Dokumen tersebut membahas mengenai pengaruh bullying oleh manajer terhadap kinerja dan produktivitas karyawan. Bullying oleh manajer dapat berupa bentakan, penghinaan, atau pengucilan yang dapat menurunkan moral karyawan dan menimbulkan akibat buruk seperti turnover yang tinggi, depresi, serta menurunnya kinerja dan produktivitas organisasi.
2. LATAR BELAKANG
Untuk mencapai tujuan sebuah organisasi (perusahaan)
maka diperlukan sebuah kepemimpinan. Pemimpin dalam
organisasi atau perusahaan adalah seseorang yang ditunjuk
atau dipilih untuk membawahi perusahaan tersebut secara
langsung, atau membawahi sub bagian yang terdapat
dalam organisasi tersebut seperti kepala
bagian, manajer, atau supervisor, dll.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang kompetitif dan
memacu individu memaksimalkan potensi
mereka, seorang manajer atau supervisor perusahaan
terkadang sering terjebak dalam gaya manajemen yang
kabur antara memberi tantangan, memotivasi, atau mem-
bully.
3. APA ITU OFFICE BULLYING…?
OFFICE BULLYING : adalah
perlakuan yang tidak menyenangkan
dan cenderung kasar yang dilakukan
oleh orang lain, terutama (biasanya)
orang yang (merasa) lebih berkuasa
(atasan) yang di lakukan secara
spontan dan langsung di hadapan
orang lain tanpa memandang tempat
dan waktu.
Yang termasuk bullying adalah tak
henti-henti mengomentari hasil
pekerjaan anak
buah, berteriak/membentak, berula
ng-ulang mengingatkan kesalahan
karyawan, menyebarkan gossip atau
kebohongan, penolakan atau
pengucilan terhadap karyawan
tertentu.
4. APA PENYEBABNYA..?
Dalam sebuah organisasi atau tim yang berinteraksi
satu sama lain dalam mencapai tujuannya pastilah
mengalami perbedaan pendapat. Anggota tim perlu
memahami bahwa konflik atau ketidak sepakatan
adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Konflik
selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan
atau kelompok) yang terjadi apabila salah satu pihak
merasa tujuannya dihalang-halangi atau akan
dihalang-halangi .
5. SEPERTI APA BENTUKNYA…?
Bullying muncul saat adanya dominasi interaksi
seseorang untuk menjatuhkan mental dan fisik
orang lain.
Beragam karakteristik muncul bagi pelaku
bullying di lokasi kerja di antaranya pada saat
adanya interaksi antar dua orang atau lebih,
pelaku bullying kerap mendominasi pembicaraan.
Dalam hal ini, dominasi bicara banyak dilakukan
tanpa memperhatikan pembicaraan orang lain.
Merasa puas ketika sering kali mematahkan
pembicaraan orang lain tanpa memberi solusi.
Dengan bangga menyebut status dan posisi
(jabatan) dalam memberikan perintah-perintah
yang kadang tidak logis.
Terkadang pelaku bullying sangat marah dengan
melakukan bentakan, lempar barang, sampai
bermain fisik dalam menekan lawannya
6. YANG TERMASUK OFFICE BULLYING
Yang termasuk office bullying adalah
memarahi anda dengan nada merendahkan
semua hasil kerja anda dianggap salah
membentak anda di depan orang banyak
tidak menghargai tanggung jawab anda
Sarcastic joke, mengkritik di depan orang lain,
menginterupsi dengan kasar,
menatap dengan “pandangan nakal”,
memanggil dengan berteriak bukan dalam situasi mendesak,
menuduh orang melakukan kesalahan yang tidak dilakukannya,
melotot dan menunjukkan antagonisme secara jelas,
merendahkan pendapat orang lain,
mendiamkan orang lain untuk memutuskan hubungan,
menunjukkan mood yang tak terkontrol,
tidak mengakui kualitas kerja yang baik meskipun ada bukti,
menggosipkan orang lain, dll
7. MENGAPA MELAKUKAN..?
Merasa korban adalah saingan, sehingga ia akan
melakukan bullying terhadap korban yang notabene
adalah anak buahnya sendiri
Memiliki harga diri yang tinggi
Takut kehilangan otonomi atau kekuasaan, sehingga ia
melakukan praktek bullying untuk menunjukan bahwa ia
memiliki kekuasaan penuh atas wilayah yang dipegangnya
Pernah mendapatkan perilaku bullying dari atasannya
Perbedaan persepsi terhadap tindakan tersebut, dimana
sang pelaku tidak merasa tindakannya melanggar aturan
apapun
8. AKIBAT OFFICE BULLYING
Yang paling sering terjadi adalah, saat praktek
menekan oleh atasan ini terjadi biasanya disertai
dengan bodaya gosip oleh bawahan.
Praktek gossip ini dilakukan oleh bawahan untuk
menetralisir suasana hati yang buruk saat menghadapi
tekanan atasan.
Tiga budaya yang tidak produktif dan tidak berkaitan
ini (bullying – gossip – espionage/mata-mata).
Jika hal tersebut terjadi, umumnya adalah adanya
mata-mata yang disusupkan oleh atasan yang merasa
sedang dibicarakan oleh anak buahnya.
9. AKIBAT LAINNYA…
Menghancurkan kerjasama tim , karena merasa ada mata-mata
yang mengawasi mereka.
Membuat suasana menjadi tidak nyaman untuk bekerja.
Produktifitas semu yang nampak di peningkatan dan
pencapaian target, namun menghabiskan komponen lainnya
yaitu turn over pegawai.
Karena turn over tinggi, loyalitas dan integritas karyawan sangat
rendah.
Hilangnya harga diri dan percaya diri karyawan, sehingga tidak
mampu melakukan pekerjaannya dengan baik.
Depresi yang tinggi
Merasa tidak berdaya dan tidak mampu melakukan apapun
dengan baik, sehingga efisiensi dan efektifitas tidak tercapai.