Aktiva Tetap
• Properti, bangunan, dan peralatan disebut sebagai
aktiva tetap atau aktiva pabrik
• Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan
nilai buku dari setiap jenis utama aktiva tetap biasanya
dilaporkan pada neraca
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Kewajiban-kewajiban
• Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban
lancar dan kewajiban jangka panjang
• Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu
singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang
akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar
disebut kewajiban lancar
• Kewajiban yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu
lama (biasanya di atas satu tahun) disebut kewajiban
jangka panjang.
Penerbit Erlangga
LAPORAN NERACA LAJUR:
Penyajian Kewajiban
• Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi
kewajiban dan ditambahkan dengan total kewajiban
• Total kewajiban dan ekuitas pemilik harus sama
dengan total aktiva
Penerbit Erlangga
NERACA LAJUR:
Ayat Jurnal Penyesuaian
• Data untuk membuat ayat jurnal penyesuaian terdapat
pada kolom Penyesuaian dari neraca lajur
Penerbit Erlangga
NERACA LAJUR:
Menutup Akun-akun Sementara 1-2
• Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup
akun-akun sementara adalah:
1. Mendebit setiap akun pendapatan atas jumlah
yang terdapat dalam saldonya, dan mengkredit
Ikhtisar Laba-Rugi atas seluruh pendapatan
tersebut
2. Mendebit Ikhtisar Laba-Rugi atas total beban
dan mengkredit masing-masing akun beban atas
jumlah yang terdapat pada saldonya
Penerbit Erlangga
NERACA LAJUR:
Menutup Akun-akun Sementara 3-4
3. Mendebit Ikhtisar Laba-Rugi atas jumlah yang
terdapat pada saldonya (laba bersih), dan
mengkredit akun modal atas jumlah yang sama
(Debit dan Kredit akan dibalik bila terdapat
kerugian bersih)
4. Mendebit akun modal atas saldo akun penarikan dan
mengkredit akun penarikan atas jumlah yang sama
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga
Menutup Akun
NERACA LAJUR:
Ayat Jurnal Penutup
• Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar,
saldo akun modal akan sama dengan seluruh jumlah
yang dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik dan
neraca
• Selain itu, akun pendapatan, beban, dan penarikan
akan mempunyai saldo nol
Penerbit Erlangga
NERACA LAJUR:
Langkah Terakhir
• Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah
menyiapkan neraca saldo setelah penutupan
• Tujuan dari neraca saldo setelah penutupan adalah
untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai
saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya
Penerbit Erlangga
TAHUN FISKAL DAN
TAHUN BISNIS ALAMI
• Periode akuntansi tahunan yang digunakan
perusahaan disebut sebagai tahun fiskal
• Adakalanya perusahaan menggunakan tahun fiskal
yang berakhir pada saat aktivitas operasi usaha berada
dalam titik terendah sepanjang siklus operasi
tahunannya
• Tahun fiskal semacam ini disebut tahun bisnis alami
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga
Siklus Operasi
SIKLUS AKUNTANSI:
Tujuh Langkah Dasar 1-4
1. Transaksi dianalisis dan dicatat pada buku jurnal
2. Transaksi diposkan ke buku besar
3. Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian
dikumpulkan, dan neraca lajur diselesaikan
4. Laporan keuangan disusun
Penerbit Erlangga
SIKLUS AKUNTANSI:
Tujuh Langkah Dasar 5-7
5. Ayat jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan
diposkan ke buku besar
6. Ayat jurnal penutup dibukukan ke jurnal dan
diposkan ke buku besar
7. Neraca saldo setelah penutupan disiapkan
Penerbit Erlangga
SOLVENSI
• Kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya
disebut solvensi
• Dua tolok ukur keuangan untuk mengevaluasi solvensi
jangka pendek dari suatu perusahaan adalah modal
kerja dan rasio lancar
• Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap
kewajiban lancar suatu perusahaan
• Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar
dengan kewajiban lancar
Penerbit Erlangga
BAB
5
Penerbit Erlangga
Sistem Akuntansi dan
Pengendalian Internal
POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1. Sistem akuntansi dan implementasinya
2. Tujuan pengendalian internal dan lima unsurnya
3. Transaksi pada sistem akuntansi manual yang
menggunakan buku besar pembantu serta jurnal
khusus
4. Buku besar pembantu tambahan serta jurnal khusus
yang dimodifikasi
5. Komponen-komponen sistem akuntansi yang
dikomputerisasi pada siklus pendapatan dan
penagihan
Penerbit Erlangga
SISTEM AKUNTANSI
• Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk
mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan,
dan melaporkan informasi keuangan suatu perusahaan
• Tiga tahapan dalam akuntansi adalah:
– Analisis terhadap kebutuhan informasi
– Perancangan sistem
– Implementasi dari rancangan sistem
Penerbit Erlangga
PENGENDALIAN INTERNAL
• Pengendalian internal memberikan jaminan yang
memadai bahwa:
– Aktiva dilindungi dan digunakan untuk
keperluan perusahaan
– Informasi usaha akurat
– Perundangundangan serta peraturan dipatuhi
Penerbit Erlangga
PENGENDALIAN INTERNAL:
Unsur-unsur
• Lima unsur pengendalian internal adalah:
– Lingkungan pengendalian
– Penilaian risiko
– Prosedur pengendalian
– Pemantauan
– Informasi serta komunikasi
Penerbit Erlangga
BUKU BESAR PEMBANTU
• Buku besar pembantu bisa digunakan untuk
menyimpan catatan terpisah bagi setiap pelanggan
(buku besar pembantu piutang usaha) dan kreditor
(buku besar pembantu utang usaha)
• Setiap buku besar pembantu diwakili pada buku besar
umum oleh suatu akun ikhtisar yang disebut akun
pengendali
• Hasil penjumlahan atas saldo akun buku besar
pembantu harus sama dengan saldo yang terdapat
pada akun pengendali
Penerbit Erlangga
JURNAL KHUSUS
• Jurnal khusus bisa digunakan untuk mengurangi
waktu pemrosesan dan beban pencatatan atas
transaksi yang terjadi berulang-ulang dan mempunyai
karakteristik yang sama
Penerbit Erlangga
JURNAL KHUSUS:
Macam-macam
• Jurnal pendapatan digunakan untuk mencatat
penjualan jasa secara kredit
• Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat
semua penerimaan kas
• Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat semua
pembelian secara kredit
• Jurnal pembayaran kas digunakan untuk mencatat
semua pembayaran tunai
• Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi
yang tidak tertampung pada jurnal khusus yang ada
Penerbit Erlangga
BUKU BESAR PEMBANTU TAMBAHAN
• Buku besar pembantu bisa dibuat untuk berbagai akun
seperti aktiva tetap sebagaimana halnya dengan
piutang usaha dan utang usaha
Penerbit Erlangga
JURNAL KHUSUS MODIFIKASI
• Jurnal khusus bisa dimodifikasi dengan menambahkan
kolom untuk mencatat transaksi yang sering terjadi
• Misalnya, kolom tambahan seringkali dibuat pada
jurnal pendapatan untuk mencatat penagihan utang
pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai
Penerbit Erlangga
SISTEM KOMPUTER
• Komputer terdiri dari perangkat keras dan lunak
• Perangkat keras berfungsi untuk input/output data
dan pengelolaan serta pemrosesan data internal
• Perangkat lunak memberikan instruksi kepada
komputer
• Sistem operasi memberikan instruksi dasar kepada
komputer, sedangkan aplikasi merupakan perintah
untuk pelaksanaan tugas khusus
Penerbit Erlangga
SISTEM AKUNTANSI
TERKOMPUTERISASI
• Sistem akuntansi yang dikomputerisasi mirip dengan
sistem akuntansi manual
• Keunggulan utama dari sistem akuntansi yang
dikomputerisasi adalah:
– Pencatatan serta pemrosesan transaksi secara
simultan
– Tingkat akurasi yang tinggi
– Kecepatan pelaporan
• Contohnya, siklus pendapatan dan penagihan
menggunakan QuickBooks®
Penerbit Erlangga
BAB
6
Penerbit Erlangga
Akuntansi untuk
Perusahaan Dagang
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Perbedaan aktivitas antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang
2. Jurnal pembelian dan penjualan barang dagang
3. Jurnal biaya transportasi barang dagang
4. Jurnal transaksi barang dagang bagi pembeli
maupun penjual
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8
5. Bagan akun untuk perusahaan dagang
6. Laporan laba-rugi untuk perusahaan dagang
7. Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang
8. Rasio penjualan bersih terhadap aktiva sebagai tolok
ukur dari efektivitas penggunaan aktiva perusahaan
Penerbit Erlangga
PERUSAHAAN DAGANG
• Perbedaan utama di antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang berkaitan dengan aktivitas
pendapatan
• Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk
dijual kepada pelanggan
Penerbit Erlangga
PERUSAHAAN DAGANG:
Laporan Laba-rugi
• Pada laporan laba-rugi perusahaan dagang,
pendapatan dari penjualan barang dagang dilaporkan
sebagai penjualan
• Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan
untuk mendapatkan laba kotor
• Beban operasi dikurangkan dari laba kotor untuk
mendapatkan angka laba bersih
• Persediaan barang dagang yang merupakan barang
dagang yang belum terjual, dilaporkan sebagai aktiva
lancar pada neraca
Penerbit Erlangga
JURNAL PEMBELIAN BARANG
• Pembelian barang dagang secara tunai atau kredit
dicatat dengan mendebit Persediaan Barang Dagang
• Untuk pembelian barang dagang secara kredit, syarat-
syarat kredit bisa membuka kemungkinan akan
adanya diskon untuk pembayaran yang lebih cepat
• Diskon pembelian tersebut dianggap sebagai
pengurang terhadap harga pokok penjualan
• Jika barang dagang dikembalikan atau potongan
harga diperoleh, pembeli mengkredit Persediaan
Barang Dagang
Penerbit Erlangga
JURNAL PENJUALAN BARANG
• Penjualan barang dagang secara tunai atau kredit
dicatat dengan mengkredit Penjualan
• Harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan
barang dagang juga dicatat atas penjualan tersebut
Penerbit Erlangga
JURNAL PENJUALAN BARANG:
Kredit
• Untuk penjualan barang dagang secara kredit, syarat-
syarat kredit memungkinkan diberikannya diskon
penjualan untuk pembayaran yang lebih cepat
• Diskon semacam itu dicatat oleh penjual sebagai debit
ke Diskon Penjualan
• Diskon penjualan dilaporkan sebagai pengurangan
terhadap Penjualan
• Begitu juga, bila barang dagang dikembalikan atau
potongan harga diberikan, penjual mendebit Retur dan
Potongan Penjualan
Penerbit Erlangga
JURNAL PENJUALAN BARANG:
Kewajiban Pajak
• Kewajiban atas pajak penjualan akan timbul bila
penjualan dilakukan dan dicatat oleh penjual sebagai
kredit ke akun Utang Pajak Penjualan
• Jika pajak penjualan dibayarkan ke dinas perpajakan,
Utang Pajak Penjualan didebit dan Kas dikredit
Penerbit Erlangga
JURNAL PENJUALAN BARANG:
Rabat
• Banyak pedagang grosir menawarkan rabat (trade
discount), yaitu diskon terhadap daftar harga yang ada
(umumnya karena pembelian dalam partai besar)
• Umumnya, baik penjual maupun pembeli tidak
membukukan daftar harga serta rabat dalam akun-
akun
Penerbit Erlangga
JURNAL BIAYA TRANSPORTASI DARI
BARANG DAGANG
• Bila barang dagang dikirimkan dengan syarat FOB
shipping point, pembeli membayar biaya transportasi
dan mendebit Persediaan Barang Dagang
• Bila barang dagang dikirimkan dengan syarat FOB
destination, maka penjual membayar biaya
transportasi dan mendebit Biaya Pengiriman atau
Ongkos Pengiriman
• Bila penjual membayar terlebih dahulu biaya
transportasi untuk memudahkan bagi pembeli, maka
penjual mendebit Piutang Usaha atas biaya-biaya
tersebut
Penerbit Erlangga
BAGAN AKUN UNTUK
PERUSAHAAN DAGANG
• Bagan akun untuk perusahaan dagang lebih kompleks
dibanding bagan akun untuk perusahaan jasa, dan
lazimnya mencakup akun-akun seperti:
– Penjualan
– Diskon Penjualan
– Retur dan Potongan Penjualan
– Harga Pokok Penjualan
– Persediaan Barang Dagang
Penerbit Erlangga
LAPORAN LABA-RUGI UNTUK
PERUSAHAAN DAGANG
• Laporan laba-rugi untuk perusahaan dagang
melaporkan:
– Penjualan
– Harga pokok penjualan
– Laba kotor
• Laporan laba-rugi dapat disiapkan dalam bentuk
bertahap atau langsung
Penerbit Erlangga
SIKLUS AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG 1
• Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang mirip
dengan siklus untuk perusahaan jasa
• Akan tetapi, perusahaan dagang mungkin akan
mengalami penciutan persediaan, yang harus dicatat
• Ayat jurnal penyesuaian yang biasanya dibuat adalah
mendebit Harga Pokok Penjualan dan mengkredit
Persediaan Barang Dagang atas jumlah penciutan
tersebut
Penerbit Erlangga
SIKLUS AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG 2
• Neraca bisa disiapkan entah dalam bentuk akun atau
dalam bentuk laporan
• Persediaan barang dagang harus dilaporkan sebagai
aktiva lancar
Penerbit Erlangga
RASIO PENJUALAN BERSIH
TERHADAP AKTIVA
• Aktiva yang digunakan dalam menghitung rasio
penjualan bersih terhadap aktiva bisa berupa:
– Total aktiva pada akhir tahun
– Rata-rata total aktiva pada awal dan akhir
tahun
– Rata-rata aktiva bulanan
• Semakin tinggi rasio penjualan bersih terhadap aktiva
berarti semakin efektif perusahaan menggunakan
aktivanya
Penerbit Erlangga
BAB
7
Penerbit Erlangga
Kas
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Sifat kas dan pentingnya pengendalian internal
terhadap kas
2. Prosedur dasar untuk menyelenggarakan
pengendalian internal terhadap kas
3. Prosedur dasar untuk menyelenggarakan
pengendalian internal terhadap pembayaran kas,
termasuk penggunaan sistem voucher
4. Sifat akun bank dan penggunaannya dalam
mengendalikan kas
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8
5. Rekonsiliasi bank dan ayat jurnal yang diperlukan
6. Transaksi yang melibatkan kas dalam jumlah kecil
dengan menggunakan dana kas kecil
7. Cara penyajian kas di neraca
8. Perhitungan dan penginterpretasian rasio kas
terhadap kewajiban lancar
Penerbit Erlangga
KAS
• Kas meliputi:
– Koin
– Uang kertas
– Cek
– Wesel (kiriman uang atau money orders)
– Uang yang tersimpan di bank yang
penarikannya tidak dibatasi
Penerbit Erlangga
KAS:
Pengendalian
• Karena mudahnya pemindahan uang, perusahaan
harus merancang dan menggunakan pengendalian
untuk mengamankan kas dan memberikan otorisasi
terhadap transaksi kas
Penerbit Erlangga
PENGENDALIAN KAS
• Salah satu dari pengendalian terpenting untuk
melindungi kas yang diterima dari konter penjualan
adalah register kas
• Slip pembayaran (remittance advice) merupakan
pengendalian preventif atas kas yang diterima melalui
pos
• Pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatat
kas juga merupakan pengendalian preventif
Penerbit Erlangga
SISTEM VOUCHER
• Sistem voucher adalah serangkaian prosedur untuk
mengotorisasi dan mencatat kewajiban serta
melakukan pembayaran kas
• Sistem voucher menggunakan:
– Voucher
– Arsip untuk voucher yang belum dibayar
– Arsip untuk voucher yang telah dilunasi
Penerbit Erlangga
AKUN BANK
• Formulir yang digunakan dengan akun bank adalah:
– Kartu spesimen tanda tangan
– Formulir setoran
– Cek
– Catatan atas cek yang ditarik
Penerbit Erlangga
AKUN BANK:
Laporan
• Setiap bulan, bank biasanya mengirimkan laporan
bank (rekening koran) kepada pemegang rekening
yang mengikhtisarkan semua transaksi pada bulan
tersebut
• Laporan bank ini memungkinkan perusahaan untuk
membandingkan transaksi kas pada pembukuan
perusahaan dengan catatan bank
Penerbit Erlangga
REKONSILIASI BANK:
Seksi Pertama
• Seksi pertama dari rekonsiliasi bank dimulai dengan
saldo kas menurut laporan bank
• Saldo ini disesuaikan terhadap perubahan yang
dilakukan deposan terhadap kas yang belum terlihat
pada laporan bank dan terhadap kesalahan bank
Penerbit Erlangga
REKONSILIASI BANK:
Seksi Kedua
• Seksi kedua dimulai dengan saldo kas menurut
pembukuan deposan
• Saldo ini disesuaikan terhadap perubahan kas yang
dilakukan oleh bank namun belum dimasukkan dalam
pembukuan deposan dan terhadap kesalahan deposan
Penerbit Erlangga
REKONSILIASI BANK
• Saldo yang telah disesuaikan untuk kedua seksi
tersebut harus sama
• Informasi yang dihasilkan oleh seksi pertama dari
rekonsiliasi bank tidak memerlukan ayat jurnal dalam
pembukuan deposan
• Akan tetapi, hal-hal yang terdapat pada seksi kedua
rekonsiliasi bank perlu dijurnal dalam pembukuan
deposan
Penerbit Erlangga
DANA KAS KECIL
• Dana kas kecil bisa digunakan perusahaan untuk
melakukan pembayaran kecil yang sering terjadi
• Dana kas kecil ditempatkan di bawah pengawasan
karyawan tertentu yang memberikan otorisasi atas
pembayaran dari dana tersebut
• Secara periodik atau apabila jumlah uang dalam dana
tersebut telah menurun ke jumlah minimum, maka
pengisian kembali dana dilakukan
Penerbit Erlangga
KAS:
Penyajian di Neraca
• Kas disajikan sebagai aktiva pertama pada seksi
Aktiva Lancar dari neraca
• Perusahaan yang telah menanamkan kas yang berlebih
dalam investasi yang sangat likuid biasanya
melaporkan Kas dan ekuivalen kas pada neraca
Penerbit Erlangga
RASIO “KIAMAT”
• Perusahaan yang sedang menghadapi masalah
keuangan bisa mengalami kesulitan dalam
mengkonversi piutang, persediaan, dan panjar (uang
muka) menjadi kas pada saat diperlukan
• Dalam hal ini, rasio kas terhadap kewajiban lancar,
yang disebut rasio "kiamat", mungkin akan berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan membayar
kewajiban kepada para kreditor
Penerbit Erlangga
BAB
8
Penerbit Erlangga
Piutang
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Klasifikasi umum piutang
2. Prosedur pengendalian internal atas piutang
3. Sifat dan akuntansi piutang tak tertagih
4. Ayat jurnal dengan metode penyisihan akuntansi
untuk piutang tak tertagih, dan estimasi piutang tak
tertagih berdasarkan penjualan dan analisis piutang
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-9
5. Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan langsung
piutang tak tertagih
6. Sifat dan karakteristik surat promes atau wesel
7. Ayat jurnal untuk transaksi wesel tagih
8. Piutang dalam seksi Aktiva Lancar pada neraca
9. Perputaran piutang usaha dan jumlah hari
penjualan dalam piutang
Penerbit Erlangga
PIUTANG
• Istilah piutang meliputi semua klaim uang terhadap
entitas-entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan,
dan organisasi lainnya
• Piutang biasanya diklasifikasikan sebagai:
– Piutang usaha
– Wesel tagih
– Piutang lain-lain
Penerbit Erlangga
PIUTANG:
Pengendalian Internal
• Pengendalian internal yang berlaku bagi piutang
meliputi pemisahan tanggung jawab atas fungsi-fungsi
yang berhubungan
• Dengan pemisahan ini, pekerjaan seorang karyawan
bisa berfungsi sebagai pengecekan atas pekerjaan
orang lain
Penerbit Erlangga
PIUTANG TAK TERTAGIH:
Metode-metode Akuntansi
• Dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih
adalah metode penyisihan dan metode penghapusan
langsung
• Metode penyisihan meminta pembayaran di muka atas
piutang tak tertagih
• Metode penghapusan langsung mengakui beban hanya
apabila piutang tersebut dianggap tidak akan tertagih
Penerbit Erlangga
PIUTANG TAK TERTAGIH:
Ayat Jurnal Penyesuaian
• Ayat jurnal penyesuaian akhir tahun meminta:
1. Pengurangan nilai piutang hingga ke jumlah kas
yang diperkirakan akan terealisasi di masa
depan
2. Alokasi beban yang diharapkan dari
pengurangan piutang ke periode berjalan
• Ayat jurnal penyesuaian itu mendebit Beban Piutang
Tak Tertagih dan mengkredit Penyisihan Piutang
tak tertagih
Penerbit Erlangga
PIUTANG TAK TERTAGIH
Dasar-dasar Estimasi
• Jika estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada
jumlah penjualan periode fiskal, maka ayat jurnal
penyesuaian dibuat tanpa mengacu kepada saldo akun
penyisihan
• Jika estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada
jumlah dan umur piutang usaha pada akhir periode,
ayat jurnal penyesuaian dibuat sedemikian rupa
sehingga saldo akun penyisihan sama dengan estimasi
piutang tak tertagih pada akhir periode
Penerbit Erlangga
PIUTANG TAK TERTAGIH:
Akun Penyisihan
• Jika suatu piutang dianggap tak tertagih, maka
piutang tersebut akan dihapus dengan akun penyisihan
• Akun penyisihan, yang akan memiliki saldo kredit
setelah ayat jurnal penyesuaian diposkan, merupakan
akun kontra-aktiva
• Beban piutang tak tertagih umumnya dilaporkan
dalam laporan laba-rugi sebagai beban administratif
Penerbit Erlangga
PIUTANG TAK TERTAGIH:
Metode Penghapusan Langsung
• Berdasarkan metode penghapusan langsung, ayat
jurnal untuk menghapus piutang adalah mendebit
Beban Piutang tak Tertagih dan mengkredit Piutang
Usaha
• Tidak dibutuhkan akun penyisihan ataupun ayat
jurnal penyesuaian pada akhir periode
Penerbit Erlangga
PROMES / WESEL
• Promes atau wesel adalah janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada
suatu waktu tertentu
• Karakteristik promes yang mempengaruhi bagaimana
promes itu dicatat dan dilaporkan meliputi tanggal
jatuh tempo, suku bunga, dan nilai jatuh tempo
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga
Promes / Wesel
PROMES / WESEL:
Bunga dan Jatuh Tempo
• Rumus dasar untuk menghitung bunga promes adalah:
Pokok x Suku Bunga x Waktu = Bunga
• Tanggal jatuh tempo adalah tanggal di mana promes
harus dilunasi, dan periode waktu antara tanggal
penerbitan dan tanggal jatuh tempo biasanya
dinyatakan dalam jumlah hari atau bulan
• Nilai jatuh tempo adalah jumlah dari nilai nominal
(pokok) dan bunga
Penerbit Erlangga
PROMES / WESEL TAGIH
• Promes yang diterima sebagai pelunasan piutang usaha
dicatat dengan mendebet Wesel Tagih dan mengkredit
Piutang Usaha
• Pada saat promes jatuh tempo, yang didebit adalah
Kas sementara Wesel Tagih dan Pendapatan Bunga
dikredit
Penerbit Erlangga
PROMES / WESEL TAGIH:
Jatuh Tempo
• Jika pembuat promes tidak memenuhi kewajibannya
pada tanggal jatuh tempo, maka promes dimaksud
dikatakan ditolak
• Jika pemegang promes atau wesel yang ditolak telah
dibayar oleh endorser, maka jumlah klaim endorser
terhadap pembuat promes didebit ke akun piutang
usaha
Penerbit Erlangga
SEKSI AKTIVA LANCAR
DALAM NERACA
• Semua piutang yang diperkirakan akan terealisasi
menjadi kas dalam setahun disajikan dalam seksi
Aktiva Lancar pada neraca
• Aktiva ini umumnya disajikan menurut urutan
likuiditasnya, yaitu urutan seberapa cepat aktiva
tersebut dikonversi menjadi kas dalam operasi normal
Penerbit Erlangga
PERPUTARAN PIUTANG USAHA
• Perputaran piutang usaha adalah penjualan kredit
bersih dibagi dengan piutang usaha rata-rata
• Hal ini mengukur seberapa sering piutang usaha
dikonversi menjadi kas dalam suatu periode
• Jumlah hari penjualan dalam piutang adalah saldo
piutang usaha akhir tahun dibagi dengan penjualan
kredit rata-rata harian
• Hal ini mengukur lamanya waktu piutang usaha
beredar
Penerbit Erlangga
BAB
9
Penerbit Erlangga
Persediaan
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Prosedur pengendalian internal yang berlaku untuk
persediaan
2. Pengaruh kesalahan persediaan terhadap laporan
keuangan
3. Tiga-asumsi arus biaya persediaan dan pengaruhnya
terhadap laporan laba-rugi dan neraca
4. Biaya persediaan menurut sistem persediaan
perpetual dan sistem persediaan periodik, dengan
menggunakan metode kalkulasi first-in, first-out
(FIFO), last-in, first-out (LIFO), dan biaya rata-rata
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-9
5. Tiga metode kalkulasi biaya persediaan
6. Nilai persediaan yang tepat pada selain harga pokok,
dengan konsep mana yang lebih rendah antara biaya
(harga pokok) dengan harga pasar dan nilai realisasi
bersih
7. Neraca persediaan barang dagang
8. Estimasi biaya persediaan dengan menggunakan
metode eceran dan metode laba kotor
9. Rasio perputaran persediaan dan jumlah hari
penjualan dalam persediaan
Penerbit Erlangga
PERSEDIAAN:
Pengendalian dan Perhitungan
• Prosedur pengendalian internal atas persediaan
dibentuk untuk melindungi persediaan dari:
– Kerusakan
– Pencurian oleh karyawan
– Pencurian oleh pelanggan
• Selain itu, perhitungan fisik persediaan harus
dilakukan secara periodik untuk mendeteksi
kekurangan persediaan serta untuk mencegah
pencurian
Penerbit Erlangga
PERSEDIAAN:
Kesalahan Pelaporan
• Setiap kesalahan dalam pelaporan persediaan yang
didasarkan atas perhitungan fisik akan menyesatkan:
– Persediaan akhir
– Aktiva lancar
– Total aktiva
– Ekuitas pemilik pada neraca
• Selain itu, harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba
bersih juga akan salah disajikan dalam laporan laba-
rugi
Penerbit Erlangga
PERSEDIAAN:
Metode Asumsi Arus Biaya
• Tiga asumsi arus biaya yang paling umum dalam bisnis
adalah:
– Metode first-in, first-out
– Metode last-in, first-out
– Metode biaya rata-rata
• Setiap metode biasanya menghasilkan jumlah harga
pokok penjualan dan persediaan akhir barang dagang
yang berbeda
• Jadi, pemilihan asumsi arus biaya secara langung
mempengaruhi laporan laba-rugi dan neraca
Penerbit Erlangga
PERSEDIAAN:
Sistem Perpetual
• Dalam sistem persediaan perpetual, jumlah unit dan
biaya setiap jenis barang dagang dicatat dalam buku
besar pembantu persediaan, dengan akun terpisah
untuk setiap jenis barang dagang
• Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan
terhadap persediaan diilustrasikan dengan
menggunakan metode FIFO dan LIFO
Penerbit Erlangga
PERSEDIAAN:
Sistem Periodik
• Dalam sistem persediaan periodik, perhitungan fisik
persediaan dilakukan untuk menentukan biaya
persediaan dan harga pokok penjualan
• Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan
terhadap pendapatan diilustrasikan dengan
menggunakan metode FIFO, LIFO, dan biaya rata-
rata
Penerbit Erlangga
KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN:
Perbedaan
• Ketiga metode kalkulasi biaya persediaan untuk
periode berjalan biasanya akan menghasilkan jumlah
yang berbeda untuk:
– Persediaan akhir
– Harga pokok penjualan
– Laba kotor (dan laba bersih)
Penerbit Erlangga
KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN:
Selama Periode Inflasi
• Selama periode inflasi, metode FIFO akan
menghasilkan harga pokok penjualan paling rendah,
laba kotor (dan laba bersih) paling tinggi, dan
persediaan akhir paling tinggi
• Metode LIFO memberikan hasil-hasil yang sebaliknya,
selama periode deflasi, dampaknya terbalik dengan
yang sudah dijelaskan di atas
• Metode biaya rata-rata memberikan hasil-hasil yang
berada di antara metode FIFO dan LIFO
Penerbit Erlangga
HARGA POKOK DAN HARGA PASAR
1
• Jika harga pasar suatu item persediaan lebih rendah
dari harga pokoknya, maka harga pasar yang lebih
rendah digunakan untuk menghitung nilai item
tersebut
• Harga pasar adalah harga pokok yang diperlukan
untuk mengganti barang dagang pada tanggal
persediaan
Penerbit Erlangga
HARGA POKOK DAN HARGA PASAR
2
• Adalah mungkin untuk mengaplikasikan metode mana
yang lebih rendah antara harga pokok dan harga pasar
atas setiap item persediaan, atas kelas-kelas utama
persediaan, atau atas persediaan secara keseluruhan
• Barang dagang yang hanya dapat dijual dengan harga
yang lebih rendah daripada harga pokoknya harus
dicatat pada nilai realisasi bersih, yaitu estimasi harga
jual dikurangi biaya pelepasan langsung
Penerbit Erlangga
NERACA PERSEDIAAN BARANG
• Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam
neraca pada seksi Aktiva Lancar, setelah atau di
bawah piutang
• Baik metode penentuan biaya persediaan (apakah
FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata) maupun metode
penilaian persediaan (biaya atau LCM) harus
diungkapkan
Penerbit Erlangga
BIAYA PERSEDIAAN:
Metode Eceran
• Dalam menggunakan metode eceran untuk
mengestimasi persediaan, harga eceran dari semua
barang dagang harus diakumulasi
• Persediaan pada eceran ditentukan dengan
mengurangi penjualan periode bersangkutan dari
harga eceran barang yang tersedia untuk dijual
selama periode berjalan
• Persediaan pada eceran kemudian dikonversikan
menjadi harga pokok atas dasar rasio biaya terhadap
harga jual (eceran) barang dagang yang tersedia untuk
dijual
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga
Penentuan Biaya Persediaan dengan Metode Eceran
BIAYA PERSEDIAAN:
Metode Laba Kotor
• Dalam menggunakan metode laba kotor untuk
mengestimasi persediaan, estimasi laba kotor
dikurangkan dari penjualan untuk menentukan
estimasi harga pokok penjualan
• Jumlah ini kemudian dikurangi dari harga pokok
barang dagang tersedia untuk dijual guna
mengestimasi persediaan akhir
Penerbit Erlangga
RASIO PERPUTARAN DAN JUMLAH
HARI PENJUALAN PERSEDIAAN
• Rasio perputaran persediaan, yang dihitung dengan
membagi harga pokok penjualan dengan persediaan
rata-rata, mengukur hubungan antara volume barang
dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang
dimiliki selama periode dimaksud
• Jumlah hari penjualan dalam persediaan, yang
dihitung dengan membagi persediaan akhir dengan
harga pokok penjualan rata-rata harian, mengukur
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membeli,
menjual, dan mengganti persediaan
Penerbit Erlangga
BAB
10
Penerbit Erlangga
Aktiva Tetap dan
Aktiva Tak Berwujud
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-6
1. Aktiva tetap dan akuntansi untuk biaya aktiva tetap
2. Perhitungan penyusutan, dengan menggunakan
metode garis-lurus, metode unit-produksi, dan
metode saldo-menurun
3. Klasifikasi biaya aktiva tetap sebagai pengeluaran
modal atau pengeluaran pendapatan
4. Ayat jurnal untuk pelepasan aktiva tetap
5. Lease dan ikhtisar aturan-aturan akuntansi yang
berhubungan dengan leasing aktiva tetap
6. Pengendalian internal atas aktiva tetap
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 7-10
7. Perhitungan deplesi dan pembuatan ayat jurnal
untuk deplesi
8. Pembuatan ayat jurnal untuk mengakuisisi dan
mengamortisasi aktiva tak berwujud, seperti paten,
hak cipta, dan goodwill
9. Cara pelaporan beban penyusutan dalam laporan
laba-rugi dan menyusun neraca yang mencantumkan
aktiva tetap dan aktiva tak berwujud
10. Perhitungan dan penginterpretasian rasio aktiva
tetap terhadap kewajiban jangka panjang
Penerbit Erlangga
AKTIVA TETAP
• Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud jangka
panjang yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan
dalam operasi normal perusahaan
• Contoh-contoh aktiva tetap adalah:
– Peralatan
– Bangunan
– Tanah
Penerbit Erlangga
AKTIVA TETAP:
Biaya-biaya
• Biaya akuisisi awal aktiva tetap meliputi semua biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva
dimaksud hingga aktiva tersebut siap digunakan
• Contoh biaya aktiva tetap:
– Pajak penjualan
– Biaya pengangkutan
– Asuransi dalam perjalanan
– Biaya pemasangan
Penerbit Erlangga
AKTIVA TETAP:
Penyusutan
• Sejalan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap
-kecuali tanah- kehilangan kemampuan untuk
memberikan manfaat kepada perusahaan
• Karenanya, biaya aktiva tetap harus ditransfer ke
akun beban secara sistematis, selama umur manfaat
yang diharapkan
• Transfer periodik ini, dari biaya ke beban, dinamakan
dengan penyusutan
Penerbit Erlangga
PENYUSUTAN
• Dalam menghitung penyusutan, ada tiga faktor yang
harus dipertimbangkan:
– Biaya akuisisi awal aktiva tetap
– Umur manfaat aktiva
– Nilai residu aktiva
Penerbit Erlangga
PENYUSUTAN:
Metode-metode
• Metode garis-lurus menghasilkan beban penyusutan
yang sama setiap tahun sepanjang umur aktiva
• Metode unit-produksi menghasilkan beban penyusutan
yang sama bagi setiap unit yang diproduksi selama
umur manfaat aktiva
• Metode saldo-menurun diterapkan dengan mengalikan
nilai buku aktiva yang menurun dengan dua kali tarif
garis lurus
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga
Akuntansi Penyusutan
BIAYA AKTIVA TETAP:
Pengeluaran Modal
• Biaya-biaya penambahan pada aktiva tetap dan biaya
lainnya yang berhubungan dengan peningkatan
efisiensi atau kapasitas diklasifikasikan sebagai
pengeluaran modal
• Biaya-biaya penambahan pada aktiva dan biaya-biaya
yang menambah kegunaan aktiva lebih dari satu
periode (disebut perbaikan atau betterments) juga
diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal
• Biaya-biaya yang memperpanjang umur manfaat
aktiva melampaui estimasi awalnya juga merupakan
pengeluaran modal dan disebut reparasi besar-besaran
Penerbit Erlangga
BIAYA AKTIVA TETAP:
Pengeluaran Pendapatan
• Pengeluaran yang hanya memberi manfaat pada
periode berjalan atau dikeluarkan dengan tujuan
mempertahankan efisiensi operasi normal
diklasifikasikan sebagai pengeluaran pendapatan dan
didebit ke akun beban
Penerbit Erlangga
PELEPASAN AKTIVA TETAP:
Ayat Jurnal
• Ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aktiva tetap
bervariasi
• Namun, dalam semua kasus, setiap penyusutan untuk
periode berjalan harus terlebih dahulu dicatat, dan
nilai buku aktiva kemudian dihapus dari akun
• Ayat jurnal untuk menghapus nilai buku dari akun
adalah mendebit akun akumulasi penyusutan aktiva
bersangkutan dan mengkredit akun aktiva
• Untuk aktiva yang tidak dapat lagi digunakan dan
harus dibuang, kerugian harus dicatat untuk setiap
sisa nilai buku aktiva
Penerbit Erlangga
PELEPASAN AKTIVA TETAP:
Penjualan
• Pada saat aktiva tetap dijual, nilai buku aktiva
dihapuskan dan kas atau aktiva lainnya yang diterima
juga dicatat
• Jika harga jual lebih tinggi dari nilai buku aktiva,
transaksi tersebut menghasilkan keuntungan
• Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, terjadi
kerugian
Penerbit Erlangga
PELEPASAN AKTIVA TETAP:
Penukaran
• Jika aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain
yang serupa, tidak ada keuntungan yang diakui
• Yang ada hanyalah penyesuaian atas biaya aktiva baru
• Namun, setiap kerugian yang muncul dari pertukaran
semacam itu harus dicatat
Penerbit Erlangga
LEASE AKTIVA TETAP
• Lease adalah kontrak untuk menggunakan suatu
aktiva dalam jangka waktu tertentu
• Lease diperlakukan sebagai lease modal jika lessee
membeli aktiva dimaksud
• Pembayaran lease menurut lease operasi dicatat
sebagai beban sewa dan sisi lessee
Penerbit Erlangga
PENGENDALIAN INTERNAL
AKTIVA TETAP
• Pengendalian internal atas aktiva tetap harus meliputi
prosedur yang akan digunakan untuk mengotorisasi
pembelian aktiva
• Setelah dibeli, aktiva tetap harus dilindungi dari
pencurian, penyalahgunaan, atau kerusakan
• Pemeriksaan persediaan fisik atas aktiva-aktiva tetap
harus dilakukan secara periodik
Penerbit Erlangga
DEPLESI
• Jumlah deplesi periodik dihitung dengan mengalikan
kuantitas barang tambang yang ditambang selama
periode yang dimaksud dengan tarif deplesi
• Tarif deplesi dihitung dengan membagi biaya
cadangan mineral dengan estimasi besarnya cadangan
• Ayat jurnal untuk mencatat deplesi adalah mendebit
akun beban deplesi dan mengkredit akun akumulasi
deplesi
Penerbit Erlangga
AKTIVA TAK BERWUJUD
• Aktiva jangka panjang yang tidak memiliki atribut-
atribut fisik tetapi digunakan dalam bisnis
diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud
• Contoh-contoh aktiva tak berwujud adalah:
– Paten
– Hak cipta
– Merek dagang
– Goodwill
Penerbit Erlangga
AKTIVA TAK BERWUJUD:
Biaya Awal
• Biaya awal dari suatu aktiva tak berwujud harus
didebit ke akun aktiva
• Biaya ini kemudian harus diamortisasi atau dihapus
selama estimasi umur manfaat aktiva yang diharapkan
dengan mendebit akun beban dan mengkredit akun
aktiva tak berwujud
Penerbit Erlangga
PENYUSUTAN:
Laporan Keuangan
• Jumlah beban penyusutan dan metode-metode yang
digunakan dalam menghitung penyusutan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan
• Selain itu, setiap kelas utama aktiva juga harus
diungkapkan bersama-sama dengan akumulasi
penyusutan yang berhubungan
Penerbit Erlangga
AKTIVA TAK BERWUJUD:
Laporan Keuangan
• Aktiva tak berwujud biasanya disajikan di neraca
dalam seksi terpisah dari seksi aktiva tetap
• Setiap kelas utama aktiva tak berwujud harus
dilaporkan setelah amortisasi dicatat pada tanggal
terjadinya
Penerbit Erlangga
RASIO AKTIVA TETAP TERHADAP
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
• Rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang
merupakan ukuran solvensi yang mengindikasikan
marjin pengaman bagi para kreditor
• Rasio tersebut juga menyediakan suatu indikasi
mengenai kemampuan perusahaan untuk meminjam
dana tambahan atas dasar jangka panjang
Penerbit Erlangga
BAB
11
Penerbit Erlangga
Kewajiban Lancar
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Kewajiban lancar
2. Ayat jurnal untuk wesel bayar jangka pendek
3. Perlakuan akuntansi untuk kewajiban kontinjen dan
ayat jurnal untuk garansi produk
4. Kewajiban majikan yang berhubungan dengan
penggajian, termasuk kewajiban yang timbul dari
pendapatan karyawan dan pengurangan dari
pendapatan
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-7
5. Sistem akuntansi penggajian yang menggunakan
register gaji, catatan pendapatan karyawan, dan
jurnal umum
6. Ayat jurnal untuk tunjangan khusus karyawan,
termasuk pembayaran cuti dan pensiun
7. Penggunaan rasio cepat untuk menganalisis
kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar
kewajiban lancarnya
Penerbit Erlangga
KEWAJIBAN LANCAR
• Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus
dipenuhi dengan aktiva lancar dan jatuh tempo dalam
periode waktu yang pendek, biasanya 1 tahun
• Kewajiban lancar timbul dari:
– Barang atau jasa yang telah diterima tetapi
belum dibayarkan
– Pembayaran yang telah diterima tetapi barang
atau jasa belum dikirimkan
Penerbit Erlangga
PROMES JANGKA PENDEK
• Promes atau wesel yang diterbitkan kepada kreditor
untuk menutupi utang usaha secara sementara dicatat
sebagai debit ke utang Usaha dan kredit ke Wesel
Bayar
• Pada saat promes dilunasi, Wesel Bayar dan Beban
Bunga didebet dan Kas dikredit
• Promes juga bisa diterbitkan untuk membeli barang
dagang atau aktiva lain atau untuk meminjam uang
dari bank
Penerbit Erlangga
PROMES JANGKA PENDEK:
Diskonto
• Jika perusahaan menerbitkan promes yang
didiskontokan, Beban Bunga didebet sebesar diskon
pada saat penerbitan, akun aktiva didebet sejumlah
hasil penerbitan, dan Wesel Bayar dikredit sebesar
nilai nominal
• Nilai nominal dan nilai jatuh tempo promes atau wesel
yang didiskontokan adalah sama
Penerbit Erlangga
KEWAJIBAN KONTINJEN
• Kewajiban kontinjen adalah kewajiban potensial yang
ditimbulkan oleh transaksi masa lalu tetapi tergantung
pada kejadian masa depan
• Jika kewajiban kontinjen bersifat probable dan dapat
diestimasi, kewajiban tersebut harus dicatat
• Jika kewajiban kontinjen bersifat reasonable possible,
atau sukar diestimasikan, kewajiban tersebut harus
diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan
Penerbit Erlangga
GARANSI PRODUK
• Sebuah contoh kewajiban kontinjen yang harus dicatat
adalah garansi produk
• Jika sebuah perusahaan memberikan garansi atas
suatu produk, estimasi beban garansi dan kewajiban
yang berkaitan harus dicatat dalam periode dijualnya
produk dimaksud
• Beban dan kewajiban dicatat dengan mendebet Beban
Garansi Produk dan mengkredit utang Garansi
Produk
Penerbit Erlangga
KEWAJIBAN PENGGAJIAN
• Kewajiban majikan atas penggajian dihitung dengan
menentukan total pendapatan karyawan, termasuk
gaji lembur, untuk suatu periode penggajian
• Jumlah ini kemudian dikurangi dengan potongan
sehingga menghasilkan pembayaran bersih
Penerbit Erlangga
KEWAJIBAN PENGGAJIAN:
Pembayaran Pajak
• Kewajiban majikan untuk memotong gaji karyawan
dan menyetorkannya kepada badan perpajakan
langsung diketahui pada saat penggajian dicatat
• Sebagian besar majikan juga menanggung kewajiban
untuk membayar pajak yang berhubungan dengan
penggajian, meliputi pajak kesejahteraan sosial, pajak
Medicare, pajak kompensasi pengangguran federal
dan pajak kompensasi pengangguran negara bagian
Penerbit Erlangga
REGISTER GAJI
• Register gaji digunakan dalam menata dan
mengikhtisarkan data-data yang dibutuhkan bagi
setiap periode penggajian
• Register gaji didukung oleh catatan gaji terinci bagi
masing-masing karyawan, yang dinamakan dengan
catatan pendapatan karyawan
Penerbit Erlangga
REGISTER GAJI:
Data-data
• Data-data yang dicatat dalam register gaji meliputi:
– Jumlah jam kerja
– Pendapatan
– Data-data pemotongan bagi masing-masing
karyawan
• Register gaji juga meliputi kolom-kolom yang
digunakan untuk menjumlahkan total upah seluruh
karyawan atau yang akan didebet ke berbagai akun
beban
Penerbit Erlangga
TUNJANGAN KHUSUS
• Tunjangan khusus merupakan beban dalam periode
diberikannya tunjangan tersebut kepada karyawan
• Tunjangan khusus dicatat dengan mendebet akun
beban dan mengkredit akun kewajiban
• Sebagai contoh, ayat jurnal untuk mencatat
pembayaran uang cuti akrual adalah mendebet Beban
Uang Cuti dan mengkredit utang Uang Cuti
Penerbit Erlangga
RASIO CEPAT
• Rasio cepat atau acid-test ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya
dalam jangka pendek
• Rasio cepat adalah aktiva cepat dibagi kewajiban
lancar
• Biasanya, perusahaan perlu memiliki rasio cepat di
atas 1
Penerbit Erlangga
BAB
12
Penerbit Erlangga
Korporasi: Organisasi,
Transaksi Modal Saham, dan
Dividen
POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1. Karakteristik dari berbagai bentuk organisasi
2. Dua sumber utama ekuitas pemegang saham
3. Sumber utama modal disetor, dan kelas-kelas saham
4. Ayat jurnal untuk penerbitan saham dan untuk
transaksi saham treasuri
5. Pengaruh pemecahan laporan keuangan korporasi
6. Ayat jurnal untuk dividen tunai dan dividen saham
7. Perhitungan dan penginterpretasian hasil dividen
atas saham biasa
Penerbit Erlangga
KORPORASI
• Korporasi memiliki:
– Eksistensi hukum yang terpisah
– Unit saham yang dapat dipindah-tangankan
dengan mudah
– Kewajiban pemegang saham yang terbatas
• Korporasi bisa berupa korporasi publik ataupun
korporasi terbatas, dan terkena pajak penghasilan
federal
Penerbit Erlangga
KORPORASI:
Dokumen-dokumen Pembentukan
• Dokumen-dokumen yang terlibat dalam pembentukan
korporasi meliputi:
– Aplikasi pendirian korporasi
– Akte pendirian
– AD/ART
Penerbit Erlangga
KORPORASI:
Biaya-biaya Pendirian
• Biaya- biaya yang biasanya timbul dalam proses
pendirian korporasi adalah:
– Fee legal
– Pajak
– Fee pendirian korporasi negara bagian
– Biaya promosi
• Biaya-biaya tersebut didebit ke akun aktiva tak
berwujud dengan judul Biaya Pendirian
• Biaya ini biasanya diamortisasikan selama 5 tahun
Penerbit Erlangga
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
• Dua sumber utama ekuitas pemegang saham (atau
modal) adalah:
– Modal yang disetorkan oleh pemegang saham
dan pihak-pihak lain, yang disebut modal
disetor
– Laba bersih yang ditahan dalam perusahaan,
yang dinamakan dengan laba ditahan
• Ekuitas pemegang saham dilaporkan dalam neraca
korporasi sesuai dengan dua sumber ini
Penerbit Erlangga
MODAL DISETOR
• Sumber utama modal disetor berasal dari penerbitan
saham
• Dua kelas saham yang utama adalah saham biasa dan
saham preferen
• Saham preferen biasanya berupa saham preferen
nonpartisipasi dan bersifat kumulatif atau
nonkumulatif
• Selain dari penerbitan saham, modal disetor bisa
berasal dari sumbangan aktiva dan dari transaksi
saham treasuri
Penerbit Erlangga
PENERBITAN SAHAM
• Ketika korporasi menerbitkan saham bernilai nominal
secara tunai, akun kas didebit dan kelas saham yang
diterbitkan dikredit sebesar nilai nominalnya
• Jika korporasi menerbitkan saham dengan harga di
atas nilai nominal, Modal Disetor di Atas Nilai
Nominal dikredit sebesar selisih antara kas yang
diterima dengan nilai nominal saham
• Jika saham diterbitkan untuk ditukarkan dengan
aktiva-aktiva selain kas, aktiva yang didapatkan harus
dicatat sebesar nilai pasar wajarnya
Penerbit Erlangga
PENERBITAN SAHAM:
Tanpa Nilai Nominal
• Jika saham diterbitkan tanpa nilai nominal, seluruh
hasil penerbitan dikreditkan ke akun saham
• Saham tanpa nilai nominal mungkin memiliki nilai
ditetapkan per saham, dan selisih antara hasil
penerbitan dengan nilai ditetapkan dikreditkan ke
akun Modal Disetor di Atas Nilai Ditetapkan
Penerbit Erlangga
SAHAM TREASURI
• Jika sebuah korporasi membeli sahamnya sendiri,
pencatatan biasanya menggunakan metode biaya
• Saham Treasuri didebit sebesar harga perolehannya,
dan Kas dikredit
• Jika saham tersebut dijual kembali, Saham Treasuri
dikredit sebesar harga beli dan selisih antara harga
jual dengan harga beli biasanya didebit atau dikredit
ke Modal Disetor dari Penjualan Saham Treasuri
Penerbit Erlangga
PEMECAHAN SAHAM
• Jika sebuah korporasi mengurangi nilai nominal atau
nilai ditetapkan saham biasanya dan menerbitkan
saham-saham baru dalam jumlah yang proporsional,
hal ini dinamakan dengan proses pemecahan saham
• Pemecahan saham tidak menimbulkan perubahan apa
pun dalam neraca perusahaan dan tidak memerlukan
pencatatan
Penerbit Erlangga
DIVIDEN TUNAI DAN DIVIDEN SAHAM
• Ayat jurnal untuk mencatat pengumuman dividen
tunai adalah mendebit Dividen dan mengkredit Utang
Dividen bagi kelas saham yang bersangkutan
• Pembayaran dividen dicatat dengan cara biasa
• Pada saat dividen saham diumumkan, Dividen Saham
didebit sebesar nilai wajar saham yang diterbitkan
• Selisih antara nilai wajar saham dengan nilai
ditetapkan atau nilai nominal dikredit ke Agio—
Saham Biasa
Penerbit Erlangga
DIVIDEN SAHAM YANG DAPAT
DIDISTRIBUSIKAN
• Dividen Saham yang Dapat Didistribusikan dikredit
sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham biasa
yang diterbitkan
• Pada saat saham diterbitkan pada tanggal pembayaran
dividen saham, Dividen Saham yang Dapat
Didistribusikan didebit dan Saham Biasa dikredit
sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham yang
diterbitkan
Penerbit Erlangga
HASIL DIVIDEN ATAS SAHAM BIASA
• Hasil dividen mengindikasikan tingkat pengembalian
kepada pemegang saham dalam bentuk distribusi
dividen tunai
• Hasil dividen dihitung dengan membagi dividen
tahunan per lembar saham biasa dengan harga pasar
per saham pada tanggal tertentu
• Rasio ini merupakan rasio yang penting diperhatikan
oleh investor yang tujuan utamanya adalah
memaksimumkan pengembalian atas investasi mereka
melalui dividen
Penerbit Erlangga
BAB
13
Penerbit Erlangga
Korporasi: Laba dan Pajak,
Ekuitas Pemegang Saham, dan
Investasi dalam Saham
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4
1. Ayat jurnal untuk pajak penghasilan korporasi,
termasuk pajak penghasilan yang ditangguhkan
2. Laporan laba-rugi yang melaporkan pos-pos tidak
biasa berikut: operasi yang dihentikan, pos-pos luar
biasa, dan perubahan-prinsip akuntansi
3. Laporan laba-rugi yang mencantumkan data laba
per saham
4. Ekuitas pemegang saham dalam laporan keuangan
Penerbit Erlangga
POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8
5. Konsep dan pelaporan laba komprehensif
6. Akuntansi untuk investasi dalam saham
7. Metode alternatif bagi penggabungan bisnis dan
bagaimana laporan keuangan konsolidasi disusun
8. Penghitungan dan penginterpretasian rasio harga-
laba
Penerbit Erlangga
PAJAK PENGHASILAN KORPORASI
• Korporasi merupakan subjek pajak penghasilan
federal dan diwajibkan untuk mengestimasi
pembayaran pajak sepanjang tahun
Penerbit Erlangga
PAJAK PENGHASILAN KORPORASI:
Ayat Jurnal
• Untuk mencatat pembayaran estimasi pajak, korporasi
mendebit Pajak Penghasilan dan mengkredit Kas
• Jika masih ada pajak yang terutang pada akhir tahun,
korporasi mendebit Pajak Penghasilan dan mengkredit
Utang Pajak Penghasilan
• Jika estimasi pembayaran pajak lebih besar daripada
kewajiban pajak aktual, korporasi mendebit akun
Piutang dan mengkredit Pajak Penghasilan
Penerbit Erlangga
PAJAK PENGHASILAN KORPORASI:
Pengaruh Pajak
• Pengaruh pajak dari perbedaan temporer antara laba
kena pajak dengan laba sebelum pajak penghasilan
harus dialokasikan ke berbagai periode
• Ayat jurnal untuk mencatat alokasi semacam itu
biasanya adalah dengan mendebit Pajak Penghasilan
dan mengkredit Utang Pajak Penghasilan serta Utang
Pajak Penghasilan Ditangguhkan
Penerbit Erlangga
POS-POS TIDAK BIASA:
Operasi yang Dihentikan
• Keuntungan atau kerugian yang berasal dari pelepasan
segmen bisnis harus dilaporkan dalam laporan laba-
rugi, setelah pajak penghasilan yang berhubungan
• Hasil-hasil dari operasi berlanjut juga harus
dilaporkan
Penerbit Erlangga
POS-POS TIDAK BIASA:
Pos-pos Luar Biasa
• Keuntungan atau kerugian juga bisa muncul dari
kejadian atau transaksi yang tidak biasa dan jarang
terjadi
• Pos-pos luar biasa semacam ini, setelah pajak
penghasilan terkait, harus dilaporkan dalam laporan
laba-rugi
Penerbit Erlangga
POS-POS TIDAK BIASA:
Perubahan Prinsip Akuntansi
• Perubahan prinsip akuntansi berasal dari pemakaian
prinsip akuntansi yang berbeda dengan prinsip
akuntansi yang dipakai sebelumnya
• Pengaruh perubahan prinsip akuntansi atas laba
bersih periode berjalan, serta pengaruh kumulatifnya
atas laba periode sebelumnya, juga harus dilaporkan,
setelah pajak penghasilan terkait, dalam laporan
keuangan
Penerbit Erlangga
LAPORAN LABA-RUGI DENGAN
DATA LABA PER SAHAM
• Laba per saham dilaporkan dalam laporan laba-rugi
korporasi publik
• Jika terdapat pos-pos tidak biasa dalam laporan laba-
rugi, maka jumlah per saham harus disajikan bagi
masing-masing pos tersebut selain laba bersih
Penerbit Erlangga
LAPORAN KEUANGAN:
Ekuitas Pemegang Saham
• Perubahan yang signifikan dalam sumber-sumber
ekuitas pemegang saham -modal disetor dan laba
ditahan- bisa dilaporkan dalam laporan terpisah atau
dalam catatan yang mendukung penyajian neraca
• Perubahan yang signifikan dalam ekuitas pemegang
saham bisa juga dilaporkan dalam laporan ekuitas
pemegang saham
Penerbit Erlangga
LAPORAN KEUANGAN:
Laba Ditahan
• Perubahan laba ditahan bisa dilaporkan dengan
membuat laporan laba ditahan terpisah, laporan laba-
rugi dan laporan laba ditahan gabungan, atau laporan
ekuitas pemegang saham
• Pembatasan laba ditahan, yang dinamakan dengan
apropriasi, harus diungkapkan, biasanya dalam
catatan atas laporan keuangan
• Kesalahan yang material dalam laba bersih periode
sebelumnya, yang dinamakan dengan penyesuaian
periode sebelumnya, dilaporkan dalam laporan laba
ditahan
Penerbit Erlangga
LABA KOMPREHENSIF
• Laba komprehensif adalah semua perubahan ekuitas
pemegang saham selama suatu periode kecuali yang
ditimbulkan oleh dividen dan investasi pemegang
saham
• Perusahaan harus melaporkan laba bersih tradisional
ditambah atau dikurangi pos-pos laba komprehensif
lainnya sehingga menghasilkan laba komprehensif
• Pos-pos laba komprehensif lainnya meliputi transaksi
dan kejadian yang tidak dimasukkan dalam laba
bersih, seperti keuntungan atau kerugian belum
terealisasi dari investasi tertentu dalam sekuritas
ekuitas dan utang
Penerbit Erlangga
INVESTASI DALAM SAHAM
• Sebuah "perusahaan" mungkin membeli saham
sebagai salah satu cara mencari pengembalian (laba)
atas kelebihan kas lebih yang tidak/belum dipakai bagi
operasi bisnis normalnya
• Investasi semacam itu dicatat dalam akun sekuritas
yang dapat dipasarkan
• Jumlah yang dicatat meliputi semua jumlah yang
dikeluarkan untuk mendapatkan sekuritas dimaksud
• Setiap dividen yang diterima dari investasi dicatat
dengan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan
Dividen
Penerbit Erlangga
INVESTASI DALAM SAHAM:
Neraca
• Dalam neraca, investasi sementara dilaporkan pada
nilai pasar wajar
• Selisih antara nilai pasar wajar sekuritas dengan
biayanya merupakan keuntungan atau kerugian
holding yang belum terealisasi (setelah pajak
penghasilan terkait) dan dilaporkan sebagai pos laba
komprehensif lainnya
Penerbit Erlangga
INVESTASI DALAM SAHAM:
Jangka Panjang
• Investasi jangka panjang dalam saham tidak
dimaksudkan sebagai sumber kas dalam operasi bisnis
normal
• Investasi dilaporkan dengan judul Investasi dalam
neraca
• Dua metode akuntansi untuk investasi jangka panjang
adalah metode biaya dan metode ekuitas
Penerbit Erlangga
INVESTASI DALAM SAHAM:
Penjualan
• Akuntansi untuk penjualan saham adalah serupa baik
bagi investasi jangka pendek maupun jangka panjang
• Akun investasi harus dikredit sebesar nilai buku
saham yang dijual, hasil yang diterima didebit ke akun
kas atau piutang, dan setiap selisih antara nilai buku
dengan hasil dicatat sebagai keuntungan atau kerugian
dari penjualan
Penerbit Erlangga
PENGGABUNGAN BISNIS
• Perusahaan dapat melakukan penggabungan melalui
merger atau konsolidasi
• Penggabungan bisnis bisa juga terjadi jika sebuah
korporasi mengakuisisi kontrol kepemilikan
perusahaan lain dengan membeli mayoritas saham
berhak suara perusahaan dimaksud
• Dalam hal ini, terbentuk hubungan perusahaan induk-
perusahaan anak, dan keduanya dikatakan sebagai
perusahaan afiliasi
Penerbit Erlangga
PENGGABUNGAN BISNIS:
Laporan Keuangan
• Walaupun korporasi yang membentuk afiliasi induk-
anak mungkin beroperasi sebagai unit ekonomi
tunggal, mareka biasanya tetap memelihara catatan-
catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan
yang terpisah
• Laporan keuangan yang menggabungkan laporan
keuangan perusahaan induk dengan perusahaan anak
dinamakan dengan laporan keuangan konsolidasi
Penerbit Erlangga
PENGGABUNGAN BISNIS:
Kepemilikan Minoritas
• Jika perusahaan induk membeli kurang dari 90%
saham perusahaan anak, maka ekuitas sisanya
dinamakan dengan kepemilikan minoritas
• Kepemilikan minoritas dilaporkan dalam neraca
konsolidasi, biasanya sebelum ekuitas pemegang saham
Penerbit Erlangga
PENGGABUNGAN BISNIS:
Laporan Laba-rugi Konsolidasi
• Dalam menyiapkan laporan laba-rugi konsolidasi,
semua jumlah yang muncul dari transaksi antar-
perusahaan, seperti penjualan barang dagang antar-
perusahaan dan harga pokok penjualan harus
dieliminasi
Penerbit Erlangga
RASIO HARGA-LABA
• Penilaian tentang prospek pertumbuhan dan laba
perusahaan di masa depan dapat dilakukan dengan
melihat rasio harga-laba (rasio P/E)
• Rasio ini dihitung dengan membagi harga pasar per
lembar saham pada tanggal tertentu dengan laba per
saham tahunan perusahaan
Penerbit Erlangga
Penerbit Erlangga

More Related Content

What's hot

Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3Kartika Dwi Rachmawati
 
CH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.ppt
CH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.pptCH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.ppt
CH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.pptAyke Nuraliati
 
AKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptx
AKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptxAKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptx
AKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptxmuhammad izzuddin
 
Bab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kas
Bab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kasBab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kas
Bab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kasRian Ekawati
 
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranAspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranUniversitas Syiah Kuala
 
Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...
Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...
Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...Trisdarisa Soedarto, MPM, MQM
 
(Spm) balance scorecard
(Spm) balance scorecard(Spm) balance scorecard
(Spm) balance scorecardIndah Agustina
 
458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptx
458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptx458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptx
458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptxBroSalim
 
Ppt bab 10 jurnal penyesuaian
Ppt bab 10 jurnal penyesuaianPpt bab 10 jurnal penyesuaian
Ppt bab 10 jurnal penyesuaianIndah Rohmatullah
 
Penilaian kinerja akmen.ppt
Penilaian kinerja akmen.pptPenilaian kinerja akmen.ppt
Penilaian kinerja akmen.pptRagnaNexgen
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisAdelina Yusyak
 
Ch 6 akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...
Ch 6   akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...Ch 6   akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...
Ch 6 akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...Trisdarisa Soedarto, MPM, MQM
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Lia Ivvana
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangNinnasi Muttaqiin
 
Tugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasional
Tugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasionalTugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasional
Tugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasionalAnnisaAprilia19
 
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainLaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainEds last
 

What's hot (20)

Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
 
CH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.ppt
CH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.pptCH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.ppt
CH 1 Peran-dan-Konsep-Dasar-Akuntansi-Manajemen.ppt
 
AKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptx
AKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptxAKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptx
AKUNTANSI KEPERILAKUAN PPT.pptx
 
Bab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kas
Bab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kasBab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kas
Bab 1 akuntansi dan pengendalian intern terhadap kas
 
PENGANGGARAN PERUSAHAAN
PENGANGGARAN PERUSAHAANPENGANGGARAN PERUSAHAAN
PENGANGGARAN PERUSAHAAN
 
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranAspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
 
Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...
Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...
Ch 1 - Pengantar Akuntansi dan Bisnis,, Pengantar Akuntansi, Edisi ke21 Warre...
 
(Spm) balance scorecard
(Spm) balance scorecard(Spm) balance scorecard
(Spm) balance scorecard
 
Jurnal umum
Jurnal umumJurnal umum
Jurnal umum
 
458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptx
458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptx458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptx
458798767-Bab-1-akuntansi-pengantar-1.pptx
 
Ppt bab 10 jurnal penyesuaian
Ppt bab 10 jurnal penyesuaianPpt bab 10 jurnal penyesuaian
Ppt bab 10 jurnal penyesuaian
 
Penilaian kinerja akmen.ppt
Penilaian kinerja akmen.pptPenilaian kinerja akmen.ppt
Penilaian kinerja akmen.ppt
 
Ppt kd 5.7
Ppt kd 5.7Ppt kd 5.7
Ppt kd 5.7
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 
Ch 6 akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...
Ch 6   akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...Ch 6   akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...
Ch 6 akuntansi untuk perusahaan dagang, pengantar akuntansi, edisi ke21 war...
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
 
Tugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasional
Tugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasionalTugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasional
Tugas powerpoint harmonisasi akuntansi internasional
 
Kuliah 7 depresiasi
Kuliah 7 depresiasiKuliah 7 depresiasi
Kuliah 7 depresiasi
 
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainLaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
 

Similar to Prinsip2 akuntansi niswonger e19 j1

Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1
Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1
Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1Sandy Gustama
 
Ch01 persamaan akuntansi
Ch01 persamaan akuntansiCh01 persamaan akuntansi
Ch01 persamaan akuntansiYogo Prayitno
 
Siklus akuntansi
Siklus akuntansiSiklus akuntansi
Siklus akuntansibpkp
 
Basic Accounting, membahas materi dasar akuntansi
Basic Accounting, membahas materi dasar akuntansiBasic Accounting, membahas materi dasar akuntansi
Basic Accounting, membahas materi dasar akuntansiNengSarahSalsabila
 
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan _ Materi Training "Business A...
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan  _ Materi Training  "Business A...Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan  _ Materi Training  "Business A...
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan _ Materi Training "Business A...Kanaidi ken
 
The Economic & Institution Setting for Finance Reporting _Training "ACCOUNT...
The Economic & Institution Setting for Finance Reporting   _Training "ACCOUNT...The Economic & Institution Setting for Finance Reporting   _Training "ACCOUNT...
The Economic & Institution Setting for Finance Reporting _Training "ACCOUNT...Kanaidi ken
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuanganReniwati Lubis
 
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan BisnisPaduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan BisnisNovia Widya Utami
 
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptxANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptxhesti34
 
1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptx
1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptx1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptx
1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptxindrasenohartonohart
 
Pembukuan Ukm
Pembukuan UkmPembukuan Ukm
Pembukuan Ukmiraf50
 
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptx
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptxPRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptx
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptxNash382167
 
Pengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganPengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganrizky nurul chasanah
 
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan KeuanganPengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan Keuanganrizky nurul chasanah
 
PERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdf
PERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdfPERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdf
PERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdfYakupmuhammad1
 
Akuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganAkuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganIma Rosmiati
 
Pai 1 warren
Pai 1 warrenPai 1 warren
Pai 1 warrenGant Pria
 

Similar to Prinsip2 akuntansi niswonger e19 j1 (20)

Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1
Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1
Manajemen keuangan brighamhouston e8 j1
 
Bentuk laporan keuangan
Bentuk laporan keuanganBentuk laporan keuangan
Bentuk laporan keuangan
 
Presentasi umkm
Presentasi umkmPresentasi umkm
Presentasi umkm
 
Bentuk laporan keuangan
Bentuk laporan keuanganBentuk laporan keuangan
Bentuk laporan keuangan
 
Ch01 persamaan akuntansi
Ch01 persamaan akuntansiCh01 persamaan akuntansi
Ch01 persamaan akuntansi
 
Siklus akuntansi
Siklus akuntansiSiklus akuntansi
Siklus akuntansi
 
Basic Accounting, membahas materi dasar akuntansi
Basic Accounting, membahas materi dasar akuntansiBasic Accounting, membahas materi dasar akuntansi
Basic Accounting, membahas materi dasar akuntansi
 
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan _ Materi Training "Business A...
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan  _ Materi Training  "Business A...Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan  _ Materi Training  "Business A...
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan _ Materi Training "Business A...
 
The Economic & Institution Setting for Finance Reporting _Training "ACCOUNT...
The Economic & Institution Setting for Finance Reporting   _Training "ACCOUNT...The Economic & Institution Setting for Finance Reporting   _Training "ACCOUNT...
The Economic & Institution Setting for Finance Reporting _Training "ACCOUNT...
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan
 
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan BisnisPaduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
 
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptxANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
 
1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptx
1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptx1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptx
1. Slide Materi Konsep Dasar Analisis Bisnis.pptx
 
Pembukuan Ukm
Pembukuan UkmPembukuan Ukm
Pembukuan Ukm
 
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptx
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptxPRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptx
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAN.pptx
 
Pengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganPengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuangan
 
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan KeuanganPengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
 
PERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdf
PERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdfPERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdf
PERTEMUAN 3 (CHART ACCOUNT).pdf
 
Akuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganAkuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuangan
 
Pai 1 warren
Pai 1 warrenPai 1 warren
Pai 1 warren
 

Prinsip2 akuntansi niswonger e19 j1

  • 1. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI EDISI 19 JILID 1 NISWONGER - WARREN - REEVE - FESS Penerbit Erlangga
  • 3. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-6 1. Sifat perusahaan 2. Peranan akuntansi dalam perusahaan 3. Pentingnya etika bisnis dan prinsip-prinsip dasar perilaku yang etis 4. Profesi akuntansi 5. Perkembangan prinsip-prinsip akuntansi dan kaitannya dengan praktek akuntansi 6. Persamaan akuntansi dan setiap unsur persamaan tersebut Penerbit Erlangga
  • 4. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 7-9 7. Transaksi bisnis dapat dinyatakan dalam perubanan-perubahan yang terjadi pada tiga unsur dasar persamaan akuntansi 8. Laporan keuangan perusahaan perorangan dan bagaimana laporan-laporan tersebut saling berhubungan 9. Rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik untuk menganalisis kemampuan perusahaan bertahan dalam kondisi bisnis yang buruk Penerbit Erlangga
  • 5. PERUSAHAAN • Perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input) dasar -seperti bahan dan tenaga kerja- dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan Penerbit Erlangga
  • 6. PERUSAHAAN: Tujuan dan Jenis • Tujuan dari hampir semua perusahaan adalah memaksimumkan laba • Ada tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu: – Pabrikan – Perusahaan dagang – Perusahaan jasa Penerbit Erlangga
  • 7. PERUSAHAAN: Bentuk-bentuk • Perusahaan biasanya didirikan dalam tiga bentuk, yaitu: – Perusahaan perorangan – Persekutuan – Korporasi (perseroan) Penerbit Erlangga
  • 8. PERUSAHAAN: Pihak-pihak yang Berkepentingan • Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan adalah perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan terhadap kinerja ekonomi perusahaan tersebut • Perorangan atau entitas tersebut antara lain pemilik, manajer, karyawan, pelanggan, kreditor, atau pemerintah Penerbit Erlangga
  • 9. AKUNTANSI • Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan • Akuntansi adalah bahasa perusahaan Penerbit Erlangga
  • 11. ETIKA • Etika adalah prinsip moral yang memberikan pegangan bagi tingkah laku seseorang • Seseorang bertindak secara etis bila memperhatikan dampak dari tindakannya terhadap lingkungan sosialnya Penerbit Erlangga
  • 12. ETIKA: Prinsip-prinsip • Beberapa prinsip etika: – menghindari penyimpangan etika yang kecil- kecil – berfokus pada reputasi jangka panjang – mau menerima konsekuensi pribadi demi mempertahankan etika Penerbit Erlangga
  • 13. PROFESI AKUNTANSI • Seorang akuntan dapat menekuni baik akuntansi swasta (private accounting) maupun akuntansi publik (public accounting) Penerbit Erlangga
  • 14. PROFESI AKUNTANSI: Bidang-bidang • Dua bidang yang paling lazim ditemukan dalam akuntansi adalah akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen • Bidang lainnya meliputi akuntansi biaya, akuntansi lingkungan hidup, akuntansi pajak, sistem akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi untuk perusahaan nirlaba, dan akuntansi sosial Penerbit Erlangga
  • 16. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI: Akuntansi Keuangan • Akuntansi keuangan mengikuti GAAP dalam menyusun laporan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan perbandingan antara perusahaan yang satu dengan yang lain Penerbit Erlangga
  • 17. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI: Perkembangan • Prinsip-prinsip dan konsep akuntansi berkembang dari: – Penelitian – Penerimaan atas praktek akuntansi – Pengumuman dari badan yang memiliki kewenangan Penerbit Erlangga
  • 18. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI: Badan-badan • Saat ini, FASB (di A.S.) dan IAI (di Indonesia) merupakan badan yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab utama dalam mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi Penerbit Erlangga
  • 19. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI: Entitas Usaha • Konsep entitas usaha memandang perusahaan sebagai entitas yang terpisah dari pemilik, kreditor, atau pihak-pihak berkepentingan lainnya • Entitas usaha membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi yang berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan Penerbit Erlangga
  • 20. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI: Objektivitas • Konsep objektivitas mengharuskan pembelian aktiva tetap dan jasa oleh perusahaan dicatat berdasarkan biaya atau harga perolehan aktual • Konsep objektif mengharuskan pencatatan dan pelaporan akuntansi didasarkan atas bukti-bukti yang objektif Penerbit Erlangga
  • 21. PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI: Unit Pengukuran • Konsep unit pengukuran mengharuskan data ekonomi dicatat dalam satuan mata uang Penerbit Erlangga
  • 22. PERSAMAAN AKUNTANSI • Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan hak atau klaim atas sumber daya tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik Penerbit Erlangga
  • 23. PERSAMAAN AKUNTANSI: Transaksi Bisnis • Semua transaksi bisnis dapat dinyatakan dengan perubahan dari salah satu atau lebih dari ketiga unsur dasar persamaan akuntansi • Oleh karena itu, dampak dari setiap transaksi dapat dinyatakan dalam naik-turunnya satu atau lebih ketiga unsur tersebut, sambil tetap mempertahankan keseimbangan di antara kedua sisi persamaan Penerbit Erlangga
  • 24. LAPORAN KEUANGAN • Laporan keuangan yang utama pada perusahaan perorangan adalah: – Laporan laba-rugi – Laporan ekuitas pemilik – Neraca – Laporan arus kas Penerbit Erlangga
  • 25. LAPORAN KEUANGAN: Uraian dan Hubungan • Laporan laba-rugi melaporkan laba bersih atau rugi bersih untuk jangka waktu tertentu, yang juga terlihat pada laporan ekuitas pemilik • Saldo akhir modal pemilik pada laporan ekuitas pemilik juga dilaporkan dalam neraca • Saldo akhir kas dilaporkan dalam neraca dan laporan arus kas Penerbit Erlangga
  • 26. RASIO KEWAJIBAN TERHADAP EKUITAS PEMILIK • Rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik berguna dalam menganalisis kemampuan perusahaan membayar utang-utangnya • Semakin kecil rasio tersebut, semakin baik kemampuan perusahaan untuk bertahan di masa krisis dan mampu memenuhi kewajiban kepada para kreditornya Penerbit Erlangga
  • 28. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4 1. Akun yang digunakan untuk mencatat dan mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan 2. Karakteristik suatu akun 3. Kaidah debit dan kredit serta saldo akun yang normal 4. Pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan Penerbit Erlangga
  • 29. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-7 5. Neraca saldo dan penggunaannya untuk menemukan kesalahan 6. Kesalahan dalam pencatatan transaksi dan koreksinya 7. Analisis horisontal dalam membandingkan laporan keuangan dari periode yang berbeda Penerbit Erlangga
  • 30. AKUN • Catatan yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi dinamakan akun • Sekumpulan akun disebut buku besar • Sistem akun yang membentuk buku besar disebut bagan akun • Akun-akun tersebut diberi nomor dan dicatat sesuai dengan urutan pemunculannya dalam neraca dan laporan laba-rugi Penerbit Erlangga
  • 31. AKUN: Bentuk T • Bentuk yang paling sederhana dari sebuah akun adalah bentuk akun T yang terdiri atas tiga bagian, yakni: – Judul, yang merupakan nama transaksi yang dicatat dalam akun tersebut – Sisi kiri yang disebut debit – Sisi kanan yang disebut kredit Penerbit Erlangga
  • 32. AKUN: Debit, Kredit, dan Saldo • Nilai transaksi yang dimasukkan ke sisi kiri setiap akun disebut didebit dan nilai yang dimasukkan ke sisi kanan disebut dikredit • Secara periodik semua nilai yang ada dalam sisi debit dan kredit sebuah akun dijumlahkan sehingga dapat ditentukan saldo akun Penerbit Erlangga
  • 33. DEBIT DAN KREDIT • Ketentuan atau kaidah umum debit dan kredit yang berlaku ditetapkan untuk pencatatan: – Peningkatan atau penurunan aktiva – Kewajiban – Ekuitas pemilik – Pendapatan – Beban – Penarikan Penerbit Erlangga
  • 34. DEBIT DAN KREDIT: Transaksi • Setiap transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga jumlah debit selalu sama dengan jumlah kredit • Semua transaksi dicatat dalam catatan yang disebut jurnal Penerbit Erlangga
  • 35. DEBIT DAN KREDIT: Kenaikan • Jumlah kenaikan yang tercatat dalam sebuah akun biasanya sama atau lebih besar daripada jumlah penurunan yang tercatat dalam akun bersangkutan • Karena itu, saldo normal dari sebuah akun biasanya diindikasikan oleh sisi akun (debit atau kredit) yang mengalami kenaikan Penerbit Erlangga
  • 36. TRANSAKSI: Analisis • Analisis transaksi dilakukan dengan menentukan apakah: 1. Akun aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, atau beban terpengaruh oleh transaksi yang dilakukan 2. Akun-akun yang terpengaruh mengalami kenaikan atau penurunan akibat transaksi yang terjadi 3. Setiap kenaikan atau penurunan tersebut dicatat sebagai debit atau kredit Penerbit Erlangga
  • 37. TRANSAKSI: Jurnal • Suatu Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi awal • Ayat jurnal secara periodik diposkan ke akun-akun Penerbit Erlangga
  • 38. NERACA SALDO • Neraca saldo dibuat dengan mencatat secara berurut semua akun dari buku besar beserta saldo-saldonya • Jika jumlah total dari debit dan kredit tidak sama, maka telah terjadi kesalahan Penerbit Erlangga
  • 39. KESALAHAN CATATAN TRANSAKSI • Kesalahan dapat ditemukan: – Dengan melakukan prosedur audit – Secara tidak sengaja atau kebetulan – Dengan memeriksa neraca saldo Penerbit Erlangga
  • 40. ANALISIS HORISONTAL • Dalam analisis horisontal, nilai dari setiap akun dalam laporan keuangan dibandingkan dengan akun bersangkutan dari satu atau lebih periode yang berbeda • Kenaikan atau penurunan nilai akun tersebut kemudian dihitung dengan baik dalam jumlah totalnya maupun dalam persentase Penerbit Erlangga
  • 42. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-3 1. Hubungan konsep penandingan dengan akuntansi dasar akrual 2. Perlunya penyesuaian dan apa saja karakteristik ayat jurnal penyesuaian 3. Pembuatan ayat jurnal untuk akun yang membutuhkan penyesuaian Penerbit Erlangga
  • 43. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 4-5 4. Proses penyesuaian dan persiapan neraca saldo yang disesuaikan 5. Analisis vertikal untuk membandingkan pos-pos laporan keuangan dengan pos lainnya dan dengan rata-rata industri Penerbit Erlangga
  • 44. KONSEP PENANDINGAN DAN AKUNTANSI DASAR AKRUAL • Akuntansi dasar akrual membutuhkan proses penyesuaian pada akhir periode akuntansi untuk menandingkan pendapatan dan beban secara benar • Pendapatan dilaporkan pada periode dihasilkannya pendapatan tersebut, dan beban ditandingkan dengan pendapatan yang dihasilkannya Penerbit Erlangga
  • 45. KETIDAKTEPATAN • Pada akhir periode akuntansi, sebagian dari jumlah yang tercantum pada neraca saldo mungkin belum tepat • Misalnya, jumlah yang tercantum untuk beban dibayar di muka biasanya lebih tinggi karena penggunaan aktiva ini tidak dicatat setiap harinya Penerbit Erlangga
  • 46. DEFERRAL • Penundaan pengakuan beban yang sudah dibayar atau pendapatan yang sudah diterima disebut penangguhan (deferral) Penerbit Erlangga
  • 47. AKRUAL • Beberapa pendapatan dan beban yang terkait dengan suatu periode bisa saja belum dicatat pada akhir periode, karena pos ini biasanya dicatat hanya ketika kas diterima atau dibayar • Pendapatan atau beban yang belum dibayar atau dicatat disebut akrual Penerbit Erlangga
  • 48. AYAT JURNAL PENYESUAIAN • Ayat jurnal yang dibutuhkan pada akhir periode akuntansi untuk memutakhirkan dan memastikan ketepatan penandingan pendapatan dengan beban disebut ayat jurnal penyesuaian • Ayat jurnal penyesuaian membutuhkan debit atau kredit untuk akun pendapatan atau beban yang diimbangi dengan debit atau kredit ke akun aktiva atau kewajiban Penerbit Erlangga
  • 49. AYAT JURNAL PENYESUAIAN: Pengaruh terhadap Laporan Keuangan • Ayat jurnal penyesuaian mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan neraca • Dengan demikian, jika ayat jurnal penyesuaian tidak dicatat, maka laporan keuangan ini akan salah (tidak akurat) Penerbit Erlangga
  • 50. AYAT JURNAL PENYESUAIAN: Macam-macam • Ayat jurnal penyesuaian meliputi: – Beban yang ditangguhkan (dibayar di muka) – Pendapatan ditangguhkan (diterima di muka) – Beban akrual (kewajiban akrual) – Pendapatan akrual (aktiva akrual) – Penyusutan atas aktiva tetap Penerbit Erlangga
  • 51. AYAT JURNAL PENYESUAIAN: Pembuktian Kesamaan • Setelah semua ayat jurnal penyesuaian diposkan, kesamaan total saldo debit dan total saldo kredit dibuktikan dengan neraca saldo yang disesuaikan Penerbit Erlangga
  • 52. ANALISIS VERTIKAL • Membandingkan masing-masing pos dari laporan periode berjalan dengan jumlah total pada laporan tersebut disebut analisis vertikal • Masing-masing kewajiban dan ekuitas pemilik ditetapkan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik Penerbit Erlangga
  • 53. ANALISIS VERTIKAL: Neraca dan Laporan Laba-rugi • Dalam analisis vertikal atas neraca, masing-masing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva • Dalam analisis vertikal atas laporan laba-rugi, masing- masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau pendapatan honor Penerbit Erlangga
  • 55. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1. Neraca lajur 2. Laporan keuangan dari neraca lajur 3. Ayat jurnal penyesuaian dan penutup dari neraca lajur 4. Tahun fiskal dan tahun bisnis alami 5. Tujuh langkah dasar dalam siklus akuntansi 6. Analisis dan interpretasi dari solvensi keuangan suatu perusahaan dengan menghitung modal kerja dan rasio lancar Penerbit Erlangga
  • 56. NERACA LAJUR: Langkah-langkah Penyusunan 1-3 1. Neraca lajur disiapkan dengan teriebih dahulu memasukkan neraca saldo pada kolom-kolom Neraca Saldo 2. Selanjutnya penyesuaian dimasukkan ke kolom Debit dan Kredit Penyesuaian 3. Jumlah-jumlah Neraca Saldo ditambah atau dikurangi penyesuaian diteruskan ke kolom Neraca Saldo yang Disesuaikan Penerbit Erlangga
  • 57. NERACA LAJUR: Langkah-langkah Penyusunan 4-5 4. Neraca lajur dirampungkan dengan meneruskan Jumlah-jumlah aktiva, kewajiban, dan modal serta penarikan pemilik dari Neraca Saldo yang Disesuaikan ke kolom Neraca 5. Sedangkan jumlah-jumlah pendapatan dan beban diteruskan ke kolom Laporan Laba- Rugi Penerbit Erlangga
  • 58. NERACA LAJUR: Langkah-langkah Penyusunan 6-7 6. Laba bersih (atau rugi bersih) pada periode tersebut dimasukkan ke kolom Debit (atau Kredit) Laporan Laba-Rugi dan kolom Kredit (atau Debit) Neraca 7. Terhadap masing-masing dari keempat kolom tersebut kemudian dilakukan penjumlahan Penerbit Erlangga
  • 59. LAPORAN NERACA LAJUR: Laba-rugi • Laporan laba-rugi biasanya disiapkan langsung dari neraca lajur • Pada laporan laba-rugi, beban umumnya disajikan menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang terkecil Penerbit Erlangga
  • 60. LAPORAN NERACA LAJUR: Ekuitas Pemilik • Laporan ekuitas pemilik disiapkan dengan mencantumkan saldo awal ekuitas pemilik, menambahkan investasi pada usaha tersebut serta laba bersih selama periode bersangkutan, dan mengurangkan penarikan oleh pemilik Penerbit Erlangga
  • 61. LAPORAN NERACA LAJUR: Saldo Awal dan Tambahan • Jumlah yang dicantumkan di neraca lajur sebagai modal tidak selalu merupakan saldo akun pada awal periode akuntansi • Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva tambahan pada bisnisnya dalam periode tersebut • Karena itu, untuk melihat saldo awal dan tambahan investasi, kita perlu mengacu ke akun modal Penerbit Erlangga
  • 62. LAPORAN NERACA LAJUR: Pengelompokan Susunan Neraca • Berbagai seksi dan sub-seksi acapkali digunakan dalam menyusun neraca • Dua kelompok aktiva yang lazim adalah aktiva lancar dan aktiva tetap Penerbit Erlangga
  • 63. LAPORAN NERACA LAJUR: Aktiva Lancar • Kas dan aktiva lain yang biasanya diharapkan akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau terpakai habis dalam periode satu tahun atau kurang disebut aktiva lancar Penerbit Erlangga
  • 64. LAPORAN NERACA LAJUR: Aktiva Tetap • Properti, bangunan, dan peralatan disebut sebagai aktiva tetap atau aktiva pabrik • Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan nilai buku dari setiap jenis utama aktiva tetap biasanya dilaporkan pada neraca Penerbit Erlangga
  • 65. LAPORAN NERACA LAJUR: Kewajiban-kewajiban • Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang • Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar disebut kewajiban lancar • Kewajiban yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu lama (biasanya di atas satu tahun) disebut kewajiban jangka panjang. Penerbit Erlangga
  • 66. LAPORAN NERACA LAJUR: Penyajian Kewajiban • Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi kewajiban dan ditambahkan dengan total kewajiban • Total kewajiban dan ekuitas pemilik harus sama dengan total aktiva Penerbit Erlangga
  • 67. NERACA LAJUR: Ayat Jurnal Penyesuaian • Data untuk membuat ayat jurnal penyesuaian terdapat pada kolom Penyesuaian dari neraca lajur Penerbit Erlangga
  • 68. NERACA LAJUR: Menutup Akun-akun Sementara 1-2 • Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup akun-akun sementara adalah: 1. Mendebit setiap akun pendapatan atas jumlah yang terdapat dalam saldonya, dan mengkredit Ikhtisar Laba-Rugi atas seluruh pendapatan tersebut 2. Mendebit Ikhtisar Laba-Rugi atas total beban dan mengkredit masing-masing akun beban atas jumlah yang terdapat pada saldonya Penerbit Erlangga
  • 69. NERACA LAJUR: Menutup Akun-akun Sementara 3-4 3. Mendebit Ikhtisar Laba-Rugi atas jumlah yang terdapat pada saldonya (laba bersih), dan mengkredit akun modal atas jumlah yang sama (Debit dan Kredit akan dibalik bila terdapat kerugian bersih) 4. Mendebit akun modal atas saldo akun penarikan dan mengkredit akun penarikan atas jumlah yang sama Penerbit Erlangga
  • 71. NERACA LAJUR: Ayat Jurnal Penutup • Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar, saldo akun modal akan sama dengan seluruh jumlah yang dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik dan neraca • Selain itu, akun pendapatan, beban, dan penarikan akan mempunyai saldo nol Penerbit Erlangga
  • 72. NERACA LAJUR: Langkah Terakhir • Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyiapkan neraca saldo setelah penutupan • Tujuan dari neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya Penerbit Erlangga
  • 73. TAHUN FISKAL DAN TAHUN BISNIS ALAMI • Periode akuntansi tahunan yang digunakan perusahaan disebut sebagai tahun fiskal • Adakalanya perusahaan menggunakan tahun fiskal yang berakhir pada saat aktivitas operasi usaha berada dalam titik terendah sepanjang siklus operasi tahunannya • Tahun fiskal semacam ini disebut tahun bisnis alami Penerbit Erlangga
  • 75. SIKLUS AKUNTANSI: Tujuh Langkah Dasar 1-4 1. Transaksi dianalisis dan dicatat pada buku jurnal 2. Transaksi diposkan ke buku besar 3. Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian dikumpulkan, dan neraca lajur diselesaikan 4. Laporan keuangan disusun Penerbit Erlangga
  • 76. SIKLUS AKUNTANSI: Tujuh Langkah Dasar 5-7 5. Ayat jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan diposkan ke buku besar 6. Ayat jurnal penutup dibukukan ke jurnal dan diposkan ke buku besar 7. Neraca saldo setelah penutupan disiapkan Penerbit Erlangga
  • 77. SOLVENSI • Kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya disebut solvensi • Dua tolok ukur keuangan untuk mengevaluasi solvensi jangka pendek dari suatu perusahaan adalah modal kerja dan rasio lancar • Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar suatu perusahaan • Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar Penerbit Erlangga
  • 78. BAB 5 Penerbit Erlangga Sistem Akuntansi dan Pengendalian Internal
  • 79. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1. Sistem akuntansi dan implementasinya 2. Tujuan pengendalian internal dan lima unsurnya 3. Transaksi pada sistem akuntansi manual yang menggunakan buku besar pembantu serta jurnal khusus 4. Buku besar pembantu tambahan serta jurnal khusus yang dimodifikasi 5. Komponen-komponen sistem akuntansi yang dikomputerisasi pada siklus pendapatan dan penagihan Penerbit Erlangga
  • 80. SISTEM AKUNTANSI • Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi keuangan suatu perusahaan • Tiga tahapan dalam akuntansi adalah: – Analisis terhadap kebutuhan informasi – Perancangan sistem – Implementasi dari rancangan sistem Penerbit Erlangga
  • 81. PENGENDALIAN INTERNAL • Pengendalian internal memberikan jaminan yang memadai bahwa: – Aktiva dilindungi dan digunakan untuk keperluan perusahaan – Informasi usaha akurat – Perundangundangan serta peraturan dipatuhi Penerbit Erlangga
  • 82. PENGENDALIAN INTERNAL: Unsur-unsur • Lima unsur pengendalian internal adalah: – Lingkungan pengendalian – Penilaian risiko – Prosedur pengendalian – Pemantauan – Informasi serta komunikasi Penerbit Erlangga
  • 83. BUKU BESAR PEMBANTU • Buku besar pembantu bisa digunakan untuk menyimpan catatan terpisah bagi setiap pelanggan (buku besar pembantu piutang usaha) dan kreditor (buku besar pembantu utang usaha) • Setiap buku besar pembantu diwakili pada buku besar umum oleh suatu akun ikhtisar yang disebut akun pengendali • Hasil penjumlahan atas saldo akun buku besar pembantu harus sama dengan saldo yang terdapat pada akun pengendali Penerbit Erlangga
  • 84. JURNAL KHUSUS • Jurnal khusus bisa digunakan untuk mengurangi waktu pemrosesan dan beban pencatatan atas transaksi yang terjadi berulang-ulang dan mempunyai karakteristik yang sama Penerbit Erlangga
  • 85. JURNAL KHUSUS: Macam-macam • Jurnal pendapatan digunakan untuk mencatat penjualan jasa secara kredit • Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat semua penerimaan kas • Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat semua pembelian secara kredit • Jurnal pembayaran kas digunakan untuk mencatat semua pembayaran tunai • Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak tertampung pada jurnal khusus yang ada Penerbit Erlangga
  • 86. BUKU BESAR PEMBANTU TAMBAHAN • Buku besar pembantu bisa dibuat untuk berbagai akun seperti aktiva tetap sebagaimana halnya dengan piutang usaha dan utang usaha Penerbit Erlangga
  • 87. JURNAL KHUSUS MODIFIKASI • Jurnal khusus bisa dimodifikasi dengan menambahkan kolom untuk mencatat transaksi yang sering terjadi • Misalnya, kolom tambahan seringkali dibuat pada jurnal pendapatan untuk mencatat penagihan utang pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai Penerbit Erlangga
  • 88. SISTEM KOMPUTER • Komputer terdiri dari perangkat keras dan lunak • Perangkat keras berfungsi untuk input/output data dan pengelolaan serta pemrosesan data internal • Perangkat lunak memberikan instruksi kepada komputer • Sistem operasi memberikan instruksi dasar kepada komputer, sedangkan aplikasi merupakan perintah untuk pelaksanaan tugas khusus Penerbit Erlangga
  • 89. SISTEM AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI • Sistem akuntansi yang dikomputerisasi mirip dengan sistem akuntansi manual • Keunggulan utama dari sistem akuntansi yang dikomputerisasi adalah: – Pencatatan serta pemrosesan transaksi secara simultan – Tingkat akurasi yang tinggi – Kecepatan pelaporan • Contohnya, siklus pendapatan dan penagihan menggunakan QuickBooks® Penerbit Erlangga
  • 91. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4 1. Perbedaan aktivitas antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang 2. Jurnal pembelian dan penjualan barang dagang 3. Jurnal biaya transportasi barang dagang 4. Jurnal transaksi barang dagang bagi pembeli maupun penjual Penerbit Erlangga
  • 92. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8 5. Bagan akun untuk perusahaan dagang 6. Laporan laba-rugi untuk perusahaan dagang 7. Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang 8. Rasio penjualan bersih terhadap aktiva sebagai tolok ukur dari efektivitas penggunaan aktiva perusahaan Penerbit Erlangga
  • 93. PERUSAHAAN DAGANG • Perbedaan utama di antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang berkaitan dengan aktivitas pendapatan • Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan Penerbit Erlangga
  • 94. PERUSAHAAN DAGANG: Laporan Laba-rugi • Pada laporan laba-rugi perusahaan dagang, pendapatan dari penjualan barang dagang dilaporkan sebagai penjualan • Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor • Beban operasi dikurangkan dari laba kotor untuk mendapatkan angka laba bersih • Persediaan barang dagang yang merupakan barang dagang yang belum terjual, dilaporkan sebagai aktiva lancar pada neraca Penerbit Erlangga
  • 95. JURNAL PEMBELIAN BARANG • Pembelian barang dagang secara tunai atau kredit dicatat dengan mendebit Persediaan Barang Dagang • Untuk pembelian barang dagang secara kredit, syarat- syarat kredit bisa membuka kemungkinan akan adanya diskon untuk pembayaran yang lebih cepat • Diskon pembelian tersebut dianggap sebagai pengurang terhadap harga pokok penjualan • Jika barang dagang dikembalikan atau potongan harga diperoleh, pembeli mengkredit Persediaan Barang Dagang Penerbit Erlangga
  • 96. JURNAL PENJUALAN BARANG • Penjualan barang dagang secara tunai atau kredit dicatat dengan mengkredit Penjualan • Harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan barang dagang juga dicatat atas penjualan tersebut Penerbit Erlangga
  • 97. JURNAL PENJUALAN BARANG: Kredit • Untuk penjualan barang dagang secara kredit, syarat- syarat kredit memungkinkan diberikannya diskon penjualan untuk pembayaran yang lebih cepat • Diskon semacam itu dicatat oleh penjual sebagai debit ke Diskon Penjualan • Diskon penjualan dilaporkan sebagai pengurangan terhadap Penjualan • Begitu juga, bila barang dagang dikembalikan atau potongan harga diberikan, penjual mendebit Retur dan Potongan Penjualan Penerbit Erlangga
  • 98. JURNAL PENJUALAN BARANG: Kewajiban Pajak • Kewajiban atas pajak penjualan akan timbul bila penjualan dilakukan dan dicatat oleh penjual sebagai kredit ke akun Utang Pajak Penjualan • Jika pajak penjualan dibayarkan ke dinas perpajakan, Utang Pajak Penjualan didebit dan Kas dikredit Penerbit Erlangga
  • 99. JURNAL PENJUALAN BARANG: Rabat • Banyak pedagang grosir menawarkan rabat (trade discount), yaitu diskon terhadap daftar harga yang ada (umumnya karena pembelian dalam partai besar) • Umumnya, baik penjual maupun pembeli tidak membukukan daftar harga serta rabat dalam akun- akun Penerbit Erlangga
  • 100. JURNAL BIAYA TRANSPORTASI DARI BARANG DAGANG • Bila barang dagang dikirimkan dengan syarat FOB shipping point, pembeli membayar biaya transportasi dan mendebit Persediaan Barang Dagang • Bila barang dagang dikirimkan dengan syarat FOB destination, maka penjual membayar biaya transportasi dan mendebit Biaya Pengiriman atau Ongkos Pengiriman • Bila penjual membayar terlebih dahulu biaya transportasi untuk memudahkan bagi pembeli, maka penjual mendebit Piutang Usaha atas biaya-biaya tersebut Penerbit Erlangga
  • 101. BAGAN AKUN UNTUK PERUSAHAAN DAGANG • Bagan akun untuk perusahaan dagang lebih kompleks dibanding bagan akun untuk perusahaan jasa, dan lazimnya mencakup akun-akun seperti: – Penjualan – Diskon Penjualan – Retur dan Potongan Penjualan – Harga Pokok Penjualan – Persediaan Barang Dagang Penerbit Erlangga
  • 102. LAPORAN LABA-RUGI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG • Laporan laba-rugi untuk perusahaan dagang melaporkan: – Penjualan – Harga pokok penjualan – Laba kotor • Laporan laba-rugi dapat disiapkan dalam bentuk bertahap atau langsung Penerbit Erlangga
  • 103. SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 1 • Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang mirip dengan siklus untuk perusahaan jasa • Akan tetapi, perusahaan dagang mungkin akan mengalami penciutan persediaan, yang harus dicatat • Ayat jurnal penyesuaian yang biasanya dibuat adalah mendebit Harga Pokok Penjualan dan mengkredit Persediaan Barang Dagang atas jumlah penciutan tersebut Penerbit Erlangga
  • 104. SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 2 • Neraca bisa disiapkan entah dalam bentuk akun atau dalam bentuk laporan • Persediaan barang dagang harus dilaporkan sebagai aktiva lancar Penerbit Erlangga
  • 105. RASIO PENJUALAN BERSIH TERHADAP AKTIVA • Aktiva yang digunakan dalam menghitung rasio penjualan bersih terhadap aktiva bisa berupa: – Total aktiva pada akhir tahun – Rata-rata total aktiva pada awal dan akhir tahun – Rata-rata aktiva bulanan • Semakin tinggi rasio penjualan bersih terhadap aktiva berarti semakin efektif perusahaan menggunakan aktivanya Penerbit Erlangga
  • 107. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4 1. Sifat kas dan pentingnya pengendalian internal terhadap kas 2. Prosedur dasar untuk menyelenggarakan pengendalian internal terhadap kas 3. Prosedur dasar untuk menyelenggarakan pengendalian internal terhadap pembayaran kas, termasuk penggunaan sistem voucher 4. Sifat akun bank dan penggunaannya dalam mengendalikan kas Penerbit Erlangga
  • 108. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8 5. Rekonsiliasi bank dan ayat jurnal yang diperlukan 6. Transaksi yang melibatkan kas dalam jumlah kecil dengan menggunakan dana kas kecil 7. Cara penyajian kas di neraca 8. Perhitungan dan penginterpretasian rasio kas terhadap kewajiban lancar Penerbit Erlangga
  • 109. KAS • Kas meliputi: – Koin – Uang kertas – Cek – Wesel (kiriman uang atau money orders) – Uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi Penerbit Erlangga
  • 110. KAS: Pengendalian • Karena mudahnya pemindahan uang, perusahaan harus merancang dan menggunakan pengendalian untuk mengamankan kas dan memberikan otorisasi terhadap transaksi kas Penerbit Erlangga
  • 111. PENGENDALIAN KAS • Salah satu dari pengendalian terpenting untuk melindungi kas yang diterima dari konter penjualan adalah register kas • Slip pembayaran (remittance advice) merupakan pengendalian preventif atas kas yang diterima melalui pos • Pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatat kas juga merupakan pengendalian preventif Penerbit Erlangga
  • 112. SISTEM VOUCHER • Sistem voucher adalah serangkaian prosedur untuk mengotorisasi dan mencatat kewajiban serta melakukan pembayaran kas • Sistem voucher menggunakan: – Voucher – Arsip untuk voucher yang belum dibayar – Arsip untuk voucher yang telah dilunasi Penerbit Erlangga
  • 113. AKUN BANK • Formulir yang digunakan dengan akun bank adalah: – Kartu spesimen tanda tangan – Formulir setoran – Cek – Catatan atas cek yang ditarik Penerbit Erlangga
  • 114. AKUN BANK: Laporan • Setiap bulan, bank biasanya mengirimkan laporan bank (rekening koran) kepada pemegang rekening yang mengikhtisarkan semua transaksi pada bulan tersebut • Laporan bank ini memungkinkan perusahaan untuk membandingkan transaksi kas pada pembukuan perusahaan dengan catatan bank Penerbit Erlangga
  • 115. REKONSILIASI BANK: Seksi Pertama • Seksi pertama dari rekonsiliasi bank dimulai dengan saldo kas menurut laporan bank • Saldo ini disesuaikan terhadap perubahan yang dilakukan deposan terhadap kas yang belum terlihat pada laporan bank dan terhadap kesalahan bank Penerbit Erlangga
  • 116. REKONSILIASI BANK: Seksi Kedua • Seksi kedua dimulai dengan saldo kas menurut pembukuan deposan • Saldo ini disesuaikan terhadap perubahan kas yang dilakukan oleh bank namun belum dimasukkan dalam pembukuan deposan dan terhadap kesalahan deposan Penerbit Erlangga
  • 117. REKONSILIASI BANK • Saldo yang telah disesuaikan untuk kedua seksi tersebut harus sama • Informasi yang dihasilkan oleh seksi pertama dari rekonsiliasi bank tidak memerlukan ayat jurnal dalam pembukuan deposan • Akan tetapi, hal-hal yang terdapat pada seksi kedua rekonsiliasi bank perlu dijurnal dalam pembukuan deposan Penerbit Erlangga
  • 118. DANA KAS KECIL • Dana kas kecil bisa digunakan perusahaan untuk melakukan pembayaran kecil yang sering terjadi • Dana kas kecil ditempatkan di bawah pengawasan karyawan tertentu yang memberikan otorisasi atas pembayaran dari dana tersebut • Secara periodik atau apabila jumlah uang dalam dana tersebut telah menurun ke jumlah minimum, maka pengisian kembali dana dilakukan Penerbit Erlangga
  • 119. KAS: Penyajian di Neraca • Kas disajikan sebagai aktiva pertama pada seksi Aktiva Lancar dari neraca • Perusahaan yang telah menanamkan kas yang berlebih dalam investasi yang sangat likuid biasanya melaporkan Kas dan ekuivalen kas pada neraca Penerbit Erlangga
  • 120. RASIO “KIAMAT” • Perusahaan yang sedang menghadapi masalah keuangan bisa mengalami kesulitan dalam mengkonversi piutang, persediaan, dan panjar (uang muka) menjadi kas pada saat diperlukan • Dalam hal ini, rasio kas terhadap kewajiban lancar, yang disebut rasio "kiamat", mungkin akan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan membayar kewajiban kepada para kreditor Penerbit Erlangga
  • 122. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4 1. Klasifikasi umum piutang 2. Prosedur pengendalian internal atas piutang 3. Sifat dan akuntansi piutang tak tertagih 4. Ayat jurnal dengan metode penyisihan akuntansi untuk piutang tak tertagih, dan estimasi piutang tak tertagih berdasarkan penjualan dan analisis piutang Penerbit Erlangga
  • 123. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-9 5. Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan langsung piutang tak tertagih 6. Sifat dan karakteristik surat promes atau wesel 7. Ayat jurnal untuk transaksi wesel tagih 8. Piutang dalam seksi Aktiva Lancar pada neraca 9. Perputaran piutang usaha dan jumlah hari penjualan dalam piutang Penerbit Erlangga
  • 124. PIUTANG • Istilah piutang meliputi semua klaim uang terhadap entitas-entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan, dan organisasi lainnya • Piutang biasanya diklasifikasikan sebagai: – Piutang usaha – Wesel tagih – Piutang lain-lain Penerbit Erlangga
  • 125. PIUTANG: Pengendalian Internal • Pengendalian internal yang berlaku bagi piutang meliputi pemisahan tanggung jawab atas fungsi-fungsi yang berhubungan • Dengan pemisahan ini, pekerjaan seorang karyawan bisa berfungsi sebagai pengecekan atas pekerjaan orang lain Penerbit Erlangga
  • 126. PIUTANG TAK TERTAGIH: Metode-metode Akuntansi • Dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih adalah metode penyisihan dan metode penghapusan langsung • Metode penyisihan meminta pembayaran di muka atas piutang tak tertagih • Metode penghapusan langsung mengakui beban hanya apabila piutang tersebut dianggap tidak akan tertagih Penerbit Erlangga
  • 127. PIUTANG TAK TERTAGIH: Ayat Jurnal Penyesuaian • Ayat jurnal penyesuaian akhir tahun meminta: 1. Pengurangan nilai piutang hingga ke jumlah kas yang diperkirakan akan terealisasi di masa depan 2. Alokasi beban yang diharapkan dari pengurangan piutang ke periode berjalan • Ayat jurnal penyesuaian itu mendebit Beban Piutang Tak Tertagih dan mengkredit Penyisihan Piutang tak tertagih Penerbit Erlangga
  • 128. PIUTANG TAK TERTAGIH Dasar-dasar Estimasi • Jika estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada jumlah penjualan periode fiskal, maka ayat jurnal penyesuaian dibuat tanpa mengacu kepada saldo akun penyisihan • Jika estimasi piutang tak tertagih didasarkan pada jumlah dan umur piutang usaha pada akhir periode, ayat jurnal penyesuaian dibuat sedemikian rupa sehingga saldo akun penyisihan sama dengan estimasi piutang tak tertagih pada akhir periode Penerbit Erlangga
  • 129. PIUTANG TAK TERTAGIH: Akun Penyisihan • Jika suatu piutang dianggap tak tertagih, maka piutang tersebut akan dihapus dengan akun penyisihan • Akun penyisihan, yang akan memiliki saldo kredit setelah ayat jurnal penyesuaian diposkan, merupakan akun kontra-aktiva • Beban piutang tak tertagih umumnya dilaporkan dalam laporan laba-rugi sebagai beban administratif Penerbit Erlangga
  • 130. PIUTANG TAK TERTAGIH: Metode Penghapusan Langsung • Berdasarkan metode penghapusan langsung, ayat jurnal untuk menghapus piutang adalah mendebit Beban Piutang tak Tertagih dan mengkredit Piutang Usaha • Tidak dibutuhkan akun penyisihan ataupun ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode Penerbit Erlangga
  • 131. PROMES / WESEL • Promes atau wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu waktu tertentu • Karakteristik promes yang mempengaruhi bagaimana promes itu dicatat dan dilaporkan meliputi tanggal jatuh tempo, suku bunga, dan nilai jatuh tempo Penerbit Erlangga
  • 133. PROMES / WESEL: Bunga dan Jatuh Tempo • Rumus dasar untuk menghitung bunga promes adalah: Pokok x Suku Bunga x Waktu = Bunga • Tanggal jatuh tempo adalah tanggal di mana promes harus dilunasi, dan periode waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo biasanya dinyatakan dalam jumlah hari atau bulan • Nilai jatuh tempo adalah jumlah dari nilai nominal (pokok) dan bunga Penerbit Erlangga
  • 134. PROMES / WESEL TAGIH • Promes yang diterima sebagai pelunasan piutang usaha dicatat dengan mendebet Wesel Tagih dan mengkredit Piutang Usaha • Pada saat promes jatuh tempo, yang didebit adalah Kas sementara Wesel Tagih dan Pendapatan Bunga dikredit Penerbit Erlangga
  • 135. PROMES / WESEL TAGIH: Jatuh Tempo • Jika pembuat promes tidak memenuhi kewajibannya pada tanggal jatuh tempo, maka promes dimaksud dikatakan ditolak • Jika pemegang promes atau wesel yang ditolak telah dibayar oleh endorser, maka jumlah klaim endorser terhadap pembuat promes didebit ke akun piutang usaha Penerbit Erlangga
  • 136. SEKSI AKTIVA LANCAR DALAM NERACA • Semua piutang yang diperkirakan akan terealisasi menjadi kas dalam setahun disajikan dalam seksi Aktiva Lancar pada neraca • Aktiva ini umumnya disajikan menurut urutan likuiditasnya, yaitu urutan seberapa cepat aktiva tersebut dikonversi menjadi kas dalam operasi normal Penerbit Erlangga
  • 137. PERPUTARAN PIUTANG USAHA • Perputaran piutang usaha adalah penjualan kredit bersih dibagi dengan piutang usaha rata-rata • Hal ini mengukur seberapa sering piutang usaha dikonversi menjadi kas dalam suatu periode • Jumlah hari penjualan dalam piutang adalah saldo piutang usaha akhir tahun dibagi dengan penjualan kredit rata-rata harian • Hal ini mengukur lamanya waktu piutang usaha beredar Penerbit Erlangga
  • 139. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4 1. Prosedur pengendalian internal yang berlaku untuk persediaan 2. Pengaruh kesalahan persediaan terhadap laporan keuangan 3. Tiga-asumsi arus biaya persediaan dan pengaruhnya terhadap laporan laba-rugi dan neraca 4. Biaya persediaan menurut sistem persediaan perpetual dan sistem persediaan periodik, dengan menggunakan metode kalkulasi first-in, first-out (FIFO), last-in, first-out (LIFO), dan biaya rata-rata Penerbit Erlangga
  • 140. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-9 5. Tiga metode kalkulasi biaya persediaan 6. Nilai persediaan yang tepat pada selain harga pokok, dengan konsep mana yang lebih rendah antara biaya (harga pokok) dengan harga pasar dan nilai realisasi bersih 7. Neraca persediaan barang dagang 8. Estimasi biaya persediaan dengan menggunakan metode eceran dan metode laba kotor 9. Rasio perputaran persediaan dan jumlah hari penjualan dalam persediaan Penerbit Erlangga
  • 141. PERSEDIAAN: Pengendalian dan Perhitungan • Prosedur pengendalian internal atas persediaan dibentuk untuk melindungi persediaan dari: – Kerusakan – Pencurian oleh karyawan – Pencurian oleh pelanggan • Selain itu, perhitungan fisik persediaan harus dilakukan secara periodik untuk mendeteksi kekurangan persediaan serta untuk mencegah pencurian Penerbit Erlangga
  • 142. PERSEDIAAN: Kesalahan Pelaporan • Setiap kesalahan dalam pelaporan persediaan yang didasarkan atas perhitungan fisik akan menyesatkan: – Persediaan akhir – Aktiva lancar – Total aktiva – Ekuitas pemilik pada neraca • Selain itu, harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih juga akan salah disajikan dalam laporan laba- rugi Penerbit Erlangga
  • 143. PERSEDIAAN: Metode Asumsi Arus Biaya • Tiga asumsi arus biaya yang paling umum dalam bisnis adalah: – Metode first-in, first-out – Metode last-in, first-out – Metode biaya rata-rata • Setiap metode biasanya menghasilkan jumlah harga pokok penjualan dan persediaan akhir barang dagang yang berbeda • Jadi, pemilihan asumsi arus biaya secara langung mempengaruhi laporan laba-rugi dan neraca Penerbit Erlangga
  • 144. PERSEDIAAN: Sistem Perpetual • Dalam sistem persediaan perpetual, jumlah unit dan biaya setiap jenis barang dagang dicatat dalam buku besar pembantu persediaan, dengan akun terpisah untuk setiap jenis barang dagang • Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan terhadap persediaan diilustrasikan dengan menggunakan metode FIFO dan LIFO Penerbit Erlangga
  • 145. PERSEDIAAN: Sistem Periodik • Dalam sistem persediaan periodik, perhitungan fisik persediaan dilakukan untuk menentukan biaya persediaan dan harga pokok penjualan • Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan terhadap pendapatan diilustrasikan dengan menggunakan metode FIFO, LIFO, dan biaya rata- rata Penerbit Erlangga
  • 146. KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN: Perbedaan • Ketiga metode kalkulasi biaya persediaan untuk periode berjalan biasanya akan menghasilkan jumlah yang berbeda untuk: – Persediaan akhir – Harga pokok penjualan – Laba kotor (dan laba bersih) Penerbit Erlangga
  • 147. KALKULASI BIAYA PERSEDIAAN: Selama Periode Inflasi • Selama periode inflasi, metode FIFO akan menghasilkan harga pokok penjualan paling rendah, laba kotor (dan laba bersih) paling tinggi, dan persediaan akhir paling tinggi • Metode LIFO memberikan hasil-hasil yang sebaliknya, selama periode deflasi, dampaknya terbalik dengan yang sudah dijelaskan di atas • Metode biaya rata-rata memberikan hasil-hasil yang berada di antara metode FIFO dan LIFO Penerbit Erlangga
  • 148. HARGA POKOK DAN HARGA PASAR 1 • Jika harga pasar suatu item persediaan lebih rendah dari harga pokoknya, maka harga pasar yang lebih rendah digunakan untuk menghitung nilai item tersebut • Harga pasar adalah harga pokok yang diperlukan untuk mengganti barang dagang pada tanggal persediaan Penerbit Erlangga
  • 149. HARGA POKOK DAN HARGA PASAR 2 • Adalah mungkin untuk mengaplikasikan metode mana yang lebih rendah antara harga pokok dan harga pasar atas setiap item persediaan, atas kelas-kelas utama persediaan, atau atas persediaan secara keseluruhan • Barang dagang yang hanya dapat dijual dengan harga yang lebih rendah daripada harga pokoknya harus dicatat pada nilai realisasi bersih, yaitu estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan langsung Penerbit Erlangga
  • 150. NERACA PERSEDIAAN BARANG • Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam neraca pada seksi Aktiva Lancar, setelah atau di bawah piutang • Baik metode penentuan biaya persediaan (apakah FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata) maupun metode penilaian persediaan (biaya atau LCM) harus diungkapkan Penerbit Erlangga
  • 151. BIAYA PERSEDIAAN: Metode Eceran • Dalam menggunakan metode eceran untuk mengestimasi persediaan, harga eceran dari semua barang dagang harus diakumulasi • Persediaan pada eceran ditentukan dengan mengurangi penjualan periode bersangkutan dari harga eceran barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan • Persediaan pada eceran kemudian dikonversikan menjadi harga pokok atas dasar rasio biaya terhadap harga jual (eceran) barang dagang yang tersedia untuk dijual Penerbit Erlangga
  • 152. Penerbit Erlangga Penentuan Biaya Persediaan dengan Metode Eceran
  • 153. BIAYA PERSEDIAAN: Metode Laba Kotor • Dalam menggunakan metode laba kotor untuk mengestimasi persediaan, estimasi laba kotor dikurangkan dari penjualan untuk menentukan estimasi harga pokok penjualan • Jumlah ini kemudian dikurangi dari harga pokok barang dagang tersedia untuk dijual guna mengestimasi persediaan akhir Penerbit Erlangga
  • 154. RASIO PERPUTARAN DAN JUMLAH HARI PENJUALAN PERSEDIAAN • Rasio perputaran persediaan, yang dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata, mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode dimaksud • Jumlah hari penjualan dalam persediaan, yang dihitung dengan membagi persediaan akhir dengan harga pokok penjualan rata-rata harian, mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membeli, menjual, dan mengganti persediaan Penerbit Erlangga
  • 155. BAB 10 Penerbit Erlangga Aktiva Tetap dan Aktiva Tak Berwujud
  • 156. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-6 1. Aktiva tetap dan akuntansi untuk biaya aktiva tetap 2. Perhitungan penyusutan, dengan menggunakan metode garis-lurus, metode unit-produksi, dan metode saldo-menurun 3. Klasifikasi biaya aktiva tetap sebagai pengeluaran modal atau pengeluaran pendapatan 4. Ayat jurnal untuk pelepasan aktiva tetap 5. Lease dan ikhtisar aturan-aturan akuntansi yang berhubungan dengan leasing aktiva tetap 6. Pengendalian internal atas aktiva tetap Penerbit Erlangga
  • 157. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 7-10 7. Perhitungan deplesi dan pembuatan ayat jurnal untuk deplesi 8. Pembuatan ayat jurnal untuk mengakuisisi dan mengamortisasi aktiva tak berwujud, seperti paten, hak cipta, dan goodwill 9. Cara pelaporan beban penyusutan dalam laporan laba-rugi dan menyusun neraca yang mencantumkan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud 10. Perhitungan dan penginterpretasian rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang Penerbit Erlangga
  • 158. AKTIVA TETAP • Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan dalam operasi normal perusahaan • Contoh-contoh aktiva tetap adalah: – Peralatan – Bangunan – Tanah Penerbit Erlangga
  • 159. AKTIVA TETAP: Biaya-biaya • Biaya akuisisi awal aktiva tetap meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva dimaksud hingga aktiva tersebut siap digunakan • Contoh biaya aktiva tetap: – Pajak penjualan – Biaya pengangkutan – Asuransi dalam perjalanan – Biaya pemasangan Penerbit Erlangga
  • 160. AKTIVA TETAP: Penyusutan • Sejalan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap -kecuali tanah- kehilangan kemampuan untuk memberikan manfaat kepada perusahaan • Karenanya, biaya aktiva tetap harus ditransfer ke akun beban secara sistematis, selama umur manfaat yang diharapkan • Transfer periodik ini, dari biaya ke beban, dinamakan dengan penyusutan Penerbit Erlangga
  • 161. PENYUSUTAN • Dalam menghitung penyusutan, ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan: – Biaya akuisisi awal aktiva tetap – Umur manfaat aktiva – Nilai residu aktiva Penerbit Erlangga
  • 162. PENYUSUTAN: Metode-metode • Metode garis-lurus menghasilkan beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur aktiva • Metode unit-produksi menghasilkan beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi selama umur manfaat aktiva • Metode saldo-menurun diterapkan dengan mengalikan nilai buku aktiva yang menurun dengan dua kali tarif garis lurus Penerbit Erlangga
  • 164. BIAYA AKTIVA TETAP: Pengeluaran Modal • Biaya-biaya penambahan pada aktiva tetap dan biaya lainnya yang berhubungan dengan peningkatan efisiensi atau kapasitas diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal • Biaya-biaya penambahan pada aktiva dan biaya-biaya yang menambah kegunaan aktiva lebih dari satu periode (disebut perbaikan atau betterments) juga diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal • Biaya-biaya yang memperpanjang umur manfaat aktiva melampaui estimasi awalnya juga merupakan pengeluaran modal dan disebut reparasi besar-besaran Penerbit Erlangga
  • 165. BIAYA AKTIVA TETAP: Pengeluaran Pendapatan • Pengeluaran yang hanya memberi manfaat pada periode berjalan atau dikeluarkan dengan tujuan mempertahankan efisiensi operasi normal diklasifikasikan sebagai pengeluaran pendapatan dan didebit ke akun beban Penerbit Erlangga
  • 166. PELEPASAN AKTIVA TETAP: Ayat Jurnal • Ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aktiva tetap bervariasi • Namun, dalam semua kasus, setiap penyusutan untuk periode berjalan harus terlebih dahulu dicatat, dan nilai buku aktiva kemudian dihapus dari akun • Ayat jurnal untuk menghapus nilai buku dari akun adalah mendebit akun akumulasi penyusutan aktiva bersangkutan dan mengkredit akun aktiva • Untuk aktiva yang tidak dapat lagi digunakan dan harus dibuang, kerugian harus dicatat untuk setiap sisa nilai buku aktiva Penerbit Erlangga
  • 167. PELEPASAN AKTIVA TETAP: Penjualan • Pada saat aktiva tetap dijual, nilai buku aktiva dihapuskan dan kas atau aktiva lainnya yang diterima juga dicatat • Jika harga jual lebih tinggi dari nilai buku aktiva, transaksi tersebut menghasilkan keuntungan • Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, terjadi kerugian Penerbit Erlangga
  • 168. PELEPASAN AKTIVA TETAP: Penukaran • Jika aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang serupa, tidak ada keuntungan yang diakui • Yang ada hanyalah penyesuaian atas biaya aktiva baru • Namun, setiap kerugian yang muncul dari pertukaran semacam itu harus dicatat Penerbit Erlangga
  • 169. LEASE AKTIVA TETAP • Lease adalah kontrak untuk menggunakan suatu aktiva dalam jangka waktu tertentu • Lease diperlakukan sebagai lease modal jika lessee membeli aktiva dimaksud • Pembayaran lease menurut lease operasi dicatat sebagai beban sewa dan sisi lessee Penerbit Erlangga
  • 170. PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP • Pengendalian internal atas aktiva tetap harus meliputi prosedur yang akan digunakan untuk mengotorisasi pembelian aktiva • Setelah dibeli, aktiva tetap harus dilindungi dari pencurian, penyalahgunaan, atau kerusakan • Pemeriksaan persediaan fisik atas aktiva-aktiva tetap harus dilakukan secara periodik Penerbit Erlangga
  • 171. DEPLESI • Jumlah deplesi periodik dihitung dengan mengalikan kuantitas barang tambang yang ditambang selama periode yang dimaksud dengan tarif deplesi • Tarif deplesi dihitung dengan membagi biaya cadangan mineral dengan estimasi besarnya cadangan • Ayat jurnal untuk mencatat deplesi adalah mendebit akun beban deplesi dan mengkredit akun akumulasi deplesi Penerbit Erlangga
  • 172. AKTIVA TAK BERWUJUD • Aktiva jangka panjang yang tidak memiliki atribut- atribut fisik tetapi digunakan dalam bisnis diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud • Contoh-contoh aktiva tak berwujud adalah: – Paten – Hak cipta – Merek dagang – Goodwill Penerbit Erlangga
  • 173. AKTIVA TAK BERWUJUD: Biaya Awal • Biaya awal dari suatu aktiva tak berwujud harus didebit ke akun aktiva • Biaya ini kemudian harus diamortisasi atau dihapus selama estimasi umur manfaat aktiva yang diharapkan dengan mendebit akun beban dan mengkredit akun aktiva tak berwujud Penerbit Erlangga
  • 174. PENYUSUTAN: Laporan Keuangan • Jumlah beban penyusutan dan metode-metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan harus diungkapkan dalam laporan keuangan • Selain itu, setiap kelas utama aktiva juga harus diungkapkan bersama-sama dengan akumulasi penyusutan yang berhubungan Penerbit Erlangga
  • 175. AKTIVA TAK BERWUJUD: Laporan Keuangan • Aktiva tak berwujud biasanya disajikan di neraca dalam seksi terpisah dari seksi aktiva tetap • Setiap kelas utama aktiva tak berwujud harus dilaporkan setelah amortisasi dicatat pada tanggal terjadinya Penerbit Erlangga
  • 176. RASIO AKTIVA TETAP TERHADAP KEWAJIBAN JANGKA PANJANG • Rasio aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang merupakan ukuran solvensi yang mengindikasikan marjin pengaman bagi para kreditor • Rasio tersebut juga menyediakan suatu indikasi mengenai kemampuan perusahaan untuk meminjam dana tambahan atas dasar jangka panjang Penerbit Erlangga
  • 178. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4 1. Kewajiban lancar 2. Ayat jurnal untuk wesel bayar jangka pendek 3. Perlakuan akuntansi untuk kewajiban kontinjen dan ayat jurnal untuk garansi produk 4. Kewajiban majikan yang berhubungan dengan penggajian, termasuk kewajiban yang timbul dari pendapatan karyawan dan pengurangan dari pendapatan Penerbit Erlangga
  • 179. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-7 5. Sistem akuntansi penggajian yang menggunakan register gaji, catatan pendapatan karyawan, dan jurnal umum 6. Ayat jurnal untuk tunjangan khusus karyawan, termasuk pembayaran cuti dan pensiun 7. Penggunaan rasio cepat untuk menganalisis kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya Penerbit Erlangga
  • 180. KEWAJIBAN LANCAR • Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar dan jatuh tempo dalam periode waktu yang pendek, biasanya 1 tahun • Kewajiban lancar timbul dari: – Barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan – Pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa belum dikirimkan Penerbit Erlangga
  • 181. PROMES JANGKA PENDEK • Promes atau wesel yang diterbitkan kepada kreditor untuk menutupi utang usaha secara sementara dicatat sebagai debit ke utang Usaha dan kredit ke Wesel Bayar • Pada saat promes dilunasi, Wesel Bayar dan Beban Bunga didebet dan Kas dikredit • Promes juga bisa diterbitkan untuk membeli barang dagang atau aktiva lain atau untuk meminjam uang dari bank Penerbit Erlangga
  • 182. PROMES JANGKA PENDEK: Diskonto • Jika perusahaan menerbitkan promes yang didiskontokan, Beban Bunga didebet sebesar diskon pada saat penerbitan, akun aktiva didebet sejumlah hasil penerbitan, dan Wesel Bayar dikredit sebesar nilai nominal • Nilai nominal dan nilai jatuh tempo promes atau wesel yang didiskontokan adalah sama Penerbit Erlangga
  • 183. KEWAJIBAN KONTINJEN • Kewajiban kontinjen adalah kewajiban potensial yang ditimbulkan oleh transaksi masa lalu tetapi tergantung pada kejadian masa depan • Jika kewajiban kontinjen bersifat probable dan dapat diestimasi, kewajiban tersebut harus dicatat • Jika kewajiban kontinjen bersifat reasonable possible, atau sukar diestimasikan, kewajiban tersebut harus diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan Penerbit Erlangga
  • 184. GARANSI PRODUK • Sebuah contoh kewajiban kontinjen yang harus dicatat adalah garansi produk • Jika sebuah perusahaan memberikan garansi atas suatu produk, estimasi beban garansi dan kewajiban yang berkaitan harus dicatat dalam periode dijualnya produk dimaksud • Beban dan kewajiban dicatat dengan mendebet Beban Garansi Produk dan mengkredit utang Garansi Produk Penerbit Erlangga
  • 185. KEWAJIBAN PENGGAJIAN • Kewajiban majikan atas penggajian dihitung dengan menentukan total pendapatan karyawan, termasuk gaji lembur, untuk suatu periode penggajian • Jumlah ini kemudian dikurangi dengan potongan sehingga menghasilkan pembayaran bersih Penerbit Erlangga
  • 186. KEWAJIBAN PENGGAJIAN: Pembayaran Pajak • Kewajiban majikan untuk memotong gaji karyawan dan menyetorkannya kepada badan perpajakan langsung diketahui pada saat penggajian dicatat • Sebagian besar majikan juga menanggung kewajiban untuk membayar pajak yang berhubungan dengan penggajian, meliputi pajak kesejahteraan sosial, pajak Medicare, pajak kompensasi pengangguran federal dan pajak kompensasi pengangguran negara bagian Penerbit Erlangga
  • 187. REGISTER GAJI • Register gaji digunakan dalam menata dan mengikhtisarkan data-data yang dibutuhkan bagi setiap periode penggajian • Register gaji didukung oleh catatan gaji terinci bagi masing-masing karyawan, yang dinamakan dengan catatan pendapatan karyawan Penerbit Erlangga
  • 188. REGISTER GAJI: Data-data • Data-data yang dicatat dalam register gaji meliputi: – Jumlah jam kerja – Pendapatan – Data-data pemotongan bagi masing-masing karyawan • Register gaji juga meliputi kolom-kolom yang digunakan untuk menjumlahkan total upah seluruh karyawan atau yang akan didebet ke berbagai akun beban Penerbit Erlangga
  • 189. TUNJANGAN KHUSUS • Tunjangan khusus merupakan beban dalam periode diberikannya tunjangan tersebut kepada karyawan • Tunjangan khusus dicatat dengan mendebet akun beban dan mengkredit akun kewajiban • Sebagai contoh, ayat jurnal untuk mencatat pembayaran uang cuti akrual adalah mendebet Beban Uang Cuti dan mengkredit utang Uang Cuti Penerbit Erlangga
  • 190. RASIO CEPAT • Rasio cepat atau acid-test ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya dalam jangka pendek • Rasio cepat adalah aktiva cepat dibagi kewajiban lancar • Biasanya, perusahaan perlu memiliki rasio cepat di atas 1 Penerbit Erlangga
  • 192. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1. Karakteristik dari berbagai bentuk organisasi 2. Dua sumber utama ekuitas pemegang saham 3. Sumber utama modal disetor, dan kelas-kelas saham 4. Ayat jurnal untuk penerbitan saham dan untuk transaksi saham treasuri 5. Pengaruh pemecahan laporan keuangan korporasi 6. Ayat jurnal untuk dividen tunai dan dividen saham 7. Perhitungan dan penginterpretasian hasil dividen atas saham biasa Penerbit Erlangga
  • 193. KORPORASI • Korporasi memiliki: – Eksistensi hukum yang terpisah – Unit saham yang dapat dipindah-tangankan dengan mudah – Kewajiban pemegang saham yang terbatas • Korporasi bisa berupa korporasi publik ataupun korporasi terbatas, dan terkena pajak penghasilan federal Penerbit Erlangga
  • 194. KORPORASI: Dokumen-dokumen Pembentukan • Dokumen-dokumen yang terlibat dalam pembentukan korporasi meliputi: – Aplikasi pendirian korporasi – Akte pendirian – AD/ART Penerbit Erlangga
  • 195. KORPORASI: Biaya-biaya Pendirian • Biaya- biaya yang biasanya timbul dalam proses pendirian korporasi adalah: – Fee legal – Pajak – Fee pendirian korporasi negara bagian – Biaya promosi • Biaya-biaya tersebut didebit ke akun aktiva tak berwujud dengan judul Biaya Pendirian • Biaya ini biasanya diamortisasikan selama 5 tahun Penerbit Erlangga
  • 196. EKUITAS PEMEGANG SAHAM • Dua sumber utama ekuitas pemegang saham (atau modal) adalah: – Modal yang disetorkan oleh pemegang saham dan pihak-pihak lain, yang disebut modal disetor – Laba bersih yang ditahan dalam perusahaan, yang dinamakan dengan laba ditahan • Ekuitas pemegang saham dilaporkan dalam neraca korporasi sesuai dengan dua sumber ini Penerbit Erlangga
  • 197. MODAL DISETOR • Sumber utama modal disetor berasal dari penerbitan saham • Dua kelas saham yang utama adalah saham biasa dan saham preferen • Saham preferen biasanya berupa saham preferen nonpartisipasi dan bersifat kumulatif atau nonkumulatif • Selain dari penerbitan saham, modal disetor bisa berasal dari sumbangan aktiva dan dari transaksi saham treasuri Penerbit Erlangga
  • 198. PENERBITAN SAHAM • Ketika korporasi menerbitkan saham bernilai nominal secara tunai, akun kas didebit dan kelas saham yang diterbitkan dikredit sebesar nilai nominalnya • Jika korporasi menerbitkan saham dengan harga di atas nilai nominal, Modal Disetor di Atas Nilai Nominal dikredit sebesar selisih antara kas yang diterima dengan nilai nominal saham • Jika saham diterbitkan untuk ditukarkan dengan aktiva-aktiva selain kas, aktiva yang didapatkan harus dicatat sebesar nilai pasar wajarnya Penerbit Erlangga
  • 199. PENERBITAN SAHAM: Tanpa Nilai Nominal • Jika saham diterbitkan tanpa nilai nominal, seluruh hasil penerbitan dikreditkan ke akun saham • Saham tanpa nilai nominal mungkin memiliki nilai ditetapkan per saham, dan selisih antara hasil penerbitan dengan nilai ditetapkan dikreditkan ke akun Modal Disetor di Atas Nilai Ditetapkan Penerbit Erlangga
  • 200. SAHAM TREASURI • Jika sebuah korporasi membeli sahamnya sendiri, pencatatan biasanya menggunakan metode biaya • Saham Treasuri didebit sebesar harga perolehannya, dan Kas dikredit • Jika saham tersebut dijual kembali, Saham Treasuri dikredit sebesar harga beli dan selisih antara harga jual dengan harga beli biasanya didebit atau dikredit ke Modal Disetor dari Penjualan Saham Treasuri Penerbit Erlangga
  • 201. PEMECAHAN SAHAM • Jika sebuah korporasi mengurangi nilai nominal atau nilai ditetapkan saham biasanya dan menerbitkan saham-saham baru dalam jumlah yang proporsional, hal ini dinamakan dengan proses pemecahan saham • Pemecahan saham tidak menimbulkan perubahan apa pun dalam neraca perusahaan dan tidak memerlukan pencatatan Penerbit Erlangga
  • 202. DIVIDEN TUNAI DAN DIVIDEN SAHAM • Ayat jurnal untuk mencatat pengumuman dividen tunai adalah mendebit Dividen dan mengkredit Utang Dividen bagi kelas saham yang bersangkutan • Pembayaran dividen dicatat dengan cara biasa • Pada saat dividen saham diumumkan, Dividen Saham didebit sebesar nilai wajar saham yang diterbitkan • Selisih antara nilai wajar saham dengan nilai ditetapkan atau nilai nominal dikredit ke Agio— Saham Biasa Penerbit Erlangga
  • 203. DIVIDEN SAHAM YANG DAPAT DIDISTRIBUSIKAN • Dividen Saham yang Dapat Didistribusikan dikredit sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham biasa yang diterbitkan • Pada saat saham diterbitkan pada tanggal pembayaran dividen saham, Dividen Saham yang Dapat Didistribusikan didebit dan Saham Biasa dikredit sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan saham yang diterbitkan Penerbit Erlangga
  • 204. HASIL DIVIDEN ATAS SAHAM BIASA • Hasil dividen mengindikasikan tingkat pengembalian kepada pemegang saham dalam bentuk distribusi dividen tunai • Hasil dividen dihitung dengan membagi dividen tahunan per lembar saham biasa dengan harga pasar per saham pada tanggal tertentu • Rasio ini merupakan rasio yang penting diperhatikan oleh investor yang tujuan utamanya adalah memaksimumkan pengembalian atas investasi mereka melalui dividen Penerbit Erlangga
  • 205. BAB 13 Penerbit Erlangga Korporasi: Laba dan Pajak, Ekuitas Pemegang Saham, dan Investasi dalam Saham
  • 206. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1-4 1. Ayat jurnal untuk pajak penghasilan korporasi, termasuk pajak penghasilan yang ditangguhkan 2. Laporan laba-rugi yang melaporkan pos-pos tidak biasa berikut: operasi yang dihentikan, pos-pos luar biasa, dan perubahan-prinsip akuntansi 3. Laporan laba-rugi yang mencantumkan data laba per saham 4. Ekuitas pemegang saham dalam laporan keuangan Penerbit Erlangga
  • 207. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5-8 5. Konsep dan pelaporan laba komprehensif 6. Akuntansi untuk investasi dalam saham 7. Metode alternatif bagi penggabungan bisnis dan bagaimana laporan keuangan konsolidasi disusun 8. Penghitungan dan penginterpretasian rasio harga- laba Penerbit Erlangga
  • 208. PAJAK PENGHASILAN KORPORASI • Korporasi merupakan subjek pajak penghasilan federal dan diwajibkan untuk mengestimasi pembayaran pajak sepanjang tahun Penerbit Erlangga
  • 209. PAJAK PENGHASILAN KORPORASI: Ayat Jurnal • Untuk mencatat pembayaran estimasi pajak, korporasi mendebit Pajak Penghasilan dan mengkredit Kas • Jika masih ada pajak yang terutang pada akhir tahun, korporasi mendebit Pajak Penghasilan dan mengkredit Utang Pajak Penghasilan • Jika estimasi pembayaran pajak lebih besar daripada kewajiban pajak aktual, korporasi mendebit akun Piutang dan mengkredit Pajak Penghasilan Penerbit Erlangga
  • 210. PAJAK PENGHASILAN KORPORASI: Pengaruh Pajak • Pengaruh pajak dari perbedaan temporer antara laba kena pajak dengan laba sebelum pajak penghasilan harus dialokasikan ke berbagai periode • Ayat jurnal untuk mencatat alokasi semacam itu biasanya adalah dengan mendebit Pajak Penghasilan dan mengkredit Utang Pajak Penghasilan serta Utang Pajak Penghasilan Ditangguhkan Penerbit Erlangga
  • 211. POS-POS TIDAK BIASA: Operasi yang Dihentikan • Keuntungan atau kerugian yang berasal dari pelepasan segmen bisnis harus dilaporkan dalam laporan laba- rugi, setelah pajak penghasilan yang berhubungan • Hasil-hasil dari operasi berlanjut juga harus dilaporkan Penerbit Erlangga
  • 212. POS-POS TIDAK BIASA: Pos-pos Luar Biasa • Keuntungan atau kerugian juga bisa muncul dari kejadian atau transaksi yang tidak biasa dan jarang terjadi • Pos-pos luar biasa semacam ini, setelah pajak penghasilan terkait, harus dilaporkan dalam laporan laba-rugi Penerbit Erlangga
  • 213. POS-POS TIDAK BIASA: Perubahan Prinsip Akuntansi • Perubahan prinsip akuntansi berasal dari pemakaian prinsip akuntansi yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang dipakai sebelumnya • Pengaruh perubahan prinsip akuntansi atas laba bersih periode berjalan, serta pengaruh kumulatifnya atas laba periode sebelumnya, juga harus dilaporkan, setelah pajak penghasilan terkait, dalam laporan keuangan Penerbit Erlangga
  • 214. LAPORAN LABA-RUGI DENGAN DATA LABA PER SAHAM • Laba per saham dilaporkan dalam laporan laba-rugi korporasi publik • Jika terdapat pos-pos tidak biasa dalam laporan laba- rugi, maka jumlah per saham harus disajikan bagi masing-masing pos tersebut selain laba bersih Penerbit Erlangga
  • 215. LAPORAN KEUANGAN: Ekuitas Pemegang Saham • Perubahan yang signifikan dalam sumber-sumber ekuitas pemegang saham -modal disetor dan laba ditahan- bisa dilaporkan dalam laporan terpisah atau dalam catatan yang mendukung penyajian neraca • Perubahan yang signifikan dalam ekuitas pemegang saham bisa juga dilaporkan dalam laporan ekuitas pemegang saham Penerbit Erlangga
  • 216. LAPORAN KEUANGAN: Laba Ditahan • Perubahan laba ditahan bisa dilaporkan dengan membuat laporan laba ditahan terpisah, laporan laba- rugi dan laporan laba ditahan gabungan, atau laporan ekuitas pemegang saham • Pembatasan laba ditahan, yang dinamakan dengan apropriasi, harus diungkapkan, biasanya dalam catatan atas laporan keuangan • Kesalahan yang material dalam laba bersih periode sebelumnya, yang dinamakan dengan penyesuaian periode sebelumnya, dilaporkan dalam laporan laba ditahan Penerbit Erlangga
  • 217. LABA KOMPREHENSIF • Laba komprehensif adalah semua perubahan ekuitas pemegang saham selama suatu periode kecuali yang ditimbulkan oleh dividen dan investasi pemegang saham • Perusahaan harus melaporkan laba bersih tradisional ditambah atau dikurangi pos-pos laba komprehensif lainnya sehingga menghasilkan laba komprehensif • Pos-pos laba komprehensif lainnya meliputi transaksi dan kejadian yang tidak dimasukkan dalam laba bersih, seperti keuntungan atau kerugian belum terealisasi dari investasi tertentu dalam sekuritas ekuitas dan utang Penerbit Erlangga
  • 218. INVESTASI DALAM SAHAM • Sebuah "perusahaan" mungkin membeli saham sebagai salah satu cara mencari pengembalian (laba) atas kelebihan kas lebih yang tidak/belum dipakai bagi operasi bisnis normalnya • Investasi semacam itu dicatat dalam akun sekuritas yang dapat dipasarkan • Jumlah yang dicatat meliputi semua jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan sekuritas dimaksud • Setiap dividen yang diterima dari investasi dicatat dengan mendebit Kas dan mengkredit Pendapatan Dividen Penerbit Erlangga
  • 219. INVESTASI DALAM SAHAM: Neraca • Dalam neraca, investasi sementara dilaporkan pada nilai pasar wajar • Selisih antara nilai pasar wajar sekuritas dengan biayanya merupakan keuntungan atau kerugian holding yang belum terealisasi (setelah pajak penghasilan terkait) dan dilaporkan sebagai pos laba komprehensif lainnya Penerbit Erlangga
  • 220. INVESTASI DALAM SAHAM: Jangka Panjang • Investasi jangka panjang dalam saham tidak dimaksudkan sebagai sumber kas dalam operasi bisnis normal • Investasi dilaporkan dengan judul Investasi dalam neraca • Dua metode akuntansi untuk investasi jangka panjang adalah metode biaya dan metode ekuitas Penerbit Erlangga
  • 221. INVESTASI DALAM SAHAM: Penjualan • Akuntansi untuk penjualan saham adalah serupa baik bagi investasi jangka pendek maupun jangka panjang • Akun investasi harus dikredit sebesar nilai buku saham yang dijual, hasil yang diterima didebit ke akun kas atau piutang, dan setiap selisih antara nilai buku dengan hasil dicatat sebagai keuntungan atau kerugian dari penjualan Penerbit Erlangga
  • 222. PENGGABUNGAN BISNIS • Perusahaan dapat melakukan penggabungan melalui merger atau konsolidasi • Penggabungan bisnis bisa juga terjadi jika sebuah korporasi mengakuisisi kontrol kepemilikan perusahaan lain dengan membeli mayoritas saham berhak suara perusahaan dimaksud • Dalam hal ini, terbentuk hubungan perusahaan induk- perusahaan anak, dan keduanya dikatakan sebagai perusahaan afiliasi Penerbit Erlangga
  • 223. PENGGABUNGAN BISNIS: Laporan Keuangan • Walaupun korporasi yang membentuk afiliasi induk- anak mungkin beroperasi sebagai unit ekonomi tunggal, mareka biasanya tetap memelihara catatan- catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan yang terpisah • Laporan keuangan yang menggabungkan laporan keuangan perusahaan induk dengan perusahaan anak dinamakan dengan laporan keuangan konsolidasi Penerbit Erlangga
  • 224. PENGGABUNGAN BISNIS: Kepemilikan Minoritas • Jika perusahaan induk membeli kurang dari 90% saham perusahaan anak, maka ekuitas sisanya dinamakan dengan kepemilikan minoritas • Kepemilikan minoritas dilaporkan dalam neraca konsolidasi, biasanya sebelum ekuitas pemegang saham Penerbit Erlangga
  • 225. PENGGABUNGAN BISNIS: Laporan Laba-rugi Konsolidasi • Dalam menyiapkan laporan laba-rugi konsolidasi, semua jumlah yang muncul dari transaksi antar- perusahaan, seperti penjualan barang dagang antar- perusahaan dan harga pokok penjualan harus dieliminasi Penerbit Erlangga
  • 226. RASIO HARGA-LABA • Penilaian tentang prospek pertumbuhan dan laba perusahaan di masa depan dapat dilakukan dengan melihat rasio harga-laba (rasio P/E) • Rasio ini dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham pada tanggal tertentu dengan laba per saham tahunan perusahaan Penerbit Erlangga