SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
HUKUM SEPUTAR
SHAUM RAMADHAN
MAHMUD ABDUL LATHIF UWAIDHAH
AL-JAMI’ LI AL-AHKAM ASH-SHIYAM
AWAL AKHIR PUASA
• Hilal Ramadhan dan dimulainya Syawal bisa
ditetapkan berdasarkan kesaksian satu orang
saksi.
• Seorang individu berpuasa berdasarkan kesaksian
dirinya, tetapi tidak boleh berbuka (berhari raya)
kecuali berdasarkan perintah Negara Khilafah.
• Setiap syiar-syiar agama itu terkait dengan
kehidupan kolektif sebagai satu komunitas,
dimana hanya Negara Khilafahlah satu-satunya
yang harus memerintahkan dan mengaturnya,
serta menetapkan waktunya.
BERPUASA DAN BERBUKA
KARENA MELIHAT
HILAL
ِ‫ه‬َِ‫ت‬‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬
ِ‫ه‬َِ‫ت‬‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ ِ‫ط‬َ ْ
‫أف‬‫و‬
“Berpuasalah kalian karena melihatnya,
berbukalah kalian karena melihatnya.“
(HR. Bukhari Muslim)
PENETAPAN HARI RAYA IDUL
FITRI
Dari Abu Umar bin Anas bin Malik ia berkata: paman-pamanku dari
kalangan Anshar telah memberikan kabar kepadaku, mereka
adalah para sahabat Rasulullah saw, mereka berkata:
‫اء‬َ‫فج‬ ‫ا‬ً‫م‬‫يا‬ ِ
‫ص‬ ‫نا‬ ْ
َ‫بح‬َ ْ
‫ص‬‫فأ‬ ٍ‫ل‬‫ا‬ ّ‫و‬‫ش‬ ُ‫ل‬َ‫ل‬ِ‫ه‬ ‫نا‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ‫ي‬ِ‫م‬ َُْ‫غ‬‫أ‬
‫ا‬ ِ
‫ر‬ ِ‫آخ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ب‬ْ‫ك‬‫ر‬
ُ‫ه‬ّٰ‫ـ‬‫الل‬ ‫ى‬ََّ‫ل‬‫ص‬ ّ‫ي‬َِّ‫ب‬‫الن‬ ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ه‬َ‫فش‬ ِ
‫ار‬ََّ‫ه‬‫لن‬
‫ل‬َ‫ل‬ِ‫ه‬ْ‫ال‬ ‫ا‬ َ ْ‫أو‬‫ر‬ ْ‫م‬َُّ‫ه‬‫أن‬ ‫م‬َّ‫ل‬‫س‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬
َْ‫أن‬ ‫م‬َّ‫ل‬‫س‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ُ‫ه‬ّٰ‫ـ‬‫الل‬ ‫ى‬ََّ‫ل‬‫ص‬ ِ ِ
‫الِل‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ر‬َ‫م‬‫فأ‬ ِ
‫س‬َْ‫م‬ ْ
َْ‫ِل‬‫ا‬‫ب‬
َْ‫أن‬‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ ُ‫ر‬ِ‫ط‬ ْ
َ ُ‫يف‬
َِ‫د‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬ِ‫ل‬‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫ر‬ ْ
َ‫يخ‬
“Hilal Syawal terhalang dari pandangan kami, sehingga keesokan
paginya kami tetap berpuasa. Lalu datanglah kafilah di penghujung
siang, kemudian mereka bersaksi di hadapan Nabi saw bahwa mereka
melihat hilal kemarin. Lalu Rasulullah saw memerintahkan kaum
Muslim berbuka dan keluar untuk merayakan hari raya di esok hari.”
(HR. Ibnu Majah, Ahmad, an-Nasai, Ibnu Hibban dan at-Thahawi)
NIAT PUASA
Niat puasa ramadhanwajib ditetapkan di malam
hari, untuk puasa sunah boleh siang hari.
(Abu Hanifah, as-Syafi’i dan Ahmad)
Dari Hafshah ra, istri Nabi saw, bahwa Rasulullah saw
bersabda:
ََ‫فل‬ ِ
‫ر‬َْ‫فج‬ْ‫ال‬ ‫ل‬َ ْ‫قب‬ ‫م‬‫يا‬ّ ِ
‫الص‬ ِ‫ْع‬‫ي‬ َُِ‫يج‬ َْ‫م‬‫ل‬ ْ‫ن‬‫م‬
ُ ‫له‬ ‫م‬‫يا‬ ِ
‫ص‬
“Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa
sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.”
(HR. Ibnu Khuzaimah)
NIAT PUASA
• Niat harus dilakukan pada bulan Ramadhan
untuk setiap harinya, dan tidak benar bahwa 1
kali niat untuk satu bulan seluruhnya.
• Karena, puasa pada setiap harinya adalah satu
ibadah yang berdiri sen`diri, yang terpisah
dengan sebelum dan sesudahnya.
• Yang memisahkan antara satu hari dengan
hari lainnya adalahberbuka di waktu malam.
SAHUR
• An-Nawawi dan Ibnu al-Mundzir telah menyebutkan
adanya kesepakatan (al-ijma’) disunnahkannya sahur,
dan bahwa sahur itu bukan sesuatu yang wajib.
• Wakt`u sahur berlangsung hingga fajar shadiq atau
hingga muadzin mengumandangkan adzan Subuh.
• Orang yang bersahur hendaknya menyantap sahur
dengan mengakhirkan waktu sahurnya hingga
beberapa saat (sekitar ¼ jam) sebelum adzan Subuh
dikumandangkan.
BATAS WAKTU SAHUR
ْ‫ا‬ُ‫لو‬ُ‫ك‬‫و‬
ُ‫ْط‬‫ي‬‫خ‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬َُ‫لك‬ ََّ‫ن‬‫ي‬‫ب‬ ‫يت‬ َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ْ‫ا‬ُ‫بو‬‫ر‬ْ‫ش‬‫ا‬‫و‬
َُ‫يض‬َ ْ‫ب‬ْ‫ال‬
ِ
‫ر‬ َْ‫فج‬ْ‫ال‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫د‬‫و‬َ ْ
‫س‬ْ‫ال‬ ِ‫ْط‬‫ي‬‫خ‬ْ‫ال‬ ‫ن‬ِ‫م‬
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam, yaitu fajar”
(QS. Al Baqarah, 2:187)
SAHUR DAN ADZAN SHALAT SUBUH
Jika seseorang mendengar adzan shalat subuh sedangkan di
tangannya masih ada sesuap makanan atau seteguk air
minum, maka hendaklah dia memakannya atau
meminumnya, karena adzan ini tidak berarti menjadi batas
untuk berhenti makan dan minum.
‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫أح‬ ‫ع‬ِ‫م‬‫س‬ ‫ا‬‫ذ‬ِ‫إ‬
َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ُ‫ه‬ْ‫ع‬َ‫يض‬ ََ‫فل‬ ِ‫ه‬َِ‫د‬‫ي‬ ‫لى‬‫ع‬ ُ‫ء‬‫نا‬ِ‫اإل‬‫و‬ ‫اء‬َّ‫د‬ِ‫ن‬
ُ ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َُ‫ته‬ ‫اج‬‫ح‬ ‫ى‬ ِ
‫ض‬ َْ‫يق‬
“Jika salah seorang dari kalian mendengar adzan sedangkan
wadah masih berada di tangannya, maka janganlah ia letakkan
wadah itu hingga ia selesai menunaikan kebutuhannya.”
(HR. Abu Dawud, Ahmad dan Daruquthni)
PUASA ORANG GILA, ORANG
PINGSAN DAN ANAK KECIL
َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ِ‫ن‬ َُ ْ‫نو‬ْ‫ج‬‫م‬ْ‫ل‬ ‫ا‬ ِ‫ن‬‫ع‬ : ٍَ‫ة‬‫ث‬َ‫ثل‬ ْ‫ن‬‫ع‬ َُ‫م‬‫قل‬ْ‫ال‬ ‫ع‬ِ‫ف‬ُ‫ر‬
ِ‫ن‬‫ع‬‫و‬ ، ‫ْق‬‫ي‬َِ‫يف‬
‫ت‬ ْ
َ‫يح‬ َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ن‬‫ع‬‫و‬ ،‫ظ‬ِ‫ق‬َْ‫ي‬‫ت‬ ْ
َ‫يس‬ َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ِ‫م‬ِ‫ئ‬َّ‫ا‬‫الن‬
. ‫م‬َِ‫ل‬
“Telah diangkat pena dari tiga golongan: dari
orang gila sampai ia sadar, dari orang tidur
hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia
baligh.” (HR. Tirmidzi)
PUASA ATAS ORANG GILA DAN
ORANG YANG PINGSAN
• Tidak ada kewajiban puasa dan qadla puasa bagi keduanya
jika mereka gila atau pingsan selama satu hari penuh atau
lebih tanpa kembali akal atau kesadarannya.
• Apabila seseorang sudah berniat puasa Ramadhan di
malam harinya, kemudian pada siang hari terkena penyakit
gila atau pingsan sampai malam hari, maka dia dipandang
telah berpuasa dan tidak ada kewajiban qadla puasa
atasnya.
• Apabila orang gila dan pingsan tersebut terjadi pada malam
hari kemudian siang hari mereka sehat/siuman maka
mereka wajib puasa dan mengqadlanya di waktu yang lain.
PUASA ATAS ORANG GILA DAN
ORANG YANG PINGSAN
Diriwayatkan dari Nafi, ia berkata:
ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ‫ى‬‫ش‬ ْ
َُ‫غ‬‫في‬ ‫ا‬ً‫ع‬ ُّ‫و‬َ‫تط‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬ َُ‫يص‬ ‫ر‬‫م‬ُ‫ع‬ ُ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ‫ان‬‫ك‬
ُ‫ر‬ ِ‫ط‬ ْ
َ ُ‫يف‬ ََ‫فل‬
“Adalah Ibnu Umar sedang berpuasa
sunat, lalu dia pingsan, tetapi dia tidak
berbuka (tidak membatalkan puasanya).”
(HR. al-Baihaqi)
PUASA ANAK KECIL
• Jumhur ulama berpendapat puasa anak kecil yakni
anak yang belum baligh tidak wajib tapi sangat
dianjurkan.
• Ketika sang wali memerintahkan anaknya untuk
berpuasa dan mendorongnya tanpa paksaan, lalu sang
anak melaksanakan perintah tersebut, maka sang wali
dan anaknya akan mendapatkan pahala.
• Perintah puasa kepada anak kecil harus
mempertimbangkan kesehatan dan kemampuan fisik
sang anak.
PUASA WANITA HAMIL DAN
MENYUSUI
• Wanita hamil jika khawatir dengan sebab
kehamilannya itu berdampak buruk pada dirinya,
dia boleh berbuka.
• Wanita yang menyusui jika khawatir berdampak
buruk pada anak yang disusuinya, dia boleh
berbuka.
• Apabila kekhawatiran itu tidak ada, keduanya
tidak boleh berbuka.
PUASA WANITA HAMIL DAN
MENYUSUI
,
Dari Anas bin Malik ra, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda
‫ع‬‫ض‬‫و‬ ‫هللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
ْ‫ن‬‫ع‬‫و‬ ‫م‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ف‬ َْ ِ
‫نص‬ ِ
‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬‫ع‬
ِ‫ع‬ ِ
‫ض‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ال‬‫و‬ ‫ْلى‬‫ب‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬
“Sesungguhnya Allah mengangkat kewajiban setengah shalat
dan puasa dari musafir, dari wanita hamil dan menyusui.”
(HR. an-Nasai dan Tirmidzi)
‫هللا‬ ‫صلى‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ر‬ ‫ص‬َّ‫خ‬‫ر‬
‫لى‬‫ع‬ ُ‫اف‬َ‫تخ‬ ‫ي‬َِّ‫لت‬ ‫ا‬ ‫ْلى‬‫ب‬ُ‫ح‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬
َْ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬ِ‫س‬ َْ‫نف‬
‫ا‬ ‫ه‬َِ‫د‬‫ل‬‫و‬ ‫لى‬‫ع‬ ُ‫اف‬َ‫تخ‬ ِ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِ‫ع‬ ِ
‫ض‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬‫و‬ ‫ر‬ِ‫ط‬ َْ ُ‫تف‬
Rasulullah saw memberikan keringanan kepada wanita hamil
yang khawatir akan dirinya untuk berbuka, dan bagi wanita
yang menyusui yang mengkhawatirkan anak (yang disusuinya).
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Adi)
PUASA WANITA HAIDH DAN
NIFAS
• Allah telah mengangkat kewajiban shalat dari
wanita haidh dan nifas, maka dari itu tidak ada
kewajiban qadla shalat.
• Berbeda dengan puasa, Allah tidak
mengangkat taklif puasa dari keduanya tapi
hanya mengundurkanwaktu pelaksanaannya
hingga selesai masa haidh dan nifas. Keduanya
wajib mengqadla di waktu lain.
QADLA PUASA WANITA HAIDH
DAN NIFAS
‫ي‬ ِ
‫ض‬ ََْ‫ق‬‫ت‬ ِ
‫ض‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ل‬َ‫ا‬‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ت‬ َُْ‫ل‬َ‫ق‬‫ف‬ َ‫َة‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫ع‬ ُ‫ت‬ ََْ‫ل‬‫أ‬َ‫س‬ ََ ْ‫لت‬َ‫ا‬‫ق‬ َ‫ة‬َ‫ذ‬َ‫ا‬‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫َن‬‫ع‬
ُ‫ت‬ َُْ‫ل‬ ‫ق‬ ِ‫ت‬ ََْ‫أن‬ ََّ‫ية‬ ِ
‫ور‬ُ‫ر‬ َََ‫ح‬‫أ‬ ََ ْ‫لت‬َ‫ا‬َ‫ق‬‫ف‬ َ‫ة‬ َََ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ ِ
‫ض‬ ََْ‫ق‬‫ت‬ َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬
َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ا‬ُ‫ن‬‫يب‬ َُ ِ
‫يص‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ََ ْ‫لت‬َ‫ا‬‫ق‬ ََُ‫ل‬‫أ‬ ََ ْ
‫أس‬ ِ‫ي‬ ‫ن‬ ََِ‫لك‬َ‫و‬ ٍََّ‫ية‬ ِ
‫ور‬ُ‫ر‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ُ‫ت‬ ََ ْ
‫لس‬
َّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫اء‬ ََ َ‫قض‬ِ‫ب‬ ُ‫ر‬َ‫م‬ َُْ‫ؤ‬َ‫ن‬‫ف‬
ِ‫ة‬ َََ‫ل‬ َّ‫الص‬ ِ‫اء‬ ََ َ‫قض‬ِ‫ب‬ ُ‫ر‬َ‫م‬ َُْ‫نؤ‬ َ‫ل‬َ‫و‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬
“Dari Mu’adzah ia berkata, saya pernah bertanya kepada Aisyah ra
kemudian aku berkata kepadanya, ‘Bagaimana orang yang haid itu
harus meng-qadla puasa tetapi tidak wajib meng-qadla shalat?’
Lantas ia (Aisyah ra) bertanya kepadaku, ‘Apakah kamu termasuk
orang Khawarij Haruriyyah?’ Aku menjawab, ‘Aku bukan orang
haruriyyah tetapi aku hanya bertanya.’ Aisyah pun lantas berkata,
‘Kami pernah
mengalami hal itu (haid), kemudian kami diperintahkan untuk meng-
qadla puasa tetapi tidak diperintahkan untuk meng-qadla shalat.”
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasai dan Tirmidzi)
PUASA DALAM PERJALANAN
ٍ‫م‬َّ‫ا‬‫أي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ة‬َّ‫د‬َِ‫فع‬ َ ٍ
‫فر‬‫س‬ ‫لى‬‫ع‬ َ ْ‫أو‬ ‫ا‬ً‫ض‬‫ي‬ ِ
‫ر‬‫م‬ ‫ان‬‫ك‬ ْ‫ن‬‫م‬‫و‬
‫ر‬ َُ‫أخ‬
ُ‫م‬ َُِ‫بك‬ ُ‫د‬‫ي‬ َُ ِ
‫ير‬ َ‫ل‬‫و‬ ‫ر‬ ْ
َ ُ‫يس‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ َُِ‫بك‬ ُ‫هللا‬ ُ‫د‬‫ي‬ َُ ِ
‫ير‬
‫ر‬ ْ
َ ُ‫عس‬ْ‫ال‬
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajib baginya mengqadla puasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
harihari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”
(QS. al-Baqarah, 2:185)
PUASA DALAM PERJALANAN
• Berpuasa dalam perjalanan sebanding atau senilai
dengan berbuka, tanpa ada kelebihan apapun pada
salah satu dari keduanya.
• Berpuasa dalam perjalanan tidak difardhukan dan
juga tidak disunnahkan, semata-mata dimubahkan
saja, sehingga siapa saja yang menghendaki dia
boleh berpuasa, dan siapa yang menghendaki dia
boleh berbuka.
PUASA DALAM PERJALANAN
• Yang paling mudah diantara keduanya (saum atau
buka), itulah yang paling utama.
• Jika mendapati kelemahan, kesulitan dan kesusahan
maka lebih cenderung untuk berbuka, dan jika
mendapati kekuatan maka dia boleh berpuasa.
• Allah SWT menyukai orang itu melakukan dua
perkara tersebut secara bergantian dalam perjalanan
yang dilakukan.
JARAK PERJALANAN YANG
MEMBOLEHKAN BERBUKA
• Syariat tidak menetapkan jarak tertentu sebagai udzur
berbuka bagi seseorang yang berpuasa.
• Syariat semata-mata hanya menetapkan bahwa
perjalanan (as-safar) menjadi udzur untuk berbuka.
• Aktifitas keluar (al-khuruj) itu bisa dikategorikan
sebagai safar yang membolehkan berbuka adalah
ketika seseorang meninggalkan kotanya dan tanah
wilayah kotanya, lalu dia masuk ke kota lainnya,
bagaimanapun jauh dan dekatnya kota yang lain itu.
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN
PUASA
1. Memutuskan niat puasa
2. Makan dan minum dengan sengaja
3. Haid dan Nifas
4. Muntah dengan sengaja
5. Bersetubuh (al-Jima’)
6. As-Su’uth (meletakkan satu benda di hidung lalu
dihirup)
7. Memasukkan benda apapun (padat/cair) ke
dalam tubuh yang sampai masuk ke dalam
sistem pernafasan dan sistem pencernaan
HAL-HAL YANG TIDAK
MEMBATALKAN PUASA
1. Mencium dan Mubasyarah (menyentuh dan
mencumbu istri tanpa melakukan
persetubuhan)
2. Berbekam
3. Bercelak
4. Bersiwak
5. Berbohong, bertindak bodoh, berkata keji, dan
ghibah (mengurangi pahala puasa –tidak
menggugurkan sama sekali– dan pahalanya
dikurangi sesuai kemaksiyatan yang
dilakukannya)
HALALNYA JIMA’ PADA
MALAMMALAM PUASA
ۚ ْ‫م‬ َُِ‫ائك‬َ ِ
‫نس‬ ‫لى‬ ِ‫إ‬ َُ‫فث‬ َّ‫الر‬ ِ‫م‬‫يا‬ّ ِ
‫الص‬ َ‫لة‬َْ‫لي‬ ْ‫م‬َُ‫لك‬ َّ‫ل‬ َُِ‫أح‬
َُْ‫م‬‫ت‬َ ْ‫أن‬‫و‬ ْ‫م‬َُ‫لك‬ ٌ‫س‬‫با‬ِ‫ل‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬
‫ن‬ ُ‫نو‬‫تا‬ ْ
َ‫تخ‬ َُْ‫م‬‫ت‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫م‬ ََُّ‫ك‬‫أن‬ ُ‫هللا‬ ‫م‬ِ‫ل‬‫ع‬ ۗ َّ‫ن‬َُ‫ه‬‫ل‬ ٌ‫س‬‫با‬ِ‫ل‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َْ‫لي‬‫ع‬ ‫ب‬‫ا‬‫ت‬ ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ َُ‫فس‬َ ْ‫أن‬
‫ا‬ ُ‫و‬‫ْتغ‬‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ش‬‫با‬ ‫ن‬ ْ
َْ‫ل‬‫فا‬ ۖ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬‫ع‬ ‫فا‬‫ع‬‫و‬
ْ‫م‬َُ‫لك‬ ُ‫هللا‬ َ‫تب‬‫ك‬ ‫ا‬‫م‬
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur
dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan
kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya
kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni
kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah
mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.”
(QS. Al-Baqarah, 2:187)
PUASA ORANG YANG MASUK SUBUH
DALAM KEADAAN JUNUB
Jumhur ulama berpendapat bahwa orang yang
masuk subuh dalam keadan junub maka
puasanyasah, dan tidak ada qadla atasnya.
Dari Aisyah dan Ummu Salamah ra,
ََُّ‫م‬‫ث‬ ، ِ‫ه‬ِ‫ل‬ ََْ‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َُ‫نب‬ُ‫ج‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ ََْ‫فج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ُ‫ك‬ ِ
‫ر‬ ْ
َُ‫د‬‫ي‬ َ‫َان‬‫ك‬
ُ‫م‬‫و‬ َُ َ
‫يص‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬ ََ ِ
‫تس‬ ْ
ََ‫غ‬‫ي‬
“Bahwa Rasulullah saw kadang memasuki waktu subuh
dalam keadaan junub (karena berhubungan)dengan
istrinya. Kemudian, beliau mandi dan berpuasa.”
(HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban)
BERBUKA
Waktu berbuka ketika matahari telah terbenam.
Disunahkan untuk bersegera berbuka:
َََِّّ‫ل‬‫ال‬ ‫ول‬ُ‫س‬‫ر‬ ََّ‫أن‬ ، ُ‫ه‬ ْ‫ن‬‫ع‬ َََّّ‫ل‬‫ال‬ ‫ي‬ ِ
‫ض‬‫ر‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬‫س‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬‫س‬ ْ‫ن‬‫ع‬‫و‬
ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ َََّّ‫ل‬‫ال‬ َّ‫ى‬‫ل‬‫ص‬
َّ‫ا‬‫الن‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫يز‬ َ‫ل‬ : ‫ل‬‫قا‬ ََّ‫م‬‫ل‬‫س‬‫و‬
‫ر‬ ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ا‬ ُ‫لو‬َّ‫ج‬‫ع‬ ‫ا‬‫م‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬ ََُِ‫بخ‬ ُ‫س‬
)
ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬ َُ‫ع‬ ٌَ‫ق‬َّ‫ف‬‫ت‬ُ‫م‬
(
Dari Sahl bin Sa’ad ra, bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan waktu
berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih)
SUNNAH BERBUKA
• Berbuka dianjurkan dengan beberapa kurma basah
(arrathabah).
• Kalau tidak ada kurma basah, dianjurkan dengan
kurma kering (at-tamr).
• Kalau tidak ada kurma kering, dianjurkan minum
beberapa teguk air.
• Setelah itu boleh makan apa saja yang
dikehendakinya.
• Semua ini dilakukan semata karena ibadah dan
ketaatan, bukan karena alasan lain. Misal karena
kurma basah mengandung glukosa sehingga bagus
untuk berbuka, dsb.
SUNNAH BERBUKA
ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ َُ َََّّ‫ل‬‫ال‬ َّ‫ى‬‫ل‬‫ص‬ َُِّ‫َّي‬‫ب‬‫الن‬ ‫ان‬‫ك‬ : ‫ل‬‫قا‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ َ ِ
‫س‬‫أن‬ ْ‫ن‬‫ع‬
ْ
َِ‫ن‬‫فإ‬ ،ٍ‫ت‬‫با‬‫ط‬ُ‫ر‬ ‫لى‬‫ع‬ َّ‫ي‬ِ‫ل‬ َُ‫يص‬ َْ‫أن‬ ‫ل‬َ ْ‫قب‬ ُ‫ر‬ِ‫ط‬ ْ
َ ُ‫يف‬ ََّ‫م‬‫ل‬‫س‬‫و‬
َْ‫م‬‫ل‬ ْ
َِ‫ن‬‫فإ‬ ،ٌ‫ات‬‫ْر‬‫ي‬ َُ‫م‬‫فت‬ ٌ‫ت‬‫با‬‫ط‬ُ‫ر‬ ْ‫ن‬ َُ‫تك‬ َْ‫م‬‫ل‬
ٍ‫اء‬‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ت‬‫ا‬‫و‬‫س‬‫ح‬ ‫ا‬‫س‬‫ح‬ ٌ‫ات‬‫ْر‬‫ي‬ َُ‫تم‬ ْ‫ن‬ َُ‫تك‬
“Dari Anas bin Malik ra, ia berkata : Nabi saw biasa
berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma
basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka
dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr,
beliau meminum seteguk air.” (HR. Abu Dawud)
MEMPERBANYAK DO’A KETIKA
MENJELANG BERBUKA
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia
berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, ْ‫ع‬َ‫لد‬ ِ‫ه‬ ِ
‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ِ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ َِّ‫إن‬
ُّ‫د‬ َُ‫تر‬ ‫ا‬‫م‬ ً‫ة‬‫و‬
“Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa
ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu
Majah)
DOA BERBUKA PUASA
‫ب‬َ‫ذه‬ ُ‫ت‬ ْ‫ر‬‫ط‬َ ْ
‫ف‬ ‫أ‬ َ ِ‫قك‬ ْ‫ز‬ ِ
‫ر‬ ‫لى‬‫ع‬‫و‬ ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ص‬ َ‫لك‬ َّ‫م‬َُّ‫الِل‬
َُُ‫عر‬ْ‫ال‬ َِّ‫ت‬‫ْتل‬‫ب‬‫ا‬‫و‬ ،ُ‫أ‬‫م‬َّ‫ظ‬‫ال‬
ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ر‬َْ‫ج‬ ْ
َْ‫ال‬ َ‫ت‬‫ثب‬ ‫و‬ ،ُ‫ق‬ ْ‫و‬
‫ي‬َِّ‫ت‬ ‫ال‬ َ ِ‫تك‬‫م‬ْ‫ح‬َ ِ
‫بر‬ َُ‫ك‬‫أل‬َ ْ
‫أس‬ ّ‫ي‬ َِِ‫إن‬ َّ‫م‬َُّ‫ُالِل‬ ‫هللا‬‫اء‬‫ش‬
‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ر‬ِ‫ف‬ ْ
َ‫تغ‬ َ ْ‫أن‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬‫ش‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ْ
َ‫عت‬ِ‫س‬‫و‬
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku
berbuka. Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan,
semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. Ya
Allah, sesungguhnya aku, dengan rahmata-Mu yang meliputi
segala sesuatu, meminta Engkau untuk mengampuni aku.”
(Hadits shahih, riwayat ibnu Abi Syaibah dan Abu Dawud, digabung)
ORANG YANG BERPUASA KETIKA
BERBUKA KARENA LUPA
Imam Abu Hanifah, imam asy-Syafi’i dan imam Ahmad
berpendapat tidak batal puasanya dan tidak mengapa,
baik makan atau minumnya itu sedikit atau banyak.
‫اء‬َ‫قض‬ ََ‫فل‬ ً‫ا‬‫ي‬ِ‫س‬‫نا‬ ‫ان‬‫ض‬‫م‬‫ر‬ ِ
‫ر‬ْ‫ه‬‫ش‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ر‬‫ط‬َ ْ
‫أف‬ ْ‫ن‬‫م‬
‫ة‬‫ر‬َّ‫ا‬‫ف‬‫ك‬ ‫ل‬‫و‬ ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬
“Siapa yang berbuka di bulan Ramadan dalam keadaan
lupa, maka dia tidak wajib qadla dan kafarat.”
(HR. Ibnu Hibban)
ORANG YANG BERBUKA DI BULAN
RAMADHAN TANPA UDZUR
• Orang yang meninggalkan atau
menyepelekan kewajiban puasa Ramadhan
tanpa udzur pasti akan mendapatkan siksa
yang pedih di akhirat.
• Negara Khilafah akan menjatuhkan sanksi
di dunia kepada orang yang meninggalkan
atau menyepelekan kewajiban puasa
Ramadhan tanpa udzur.
DOSA ORANG YANG BERBUKA DI
BULAN RAMADHAN TANPA UDZUR
:
Abu Umamahberkata, “Saya telah mendengar Rasulullah saw
bersabda
‫اق‬‫س‬‫و‬ . ََّ‫ي‬‫ْع‬‫ب‬ َ ِ
‫بض‬ ‫ا‬‫ذ‬َ‫خ‬‫فأ‬ ِ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ج‬‫ر‬ ِ‫ني‬‫ا‬‫أت‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫نا‬ ‫ا‬‫أن‬ ‫نا‬ َْ‫بي‬
ََُّ‫م‬‫ث‬ : ‫ل‬‫قا‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫و‬ ،‫يث‬ِ‫د‬‫ح‬ْ‫ال‬
ْ‫م‬ َُُ‫ه‬‫اق‬‫د‬َ ْ
‫أش‬ ٌَ‫ة‬َّ‫ق‬‫ق‬‫ش‬ُ‫م‬ ، ْ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ق‬‫ا‬َ‫عر‬ِ‫ب‬ ‫ن‬ُ‫و‬َّ‫ق‬‫عل‬ُ‫م‬ ٌ‫م‬َ ْ‫قو‬ ‫ا‬َِ‫ذ‬‫فإ‬ ِ‫بي‬ ‫ا‬‫لق‬‫ط‬ْ‫ن‬‫ا‬
،‫ا‬ً‫م‬‫د‬ ْ‫م‬ َُُ‫ه‬‫اق‬‫د‬ َ ْ
‫أش‬ ُ‫ل‬‫ي‬َ ِ
‫تس‬
َ‫ُل‬‫ؤ‬‫ه‬ ْ‫ن‬‫م‬ : ُ‫ت‬ َُْ‫ل‬‫ق‬
‫ل‬َ ْ‫قب‬ ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ َْ ُ‫يف‬ ‫ين‬َِّ‫ذ‬‫ال‬ ِ‫ء‬َ‫ُل‬‫ؤ‬‫ه‬ :‫ل‬ ‫قا‬ ‫؟‬ِ‫ء‬
ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫م‬ ْ‫و‬‫ص‬ َِّ‫ة‬‫ل‬َِ‫تح‬
Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua orang laki-laki yang
menghampiriku seraya membopongku, lalu beliau melanjutkan
ucapannya hingga kalimat: Kemudian mereka berdua membawaku,
ternyata terlihat ada sekelompok orang yang sedang digantung pada
urat-urat yang ada diatas tumitnya, tulang rahang mereka dibelah
dan mengalirkan darah. Aku berkata: “Siapa mereka?”, Dia berkata:
“Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum puasanya
sempurna”. (HR. an-Nasai dalam kitab as-Sunan al-Kubra)
DOSA ORANG YANG BERBUKA DI
BULAN RAMADHAN TANPA UDZUR
Diriwayatkan dari Abdulah bin Mas’ud ra bahwa dia berkata:
‫ي‬َِ‫ق‬‫ل‬ ٍ‫ة‬‫ص‬ْ‫خ‬ُ‫ر‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬ ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ان‬‫ض‬‫م‬‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬َ ْ‫يو‬ ‫ر‬‫ط‬َ ْ
‫أف‬ ْ‫ن‬‫م‬
،ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ََََّّ‫ل‬‫ال‬
ْ
َِ‫إن‬‫و‬
‫اء‬‫ش‬ ْ
َِ‫إن‬‫و‬ ، َُ‫له‬ َ‫فر‬‫غ‬ ‫اء‬‫ش‬ ْ
َِ‫إن‬ ، ََُّ‫ه‬‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ر‬ْ‫ه‬َّ‫د‬‫ال‬ ‫ام‬‫ص‬
ُ ‫َّه‬‫ب‬‫ذ‬‫ع‬
“Barangsiapa berbuka sehari dari (puasa) bulan Ramadhan
dengan tanpa rukhshah (keringanan), maka dia akan bertemu
dengan Allah (yang akan) membawanya. Dan seandainya dia
berpuasa setiap hari sepanjang masa, maka --jika Allah
menghendaki-- Dia akan mengampuninya, dan jika Allah
menghendaki, Dia akan menyiksanya”. (HR Thabarani)
SANKSI KHILAFAH KEPADA ORANG
YANG BERBUKA DI BULAN
RAMADHAN TANPA UDZUR
Dari Abu Marwan:
Bahwa an-Najasyi (Qais bin Amr al-Haritsi) telah
dibawa ke hadapan Ali bin Abi Thalib. An-Najasyi
telah minum khamr di bulan Ramadhan, lalu Ali
memukulnya 80 (delapan puluh) kali. Kemudian
esok harinya memukulnya lagi 20 (dua puluh) dan
dia berkata: Kami pukul engkau 20 kali ini karena
kelancanganmu kepada Allah, dan karena engkau
telah berbuka di bulan Ramadhan.
(HR. Ibnu Hazm dan at-Thahawi)

More Related Content

Similar to Hukum-Seputar-Shaum-Ramadhan.doc

macam macam puasa
macam macam puasamacam macam puasa
macam macam puasa
Bagas Aldi
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 

Similar to Hukum-Seputar-Shaum-Ramadhan.doc (20)

1. kitab fiqih ramadhan
1. kitab fiqih ramadhan1. kitab fiqih ramadhan
1. kitab fiqih ramadhan
 
SOLAT ISTISQA'.pptx
SOLAT ISTISQA'.pptxSOLAT ISTISQA'.pptx
SOLAT ISTISQA'.pptx
 
Shalat dhuha
Shalat dhuhaShalat dhuha
Shalat dhuha
 
Rahasia sholat duha
Rahasia sholat duhaRahasia sholat duha
Rahasia sholat duha
 
E-Book [Bekal Puasa] - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
E-Book [Bekal Puasa] - Fawaed Syafi'iyyah.pdfE-Book [Bekal Puasa] - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
E-Book [Bekal Puasa] - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
 
Presentasi Fiqh 4
Presentasi Fiqh 4Presentasi Fiqh 4
Presentasi Fiqh 4
 
Kesehatan dalam Perspektif Risalah Islam.pptx
Kesehatan dalam Perspektif Risalah Islam.pptxKesehatan dalam Perspektif Risalah Islam.pptx
Kesehatan dalam Perspektif Risalah Islam.pptx
 
Hukum Puasa dalam islam adalah wajib bagi yang mampuampugb
Hukum Puasa dalam islam adalah wajib bagi yang mampuampugbHukum Puasa dalam islam adalah wajib bagi yang mampuampugb
Hukum Puasa dalam islam adalah wajib bagi yang mampuampugb
 
macam macam puasa
macam macam puasamacam macam puasa
macam macam puasa
 
Materi tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 hMateri tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 h
 
Puasa
PuasaPuasa
Puasa
 
Ringkasan Fikih Puasa
Ringkasan Fikih PuasaRingkasan Fikih Puasa
Ringkasan Fikih Puasa
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
ramadhan-160531081809 (1).pptx
ramadhan-160531081809 (1).pptxramadhan-160531081809 (1).pptx
ramadhan-160531081809 (1).pptx
 
Fiqhush shiyaam (fiqhus sunnah)
Fiqhush shiyaam (fiqhus sunnah)Fiqhush shiyaam (fiqhus sunnah)
Fiqhush shiyaam (fiqhus sunnah)
 
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdfBekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
Bekal puasa Ramadhan - Fawaed Syafi'iyyah.pdf
 
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabFiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
 
Fiqih Sholat Ust. Talqis Nurdiyanto, Lc
Fiqih Sholat Ust. Talqis Nurdiyanto, LcFiqih Sholat Ust. Talqis Nurdiyanto, Lc
Fiqih Sholat Ust. Talqis Nurdiyanto, Lc
 
PUASA.pdf tugas PAI II By Farhan Ranadhan
PUASA.pdf tugas PAI II By Farhan RanadhanPUASA.pdf tugas PAI II By Farhan Ranadhan
PUASA.pdf tugas PAI II By Farhan Ranadhan
 
3. Shalat,Puasa, Haji dan Umrah.pptx
3. Shalat,Puasa, Haji dan Umrah.pptx3. Shalat,Puasa, Haji dan Umrah.pptx
3. Shalat,Puasa, Haji dan Umrah.pptx
 

Recently uploaded

KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
MeidarLamskingBoangm
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Adam Hiola
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
puji239858
 

Recently uploaded (7)

Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 

Hukum-Seputar-Shaum-Ramadhan.doc

  • 1. HUKUM SEPUTAR SHAUM RAMADHAN MAHMUD ABDUL LATHIF UWAIDHAH AL-JAMI’ LI AL-AHKAM ASH-SHIYAM AWAL AKHIR PUASA • Hilal Ramadhan dan dimulainya Syawal bisa ditetapkan berdasarkan kesaksian satu orang saksi.
  • 2. • Seorang individu berpuasa berdasarkan kesaksian dirinya, tetapi tidak boleh berbuka (berhari raya) kecuali berdasarkan perintah Negara Khilafah. • Setiap syiar-syiar agama itu terkait dengan kehidupan kolektif sebagai satu komunitas, dimana hanya Negara Khilafahlah satu-satunya yang harus memerintahkan dan mengaturnya, serta menetapkan waktunya. BERPUASA DAN BERBUKA KARENA MELIHAT
  • 3. HILAL ِ‫ه‬َِ‫ت‬‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬ ِ‫ه‬َِ‫ت‬‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ ِ‫ط‬َ ْ ‫أف‬‫و‬ “Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya.“ (HR. Bukhari Muslim)
  • 4. PENETAPAN HARI RAYA IDUL FITRI Dari Abu Umar bin Anas bin Malik ia berkata: paman-pamanku dari kalangan Anshar telah memberikan kabar kepadaku, mereka adalah para sahabat Rasulullah saw, mereka berkata: ‫اء‬َ‫فج‬ ‫ا‬ً‫م‬‫يا‬ ِ ‫ص‬ ‫نا‬ ْ َ‫بح‬َ ْ ‫ص‬‫فأ‬ ٍ‫ل‬‫ا‬ ّ‫و‬‫ش‬ ُ‫ل‬َ‫ل‬ِ‫ه‬ ‫نا‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ‫ي‬ِ‫م‬ َُْ‫غ‬‫أ‬ ‫ا‬ ِ ‫ر‬ ِ‫آخ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ب‬ْ‫ك‬‫ر‬ ُ‫ه‬ّٰ‫ـ‬‫الل‬ ‫ى‬ََّ‫ل‬‫ص‬ ّ‫ي‬َِّ‫ب‬‫الن‬ ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ه‬َ‫فش‬ ِ ‫ار‬ََّ‫ه‬‫لن‬ ‫ل‬َ‫ل‬ِ‫ه‬ْ‫ال‬ ‫ا‬ َ ْ‫أو‬‫ر‬ ْ‫م‬َُّ‫ه‬‫أن‬ ‫م‬َّ‫ل‬‫س‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ َْ‫أن‬ ‫م‬َّ‫ل‬‫س‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ُ‫ه‬ّٰ‫ـ‬‫الل‬ ‫ى‬ََّ‫ل‬‫ص‬ ِ ِ ‫الِل‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ر‬َ‫م‬‫فأ‬ ِ ‫س‬َْ‫م‬ ْ َْ‫ِل‬‫ا‬‫ب‬ َْ‫أن‬‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ ُ‫ر‬ِ‫ط‬ ْ َ ُ‫يف‬ َِ‫د‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬ِ‫ل‬‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫ر‬ ْ َ‫يخ‬
  • 5. “Hilal Syawal terhalang dari pandangan kami, sehingga keesokan paginya kami tetap berpuasa. Lalu datanglah kafilah di penghujung siang, kemudian mereka bersaksi di hadapan Nabi saw bahwa mereka melihat hilal kemarin. Lalu Rasulullah saw memerintahkan kaum Muslim berbuka dan keluar untuk merayakan hari raya di esok hari.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad, an-Nasai, Ibnu Hibban dan at-Thahawi) NIAT PUASA Niat puasa ramadhanwajib ditetapkan di malam hari, untuk puasa sunah boleh siang hari. (Abu Hanifah, as-Syafi’i dan Ahmad)
  • 6. Dari Hafshah ra, istri Nabi saw, bahwa Rasulullah saw bersabda: ََ‫فل‬ ِ ‫ر‬َْ‫فج‬ْ‫ال‬ ‫ل‬َ ْ‫قب‬ ‫م‬‫يا‬ّ ِ ‫الص‬ ِ‫ْع‬‫ي‬ َُِ‫يج‬ َْ‫م‬‫ل‬ ْ‫ن‬‫م‬ ُ ‫له‬ ‫م‬‫يا‬ ِ ‫ص‬ “Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
  • 7. NIAT PUASA • Niat harus dilakukan pada bulan Ramadhan untuk setiap harinya, dan tidak benar bahwa 1 kali niat untuk satu bulan seluruhnya. • Karena, puasa pada setiap harinya adalah satu ibadah yang berdiri sen`diri, yang terpisah dengan sebelum dan sesudahnya. • Yang memisahkan antara satu hari dengan hari lainnya adalahberbuka di waktu malam.
  • 8. SAHUR • An-Nawawi dan Ibnu al-Mundzir telah menyebutkan adanya kesepakatan (al-ijma’) disunnahkannya sahur, dan bahwa sahur itu bukan sesuatu yang wajib. • Wakt`u sahur berlangsung hingga fajar shadiq atau hingga muadzin mengumandangkan adzan Subuh. • Orang yang bersahur hendaknya menyantap sahur dengan mengakhirkan waktu sahurnya hingga beberapa saat (sekitar ¼ jam) sebelum adzan Subuh dikumandangkan.
  • 9. BATAS WAKTU SAHUR ْ‫ا‬ُ‫لو‬ُ‫ك‬‫و‬ ُ‫ْط‬‫ي‬‫خ‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬َُ‫لك‬ ََّ‫ن‬‫ي‬‫ب‬ ‫يت‬ َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ْ‫ا‬ُ‫بو‬‫ر‬ْ‫ش‬‫ا‬‫و‬ َُ‫يض‬َ ْ‫ب‬ْ‫ال‬ ِ ‫ر‬ َْ‫فج‬ْ‫ال‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫د‬‫و‬َ ْ ‫س‬ْ‫ال‬ ِ‫ْط‬‫ي‬‫خ‬ْ‫ال‬ ‫ن‬ِ‫م‬ “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar” (QS. Al Baqarah, 2:187)
  • 10. SAHUR DAN ADZAN SHALAT SUBUH Jika seseorang mendengar adzan shalat subuh sedangkan di tangannya masih ada sesuap makanan atau seteguk air minum, maka hendaklah dia memakannya atau meminumnya, karena adzan ini tidak berarti menjadi batas untuk berhenti makan dan minum. ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫أح‬ ‫ع‬ِ‫م‬‫س‬ ‫ا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ُ‫ه‬ْ‫ع‬َ‫يض‬ ََ‫فل‬ ِ‫ه‬َِ‫د‬‫ي‬ ‫لى‬‫ع‬ ُ‫ء‬‫نا‬ِ‫اإل‬‫و‬ ‫اء‬َّ‫د‬ِ‫ن‬ ُ ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َُ‫ته‬ ‫اج‬‫ح‬ ‫ى‬ ِ ‫ض‬ َْ‫يق‬ “Jika salah seorang dari kalian mendengar adzan sedangkan wadah masih berada di tangannya, maka janganlah ia letakkan wadah itu hingga ia selesai menunaikan kebutuhannya.”
  • 11. (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Daruquthni) PUASA ORANG GILA, ORANG PINGSAN DAN ANAK KECIL َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ِ‫ن‬ َُ ْ‫نو‬ْ‫ج‬‫م‬ْ‫ل‬ ‫ا‬ ِ‫ن‬‫ع‬ : ٍَ‫ة‬‫ث‬َ‫ثل‬ ْ‫ن‬‫ع‬ َُ‫م‬‫قل‬ْ‫ال‬ ‫ع‬ِ‫ف‬ُ‫ر‬ ِ‫ن‬‫ع‬‫و‬ ، ‫ْق‬‫ي‬َِ‫يف‬ ‫ت‬ ْ َ‫يح‬ َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ن‬‫ع‬‫و‬ ،‫ظ‬ِ‫ق‬َْ‫ي‬‫ت‬ ْ َ‫يس‬ َّ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ِ‫م‬ِ‫ئ‬َّ‫ا‬‫الن‬ . ‫م‬َِ‫ل‬ “Telah diangkat pena dari tiga golongan: dari orang gila sampai ia sadar, dari orang tidur
  • 12. hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia baligh.” (HR. Tirmidzi) PUASA ATAS ORANG GILA DAN ORANG YANG PINGSAN • Tidak ada kewajiban puasa dan qadla puasa bagi keduanya jika mereka gila atau pingsan selama satu hari penuh atau lebih tanpa kembali akal atau kesadarannya. • Apabila seseorang sudah berniat puasa Ramadhan di malam harinya, kemudian pada siang hari terkena penyakit gila atau pingsan sampai malam hari, maka dia dipandang
  • 13. telah berpuasa dan tidak ada kewajiban qadla puasa atasnya. • Apabila orang gila dan pingsan tersebut terjadi pada malam hari kemudian siang hari mereka sehat/siuman maka mereka wajib puasa dan mengqadlanya di waktu yang lain. PUASA ATAS ORANG GILA DAN ORANG YANG PINGSAN Diriwayatkan dari Nafi, ia berkata:
  • 14. ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ‫ى‬‫ش‬ ْ َُ‫غ‬‫في‬ ‫ا‬ً‫ع‬ ُّ‫و‬َ‫تط‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬ َُ‫يص‬ ‫ر‬‫م‬ُ‫ع‬ ُ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ‫ان‬‫ك‬ ُ‫ر‬ ِ‫ط‬ ْ َ ُ‫يف‬ ََ‫فل‬ “Adalah Ibnu Umar sedang berpuasa sunat, lalu dia pingsan, tetapi dia tidak berbuka (tidak membatalkan puasanya).” (HR. al-Baihaqi)
  • 15. PUASA ANAK KECIL • Jumhur ulama berpendapat puasa anak kecil yakni anak yang belum baligh tidak wajib tapi sangat dianjurkan. • Ketika sang wali memerintahkan anaknya untuk berpuasa dan mendorongnya tanpa paksaan, lalu sang anak melaksanakan perintah tersebut, maka sang wali dan anaknya akan mendapatkan pahala. • Perintah puasa kepada anak kecil harus mempertimbangkan kesehatan dan kemampuan fisik sang anak.
  • 16. PUASA WANITA HAMIL DAN MENYUSUI • Wanita hamil jika khawatir dengan sebab kehamilannya itu berdampak buruk pada dirinya, dia boleh berbuka. • Wanita yang menyusui jika khawatir berdampak buruk pada anak yang disusuinya, dia boleh berbuka. • Apabila kekhawatiran itu tidak ada, keduanya tidak boleh berbuka.
  • 17. PUASA WANITA HAMIL DAN MENYUSUI , Dari Anas bin Malik ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda ‫ع‬‫ض‬‫و‬ ‫هللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ن‬‫ع‬‫و‬ ‫م‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ف‬ َْ ِ ‫نص‬ ِ ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬‫س‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬‫ع‬ ِ‫ع‬ ِ ‫ض‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ال‬‫و‬ ‫ْلى‬‫ب‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ “Sesungguhnya Allah mengangkat kewajiban setengah shalat dan puasa dari musafir, dari wanita hamil dan menyusui.” (HR. an-Nasai dan Tirmidzi) ‫هللا‬ ‫صلى‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ر‬ ‫ص‬َّ‫خ‬‫ر‬ ‫لى‬‫ع‬ ُ‫اف‬َ‫تخ‬ ‫ي‬َِّ‫لت‬ ‫ا‬ ‫ْلى‬‫ب‬ُ‫ح‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ َْ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬ِ‫س‬ َْ‫نف‬ ‫ا‬ ‫ه‬َِ‫د‬‫ل‬‫و‬ ‫لى‬‫ع‬ ُ‫اف‬َ‫تخ‬ ِ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ِ‫ع‬ ِ ‫ض‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬‫و‬ ‫ر‬ِ‫ط‬ َْ ُ‫تف‬
  • 18. Rasulullah saw memberikan keringanan kepada wanita hamil yang khawatir akan dirinya untuk berbuka, dan bagi wanita yang menyusui yang mengkhawatirkan anak (yang disusuinya). (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Adi) PUASA WANITA HAIDH DAN NIFAS • Allah telah mengangkat kewajiban shalat dari wanita haidh dan nifas, maka dari itu tidak ada kewajiban qadla shalat.
  • 19. • Berbeda dengan puasa, Allah tidak mengangkat taklif puasa dari keduanya tapi hanya mengundurkanwaktu pelaksanaannya hingga selesai masa haidh dan nifas. Keduanya wajib mengqadla di waktu lain. QADLA PUASA WANITA HAIDH DAN NIFAS ‫ي‬ ِ ‫ض‬ ََْ‫ق‬‫ت‬ ِ ‫ض‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ل‬َ‫ا‬‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ت‬ َُْ‫ل‬َ‫ق‬‫ف‬ َ‫َة‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫ع‬ ُ‫ت‬ ََْ‫ل‬‫أ‬َ‫س‬ ََ ْ‫لت‬َ‫ا‬‫ق‬ َ‫ة‬َ‫ذ‬َ‫ا‬‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ُ‫ت‬ َُْ‫ل‬ ‫ق‬ ِ‫ت‬ ََْ‫أن‬ ََّ‫ية‬ ِ ‫ور‬ُ‫ر‬ َََ‫ح‬‫أ‬ ََ ْ‫لت‬َ‫ا‬َ‫ق‬‫ف‬ َ‫ة‬ َََ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ ِ ‫ض‬ ََْ‫ق‬‫ت‬ َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬
  • 20. َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ا‬ُ‫ن‬‫يب‬ َُ ِ ‫يص‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ََ ْ‫لت‬َ‫ا‬‫ق‬ ََُ‫ل‬‫أ‬ ََ ْ ‫أس‬ ِ‫ي‬ ‫ن‬ ََِ‫لك‬َ‫و‬ ٍََّ‫ية‬ ِ ‫ور‬ُ‫ر‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ُ‫ت‬ ََ ْ ‫لس‬ َّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫اء‬ ََ َ‫قض‬ِ‫ب‬ ُ‫ر‬َ‫م‬ َُْ‫ؤ‬َ‫ن‬‫ف‬ ِ‫ة‬ َََ‫ل‬ َّ‫الص‬ ِ‫اء‬ ََ َ‫قض‬ِ‫ب‬ ُ‫ر‬َ‫م‬ َُْ‫نؤ‬ َ‫ل‬َ‫و‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬ “Dari Mu’adzah ia berkata, saya pernah bertanya kepada Aisyah ra kemudian aku berkata kepadanya, ‘Bagaimana orang yang haid itu harus meng-qadla puasa tetapi tidak wajib meng-qadla shalat?’ Lantas ia (Aisyah ra) bertanya kepadaku, ‘Apakah kamu termasuk orang Khawarij Haruriyyah?’ Aku menjawab, ‘Aku bukan orang haruriyyah tetapi aku hanya bertanya.’ Aisyah pun lantas berkata, ‘Kami pernah mengalami hal itu (haid), kemudian kami diperintahkan untuk meng- qadla puasa tetapi tidak diperintahkan untuk meng-qadla shalat.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasai dan Tirmidzi)
  • 21. PUASA DALAM PERJALANAN ٍ‫م‬َّ‫ا‬‫أي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ة‬َّ‫د‬َِ‫فع‬ َ ٍ ‫فر‬‫س‬ ‫لى‬‫ع‬ َ ْ‫أو‬ ‫ا‬ً‫ض‬‫ي‬ ِ ‫ر‬‫م‬ ‫ان‬‫ك‬ ْ‫ن‬‫م‬‫و‬ ‫ر‬ َُ‫أخ‬ ُ‫م‬ َُِ‫بك‬ ُ‫د‬‫ي‬ َُ ِ ‫ير‬ َ‫ل‬‫و‬ ‫ر‬ ْ َ ُ‫يس‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ َُِ‫بك‬ ُ‫هللا‬ ُ‫د‬‫ي‬ َُ ِ ‫ير‬ ‫ر‬ ْ َ ُ‫عس‬ْ‫ال‬ Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya mengqadla puasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada harihari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
  • 22. bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. al-Baqarah, 2:185) PUASA DALAM PERJALANAN • Berpuasa dalam perjalanan sebanding atau senilai dengan berbuka, tanpa ada kelebihan apapun pada salah satu dari keduanya. • Berpuasa dalam perjalanan tidak difardhukan dan juga tidak disunnahkan, semata-mata dimubahkan saja, sehingga siapa saja yang menghendaki dia boleh berpuasa, dan siapa yang menghendaki dia boleh berbuka.
  • 23. PUASA DALAM PERJALANAN • Yang paling mudah diantara keduanya (saum atau buka), itulah yang paling utama. • Jika mendapati kelemahan, kesulitan dan kesusahan maka lebih cenderung untuk berbuka, dan jika mendapati kekuatan maka dia boleh berpuasa. • Allah SWT menyukai orang itu melakukan dua perkara tersebut secara bergantian dalam perjalanan yang dilakukan.
  • 24. JARAK PERJALANAN YANG MEMBOLEHKAN BERBUKA • Syariat tidak menetapkan jarak tertentu sebagai udzur berbuka bagi seseorang yang berpuasa. • Syariat semata-mata hanya menetapkan bahwa perjalanan (as-safar) menjadi udzur untuk berbuka. • Aktifitas keluar (al-khuruj) itu bisa dikategorikan sebagai safar yang membolehkan berbuka adalah ketika seseorang meninggalkan kotanya dan tanah wilayah kotanya, lalu dia masuk ke kota lainnya, bagaimanapun jauh dan dekatnya kota yang lain itu.
  • 25. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA 1. Memutuskan niat puasa 2. Makan dan minum dengan sengaja 3. Haid dan Nifas 4. Muntah dengan sengaja 5. Bersetubuh (al-Jima’) 6. As-Su’uth (meletakkan satu benda di hidung lalu dihirup)
  • 26. 7. Memasukkan benda apapun (padat/cair) ke dalam tubuh yang sampai masuk ke dalam sistem pernafasan dan sistem pencernaan HAL-HAL YANG TIDAK MEMBATALKAN PUASA 1. Mencium dan Mubasyarah (menyentuh dan mencumbu istri tanpa melakukan persetubuhan) 2. Berbekam 3. Bercelak 4. Bersiwak
  • 27. 5. Berbohong, bertindak bodoh, berkata keji, dan ghibah (mengurangi pahala puasa –tidak menggugurkan sama sekali– dan pahalanya dikurangi sesuai kemaksiyatan yang dilakukannya) HALALNYA JIMA’ PADA MALAMMALAM PUASA ۚ ْ‫م‬ َُِ‫ائك‬َ ِ ‫نس‬ ‫لى‬ ِ‫إ‬ َُ‫فث‬ َّ‫الر‬ ِ‫م‬‫يا‬ّ ِ ‫الص‬ َ‫لة‬َْ‫لي‬ ْ‫م‬َُ‫لك‬ َّ‫ل‬ َُِ‫أح‬ َُْ‫م‬‫ت‬َ ْ‫أن‬‫و‬ ْ‫م‬َُ‫لك‬ ٌ‫س‬‫با‬ِ‫ل‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬
  • 28. ‫ن‬ ُ‫نو‬‫تا‬ ْ َ‫تخ‬ َُْ‫م‬‫ت‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫م‬ ََُّ‫ك‬‫أن‬ ُ‫هللا‬ ‫م‬ِ‫ل‬‫ع‬ ۗ َّ‫ن‬َُ‫ه‬‫ل‬ ٌ‫س‬‫با‬ِ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َْ‫لي‬‫ع‬ ‫ب‬‫ا‬‫ت‬ ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ َُ‫فس‬َ ْ‫أن‬ ‫ا‬ ُ‫و‬‫ْتغ‬‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ش‬‫با‬ ‫ن‬ ْ َْ‫ل‬‫فا‬ ۖ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬‫ع‬ ‫فا‬‫ع‬‫و‬ ْ‫م‬َُ‫لك‬ ُ‫هللا‬ َ‫تب‬‫ك‬ ‫ا‬‫م‬ “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (QS. Al-Baqarah, 2:187)
  • 29. PUASA ORANG YANG MASUK SUBUH DALAM KEADAAN JUNUB Jumhur ulama berpendapat bahwa orang yang masuk subuh dalam keadan junub maka puasanyasah, dan tidak ada qadla atasnya. Dari Aisyah dan Ummu Salamah ra, ََُّ‫م‬‫ث‬ ، ِ‫ه‬ِ‫ل‬ ََْ‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َُ‫نب‬ُ‫ج‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ ََْ‫فج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ُ‫ك‬ ِ ‫ر‬ ْ َُ‫د‬‫ي‬ َ‫َان‬‫ك‬ ُ‫م‬‫و‬ َُ َ ‫يص‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬ ََ ِ ‫تس‬ ْ ََ‫غ‬‫ي‬ “Bahwa Rasulullah saw kadang memasuki waktu subuh dalam keadaan junub (karena berhubungan)dengan
  • 30. istrinya. Kemudian, beliau mandi dan berpuasa.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban) BERBUKA Waktu berbuka ketika matahari telah terbenam. Disunahkan untuk bersegera berbuka: َََِّّ‫ل‬‫ال‬ ‫ول‬ُ‫س‬‫ر‬ ََّ‫أن‬ ، ُ‫ه‬ ْ‫ن‬‫ع‬ َََّّ‫ل‬‫ال‬ ‫ي‬ ِ ‫ض‬‫ر‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬‫س‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬‫س‬ ْ‫ن‬‫ع‬‫و‬ ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ َََّّ‫ل‬‫ال‬ َّ‫ى‬‫ل‬‫ص‬ َّ‫ا‬‫الن‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫يز‬ َ‫ل‬ : ‫ل‬‫قا‬ ََّ‫م‬‫ل‬‫س‬‫و‬ ‫ر‬ ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ا‬ ُ‫لو‬َّ‫ج‬‫ع‬ ‫ا‬‫م‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬ ََُِ‫بخ‬ ُ‫س‬ ) ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬ َُ‫ع‬ ٌَ‫ق‬َّ‫ف‬‫ت‬ُ‫م‬ (
  • 31. Dari Sahl bin Sa’ad ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih) SUNNAH BERBUKA • Berbuka dianjurkan dengan beberapa kurma basah (arrathabah). • Kalau tidak ada kurma basah, dianjurkan dengan kurma kering (at-tamr). • Kalau tidak ada kurma kering, dianjurkan minum beberapa teguk air.
  • 32. • Setelah itu boleh makan apa saja yang dikehendakinya. • Semua ini dilakukan semata karena ibadah dan ketaatan, bukan karena alasan lain. Misal karena kurma basah mengandung glukosa sehingga bagus untuk berbuka, dsb. SUNNAH BERBUKA ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ َُ َََّّ‫ل‬‫ال‬ َّ‫ى‬‫ل‬‫ص‬ َُِّ‫َّي‬‫ب‬‫الن‬ ‫ان‬‫ك‬ : ‫ل‬‫قا‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ َ ِ ‫س‬‫أن‬ ْ‫ن‬‫ع‬ ْ َِ‫ن‬‫فإ‬ ،ٍ‫ت‬‫با‬‫ط‬ُ‫ر‬ ‫لى‬‫ع‬ َّ‫ي‬ِ‫ل‬ َُ‫يص‬ َْ‫أن‬ ‫ل‬َ ْ‫قب‬ ُ‫ر‬ِ‫ط‬ ْ َ ُ‫يف‬ ََّ‫م‬‫ل‬‫س‬‫و‬ َْ‫م‬‫ل‬ ْ َِ‫ن‬‫فإ‬ ،ٌ‫ات‬‫ْر‬‫ي‬ َُ‫م‬‫فت‬ ٌ‫ت‬‫با‬‫ط‬ُ‫ر‬ ْ‫ن‬ َُ‫تك‬ َْ‫م‬‫ل‬
  • 33. ٍ‫اء‬‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ت‬‫ا‬‫و‬‫س‬‫ح‬ ‫ا‬‫س‬‫ح‬ ٌ‫ات‬‫ْر‬‫ي‬ َُ‫تم‬ ْ‫ن‬ َُ‫تك‬ “Dari Anas bin Malik ra, ia berkata : Nabi saw biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air.” (HR. Abu Dawud) MEMPERBANYAK DO’A KETIKA MENJELANG BERBUKA Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah saw
  • 34. bersabda, ْ‫ع‬َ‫لد‬ ِ‫ه‬ ِ ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ِ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ َِّ‫إن‬ ُّ‫د‬ َُ‫تر‬ ‫ا‬‫م‬ ً‫ة‬‫و‬ “Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah) DOA BERBUKA PUASA ‫ب‬َ‫ذه‬ ُ‫ت‬ ْ‫ر‬‫ط‬َ ْ ‫ف‬ ‫أ‬ َ ِ‫قك‬ ْ‫ز‬ ِ ‫ر‬ ‫لى‬‫ع‬‫و‬ ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ص‬ َ‫لك‬ َّ‫م‬َُّ‫الِل‬ َُُ‫عر‬ْ‫ال‬ َِّ‫ت‬‫ْتل‬‫ب‬‫ا‬‫و‬ ،ُ‫أ‬‫م‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ر‬َْ‫ج‬ ْ َْ‫ال‬ َ‫ت‬‫ثب‬ ‫و‬ ،ُ‫ق‬ ْ‫و‬
  • 35. ‫ي‬َِّ‫ت‬ ‫ال‬ َ ِ‫تك‬‫م‬ْ‫ح‬َ ِ ‫بر‬ َُ‫ك‬‫أل‬َ ْ ‫أس‬ ّ‫ي‬ َِِ‫إن‬ َّ‫م‬َُّ‫ُالِل‬ ‫هللا‬‫اء‬‫ش‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ر‬ِ‫ف‬ ْ َ‫تغ‬ َ ْ‫أن‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬‫ش‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ْ َ‫عت‬ِ‫س‬‫و‬ “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. Ya Allah, sesungguhnya aku, dengan rahmata-Mu yang meliputi segala sesuatu, meminta Engkau untuk mengampuni aku.” (Hadits shahih, riwayat ibnu Abi Syaibah dan Abu Dawud, digabung)
  • 36. ORANG YANG BERPUASA KETIKA BERBUKA KARENA LUPA Imam Abu Hanifah, imam asy-Syafi’i dan imam Ahmad berpendapat tidak batal puasanya dan tidak mengapa, baik makan atau minumnya itu sedikit atau banyak. ‫اء‬َ‫قض‬ ََ‫فل‬ ً‫ا‬‫ي‬ِ‫س‬‫نا‬ ‫ان‬‫ض‬‫م‬‫ر‬ ِ ‫ر‬ْ‫ه‬‫ش‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ر‬‫ط‬َ ْ ‫أف‬ ْ‫ن‬‫م‬ ‫ة‬‫ر‬َّ‫ا‬‫ف‬‫ك‬ ‫ل‬‫و‬ ِ‫ه‬َْ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ “Siapa yang berbuka di bulan Ramadan dalam keadaan lupa, maka dia tidak wajib qadla dan kafarat.” (HR. Ibnu Hibban)
  • 37. ORANG YANG BERBUKA DI BULAN RAMADHAN TANPA UDZUR • Orang yang meninggalkan atau menyepelekan kewajiban puasa Ramadhan tanpa udzur pasti akan mendapatkan siksa yang pedih di akhirat. • Negara Khilafah akan menjatuhkan sanksi di dunia kepada orang yang meninggalkan
  • 38. atau menyepelekan kewajiban puasa Ramadhan tanpa udzur. DOSA ORANG YANG BERBUKA DI BULAN RAMADHAN TANPA UDZUR : Abu Umamahberkata, “Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda ‫اق‬‫س‬‫و‬ . ََّ‫ي‬‫ْع‬‫ب‬ َ ِ ‫بض‬ ‫ا‬‫ذ‬َ‫خ‬‫فأ‬ ِ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ج‬‫ر‬ ِ‫ني‬‫ا‬‫أت‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ٌ‫م‬ِ‫ئ‬‫نا‬ ‫ا‬‫أن‬ ‫نا‬ َْ‫بي‬ ََُّ‫م‬‫ث‬ : ‫ل‬‫قا‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫و‬ ،‫يث‬ِ‫د‬‫ح‬ْ‫ال‬ ْ‫م‬ َُُ‫ه‬‫اق‬‫د‬َ ْ ‫أش‬ ٌَ‫ة‬َّ‫ق‬‫ق‬‫ش‬ُ‫م‬ ، ْ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ق‬‫ا‬َ‫عر‬ِ‫ب‬ ‫ن‬ُ‫و‬َّ‫ق‬‫عل‬ُ‫م‬ ٌ‫م‬َ ْ‫قو‬ ‫ا‬َِ‫ذ‬‫فإ‬ ِ‫بي‬ ‫ا‬‫لق‬‫ط‬ْ‫ن‬‫ا‬ ،‫ا‬ً‫م‬‫د‬ ْ‫م‬ َُُ‫ه‬‫اق‬‫د‬ َ ْ ‫أش‬ ُ‫ل‬‫ي‬َ ِ ‫تس‬ َ‫ُل‬‫ؤ‬‫ه‬ ْ‫ن‬‫م‬ : ُ‫ت‬ َُْ‫ل‬‫ق‬ ‫ل‬َ ْ‫قب‬ ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ َْ ُ‫يف‬ ‫ين‬َِّ‫ذ‬‫ال‬ ِ‫ء‬َ‫ُل‬‫ؤ‬‫ه‬ :‫ل‬ ‫قا‬ ‫؟‬ِ‫ء‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫م‬ ْ‫و‬‫ص‬ َِّ‫ة‬‫ل‬َِ‫تح‬
  • 39. Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua orang laki-laki yang menghampiriku seraya membopongku, lalu beliau melanjutkan ucapannya hingga kalimat: Kemudian mereka berdua membawaku, ternyata terlihat ada sekelompok orang yang sedang digantung pada urat-urat yang ada diatas tumitnya, tulang rahang mereka dibelah dan mengalirkan darah. Aku berkata: “Siapa mereka?”, Dia berkata: “Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum puasanya sempurna”. (HR. an-Nasai dalam kitab as-Sunan al-Kubra) DOSA ORANG YANG BERBUKA DI BULAN RAMADHAN TANPA UDZUR Diriwayatkan dari Abdulah bin Mas’ud ra bahwa dia berkata:
  • 40. ‫ي‬َِ‫ق‬‫ل‬ ٍ‫ة‬‫ص‬ْ‫خ‬ُ‫ر‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬ ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ان‬‫ض‬‫م‬‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬َ ْ‫يو‬ ‫ر‬‫ط‬َ ْ ‫أف‬ ْ‫ن‬‫م‬ ،ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ََََّّ‫ل‬‫ال‬ ْ َِ‫إن‬‫و‬ ‫اء‬‫ش‬ ْ َِ‫إن‬‫و‬ ، َُ‫له‬ َ‫فر‬‫غ‬ ‫اء‬‫ش‬ ْ َِ‫إن‬ ، ََُّ‫ه‬‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ر‬ْ‫ه‬َّ‫د‬‫ال‬ ‫ام‬‫ص‬ ُ ‫َّه‬‫ب‬‫ذ‬‫ع‬ “Barangsiapa berbuka sehari dari (puasa) bulan Ramadhan dengan tanpa rukhshah (keringanan), maka dia akan bertemu dengan Allah (yang akan) membawanya. Dan seandainya dia berpuasa setiap hari sepanjang masa, maka --jika Allah menghendaki-- Dia akan mengampuninya, dan jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksanya”. (HR Thabarani)
  • 41. SANKSI KHILAFAH KEPADA ORANG YANG BERBUKA DI BULAN RAMADHAN TANPA UDZUR Dari Abu Marwan: Bahwa an-Najasyi (Qais bin Amr al-Haritsi) telah dibawa ke hadapan Ali bin Abi Thalib. An-Najasyi telah minum khamr di bulan Ramadhan, lalu Ali memukulnya 80 (delapan puluh) kali. Kemudian esok harinya memukulnya lagi 20 (dua puluh) dan dia berkata: Kami pukul engkau 20 kali ini karena
  • 42. kelancanganmu kepada Allah, dan karena engkau telah berbuka di bulan Ramadhan. (HR. Ibnu Hazm dan at-Thahawi)