SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Masalah 
Program pemerintah melaksanakan perubahan pada sistem 
pembelajaran di sekolah dikarenakan melihat perubahan atau hasil peserta 
didik secara berkala setiap tahun. Aplikasi perubahan ini dengan selalu 
berubahnya program pengajaran sejak kurikulum CBSA hingga KTSP. Selain 
perubahan pelaksanaan kurikulum pemerintah pada tiap-tiap sekolah dari 
sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, juga ditentukan kewajiban belajar 
para siswa minimal 12 tahun. Pada prakteknya di lembaga-lembaga 
pendidikan formal perubahan hasil belajar yang lebih baik tersebut diketahui 
dari bagaimana sistematisasi pengajaran di sekolah. Seperti halnya gaya 
belajar dan pola pengajaran yang dilakukan para pengajar di sekolah. 
Terutama pengajaran pada sekolah-sekolah yang terdapat jurusan eksak 
dan/atau MIPA. Pengajaran jurusan eksak atau IPA seyogyanya menerapkan 
sistem pengajaran yang lebih efektif dan efisien, karena bobot jurusan tersebut 
lebih besar dari program IPS dan Bahasa. Oleh karena itu, sekolah atau 
lembaga-lembaga pendidikan formal seyogyanya mampu mengadakan 
fasilitas pendukung pembelajaran yang layak pakai. 
Pada penelitian ini penyusun lebih mengkerucut pada Pembelajaran IPA. 
Pengajaran pada tingkat dasar SD atau MI pada lembaga dasar pendidikan 
formal tersebut lebih memberikan bekal dan dasar pengetahuan peserta didik 
untuk melanjutkan pada jenjang Sekolah lanjutan. Lembaga pendidikan 
formal sekolah dasar merupakan penentu arah bakat dan kompetensi peserta 
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan 
pada usia dasar ( 6 tahun – 12 tahun), merupakan saat yang menentukan 
seorang anak untuk bertindak ke arah kemana yang dinginkan. Kisaran usia 
tersebut masih labil atau mudah terpengaruh kepada hal-hal yang dapat 
mempengaruhi. Oleh karena itu seyogyanya dididik dan diberikan pendidikan 
dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun mental anak. Praktek di 
1
lapangan penerapan metode pengajaran di tingkat sekolah dasar bersifat 
variatif atau disesuaikan dengan program kurikulum dan gaya mengajar 
tenaga pendidik di sekolah tertentu. Gaya belajar yang dilaksanakan pada 
sekolah-sekolah dasar tertentu masih ada yang menerapkan gaya belajar 
konvensional atau pengajaran klasik yang terpaku pada seorang pengajar atau 
hanya dilakukan pembalajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori dapat 
dikatakan sebagai pengajaran yang bersifat satu arah yakni dari pengajar 
kepada para peserta didik, pengajaran ini kerapkali dilakukan. 
Penanaman dasar keilmuan tentang pembelajaran IPA memerlukan 
teknik atau metode pembelajaran yang searah dengan materi yang diajarkan 
(Suharsimi Arikunto, 1993: 18). Selain itu juga melihat kemampuan dan gaya 
belajar siswa dalam menyerap materi yang disampaikan pengajar saat 
pembelajaran berlangsung. Sebenarnya pembelajaran atau metode pada bidang 
IPA di tingkat sekolah dasar cukup banyak untuk diterapkan di kelas. Dalam 
hal ini penyusun menerapkan metode pembelajaran IPA yang disesuaikan 
dengan materi yang dilaksanakan di kelas. 
Sekarang ini pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar 
hanya menggunakan konvensional atau pengajaran ekspositori. Pengajaran 
ekspositori yakni pengajaran yang bersifat satu arah, yakni dari guru ke para 
siswa. Seyogyanya pengajaran seperti hal tersebut sudah tidak layak untuk 
dipakai, karena tidak memberikan pengalaman belajar yang baik pada 
perkembangan dan penerapan wawasan siswa di masyarakat nanti (Djamarah, 
1997: 36). Metodologi pembelajaran yang diterapkan pada saat sekarang 
sudah mengarah kepada skill atau keahlian memahami, menerapkan dan 
membuktikan hal-hal baru pada bidang yang dipelajari. Penilaian dalam 
pembelajaran saat sekarang pun dari dinas pendidikan atau yang terkait 
lainnya yakni hal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor (Tabrani 
Rusyan, 1993: 11). Penilaian ini mempunyai keefektifan yang lebih baik dari 
penilaian konvensional. Penilaian kognitif yakni penilaian yang mengarah 
pada pemikiran dan/atau pemahaman para peserta didik. Penilaian afektif 
yakni penilaian yang mengarah pada sikap dari hasil pembelajaran. 
2
Psikomotor yakni penilaian yang mengarah pada praktek atau hasil yang 
tampak dari pembelajaran tersebut. 
Dalam pembelajaran pada studi seyogyanya memenuhi beberapa syarat 
keberhasilan dalam pembelajaran. Salah satu keberhasilan yang seyogyanya 
ada dalam pembelajaran yakni adanya komunikasi pembelajaran di kelas 
(Sudarwan Danim, 1995: 61-12). Komunikasi antara pengajar dan peserta 
didik mesti terjaga dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan 
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 
Keadaan tersebut di atas sebenarnya bukan masalah yang signifikan yang 
menjadi kendala dalam kesuksesan belajar akan tetapi diperlukan 
keprofesionalan seorang pengajar. Artinya kesuksesan pembalajaran 
ditentukan oleh pengajar dan mau dibawa kemana para siswa tersebut. 
Kesuksesan tersebut yakni seorang pengajar seyogyanya mempunyai beberap 
srategi, metode atau pendekatan yang memberikan rangsangan kepada peserta 
didik dalam belajar IPA. 
Berangkat dari latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu untuk 
melakukan penelitian tindakan dengan judul Penggunaan Kit IPA Untuk 
Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VI 
SDN Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Jember. 
1.2 Rumusan Masalah 
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan 
permasalahannya sebagi berikut: 
1. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya 
dengan penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SDN Slateng 02 
Ledokombo Jember? 
2. Bagaimanakah cara menggunakan Kit IPA agar siswa terlibat aktif dalam 
pembelajaran materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ? 
3
1.3 Tujuan Perbaikan 
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata 
pelajaran IPA setelah penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SD Negeri 
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. 
2. Ingin menganalisis dampak penggunaan Kit IPA dalam meningkatkan 
prestasi siswa dalam materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri 
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember 
1.4 Manfaat Perbaikan 
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat 
berguna sebagai: 
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam 
meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA 
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan 
meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA di SDN Slateng 02 
Ledokombo Jember 
3. Menerapkan metode dan media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran 
IPA. 
4
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
A. Tinjauan Psikologi Dalam Pengajaran IPA 
Di dalam pembelajaran IPA anak tidak akan sama dalam menerima 
materi dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan 
pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan 
dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya. Ahmadi dan Supriyono 
(1991:108) melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan 
persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas. 
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa berguna dalam 
membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan 
masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan 
lingkungan belajar yang aktif dan kreatif sehingga kegiatan belajar yang 
penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif 
lama Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok menghendaki 
peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan 
pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa 
yang mempunyai tubuh tinggi atau pendek, dimana menempatkan siswa 
yang memiliki kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelamin siswa 
perlu juga dijadikan pertimbangan dalam pengelompokan siswa. Siswa 
yang cerdas, yang bodoh, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara, 
suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya, dan 
sebagainya. Sebaiknya dipisah agar kelompok tidak didominasi oleh satu 
kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang. 
B. Metode Pembelajaran 
Berdasarkan metode pembelajaran yang dianjurkan, terdapat berbagai 
metode yang berbeda yang diwakili oleh pembelajaran-pembelajaran yang 
dijabarkan dalam buku IPA Guru. Metode apa yang dipilih tergantung pada 
mata pelajaran dan pada tujuan dari pembelajaran tersebut. Metode tersebut 
5
antara lain : Ceramah, pemberian tugas diskusi / kelompok, wisata, karya 
wisata, tanya jawab, demonstrasi, problem solving, dan masih banyak yang 
lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran 
yang diberikan kepada siswa. 
C. Penggunaan Peralatan Kit IPA 
1. Arti, Jenis, dan fungsi KIT IPA 
KIT IPA merupakan nama alat-alat IPA yang digunakan untuk 
percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar. Jenis KIT IPA, 
antara lain : 
· KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa 
untuk percobaan 
· KIT IPA untuk Guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan. 
· KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang 
diperlukan untuk percobaan tertentu. 
Macam-macam peraga di dalam KIT IPA antara lain: Makhluk Hidup; 
Makhluk hidup berkembang biak.; Pemeliharaan dan pengembangbiakan 
makhluk hidup.; Populasi; Alat indera; Magnet; Listrik; Organ tubuh manusia; 
Tata Surya; Bentuk dan gerakan bumi. 
Kegunaan Kit IPA antara lain untuk meningkatkan mutu pengajaran 
dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,Untuk penekanan pada metode-metode 
pembelajaran interaktif,Untuk mengembangkan program 
pengembangan sumber daya manusia,Untuk menciptakan tenaga kerja yang 
lebih bermutu, Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi, 
dan teknik di Indonesia, Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan 
pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas 
didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999. 
D. Motivasi 
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap 
kehidupan seseorang dalam setiap aktivitasnya dalam rangka mencapai suatu 
tujuan tertentu. Kata " motif " diartikan sebagai daya upaya yang 
6
mendorong seseorang untuk menentukan sesuatu, berawal dari " motif " 
itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi 
aktif. 
Menurut Hudoyo (1995:24) Motivasi Belajar adalah " Dorongan 
untuk mempelajari sesuatu dengan sungguh-sungguh sehingga memiliki 
pengertian yang lebih mendalam dalam bidang tersebut untuk mendapatkan 
kepandaian. Sedangkan menurut Mc. Donal dalam Suyabrata (1981:30), 
Motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan 
muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 
Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu 
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri 
individu manusia, yang penampakannya menyangkut kegiatan fisik 
manusia; 
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa " feeling " afeksi 
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan 
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; 
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi bukanlah hal 
yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya, karena 
sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yang dilakukan seseorang 
itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan 
pendorong itulah yang disebut motif. 
Dari hal di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu hal 
yang sangat penting bagi setiap insan manusia untuk mencapai suatu 
keberhasilan atau tercapainya keinginan apa yang diidam-idamkan oleh setiap 
orang. Kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia ada dalam 
ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan 
apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan 
seperangkat kebutuhan, yang oleh Maslow dalam Ivor K. Davies (1986 : 215) 
diklasifikasikan menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu : 
· Kebutuhan fisiologis (antara lain : haus, lapar, seks) 
· Kebutuhan keamanan (antara lain : menyelamatkan jiwa, ketertiban) 
7
· Kebutuhan berkerabat (antara lain : identifikasi, kasih sayang, 
persahabatan) 
· Kebutuhan penghargaan (antara lain : sukses, percaya diri, harga diri) 
· Kebutuhan berusaha (antara lain : mengembangkan diri) 
Sesudah kebutuhan tingkat rendah dipenuhi, munculkan kebutuhan tingkat 
tinggi. Tetapi tidak berarti bahwa kebutuhan yang satu mesti terpenuhi 
sebelum kebutuhan lainnya muncul. Siswa yang berbakat minim pun akan 
ingin mengembangkan diri, sekalipun kebutuhan-kebutuhan lain telah 
terpenuhi. 
E. Prestasi Belajar 
Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Semiawan 
dan Munandar, 1984 ; 4) berangkat dari pola distribusi normal, anak-anak 
yang terletak di ujung sebelah kiri dan kanan tidak dapat memanfaatkan secara 
baik layanan pendidikan yang disediakan sekolah untuk kelompok normal 
atau kelompok biasa. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan 
Reigeluth (1983), hasil belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi semakin baik 
semakin baik hasil belajar, dan semakin rendah interaksi semakin rendah 
pula hasil belajarnya.Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa 
kemampuan siswa (hasil belajar) dipengaruhi oleh interaksi dan kondisi 
proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam 
penggunaan KIT IPA akantercipta suasana belajar mengajar yang 
menyenangkan sehingga akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan 
pendidikan. 
Menurut Ahmadi (1991;147) apabila perhatian terhadap sesuatu obyek 
tidak ada, tetapi obyek tersebut ternyata ada hubungannya dengan kebutuhan 
kita maka dapat diharapkan bahwa kita akan mempunyai kemauan yang besar 
terhadap obyek itu. Dengan kata lain, sasaran perhatian terhadap obyek 
tertentu ada hubungannya dengan kebutuhan yang dapat diharapkan, obyek-obyek 
tertentu tersebut akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Siswa dalam 
hal ini sebagai obyek, dan penggunaan KIT IPA sebagai subyek. 
Hubungan obyek dan subyek adalah keberhasilan yang ingin dicapai di 
8
dalam suatu tujuan. Menurut Depdiknas (2000;5) perencanaan pengaturan 
penempatan kelas ialah (a) pengaturan kelas untuk keperluan administrasi 
sekolah (b) pengaturan tempat duduk sesuai dengan jenis dan tingkat sekolah 
dengan memperhatikan kemampuan dan keadaan fisik, jenis kelamin setiap 
siswa, penempatan denah sekolah pada papan pengumuman, dan kegiatan lain 
yang sejenis, (c) pengaturan kelas memudahkan siswa dapat mengetahui 
ruangan belajar masing-masing. 
Atas dasar penegasan di atas, berikut ini disajikan ciri-ciri 
keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran 
siswa di kelas :(1) siswa menyadari arah yang dituju dalam proses belajar 
mengajar, (2) siswa merasa mendapat tanggung jawab pada beban yang 
diberikan, (3) siswa merasa tidak bosan, mengantuk, dan berkonsentrasi 
terhadap materi yang diberikan guru,(4) motivasi belajar siswa banyak 
tumbuh dari dalam diri siswa, dan (5) kreativitas siswa berkembang 
dengan baik. 
9
BAB III. 
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 
A. Subjek Penelitian 
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Slateng 02 pada siswa kelas VI 
tahun pelajaran 2008/2009 semester 2, dengan jumlah siswa sebanyak 28 
siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga petani. Dari 28 siswa terdapat 
5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18 siswa 
berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Mata pelajaran 
yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar tata 
surya. 
B. Deskripsi Per Siklus 
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan 
dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus 
1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan 
meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat 
dan antusias, senang tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi 
pembelajaran disbanding pembelajaran sebelumnya. 
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 
a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses 
pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas 
pembelajaran. 
b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar. 
1. Rencana 
a. Pra Siklus 
Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk 
memperoleh data nilai awal materi “ tata surya” dengan menggunakan 
metode pembelajaran ceramah. Dari analisa diperoleh data awal akan 
dilanjutkan dengan siklus 1 
10
b. Siklus 1 
Dari kegiatan pembelajaran melalui kegiatan instrumen yang sama 
dengan pra siklus, akan tetapi dalam siklus 1 ini media yang dipakai 
adalah KIT IPA Tata Surya. Pembelajaran diarahkan pada penggunaan Kit 
IPA sebagai media untuk mendekatkan konsep abstrak ke semi kongkret. 
c. Siklus 2 
Pada siklus yang kedua, siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, 
metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi dengan media KIT 
IPA. Siswa dalam kelompok mendemontrasikan penggunaan KIT Tata 
Surya. 
d. Siklus 3 
Pada siklus ketiga, siswa secara berkelompok tetap menggunakan 
KIT IPA sebagai media sekaligus sumber belajar. Metode Diskusi kali ini 
dipakai dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan siswa. 
2. Pelaksanaan 
a. Pra siklus 
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009, 
dengan menggunakan media gambar yang disiapkan oleh peneliti. Siswa 
diterangkan tentang tata surya. Kemudian siswa ditugaskan untuk 
menjawab pertanyaan dalam LKS. Metode yang dipakai adalah ceramah. 
Dengan tes tulis sebagai bentuk evaluasinya. 
b. Siklus 1 
Siklus 1 dilaksanakan pada Senin, 13 April 2009. Peneliti kali ini 
menggunakan media kit IPA tata surya. Siswa diminta untuk 
mendemonstrasikan penggunaan Kit IPA Tata Surya secara bergantian. 
Metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi. Terlihat antusias 
siswa masih mencapai 60% karena masih ada sebagian siswa yang masih 
kurang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan siswa lain. Bentuk 
penilaian yang digunakan adalah tes tulis. 
11
c. Siklus 2 
Siklus 2 dilaksanakan pada Senin, 20 April 2009. Peneliti kali ini 
membentuk siswa dalam kelompok dengan metode demonstrasi kelompok. 
Demonstrasi susunan tata surya dengan Kit IPA dilakukan kelompok 
dengan penjelasan anggota tata surya disampaikan oleh perwakilan 
kelompok. Kelompok lain mengamati demonstrasi dan diberikan 
kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang berdemontrasi. 
d. Siklus 3 
Siklus 3 dilaksanakan pada Senin, 27 April 2009 dengan media 
yang sama KIT IPA Tata Surya. Metode demontrasi dan diskusi menjadi 
pilihan peneliti dengan tujuan agar siswa lebih aktif disbanding dengan 
kegiatan pembelajaran siklus 2. Setelah demonstrasi kelompok 
dilaksanakan maka siswa ditugaskan untuk menggambar susunan tata 
surya pada kertas yang disediakan. Pada proses pengerjaan tugas siswa 
dalam kelompok berinteraksi dengan teman dalam kelompoknya. 
Keaktifan siswa hamper mencapai sempurna. 
C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen 
Dalam penelitian tindakan kelas instrument utama penelitian adalah 
penelitiHal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa 
peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan car menyikapinya. 
Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrument 
penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini 
adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan 
Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan 
tindakan: 
Tabel 2.1 Format Penilaian Observasi yang digunakan 
No Nama 
Siswa 
Aktivitas 
Perhatian Terhadap Keterangan 
Pekerjaan 
Membuat Catatan 
Penting 
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang 
1 
12
2 
Keterangan : 
Kolom aktifitas diisi dengan centang ( √ ) 
Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1 
No Nama Siswa 
Nilai 
Peningkatan Keterangan 
Pra Siklus Siklus 1 
1 
2 
3 
Keterangan : 
· Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil 
belajar siklus 1 
· Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai 
· Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila 
nilai >65) 
Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2 
No Nama Siswa 
Nilai 
Peningkatan Keterangan 
Siklus 1 Siklus 2 
1 
2 
3 
Keterangan : 
· Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil 
belajar siklus 2 
· Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai 
· Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila 
nilai >65) 
Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3 
No Nama Siswa 
Nilai 
Peningkatan Keterangan 
Siklus 2 Siklus 3 
1 
2 
3 
Keterangan : 
· Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil 
belajar siklus 3 
· Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai 
13
· Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila 
nilai >65) 
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana 
yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb: 
Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan 
sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab 
untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu 
dengan yang lain. 
Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti. 
Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam 
penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga 
melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan 
teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang 
catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena 
penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh 
secara lengkap dan utuh. 
D. Refleksi 
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi 
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah 
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan 
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran 
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran. 
Berikut refleksi pada masing-masing siklus: 
1. Siklus 1 
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1 
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut: 
a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media agar dapat memotivasi 
siswa 
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode 
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih 
bermakna. 
14
2. Siklus 2 
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2 
dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut: 
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat 
memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila 
guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut. 
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan 
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih berebut untuk 
mendemonstrasikan, hal ini disebabkan karena pembelajaran 
dilaksanakan dengan berkelompok. 
c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa 
dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu. 
3. Siklus 3 
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3 
adalah sebagai berikut: 
a. Media yang dipakai dalam siklus 3 sudah dapat dikatakan dapat 
memotivasi siswa dan dapat mewakili media yang mudah digunakan, 
guru sudah menyiapkan media sesuai dengan jumlah siswa. 
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan 
siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran 
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat 
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam 
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran. 
15
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 
1. Pra Siklus 
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal 
yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk 
mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan 
mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas, 
kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar 
dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas 
maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri 
dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada 
kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang 
materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti; 
Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan 
metode ceramah menggunakan tanpa menggunakan media kecuali sumber 
buku pelajaran IPA. Guru lebih banyak menerangkan dengan 
menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep sehingga 
terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan 
belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih 
tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa 
dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru. 
Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau 
evaluasi. 
Berikut data hasil belajar pra siklus: 
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus 
No Nama Nilai Tuntas 
Tidak tuntas 
1 Andriyan Subairi 50 TT 
2 Holifah 60 TT 
3 Asni Lutfiah 80 T 
16
4 Abdul Gofur 70 T 
5 Lukman Hakim 60 TT 
6 Subairi 60 TT 
7 Farida 50 TT 
8 Faridi 70 T 
9 Khoirul Ilham 80 T 
10 Ilmiyeh 70 T 
11 Halim 60 TT 
12 Gufron 70 T 
13 Jepriyanto 70 T 
14 M.Wafi Purwanto 60 TT 
15 M.Arifin 60 TT 
16 Umi Habibah 60 TT 
17 M.ikbal 60 TT 
18 Wasik 60 TT 
19 Nur Imamah 50 TT 
20 Maulida Wajarwati 60 TT 
21 Suyati 70 T 
22 Sumiyati 50 TT 
23 Riris Ria Dewi 50 TT 
24 Risdatul Jannah 60 TT 
25 Yuni Lestari 70 T 
26 Nita Novitasari 60 TT 
27 Heni Fia 50 TT 
28 Rumania 50 TT 
rata-rata 61,43 
siswa tuntas 9 
siswa tidak tuntas 19 
persentase tuntas kelas 32,14 
Keterangan: 
Rata-rata kelas : 61,43 
Jumlah siswa tuntas : 9 siswa 
Jumlah siswa tidak tuntas : 19 siswa 
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 32,14 % ( tidak tuntas ) 
Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran 
masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya 
32,14 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %. 
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa 
kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-kelebihan 
tersebut antara lain : 
1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan 
sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program 
pengajaran; 
17
2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau 
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan 
pembelajaran. 
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang 
ditemukan adalah : 
1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%) 
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu 
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai; 
2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru 
secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti 
pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan 
guru. 
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan 
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan 
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi 
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya. 
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan 
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan 
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses. 
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak 
yang didapatkannya. 
2. Pelaksanaan Siklus I 
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal, 
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 
April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai 
berikut : 
1) Hasil pengamatan terhadap guru 
a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat 
sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan 
18
b) Siswa dipaparkan tentang contoh media peraga kit IPA berupa 
susunan planet anggota tata surya yang tentunya akan menarik 
beberapa siswa baik untuk memahami. 
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola 
belajar siswa dan minat belajarnya terhadap IPA. Siswa yang 
terkesan sangat tertarik terhadap media ditunjukkan oleh lebih 
antusiasnya seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar 
dengan menggunakan media tersebut. 
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana 
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya 
waktu untuk menghasilkan produk lebih banyak. 
2). Hasil Pelaksanaan Siklus I 
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini: 
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 
No Nama 
Nilai 
Pra Siklus 
Meningkat Keterangan 
Siklus 
1 
1 Andriyan Subairi 50 60 Ya TT 
2 Holifah 60 70 Ya T 
3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T 
4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T 
5 Lukman Hakim 60 60 Tidak TT 
6 Subairi 60 70 Ya T 
7 Farida 50 60 Ya TT 
8 Faridi 70 70 Tidak T 
9 Khoirul Ilham 80 80 Tidak T 
10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T 
11 Halim 60 70 Ya T 
12 Gufron 70 70 Tidak T 
13 Jepriyanto 70 70 Tidak T 
14 M.Wafi Purwanto 60 60 Tidak TT 
15 M.Arifin 60 60 Tidak TT 
16 Umi Habibah 60 70 Ya T 
17 M.ikbal 60 70 Ya T 
18 Wasik 60 60 Tidak TT 
19 Nur Imamah 50 70 Ya T 
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT 
21 Suyati 70 80 Ya T 
22 Sumiyati 50 60 Ya TT 
23 Riris Ria Dewi 50 60 Ya TT 
24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT 
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T 
26 Nita Novitasari 60 60 Tidak TT 
27 Heni Fia 50 60 Ya TT 
19
28 Rumania 50 60 Ya TT 
rata-rata kelas 61,43 66,43 
siswa tuntas 9 15 
siswa tidak tuntas 19 13 
siswa dengan nilai meningkat 13 
persentase ketuntasan 32,14 53,57 
Keterangan: 
T : Tuntas Nilai meningkat : 13 siswa 
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 15 siswa 
Rata-rata kelas : 66,43 
Jumlah siswa tuntas : 15 
Jumlah siswa tidak tuntas : 13 
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 53,57 % ( tidak tuntas ) 
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I 
No Uraian Hasil Siklus I 
1234 
Nilai rata-rata 
Jumlah siswa yang tuntas belajar 
Jumlah siswa dengan nilai meningkat 
Persentase ketuntasan belajar 
66,43 
15 
13 
53,57 % 
Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3 
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan 
pembelajaran dengan metode demonstrasi tunggal oleh guru diperoleh 
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,40 dan ketuntasan 
belajar mencapai 53,57 % atau ada 15 siswa dari 28 siswa sudah 
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama 
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang 
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 53,57 % lebih kecil dari 
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini 
disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran 
yang dilaksanakan guru. 
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi 
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan 
ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah : 
20
a. guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat meningkatkan 
motivasi belajar siswa 
b. metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode 
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih 
bermakna. 
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 
Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 20 April 2009. 
Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun 
dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan 
media KIT IPA tata surya dan metode demonstrasi oleh siswa 
dilaksanakan secara berkelompok.. Tindakan ini berlangsung 70 menit 
untuk kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses 
belajar mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana 
pengajaran pada siklus kedua. 
Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh maju secara 
berkelompok untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat 
secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah 
merupakan hasil yang nyata. 
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II 
No Nama Nilai Siklus 1 Siklus 2 Meningkat Keterangan 
1 Andriyan Subairi 60 70 Ya T 
2 Holifah 70 80 Ya T 
3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T 
4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T 
5 Lukman Hakim 60 70 Ya T 
6 Subairi 70 80 Ya T 
7 Farida 60 70 Ya T 
8 Faridi 70 70 Tidak T 
9 Khoirul Ilham 80 90 Ya T 
10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T 
11 Halim 70 70 Tidak T 
12 Gufron 70 70 Tidak T 
13 Jepriyanto 70 70 Tidak T 
14 M.Wafi Purwanto 60 70 Ya T 
15 M.Arifin 60 60 Tidak TT 
16 Umi Habibah 70 70 Tidak T 
17 M.ikbal 70 70 Tidak T 
18 Wasik 60 60 Tidak TT 
21
19 Nur Imamah 70 70 Tidak T 
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT 
21 Suyati 80 90 Ya T 
22 Sumiyati 60 70 Ya T 
23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT 
24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT 
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T 
26 Nita Novitasari 60 70 Ya T 
27 Heni Fia 60 70 Ya T 
28 Rumania 60 60 Tidak TT 
rata-rata kelas 66,43 70,36 
siswa tuntas 15 22 
siswa tidak tuntas 13 6 
siswa dengan nilai meningkat 13 11 
persentase ketuntasan 53,57 78,57 
Keterangan: 
T : Tuntas Nilai meningkat : 11 siswa 
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 7 siswa 
Rata-rata kelas : 70,36 
Jumlah siswa tuntas : 22 
Jumlah siswa tidak tuntas : 6 
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 78,57 % ( tidak tuntas ) 
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II 
No Uraian Hasil Siklus II 
1234 
Nilai rata-rata 
Jumlah siswa yang tuntas belajar 
Jumlah siswa dengan nilai meningkat 
Persentase ketuntasan belajar 
70,36 
22 
11 
78,57 % 
Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata 
prestasi belajar siswa adalah 70,36 dan ketuntasan belajar mencapai 
78,57 % atau ada 22 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil 
ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara 
klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. 
Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan 
refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada 
siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini 
adalah sebagai berikut : 
22
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa 
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif 
karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya 
tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi 
terhadap materi; 
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif 
dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan 
metode demontrasi kelompok dengan media yang disiapkan sendiri 
oleh siswa secara kelompok 
4. Pelaksanaan Siklus III 
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II , 
dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan 
siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias 
dengan pelajaran. Media yang digunakan kali ini masih berupa KIT IPA 
tata surya. Kegiatan berkelompok ini kemudian dilanjutkan dengan 
kegiatan yang sama namun secara individu. 
Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2009. 
dengan hasil belajar siswa sebagai berikut: 
Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III 
No Nama Nilai Siklus 2 Siklus 3 Meningkat Keterangan 
1 Andriyan Subairi 70 80 Ya T 
2 Holifah 80 90 Ya T 
3 Asni Lutfiah 80 70 Tidak T 
4 Abdul Gofur 70 80 Ya T 
5 Lukman Hakim 70 70 Tidak T 
6 Subairi 80 80 Tidak T 
7 Farida 70 80 Ya T 
8 Faridi 70 70 Tidak T 
9 Khoirul Ilham 90 90 Tidak T 
10 Ilmiyeh 70 80 Ya T 
11 Halim 70 70 Tidak T 
12 Gufron 70 80 Ya T 
13 Jepriyanto 70 80 Ya T 
14 M.Wafi Purwanto 70 70 Tidak T 
15 M.Arifin 60 70 Ya T 
16 Umi Habibah 70 70 Tidak T 
17 M.ikbal 70 80 Ya T 
18 Wasik 60 70 Ya T 
23
19 Nur Imamah 70 70 Tidak T 
20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT 
21 Suyati 90 90 Tidak T 
22 Sumiyati 70 70 Tidak T 
23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT 
24 Risdatul Jannah 60 70 Ya T 
25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T 
26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T 
27 Heni Fia 70 70 Tidak T 
28 Rumania 60 70 Ya T 
rata-rata kelas 70,36 74,29 
siswa tuntas 22 26 
siswa tidak tuntas 6 2 
siswa dengan nilai meningkat 11 12 
persentase ketuntasan 78,57 92,86 
Keterangan: 
T : Tuntas Nilai meningkat : 12 siswa 
TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 16 siswa 
Rata-rata kelas : 74,29 
Jumlah siswa tuntas : 26 
Jumlah siswa tidak tuntas : 2 
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 92,86 % ( tuntas ) 
Tabel 4.7. Hasil belajar siswa pada Siklus III 
No Uraian Hasil Siklus III 
123 
Nilai rata-rata 
Jumlah siswa yang tuntas belajar 
Jumlah siswa dengan nilai meningkat 
Persentase ketuntasan belajar 
74,29 
26 
12 
92,86 % 
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil 
belajar sebesar 74,29 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 28 
siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara 
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,86 % 
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami 
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar 
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan 
siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini. 
Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat 
bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya 
antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya 
24
yang lebih paham tentang materi pelajaran tersebut. Juga dari hasil 
pembelajaran metode demonstrasi berkelompok ini murid jadi lebih 
mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya. 
Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti 
mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum 
pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa 
kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut : 
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai 
90 %; 
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif 
dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran 
demonstrasi berkelompok dengan media KIT IPA. 
B. Pembahasan Hasil Penelitian 
Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode 
demonstrasi berkelompok sangat bermanfaat untuk menunjang pemahaman 
konsep bangun ruang dalam hal ini balok dan kubus. Pelaksanaan model ini 
mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa 
pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami 
kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini 
dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1 
sebesar 66,43, siklus 2 sebesar 70,36 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar 
74,29. Data lain yang juga mendukung bahwa model pembelajaran 
demonstrasi berkelompok dapat merangsang kreatifitas dan kemampuan 
pemahaman konsep bangun ruang adalah jumlah siswa yang tuntas belajar 
secara individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 15 siswa, siklus 2 22 
siswa dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 26 siswa dari 
28siswa di kelas VI, jadi hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada 
siklus 3 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 92,86 % ( prosentase 
ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ). 
25
Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi 
pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar 
90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 
Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi 
berkelompok. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan merupakan latar 
belakang mengapa hal ini terjadi. 
BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN 
26
A. Kesimpulan 
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan 
pembelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA, 
sangat membantu siswa dalam pembelajaran IPA materi tata surya. Namun 
demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan 
persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna 
mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. 
Pembelajaran IPA dengan menggunakan media Kit IPA ini juga dapat 
meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon positif dari para siswa. 
B. Saran – Saran 
1) Saran bagi guru 
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar IPA 
materi tata surya sebaiknya dengan menggunakan Kit IPA; 
2) Saran bagi sekolah 
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti 
televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang 
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam 
metode pengajaran 
DAFTAR PUSTAKA 
27
Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi 
Aksara 
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta 
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. 
Remaja Rosda Karya 
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya 
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek. 
Jakarta: Rineka Cipta. 
Seells, Barbara B. And Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran. 
(Terjemahan Prawiradilaga dkk.). Jakarta: LPTK 
W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana 
Indonesia. 
Lampiran 1 
28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 
SIKLUS 1 
Mata Pelajaran : IPA 
Kelas/ Semester : VI / 2 
Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) 
Hari, Tanggal : Senin, 13 April 2009 
· Standar Kompetensi 
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata 
surya 
I. Kompetensi Dasar 
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya 
II. Indikator 
· Menyebutkan anggota tata surya 
· Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya 
III. Tujuan Pembelajaran 
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat: 
· Menyebutkan anggota tata surya dengan benar 
· Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar 
IV. Materi Ajar 
Tata Surya 
V. Metode Pembelajaran 
· Demonstrasi 
· Ceramah 
VI. Langkah-langkah Pembelajaran 
a. Kegiatan Awal 
· Salam, Absensi Global 
· Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk 
mengetahui pengetahuan awal siswa 
b. Kegiatan Inti 
29
· Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA 
· Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya 
· Guru mendemonstrasikan cara menggunakan kit ipa tersebut 
· Guru memberikan penjelasan tentang tata surya 
· Siswa mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya 
· Siswa membuat ringkasan materi 
c.Kegiatan Akhir 
· Evaluasi 
· Siswa dan guru menarik kesimpulan 
· Salam 
VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar 
 Kurikulum IPA Kelas6, KTSP 
 Buku IPA Kekas 6; Erlangga 
 KIT Tata Surya 
VIII.Penilaian 
a. Bentuk Penilaian 
· Tes Tulis 
b. Alat Penilaian 
Soal 
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 
1. Pusat tata surya adalah…….. 
2. Karena memancarkan cahaya sendiri maka matahari adalah sebuah…. 
3. Planet dalam antara lain……………..dan…………….. 
4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah……………. 
5. Planet terjauh dengan matahari adalah……………………… 
6. Planet ketiga dalam tata surya adalah………………………. 
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah……………………… 
8. Komet disebut juga sebagai bintang……………………….. 
9. Lintasan asteroid terletak diantara planet……………..dan…………. 
10. Tata surya kita berada dalam gugusan galaksi………………….. 
30
Kunci Jawaban 
1. matahari 6. bumi 
2. bintang 7. yupiter 
3. merkurius dan venus 8. berekor 
4. merkurius 9. mars dan yupiter 
5. neptunus 10. bima sakti 
Ledokombo, 11 April 2009 
Guru Kelas 
DAHONO 
NIM. 813663449 
31
Lampiran 2 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 
SIKLUS 2 
Mata Pelajaran : IPA 
Kelas/ Semester : VI / 2 
Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) 
Hari, Tanggal : Senin, 20 April 2009 
· Standar Kompetensi 
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata 
surya 
I. Kompetensi Dasar 
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya 
II. Indikator 
· Menyebutkan anggota tata surya 
· Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya 
III. Tujuan Pembelajaran 
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat: 
· Menyebutkan anggota tata surya dengan benar 
· Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar 
IV. Materi Ajar 
Tata Surya 
V. Metode Pembelajaran 
· Demonstrasi 
· Ceramah 
VI. Langkah-langkah Pembelajaran 
a. Kegiatan Awal 
· Salam, Absensi Global 
32
· Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk 
mengetahui pengetahuan awal siswa 
b. Kegiatan Inti 
· Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA 
· Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya 
· Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok 
· Guru memberikan penjelasan tentang tata surya 
· Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA 
susunan tata surya 
· Siswa membuat ringkasan materi 
c. Kegiatan Akhir 
· Evaluasi 
· Siswa dan guru menarik kesimpulan 
· Salam 
VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar 
 Kurikulum IPA Kelas6, KTSP 
 Buku IPA Kekas 6; Erlangga 
 KIT Tata Surya 
VIII.Penilaian 
a. Bentuk Penilaian 
· Tes Tulis 
b. Alat Penilaian 
Soal 
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 
1. Susunan benda langit yang mengelilingi matahari disebut………. 
2. Jarak antara bumi dan matahari kira-kira …………………..km 
3. Planet yang dijuluki planet merah adalah……………………….. 
4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah……………. 
5. Planet yang disebut bintang kejora adalah……………………… 
6. Planet cincin dalam tata surya adalah………………………. 
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah……………………… 
33
8. Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah……………………….. 
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut……….. 
10. Satelit alam bumi adalah………….. 
Kunci Jawaban 
1. tata surya 6. saturnus 
2. 150 7. yupiter 
3. mars 8. meteorid 
4. merkurius 9. satelit 
5. venus 10. bulan 
Ledokombo, 20 April 2009 
Guru Kelas 
DAHONO 
NIM. 813663449 
34
Lampiran 3 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 
SIKLUS 3 
Mata Pelajaran : IPA 
Kelas/ Semester : VI / 2 
Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) 
Hari, Tanggal : Senin, 27 April 2009 
· Standar Kompetensi 
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata 
surya 
Kompetensi Dasar 
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya 
Indikator 
· Menyebutkan anggota tata surya 
· Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya 
Tujuan Pembelajaran 
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat: 
· Menyebutkan anggota tata surya dengan benar 
· Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar 
Materi Ajar 
Tata Surya 
Metode Pembelajaran 
· Demonstrasi 
· Ceramah 
Langkah-langkah Pembelajaran 
a. Kegiatan Awal 
35
· Salam, Absensi Global 
· Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk 
mengetahui pengetahuan awal siswa 
b. Kegiatan Inti 
· Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA 
· Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya 
· Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok 
· Siswa dalam kelompok mendiskusikan susunan tata surya 
· Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA 
susunan tata surya untuk lebih memahami materi tata surya 
· Siswa membuat ringkasan materi 
c. Kegiatan Akhir 
· Evaluasi 
· Siswa dan guru menarik kesimpulan 
· Salam 
Alat, Bahan dan Sumber Belajar 
 Kurikulum IPA Kelas6, KTSP 
 Buku IPA Kekas 6; Erlangga 
 KIT Tata Surya 
Penilaian 
a. Bentuk Penilaian 
· Tes Tulis 
b. Alat Penilaian 
Soal 
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 
1. Benda langit terbesar dalam tata surya kita adalah………. 
2. Planet satu-satunya yang dihuni oleh mahluk hidup adalah……… 
3. Planet yang dijuluki kembaran bumi adalah……………………….. 
4. Planet yang terjauh dengan matahari adalah……………. 
5. Planet keenam dalam tata surya adalah……………….. 
6. Planet cincin dalam tata surya adalah………………………. 
36
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah……………………… 
8. Komet Halley muncul setiap……………………….. 
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut……….. 
10. Benda langit yang berteburan antara mars dan yupiter disebut…….. 
Kunci Jawaban 
1. matahari 6. saturnus 
2. bumi 7. yupiter 
3. venus 8. 76 tahun 
4. neptunus 9. satelit 
5. saturnus 10. asteroid 
Ledokombo, 27 April 2009 
Guru Kelas 
DAHONO 
NIM. 813663449 
37
Lampiran 4 
HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS 
No Nama Nilai 
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 
1 Andriyan Subairi 50 60 70 80 
2 Holifah 60 70 80 90 
3 Asni Lutfiah 80 80 80 70 
4 Abdul Gofur 70 70 70 80 
5 Lukman Hakim 60 60 70 70 
6 Subairi 60 70 80 80 
7 Farida 50 60 70 80 
8 Faridi 70 70 70 70 
9 Khoirul Ilham 80 80 90 90 
10 Ilmiyeh 70 70 70 80 
11 Halim 60 70 70 70 
12 Gufron 70 70 70 80 
13 Jepriyanto 70 70 70 80 
14 M.Wafi Purwanto 60 60 70 70 
15 M.Arifin 60 60 60 70 
16 Umi Habibah 60 70 70 70 
17 M.ikbal 60 70 70 80 
18 Wasik 60 60 60 70 
19 Nur Imamah 50 70 70 70 
20 Maulida Wajarwati 60 60 60 60 
21 Suyati 70 80 90 90 
22 Sumiyati 50 60 70 70 
23 Riris Ria Dewi 50 60 60 60 
24 Risdatul Jannah 60 60 60 70 
25 Yuni Lestari 70 70 70 70 
26 Nita Novitasari 60 60 70 70 
27 Heni Fia 50 60 70 70 
28 Rumania 50 60 60 70 
rata-rata kelas 61,43 66,43 70,36 74,29 
siswa tuntas 9 15 22 26 
siswa tidak tuntas 19 13 6 2 
siswa dengan nilai meningkat 13 11 11 
persentase ketuntasan 32,14 53,57 78,57 92,86 
38
Lampiran 5 
Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam 
Penyelenggaraan PKP 
Kepada 
Kepala UPBJJ Jember 
Di Jember 
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa : 
Nama : SUCIPTO 
NIP : 19641002 198503 1 001 
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 
Alamat Sekolah : Ledokombo Jember 
Telepon : - 
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam 
pelaksanaan PKP atas nama : 
Nama : DAHONO 
NIM : 813663449 
Program Studi : S1 PGSD 
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 
Alamat Sekolah : Ledokombo Jember 
Telepon : - 
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. 
Jember , 7 April 2009 
Mengetahui, 
Kepala Sekolah 
Teman Sejawat, 
39
SISWANTO, S.Pd. 
NIP.19620817 198303 1 021 
SUCIPTO 
NIP. 19641002 198503 1 001 
Lampiran 6 
SURAT PERNYATAAN 
Yang bertanda tangan di bawah ini: 
Nama : DAHONO 
NIM : 813 663 449 
UPBJJ-UT : JEMBER 
Menyatakan bahwa: 
Nama : SUCIPTO 
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo 
Guru Kelas : V 
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan 
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan 
Kemampuan Profesional (PKP). 
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. 
Jember, 13 April 2009 
Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan 
Mahasiswa, 
40
SUCIPTO 
NIP. 19641002 198503 1 001 
DAHONO 
NIM. 813 663 449 
Lampiran 7 
SURAT PERNYATAAN 
Yang bertanda tangan di bawah ini: 
Nama : DAHONO 
NIM : 813 663 449 
UPBJJ-UT : JEMBER 
Menyatakan bahwa: 
Nama : SUCIPTO 
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo 
Guru Kelas : V 
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan 
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan 
Kemampuan Profesional (PKP). 
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. 
Jember, 20 April 2009 
Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan 
Mahasiswa, 
41
SUCIPTO 
NIP. 19641002 198503 1 001 
DAHONO 
NIM. 813 663 449 
Lampiran 8 
SURAT PERNYATAAN 
Yang bertanda tangan di bawah ini: 
Nama : DAHONO 
NIM : 813 663 449 
UPBJJ-UT : JEMBER 
Menyatakan bahwa: 
Nama : SUCIPTO 
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo 
Guru Kelas : V 
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan 
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan 
Kemampuan Profesional (PKP). 
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. 
Jember, 27 April 2009 
Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan 
Mahasiswa, 
42
SUCIPTO 
NIP. 19641002 198503 1 001 
DAHONO 
NIM. 813 663 449 
43

More Related Content

What's hot

Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...Operator Warnet Vast Raha
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8Asep Trie
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonEko Supriyadi
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
 
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapnasrun gayo
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1Mairiza Nopia
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranHaristian Sahroni Putra
 
Contoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk utContoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk utAnshor jegong
 

What's hot (20)

Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
PKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas IPKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas I
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
PTK IPA SMP
PTK IPA SMP PTK IPA SMP
PTK IPA SMP
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
Ptk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ipsPtk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ips
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
 
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkap
 
PKP_MAT
PKP_MATPKP_MAT
PKP_MAT
 
karya ilmiah
karya ilmiahkarya ilmiah
karya ilmiah
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELASPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
 
Contoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk utContoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk ut
 

Viewers also liked

Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipaBayEvo
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
Proposal lembu-jaya-nusantara
Proposal lembu-jaya-nusantaraProposal lembu-jaya-nusantara
Proposal lembu-jaya-nusantaraSasak Gurantang
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Operator Warnet Vast Raha
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Operator Warnet Vast Raha
 
Rpp ipa kelas 6 semester 2 tata surya
Rpp ipa kelas 6  semester 2 tata suryaRpp ipa kelas 6  semester 2 tata surya
Rpp ipa kelas 6 semester 2 tata suryaRachmah Safitri
 

Viewers also liked (12)

Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Surat izin Kuliah
Surat izin KuliahSurat izin Kuliah
Surat izin Kuliah
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
Meningkatkan hasil belajar apresiasi puisi
Meningkatkan hasil belajar apresiasi puisiMeningkatkan hasil belajar apresiasi puisi
Meningkatkan hasil belajar apresiasi puisi
 
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematikaLaporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
 
Proposal lembu-jaya-nusantara
Proposal lembu-jaya-nusantaraProposal lembu-jaya-nusantara
Proposal lembu-jaya-nusantara
 
contoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VIcontoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VI
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
Buku Panduan TA
Buku Panduan TABuku Panduan TA
Buku Panduan TA
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
 
Rpp ipa kelas 6 semester 2 tata surya
Rpp ipa kelas 6  semester 2 tata suryaRpp ipa kelas 6  semester 2 tata surya
Rpp ipa kelas 6 semester 2 tata surya
 
Laporan pkp 2013 revisi
Laporan pkp 2013 revisiLaporan pkp 2013 revisi
Laporan pkp 2013 revisi
 

Similar to Ptk ipa

Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaSusanti Susanti
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 

Similar to Ptk ipa (20)

BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 

Ptk ipa

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program pemerintah melaksanakan perubahan pada sistem pembelajaran di sekolah dikarenakan melihat perubahan atau hasil peserta didik secara berkala setiap tahun. Aplikasi perubahan ini dengan selalu berubahnya program pengajaran sejak kurikulum CBSA hingga KTSP. Selain perubahan pelaksanaan kurikulum pemerintah pada tiap-tiap sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, juga ditentukan kewajiban belajar para siswa minimal 12 tahun. Pada prakteknya di lembaga-lembaga pendidikan formal perubahan hasil belajar yang lebih baik tersebut diketahui dari bagaimana sistematisasi pengajaran di sekolah. Seperti halnya gaya belajar dan pola pengajaran yang dilakukan para pengajar di sekolah. Terutama pengajaran pada sekolah-sekolah yang terdapat jurusan eksak dan/atau MIPA. Pengajaran jurusan eksak atau IPA seyogyanya menerapkan sistem pengajaran yang lebih efektif dan efisien, karena bobot jurusan tersebut lebih besar dari program IPS dan Bahasa. Oleh karena itu, sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan formal seyogyanya mampu mengadakan fasilitas pendukung pembelajaran yang layak pakai. Pada penelitian ini penyusun lebih mengkerucut pada Pembelajaran IPA. Pengajaran pada tingkat dasar SD atau MI pada lembaga dasar pendidikan formal tersebut lebih memberikan bekal dan dasar pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pada jenjang Sekolah lanjutan. Lembaga pendidikan formal sekolah dasar merupakan penentu arah bakat dan kompetensi peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia dasar ( 6 tahun – 12 tahun), merupakan saat yang menentukan seorang anak untuk bertindak ke arah kemana yang dinginkan. Kisaran usia tersebut masih labil atau mudah terpengaruh kepada hal-hal yang dapat mempengaruhi. Oleh karena itu seyogyanya dididik dan diberikan pendidikan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun mental anak. Praktek di 1
  • 2. lapangan penerapan metode pengajaran di tingkat sekolah dasar bersifat variatif atau disesuaikan dengan program kurikulum dan gaya mengajar tenaga pendidik di sekolah tertentu. Gaya belajar yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah dasar tertentu masih ada yang menerapkan gaya belajar konvensional atau pengajaran klasik yang terpaku pada seorang pengajar atau hanya dilakukan pembalajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori dapat dikatakan sebagai pengajaran yang bersifat satu arah yakni dari pengajar kepada para peserta didik, pengajaran ini kerapkali dilakukan. Penanaman dasar keilmuan tentang pembelajaran IPA memerlukan teknik atau metode pembelajaran yang searah dengan materi yang diajarkan (Suharsimi Arikunto, 1993: 18). Selain itu juga melihat kemampuan dan gaya belajar siswa dalam menyerap materi yang disampaikan pengajar saat pembelajaran berlangsung. Sebenarnya pembelajaran atau metode pada bidang IPA di tingkat sekolah dasar cukup banyak untuk diterapkan di kelas. Dalam hal ini penyusun menerapkan metode pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan materi yang dilaksanakan di kelas. Sekarang ini pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar hanya menggunakan konvensional atau pengajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori yakni pengajaran yang bersifat satu arah, yakni dari guru ke para siswa. Seyogyanya pengajaran seperti hal tersebut sudah tidak layak untuk dipakai, karena tidak memberikan pengalaman belajar yang baik pada perkembangan dan penerapan wawasan siswa di masyarakat nanti (Djamarah, 1997: 36). Metodologi pembelajaran yang diterapkan pada saat sekarang sudah mengarah kepada skill atau keahlian memahami, menerapkan dan membuktikan hal-hal baru pada bidang yang dipelajari. Penilaian dalam pembelajaran saat sekarang pun dari dinas pendidikan atau yang terkait lainnya yakni hal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor (Tabrani Rusyan, 1993: 11). Penilaian ini mempunyai keefektifan yang lebih baik dari penilaian konvensional. Penilaian kognitif yakni penilaian yang mengarah pada pemikiran dan/atau pemahaman para peserta didik. Penilaian afektif yakni penilaian yang mengarah pada sikap dari hasil pembelajaran. 2
  • 3. Psikomotor yakni penilaian yang mengarah pada praktek atau hasil yang tampak dari pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran pada studi seyogyanya memenuhi beberapa syarat keberhasilan dalam pembelajaran. Salah satu keberhasilan yang seyogyanya ada dalam pembelajaran yakni adanya komunikasi pembelajaran di kelas (Sudarwan Danim, 1995: 61-12). Komunikasi antara pengajar dan peserta didik mesti terjaga dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Keadaan tersebut di atas sebenarnya bukan masalah yang signifikan yang menjadi kendala dalam kesuksesan belajar akan tetapi diperlukan keprofesionalan seorang pengajar. Artinya kesuksesan pembalajaran ditentukan oleh pengajar dan mau dibawa kemana para siswa tersebut. Kesuksesan tersebut yakni seorang pengajar seyogyanya mempunyai beberap srategi, metode atau pendekatan yang memberikan rangsangan kepada peserta didik dalam belajar IPA. Berangkat dari latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul Penggunaan Kit IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VI SDN Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Jember. 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahannya sebagi berikut: 1. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya dengan penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SDN Slateng 02 Ledokombo Jember? 2. Bagaimanakah cara menggunakan Kit IPA agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ? 3
  • 4. 1.3 Tujuan Perbaikan Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata pelajaran IPA setelah penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. 2. Ingin menganalisis dampak penggunaan Kit IPA dalam meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember 1.4 Manfaat Perbaikan Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA 2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA di SDN Slateng 02 Ledokombo Jember 3. Menerapkan metode dan media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran IPA. 4
  • 5. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Psikologi Dalam Pengajaran IPA Di dalam pembelajaran IPA anak tidak akan sama dalam menerima materi dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya. Ahmadi dan Supriyono (1991:108) melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas. Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa berguna dalam membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok menghendaki peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi atau pendek, dimana menempatkan siswa yang memiliki kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelamin siswa perlu juga dijadikan pertimbangan dalam pengelompokan siswa. Siswa yang cerdas, yang bodoh, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara, suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya, dan sebagainya. Sebaiknya dipisah agar kelompok tidak didominasi oleh satu kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang. B. Metode Pembelajaran Berdasarkan metode pembelajaran yang dianjurkan, terdapat berbagai metode yang berbeda yang diwakili oleh pembelajaran-pembelajaran yang dijabarkan dalam buku IPA Guru. Metode apa yang dipilih tergantung pada mata pelajaran dan pada tujuan dari pembelajaran tersebut. Metode tersebut 5
  • 6. antara lain : Ceramah, pemberian tugas diskusi / kelompok, wisata, karya wisata, tanya jawab, demonstrasi, problem solving, dan masih banyak yang lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa. C. Penggunaan Peralatan Kit IPA 1. Arti, Jenis, dan fungsi KIT IPA KIT IPA merupakan nama alat-alat IPA yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar. Jenis KIT IPA, antara lain : · KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan · KIT IPA untuk Guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan. · KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu. Macam-macam peraga di dalam KIT IPA antara lain: Makhluk Hidup; Makhluk hidup berkembang biak.; Pemeliharaan dan pengembangbiakan makhluk hidup.; Populasi; Alat indera; Magnet; Listrik; Organ tubuh manusia; Tata Surya; Bentuk dan gerakan bumi. Kegunaan Kit IPA antara lain untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,Untuk penekanan pada metode-metode pembelajaran interaktif,Untuk mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia,Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu, Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi, dan teknik di Indonesia, Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999. D. Motivasi Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap kehidupan seseorang dalam setiap aktivitasnya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Kata " motif " diartikan sebagai daya upaya yang 6
  • 7. mendorong seseorang untuk menentukan sesuatu, berawal dari " motif " itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Hudoyo (1995:24) Motivasi Belajar adalah " Dorongan untuk mempelajari sesuatu dengan sungguh-sungguh sehingga memiliki pengertian yang lebih mendalam dalam bidang tersebut untuk mendapatkan kepandaian. Sedangkan menurut Mc. Donal dalam Suyabrata (1981:30), Motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri individu manusia, yang penampakannya menyangkut kegiatan fisik manusia; b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa " feeling " afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya, karena sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yang dilakukan seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan pendorong itulah yang disebut motif. Dari hal di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan manusia untuk mencapai suatu keberhasilan atau tercapainya keinginan apa yang diidam-idamkan oleh setiap orang. Kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia ada dalam ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan seperangkat kebutuhan, yang oleh Maslow dalam Ivor K. Davies (1986 : 215) diklasifikasikan menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu : · Kebutuhan fisiologis (antara lain : haus, lapar, seks) · Kebutuhan keamanan (antara lain : menyelamatkan jiwa, ketertiban) 7
  • 8. · Kebutuhan berkerabat (antara lain : identifikasi, kasih sayang, persahabatan) · Kebutuhan penghargaan (antara lain : sukses, percaya diri, harga diri) · Kebutuhan berusaha (antara lain : mengembangkan diri) Sesudah kebutuhan tingkat rendah dipenuhi, munculkan kebutuhan tingkat tinggi. Tetapi tidak berarti bahwa kebutuhan yang satu mesti terpenuhi sebelum kebutuhan lainnya muncul. Siswa yang berbakat minim pun akan ingin mengembangkan diri, sekalipun kebutuhan-kebutuhan lain telah terpenuhi. E. Prestasi Belajar Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Semiawan dan Munandar, 1984 ; 4) berangkat dari pola distribusi normal, anak-anak yang terletak di ujung sebelah kiri dan kanan tidak dapat memanfaatkan secara baik layanan pendidikan yang disediakan sekolah untuk kelompok normal atau kelompok biasa. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Reigeluth (1983), hasil belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi semakin baik semakin baik hasil belajar, dan semakin rendah interaksi semakin rendah pula hasil belajarnya.Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa (hasil belajar) dipengaruhi oleh interaksi dan kondisi proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam penggunaan KIT IPA akantercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Ahmadi (1991;147) apabila perhatian terhadap sesuatu obyek tidak ada, tetapi obyek tersebut ternyata ada hubungannya dengan kebutuhan kita maka dapat diharapkan bahwa kita akan mempunyai kemauan yang besar terhadap obyek itu. Dengan kata lain, sasaran perhatian terhadap obyek tertentu ada hubungannya dengan kebutuhan yang dapat diharapkan, obyek-obyek tertentu tersebut akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Siswa dalam hal ini sebagai obyek, dan penggunaan KIT IPA sebagai subyek. Hubungan obyek dan subyek adalah keberhasilan yang ingin dicapai di 8
  • 9. dalam suatu tujuan. Menurut Depdiknas (2000;5) perencanaan pengaturan penempatan kelas ialah (a) pengaturan kelas untuk keperluan administrasi sekolah (b) pengaturan tempat duduk sesuai dengan jenis dan tingkat sekolah dengan memperhatikan kemampuan dan keadaan fisik, jenis kelamin setiap siswa, penempatan denah sekolah pada papan pengumuman, dan kegiatan lain yang sejenis, (c) pengaturan kelas memudahkan siswa dapat mengetahui ruangan belajar masing-masing. Atas dasar penegasan di atas, berikut ini disajikan ciri-ciri keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran siswa di kelas :(1) siswa menyadari arah yang dituju dalam proses belajar mengajar, (2) siswa merasa mendapat tanggung jawab pada beban yang diberikan, (3) siswa merasa tidak bosan, mengantuk, dan berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan guru,(4) motivasi belajar siswa banyak tumbuh dari dalam diri siswa, dan (5) kreativitas siswa berkembang dengan baik. 9
  • 10. BAB III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Slateng 02 pada siswa kelas VI tahun pelajaran 2008/2009 semester 2, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga petani. Dari 28 siswa terdapat 5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18 siswa berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Mata pelajaran yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar tata surya. B. Deskripsi Per Siklus Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat dan antusias, senang tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi pembelajaran disbanding pembelajaran sebelumnya. Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut : a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas pembelajaran. b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar. 1. Rencana a. Pra Siklus Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk memperoleh data nilai awal materi “ tata surya” dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. Dari analisa diperoleh data awal akan dilanjutkan dengan siklus 1 10
  • 11. b. Siklus 1 Dari kegiatan pembelajaran melalui kegiatan instrumen yang sama dengan pra siklus, akan tetapi dalam siklus 1 ini media yang dipakai adalah KIT IPA Tata Surya. Pembelajaran diarahkan pada penggunaan Kit IPA sebagai media untuk mendekatkan konsep abstrak ke semi kongkret. c. Siklus 2 Pada siklus yang kedua, siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi dengan media KIT IPA. Siswa dalam kelompok mendemontrasikan penggunaan KIT Tata Surya. d. Siklus 3 Pada siklus ketiga, siswa secara berkelompok tetap menggunakan KIT IPA sebagai media sekaligus sumber belajar. Metode Diskusi kali ini dipakai dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan siswa. 2. Pelaksanaan a. Pra siklus Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009, dengan menggunakan media gambar yang disiapkan oleh peneliti. Siswa diterangkan tentang tata surya. Kemudian siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan dalam LKS. Metode yang dipakai adalah ceramah. Dengan tes tulis sebagai bentuk evaluasinya. b. Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan pada Senin, 13 April 2009. Peneliti kali ini menggunakan media kit IPA tata surya. Siswa diminta untuk mendemonstrasikan penggunaan Kit IPA Tata Surya secara bergantian. Metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi. Terlihat antusias siswa masih mencapai 60% karena masih ada sebagian siswa yang masih kurang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan siswa lain. Bentuk penilaian yang digunakan adalah tes tulis. 11
  • 12. c. Siklus 2 Siklus 2 dilaksanakan pada Senin, 20 April 2009. Peneliti kali ini membentuk siswa dalam kelompok dengan metode demonstrasi kelompok. Demonstrasi susunan tata surya dengan Kit IPA dilakukan kelompok dengan penjelasan anggota tata surya disampaikan oleh perwakilan kelompok. Kelompok lain mengamati demonstrasi dan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang berdemontrasi. d. Siklus 3 Siklus 3 dilaksanakan pada Senin, 27 April 2009 dengan media yang sama KIT IPA Tata Surya. Metode demontrasi dan diskusi menjadi pilihan peneliti dengan tujuan agar siswa lebih aktif disbanding dengan kegiatan pembelajaran siklus 2. Setelah demonstrasi kelompok dilaksanakan maka siswa ditugaskan untuk menggambar susunan tata surya pada kertas yang disediakan. Pada proses pengerjaan tugas siswa dalam kelompok berinteraksi dengan teman dalam kelompoknya. Keaktifan siswa hamper mencapai sempurna. C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen Dalam penelitian tindakan kelas instrument utama penelitian adalah penelitiHal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan car menyikapinya. Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrument penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan tindakan: Tabel 2.1 Format Penilaian Observasi yang digunakan No Nama Siswa Aktivitas Perhatian Terhadap Keterangan Pekerjaan Membuat Catatan Penting Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang 1 12
  • 13. 2 Keterangan : Kolom aktifitas diisi dengan centang ( √ ) Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1 No Nama Siswa Nilai Peningkatan Keterangan Pra Siklus Siklus 1 1 2 3 Keterangan : · Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil belajar siklus 1 · Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai · Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65) Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2 No Nama Siswa Nilai Peningkatan Keterangan Siklus 1 Siklus 2 1 2 3 Keterangan : · Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil belajar siklus 2 · Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai · Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65) Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3 No Nama Siswa Nilai Peningkatan Keterangan Siklus 2 Siklus 3 1 2 3 Keterangan : · Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil belajar siklus 3 · Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai 13
  • 14. · Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65) Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb: Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu dengan yang lain. Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti. Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh secara lengkap dan utuh. D. Refleksi Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran. Berikut refleksi pada masing-masing siklus: 1. Siklus 1 Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1 dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut: a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media agar dapat memotivasi siswa b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. 14
  • 15. 2. Siklus 2 Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2 dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut: a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut. b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih berebut untuk mendemonstrasikan, hal ini disebabkan karena pembelajaran dilaksanakan dengan berkelompok. c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu. 3. Siklus 3 Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3 adalah sebagai berikut: a. Media yang dipakai dalam siklus 3 sudah dapat dikatakan dapat memotivasi siswa dan dapat mewakili media yang mudah digunakan, guru sudah menyiapkan media sesuai dengan jumlah siswa. b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran. 15
  • 16. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 1. Pra Siklus Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti; Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan metode ceramah menggunakan tanpa menggunakan media kecuali sumber buku pelajaran IPA. Guru lebih banyak menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau evaluasi. Berikut data hasil belajar pra siklus: Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus No Nama Nilai Tuntas Tidak tuntas 1 Andriyan Subairi 50 TT 2 Holifah 60 TT 3 Asni Lutfiah 80 T 16
  • 17. 4 Abdul Gofur 70 T 5 Lukman Hakim 60 TT 6 Subairi 60 TT 7 Farida 50 TT 8 Faridi 70 T 9 Khoirul Ilham 80 T 10 Ilmiyeh 70 T 11 Halim 60 TT 12 Gufron 70 T 13 Jepriyanto 70 T 14 M.Wafi Purwanto 60 TT 15 M.Arifin 60 TT 16 Umi Habibah 60 TT 17 M.ikbal 60 TT 18 Wasik 60 TT 19 Nur Imamah 50 TT 20 Maulida Wajarwati 60 TT 21 Suyati 70 T 22 Sumiyati 50 TT 23 Riris Ria Dewi 50 TT 24 Risdatul Jannah 60 TT 25 Yuni Lestari 70 T 26 Nita Novitasari 60 TT 27 Heni Fia 50 TT 28 Rumania 50 TT rata-rata 61,43 siswa tuntas 9 siswa tidak tuntas 19 persentase tuntas kelas 32,14 Keterangan: Rata-rata kelas : 61,43 Jumlah siswa tuntas : 9 siswa Jumlah siswa tidak tuntas : 19 siswa Prosentase Ketuntasan Klasikal : 32,14 % ( tidak tuntas ) Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya 32,14 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %. Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain : 1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program pengajaran; 17
  • 18. 2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang ditemukan adalah : 1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%) hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai; 2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan guru. Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya. Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses. Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak yang didapatkannya. 2. Pelaksanaan Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal, peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut : 1) Hasil pengamatan terhadap guru a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan 18
  • 19. b) Siswa dipaparkan tentang contoh media peraga kit IPA berupa susunan planet anggota tata surya yang tentunya akan menarik beberapa siswa baik untuk memahami. c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola belajar siswa dan minat belajarnya terhadap IPA. Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap media ditunjukkan oleh lebih antusiasnya seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media tersebut. d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya waktu untuk menghasilkan produk lebih banyak. 2). Hasil Pelaksanaan Siklus I Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 No Nama Nilai Pra Siklus Meningkat Keterangan Siklus 1 1 Andriyan Subairi 50 60 Ya TT 2 Holifah 60 70 Ya T 3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T 4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T 5 Lukman Hakim 60 60 Tidak TT 6 Subairi 60 70 Ya T 7 Farida 50 60 Ya TT 8 Faridi 70 70 Tidak T 9 Khoirul Ilham 80 80 Tidak T 10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T 11 Halim 60 70 Ya T 12 Gufron 70 70 Tidak T 13 Jepriyanto 70 70 Tidak T 14 M.Wafi Purwanto 60 60 Tidak TT 15 M.Arifin 60 60 Tidak TT 16 Umi Habibah 60 70 Ya T 17 M.ikbal 60 70 Ya T 18 Wasik 60 60 Tidak TT 19 Nur Imamah 50 70 Ya T 20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT 21 Suyati 70 80 Ya T 22 Sumiyati 50 60 Ya TT 23 Riris Ria Dewi 50 60 Ya TT 24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT 25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T 26 Nita Novitasari 60 60 Tidak TT 27 Heni Fia 50 60 Ya TT 19
  • 20. 28 Rumania 50 60 Ya TT rata-rata kelas 61,43 66,43 siswa tuntas 9 15 siswa tidak tuntas 19 13 siswa dengan nilai meningkat 13 persentase ketuntasan 32,14 53,57 Keterangan: T : Tuntas Nilai meningkat : 13 siswa TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 15 siswa Rata-rata kelas : 66,43 Jumlah siswa tuntas : 15 Jumlah siswa tidak tuntas : 13 Prosentase Ketuntasan Klasikal : 53,57 % ( tidak tuntas ) Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1234 Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa dengan nilai meningkat Persentase ketuntasan belajar 66,43 15 13 53,57 % Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan metode demonstrasi tunggal oleh guru diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,40 dan ketuntasan belajar mencapai 53,57 % atau ada 15 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 53,57 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan guru. Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah : 20
  • 21. a. guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa b. metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 20 April 2009. Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan media KIT IPA tata surya dan metode demonstrasi oleh siswa dilaksanakan secara berkelompok.. Tindakan ini berlangsung 70 menit untuk kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pengajaran pada siklus kedua. Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh maju secara berkelompok untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah merupakan hasil yang nyata. Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II No Nama Nilai Siklus 1 Siklus 2 Meningkat Keterangan 1 Andriyan Subairi 60 70 Ya T 2 Holifah 70 80 Ya T 3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T 4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T 5 Lukman Hakim 60 70 Ya T 6 Subairi 70 80 Ya T 7 Farida 60 70 Ya T 8 Faridi 70 70 Tidak T 9 Khoirul Ilham 80 90 Ya T 10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T 11 Halim 70 70 Tidak T 12 Gufron 70 70 Tidak T 13 Jepriyanto 70 70 Tidak T 14 M.Wafi Purwanto 60 70 Ya T 15 M.Arifin 60 60 Tidak TT 16 Umi Habibah 70 70 Tidak T 17 M.ikbal 70 70 Tidak T 18 Wasik 60 60 Tidak TT 21
  • 22. 19 Nur Imamah 70 70 Tidak T 20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT 21 Suyati 80 90 Ya T 22 Sumiyati 60 70 Ya T 23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT 24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT 25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T 26 Nita Novitasari 60 70 Ya T 27 Heni Fia 60 70 Ya T 28 Rumania 60 60 Tidak TT rata-rata kelas 66,43 70,36 siswa tuntas 15 22 siswa tidak tuntas 13 6 siswa dengan nilai meningkat 13 11 persentase ketuntasan 53,57 78,57 Keterangan: T : Tuntas Nilai meningkat : 11 siswa TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 7 siswa Rata-rata kelas : 70,36 Jumlah siswa tuntas : 22 Jumlah siswa tidak tuntas : 6 Prosentase Ketuntasan Klasikal : 78,57 % ( tidak tuntas ) Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1234 Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa dengan nilai meningkat Persentase ketuntasan belajar 70,36 22 11 78,57 % Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,36 dan ketuntasan belajar mencapai 78,57 % atau ada 22 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini adalah sebagai berikut : 22
  • 23. 1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi terhadap materi; 2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan metode demontrasi kelompok dengan media yang disiapkan sendiri oleh siswa secara kelompok 4. Pelaksanaan Siklus III Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II , dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias dengan pelajaran. Media yang digunakan kali ini masih berupa KIT IPA tata surya. Kegiatan berkelompok ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan yang sama namun secara individu. Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2009. dengan hasil belajar siswa sebagai berikut: Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III No Nama Nilai Siklus 2 Siklus 3 Meningkat Keterangan 1 Andriyan Subairi 70 80 Ya T 2 Holifah 80 90 Ya T 3 Asni Lutfiah 80 70 Tidak T 4 Abdul Gofur 70 80 Ya T 5 Lukman Hakim 70 70 Tidak T 6 Subairi 80 80 Tidak T 7 Farida 70 80 Ya T 8 Faridi 70 70 Tidak T 9 Khoirul Ilham 90 90 Tidak T 10 Ilmiyeh 70 80 Ya T 11 Halim 70 70 Tidak T 12 Gufron 70 80 Ya T 13 Jepriyanto 70 80 Ya T 14 M.Wafi Purwanto 70 70 Tidak T 15 M.Arifin 60 70 Ya T 16 Umi Habibah 70 70 Tidak T 17 M.ikbal 70 80 Ya T 18 Wasik 60 70 Ya T 23
  • 24. 19 Nur Imamah 70 70 Tidak T 20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT 21 Suyati 90 90 Tidak T 22 Sumiyati 70 70 Tidak T 23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT 24 Risdatul Jannah 60 70 Ya T 25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T 26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T 27 Heni Fia 70 70 Tidak T 28 Rumania 60 70 Ya T rata-rata kelas 70,36 74,29 siswa tuntas 22 26 siswa tidak tuntas 6 2 siswa dengan nilai meningkat 11 12 persentase ketuntasan 78,57 92,86 Keterangan: T : Tuntas Nilai meningkat : 12 siswa TT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 16 siswa Rata-rata kelas : 74,29 Jumlah siswa tuntas : 26 Jumlah siswa tidak tuntas : 2 Prosentase Ketuntasan Klasikal : 92,86 % ( tuntas ) Tabel 4.7. Hasil belajar siswa pada Siklus III No Uraian Hasil Siklus III 123 Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa dengan nilai meningkat Persentase ketuntasan belajar 74,29 26 12 92,86 % Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 74,29 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 28 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,86 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini. Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya 24
  • 25. yang lebih paham tentang materi pelajaran tersebut. Juga dari hasil pembelajaran metode demonstrasi berkelompok ini murid jadi lebih mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya. Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut : 1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai 90 %; 2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran demonstrasi berkelompok dengan media KIT IPA. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi berkelompok sangat bermanfaat untuk menunjang pemahaman konsep bangun ruang dalam hal ini balok dan kubus. Pelaksanaan model ini mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1 sebesar 66,43, siklus 2 sebesar 70,36 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar 74,29. Data lain yang juga mendukung bahwa model pembelajaran demonstrasi berkelompok dapat merangsang kreatifitas dan kemampuan pemahaman konsep bangun ruang adalah jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 15 siswa, siklus 2 22 siswa dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 26 siswa dari 28siswa di kelas VI, jadi hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada siklus 3 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 92,86 % ( prosentase ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ). 25
  • 26. Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar 90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi berkelompok. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan merupakan latar belakang mengapa hal ini terjadi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 26
  • 27. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA, sangat membantu siswa dalam pembelajaran IPA materi tata surya. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran IPA dengan menggunakan media Kit IPA ini juga dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon positif dari para siswa. B. Saran – Saran 1) Saran bagi guru Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar IPA materi tata surya sebaiknya dengan menggunakan Kit IPA; 2) Saran bagi sekolah Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam metode pengajaran DAFTAR PUSTAKA 27
  • 28. Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Seells, Barbara B. And Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran. (Terjemahan Prawiradilaga dkk.). Jakarta: LPTK W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Lampiran 1 28
  • 29. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1 Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VI / 2 Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) Hari, Tanggal : Senin, 13 April 2009 · Standar Kompetensi 9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata surya I. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya II. Indikator · Menyebutkan anggota tata surya · Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya III. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat: · Menyebutkan anggota tata surya dengan benar · Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar IV. Materi Ajar Tata Surya V. Metode Pembelajaran · Demonstrasi · Ceramah VI. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal · Salam, Absensi Global · Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa b. Kegiatan Inti 29
  • 30. · Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA · Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya · Guru mendemonstrasikan cara menggunakan kit ipa tersebut · Guru memberikan penjelasan tentang tata surya · Siswa mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya · Siswa membuat ringkasan materi c.Kegiatan Akhir · Evaluasi · Siswa dan guru menarik kesimpulan · Salam VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar  Kurikulum IPA Kelas6, KTSP  Buku IPA Kekas 6; Erlangga  KIT Tata Surya VIII.Penilaian a. Bentuk Penilaian · Tes Tulis b. Alat Penilaian Soal Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Pusat tata surya adalah…….. 2. Karena memancarkan cahaya sendiri maka matahari adalah sebuah…. 3. Planet dalam antara lain……………..dan…………….. 4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah……………. 5. Planet terjauh dengan matahari adalah……………………… 6. Planet ketiga dalam tata surya adalah………………………. 7. Planet terbesar dalam tata surya adalah……………………… 8. Komet disebut juga sebagai bintang……………………….. 9. Lintasan asteroid terletak diantara planet……………..dan…………. 10. Tata surya kita berada dalam gugusan galaksi………………….. 30
  • 31. Kunci Jawaban 1. matahari 6. bumi 2. bintang 7. yupiter 3. merkurius dan venus 8. berekor 4. merkurius 9. mars dan yupiter 5. neptunus 10. bima sakti Ledokombo, 11 April 2009 Guru Kelas DAHONO NIM. 813663449 31
  • 32. Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 2 Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VI / 2 Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) Hari, Tanggal : Senin, 20 April 2009 · Standar Kompetensi 9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata surya I. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya II. Indikator · Menyebutkan anggota tata surya · Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya III. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat: · Menyebutkan anggota tata surya dengan benar · Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar IV. Materi Ajar Tata Surya V. Metode Pembelajaran · Demonstrasi · Ceramah VI. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal · Salam, Absensi Global 32
  • 33. · Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa b. Kegiatan Inti · Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA · Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya · Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok · Guru memberikan penjelasan tentang tata surya · Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya · Siswa membuat ringkasan materi c. Kegiatan Akhir · Evaluasi · Siswa dan guru menarik kesimpulan · Salam VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar  Kurikulum IPA Kelas6, KTSP  Buku IPA Kekas 6; Erlangga  KIT Tata Surya VIII.Penilaian a. Bentuk Penilaian · Tes Tulis b. Alat Penilaian Soal Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Susunan benda langit yang mengelilingi matahari disebut………. 2. Jarak antara bumi dan matahari kira-kira …………………..km 3. Planet yang dijuluki planet merah adalah……………………….. 4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah……………. 5. Planet yang disebut bintang kejora adalah……………………… 6. Planet cincin dalam tata surya adalah………………………. 7. Planet terbesar dalam tata surya adalah……………………… 33
  • 34. 8. Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah……………………….. 9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut……….. 10. Satelit alam bumi adalah………….. Kunci Jawaban 1. tata surya 6. saturnus 2. 150 7. yupiter 3. mars 8. meteorid 4. merkurius 9. satelit 5. venus 10. bulan Ledokombo, 20 April 2009 Guru Kelas DAHONO NIM. 813663449 34
  • 35. Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 3 Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VI / 2 Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) Hari, Tanggal : Senin, 27 April 2009 · Standar Kompetensi 9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata surya Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya Indikator · Menyebutkan anggota tata surya · Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat: · Menyebutkan anggota tata surya dengan benar · Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar Materi Ajar Tata Surya Metode Pembelajaran · Demonstrasi · Ceramah Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal 35
  • 36. · Salam, Absensi Global · Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa b. Kegiatan Inti · Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA · Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya · Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok · Siswa dalam kelompok mendiskusikan susunan tata surya · Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya untuk lebih memahami materi tata surya · Siswa membuat ringkasan materi c. Kegiatan Akhir · Evaluasi · Siswa dan guru menarik kesimpulan · Salam Alat, Bahan dan Sumber Belajar  Kurikulum IPA Kelas6, KTSP  Buku IPA Kekas 6; Erlangga  KIT Tata Surya Penilaian a. Bentuk Penilaian · Tes Tulis b. Alat Penilaian Soal Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Benda langit terbesar dalam tata surya kita adalah………. 2. Planet satu-satunya yang dihuni oleh mahluk hidup adalah……… 3. Planet yang dijuluki kembaran bumi adalah……………………….. 4. Planet yang terjauh dengan matahari adalah……………. 5. Planet keenam dalam tata surya adalah……………….. 6. Planet cincin dalam tata surya adalah………………………. 36
  • 37. 7. Planet terbesar dalam tata surya adalah……………………… 8. Komet Halley muncul setiap……………………….. 9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut……….. 10. Benda langit yang berteburan antara mars dan yupiter disebut…….. Kunci Jawaban 1. matahari 6. saturnus 2. bumi 7. yupiter 3. venus 8. 76 tahun 4. neptunus 9. satelit 5. saturnus 10. asteroid Ledokombo, 27 April 2009 Guru Kelas DAHONO NIM. 813663449 37
  • 38. Lampiran 4 HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS No Nama Nilai Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 1 Andriyan Subairi 50 60 70 80 2 Holifah 60 70 80 90 3 Asni Lutfiah 80 80 80 70 4 Abdul Gofur 70 70 70 80 5 Lukman Hakim 60 60 70 70 6 Subairi 60 70 80 80 7 Farida 50 60 70 80 8 Faridi 70 70 70 70 9 Khoirul Ilham 80 80 90 90 10 Ilmiyeh 70 70 70 80 11 Halim 60 70 70 70 12 Gufron 70 70 70 80 13 Jepriyanto 70 70 70 80 14 M.Wafi Purwanto 60 60 70 70 15 M.Arifin 60 60 60 70 16 Umi Habibah 60 70 70 70 17 M.ikbal 60 70 70 80 18 Wasik 60 60 60 70 19 Nur Imamah 50 70 70 70 20 Maulida Wajarwati 60 60 60 60 21 Suyati 70 80 90 90 22 Sumiyati 50 60 70 70 23 Riris Ria Dewi 50 60 60 60 24 Risdatul Jannah 60 60 60 70 25 Yuni Lestari 70 70 70 70 26 Nita Novitasari 60 60 70 70 27 Heni Fia 50 60 70 70 28 Rumania 50 60 60 70 rata-rata kelas 61,43 66,43 70,36 74,29 siswa tuntas 9 15 22 26 siswa tidak tuntas 19 13 6 2 siswa dengan nilai meningkat 13 11 11 persentase ketuntasan 32,14 53,57 78,57 92,86 38
  • 39. Lampiran 5 Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PKP Kepada Kepala UPBJJ Jember Di Jember Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa : Nama : SUCIPTO NIP : 19641002 198503 1 001 Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Alamat Sekolah : Ledokombo Jember Telepon : - Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama : Nama : DAHONO NIM : 813663449 Program Studi : S1 PGSD Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Alamat Sekolah : Ledokombo Jember Telepon : - Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Jember , 7 April 2009 Mengetahui, Kepala Sekolah Teman Sejawat, 39
  • 40. SISWANTO, S.Pd. NIP.19620817 198303 1 021 SUCIPTO NIP. 19641002 198503 1 001 Lampiran 6 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : DAHONO NIM : 813 663 449 UPBJJ-UT : JEMBER Menyatakan bahwa: Nama : SUCIPTO Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo Guru Kelas : V adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Jember, 13 April 2009 Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa, 40
  • 41. SUCIPTO NIP. 19641002 198503 1 001 DAHONO NIM. 813 663 449 Lampiran 7 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : DAHONO NIM : 813 663 449 UPBJJ-UT : JEMBER Menyatakan bahwa: Nama : SUCIPTO Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo Guru Kelas : V adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Jember, 20 April 2009 Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa, 41
  • 42. SUCIPTO NIP. 19641002 198503 1 001 DAHONO NIM. 813 663 449 Lampiran 8 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : DAHONO NIM : 813 663 449 UPBJJ-UT : JEMBER Menyatakan bahwa: Nama : SUCIPTO Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo Guru Kelas : V adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Jember, 27 April 2009 Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa, 42
  • 43. SUCIPTO NIP. 19641002 198503 1 001 DAHONO NIM. 813 663 449 43