Organisasi harus memastikan karyawan terlibat dan dikonsultasikan terkait implementasi sistem manajemen K3, serta memastikan komunikasi yang efektif terkait K3 antara semua tingkatan organisasi.
3. Tahun 1999 Inggris melalui BSI (
Tahun 1999 Inggris melalui BSI (B
Brit
ritis
ish S
h St
ta
and
nda
ards
rds
Institution)
Institution) mengajak 13 lembaga standar
mengajak 13 lembaga standar lainnya
lainnya
membuat
membuat sebuah
sebuah project
project standar
standar bidang
bidang K3 di
K3 digunakan
gunakan
oleh dunia industry dalam
oleh dunia industry dalam melakukan assessme
melakukan assessment
nt
terhadap SMK3 yang telah mereka terapkan, yang
terhadap SMK3 yang telah mereka terapkan, yang
melahirkan seri OHSAS (
melahirkan seri OHSAS (O
Oc
cc
cupat
upati
ional
onal H
Hea
ealt
lth and
h and
S
Sa
afety
fety A
As
ss
ses
ess
sment
ment S
Ser
eri
ies
es )
) 18001:1999 dan ditetapkan
18001:1999 dan ditetapkan
15 April 1999
15 April 1999
4. BS
BSI
I be
bers
rsa
am
ma
a 43 l
43 lem
emb
bag
aga
a st
sta
and
nda
ar
r da
dar
ri
i be
ber
rba
baga
gai
i m
ma
aca
cam
m
neg
negara
ara,
, me
melak
lakuka
ukan
n rev
revisi
isi ser
serie
ie OHS
OHSAS
AS 199
1999,
9, seh
sehing
ingga
ga
pa
pada
da J
Jul
uli
i 2
20
007
07 di
dibe
berl
rlak
aku
uka
kan
n se
sec
ca
ara
ra ef
efe
ekt
ktif
if s
sta
tand
nda
ar
r
OH
OHSA
SAS v
S ver
ersi
si 20
2007
07 y
yan
ang m
g mas
asa
a be
berl
rlak
aku
u sa
samp
mpai
ai ta
tahu
hun
n
20
2021
21,
, ke
kemu
mudi
dian
an pa
pada
da ta
tang
ngga
gal
l 12
12 Ma
Mare
ret
t 20
2018
18 di
di
pe
perk
rken
enal
alka
kan
n la
lah
h IS
ISO
O 45
4500
001
1 se
seba
baga
gai
i re
revi
visi
si at
atas
as OH
OHSA
SAS
S
18
1800
001 ve
1 vers
rsi
i 20
2007
07
5. Sta
Standa
ndar
r Int
Intern
ernasi
asiona
onal
l ya
yang
ng me
menen
nentuk
tukan
an per
persy
syara
aratan
tan
un
untu
tuk
k si
sis
ste
tem
m m
ma
ana
naje
jem
me
en
n ke
kese
seha
hata
tan
n d
dan
an k
kes
ese
ela
lam
mat
atan
an
ke
kerj
rja
a (O
(OH&
H&S)
S), deng
, dengan
an pa
pand
ndua
uan
n pe
peng
nggu
guna
naan
anny
nya, untu
a, untuk
k
me
memu
mung
ngki
kink
nkan
an se
sebu
buah
ah or
orga
gani
nisa
sasi
si me
memp
mper
erba
baik
iki
i ki
kine
nerj
rja
a
K3
K3 se
sec
car
ara
a pr
proa
oak
kti
tif
f da
dala
lam
m m
men
enc
ce
ega
gah
h Ke
Kec
cel
ela
aka
kaa
an
n K
Ker
erja
ja
d
da
an
n d
da
am
mp
pa
ak
k b
bu
ur
ru
uk
k b
ba
ag
gi
i k
ke
es
se
eh
ha
at
ta
an
n
PENGERTIAN ISO 45001
PENGERTIAN ISO 45001
7. Safety Maturity Model/Konsep Tingkat Penerapan
OH&S Manajemen Sistem di Organisasi
1. Sistem
Sistem adalah arahan baku yang disusun untuk membantu
seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan / aktivitas dengan
tanpa kesalahan atau dengan kesalahan yang minimal
Sistem tersebut dijalankan oleh semua orang yang bekerja atas nama
perusahaan tanpa adanya turbulensi atau pelanggaran karena sistem
yang dibuat merupakan bagian dari aktivitas keseharian. Fokus
program K3 juga sudah mengarah kepada pembentukan budaya K3
dan perilaku aman di tempat kerja.
9. 2. Budaya & Keterlibatan
konsep berpikir Safety Maturity Model, budaya terbentuk dari
berbagai macam perilaku yang ada di perusahaan. Perilaku
aman (Safety Behavior ) merupakan perilaku yang utama
untuk dapat membentuk Budaya K3 diperusahaan
Keterlibatan oleh semua level merupakan kunci keberhasilan
penerapan Sistem Manajemen K3
Budaya dan Keterlibatan ini adalah sebagai penggerak Sistem
Manajemen K3. Buruknya suatu budaya perusahaan dan tanpa
ada keterlibatan semua bagian maka Sistem Manajemen K3
hanya diatas kertas saja
10.
11. 3. Pengendalian ( Control )
Agar penerapan Sistem Manajemen K3 berhasil sesuai
dengan tujuan maka organisasi harus dapat menjalankan
program Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
IBPR/HIRADC, program tersebut menetapkan pengendalian
bahaya sesuai dengan Hirarki Pengendalian dimulai
(Eliminiasi, Subtitusi, Rekayasa Teknik, Administrasi dan Alat
Pelindung Diri )
Sebagian organisasi menganggap bahwa menggunakan Alat
Pelindung Diri sudah cukup untuk mengendalikan bahaya
12.
13. Persyaratan yang mewajibkan
Penerapan Sistem Manjemen K3 ( OH&S )
Sistem Manajemen K3 ISO 45001:2018
1. Persyaratan dari para pemangku kepentingan
2. Persyaratan pelanggan
3. Persyaratan yang ditetapkan organisasi
Sistem Manajemen K3 PP 50 Tahun 2012 Pasal 5
14. Comparison of SMK3 Permenaker
05/Men/1996 & OHSAS 18001
SMK3 OHSAS 18001
Mandatory Voluntary
Local regulation (Indonesia) and
nasional/international standar
Standard that has been
recognized by several
certification bodies (DNV, JACO,
SGS, BSI, BVQI, LRQA, JQA)
Based on Safety Map
(Australian Standard) and draft
AS/NZ 4801
Based on several standards such
as BS 8800 : 1996, Draft AS/NZ
4801, DNV OHSMS : 1997
- More compatible to ISO 9000
series, ISO 14000
17. INTI Dari Sistem Manajemen K3 ISO 45001:2018
1. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3
2. Kebijakan K3
3. Peran dan tanggung jawab
4. Peluang dan Risiko K3 serta Peanganannya
5. Proses untuk menangani Peluang dan Risiko K3
6. Metodologi dan kriteria penilaian risiko K3
7. Tujuan dan Rencana K3
8. Komunikasi & Operasional Kontrol
9. Proses kesiapsiagaan dan respon tanggap darurat
19. Klausal 1 : Scope
Organisasi menentukan ruang lingkup Sistem
Manajeme K3 , apakah akan menetapkan seluruh
area orhanisasi atau hanya sebagian dalam
menerapkan ISO 45001:2018
20. Klausal 2 : Normative references
Persyaratan normative yang dimaksud :
Semua Informasi terdokumentasi yang dijadikan
Acuan Dalam menerapkan Sistem Manajemen
K3 ISO45001:2018
21. Klausal 3 : Terms and Defenitions
Istilah dan definisi yand dimaksud :
Penjelasan definisi secara detail atas beberapa
istilah yang digunakan Dalam klausal ISO
45001:2018 Sistem Manajemen k3 itu sendiri
Dan menghindari kesalahpahaman organisasi
dalam mempelajari ISO 45001
22. Klausal 4 : Context of the Organization
Memahami organisasi dan konteksnya
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pihak yang
berkepentingan
4.3 Menentukan ruang lingkup sistem manajemen K3
4.4 sistem manajemen K3
Intermezo
23. Klausal 5 : Leadership
Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan komitmen
5.2 Kebijakan K3
5.3 Peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan otoritas
organisasi
24. K ebijakan K3 (OH&S Policy )
Kebijakan K3 harus:
• Sesuai dengan sifat dan skala resiko OH&S perusahaan.
• Termasuk komitmen untuk melakukan continual improvement
• Termasuk komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan OH&S dan
persyaratan lain.
• Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.
• Dikomunikasikan ke semua karyawan dengan maksud agar karyawan mengetahui
tanggung jawab mereka secara individu dalam OH&S.
• Tersedia untuk pihak yang berkepentingan.
• Di-review secara periodik untuk memastikan bahwa kebijakan tetap relevan dan
sesuai untuk organisasi.
25. Organisasi harus mendefinisikan peran, tanggung jawab dan peningkatan dari
sistem manajemen OH&S, untuk:
• Memastikan bahwa persyaratan sistem manajemen OH&S ditetapkan,
diimplementasikan dan dipelihara sesuai spesifikasi ISO 45001.
• Memastikan bahwa laporan kinerja sistem manajemen OH&S disampaikan
kepada top management untuk di-review dan menjadi dasar bagi peningkatan
sistem manajemen OH&S.
Semua yang memiliki tanggung jawab manajemen harus menunjukkan
komitmen mereka pada peningkatan kinerja OH&S secara terus menerus.
Structure & respons ibilities
26. Klausal 6 : Planning
Perencanaan
6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
6.1.1 Umum
6.1.2 Identifikasi bahaya
6.1.3 Penentuan persyaratan hukum & lainnya
6.1.4 Penilaian risiko
6.1.5 Merencanakan perubahan
6.1.6 Merencanakan untuk mengambil tindakan
6.2 OH & S tujuan dan perencanaan untuk mencapainya
27. Organisasi harus:
• Menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya, menilai
resiko dan melaksanakan langkah pengendalian yang diperlukan secara terus-
menerus (on-going), yang meliputi:
• Aktivitas rutin dan non-rutin.
• Aktivitas semua personil yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk
sub-kontraktor dan tamu).
• Fasilitas di tempat kerja, yang disediakan oleh organisasi atau pihak lain.
Organisasi harus mempertimbangkan hasil Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
dalam menetapkan Tujuan OH&S.
Planning for hazard identification, risk assess ment and ris k control
28. Legal & other requirements
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi
dan mengakses peraturan dan persyaratan OH&S lain yang applicable.
Organisasi harus menjaga informasi ini up-to-date. Informasi tentang peraturan
dan persyaratan lain ini harus dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak lain
yang relevan.
29. Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya & penilaian resiko harus:
• Didefinisikan sesuai dengan ruang lingkup, skala dan waktu untuk memastikan
lebih pro-aktif dari pada reaktif.
• Memberikan klasifikasi resiko yang dapat dieliminasi atau dikendalikan dengan
langkah-langkah pada Objective & Program OH&S.
• Memberikan input untuk menentukan persyaratan fasilitas, identifikasi kebutuhan
pelatihan dan/atau penyusunan pengendalian operasional.
• Memberikan monitoring dari langkah yang diperlukan untuk memastikan efektifitas
dan ketepatan dari implementasi.
Planning for hazard identification, risk assessment and risk control
Intermezo
30. Objectives
Organisasi harus menetapkan dan memelihara tujuan (objective) OH&S pada setiap
fungsi dan tingkat dari organisasi.
Saat menetapkan dan me-review tujuan OH&S, organisasi harus
mempertimbangkan peraturan dan persyaratan lain yang berlaku, bahaya dan resiko
OH&S, pilihan teknologi, persyaratan finansial, operational dan bisnis, dan
pandangan dari pihak yang berkepentingan.
Tujuan harus konsisten dengan kebijakan OH&S, termasuk komitmen untuk
continual improvement.
31. OH&S management programme
Organisasi harus menetapkan dan memelihara OH&S management programme
untuk mencapai tujuan.
Hal ini meliputi:
• Tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai tujuan pada fungsi dan tingkat
yang relevan dari organisasi.
• Cara dan skala waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
Program harus di-review secara berkala dan terencana. Jika perlu, program harus
diubah untuk mengantisipasi perubahan dalam aktivitas, produk, jasa atau
kondisi operasional dari organisasi.
32. Klausal 7 : Support
Dukungan
7.1 Sumber Daya
7.2 Kompetensi
7.3 Kesadaran
7.4 Informasi, komunikasi, partisipasi dan konsultasi
7.5 Informasi yang didokumentasikan
33. Training, Awareness & Competence
Personel yang ada harus memiliki kompetensi untuk melakukan tugas-tugas yang
berdampak pada OH&S di tempat kerja.
Diperlukan identifikasi kebutuhan pelatihan, peningkatan awareness secara terus-
menerus dan penetapan prosedur peningkatan kompetensi yang
memperhitungkan:
1. Tanggung jawab dan kemampuan dari setiap karyawan
2. Resiko yang terkait.
34. Consultation & Communication
Organisasi harus memiliki prosedur yang memastikan bahwa informasi OH&S
yang penting dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak lain yang
berkepentingan.
Keterlibatan karyawan dan pengaturan konsultasi harus didokumentasikan dan
pihak yang berkepentingan diberikan informasi.
Karyawan harus:
1. Terlibat dalam penyusunan dan pengkajian kebijakan dan prosedur untuk
mengelola resiko.
2. Dikonsultasikan dimana terdapat perubahan yang dapat mempengaruhi
kesehatan & keselamatan di tempat kerja.
3. Diwakili dalam masalah-masalah OH&S dan diinformasikan siapa perwakilan
OH&S mereka dan wakil manajemen OH&S.
35. Documentation
Organisasi harus menetapkan dan memelihara informasi, dalam media yang tepat
seperti kertas atau elektronik yang:
a. Mendefinisikan elemen inti dari sistem manajemen dan interaksi mereka.
b. Memberikan arahan bagi dokumentasi yang berkaitan.
Note: penting untuk menjaga dokumentasi pada tingkat yang minimum untuk efektifitas
dan efis iensi.
36. Document and Data Control
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua
dokumen dan data yang diperlukan oleh spesifikasi OHSAS 18001 untuk memastikan
bahwa:
a. Dapat diketahui lokasinya.
b. Secara periodik di-review, direvisi bila diperlukan dan disetujui kecukupannya oleh
personel yang di-otorisasi.
c. Versi terakhir dari dokumen dan data yang relevan tersedia di semua lokasi dimana
operasi yang penting bagi sistem OH&S dilakukan.
d. Dokumen dan data yang usang disingkirkan dari semua isu dan penggunaannya.
e. Arsip dokumen dan data yang disimpan untuk keperluan legal dan pemeliharaan
pengetahuan diidentifikasi.
Intermezo
37. Organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur dan program audit untuk mengaudit sistem
manajemen OH&S secara reguler untuk memastikan:
a. Kesesuaian sistem manajemen OH&S dengan perencanaan.
b. Adanya review dari audit sebelumnya.
c. Penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada manajemen.
Sejauh memungkinkan, audit harus dilakukan oleh pers onel yang independen, tidak terkait
langsung dengan aktivitas yang diaudit.
38. Klausal 8 : Operations
Operasi
8.1 Perencanaan dan kendali operasional
8.1.1 Umum
8.1.2 Hirarki Kontrol
8.2 Manajemen perubahan
8.3 Outsourcing
8.4 Pengadaan
8.5 Kontraktor
8.6 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
39. Operational Control
Organisasi harus mengidentifikasi operasi dan
aktivitas yang terkait dengan resiko teridentifikasi
dimana langkah pengendalian diperlukan.
Organisasi harus merencanakan aktivitas ini,
termasuk pemeliharaannya, untuk memastikan
dilakukan dalam kondisi yang dipersyaratkan dengan
cara:
a. Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi.
b. Mempersyaratkan kriteria operasi dalam prosedur.
c. Menetapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan resiko OH&S
teridentifikasi dari barang, peralatan dan jasa yang digunakan/dibeli oleh organisasi
dan mengkomunikasikan prosedur yang relevan serta persyaratan bagi suplier &
kontraktor.
d. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk desain dari tempat kerja, proses,
instalasi, permesinan, prosedur operasi dan organisasi kerja, termasuk adaptasi
mereka pada kemampuan manusia, untuk mengeliminasi atau mengurangi resiko
OH&S pada sumbernya.
40. Emerg ency preparedness & response
Organisasi harus menetapkan dan memelihara rencana dan prosedur untuk
mengidentifikasi potensi dan respons dari insiden dan situasi darurat dan untuk
mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan (luka & kerugian).
Organisasi harus mengkaji rencana tanggap darurat sesudah terjadinya insiden
atau situasi emergency.
Organisasi harus secara periodik melakukan pengujian terhadap prosedur
tersebut yang practicable.
41. Klausal 9 : Performance Evaluation
Evaluasi kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi
9.1.1 Umum
9.1.2 Evaluasi kepatuhan
9.2 Audit internal
9.2.1 Tujuan audit internal
9.2.2 Proses audit internal
9.3 Tinjauan manajemen
42. Organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja
OH&S secara berkala. Prosedur ini harus
memberikan:
Performance measurement and monitoring
a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Pemantauan sejauh mana tujuan OH&S organisasi dipenuhi.
c. Pengukuran secara pro-aktif kinerja yang memantau pemenuhan dari program
manajemen OH&S, kriteria operasional dan persyaratan perundangan yang
applicable.
d. Pengukuran secara reaktif kinerja untuk memantau accident, penyakit dan insiden
(termasuk near-miss) dan bukti historis lain atau kekurangan dari kinerja OH&S.
e. Pencatatan data dan hasil dari monitoring dan pengukuran yang memadai untuk
memfasilitasi analisis corrective & preventative action yang diperlukan.
43. Jika diperlukan peralatan pengukuran untuk mengukur dan memantau kinerja,
organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengkalibrasi dan
memelihara peralatan.
Catatan kalibrasi dan aktivitas pemeliharaan harus dipelihara.
Performance measurement and monitoring
44. Organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur dan program audit untuk mengaudit sistem
manajemen OH&S secara reguler untuk memastikan:
Audit
a. Kesesuaian sistem manajemen OH&S dengan perencanaan.
b. Adanya review dari audit sebelumnya.
c. Penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada manajemen.
Sejauh memungkinkan, audit harus dilakukan oleh pers onel yang independen, tidak terkait
langsung dengan aktivitas yang diaudit.
Intermezo
45. Management Review
Top Management harus secara berkala mengkaji sistem manajemen OH&S untuk
memastikan kesesuaiannya, kecukupannya dan efektifitasnya.
Proses management review harus memastikan bahwa informasi yang diperlukan
terkumpul untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasi. Review ini harus
didokumentasi.
Management review harus melihat kemungkinan kebutuhan untuk perubahan pada
kebijakan, objective dan elemen lain dari sistem manajemen OH&S, dengan melihat
hasil audit OH&S, kondisi yang berubah dan komitmen untuk continual improvement.
46. Klausal 10 : Improvment
Perbaikan
10.1 Insiden, ketidaksesuaian, dan tindakan korektif
10.2 Perbaikan berkelanjutan
47. Organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur untuk mendefinisikan tanggung jawab dan
wewenang untuk:
Accidents, incidents, non-conformances and corrective and
preventive action
a. Menangani dan menyelidiki:
• accident
• incident
• non-conformance
b. Mengambil tindakan untuk mengurangi dampak yang timbul dari accident, incident
atau non-conformance.
c. Memulai dan menyelesaikan tindakan korektif dan preventif.
d. Memastikan bahwa tindakan korektif & preventif yang efektif diambil.
48. Prosedur harus mewajibkan bahwa semua tindakan korektif dan preventif dikaji
melalui proses penilaian resiko sebelum diimplementasikan.
Tindakan korektif atau preventif yang diambil untuk mengeliminasi sebab dari non-
conformance aktual dan potensial harus sesuai dengan besarnya masalah dan
sesuai dengan resiko OH&S yang dihadapi.
Organisasi harus mengimplementasikan dan mencatat perubahan dalam prosedur
terdokumentasi akibat tindakan korektif dan preventif ini.
Accidents, incidents, non-conformances and corrective
and preventive action
49. Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi,
memelihara dan mendisposisi catatan OH&S, serta hasil dari audit dan review.
Catatan OH&S harus jelas, dapat diidentifikasi dan dapat ditelusuri pada aktivitas
terkait. Catatan OH&S harus disimpan dan dipelihara dengan cara yang baik.
Catatan harus dipelihara, sesuai dengan sistem dan organisasi untuk
mendemonstrasikan pemenuhan pada spesifikasi ISO 45001.
R ecords & R ecords Management
50. Langkah Implementasi & Sertifikasi Sistem Manajemen K3
ISO 45001:2018
Tahap I. Persiapan
Pembentukan Tim ISO 45001:2018 di organisasi
Melakukan analisa kondisi awal ( gap Analisis )
Menentukan ruang lingkup SMK3 ISO 45001:2018 yang akan di terapkan
( Manual Mutu atau Company profile )
Pelatihan Pemahaman SMK3 ISO 4501:2018 ke seluruh karyawan
Pelatihan Pembuatan Dokumen
Tahap II. Pengembangan
Melakukan pembuatan dokumen yang menunjang sistem Manajemen K3
ISO 45001:2018 di organisasi
Intermezo
51. Dokumen Wajib
1. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3 (klausul 4.3)
2. Kebijakan K3 (klausul 5.2)
3. Peran dan tanggung jawab (klausul 5.3)
4. Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
5. Proses yang diperlukan untuk menangani Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
6. Metodologi dan kriteria penilaian risiko K3 (klausul 6.1.2)
7. Tujuan dan rencana K3 (klausul 6.2.2)
8. Komunikasi (klausul 7,4)
9. Operasional kontrol (klausul 8.1.1)
10.Proses kesiapsiagaan dan respon tanggap darurat (klausul 8.6)
52. Rekaman Wajib
1. Hukum yang berlaku dan persyaratan lain (klausul 6.1.3)
2. Catatan pelatihan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi (klausul 7,2)
3. Hasil pemantauan dan pengukuran (klausul 9.1)
4. Kalibrasi dan verifikasi pemantauan dan mengukur peralatan (klausul 9.1)
5. Evaluasi kewajiban (klausul 9.1.2)
6. Program internal audit (klausul 9.2.2)
7. Hasil audit internal (klausul 9.2.2)
8. Hasil kajian manajemen (klausul 9.3)
9. Insiden dan nonconformities (klausul 10.1)
10. Hasil tindakan korektif (klausul 10.1)
53. Tahap III. Audit Internal
proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti
audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
sejauhmana kriteria audit dipenuhi. Audit mutu didefinisikan sebagai proses
sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana
kriteria audit dipenuhi
Tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan
signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen,
perbaikan dan/atau perubahan.
Tahap IV. Audit Eksternal ( Sertifikasi oleh Badan Sertifikasi )
Setelah melakukan rapat tinjauan manajemen dilakukan sertifikasi