SlideShare a Scribd company logo
1 of 100
1
Matriks, Relasi, dan Fungsi
Matematika Informatika
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
Relasi Kesetaraan
DEFINISI. Relasi R pada himpunan A
disebut relasi kesetaraan
(equivalence relation) jika ia refleksif,
setangkup dan menghantar.
75
• Secara intuitif, di dalam relasi
kesetaraan, dua benda berhubungan
jika keduanya memiliki beberapa sifat
yang sama atau memenuhi beberapa
persyaratan yang sama.
• Dua elemen yang dihubungkan dengan
relasi kesetaraan dinamakan setara
(equivalent).
76
• Contoh:
A = himpunan mahasiswa, R relasi pada A:
(a, b) ∈ R jika a satu angkatan dengan b.
R refleksif: setiap mahasiswa seangkatan dengan dirinya
sendiri
R setangkup: jika a seangkatan dengan b, maka b pasti
seangkatan dengan a.
R menghantar: jika a seangkatan dengan b dan b
seangkatan dengan c, maka pastilah a seangkatan
dengan c.
Dengan demikian, R adalah relasi kesetaraan.
77
Relasi Pengurutan Parsial
DEFINISI. Relasi R pada himpunan S dikatakan
relasi pengurutan parsial (partial ordering relation)
jika ia refleksif, tolak-setangkup, dan menghantar.
Himpunan S bersama-sama dengan relasi R disebut
himpunan terurut secara parsial (partially ordered
set, atau poset), dan dilambangkan dengan (S, R).
78
Contoh: Relasi ≥ pada himpunan bilangan
bulat adalah relasi pengurutan parsial.
Alasan:
Relasi ≥ refleksif, karena a ≥ a untuk setiap
bilangan bulat a;
Relasi ≥ tolak-setangkup, karena jika a ≥ b
dan b ≥ a, maka a = b;
Relasi ≥ menghantar, karena jika a ≥ b
dan b ≥ c maka a ≥ c.
79
Contoh: Relasi “habis membagi” pada
himpunan bilangan bulat adalah relasi
pengurutan parsial.
Alasan: relasi “habis membagi” bersifat
refleksif, tolak-setangkup, dan
menghantar.
80
• Secara intuitif, di dalam relasi
pengurutan parsial, dua buah benda
saling berhubungan jika salah satunya -
- lebih kecil (lebih besar) daripada,
- atau lebih rendah (lebih tinggi)
daripada lainnya menurut sifat atau
kriteria tertentu.
81
• Istilah pengurutan menyatakan bahwa benda-benda di dalam
himpunan tersebut dirutkan berdasarkan sifat atau kriteria tersebut.
• Ada juga kemungkinan dua buah benda di dalam himpunan tidak
berhubungan dalam suatu relasi pengurutan parsial. Dalam hal
demikian, kita tidak dapat membandingkan keduanya sehingga tidak
dapat diidentifikasi mana yang lebih besar atau lebih kecil.
• Itulah alasan digunakan istilah pengurutan parsial atau pengurutan
tak-lengkap
82
Klosur Relasi (closure of relation)
• Contoh 1: Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)}
pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak refleksif.
• Bagaimana membuat relasi refleksif yang sesedikit
mungkin dan mengandung R?
83
• Tambahkan (2, 2) dan (3, 3) ke dalam R (karena dua
elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam R)
• Relasi baru, S, mengandung R, yaitu
S = {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3),
(3, 2), (3, 3) }
• Relasi S disebut klosur refleksif (reflexive closure)
dari R.
84
• Contoh 2: Relasi R = {(1, 3), (1, 2), (2,
1), (3, 2), (3, 3)} pada himpunan A =
{1, 2, 3} tidak setangkup.
• Bagaimana membuat relasi setangkup
yang sesedikit mungkin dan
mengandung R?
85
• Tambahkan (3, 1) dan (2, 3) ke dalam R
(karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di
dalam S agar S menjadi setangkup).
• Relasi baru, S, mengandung R:
S = {(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)}
• Relasi S disebut klosur setangkup (symmetric
closure) dari R.
86
• Misalkan R adalah relasi pada himpunan A. R dapat
memiliki atau tidak memiliki sifat P, seperti refleksif,
setangkup, atau menghantar. Jika terdapat relasi S
dengan sifat P yang mengandung R sedemikian
sehingga S adalah himpunan bagian dari setiap relasi
dengan sifat P yang mengandung R, maka S disebut
klosur (closure) atau tutupan dari R [ROS03].
87
Klosur Refleksif
• Misalkan R adalah sebuah relasi pada
himpunan A.
• Klosur refleksif dari R adalah R ∪ Δ,
yang dalam hal ini Δ = {(a, a) | a ∈ A}.
88
• Contoh: R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} adalah relasi pada A = {1, 2,
3}
maka Δ = {(1, 1), (2, 2), (3, 3)},
sehingga klosur refleksif dari R adalah
R ∪ Δ = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} ∪
{(1, 1), (2, 2), (3, 3)}
= {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2),
(3, 3)}
89
• Contoh: Misalkan R adalah relasi
{(a, b) | a ≠ b}
pada himpunan bilangan bulat.
Klosur refleksif dari R adalah
R ∪ Δ = {(a, b) | a ≠ b} ∪
{(a, a) | a ∈ Z}
= {(a, b) | a, b ∈ Z}
90
Klosur setangkup
• Misalkan R adalah sebuah relasi pada
himpunan A.
• Klosur setangkup dari R adalah R ∪ R-1,
dengan R-1 = {(b, a) | (a, b) a ∈ R}.
91
• Contoh: R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} adalah relasi pada A
= {1, 2, 3},
maka
R-1 = {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)}
sehingga klosur setangkup dari R adalah
R ∪ R-1 = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} ∪
{(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)}
= {(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)}
92
• Contoh: Misalkan R adalah relasi
{(a, b) | a habis membagi b}
pada himpunan bilangan bulat.
Klosur setangkup dari R adalah
R ∪ R-1 = {(a, b) | a habis membagi b} ∪ {(b, a) | b
habis membagi a}
= {(a, b) | a habis membagi b atau b habis membagi a}
93
Klosur menghantar
• Pembentukan klosur menghantar lebih sulit daripada
dua buah klosur sebelumnya.
• Contoh: R = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} adalah
relasi A = {1, 2, 3, 4}.
R tidak transitif karena tidak mengandung semua
pasangan (a, c) sedemikian sehingga (a, b) dan (b,
c) di dalam R.
Pasangan (a, c) yang tidak terdapat di dalam R
adalah (1, 1), (2, 2), (2, 4), dan (3, 1).
94
• Penambahan semua pasangan ini ke dalam R
sehingga menjadi
S = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2), (1, 1),
(2, 2), (2, 4), (3, 1)}
tidak menghasilkan relasi yang bersifat
menghantar karena, misalnya terdapat (3, 1)
∈ S dan (1, 4) ∈ S, tetapi (3, 4) ∉ S.
95
• Kosur menghantar dari R adalah
R* = R2 ∪ R3 ∪ … ∪ Rn
• Jika MR adalah matriks yang merepresentasikan R pada sebuah
himpunan dengan n elemen, maka matriks klosur menghantar R*
adalah
96
97
Aplikasi klosur menghantar
• Klosur menghantar menggambarkan
bagaimana pesan dapat dikirim dari
satu kota ke kota lain baik melalui
hubungan komunikasi langsung atau
melalui kota antara sebanyak mungkin
[LIU85].
98
• Misalkan jaringan komputer mempunyai
pusat data di Jakarta, Bandung,
Surabaya, Medan, Makassar, dan
Kupang.
• Misalkan R adalah relasi yang
mengandung (a, b) jika terdapat
saluran telepon dari kota a ke kota b.
99
100
• Karena tidak semua link langsung dari satu kota ke
kota lain, maka pengiriman data dari Jakarta ke
Surabaya tidak dapat dilakukan secara langsung.
• Relasi R tidak menghantar karena ia tidak
mengandung semua pasangan pusat data yang dapat
dihubungkan (baik link langsung atau tidak
langsung).
• Klosur menghantar adalah relasi yang paling minimal
yang berisi semua pasangan pusat data yang
mempunyai link langsung atau tidak langsung dan
mengandung R.

More Related Content

What's hot

Tabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomialTabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomial
rumahbacazahra
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Ummu Zuhry
 

What's hot (20)

Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi
 
Transformasi linear
Transformasi linear Transformasi linear
Transformasi linear
 
Analisis data-spasial
Analisis data-spasialAnalisis data-spasial
Analisis data-spasial
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Tabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomialTabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomial
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Ppt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsiPpt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsi
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 09
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
 
Sistem numerasi
Sistem numerasi Sistem numerasi
Sistem numerasi
 

Similar to matriks, relasi, dan fungsi

Relasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdf
Relasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdfRelasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdf
Relasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdf
DaniArdiansyah11
 
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptxAnalisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
hukatedy
 

Similar to matriks, relasi, dan fungsi (20)

Relasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdf
Relasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdfRelasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdf
Relasi-dan-Fungsi-Bagian3-(2020).pdf
 
Relasi
RelasiRelasi
Relasi
 
4 matriks dan relasi
4 matriks dan relasi4 matriks dan relasi
4 matriks dan relasi
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
Pertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptxPertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptx
 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
 
Bab 6 relasi
Bab 6 relasiBab 6 relasi
Bab 6 relasi
 
Relasi.pdf
Relasi.pdfRelasi.pdf
Relasi.pdf
 
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptxAnalisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
 
Tugas pengantar dasar matematika
Tugas pengantar dasar matematikaTugas pengantar dasar matematika
Tugas pengantar dasar matematika
 
Relasi.ppt
Relasi.pptRelasi.ppt
Relasi.ppt
 
8. Relasi.pptx
8. Relasi.pptx  8. Relasi.pptx
8. Relasi.pptx
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsi
 
Relasi & Fungsi
Relasi & FungsiRelasi & Fungsi
Relasi & Fungsi
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
 
3 (1)
3 (1)3 (1)
3 (1)
 
Power Point MTK relasi dan fungsi matematika
Power Point MTK relasi dan fungsi matematikaPower Point MTK relasi dan fungsi matematika
Power Point MTK relasi dan fungsi matematika
 
4.relasidan fungsi 222
4.relasidan fungsi 2224.relasidan fungsi 222
4.relasidan fungsi 222
 

More from Farichah Riha

More from Farichah Riha (20)

Algoritma dan Pemrograman Aplikasi Scratch
Algoritma dan Pemrograman Aplikasi ScratchAlgoritma dan Pemrograman Aplikasi Scratch
Algoritma dan Pemrograman Aplikasi Scratch
 
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 10
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 10Jaringan Komputer dan Internet Kelas 10
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 10
 
Berpikir Komputasional Kelas 9
Berpikir Komputasional Kelas 9 Berpikir Komputasional Kelas 9
Berpikir Komputasional Kelas 9
 
Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel Kelas 7
Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel Kelas 7Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel Kelas 7
Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel Kelas 7
 
Pemrograman Dasar RoboMind
Pemrograman Dasar RoboMindPemrograman Dasar RoboMind
Pemrograman Dasar RoboMind
 
Sistem Komputer dan Komponen Penyusunnya Kelas 10
Sistem Komputer dan Komponen Penyusunnya Kelas 10Sistem Komputer dan Komponen Penyusunnya Kelas 10
Sistem Komputer dan Komponen Penyusunnya Kelas 10
 
Informasi dan Publikasinya Kelas 9
Informasi dan Publikasinya Kelas 9Informasi dan Publikasinya Kelas 9
Informasi dan Publikasinya Kelas 9
 
Proteksi Data - Enkripsi Data Kelas 7
 Proteksi Data - Enkripsi Data Kelas 7 Proteksi Data - Enkripsi Data Kelas 7
Proteksi Data - Enkripsi Data Kelas 7
 
Visualisasi Data dan Peringkasan Data Kelas 8
Visualisasi Data dan Peringkasan Data Kelas 8Visualisasi Data dan Peringkasan Data Kelas 8
Visualisasi Data dan Peringkasan Data Kelas 8
 
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 10
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 10Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 10
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 10
 
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 7
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 7Jaringan Komputer dan Internet Kelas 7
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 7
 
Analisis Data Kelas 8
Analisis Data Kelas 8Analisis Data Kelas 8
Analisis Data Kelas 8
 
Berpikir Komputasional Kelas 10
Berpikir Komputasional Kelas 10Berpikir Komputasional Kelas 10
Berpikir Komputasional Kelas 10
 
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 8
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 8Jaringan Komputer dan Internet Kelas 8
Jaringan Komputer dan Internet Kelas 8
 
Algoritma dan Pemrograman Kelas 9
Algoritma dan Pemrograman Kelas 9Algoritma dan Pemrograman Kelas 9
Algoritma dan Pemrograman Kelas 9
 
Sistem Komputer Kelas 7
Sistem Komputer Kelas 7Sistem Komputer Kelas 7
Sistem Komputer Kelas 7
 
Model Komputasi Umum Kelas 9
Model Komputasi Umum Kelas 9Model Komputasi Umum Kelas 9
Model Komputasi Umum Kelas 9
 
Sistem Komputer Kelas 8
Sistem Komputer Kelas 8Sistem Komputer Kelas 8
Sistem Komputer Kelas 8
 
Analisis Data Kelas 9
Analisis Data Kelas 9Analisis Data Kelas 9
Analisis Data Kelas 9
 
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 7
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 7Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 7
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas 7
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

matriks, relasi, dan fungsi

  • 1. 1 Matriks, Relasi, dan Fungsi Matematika Informatika
  • 2. 2
  • 3. 3
  • 4. 4
  • 5. 5
  • 6. 6
  • 7. 7
  • 8. 8
  • 9. 9
  • 10. 10
  • 11. 11
  • 12. 12
  • 13. 13
  • 14. 14
  • 15. 15
  • 16. 16
  • 17. 17
  • 18. 18
  • 19. 19
  • 20. 20
  • 21. 21
  • 22. 22
  • 23. 23
  • 24. 24
  • 25. 25
  • 26. 26
  • 27. 27
  • 28. 28
  • 29. 29
  • 30. 30
  • 31. 31
  • 32. 32
  • 33. 33
  • 34. 34
  • 35. 35
  • 36. 36
  • 37. 37
  • 38. 38
  • 39. 39
  • 40. 40
  • 41. 41
  • 42. 42
  • 43. 43
  • 44. 44
  • 45. 45
  • 46. 46
  • 47. 47
  • 48. 48
  • 49. 49
  • 50. 50
  • 51. 51
  • 52. 52
  • 53. 53
  • 54. 54
  • 55. 55
  • 56. 56
  • 57. 57
  • 58. 58
  • 59. 59
  • 60. 60
  • 61. 61
  • 62. 62
  • 63. 63
  • 64. 64
  • 65. 65
  • 66. 66
  • 67. 67
  • 68. 68
  • 69. 69
  • 70. 70
  • 71. 71
  • 72. 72
  • 73. 73
  • 74. 74 Relasi Kesetaraan DEFINISI. Relasi R pada himpunan A disebut relasi kesetaraan (equivalence relation) jika ia refleksif, setangkup dan menghantar.
  • 75. 75 • Secara intuitif, di dalam relasi kesetaraan, dua benda berhubungan jika keduanya memiliki beberapa sifat yang sama atau memenuhi beberapa persyaratan yang sama. • Dua elemen yang dihubungkan dengan relasi kesetaraan dinamakan setara (equivalent).
  • 76. 76 • Contoh: A = himpunan mahasiswa, R relasi pada A: (a, b) ∈ R jika a satu angkatan dengan b. R refleksif: setiap mahasiswa seangkatan dengan dirinya sendiri R setangkup: jika a seangkatan dengan b, maka b pasti seangkatan dengan a. R menghantar: jika a seangkatan dengan b dan b seangkatan dengan c, maka pastilah a seangkatan dengan c. Dengan demikian, R adalah relasi kesetaraan.
  • 77. 77 Relasi Pengurutan Parsial DEFINISI. Relasi R pada himpunan S dikatakan relasi pengurutan parsial (partial ordering relation) jika ia refleksif, tolak-setangkup, dan menghantar. Himpunan S bersama-sama dengan relasi R disebut himpunan terurut secara parsial (partially ordered set, atau poset), dan dilambangkan dengan (S, R).
  • 78. 78 Contoh: Relasi ≥ pada himpunan bilangan bulat adalah relasi pengurutan parsial. Alasan: Relasi ≥ refleksif, karena a ≥ a untuk setiap bilangan bulat a; Relasi ≥ tolak-setangkup, karena jika a ≥ b dan b ≥ a, maka a = b; Relasi ≥ menghantar, karena jika a ≥ b dan b ≥ c maka a ≥ c.
  • 79. 79 Contoh: Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat adalah relasi pengurutan parsial. Alasan: relasi “habis membagi” bersifat refleksif, tolak-setangkup, dan menghantar.
  • 80. 80 • Secara intuitif, di dalam relasi pengurutan parsial, dua buah benda saling berhubungan jika salah satunya - - lebih kecil (lebih besar) daripada, - atau lebih rendah (lebih tinggi) daripada lainnya menurut sifat atau kriteria tertentu.
  • 81. 81 • Istilah pengurutan menyatakan bahwa benda-benda di dalam himpunan tersebut dirutkan berdasarkan sifat atau kriteria tersebut. • Ada juga kemungkinan dua buah benda di dalam himpunan tidak berhubungan dalam suatu relasi pengurutan parsial. Dalam hal demikian, kita tidak dapat membandingkan keduanya sehingga tidak dapat diidentifikasi mana yang lebih besar atau lebih kecil. • Itulah alasan digunakan istilah pengurutan parsial atau pengurutan tak-lengkap
  • 82. 82 Klosur Relasi (closure of relation) • Contoh 1: Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak refleksif. • Bagaimana membuat relasi refleksif yang sesedikit mungkin dan mengandung R?
  • 83. 83 • Tambahkan (2, 2) dan (3, 3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam R) • Relasi baru, S, mengandung R, yaitu S = {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3) } • Relasi S disebut klosur refleksif (reflexive closure) dari R.
  • 84. 84 • Contoh 2: Relasi R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak setangkup. • Bagaimana membuat relasi setangkup yang sesedikit mungkin dan mengandung R?
  • 85. 85 • Tambahkan (3, 1) dan (2, 3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam S agar S menjadi setangkup). • Relasi baru, S, mengandung R: S = {(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)} • Relasi S disebut klosur setangkup (symmetric closure) dari R.
  • 86. 86 • Misalkan R adalah relasi pada himpunan A. R dapat memiliki atau tidak memiliki sifat P, seperti refleksif, setangkup, atau menghantar. Jika terdapat relasi S dengan sifat P yang mengandung R sedemikian sehingga S adalah himpunan bagian dari setiap relasi dengan sifat P yang mengandung R, maka S disebut klosur (closure) atau tutupan dari R [ROS03].
  • 87. 87 Klosur Refleksif • Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A. • Klosur refleksif dari R adalah R ∪ Δ, yang dalam hal ini Δ = {(a, a) | a ∈ A}.
  • 88. 88 • Contoh: R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3} maka Δ = {(1, 1), (2, 2), (3, 3)}, sehingga klosur refleksif dari R adalah R ∪ Δ = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} ∪ {(1, 1), (2, 2), (3, 3)} = {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3)}
  • 89. 89 • Contoh: Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a ≠ b} pada himpunan bilangan bulat. Klosur refleksif dari R adalah R ∪ Δ = {(a, b) | a ≠ b} ∪ {(a, a) | a ∈ Z} = {(a, b) | a, b ∈ Z}
  • 90. 90 Klosur setangkup • Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A. • Klosur setangkup dari R adalah R ∪ R-1, dengan R-1 = {(b, a) | (a, b) a ∈ R}.
  • 91. 91 • Contoh: R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3}, maka R-1 = {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)} sehingga klosur setangkup dari R adalah R ∪ R-1 = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} ∪ {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)} = {(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)}
  • 92. 92 • Contoh: Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a habis membagi b} pada himpunan bilangan bulat. Klosur setangkup dari R adalah R ∪ R-1 = {(a, b) | a habis membagi b} ∪ {(b, a) | b habis membagi a} = {(a, b) | a habis membagi b atau b habis membagi a}
  • 93. 93 Klosur menghantar • Pembentukan klosur menghantar lebih sulit daripada dua buah klosur sebelumnya. • Contoh: R = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} adalah relasi A = {1, 2, 3, 4}. R tidak transitif karena tidak mengandung semua pasangan (a, c) sedemikian sehingga (a, b) dan (b, c) di dalam R. Pasangan (a, c) yang tidak terdapat di dalam R adalah (1, 1), (2, 2), (2, 4), dan (3, 1).
  • 94. 94 • Penambahan semua pasangan ini ke dalam R sehingga menjadi S = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2), (1, 1), (2, 2), (2, 4), (3, 1)} tidak menghasilkan relasi yang bersifat menghantar karena, misalnya terdapat (3, 1) ∈ S dan (1, 4) ∈ S, tetapi (3, 4) ∉ S.
  • 95. 95 • Kosur menghantar dari R adalah R* = R2 ∪ R3 ∪ … ∪ Rn • Jika MR adalah matriks yang merepresentasikan R pada sebuah himpunan dengan n elemen, maka matriks klosur menghantar R* adalah
  • 96. 96
  • 97. 97 Aplikasi klosur menghantar • Klosur menghantar menggambarkan bagaimana pesan dapat dikirim dari satu kota ke kota lain baik melalui hubungan komunikasi langsung atau melalui kota antara sebanyak mungkin [LIU85].
  • 98. 98 • Misalkan jaringan komputer mempunyai pusat data di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dan Kupang. • Misalkan R adalah relasi yang mengandung (a, b) jika terdapat saluran telepon dari kota a ke kota b.
  • 99. 99
  • 100. 100 • Karena tidak semua link langsung dari satu kota ke kota lain, maka pengiriman data dari Jakarta ke Surabaya tidak dapat dilakukan secara langsung. • Relasi R tidak menghantar karena ia tidak mengandung semua pasangan pusat data yang dapat dihubungkan (baik link langsung atau tidak langsung). • Klosur menghantar adalah relasi yang paling minimal yang berisi semua pasangan pusat data yang mempunyai link langsung atau tidak langsung dan mengandung R.