1. “GAMBLING ONLINE”
Disusun Oleh
Kelompok 6 (Enam) :
Tika Puji Kurniawati 11102871
Dessi Dwi Isnani 11113190
Umi Alfiyah 11112436
Dwi Maruti 11114286
Sri Imeldawati
2. PENGERTIAN GAMBLING
Gambling disebut juga perjudian atau taruhan dari uang atau sesuatu dari
bahan nilai pada sebuah peristiwa dengan hasil yang tidak pasti dengan
tujuan utama memenangkan uang tambahan atau barang materi, yang mana
perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional, akan tetapi banyak
terdapat pada dunia cyber yang berskala mengglobal. Perjudian adalah suatu
kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang atau sesuatu yang berharga
dimana pemenang mmperoleh uang daru yang kalah.
Definisi Perjudian
Menurut buku The Individual in the Economy, A Textbook of Economic
Psychology (1987). perjudian tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kondisi
dimana terdapat potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal
yang mengandung risiko. Namun demikian, perbuatan mengambil risiko
dalam perilaku berjudi, perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain
yang juga mengandung risiko.
3. UU ITE Tentang Perjudian Online
Sebagaimana di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini yang
mengharamkan tindakan perjudian dalam bentuk apapun, maka
pemerintah indonesia mencantumkan larangan terhadap
perjudian yang dilakukan melalui internet. demi mencegah dan
mengurangi maraknya perjudian melalui internet tersebut,
pemerintah mencantumkan larangan akan perjudian melalui
internet dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) tahun 2008 pada bab vii tentang "Perbuatan
Yang Dilarang“
• Pasal 27 ayat (2)
• BAB III tentang "Informasi, Dokumen, dan Tanda Tangan
Elektronik“ Pasal 5 ayat (1) dan (2)
• BAB X tentang "Penyidikan“ Pasal 43 ayat (3)
• BAB XI tentang "Ketentuan Pidana“ Pasal 45 ayat (1)
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Berjudi
Bahwa perilaku berjudi memiliki banyak efek samping yang
merugikan bagi si penjudi maupun keluarganya mungkin sudah
sangat banyak disadari oleh para penjudi. Anehnya tetap saja
mereka menjadi sulit untuk meninggalkan perilaku berjudi jika sudah
terlanjur mencobanya.
Dari berbagai hasil penelitian lintas budaya yang telah dilakukan para
ahli diperoleh 5 (lima) faktor yang amat berpengaruh dalam
memberikan kontribusi pada perilaku berjudi. Kelima faktor tersebut
adalah:
1. Faktor Sosial & Ekonomi
2. Faktor Situasional Situasi
3. Faktor Belajar
4. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan
5. Faktor Persepsi terhadap Ketrampilan
5. Pada dasarnya ada 3 (tiga) tingkatan atau tipe penjudi, yaitu:
1. Social Gambler
Penjudi tingkat pertama adalah para penjudi yang masuk dalam kategori
"normal" atau seringkali disebut social gambler, yaitu penjudi yang sekali-
sekali pernah ikut membeli lottery (kupon undian), bertaruh dalam pacuan
kuda, bertaruh dalam pertandingan bola, permainan kartu atau yang
lainnya.
2. Problem Gambler
Penjudi tingkat kedua disebut sebagai penjudi "bermasalah" atau problem
gambler, yaitu perilaku berjudi yang dapat menyebabkan terganggunya
kehidupan pribadi, keluarga maupun karir, meskipun belum ada indikasi
bahwa mereka mengalami suatu gangguan kejiwaan.
3. Pathological Gambler
Penjudi tingkat ketiga disebut sebagai penjudi "pathologis" atau
pathological gambler atau compulsive gambler. Ciri-ciri penjudi tipe ini
adalah ketidakmampuannya melepaskan diri dari dorongan-dorongan
untuk berjudi.
6. Dalam menyikapi PERILAKU BERJUDI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI, ada
beberapa hal yang mungkin perlu anda perhatikan :
• Mengingat bahwa perjudian amat sulit untuk diberantas, maka hal pertama yg
perlu diperhatikan untuk melindungi anggota keluarga agar tidak terlibat dalam
perjudian adalah melalui penanaman nilai-nilai luhur di mulai dari keluarga, selaku
komunitas terkecil dalam masyarakat. Kalau orangtua dapat menanamkan nilai-
nilai luhur pada anak-anak sejak usia dini maka anak akan memiliki kontrol diri
dan kontrol sosial yang kuat dalam kehidupannya, sehingga mampu memilih
alternatif terbaik yang berguna bagi dirinya dan masyarakat di sekitarnya.
Penanaman nilai-nilai bukan hanya sekedar dilakukan dengan kata-kata tetapi
juga lebih penting lagi melalui keteladanan dari orangtua.
• Mengingat pula bahwa perilaku berjudi sangat erat kaitannya dengan pola pikir
seseorang dalam memilih suatu alternatif, maka sangatlah perlu bagi orangtua,
pendidik dan para alim ulama untuk mengajarkan pola pikir rasional. Pola pikir
rasional yang saya maksudkan adalah mengajarkan seseorang untuk melihat
segala sesuatu dari berbagai segi, sebelum memutuskan untuk menerima atau
menolak alternatif yang ditawarkan. Dengan memiliki kemampuan berpikir
rasional seseorang tidak akan dengan mudah untuk mengambil jalan pintas.
7. Dalam menyikapi PERILAKU BERJUDI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI, ada
beberapa hal yang mungkin perlu anda perhatikan :
• Bagi anda yang merasa sudah sangat sulit untuk meninggalkan perilaku
berjudi, sebaiknya anda tidak segan-segan atau malu untuk meminta
bantuan orang-orang professional seperti psikiater, psikolog, konselor atau
terapist. Bekerjasamalah dengan mereka untuk melepaskan diri dari masalah
perjudian.
• Jika memang tidak memiliki pengendalian diri yang tinggi maka jangan
sekali-kali anda mencoba untuk berjudi, sekalipun itu hanya perilaku berjudi
tingkat pertama. Jangan pula menjadikan judi sebagai pelarian dari berbagai
masalah kehidupan anda sehari-hari. Jika memang memiliki masalah
mintalah bantuan pada orang-orang professional, bukan pergi ke tempat-
tempat perjudian.
• Perkuat iman kepada Tuhan dan perbanyak kegiatan-kegiatan yang bersifat
religius. Dengan meningkatkan iman dan selalu mengingat ajaran agama
anda masing-masing maka kemungkinan untuk terlibat perjudian secara
kompulsif akan semakin kecil.
8. Studi Kasus GAMBLING
• Situs Judi Online Dikelola
Layaknya Perusahaan
• Judi Togel online dibekuk Tim
BUSER Polres Nunukan